• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG ANDROPAUSE DI DESA SAMBI BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG ANDROPAUSE DI DESA SAMBI BOYOLALI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 45 TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG

ANDROPAUSE DI DESA SAMBI BOYOLALI

Knowledge Level Head Of The Family About Andropause In Village Sambi Boyolali

Ida Aana, Nur Hikmah

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

ABSTRACT

Andropause is a condition of a decrease in testosterone in men. The term andropause is still unfamiliar heard by the public. Based on preliminary studies conducted by researchers at the Village Sambi, District Sambi, Boyolali using interviews conducted on 10 respondents family head result 8 people do not know about about andropause and 2 mengatahui understanding of andropause. This study aims to determine the level of knowledge about andropause family head in the village of Sambi.

This type of research is descriptive research method. Measuring instrument used to collect data by distributing questionnaires. Using Probability Sampling technique is by Proportional Stratified Random Sampling. Samples were heads of families in the village Sambi amounted to 115 respondents.

Based on the analysis of data from 115 respondents, the majority have sufficient knowledge about andropause which 56 (48.70%). It is influenced by several factors as many as 39 people (33.91%) aged between 30-39 years. Based on the educational status of the majority of the high school education level is 48 people (41.74%), based on employment status a majority of 55 votes (57.83%) work, information factors, environmental factors and socio-cultural factors.

The conclusions of this research is the level of knowledge about the family head andropause majority of respondents have enough knowledge level. Suggestions for heads of households is expected to increase knowledge about andropause. Suggestions for midwives or health workers are expected to increase the provision of information about andropause.

(2)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 46 ABSTRAK

Andropause adalah kondisi penurunan hormon testosteron pada laki-laki. Istilah andropause masih asing didengar oleh masyarakat. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Sambi, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali dengan menggunakan metode wawancara yang dilakukan pada 10 responden kepala keluarga diperoleh hasil 8 orang tidak tahu mengenai tentang andropause dan 2 orang mengatahui pengertian tentang andropause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali.

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data dengan membagikan kuesioner. Menggunakan teknik Probability Sampling yaitu dengan Proportional Stratified Random Sampling. Sampel penelitian adalah kepala keluarga di Desa Sambi berjumlah 115 responden.

Berdasarkan analisa data dari 115 responden, mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang andropause yaitu 56 orang (48.70%). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebanyak 39 orang (33.91%) berusia antara 30-39 tahun. Berdasarkan status pendidikan mayoritas dengan tingkat pendidikan SMA yaitu 48 orang (41.74%), berdasarkan status pekerjaan mayoritas 55 orang ( 57.83%) bekerja, faktor informasi, faktor lingkungan dan faktor sosial budaya.

Simpulan pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang andropause mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup. Saran bagi kepala keluarga diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang andropause. Saran bagi bidan atau tenaga kesehatan diharapkan untuk menambah pemberian informasi tentang andropause.

Kata Kunci: Pengetahuan, Andropause

PENDAHULUAN

Andropause adalah kondisi penurunan hormon testoteron pada laki-laki. Hal ini berbeda dengan wanita yaitu terjadi secara bertahap. Sekitar 30% laki-laki usia 50 tahun mengalami andropause. Andropause bisa terjadi pada pria berumur 40 tahun atau pada pria 80 tahun. Untuk mempermudah mendeteksi andropause jika fungsi

seksual pria menurun dan pria merasa kesulitan dalam ereksi Istilah andropause masih asing didengar oleh masyarakat. Andropause memang

kurang dikenal jika dibandingkan dengan menopause. Informasi mengenai

(3)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 47 meningkat di dalam masyarakat

(Saryono dan Badrushshalih, 2010). Prevalensi andropause dapat diduga berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. Sebagian pria telah mengalami sindrom andropause sejak usia 30 tahun dengan jumlah yang relatif kecil yaitu kurang lebih 5% (Pangkahila,

2007).

Umur harapan hidup laki-laki di dunia pada awal abad adalah 39 tahun, sedangkan saat ini adalah 64 tahun. Di Amerika data menyebutkan bahwa sindrom andropause dialami oleh sekitar 15% pria usia 40-60 tahun, tetapi hanya sekitar 5% yang mendapat pengobatan. Sedangkan 54 % pria menunjukkan gejala andropause pada kelompok umur 60–90 tahun. Negara Indonesia, umur harapan hidup pada tahun 2000 adalah 68 tahun dan diprediksikan akan meningkat menjadi 74 tahun pada tahun 2025 (Taher, 2005).

Menurut Setiawati Ika (2005) melaporkan bahwa di Bantul Yogyakarta 34,17 % pria usia diatas 30

tahun mengalami gejala andropause ringan dan 1,67 % mengalami gejala andropause sedang.

Pentingnya pengetahuan tentang andropause sebagai informasi bagi masyarakat luas dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam dirinya selama masa andropause. Tujuan penelitian untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Andropause di Desa Sambi Kabupaten

Boyolali

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sambi Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa Sambi

(4)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 48 Sambi. Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner tertutup. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dengan rumus persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pengetahuan Tentang Andropause Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Andropause

No Pengetahuan Frekuensi Presentase

1 2 3 Baik Cukup Kurang 21 56 38 18.26% 48.70% 33.04%

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel 1 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki

pengetahuan yang cukup yaitu 56 orang (48.70%).

Pengetahuan Tentang Pengertian Andropause

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Pengertian Andropause

No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 25 58 32 21.74% 50.43% 27.83%

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel 2 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan cukup tenteang pengertian andropause yaitu 58 orang (50.43%).

Pengetahuan Tentang Fisiologi Andropause

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Fisiologi Andropause

No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 27 46 42 23.48% 40% 36.52%

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel 3 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan cukup tentang fisiologi andropause yaitu 46 orang (48.7%).

Pengetahuan Tentang Tanda dan Gejala Andropause

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Tanda dan Gejala Andropause

No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 47 30 38 40.87% 26.09% 33.04%

Jumlah 115 100%

(5)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 49 Boyolali, mayoritas memiliki

pengetahuan baik tentang tanda dan gejala andropause yaitu 47 orang (40.87%).

Pengetahuan Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Andropause Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Andropause

No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1

2 3

Baik Cukup Kurang

34 38 43

29.56% 33.04% 37.04%

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel 5 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan kurang tentang faktor-faktor yang mempengaruhi andropause yaitu 43 orang (37.04%).

Pengetahuan Tentang Diagnosis Andropause

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Diagnosis Andropause

No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1

2 3

Baik Cukup Kurang

21 56 38

18.26% 48.70% 33.04%

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel 6 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten

Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan baik tentang diagnosis andropause yaitu 42 orang (36.52%).

Pengetahuan Tentang Pengobatan Andropause

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Pengobatan Andropause

No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1

2 3

Baik Cukup Kurang

65 29 21

56.52% 25.22% 18.26%

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel 7 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan baik tentang pengobatan

andropause yaitu 65 orang (56.52%).

Bahasan

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 56 orang ( 48.70%).

(6)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 50 penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini yaitu faktor umur, faktor pendidikan, faktor pekerjaan, informasi, faktor lingkungan dan faktor sosial budaya. Menurut Wawan dan Dewi ( 2011) yaitu faktor umur adalah semakin cukup umur seseorang, semakin matang kekuatan seseorang dalam berfikir dengan logis dan bekerja; faktor pendidikan adalah mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin menerima informasi;

faktor pekerjaan adalah pekerjaan dapat memberikaan pengetahuan yang luas bagi seseorang, karena dengan bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan; Informasi adalah Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan; faktor lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok; faktor sosial budaya adalah kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Kepala Keluarga di Desa Sambi mayoritas berusia 30-39 tahun sebanyak 39 orang (33,91%), mayoritas kepala keluarga memiliki tingkat pedididkan menengah sebanyak 48 orang (41.74%) dan kepala keluarga mayoritas bekerja

sebanyak 115 orang (100%). Sehingga mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Berdasarkan penelitian yang

(7)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 51 memiliki tingkat pendidikan SMA

sebanyak 20 orang (35.1%) dan responden mayoritas bekerja sebanyak 38 orang (66.7%).

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengertian andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali

mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 58 orang (50.43%).

Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia di mana terjadi penurunan kemampuan fisik, seksual dan psikologi terjadi pada usia 40-80 tahun.(Indrayanto,2010).

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor umur. Semakin cukup umur seseorang, semakin matang kekuatan seseorang dalam berfikir dengan logis dan bekerja (Wawan dan Dewi 2011). Kepala Keluarga di Desa Sambi mayoritas berusia 30-39 tahun sebanyak 39 orang (33,91%) sehingga pola berfikir logis semakin berkembang dan menambah pengetahuan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Darma (2012) dengan judul pengetahuan lansia tentang andropause

di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat dengan hasil tingkat pengetahuan lansia tentang andropause mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 38 orang (66.7%) dari 57 responden mayoritas responden berusia 60 tahun adalah 18 orang (31.60%).

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang fisiologi andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 46 orang (40%).

Testosteron merupakan hormon seks laki-laki (androgen) yang paling penting. Andropause terjadi karena ada penurunan kadar hormon testosteron pada pria (Indrayanto,2010)

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor sosial budaya. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah

(8)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 52 Sosial budaya yang ada di Desa

Sambi yaitu diadakannya perkumpulan bapak-bapak setiap bulan sekali dan diadakannya pengajian. Pada kegiatan tersebut terjadi pertukaran informasi dan akan mempengaruhi pengetahuan kepala keluarga.

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang tanda dan gejala andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 47 orang (40.87%).

Tanda dan gejala andropause

meliputi: gangguan vasomotor seperti mudah lelah, menurunnya konsentrasi, berkurangnya ketajaman mental/intuisi,

depresi gangguan fungsi kognitif dan suasana hati, gangguan virilitas serta gangguan seksual (Pangkahila, 2007).

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor pekerjaan. Pekerjaan dapat memberikaan pengetahuan yang luas bagi seseorang, karena dengan bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan (Wawan dan Dewi 2011).

Kepala keluarga di Desa Sambi mayoritas bekerja yaitu 115 orang (100%). Hal ini menyebabkan dalam bekerja terjadi interaksi antar manusia sehingga bertambahnya pengetahuan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Darma (2012) dengan judul pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat dengan hasil tingkat pengetahuan lansia tentang andropause mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 38 orang (66.7%) dari 57 responden . Mayoritas responden bekerja sebanyak 38 orang

(66.7%).

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala

keluarga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang kurang yaitu 43 orang (37.04%).

(9)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 53 yang kurang baik dan merokok

(Indrayanto, 2010).

Faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah faktor informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Wawan dan Dewi 2011). Pada penelitian ini, kepala keluarga di Desa Sambi mayoritas tidak mendapatkan informasi sebanyak 84 orang (73.04%) dari 115 responden sehingga mempengaruhi pengetahuan yang rendah.

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang diagnosis andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 42 orang (36.52%).

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan

dan Dewi 2011). Hal ini menyebabkan pola hidup yang berebeda dan terjadi interaksi antar manusia sehingga mempengaruhi pengetahuan.

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengobatan andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali

mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 65 orang (56.52%).

Menurut Saryono dan

Badrushshalih (2010), pengobatan andropause ada beberapa cara yaitu: Per Oral, Per Intra Muskuler Injection dan Transdermal.

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin menerima informasi (Wawan dan Dewi 2011). Kepala keluarga di Desa Sambi mayoritas memiliki tingkat pendidikan

(10)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 54 memudahkan seseorang dalam

menerima informasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Darma (2012) dengan judul pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat dengan hasil tingkat pengetahuan lansia tentang andropause mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 38 orang (66.7%) dari 57 responden. Responden mayoritas memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 20 orang (35.1%).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Pengetahuan kepala keluarga tentang andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup.

2. Pengetahuan kepala keluarga tentang pengertian andropause mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup.

3. Pengetahuan kepala keluarga tentang

fisiologi andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat

pengetahuan yang cukup.

4. Pengetahuan kepala keluarga tentang tanda dan gejala andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. 5. Pengetahuan kepala keluarga tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang.

6. Pengetahuan kepala keluarga tentang diagnosis andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.

7. Penelitian mengenai tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengobatan andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.

Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis mengenai andropause sehingga menambah wawasan baru untuk pembelajaran pribadi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Institusi Pendidikan

(11)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 55 meningkatkan pengetahuan bagi

mahasiswa serta pembaca tentang andropause.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenagan kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan pemberian informasi tentang andropause, sehingga kepala keluarga

dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi selama masa andropause. 4. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepala keluarga dapat menambah wawasanntentang andropause sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kepala keluarga yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Darma, A. S. 2012. Pengetahuan Lansia Tentang Andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Skripsi

Indrayanto, Y. 2010. Jurnal Kesehatan. Andropause. h. 1-10

Notoatmodjo S. 2011. Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h. 10-8, h. 147, h. 148-50

Pangkahila, W. 2007. Seks yang Membahagiakan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. h. 42-5, h. 64-5

Saryono dan Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

h. 185-7

Saryono dan Badrushshalih.M. 2010. Andropause ( Menapause pada Laki-laki). Yogyakarta: Nuha Medika. h. 60-3, h. 78-9. h. 85-6

Setiawati, I. 2005. Prevalensi Andropause Pada Pria Usia 30 Tahun Ke Atas Di Kabupaten Bantul Propinsi D.I. Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi

Taher, A. 2005. Proportion and acceptance of andropause symptoms among elderly men. The Indonesian Journal of Internal Medicine.

h. 82

Referensi

Dokumen terkait

Lainsäädännön kannalta ongelmallista voisi olla myös alaikäisille maksettava perustulo, jolloin olisi pohdittava sitä, kenellä on oikeus käyttää lain mukaan lapseksi

Tetapi cakupan ANC (K4), linakes dan KF tidak menunjukkan bahwa region IBT lebih rendah dari region lainnya mengapa demikian? PPP adalah kasus komplikasi yang membutuhkan

Universitas Kristen Maranatha Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun

Adapun penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu : penelitian mengenai Rotasi, Mutasi dan Promosi karyawan di Kantor Pelayanan Pajak

dengan cara menginokulasikan kultur murni Bacillus megaterium pada media NA miring dengan metode goresan, kemudian diinkubasi pada suhu kamar..

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran berbasis smartphone (android) pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMA Negeri 2 Makassar

Situasi dan kondisi yang sudah tidak seperti dulu lagi serta munculnya bermacam-macam hiburan anak termasuk mainan modern menyebabkan anak-anak sekarang tidak lagi mengenal

From total results of TAS (Total Attractiveness Score) on QSPM matrix, the product innovation strategy is higher than market penetration and increasing number of