Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 45 TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG
ANDROPAUSE DI DESA SAMBI BOYOLALI
Knowledge Level Head Of The Family About Andropause In Village Sambi Boyolali
Ida Aana, Nur Hikmah
Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
Andropause is a condition of a decrease in testosterone in men. The term andropause is still unfamiliar heard by the public. Based on preliminary studies conducted by researchers at the Village Sambi, District Sambi, Boyolali using interviews conducted on 10 respondents family head result 8 people do not know about about andropause and 2 mengatahui understanding of andropause. This study aims to determine the level of knowledge about andropause family head in the village of Sambi.
This type of research is descriptive research method. Measuring instrument used to collect data by distributing questionnaires. Using Probability Sampling technique is by Proportional Stratified Random Sampling. Samples were heads of families in the village Sambi amounted to 115 respondents.
Based on the analysis of data from 115 respondents, the majority have sufficient knowledge about andropause which 56 (48.70%). It is influenced by several factors as many as 39 people (33.91%) aged between 30-39 years. Based on the educational status of the majority of the high school education level is 48 people (41.74%), based on employment status a majority of 55 votes (57.83%) work, information factors, environmental factors and socio-cultural factors.
The conclusions of this research is the level of knowledge about the family head andropause majority of respondents have enough knowledge level. Suggestions for heads of households is expected to increase knowledge about andropause. Suggestions for midwives or health workers are expected to increase the provision of information about andropause.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 46 ABSTRAK
Andropause adalah kondisi penurunan hormon testosteron pada laki-laki. Istilah andropause masih asing didengar oleh masyarakat. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Sambi, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali dengan menggunakan metode wawancara yang dilakukan pada 10 responden kepala keluarga diperoleh hasil 8 orang tidak tahu mengenai tentang andropause dan 2 orang mengatahui pengertian tentang andropause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data dengan membagikan kuesioner. Menggunakan teknik Probability Sampling yaitu dengan Proportional Stratified Random Sampling. Sampel penelitian adalah kepala keluarga di Desa Sambi berjumlah 115 responden.
Berdasarkan analisa data dari 115 responden, mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang andropause yaitu 56 orang (48.70%). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebanyak 39 orang (33.91%) berusia antara 30-39 tahun. Berdasarkan status pendidikan mayoritas dengan tingkat pendidikan SMA yaitu 48 orang (41.74%), berdasarkan status pekerjaan mayoritas 55 orang ( 57.83%) bekerja, faktor informasi, faktor lingkungan dan faktor sosial budaya.
Simpulan pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang andropause mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup. Saran bagi kepala keluarga diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang andropause. Saran bagi bidan atau tenaga kesehatan diharapkan untuk menambah pemberian informasi tentang andropause.
Kata Kunci: Pengetahuan, Andropause
PENDAHULUAN
Andropause adalah kondisi penurunan hormon testoteron pada laki-laki. Hal ini berbeda dengan wanita yaitu terjadi secara bertahap. Sekitar 30% laki-laki usia 50 tahun mengalami andropause. Andropause bisa terjadi pada pria berumur 40 tahun atau pada pria 80 tahun. Untuk mempermudah mendeteksi andropause jika fungsi
seksual pria menurun dan pria merasa kesulitan dalam ereksi Istilah andropause masih asing didengar oleh masyarakat. Andropause memang
kurang dikenal jika dibandingkan dengan menopause. Informasi mengenai
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 47 meningkat di dalam masyarakat
(Saryono dan Badrushshalih, 2010). Prevalensi andropause dapat diduga berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. Sebagian pria telah mengalami sindrom andropause sejak usia 30 tahun dengan jumlah yang relatif kecil yaitu kurang lebih 5% (Pangkahila,
2007).
Umur harapan hidup laki-laki di dunia pada awal abad adalah 39 tahun, sedangkan saat ini adalah 64 tahun. Di Amerika data menyebutkan bahwa sindrom andropause dialami oleh sekitar 15% pria usia 40-60 tahun, tetapi hanya sekitar 5% yang mendapat pengobatan. Sedangkan 54 % pria menunjukkan gejala andropause pada kelompok umur 60–90 tahun. Negara Indonesia, umur harapan hidup pada tahun 2000 adalah 68 tahun dan diprediksikan akan meningkat menjadi 74 tahun pada tahun 2025 (Taher, 2005).
Menurut Setiawati Ika (2005) melaporkan bahwa di Bantul Yogyakarta 34,17 % pria usia diatas 30
tahun mengalami gejala andropause ringan dan 1,67 % mengalami gejala andropause sedang.
Pentingnya pengetahuan tentang andropause sebagai informasi bagi masyarakat luas dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam dirinya selama masa andropause. Tujuan penelitian untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Andropause di Desa Sambi Kabupaten
Boyolali
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sambi Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa Sambi
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 48 Sambi. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner tertutup. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dengan rumus persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Pengetahuan Tentang Andropause Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Andropause
No Pengetahuan Frekuensi Presentase
1 2 3 Baik Cukup Kurang 21 56 38 18.26% 48.70% 33.04%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan tabel 1 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki
pengetahuan yang cukup yaitu 56 orang (48.70%).
Pengetahuan Tentang Pengertian Andropause
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Pengertian Andropause
No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 25 58 32 21.74% 50.43% 27.83%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan tabel 2 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan cukup tenteang pengertian andropause yaitu 58 orang (50.43%).
Pengetahuan Tentang Fisiologi Andropause
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Fisiologi Andropause
No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 27 46 42 23.48% 40% 36.52%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan tabel 3 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan cukup tentang fisiologi andropause yaitu 46 orang (48.7%).
Pengetahuan Tentang Tanda dan Gejala Andropause
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Tanda dan Gejala Andropause
No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 47 30 38 40.87% 26.09% 33.04%
Jumlah 115 100%
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 49 Boyolali, mayoritas memiliki
pengetahuan baik tentang tanda dan gejala andropause yaitu 47 orang (40.87%).
Pengetahuan Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Andropause Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Andropause
No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1
2 3
Baik Cukup Kurang
34 38 43
29.56% 33.04% 37.04%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan tabel 5 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan kurang tentang faktor-faktor yang mempengaruhi andropause yaitu 43 orang (37.04%).
Pengetahuan Tentang Diagnosis Andropause
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Diagnosis Andropause
No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1
2 3
Baik Cukup Kurang
21 56 38
18.26% 48.70% 33.04%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan tabel 6 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten
Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan baik tentang diagnosis andropause yaitu 42 orang (36.52%).
Pengetahuan Tentang Pengobatan Andropause
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Pengobatan Andropause
No Pengetahuan Frekuensi Presentase 1
2 3
Baik Cukup Kurang
65 29 21
56.52% 25.22% 18.26%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan tabel 7 dari 115 responden di Desa Sambi Kabupaten Boyolali, mayoritas memiliki pengetahuan baik tentang pengobatan
andropause yaitu 65 orang (56.52%).
Bahasan
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 56 orang ( 48.70%).
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 50 penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini yaitu faktor umur, faktor pendidikan, faktor pekerjaan, informasi, faktor lingkungan dan faktor sosial budaya. Menurut Wawan dan Dewi ( 2011) yaitu faktor umur adalah semakin cukup umur seseorang, semakin matang kekuatan seseorang dalam berfikir dengan logis dan bekerja; faktor pendidikan adalah mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin menerima informasi;
faktor pekerjaan adalah pekerjaan dapat memberikaan pengetahuan yang luas bagi seseorang, karena dengan bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan; Informasi adalah Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan; faktor lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok; faktor sosial budaya adalah kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Kepala Keluarga di Desa Sambi mayoritas berusia 30-39 tahun sebanyak 39 orang (33,91%), mayoritas kepala keluarga memiliki tingkat pedididkan menengah sebanyak 48 orang (41.74%) dan kepala keluarga mayoritas bekerja
sebanyak 115 orang (100%). Sehingga mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Berdasarkan penelitian yang
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 51 memiliki tingkat pendidikan SMA
sebanyak 20 orang (35.1%) dan responden mayoritas bekerja sebanyak 38 orang (66.7%).
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengertian andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali
mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 58 orang (50.43%).
Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia di mana terjadi penurunan kemampuan fisik, seksual dan psikologi terjadi pada usia 40-80 tahun.(Indrayanto,2010).
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor umur. Semakin cukup umur seseorang, semakin matang kekuatan seseorang dalam berfikir dengan logis dan bekerja (Wawan dan Dewi 2011). Kepala Keluarga di Desa Sambi mayoritas berusia 30-39 tahun sebanyak 39 orang (33,91%) sehingga pola berfikir logis semakin berkembang dan menambah pengetahuan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Darma (2012) dengan judul pengetahuan lansia tentang andropause
di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat dengan hasil tingkat pengetahuan lansia tentang andropause mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 38 orang (66.7%) dari 57 responden mayoritas responden berusia 60 tahun adalah 18 orang (31.60%).
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang fisiologi andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 46 orang (40%).
Testosteron merupakan hormon seks laki-laki (androgen) yang paling penting. Andropause terjadi karena ada penurunan kadar hormon testosteron pada pria (Indrayanto,2010)
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor sosial budaya. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 52 Sosial budaya yang ada di Desa
Sambi yaitu diadakannya perkumpulan bapak-bapak setiap bulan sekali dan diadakannya pengajian. Pada kegiatan tersebut terjadi pertukaran informasi dan akan mempengaruhi pengetahuan kepala keluarga.
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang tanda dan gejala andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 47 orang (40.87%).
Tanda dan gejala andropause
meliputi: gangguan vasomotor seperti mudah lelah, menurunnya konsentrasi, berkurangnya ketajaman mental/intuisi,
depresi gangguan fungsi kognitif dan suasana hati, gangguan virilitas serta gangguan seksual (Pangkahila, 2007).
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor pekerjaan. Pekerjaan dapat memberikaan pengetahuan yang luas bagi seseorang, karena dengan bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan (Wawan dan Dewi 2011).
Kepala keluarga di Desa Sambi mayoritas bekerja yaitu 115 orang (100%). Hal ini menyebabkan dalam bekerja terjadi interaksi antar manusia sehingga bertambahnya pengetahuan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Darma (2012) dengan judul pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat dengan hasil tingkat pengetahuan lansia tentang andropause mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 38 orang (66.7%) dari 57 responden . Mayoritas responden bekerja sebanyak 38 orang
(66.7%).
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala
keluarga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang kurang yaitu 43 orang (37.04%).
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 53 yang kurang baik dan merokok
(Indrayanto, 2010).
Faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah faktor informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Wawan dan Dewi 2011). Pada penelitian ini, kepala keluarga di Desa Sambi mayoritas tidak mendapatkan informasi sebanyak 84 orang (73.04%) dari 115 responden sehingga mempengaruhi pengetahuan yang rendah.
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang diagnosis andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 42 orang (36.52%).
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan
dan Dewi 2011). Hal ini menyebabkan pola hidup yang berebeda dan terjadi interaksi antar manusia sehingga mempengaruhi pengetahuan.
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengobatan andropause di Desa Sambi Kabupaten Boyolali
mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 65 orang (56.52%).
Menurut Saryono dan
Badrushshalih (2010), pengobatan andropause ada beberapa cara yaitu: Per Oral, Per Intra Muskuler Injection dan Transdermal.
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin menerima informasi (Wawan dan Dewi 2011). Kepala keluarga di Desa Sambi mayoritas memiliki tingkat pendidikan
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 54 memudahkan seseorang dalam
menerima informasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Darma (2012) dengan judul pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat dengan hasil tingkat pengetahuan lansia tentang andropause mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu 38 orang (66.7%) dari 57 responden. Responden mayoritas memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 20 orang (35.1%).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1. Pengetahuan kepala keluarga tentang andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup.
2. Pengetahuan kepala keluarga tentang pengertian andropause mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup.
3. Pengetahuan kepala keluarga tentang
fisiologi andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang cukup.
4. Pengetahuan kepala keluarga tentang tanda dan gejala andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. 5. Pengetahuan kepala keluarga tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang.
6. Pengetahuan kepala keluarga tentang diagnosis andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.
7. Penelitian mengenai tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengobatan andropause, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.
Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis mengenai andropause sehingga menambah wawasan baru untuk pembelajaran pribadi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Institusi Pendidikan
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 55 meningkatkan pengetahuan bagi
mahasiswa serta pembaca tentang andropause.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenagan kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan pemberian informasi tentang andropause, sehingga kepala keluarga
dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi selama masa andropause. 4. Bagi Masyarakat
Diharapkan kepala keluarga dapat menambah wawasanntentang andropause sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kepala keluarga yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Darma, A. S. 2012. Pengetahuan Lansia Tentang Andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Skripsi
Indrayanto, Y. 2010. Jurnal Kesehatan. Andropause. h. 1-10
Notoatmodjo S. 2011. Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h. 10-8, h. 147, h. 148-50
Pangkahila, W. 2007. Seks yang Membahagiakan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. h. 42-5, h. 64-5
Saryono dan Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
h. 185-7
Saryono dan Badrushshalih.M. 2010. Andropause ( Menapause pada Laki-laki). Yogyakarta: Nuha Medika. h. 60-3, h. 78-9. h. 85-6
Setiawati, I. 2005. Prevalensi Andropause Pada Pria Usia 30 Tahun Ke Atas Di Kabupaten Bantul Propinsi D.I. Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi
Taher, A. 2005. Proportion and acceptance of andropause symptoms among elderly men. The Indonesian Journal of Internal Medicine.
h. 82