• Tidak ada hasil yang ditemukan

34570d1b 06cb 4b3f 9152 c59d527dbd07

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "34570d1b 06cb 4b3f 9152 c59d527dbd07"

Copied!
446
0
0

Teks penuh

(1)

Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA

Modul Keuangan dan Operasional

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Mengenal USAID-KINERJA

Proyek KINERJA adalah program tata kelola yang berfokus pada perbaikan pelayanan publik di Indonesia. Dihibahkan dalam bentuk Cooperative Agreement bernomor AID-497-A-10-00003 kepada RTI International dan lima konsorsiumnya, yakni The Asia Foundation (TAF), Social Impact (SI), SMERU Research Institute, Gadjah Mada University (UGM), and Partnership for Governance Reform (Kemitraan). Periode implementasi program ini adalah sejak tanggal 30 September 2010 hingga 28 February 2015.

KINERJA dikembangkan berdasarkan asumsi pembangunan dan menargetkan perbaikan pelayanan public di tiga sektor utama yaitu pendidikan, kesehatan dan iklim usaha yang baik (BEE). Kegiatan yang dilakukan oleh KINERJA mencakup pelayanan publik dari sisi permintaan dan penawaran, dan bertujuan untuk memperkuat mekanisme pertanggungjawaban sehingga pemerintah daerah dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan lebih baik lagi. KINERJA juga bekerja melalui lembaga-lembaga lokal untuk membangun kapasitas mereka dan mendorong kemitraan yang berkelanjutan.

KINERJA bekerja di Provinsi Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat. KINERJA bekerja sama dengan 20 kabupaten dan kota yang dipilih secara acak.

Tujuan pembuatan modul ini didasari dari kebutuhan yang kami lihat di lapangan selama berinteraksi dengan organisasi lokal yang bekerja sama dengan KINERJA. Atas dasar tersebut, kami berinisiatif menyiapkan modul lengkap untuk dijadikan panduan atau referensi bagi organisasi mitra maupun organisasi lain dalam mengelola dana hibah dari Donor tertentu baik Pemerintah maupun swasta atau asing.

Modul yang kami siapkan ini berjudul “Modul Operasional” yang mencakup Peraturan Kepegawaian, Hibah, Keuangan, Pengadaan Barang dan Jasa, Inventaris, Pengelolaan Kegiatan dan Dana Pendampingan (Kontribusi), karena bagian-bagian tersebut adalah dasar peraturan yang diperlukan oleh manajemen organisasi sehingga diharapkan modul ini dapat bermanfaat bagi organisasi baik yang baru berdiri maupun yang telah berjalan guna menyempurnakan sistem dan proses yang ada.

Kami mohon maaf bila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penyusunan modul ini baik berupa kata-kata maupun maksud tulisan yang disampaikan. Penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan dalam modul ini akan terus kami lakukan, tentunya dengan masukkan dari pembaca atau pengguna modul ini.

Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat dan membangun sistem dan proses organisasi lokal ke arah yang lebih baik lagi.

Jakarta, Maret 2014

ELKE RAPP

(4)

DAFTAR ISI 2

PANDUAN PELAKSANAAN MODUL KEUANGAN DAN OPERASIONAL 4

BAB 1 Pengembangan Sumber Daya Manusia 12

1.1 Struktur Organisasi 12

1.2 Struktur Gaji dan Pembaharuannya 12

1.3 Istilah dan Deinisi Uraian Organisasi 12

1.4 Kode Perilaku 16

1.5 Rekruitmen 17

1.6 Jam Kerja 21

1.7 Gaji dan Tunjangan 21

1.8 Manfaat Karyawan 23

1.9 Pengelolaan Cuti 25

1.10 Pengelolaan Armada 29

1.11 Pengelolaan Perpustakaan 29

1.12 Penilaian Kinerja 29

1.13 Prosedur Penyelesaian Keluhan 30

1.14 Tindakan Disiplin 30

1.15 Mutasi 38

1.16 Penutup 39

BAB 2 Manajemen Hibah 41

2.1 Permohonan Hibah 43

2.2 Persiapan Hibah 45

2.3 Pelaksanaan Hibah 48

2.4 Pemantauan dan Pelaporan 50

2.5 Penutupan Hibah 52

BAB 3 Manajemen Keuangan 56

3.1 Sistem Akuntansi Umum 56

3.2 Chart of Accounts 57

3.3 Sistem Pengendalian Internal 57

(5)

3.7 Acuan Dokumen Pendukung 68

3.8 Petunjuk Operasional Keuangan 70

BAB 4 Pengadaan Barang dan Jasa 74

4.1 Tingkat Pihak yang Meminta 74

4.2 Tingkat Persetujuan 74

4.3 Proses Pengadaan 74

4.4 Daftar Periksa Pengadaan oleh Tim Keuangan 75

BAB 5 Manajemen Inventaris 78

5.1 Informasi Inventaris 78

5.2 Pembaharuan Data Inventaris 78

5.3 Penghapusan Peralatan 79

BAB 6 Manajemen Acara 82

6.1 Pedoman untuk Melaksanakan Acara, Pelatihan atau Lokakarya 82

6.2 Pejabat Pemerintah Indonesia 86

BAB 7 Cost Share 90

7.1 Tentang Cost share 90

7.2 Identiikasi Cost share 92

7.3 Dokumen Pendukung Cost share 94

7.4 Pelaporan 94

Daftar Lampiran 96

(6)

a. Tujuan Pembelajaran

:

- Bab 1 Pengembangan Sumber Daya Manusia;

berdasarkan pengalaman KINERJA dengan penerima hibah putaran 1 dan 2, mayoritas mereka tidak

memiliki kebijakan SDM sehingga tidak memiliki struktur organisasi, struktur gaji sesuai proyek yang

ditangani, proses pemilihan pegawai, peraturan kepegawaian, proses yang transparant dsb. Dengan

adanya manual ini, diharapkan Organisasi penerima hibah memiliki posisi tawar yang kuat dalam pemilihan

pegawai yang sesuai keahlian dan penempatannya, mempertahankan pegawai yang ada dan memberikan

penghargaan yang sesuai dalam proses penilaian kinerja, terlebih dalam memasarkan jasa yang dimiliki

untuk memenangkan banyak proyek di kemudian hari.

- Bab 2 Manajemen Dana Hibah (

Grants

) / Kontrak;

bertujuan untuk memberikan panduan dan sumber informasi dalam rangka peningkatan kapasitas

organisasi penerima hibah untuk memahami dan melaksanakan pengelolaan dana hibah sesuai dengan

aturan dan regulasi dari USAID.

- Bab 3 Manajemen Keuangan;

bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada organisasi penerima hibah mengenai manajemen

keuangan lembaga serta dapat mengimplementasikan langkah-langkah dalam proses penyusunan laporan

keuangan lembaga nya secara baik, transparan dan akuntabel.

- Bab 4 Pembelian Barang dan Jasa;

(7)

biasanya pembelian barang dan jasa ada ditangan pemegang posisi tertinggi dalam Organisasi, sehingga

sangat rawan benturan kepentingan yang mungkin terjadi, atau pemilihan tenaga pemberi jasa yang tidak

sesuai atau tidak eisien, sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan Organisasi yang seharusnya.

Dengan adanya panduan pembelian barang dan jasa, diharapkan bisa memperlihatkan proses yang

akuntabel, kontrol internal yang memadai, pemisahan wewenang, proses yang kompetitif dan transparant

didukung dokumentasi yang diperlukan serta pemilihan barang atau jasa yang sesuai.

- Bab 5 Manajemen Aset / Harta Tak Bergerak;

Kebijakan manajemen aset/harta tak bergerak kebanyakan tidak dimiliki oleh Organisasi karena dianggap

tidak diperlukan dan kurang mendapat perhatian. Kadang Organisasi yang baru berdiri tidak memiliki

aset dan karenanya tidak menyiapkan kebijakan ini. Bila hal ini disiapkan saat pendirian Organisasi

dan disosialisasikan kepada karyawan yang baru bergabung, maka hal ini dapat memperkecil resiko

kehilangan aset dan memperkuat rasa memiliki dari karyawan yang bersangkutan untuk turut menjaga

dan memelihara bersama aset Organisasi. Bila perilaku ini bisa dipertahankan, secara tidak langsung

memperkuat komitmen kerja dan rasa memiliki sebagai bagian dari Organisasi tersebut.

- Bab 6 Operasional dan Administrasi;

Kebanyakan Organisasi sangat bergantung pada apa yang diputuskan oleh pemegang posisi tertinggi

dalam Organisasi tersebut. Bila hal ini terjadi, maka kebijakan yang konsisten, adil dan berlaku sama bagi

setiap karyawan akan sulit dilakukan. Hal ini akan mengurangi kenyamanan bekerja dan sulit menerapkan

konsistensi bagi pelaksana harian.

- Bab 7

Cost Share

;

Bertujuan untuk memberikan panduan dan sumber informasi sesuai dengan kebijakan dan regulasi dari

USAID, dengan tujuan mempertahankan keberlangsungan organisasi penerima hibah dan meningkatkan

rasa kepemilikan terhadap pelaksanaan program sehingga keberhasilan program menjadi perhatian utama

mereka. Dengan adanya kemampuan organisasi menyediakan dana pendamping, akan memperkuat posisi

(8)

- Bagian 1.2 Struktur Gaji dan Pemeliharaannya

- Bagian 1.3 Penerimaan Pegawai Baru

- Bagian 1.4 Peraturan Organisasi

Bab 2 Manajemen Dana Hibah (

Grants

) / Kontrak

- Bagian 2.1 Aplikasi Dana Hibah

- Bagian 2.2 Persiapan Dana Hibah

- Bagian 2.3 Pelaksanaan Dana Hibah

- Bagian 2.4 Pelaporan

- Bagian 2.5 Penutupan Dana Hibah

Bab 3 Manajemen Keuangan

- Bagian 3.1 Sistem Akuntansi Umum

- Bagian 3.2 Pengawasan Akuntasi dan Prosedurnya

- Bagian 3.3 Pelaporan/Proses Akuntansi Cost Shares

- Bagian 3.4 Kode Perkiraan

- Bagian 3.5 Sistem Akuntansi untuk organisasi yang baru berkembang

- Bagian 3.6 Sistem Akuntansi untuk organisasi yang sudah maju

- Bagian 3.7 Petunjuk Dokumen Pendukung

- Bagian 3.8 Petunjuk Operasional Keuangan

Bab 4 Pembelian Barang dan Jasa

- Bagian 4.1 Pada tingkatan Pemohon

- Bagian 4.2 Pada tingkatan Pemberi Keputusan

- Bagian 4.3 Proses Pengadaan barang/jasa

(9)

Bab 5 Manajemen Aset / Harta Tak Bergerak

- Bagian 5.1 Informasi Aset

- Bagian 5.2 Pembaharuan data aset

- Bagian 5.3 Pemindahan Status aset

Bab 6 Operasional dan Administrasi

- Bagian 6.1 Petunjuk pelaksanaan Acara, Workshop atau Pelatihan

- Bagian 6.2 Identiikasi dan Cakupan Pekerjaan

- Bagian 6.3 Alokasi anggaran dan manajemennya

- Bagian 6.4 Pengelolaan perjalanan, penginapan dan pengaturan ruangan meeting

- Bagian 6.5 Manajemen pengelolaan kegiatan operasional

- Bagian 6.6 Pengelolaan surat menyurat

- Bagian 6.7 Manajemen perpustakaan

Bab 7

Cost Share

- Bagian 7.1. Tentang Cost Share - Bagian 7.2. Identiikasi Cost Share

- Bagian 7.3. Dokumen Pendukung Cost Share

- Bagian 7.4 Pelaporan

c. Metode:

1. Penjelasan materi / tutorial.

2. Ice Breaker.

3. Studi interaktif.

4. Simulasi materi.

5. Evaluasi dan releksi (kuesioner, survei).

d. Alat dan bahan

1. Infocus.

(10)

- Bab 1 Pengembangan Sumber Daya Manusia

Penjelasan materi/tutorial (120 menit)

Studi interaktif (30 menit)

Simulasi materi (60 menit)

Evaluasi (30 menit)

- Bab 2 Manajemen Dana Hibah (

Grants

)/Kontrak

Penjelasan materi/tutorial (120 menit)

Studi interaktif (30 menit)

Simulasi materi (60 menit)

Evaluasi (30 menit)

- Bab 3 Manajemen Keuangan

Penjelasan materi/tutorial (120 menit)

Studi interaktif (30 menit)

Simulasi materi (60 menit)

Evaluasi (30 menit)

- Bab 4 Pembelian Barang dan Jasa

Penjelasan materi/tutorial (120 menit)

Studi interaktif (30 menit)

Simulasi materi (60 menit)

(11)

- Bab 5 Manajemen Aset/Harta Tak Bergerak

Penjelasan materi/tutorial (60 menit)

Studi interaktif (30 menit)

Simulasi materi (30 menit)

Evaluasi (30 menit)

- Bab 6 Operasional dan Administrasi

Penjelasan materi/tutorial (60 menit)

Studi interaktif (30 menit)

Simulasi materi (30 menit)

Evaluasi (30 menit)

- Bab 7 Dana Pendamping/

Cost Share

Penjelasan materi/tutorial (60 menit)

Studi interaktif (30 menit)

Simulasi materi (60 menit)

Evaluasi (30 menit)

Total durasi pelatihan modul Keuangan dan Operasional membutuhkan waktu 23 Jam atau 3 hari kerja (jam

kerja efektif sehari adalah 7 jam diluar coffee break dan Ishoma).

f. Proses Fasilitasi:

Penjelasan materi / tutorial

Studi interaktif

Simulasi materi

g. Bahan Presentasi:

- Bab 1 Pengembangan Sumber Daya Manusia

(12)

h. Bahan Bacaan

:

- Bab 1 Pengembangan Sumber Daya Manusia

- Bab 2 Manajemen Dana Hibah (Grants) / Kontrak

- Bab 3 Manajemen Keuangan

- Bab 4 Pembelian Barang dan Jasa

- Bab 5 Manajemen Aset / Harta Tak Bergerak

- Bab 6 Operasional dan Administrasi

- Bab 7 Cost Share

i. Lampiran:

Daftar Lampiran:

1. Bab 1 – UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

2. Bab 2 – Dana Hibah (Grants)

3. Bab 3 – Simple Accounting Method form for developing organization

4. Bab 3 – Double Entry Accounting Method form for developed organization

5. Bab 4 – Purchase Requisition form

6. Bab 4 – RFQ/RFA Example

7. Bab 4 – Quotation Example

8. Bab 4 – Bid Analysis

9. Bab 4 – VJPV Form

10. Bab 4 – Sole Source Form

11. Bab 4 – Purchase Order Example

(13)

1

1

Pengembangan

(14)

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia

BAB 1

1.1 Struktur Organisasi

(Mohon lampirkan struktur organisasi).

Struktur organisasi ini sesuai dengan AD/ART.

Apabila terdapat beberapa kantor atau proyek maka

cantumkan struktur organisasi secara terpisah.

I.2 Struktur Gaji dan

Pembaharuannya

(Mohon lampirkan struktur gaji organisasi yang

diperbaharui setiap tahun, menurut proyek (-proyek)

yang dikelola).

1.3 Istilah dan Deinisi

Uraian Organisasi

1. Organisasi: kantor perwakilan Organisasi di

Indonesia.

2. Proyek: inisiatif penelitian atau pengembangan

yang ditetapkan dalam kontrak antara

Organisasi dan Klien (“Client” sebagaimana

dideinisikan dalam Perjanjian Kerja).

3. Nama Organisasi: berikan penjelasan singkat

mengenai Organisasi, tanggal pendirian, lokasi,

alamat lengkap, dan sebagainya.

...

Karyawan dengan

Perjanjian Jangka Waktu

Tertentu/Karyawan Tidak

Tetap; yang bersangkutan

berhak mendapatkan

manfaat dan/atau

(15)

4. Kantor Pusat: sebutkan lokasi kantor pusat

Organisasi di Indonesia.

5. Direktur: orang yang bertanggung jawab

mengawasi dan mengelola Organisasi, sebutkan

gelarnya yang tepat.

6. Staf Manajemen: cantumkan semua tingkatan

mulai dari manajer, sebutkan gelarnya yang

tepat.

7. Manajer Departemen: Kepala Departemen atau

Manajer yang bertanggung jawab atas sejumlah

Karyawan.

8. Pemberi Kerja yang Ditunjuk: Ailiasi Organisasi

atau entitas lain yang melaksanakan pekerjaan

atau pelayanan bagi United States Agency

for International Development (USAID), Bank

Dunia, Bank Pembangunan Asia atau lembaga

pendanaan lain yang memberikan bantuan

teknis kepada Pemerintah Republik Indonesia

atau yang mendanai pekerjaan Organisasi di

Indonesia.

Aset

9. Aset Organisasi: cantumkan semua aset/

inventaris, yang berwujud maupun tidak

berwujud, yang secara resmi dimiliki oleh

Organisasi di Indonesia dan merupakan

kekayaan Organisasi, yang mungkin dipinjam

atau digunakan oleh karyawan untuk keperluan

dinas.

10. Kendaraan Operasional: semua kendaraan

yang dimiliki/disewa oleh Organisasi dan

digunakan untuk mendukung kegiatan setiap

hari berdasarkan prosedur operasional.

Sumber Daya Manusia

11. Karyawan Reguler: seseorang yang

dipekerjakan oleh Organisasi sebagai Karyawan

dan mempunyai hubungan kerja dengan

Organisasi di Indonesia sebagai Karyawan

dengan Perjanjian Jangka Waktu Tak Tertentu/

Karyawan Tetap atau Karyawan dengan

Perjanjian Jangka Waktu Tertentu/Karyawan

Tidak Tetap; yang bersangkutan berhak

mendapatkan manfaat dan/atau tunjangan

dan kewajiban yang berlaku bagi Karyawan

Organisasi yang disebutkan dalam Modul ini.

12. Karyawan Tetap/dengan Perjanjian Jangka

Waktu Tak Tertentu: Karyawan tetap yang

dipekerjakan oleh Organisasi untuk jangka

waktu tak tertentu.

13. Karyawan Tidak Tetap/dengan Perjanjian Jangka

Waktu Tertentu: Karyawan yang dipekerjakan

oleh Organisasi untuk jangka waktu tertentu

sebagaimana disepakati dalam perjanjian kerja

untuk melakukan pekerjaan tidak tetap atau

sementara atau pekerjaan yang dilaksanakan

sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang

(16)

14. Staf Internasional: staf yang bukan warga

negara Indonesia atau yang merupakan warga

negara asing yang memiliki visa dan izin kerja di

Indonesia.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

15. Sumber Daya Manusia (SDM) Proyek:

Karyawan yang ditugaskan oleh proyek untuk

melaksanakan urusan Sumber Daya Manusia

bagi proyek.

16. Perjanjian Kerja: perjanjian tertulis antara

Karyawan dan Pemberi Kerja yang diadakan

sesuai dengan peratuan yang berlaku dan

berfungsi sebagai dasar hubungan kerja.

17. Tanggal Bekerja Jangka Waktu Tertentu: tanggal

ketika seseorang diterima sebagai Karyawan

sebagaimana dicatat dalam perjanjian kerja

jangka waktu tertentu.

18. Tanggal Bekerja Tetap: tanggal ketika seseorang

diterima sebagai karyawan tetap sebagaimana

dicatat dalam perjanjian kerja jangka waktu tak

tertentu.

19. Kode Perilaku (“Kode Perilaku”): Pedoman

umum Organisasi untuk menjaga lingkungan

yang terbuka dan dapat ditanggungjawabkan

yang mendorong standar perilaku tertinggi. Kode

Perilaku mendorong komunikasi yang terbuka

dan jujur, bebas dari perasaan takut dibalas

karena menjunjung tinggi standar perilaku

tersebut. Kode Perilaku Organisasi telah

20. Kementerian Tenaga Kerja: departemen yang

mengawasi dan memperkuat pelaksanaan

peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan ketenagakerjaan.

21. Perjalanan Dinas: perjalanan yang berkaitan

dengan pekerjaan seperti yang diminta dan

disetujui oleh Organisasi.

22. Kecelakaan Industri: berdasarkan ketentuan

Undang-Undang No. 3/1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (“JAMSOSTEK”) dan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun

2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran

Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran

Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja, Kecelakaan Industri adalah

kecelakaan kerja termasuk penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan maupun kecelakaan

yang terjadi dalam perjalanan dari rumah ke

tempat kerja dan dari tempat kerja ke rumah

melalui jalan yang biasa dan layak.

Hak-Hak

23. Tunjangan: pembayaran bruto bulanan atau

tahunan rutin yang dimaksudkan sebagai

bantuan/imbalan yang disediakan oleh

Organisasi bagi Karyawan dalam keadaan

tertentu.

24. Gaji: gaji bruto yang dibayar oleh Organisasi

kepada Karyawan setiap bulan (Gaji Pokok dan

tunjangan tetap) atas kinerja dan pemenuhan

(17)

kepada Karyawan maupun atas pelaksanaan

pekerjaan oleh Karyawan.

25. Gaji Terakhir: Gaji terakhir yang diterima oleh

Karyawan.

Tanggungan

26. Tanggungan: Suami atau istri yang sah dan

paling banyak tiga (3) anak dari Karyawan,

yang berumur maksimal dua puluh tiga (23)

tahun, terdaftar pada Organisasi sebagai

anggota keluarga dekat Karyawan dan berhak

mendapatkan manfaat sesuai dengan Modul ini.

Agar anggota keluarga Karyawan dapat diakui

maka Karyawan harus memberikan bukti hukum

mengenai hubungan keluarga tersebut kepada

Departemen Sumber Daya Manusia Organisasi

berupa akta perkawinan, akta lahir anak atau

dokumen pengadilan yang relevan dalam hal

anak angkat/adopsi.

27. Suami atau istri: suami atau istri Karyawan yang

sah sebagaimana yang diberitahukan kepada

dan diakui oleh Departemen Sumber Daya

Manusia Organisasi. Paling banyak satu (1)

suami atau istri yang diterima dan diakui oleh

Organisasi untuk keperluan Modul ini dan yang

berhak mendapatkan manfaat sesuai dengan

Modul ini.

28. Anak: setiap anak hasil dari perkawinan yang

sah antara Karyawan dengan suami atau

istrinya, dan/atau anak sah dari orangtua

tunggal, dan atau anak sah dari Karyawan

perempuan atau laki-laki yang belum menikah,

dan/atau anak yang diadopsi sesuai dengan

undang-undang dan didaftarkan pada dan

diakui oleh Departemen Sumber Daya

Manusia Organisasi. Anak yang diakui sebagai

tanggungan berjumlah maksimal tiga (3) orang,

termasuk anak angkat/adopsi.

Dalam hal anak yang diakui oleh Organisasi

sebagai Tanggungan Karyawan meninggal dunia

maka anak keempat (jika ada) dapat diusulkan

menggantikan anak yang meninggal tersebut

sebagai Tanggungan Karyawan.

Anak yang diakui oleh Organisasi sebagai

Tanggungan adalah anak yang berumur

maksimal dua puluh tiga (23) tahun, belum

menikah atau belum bekerja.

Catatan: jumlah anak dan umur yang dijamin

bergantung pada kebijakan Organisasi.

29. Orangtua: orang tua kandung atau angkat dari

Karyawan sebagaimana yang diberitahukan

kepada dan diakui oleh Departemen Sumber

Daya Manusia Organisasi.

30. Ahli waris: Suami atau Istri Karyawan dan/atau

Anak Karyawan yang diberitahukan kepada

dan diakui oleh Departemen Sumber Daya

Manusia Organisasi sebagai Tanggungan ketika

Karyawan meninggal dunia. Apabila Karyawan

tidak menikah maka Ahli Warisnya adalah

(18)

Apabila Orangtua dari Karyawan yang tidak

menikah meninggal dunia maka Karyawan

tesebut diperbolehkan menunjuk, dengan

pemberitahuan tertulis, Ahli Waris sah lain

yang bukan Suami/Istri, Anak atau Orangtua.

Dalam hal kondisi kesehatan Orangtua tidak

memungkinkan Orangtua memproses klaim

maka mereka dapat diwakili oleh orang yang

ditunjuk sebagaimana dinyatakan dalam surat

kuasa yang resmi.

1.4 Kode Perilaku

Karyawan harus selalu mematuhi Kode Perilaku

Organisasi. Semua Karyawan wajib memahami

Kode Perilaku. Ringkasan Kode Perilaku akan

disampaikan kepada semua Karyawan dan diterima

sebagaimana mestinya ketika Karyawan mulai

bekerja di Organisasi dan setahun sekali akan

diajukan kepada Organisasi melalui Perwakilan

SDM Proyek Karyawan.

Hal-hal yang diatur dalam Kode Perilaku Organisasi

adalah:

a) Respek kepada Setiap Orang

b) Respek kepada Organisasi

c) Integritas

d) Tanggung Jawab Fiskal

e) Keunggulan

f) Inovasi

Untuk keperluan operasional usaha Organisasi

maka Karyawan wajib membaca, memahami dan

menaati aturan-aturan perilaku yang diuraikan

secara umum sebagai berikut:

1. Karyawan harus membaca dan menaati semua

peraturan, kebijakan dan prosedur Organisasi

dan pengumuman yang dibuat oleh Organisasi

termasuk yang dipasang di papan pengumuman,

website Organisasi, atau yang tercantum dalam

email atau bentuk komunikasi lain.

2. Karyawan wajib hadir di dan meninggalkan

lokasi pekerjaan selama jam kerja yang

ditentukan. Jika Karyawan sakit sehingga tidak

dapat masuk kerja dan ingin mendapatkan

Cuti Sakit maka ia wajib menyerahkan kepada

Perwakilan SDM Proyek surat keterangan

dokter asli dari dokter yang merawatnya setelah

Karyawan kembali bekerja.

3. Karyawan harus melaksanakan pekerjaan dan

tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka

secara hati-hati dan seeisien mungkin serta

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standar

tertinggi yang ditetapkan oleh Organisasi.

4. Karyawan wajib melaksanakan dan mematuhi

semua arahan, petunjuk dan peraturan kerja yang

dikeluarkan atau ditetapkan oleh Organisasi.

5. Karyawan wajib menjalin hubungan kerja yang

baik dan terhormat dengan sesama Karyawan.

6. Karyawan wajib memelihara dan menjaga

(19)

Organisasi dengan klien-kliennya, baik secara

tertulis maupun tidak tertulis, diberi tanda

rahasia maupun tidak. Karyawan dilarang

menyingkapkan dan/atau membahas informasi

eksklusif atau konidensial milik Organisasi

dan/atau klien-kliennya sesuai dengan Kode

Perilaku ini.

7. Karyawan wajib memberitahukan secara tertulis

kepada Departemen SDM Proyek dan SDM

Organisasi di Indonesia dalam waktu lima (5)

hari kerja setiap perubahan data/informasi

pribadi karyawan seperti status perkawinan,

jumlah anggota keluarga, tempat tinggal, nomor

telepon, dan sebagainya.

Kelalaian untuk menyampaikan perubahan

secara tertulis sehubungan dengan data pribadi

Karyawan dalam jangka waktu yang ditetapkan

dapat dikenakan sanksi sesuai dengan

kebijakan Organisasi mengenai tindakan disiplin.

8. Karyawan wajib membantu Organisasi dalam

memelihara peralatan, properti dan aset-aset

Organisasi. Karyawan wajib melaporkan kepada

Atasannya sesegera mungkin dalam waktu 48

jam sejak kejadian, jika terdapat kecelakaan

yang menyangkut, atau pencurian, kehilangan

atau kerusakan pada, properti, peralatan dan

aset Organisasi.

Kelalaian untuk melaporkan pencurian,

kehilangan atau kerusakan properti, peralatan

dan aset Organisasi kepada Atasannya dalam

jangka waktu yang ditentukan dapat dikenakan

sanksi sesuai dengan kebiajakan Organisasi

mengenai tindakan disiplin.

1.5 Rekruitmen

1.5.1. Rekruitmen Karyawan

Rekruitmen dilakukan sesuai dengan Prosedur

Operasi Standar Departemen Sumber Daya

Manusia. Organisasi beroperasi sebagai pemberi

kerja dengan memberikan peluang yang sama/

tindakan tegas dan mempekerjakan orang-orang

hanya berdasarkan kualiikasi untuk posisi yang

akan diisi dengan proses yang transparan.

Jika calon tenaga kerja atau Karyawan mempunyai

hubungan keluarga atau dikenal oleh Karyawan

Organisasi saat ini maka calon tersebut harus

memberitahukannya kepada Departemen Sumber

Daya Manusia. Karyawan yang mempunyai

hubungan keluarga karena pertalian darah atau

perkawinan dengan karyawan lain dalam Organisasi

tidak boleh menduduki jabatan sebagai pengawas

langsung atau tidak langsung atau mengerjakan

proyek yang sama.

Kelalaian untuk memberitahukan Departemen

Sumber Daya Manusia Organisasi tentang

hubungan tersebut dianggap telah melanggar

Kebijakan Organisasi dan menjadi dasar untuk

mengambil tindakan disiplin.

1. Penerimaan Karyawan baru didasarkan pada

kebutuhan Organisasi.

2. Sebelum diterima bekerja, Karyawan harus:

(a) Sesuai dengan jabatannya, menjalani

pemeriksaan isik yang menyeluruh atas

(20)

dokter yang ditunjuk oleh Organisasi, atau

dokter lain yang diminta atau disetujui oleh

Organisasi;

(b) Menjalani proses wawancara atau seleksi

oleh Organisasi;

(c) menyerahkan fotokopi yang jelas semua

ijazah, kualiikasi atau kursus pendidikan

yang relevan;

(d) menyerahkan kepada Organisasi sedikitnya

tiga (3) surat referensi kinerja yang baik dari

pemberi kerja sebelumnya atau asosiasi

profesi;

(e) Menandatangani perjanjian kerja.

3. Semua Karyawan wajib membaca, menerima

dan bersedia mematuhi dan menjalankan semua

ketentuan dan persyaratan kerja yang diuraikan

dan tercantum dalam Modul ini.

4. Tempat di mana Karyawan dipekerjakan

dianggap sebagai Tempat Penerimaan

Karyawan (Point of Hire). Tempat Penerimaan

Karyawan akan dicantumkan dalam perjanjian

(21)

1.5.2. Proses Seleksi dan Pengangkatan

Identiikasi Posisi Baru

Lingkup Pekerjaan (SOW) Tingkat pada Struktur Gaji

Iklan Posisi Baru

Proses Penyusunan Daftar Pendek

Proses Wawancara dan Pemeriksaan Referensi

Pengangkatan

• Nama Jabatan • Departemen • Identitas Jabatan • Lokasi

• Uraian Posisi • Tanggung Jawab • Kualiikasi

• Tanggal Ditutup • Media

(surat kabar, website, jejaring) • Dokumen Lamaran

(surat lamaran, CV, kriteria seleksi)

Nilai dan peringkat Pelamar sesuai dengan Tanggung Jawab dan

Kualiikasi

• Pertanyaan Wawancara • Panel Wawancara

• Catatan Wawancara & Lembar Nilai • Catatan Pemeriksaan Referensi • Nilai, Peringkat & Seleksi

(22)

Daftar Periksa Pengembangan Sumber Daya Manusia

1.5.3. Persiapan Sebelum Mulai Bekerja Ya /Tidak Tanggal

KTP Karyawan

Alamat email Karyawan

Telepon kabel

Telepon genggam

Kartu nama

Laptop

Meja kerja

Alat tulis kantor

Kartu akses

Kunci kantor

1.5.4. Pengenalan Organisasi dan Tempat Kerja Ya/Tidak Tanggal

Organisasi

Tujuan

Pencapaian

Kegiatan yang direncanakan

Jadwal

Daftar kontak

Kebijakan dan prosedur (peralatan, keuangan, sumber daya manusia, IT, perjalanan dinas, dan sebagainya.)

Tempat Kerja

Pelayanan pendukung IT

Peralatan dan sumber daya

1.5.5. Rapat Koordinasi dan

Komunikasi

Organisasi perlu mengadakan rapat koordinasi dan

komunikasi rutin dengan seluruh staf untuk mengkaji

kemajuan yang dicapai, menyampaikan persoalan

1.5.6. Kebijakan Mempekerjakan

Kembali

Masa kerja mantan Karyawan tetap atau Karyawan

tidak tetap di Organisasi tidak akan dilanjutkan

(23)

1.6 Jam Kerja

1. Jumlah jam kerja normal Organisasi adalah

delapan (8) jam sehari dan empat puluh (40)

jam seminggu, dari pk. 08:00 – 17:00 dengan

istirahat makan siang selama satu (1) jam.

Jam kerja aktual dapat berbeda-beda menurut

lokasi kerja aktual dan posisi Karyawan atau

dengan persetujuan tertulis sebelumnya dari

Direktur/Manajer Unit (bergantung pada struktur

pertanggungjawaban dalam Organisasi).

2. Karena sifat pekerjaan yang berbeda-beda

maka Organisasi dapat meminta Karyawan

untuk bekerja lebih lama daripada jam kerja

normal yang disebutkan dalam Paragraf 1 di

atas. Karyawan yang berhak mendapatkan upah

lembur adalah yang menjabat sebagai petugas

keamanan, asisten kantor dan supir.

3. Karyawan yang tidak bisa masuk kerja

harus memberitahukan Atasannya dan/

atau Departemen Sumber Daya Manusia

paling lambat Pk. 09:00 pada hari kerja

ketika Karyawan akan absen. Kelalaian untuk

menyampaikan pemberitahuan dapat dikenakan

tindakan disiplin.

4. Karyawan wajib datang dan meninggalkan lokasi

kerja pada jam kerja yang telah ditentukan.

Jika Karyawan sakit dan tidak bisa masuk kerja

dan ingin meminta Cuti Sakit maka Karyawan

tersebut wajib menyerahkan kepada Perwakilan

SDM Proyek surat keterangan dokter dari dokter

yang merawatnya ketika Karyawan kembali

bekerja.

5. Jika Karyawan tidak masuk kerja selama lima

(5) hari kerja berturut-turut tanpa persetujuan

atau izin tertulis sebelumnya dan tidak dapat

memberikan penjelasan yang disertai dengan

bukti tertulis yang sah dan sepatutnya dan

telah mendapatkan dua (2) surat panggilan

dari Organisasi maka Karyawan bersangkutan

dianggap telah mengundurkan diri dari

Organisasi, dan hubungan kerja Karyawan

tersebut dengan Organisasi terputus.

6. Karyawan harus memberitahukan dan meminta

persetujuan dari Atasannya apabila ia datang

terlambat atau meninggalkan tempat kerja

lebih awal daripada jam kerja kantor serta

memberikan alasan yang dapat diterima.

Kelalaian untuk mendapatkan persetujuan

sebelumnya akan diperlakukan menurut

kebijakan tindakan disiplin Organisasi.

1.7 Gaji dan Tunjangan

1.7.1. Gaji

1. Kebijakan Organisasi mewajibkan agar gaji

dan tunjangan diberikan secara adil sesuai

dengan standar lokal dan kompetitif di pasar

tenaga kerja lokal, terutama dibandingkan

dengan Organisasi serupa. Gaji dan tunjangan

juga harus ditetapkan sesuai dengan bentuk

Organisasi serupa.

2. Skala gaji hendaknya ditinjau kembali setiap

tahun atau bilamana diperlukan.

3. Organisasi di Indonesia harus menentukan

(24)

tanggung jawab, keterampilan, pengetahuan,

pengalaman dan kompetensi yang melekat pada

posisi tersebut.

1.7.2. Kenaikan Gaji

1. Kenaikan gaji diberikan setahun sekali, berlaku

per tanggal 1 Juni.

2. Persentase kenaikan gaji bergantung pada

ketersediaan dana, kinerja Karyawan dan

keputusan pimpinan.

3. Secara umum, Karyawan yang dipromosikan

ke posisi yang lebih tinggi akan menerima

penyesuaian gaji sebagai imbalan atas

tanggung jawab barunya.

1.7.3. Pembayaran Gaji

1. Gaji dibayar paling lambat tanggal 27 setiap

bulan. Apabila tanggal 27 jatuh pada hari libur

umum atau akhir pekan maka gaji harus dibayar

pada hari kerja sebelumnya (sesuai dengan

kebijakan Organisasi).

2. Gaji setiap Karyawan bersifat pribadi dan

konidensial sehingga tidak boleh disingkapkan

atau dibahas dengan Karyawan lain atau

pihak-pihak yang tidak terkait.

3. Gaji yang diberikan kepada Karyawan tidak

boleh lebih rendah dari gaji minimum yang

ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.

1.7.4. Pajak Penghasilan

1. Organisasi akan memotong pajak penghasilan

dari gaji Karyawan dan menyetorkan pajak

penghasilan secara kolektif ke kas negara

sesuai dengan peraturan perpajakan yang

berlaku.

2. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan status

keluarga yang dilaporkan pada tanggal 1 Januari

tahun bersangkutan. Setiap perubahan status

keluarga harus dilaporkan kepada Departemen

Sumber Daya Manusia untuk menghindari

kerugian yang dapat dialami oleh Karyawan.

3. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan

perkiraan penghasilan Karyawan selama

tahun kalendar berjalan dan akan dipotong

dalam jumlah yang sama dari gaji bulanan

Karyawan. Apabila seorang Karyawan

meninggalkan Organisasi sebelum akhir tahun

pajak maka kelebihan atau kekurangan pajak

akan direkonsiliasi dalam pembayaran akhir

Karyawan bersangkutan. Bagi karyawan yang

bekerja selama satu tahun kalendar penuh

maka slip gaji bulan terakhir (Desember) akan

digunakan untuk menyesuaikan kelebihan atau

kekurangan pajak yang mungkin telah terjadi

karena adanya kenaikan gaji, bonus atau

imbalan lain yang tidak terduga yang dapat

meningkatkan atau mengurangi kewajiban pajak

Karyawan. Apabila Karyawan meninggalkan

Organisasi sebelum akhir tahun kalendar maka

penyelesaian akhir, termasuk gaji bulan terakhir,

(25)

1.7.5. Tunjangan Hari Raya (THR)

1. Tunjangan Hari Raya (THR) akan diberikan

setiap tahun kepada Karyawan yang masih

bekerja di Organisasi paling lambat tiga

puluh (30) hari sebelum Hari Raya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan yang berlaku. Karyawan

yang masa kerjanya kurang dari setahun akan

menerima THR secara proporsional. Organisasi

akan menghitung pajak yang harus dibayar

untuk THR dan akan memotongnya; kelebihan

atau kekurangan pajak dari pemotongan ini akan

direkonsiliasikan.

2. Berbagai kondisi dan praktek yang dilaksanakan

oleh subkontraktor atau klien Organisasi tidak

mempengaruhi aturan tentang THR.

1.7.6. Tunjangan Pemakaman

Apabila Karyawan atau salah satu anggota keluarga

sah Karyawan (suami/istri, anak dan anak angkat)

yang diakui oleh Organisasi meninggal dunia,

tunjangan pemakaman akan diberikan kepada

tanggungan yang sah melalui penyelenggara

asuransi yang terakreditasi sebagai bagian dari

paket manfaat yang disepakati dengan Karyawan

organisasi. Nilainya akan ditentukan setiap tahun

sebagaimana yang diatur oleh penyelenggara

asuransi kesehatan Organisasi.

1.8 Manfaat Karyawan

1.8.1. Jaminan Sosial

1. Organisasi, seperti yang terdaftar pada program

JAMSOSTEK, akan menjadi peserta dalam

program JAMSOSTEK menurut Undang-Undang

No. 3 Tahun 1992 yang memberikan:

(a) Jaminan Kematian

(b) Jaminan Kecelakaan Kerja

(c) Tabungan Hari Tua

Organisasi akan menyediakan asuransi

kesehatan yang melebihi santunan yang

diperoleh dari kepesertaan dalam JAMSOSTEK.

2. Organisasi akan memotong 2% dari gaji

bulanan bruto Karyawan untuk dibayarkan

kepada JAMSOSTEK sebagai iuran Karyawan

untuk Program Tabungan Hari Tua. Organisasi

akan membayar iuran sebesar 4,24% dari gaji

bulanan bruto Karyawan sebagai iuran Pemberi

Kerja untuk Jaminan Kematian, Jaminan

Kecelakaan Kerja dan Tabungan Hari Tua,

dan menyetorkannya kepada JAMSOSTEK.

Persentase ini dapat berubah berdasarkan

peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

3. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,

Organisasi tidak akan memotong 2% sebagai

iuran Karyawan untuk Tabungan Hari Tua

dari gaji bulan terakhir ia bekerja, sebaliknya

Organisasi akan menambahkan dalam

(26)

bulanan bruto yang menjadi iuran Pemberi Kerja

untuk Tabungan Hari Tua/Program Pensiun.

4. Ketika Karyawan mencapai usia pensiun

normal lima puluh lima (55) tahun, Organisasi,

atas kebijaksanaannya, berhak melakukan

pemutusan hubungan kerja dengan Karyawan

dan pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut

dilakukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

5. Ketika Karyawan mencapai usia pensiun

normal lima puluh lima (55) tahun, Karyawan

berhak mengajukan permintaan pensiun

dan berhak mendapatkan pesangon/uang

pensiun sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan yang

berlaku.

6. Dalam hal keahlian Karyawan masih dibutuhkan

oleh Organisasi maka hak Karyawan atas

pesangon/uang pensiun dapat diberikan

sebelum ia dipekerjakan kembali dalam

kapasitasnya sebagai konsultan atau Karyawan

dengan perjanjian kerja jangka waktu tertentu,

setelah masa reses 30 hari.

7. Dalam hal keahlian Karyawan masih dibutuhkan

oleh Organisasi dan Organisasi maupun

Karyawan sepakat untuk menunda usia

pensiun normal maka hak Karyawan atas uang

pensangon/uang pensiun dapat diberikan pada

akhir masa baktinya.

1.8.2. Manfaat Perawatan Kesehatan

1. Organisasi akan menyediakan manfaat

perawatan kesehatan untuk pengobatan

medis, gigi dan mata melalui program asuransi

kesehatan. Syarat dan ketentuan program

dituangkan dalam polis asuransi yang akan

disediakan bagi atau akan dikomunikasikan

kepada Karyawan.

2. Manfaat kesehatan Organisasi melindungi

semua Karyawan, suami/istri mereka dan paling

banyak tiga (3) orang anak (maksimal berumur

23 tahun). Karyawan wajib mendaftarkan

anggota keluarganya yang menjadi tanggungan

yang sah untuk menerima manfaat ini pada

Departemen Sumber Daya Manusia.

3. Program asuransi kesehatan, termasuk

pembayaran premi tahunan bagi Karyawan

diselenggarakan oleh Departemen Sumber

Daya Manusia.

4. Setiap Karyawan bertanggung jawab untuk

menyelesaikan semua kewajiban medisnya

yang melebihi batas yang ditanggung ketika

meninggalkan rumah sakit atau tempat

perawatan medis, atau kelebihan tagihan klaim

(27)

1.9 Pengelolaan Cuti

Organisasi mendorong Karyawan untuk mengambil

cuti setiap tahun yang menjadi hak mereka. Cuti

diberikan kepada Karyawan agar dapat memulihkan

diri dari sakit, dapat beristirahat, dapat merayakan

peristiwa penting atau menyelesaikan urusan

pribadi.

1.9.1. Hari Libur Umum dan Cuti

Bersama

Pada setiap awal tahun, Organisasi akan

menetapkan hari libur resmi untuk tahun tersebut.

1. Organisasi akan memberi semua Karyawan

Indonesia setiap hari libur umum yang

ditetapkan oleh Pemerintah.

2. Apabila hari libur yang ditetapkan pemerintah

jatuh pada periode cuti tahunan Karyawan maka

cuti tahunan yang diambil pada hari libur umum

itu tidak akan mengurangi hak cuti Karyawan.

3. Organisasi berhak meminta semua Karyawan

untuk mengambil cuti pada waktu yang sama

(“cuti bersama”) berdasarkan kebutuhan

operasional Organisasi. Jika Organisasi

memutuskan untuk mengikuti anjuran

pemerintah agar semua Karyawannya

mengambil cuti pada waktu bersamaan maka

cuti bersama itu bukan merupakan hak cuti

tambahan melainkan akan dipotong dari hak cuti

tahunan Karyawan.

1.9.2. Cuti Tahunan

1. Setiap Karyawan dengan perjanjian kerja jangka

waktu tertentu maupun tak tertentu, berhak

mendapatkan cuti tahunan dengan upah penuh.

2. Cuti tahunan dihitung dari tanggal mulai bekerja,

dengan lama cuti dua puluh (20) hari per tahun.

Cuti diperoleh selama 1,67 hari, atau 13,33 jam,

per bulan.

3. Cuti tahunan yang tidak diambil oleh Karyawan

dengan perjanjian kerja jangka waktu tertentu

tidak dapat diteruskan ke perjanjian kerja

berikutnya dan harus diambil selama periode

perjanjian kerja bersangkutan; jika tidak maka

cuti tahunan yang tidak diambil itu akan hangus.

4. Karyawan dengan perjanjian jangka waktu tidak

tertentu diperbolehkan meneruskan hak cuti

yang belum diambil maksimal lima (5) hari ke

tahun kalendar berikutnya. Jadi, cuti maksimal

yang dapat diambil dalam tahun kalendar

bersangkutan adalah dua puluh lima (25) hari

kerja.

5. Hak cuti terkumpul sejak dimulainya masa

kerja yang dihitung secara proporsional untuk

setiap bulan kerja penuh yang dilakukan oleh

Karyawan.

6. Karyawan wajib mengajukan permohonan cuti

tahunan paling lambat satu (1) minggu sebelum

dimulainya cuti tahunan yang dimaksud dan

wajib mendapatkan persetujuan tertulis dari

Atasan langsung/Manajer. Karyawan yang

telah mengajukan surat pengunduruan diri tidak

diizinkan mengambil sisa hak cuti tahunan yang

(28)

7. Karyawan yang akan mengambil cuti harus

memberikan nomor telepon dan alamatnya

kepada Organisasi seandainya ada kebutuhan

dinas untuk menghubungi Karyawan, serta

menyampaikan kepada Atasan/Manajernya

perincian pekerjaan yang belum diselesaikan

Karyawan.

8. Pengambilan hak cuti tahunan dijadwalkan

sesuai dengan kebutuhan operasional

Organisasi. Organisasi akan melakukan setiap

tindakan yang masuk akal agar Karyawan

bersangkutan dapat mengambil cuti pada waktu

memintanya.

9. Cuti yang tidak diambil tidak dapat diganti

dengan pembayaran tunai kecuali ada bukti

tertulis yang memperlihatkan bahwa Karyawan

tersebut telah berupaya mengambil cutinya

namun ditolak karena ia harus menjalankan

tugasnya untuk kebutuhan operasional.

Organisasi hanya akan mengganti cuti

yang tidak diambil dengan uang tunai pada

waktu terjadinya pemutusan hubungan kerja

sebagaimana diatur dalam peraturan yang

berlaku.

10. Karyawan dapat mengambil cuti tahunan jika

saldo cutinya nol dalam keadaan darurat atau

dalam kasus-kasus lain sebagaimana yang

disetujui oleh Direktur/Manajer Unit. Direktur/

Manajer Unit akan mengkomunikasikan

persetujuannya kepada Atasan langsung

Karyawan dan kepada Departemen SDM

Proyek. Saldo cuti Karyawan yang negatif tidak

boleh melebihi sepuluh (10) hari kerja. Jika

Karyawan di-PHK oleh Organisasi ketika saldo

cutinya negatif maka nilai yang sebanding pada

gaji akan dipotong dari penyelesaian akhir

Karyawan.

11. Karyawan dapat mengambil cuti tahunan yang

melebihi saldo cutinya setelah mendapatkan

persetujuan dari Atasan langsung dan

Direktur/Manajer Unit asalkan cuti yang akan

diperolehnya cukup untuk sisa kontrak jangka

waktu tertentu yang sedang berjalan (atau tahun

kalendar, bagi pegawai berjangka waktu tidak

tertentu) untuk menutupi saldo cuti tahunan

negatif. Setiap saldo cuti negatif pada saat

terjadi pemutusan hubungan kerja akan dihitung

dalam penyelesaian akhir dan dipotong dari

Karyawan.

1.9.3. Cuti Khusus

1. Karyawan diperbolehkan meninggalkan

pekerjaan dengan upah penuh dengan meminta

izin kepada Atasan/Manajer, dengan ketentuan

Karyawan harus menyampaikan bukti yang

wajar tentang keadaan bersangkutan sebagai

berikut:

a. Pernikahan Karyawan: 3 hari kerja

b. Pernikahan Anak Karyawan: 2 hari kerja

c. Pernikahan saudara kandung Karyawan: 1

hari kerja

d. Kematian Istri/Suami/Anak Karyawan: 3 hari

(29)

e. Kematian Orangtua/Mertua Karyawan: 3 hari

kerja

f. Kematian saudara kandung Karyawan: 2

hari kerja

g. Kematian anggota keluarga yang tinggal di

rumah yang sama: 1 hari kerja

h. Pembabtisan/Sunat Anak Karyawan: 2 hari

kerja

i. Menemani istri Bersalin: 2 hari kerja

Kecuali karena kematian, permintaan untuk

mengambil cuti khusus harus diajukan kepada

dan disetujui oleh Atasan paling lambat satu (1)

minggu sebelum tanggal cuti.

Cuti menemani istri bersalin harus diambil dalam

tiga (3) bulan pertama setelah persalinan secara

berturut-turut atau sendiri-sendiri.

2. Karyawan yang ingin melakukan perjalanan

ziarah keagamaan seperti ibadah haji ke Mekah

berhak mengambil cuti dengan tetap menerima

upah. Jangka waktu yang diizinkan didasarkan

pada peraturan yang berlaku.

Permohonan untuk melaksanakan ziarah

keagamaan harus dilampirkan dengan bukti

resmi perjalanan yaitu surat keterangan dari

penyelenggara perjalanan. Cuti dengan tetap

menerima upah hanya diminta sampai tanggal

yang disebutkan dalam surat dari penyelenggara

perjalanan haji yang disertai dengan salinan

stempel keberangkatan dan kedatangan dalam

paspor Karyawan.

3. Permintaan izin untuk cuti ziarah keagamaan

harus diajukan dua (2) bulan di muka secara

tertulis kepada Organisasi.

4. Karyawan tetap mendapatkan gaji selama

perjalanan ziarah keagamaan yang dihitung

sejak tanggal keberangkatan dan tanggal

kembali ke Indonesia.

5. Karyawan yang bermaksud tidak masuk

kerja sebelum dan setelah perjalanan ziarah

keagamaan harus mengajukan permohonan cuti

tahunan dan meminta persetujuan tertulis dari

Atasan masing-masing.

6. Seorang Karyawan hanya diperbolehkan

melakukan satu (1) kali perjalanan ziarah

keagamaan selama bekerja di Organisasi.

Apabila Karyawan ingin mengadakan perjalanan

ziarah yang kedua dan seterusnya, maka ia

diwajibkan menggunakan saldo cuti tahunannya

atau mengambil cuti tanpa menerima upah.

Prosedur pengambilan cuti ini sama seperti

pengambilan cuti untuk perjalanan ziarah

keagamaan yang pertama. Jika Karyawan

mengalami pemutusan hubungan kerja dan

kemudian dipekerjakan kembali dan pernah

mengadakan perjalanan ziarah dalam ikatan

kerja sebelumnya dengan Organisasi maka ia

wajib mengambil cuti tahunannya untuk cuti

perjalanan ziarah yang disetujui.

7. Karyawan dengan perjanjian kerja jangka

waktu tertentu dapat melakukan ibadah haji

sekali selama berlangsung ikatan kerja dengan

(30)

1.9.4. Cuti Bersalin

1. Cuti bersalin diberikan selama tiga (3) bulan

kalendar dengan upah penuh. Cuti diambil

sekitar satu setengah (1 ½) bulan sebelum dan

satu setengah (1 ½) bulan setelah persalinan.

2. Permohonan cuti bersalin harus diajukan

dengan dilampiri surat dokter paling sedikit

sepuluh (10) hari sebelum cuti bersalin dimulai.

3. Cuti tahunan tidak dapat diambil untuk

memperpanjang masa cuti bersalin atau cuti

keguguran, kecuali disetujui sebelumnya oleh

Direktur atau Manajer Unit dan Organisasi,

sepenuhnya atas kebijaksanaan Organisasi.

1.9.5. Cuti Sakit

1. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit

harus menyerahkan surat keterangan dokter

kepada Organisasi agar berhak mendapatkan

cuti sakit dengan tetap menerima upah.

2. Surat keterangan dokter yang asli harus

diserahkan kepada Organisasi dalam waktu

empat puluh delapan (48) jam sejak Karyawan

meninggalkan pekerjaannya dan segera

setelah kembalinya Karyawan dari cuti sakit jika

waktunya kurang dari empat puluh delapan (48)

jam.

3. Meninggalkan pekerjaan tanpa izin dari Atasan

dan tanpa surat keterangan dokter tidak dapat

diterima dan tidak dapat dibenarkan, dan

Karyawan akan dikenakan tindakan disiplin.

4. Apabila seorang karyawan wanita mengalami

keguguran maka ia berhak mendapatkan cuti

selama (1 ½) bulan dengan tetap menerima

upah. Aborsi tidak termasuk dalam pengertian

keguguran, kecuali karena alasan medis yang

dinyatakan oleh dokter.

5. Apabila ketika sedang cuti tahunan seorang

Karyawan menderita sakit dan harus diopnam di

rumah sakit maka jangka waktu opnam tersebut

tidak akan dihitung sebagai cuti tahunan.

Meskipun demikian, Organisasi berhak meminta

surat keterangan dokter dan secara acak

mengecek keaslian surat tersebut.

6. Apabila ketika sedang cuti tahunan seorang

Karyawan menderita sakit tetapi tidak diopnam

di rumah sakit maka waktu sakit tersebut tidak

akan dihitung sebagai cuti tahunan jika terdapat

surat keterangan dokter. Apabila tidak ada surat

keterangan dokter maka waktu sakit tersebut

akan dihitung sebaga cuti tahunan. Organisasi

berhak meminta surat keterangan dokter.

1.9.6. Penyakit yang

Berkepanjangan

1. Pembayaran Gaji Karyawan selama cuti sakit

yang berkepanjangan dilakukan sesuai dengan

peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

2. Ketika seorang Karyawan sakit dan setelah

(31)

selama lebih dari dua belas (12) bulan masih

belum bisa kembali bekerja sebagaimana

dinyatakan oleh dokter yang merawatnya maka

Organisasi dapat memutuskan hubungan kerja

dengan Karyawan tersebut sesuai dengan UU

No. 13 Tahun 2003.

1.10 Pengelolaan Armada

Pengelolaan harian kendaraan operasional harus

dilakukan secara transparan dan dapat diakses oleh

seluruh staf dengan pedoman yang jelas mengenai

tempat tujuan, waktu perjalanan dan kembali,

keperluan perjalanan, dan sebagainya.

1.11 Pengelolaan

Perpustakaan

Sistem basis data (database) pengelolaan

perpustakaan harus dilaksanakan dan dapat

diakses oleh seluruh staf agar dapat digunakan

sebagai acuan dan agar staf dapat mengusulkan

penambahan koleksi perpustakaan.

1.12 Penilaian Kinerja

1. Sistem Manajemen Kinerja Organisasi

mencakup: rencana perbaikan kinerja, rencana

pengembangan Karyawan, pembinaan dan

penyuluhan serta penilaian.

2. Penilaian kinerja bertujuan untuk

mengembangkan dialog secara terbuka

antara Karyawan dan Atasan Karyawan

untuk mencapai perbaikan kinerja. Kegiatan

ini menjadi kesempatan untuk membahas,

merencanakan dan meninjau kembali kinerja

setiap Karyawan serta menetapkan tujuan

dan mengembangkan rencana kerja tahun

berikutnya bagi setiap Karyawan.

3. Jangka waktu penilaian kinerja berlangsung dari

tanggal 1 April sampai 31 Maret.

4. Karyawan yang mulai bekerja sebelum tanggal

1 Maret dan masih menjadi karyawan aktif

pada tanggal 1 Juni layak untuk mendapatkan

penilaian kinerja dan kenaikan tunjangan terkait.

5. Evaluasi akhir mencakup penilaian obyektif

keseluruhan terhadap kinerja Karyawan.

Nilainya adalah sebagai berikut:

(a) Jauh melebihi harapan

(b) Melebihi harapan

(c) Sesuai dengan harapan

(d) Kurang sesuai dengan harapan

(e) Gagal memenuhi harapan

6. Apabila Karyawan tidak setuju dengan substansi

evaluasi maka Karyawan dapat mengajukan

banding terhadap hasil evaluasi kinerja dan

menyampaikan keberatan. Untuk itu, Karyawan

harus meringkaskan ketidaksetujuannya melalui

(32)

7. Komentar inal manajemen akan dibuat untuk

mencatat peringkat yang dinilai oleh Organisasi

dalam evaluasi terhadap Karyawan. Apapun

hasilnya, salinan surat keberatan dari Karyawan

harus disimpan dalam arsip personalia

Karyawan.

1.13 Prosedur

Penyelesaian Keluhan

1. Karyawan yang mempunyai keluhan, dalam

waktu tiga (3) hari kerja setelah terjadinya

keluhan, dapat menyampaikannya kepada

Atasannya langsung/Manajer yang akan

memberikan jawaban dalam waktu lima (5) hari

kerja sejak keluhan itu disampaikan kepada

Atasan/Manajer.

2. Jika Atasan atau Manajer tidak dapat

menyelesaikan keluhan itu, atau jika keluhan

itu sebenarnya berkaitan dengan Atasan atau

Manajer maka Karyawan bersangkutan, dalam

waktu lima (5) hari kerja, dapat mengajukannya

kepada pejabat yang lebih tinggi dari Atasan

atau Manajer yang akan memberikan jawaban

dalam waktu lima (5) hari kerja setelah keluhan

diajukan.

3. Apabila pejabat yang lebih tinggi dari Atasan

atau Manajer tidak dapat menyelesaikan

keluhan itu maka Manajer Sumber Daya

Manusia Organisasi dapat dilibatkan dan, bila

perlu, pimpinan senior lain dalam Organisasi.

1.14 Tindakan Disiplin

1.14.1. Tujuan

Kebijakan dan prosedur tindakan disiplin ditetapkan

untuk tujuan berikut ini:

a) Sebagai bagian dari pelatihan Karyawan,

memberi Karyawan waktu yang cukup untuk

meningkatkan kinerja atau perilaku mereka.

b) Meningkatkan produktivitas dan eisiensi

Karyawan.

c) Mendorong Karyawan untuk mematuhi

peraturan Organisasi.

Organisasi akan mengenakan tindakan disiplin

yang diperlukan terhadap Karyawan yang

melanggar kebijakan, prosedur, aturan, peraturan

atau ketentuan yang disebutkan dalam Modul

ini dan kontrak kerjanya (secara kolektif disebut

(33)

1.14.2. Peringatan Lisan dan Tertulis

Peringatan Lisan

Peringatan Tertulis

Peringatan Tertulis Pertama (Berlaku Selama: 6 Bulan)

Peringatan Tertulis Kedua (Berlaku selama: 6 Bulan)

Peringatan Tertulis Ketiga (Peringatan Terakhir)

Pemutusan Hubungan Kerja

• Diskresioner

• Dokumen Arsip Personalia • Pelanggaran ringan

• Peringatan bergantung pada tingkat pelanggaran

• Dokumen Arsip Personalia • Pelanggaran lebih berat

(34)

Pada prinsipnya, setiap jenis pelanggaran akan

dikenakan tindakan disiplin.

a) Peringatan Lisan:

1. Peringatan lisan, atas kebijaksanaan Organisasi,

akan diberikan untuk pelanggaran ringan.

2. Peringatan lisan yang diberikan akan dicatat

dalam arsip personalia Karyawan.

3. Atasan bersangkutan perlu mendokumentasikan

setiap peringatan lisan yang diberikan kepada

bawahannya dan melaporkannya kepada

Departemen SDM dengan menggunakan

formulir yang ada untuk disimpan dalam arsip

personalia Karyawan.

4. Jenis pelanggaran yang dapat dikenakan

peringatan lisan mencakup tetapi tidak terbatas

pada:

4.1 Absen satu (1) hari dalam sebulan tanpa

pemberitahuan lebih dulu dan alasan yang

tepat yang disampaikan kepada Atasan atau

Departemen SDM.

4.2 Sengaja mengganggu ketenangan dan

ketertiban lingkungan kerja.

4.3 Mengabaikan kewajiban untuk

memberitahukan Organisasi tentang

perubahan alamat tempat tinggal, KTP

dan status keluarga (status perkawinan,

kelahiran dan kematian).

4.4 Datang terlambat ke kantor tanpa

pemberitahuan sebelumnya kepada atasan.

b) Peringatan Tertulis

Peringatan tertulis diberikan atas masalah yang

lebih serius. Surat peringatan tidak harus diberikan

secara berurutan atau berhubungan dengan

surat peringatan sebelumnya. Tingkat peringatan

akan bergantung pada tingkat kesalahan atau

pelanggaran.

Peringatan Tertulis Pertama

Peringatan tertulis pertama dapat diberikan untuk

kasus-kasus yang mencakup, tetapi tidak terbatas

pada:

1. Datang terlambat ke kantor sebanyak empat (4)

kali sebulan tanpa alasan yang tepat atau izin

dari Atasan, atau

2. Absen tanpa pemberitahuan sebelumnya dan

persetujuan dari Atasan sebanyak dua (2) hari

(berurutan atau tidak berurutan) dalam sebulan,

atau

3. Meninggalkan pekerjaan atau tugas tanpa izin

dari Atasan, atau

4. Lalai mengikuti petunjuk yang wajar dari

Atasan tanpa alasan yang dapat diterima oleh

(35)

5. Menggunakan properti/aset Proyek/Organisasi

untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari Atasan,

atau

6. Lalai memberitahukan Proyek/Organisasi

mengenai pekerjaannya di luar Organisasi, atau

7. Menyebarluaskan informasi yang keji atau

menyakitkan mengenai orang lain, atau

8. Memajang gambar-gambar atau bahan lain di

tempat kerja yang dapat menyinggung perasaan

orang lain, atau

9. Perilaku lain yang menciptakan permusuhan

dan lingkungan kerja yang tidak nyaman, atau

merendahkan martabat orang lain, atau

10. Lalai memberitahukan Organisasi bahwa

anggota keluarga dekatnya bekerja untuk

kompetitor Organisasi.

Apabila selama masa berlaku Peringatan

Tertulis Pertama (6 bulan) Karyawan melakukan

pelanggaran lain bahkan meskipun pelanggaran itu

tidak sama seperti yang tercatat dalam peringatan

lisan atau Peringatan Tertulis Pertama maka

Organisasi berhak mengeluarkan Peringatan Tertulis

Kedua atau yang lain, bergantung pada jenis

pelanggaran yang dilakukannya.

Peringatan Tertulis Kedua

Peringatan tertulis kedua dapat diberikan untuk

kasus-kasus yang mencakup, tetapi tidak terbatas

pada:

1. Mengulangi pelanggaran(-pelanggaran) yang

sama dengan yang diperingatkan dalam

Peringatan Lisan atau Peringatan Tertulis

Pertama; atau

2. Apabila, menurut penilaian Atasan atau Manajer,

Peringatan Tertulis Pertama tidak menghasilkan

perbaikan sikap, kinerja atau perilaku Karyawan;

atau

3. Datang terlambat ke kantor delapan (8) kali

dalam sebulan tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan atau izin dari Atasan;

atau

4. Absen tanpa pemberitahuan sebelumnya atau

izin dari Atasan selama tiga (3) hari

berturut-turut atau lima (5) hari tidak berberturut-turut-berturut-turut dalam

sebulan; atau

5. Lalai melaporkan kepada Atasan kemungkinan

gangguan keamanan dan keselamatan yang

diketahuinya dapat membahayakan staf dan

aset Organisasi; atau

6. Melakukan pekerjaan dengan cara yang ceroboh

sehingga membahayakan kehidupannya sendiri,

orang lain atau Organisasi; atau

7. Memalsukan kehadiran Karyawan lain; atau

8. Menghubungkan suatu perangkat ke jaringan

Organisasi tanpa izin dari petugas yang ditunjuk;

atau

9. Bekerja di tempat atau perusahaan lain tanpa

(36)

10. Lalai mengikuti kebijakan pengadaan Proyek/

Organisasi.

Seorang Karyawan yang telah menerima Peringatan

Tertulis Kedua tidak boleh melakukan pelanggaran

lain selama masa berlaku Peringatan Tertulis Kedua

(6 bulan).

Apabila selama masa berlaku Peringatan Tertulis

Kedua (6 bulan) Karyawan melakukan pelanggaran

lain maka Organisasi berhak mengeluarkan

Peringatan Tertulis Ketiga.

Peringatan Tertulis Ketiga atau Terakhir

Peringatan Tertulis Ketiga dapat diberikan untuk

kasus-kasus yang mencakup tetapi tidak terbatas

pada:

1. Apabila selama masa berlaku Peringatan Tertulis

Kedua, Karyawan melakukan pelanggaran lain;

atau

2. Membawa aset Proyek/Organisasi keluar dari

lingkungan Proyek/Organisasi tanpa persetujuan

dari Atasan; atau

3. Tidak kompeten dan berkinerja buruk dalam

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya

sebagaimana dituntut oleh pekerjaan dan

Atasannya; atau

4. Datang terlambat ke kantor tanpa

pemberitahuan dan/atau izin dari Atasan

sebanyak sepuluh (10) kali dalam sebulan; atau

5. Absen tanpa pemberitahuan sebelumnya atau

izin dari Atasan selama empat (4) hari

berturut-turut atau enam (6) hari tidak berberturut-turut-berturut-turut

dalam sebulan; atau

6. Menolak atau tidak menjalankan penugasan

dari Atasan berdasarkan ruang lingkup

pekerjaannya; atau

7. Sengaja mengabaikan kewajibannya; atau

8. Menolak atau sengaja menghindari penyelidikan

dari petugas keamanan atau personil lain yang

ditugaskan; atau

9. Memberi orang lain akses ke sistem Organisasi

tanpa izin dari Direktur atau Manajer Unit,

Sistem Informasi & Teknologi (ITS), atau

kuasanya; atau

10. Berpartisipasi dalam manifestasi, atau kegiatan

ilegal lain; atau

11. Praktek kolusi atau nepotisme dalam segala

bentuk; atau

12. Lalai memberitahukan Organisasi mengenai

hubungan keluarga atau persahabatannya

dengan orang lain yang dipekerjakan atau akan

direkrut oleh Proyek/Organisasi; atau

13. Mengubah konigurasi perangkat keras atau

perangkat lunak peralatan Organisasi tanpa izin

(37)

14. Berkomunikasi dengan pemasok Organisasi

di luar jabatannya untuk memberikan atau

menerima perlakuan istimewa atau mempunyai

hubungan bisnis dengan pemasok; atau

15. Menjadi jurubicara yang berkaitan dengan bisnis

serupa dengan Orgnaisasi dalam konferensi,

seminar atau kegiatan serupa lain dan menerima

pembayaran dari tugas itu tanpa persetujuan

sebelumnya dari Atasan atau Organisasi.

Hubungan kerja karyawan akan diakhiri jika

Peringatan Tertulis Ketiga atau Peringatan Terakhir

telah dikeluarkan dan pelanggaran lain masih terjadi.

Peringatan tertulis atas kinerja yang buruk dapat

dikeluarkan oleh atasan langsung Karyawan,

sebagaimana ditinjau dan disetujui oleh Departemen

Sumber Daya Manusia. Peringatan tertulis

atas kelakuan buruk dan tindakan disiplin akan

dikeluarkan oleh Departemen Sumber Daya

Manusia. Salinan peringatan tertulis akan disimpan

dalam arsip personalian Karyawan dan catatan

hubungan kerja.

1.14.3. Pembebastugasan

Dalam keadaan tertentu, pembebastugasan

Karyawan mungkin perlu segera dilakukan. Tindakan

tersebut biasanya diambil apabila pelanggaran

yang dilakukan Karyawan sedemikian beratnya

sehingga dapat mengakibatkan pemberhentian

Karyawan dan waktu diperlukan untuk mengadakan

penyelidikan yang bebas dari prasangka oleh tim

yang ditunjuk Organisasi, atau apabila Karyawan

dan Organisasi bersengketa dan menunggu putusan

pemberhentian dari Pengadilan Hubungan Industrial.

Pembebastugasan itu disertai dengan pembayaran

penuh gaji bulanan seraya menunggu hasil

penyelidikan.

1.14.4. Penundaan Kenaikan Gaji

atau

Promosi

Selama masa berlaku suatu Peringatan Tertulis,

Karyawan tidak berhak mendapatkan kenaikan gaji,

promosi dan/atau seleksi untuk mendapatkan posisi

yang lebih tinggi.

1.14.5. Pemberhentian

Apabila Karyawan tidak menaati Kode Perilaku

Organisasi, Modul ini serta peraturan dan ketentuan

yang berlaku maka Organisasi berhak melakukan

pemutusan hubungan kerja sesuai dengan peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan yang

berlaku, setelah Karyawan diberikan peringatan

tertulis atau peringatan terakhir, atau atau tanpa

peringatan jika kasusnya sangat berat.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku dan

berdasarkan satu atau lebih alasan yang mendesak

di bawah ini, seorang Karyawan dapat langsung

(38)

1. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan

ketika kontrak kerja ditandatangani; atau

2. Merokok di area yang dilarang; atau

3. Mabuk, menggunakan ganja dan narkoba atau

narkotik pada saat bekerja di lahan Organisasi

atau klien Organisasi atau dalam kendaraan

dinas; atau

4. Melakukan perbuatan amoral di tempat kerja; atau

5. Menganiaya, secara kasar menghina atau

mengancam atasan, bawahan, rekan kerja dan/

atau anggota keluarga mereka; atau

6. Memaksa atau meyakinkan atasan, bawahan

atau rekan kerja untuk melakukan suatu

perbuatan ilegal atau amoral; atau

7. Sengaja merusak, merugikan atau

membahayakan properti Organisasi atau

kliennya; (Karyawan yang dengan sengaja

melakukan perbuatan yang merugikan atau

menimbulkan kerugian material terhadap

Organisasi, properti Organisasi dan/atau

properti klien Organisasi dapat dituntut untuk

memberikan ganti rugi kepada Organisasi); atau

8. Sengaja membahayakain dirinya sendiri atau

rekan kerjanya; atau

9. Membocorkan rahasia atau menggunakan

informasi atau dokumen konidensial atau

eksklusif milik Organisasi atau kliennya; atau

10. Menyingkapkan kerahasiaan bisnis Organisasi

atau kerahasiaan hubungan pribadi atasan atau

rekan kerja Karyawan, anggota pimpinan dan

keluarga dekat mereka, termasuk menulis dan

membuat salinan dari catatan dan dokumen

Organisasi, atau transaksi keuangan atau

transaksi lain Organisasi atau hal-hal lain yang

berkaitan dengan bisnis Organisasi tanpa izin

dari Organisasi; atau

11. Sengaja melakukan tindakan yang

membahayakan dirinya sendiri atau orang lain;

atau

12. Bekerja untuk perusahaan lain selama jam kerja

di Organisasi; atau

13. Membawa atau menyimpan senjata atau senjata

api atau benda-benda berbahaya yang dilarang

di lingkungan Proyek dan Organisasi tanpa izin

dari Proyek/Organisasi; atau

14. Mengadakan/melaksanakan kegiatan yang

dapat menimbulkan konlik kepentingan dengan

Proyek/Organisasi; atau

15. Menipu, mencuri atau menggelapkan dana dari

rekan kerja, klien atau Proyek/Organisasi atau

memalsukan dokumen pengeluaran; atau

16. Memberikan informasi atau dokumen yang

tidak benar atau memalsukan informasi atau

dokumen yang berkaitan dengan hubungan

kerja sebelumnya, hubungan kerja orang lain di

Referensi

Dokumen terkait

Adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat dari badan kapal (hull), agar kapal dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan servis sebesar

a) Olbi : tidak memperhatikan cerita, sibuk bermain dengan teman di sebelah kiri dan kanannya. Bahkan menganggu teman yang lain. b) Chyntia : fokus mendengarkan cerita tetapi

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu metode untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran objek yang diteliti

Pemberdayaan yang dilakukan proyek SEED terhadap usaha budidaya ternak sapi potong di Desa Brabowan dideskripsikan sebagai upaya menjadikan usaha budidaya ternak sapi

Pada uji coba yang telah dilakukan, motif yang dapat diklasifikasikan sistem secara sempurna adalah motif Ceplok, motif Lung-lungan dan motif Parang, sedangkan untuk

pemerintah China dalam pemberantasan korupsi salah satunya juga diwujudkan dengan ikut meratifikasi Konvensi PBB melawan korupsi yang memasukkan suap kepada pejabat

Determinan Subjective Norms (Norma Subjektif) perilaku berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol merupakan kontribusi terbesar terhadap intensi berhenti mengkonsumsi

Mengingat air danau tersebut tidak hanya akan dinikmati oleh warga masyarakat disekitar danau tetapi juga masyarakat di daerah hilir dimana air danau mengalir melalui anak