• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 132010062 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 132010062 BAB III"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional; yaitu mencari korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Surachman, (2007) mengemukakan bahwa metode korelasi bertujuan untuk meneliti kaitan antara variasi pada satu faktor dengan variasi pada faktor lain. Penelitian ini disebut penelitian korelasional, karena peneliti ingin mengetahui tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi (Sukandarrumidi, 2004). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, dicari hubungan perilaku menonton film kekerasan (X) dan agresivitas (Y).

3.2Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

(2)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMK Muhammadiyah Salatiga yaitu sebesar 255 siswa, yaitu menurut tabel Nomogram Harry King (Sugiyono, 2011) dengan tingkat kesalahan 5%.

3.2.3 Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel proporsional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak

dengan seimbang.

3.3Variabel Penelitian

(3)

3.4Definisi Operasional

3.4.1 Perilaku Menonton Film Kekerasan

Perilaku menonton film kekerasan adalah perbuatan menonton film yang memberi model-model agresi yang penuh kekerasan dan memberi pandangan-pandangan yang tidak realistik terhadap dunia sehingga akan mempengaruhi perilaku agresi dan antisosial pada remaja yang ditandai dengan adanya minat, perhatian, isi dan frekuensi menonton film kekerasan.

3.4.2 Agresivitas

Perilaku agresivitas adalah suatu perbuatan permusuhan yang berupa penyerangan fisik, tidak langsung dan verbal.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan skala sikap. Prosedur pengisian skala sikap sangat mudah dan sederhana. Responden hanya diminta memilih jawaban “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju” terhadap item–item yang tercantum pada angket

tersebut sesuai dengan keadaan dirinya. Cara penilaiannya dengan memberikan skor.

Untuk pernyataan yang termasuk item favourable dengan penilaian sebagai berikut:

(4)

Jawaban ragu-ragu diberi skor 3 Jawaban tidak setuju diberi skor 2 Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1

Sedangkan untuk pernyataan yang termasuk item unfavourable yaitu penilaiannya sebagai berikut :

Jawaban sangat setuju diberi skor 1 Jawaban setuju diberi skor2 Jawaban ragu-ragu diberi skor 3 Jawaban tidak setuju diberi skor4 Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 5

Item favourable adalah item yang mengandung ungkapan tentang dirinya dirinya yang positif dan item unfavourable adalah item yang mengandung ungkapan keadaan dirinya secara negatif.

Dalam penelitian ini pengukuran variabel perilaku menonton film kekerasan menggunakan pendapat Partowisastro (2001) yang menyatakan bahwa aspek-aspek dalam menonton film kekerasan meliputi 1) minat terhadap film kekerasan, 2) perhatian terhadap film kekerasan, 3) isi film kekerasan, dan 4) frekuensi menonton film kekerasan.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi perilaku Menonton Film Kekerasan

No Aspek Indikator No. Item Jml

(5)

pikat.

1.3.Penambahan jam tayang film kekerasan.

1.4.Selalu mencari channel yang menayangkan film

2.1 Memperhatikan dan berkonsentrasi penuh ketika menonton film kekerasan.

2.2 Film kekerasan

ditayangkan pada jam-jam sekolah.

2.3 Penayangan iklan mengganggu keasyikan menonton.

2.4 Tidak menghiraukan panggilan orang tua. 2.5 Berebut channel dengan

yang lain untuk menonton film kekerasan.

2.6 Mengagumi adegan dalam film kekerasan.

2.7 Berkhayal menjadi tokoh utama.

2.8 Menghafal dan mencoba adegan dalam film.

3.1. Adegan sadisme 3.2. Film kekerasan cocok

untuk remaja lak-laki. 3.3. Film kekerasan mewakili

perasaan jiwa remaja. 3.4. Penyelesaian masalah

dengan kekerasan, pembunuhan, tindakan balas dendam, pemakaian senjata tajam dan senjata api. 3.8. Lebih disegani, berani dan

(6)

bangga bila melakukan

4.1 Setiap hari menonton film kekerasan.

4.2 Menonton meskipun film kekerasan sudah pernah diputar.

4.3 Lebih dari dua judul film ditonton setiap hari. 4.4 Menonton film kekerasan

meskipun tengah malam.

Sedangkan untuk pengukuran perilaku agresivitas, dalam penelitian ini menggunakan pendapat Koeswara (2011) yang menyatakan bahwa aspek-aspek agresivitas yang meliputi perbuatan permusuhan dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain berupa penyerangan fisik, penyerangan tidak langsung dan penyerangan verbal.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Perilaku Agresivitas

No. Aspek Nomor Item Jml

1. Fisik 1,4,8,12,16,20,22 7

2. Tidak langsung 2,3,5,7,9,11,13,15,17,19,21,23 12

3. Verbal 6,10,14,18,24 5

Jumlah 24 24

3.6Uji Coba Instrumen Penelitian

(7)

3.6.1 Uji Coba Validitas Item

Menurut Arikunto (2008) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sedangkan menurut Sukandarrumidi (2004) validitas berasal dari bahasa Inggris validity yang berarti taraf sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang hendak diukur. Alat ukur dikatakan valid bila mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cermat. Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut (Azwar, 2004).

(8)

Suatu tes atau instrument penelitian dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila menunjukkan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Menurut Sugiyono (2012: 172) Valid berarti alat ukur diuji dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Validitas adalah ketepatan suatu alat ukur dalam mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat dan benar.

Uji Validasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur mempunyai ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengukur validitas kuisioner yang diberikan kepada responden digunakan rumus korelasi Product Moment (r) menurut Sugiyono (2012: 248) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y x = skor butir item

y = Jumlah skor n = Jumlah data

(9)

3.6.2 Uji Coba Reliabilitas

Selain valid, syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004). Pernyataan ini mengandung arti bahwa hasil pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama selama dalam diri subjek diukur memang belum berubah.

Menurut Hadi (2003) dalam reliabel berarti ajeg atau konstan, yang dalam hal ini adalah kekonstanan skor atau hasil pengukuran. Uji reliabilitas instrumen perilaku menonton film kekerasan dan agresivitas menggunakan uji Alpha (Reliability Analysis Scale) melalui pengolahan komputer program SPSS for windows.release 19.0.

Terkait dengan hasil yang telah didapatkan tolak ukur reliabilitas yang dipakai didasarkan pada interpretasi nilai menurut George dan Mallery (Azwar, 2004) sebagai berikut:

 dikatakan sangat tinggi

dikatakan tinggi

dikatakan cukup tinggi

dikatakan sedang

dikatakan rendah

dikatakan sangat rendah

(10)

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi perilaku Menonton Film Kekerasan
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Perilaku Agresivitas

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Salah satu bagian dari face recognition yang telah dikembangkan saat ini adalah pengenalan jenis kelamin ( gender recognition ) Kemiripan antara gender recognition

Manakala diminta memberi komentar secara sukarela tentang sampel mana yang paling disukai (data tidak diuji secara statistik) maka jawaban para panelis adalah sebagai berikut:

Kemudian berdasarkan analisis Malmquist Productivity Index (MPI) disimpulkan bahwa hampir keseluruhan perbankan syariah mengalami kenaikan produktivitas dengan presentase

Didalam contoh kasus di atas di perlihatkan bahwa aktualisasi pancasila belum sepenuhnya terimplementasikan, terutama di dalam kehidupan akademik, padahal di ketahui bahwa

Dari angka tersebut menun jukkan bahwa rasio solvabilitas Bank Syariah “S” lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional

produk tertentu dalam penerapannya. Bentuk rancangan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Sugiyono yang mengadaptasi model Borg & Gall. Model Borg &

Pengukuran laju respirasi dilakukan dalam wadah stoples kaca. Perlakuan buah utuh, setengah kupas melintang, setengah kupas membujur dan kupas penuh dimasukkan ke dalam

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengamanan pesan melalui metode vigenere cipher dengan penggunaan kunci secara berlapis dapat meminimalisir kelemahan yang