• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Masyarakat Terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru | Imran | GeoTadulako 2625 7893 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendidikan Masyarakat Terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru | Imran | GeoTadulako 2625 7893 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN MASYARAKAT TERPENCIL DI DUSUN TOMPU

DESA LORU KECAMATAN SIGI BIROMARU

MUH IMRAN A 351 08 065

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu sosial

Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ABSTRAK

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: Membahas mengenai (1) Bagaimana masyarakat terpencil di Dusun Tompu memandang pentingnya pendidikan dan (2) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pendidikan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana masyarakat terpencil di Dusun Tompu memandang pentingnya pendidikan dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya pendidikan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengambilan sampel responden menggunakan purposive sampling yang diperoleh 32 kk. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pandangan masyarakat terpencil di Dusun Tompu akan pentingnya pendidikan masih sangat rendah, hal ini terlihat dari masih banyaknya yang tidak menempuh pendidikan dan putus sekolah. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru yaitu (a) Kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya pendidikan, (b) Faktor ekonomi, (c) Faktor lingkungan, (d) Faktor jarak antara rumah dan sekolah.

(3)

3

ABSTRACT

The main problem of this research was about (1) How do isolated society in Tompu County perceive the importance of education and (2) What Factors that affect the low education of the isolated society in Tompu county at Loru Village subdistrict of Sigi Biromaru. The purpose of this research is to know how the isolated society in Tompu county think about the importance of education and what factors affecting the low education of the isolated society in Tompu county at Loru Village subdistrict of Sigi Biromaru. This is a qualitative research. The technique of selecting respondents for this research was purposive sampling, the sample was 32 head of households. The technique of data collection was observation, interview and documentation. The analysis of this research was done descriptively. The results indicated that (1) The isolated society’s perception about the importance of education was not good, it can be seen from the large number of the people who do not participate in educaiton and drop out of school. (2) Factors affecting the low education of the isolated society in Tompu county at Loru village subdistrict of Sigi Biromaru were (a) the lack of awareness and understanding about the importance of education (b) Economic factor, (c) Factor of neighborhood, (d) Distance factor between house and school.

Keywords: Education, Isolated Society, Tompu County

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(4)

mampu bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif (Depdiknas,2006:9). Sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak dapat terelakkan lagi bahwa saat ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Meskipun kebutuhan akan pendidikan setiap orang tidak sama, baik jenjang maupun tempat pendidikannya.

Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Karena itu, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, yang mewajibkan pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Demikian juga warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus (pasal 5 ayat 2, 3 dan 4). Lebih jauh dijelaskan bahwa, “Pendidikan wajib belajar 9 tahun bagi anak usia 7 sampai 15 tahun harus diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat tanpa dipungut biaya”. (Arifin, 2003: 11).

Dusun Tompu adalah salah satu Dusun dari empat Dusun yang berada di Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Dusun Tompu Desa Loru yang mana keberadaanya terpisah dari ketiga dusun lainnya, Dusun Tompu terletak jauh di atas gunung yang sangat susah di tempuh oleh kendaraan seperti sepeda motor terlebih mobil. Jalan penghubung ke Dusun Tompu yang tidak rata (sempit), terjal dan di sisi kiri dan kanan adalah tebing dan jurang yang dalamnya ± 50 meter. Di Dusun Tompu belum terdapat listrik, alat penerang ditiap rumah masih menggunakan lampu pijar.

(5)

5

Berdasarkan data di atas, sebagian besar masyarakat terpencil di Dusun Tompu yang usia wajib sekolah tetapi tidak bersekolah. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti faktor kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih kurang, orang tua anak lebih fokus untuk bekerja dan mencari uang, hal ini berdampak dengan kurangnya motivasi terhadap anak untuk menempuh pendidikan.

Faktor lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan. Apabila anak-anak berada di lingkungan yang terdapat banyak anak-anak putus sekolah maka anak tersebut akan terpengaruh oleh perbuatan maupun tindakan anak yang putus sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana masyarakat terpencil di Dusun Tompu memandang pentingnya pendidikan. 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di dusun Tompu desa Loru

Kecamatan sigi biromaru. 1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk menjelaskan sejauh mana masyarakat terpencil di Dusun Tompu memandang pentingnya pendidikan.

2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Diharapkan sebagai data informasi yang bermanfaat bagi pengambil kebijakan dalam melihat persoalan pendidikan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan bagi peneliti lain yang peduli terhadap pendidikan masyarakat terpencil. II. METODE PENELITIAN

(6)

terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru. (Sugiyono (2012:8). Dalam hal ini peneliti ingin manggambarkan tentang Pandangan Masyarakat terpencil di Dusun Tompu dan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi sensus”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang ada di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru berjumlah 32 kk (kepala rumah tangga).

Menurut Suharsimi Arikunto (2007:95) “Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel juga merupakan sebagian dari anggota populasi yang dapat memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian, sampel ini biasanya disimbolkan dengan (n)yang ukurannya selalu lebih kecil dari populasi (N).

Keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka dalam penentuan sampel penelitian ini peneliti melakukan teknik pengambilan sampel secara “purposive sampling”, yaitu menetapkan sampel dengan memilih sejumlah orang dari jumlah populasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang relevan dengan objek penelitian. Jumlah sampel ditetapkan sebanyak 32 orang kk (Kepala Keluarga) yang dianggap reperensif dapat mewakili populasi.

Peneliti menggunakan “purposive sampling” karena sampel sebanyak 32 kk tersebut merupakan masyarakat yang yang terdapat di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru , disamping itu juga ditetapkan dua orang informan yaitu:

1. Kepala Desa Loru (Bapak Kadir)

2. Kepala Dusun Tompu Desa Loru (Bapak Desman)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Sudijono (2003:17), “data primer adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber

dari tangan pertama (firsthanddata), dan data sekunder adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan kedua (secondhanddata)”.

(7)

7

Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru. Selanjutnya, data sekunder yang akan dikumpulkan yaitu: Profil Dusun Tompu Desa Loru.

Untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data yakni melalui observasi yang merupakan langkah awal yang ditempuh oleh setiap peneliti guna memperoleh data di lokasi penelitian yaitu melihat langsung kondisi lapangan, sekaligus mencatat hal-hal yang dianggap perlu dan berhubungan dengan masalah yang diteliti baik yang bersifat fisik dan sosial di lokasi penelitian. Kegiatan ini dilakukan langsung di lapangan terhadap obyek penelitian yaitu masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru, selain observasi peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dilengkapi dengan instrument penelitian yaitu daftar pertanyaan wawancara, jenis wawancara yang peneliti gunakan yaitu wawancara kombinasi anatara wawancara terstruktur dan wawancara bebas.

Suatu metode untuk memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan dengan penelitian ini, yaitu mencatat dokumen-dokumen atau mencatat arsip-arsip yang dapat memberikan informasi akurat yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun dokumen yang dimaksud yaitu data jumlah penduduk, profil Desa dan peta.

Data yang didapatkan di lapangan secara kualitatif, dengan mengacu kepada pokok permasalahan. Analisis data yang dimaksud adalah analisis deskriptif, yaitu teknik yang dipakai untuk memberikan gambaran secara terperinci tentang obyek penelitian. Menurut Miles dan Huberman (1992:16-19) untuk melakukan analisis secara kualitatif melalui tiga tahap yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi dilakukan sebagai proses memilih, menyederhanakan data dan transformasi data kasar yang terdapat dalam catatan penelitian, mengelompokan, mengarahkan dan membuang data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi data menurut permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan adalah penyusunan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan penyajian data.

(8)

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah memperoleh informasi dari data yang tersusun melalui penyajian data.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dusun Tompu merupakan salah satu Dusun dari 4 Dusun yang ada di Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Letak Dusun Tompu berjarak 20 km dari pusat Desa Loru. Secara umu , Dusun Tompu berbatasan langsung dengan wilayah sebagai beriukut: 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ngatabaru

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pombewe 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Parigi

4) Sebelah Barat berbatsan dengan Dusun III Desa Loru

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan mengenai Pandangan masyarakat terpencil di Dusun dan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru yaitu ada 4 faktor: Faktor kesadaran akan pentingnya pendidikan, faktor ekonomi, faktor lingkungan dan faktor jarak antara rumah dan sekolah, empat faktor tersebut merupakan penyebab utama sehingga masyarakat di Dusun Tompu Desa Loru bayak yang tidak menempuh pendidikan serta putus sekolah.

1. Pandangan masyarakat terpencil di Dusun Tompu akan pentingnya pendidikan. Pandangan ataupun tanggapan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru terhadap pentingnya pendidikan itu sendiri masih kurang, itu terlihat dari kepeduliannya untuk menyekolahkan anaknya belum menjadi suatu prioritas utama. Cara pandang inilah yang kemudian dapat mempengaruhi perilaku masyarakat setempat dalam mengambil keputusan berkaitan dengan penting atau tidak pentingnya pendidikan.

(9)

9

mereka kesulitan melanjutkan ke sekolah lanjutan. setiap orang tua hanya berfikiran bahwa anak-anak bisa pintar menulis dan membaca dan bisa membantu-bantu di kebun itu sudah lebih dari cukup. Kendala lain yang mereka hadapi ialah tidak adanya fasilitas dan sarana yang memadai serta tidak adanya dana yang cukup untuk melanjutkan sekolah. Umumnya, di daerah-daerah terpencil hanya terdapat Sekolah Dasar dan beberapa sudah terdapat sekolah menengah pertama. Sedangkan, sekolah lanjutan tingkat atas (setara SMA) biasanya ada di kabupaten. Hal ini tentu semakin membuat masyarakat daerah terpencil malas untuk sekolah. Untuk itu, mereka lebih memilih untuk bekerja di ladang, berkebun, beternak,buruh yang dapat menghasilkan uang.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di Dusun Tompu Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru,adapun faktor-faktor tersebut yaitu:

2.1 Faktor kesadaran akan pentingnya pendidikan

Kesadaran akan pentingnya pendidikan yang sangat rendah mengakibatkan banyaknya anak tidak sempat mengenyam pendidikan, cara berfikir masyarakat terpencil di Dusun Tompu yang lebih memprioritaskan untuk bekerja demi menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak terlalu memperhatikan pendidikan anak. Selain itu, didukung oleh anak-anak di Dusun Tompu juga yang acuh terhadap yang namanya pendidikan. Kurangnya motivasi dari orang tua yang memberikan pemahaman akan pentingnya pendidikan terhadap anak menjadikan pendidikan tidak terlalu dipandang penting oleh anak. (masih kurang).

2.2 Faktor ekonomi

(10)

ekonomi keluarga akan cukup besar pula. Penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin meningkat sehingga sangaty sulit bagi mereka untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Pada kondisi ini orang tua harus memilih jalan untuk memberhentikan anknya sekolah dan menyuruhnya membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

2.3 Faktor lingkungan

Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Dusun Tompu Desa Loru. Keadaan lingkungan yang cukup parah dikarenakan banyaknya anak putus sekolah yang secara kebetulan usia mereka rata-rata hampir sama sehingga sangat mudah saling terpengaruhi perkembangan seorang anak, karena mereka disibukkan oleh hal-hal yang tidak bermanfaant. Dengan adanya pergaulan anak yang masih sekolah dengan orang yang tidak sekolah lagi, maka akan mendorong pribadi anak untuk tidak sekolah lagi baik untuk mencari uang maupun untuk aktivitas lainnya. Lingkungan pergaulan yang juga mempengaruhi anak untuk tidak melanjutkan sekolah salah satunya adalah anak yang sering bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah yang pikirannya bagaimana cara mendapatkan uang, hal ini akan mempengaruhi perilaku anak untuk ikut dalam dunia kerja.

2.4 Faktor jarak antara rumah dan sekolah

Faktor lain yang mempengaruhi anak putus sekolah di Dusun Tompu Desa Loru adalah jarak antara rumah dan sekolah. Sarana pendidikan yang ada di Dusun Tompu Desa Loru masih sangat terbatas yaitu hanya satu buah Sekolah Dasar (SD), dan satu buah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), itupun jaraknya cukup jauh dari rumah-rumah masyarakat. Selanjutnya, untuk Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang memang belum ada di Tompu. Untuk SLTA harus ke Ibu Kota Kecamatan Sigi Biromaru dan jaraknya jaud dari Tompu. Informan mengatakan hal ini merupakan salah satu penyebab anak menjadi malas/tidak mau untuk anak-anak yang sudah tama SLTP untuk melanjutkan ke SLTA. Keadaan jalan atau akses jalan yang menghubungkan Dusun Tompu ke Biromaru belum bagus, tranportasi yang tidak ada dan jika musim hujan jalan menjadi berlumpur dan licin.

IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan

(11)

11

1. Pandangan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru terhadap pendidikan belum sepenuhnya baik, itu terlihat dari tingkat kepeduliannya terhadap pendidikan anak yang masih kurang. Masih banyaknya terdapat anak-anak yang tidak menempuh pendidikan. Pola pikir masyarakat di Dusun Tompu Desa Loru yang menjadikan pendidikan bukan sebagai prioritas, masyarakat Dusun Tompu Desa Loru yang lebih menjadikan bekerja untuk menghasilkan uang adalah yang paling penting.

2. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat terpencil di Dusun Tompu Desa Loru karena di latar belakangi oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan itu masih kurang, serta ketidakmampuan ekonomi keluarga, akibat pendidikan yang dirasakan sangat mahal. Disamping itu, faktor lain yang menyebabkan anak-anak tidak menempuh pendidikan adalah faktor lingkungan, dan jarak antara rumah ke sekolah.

4.2 Saran

Beberapa saran yang akan penulis kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada orang tua khusunya di Dusun Tompu Desa Loru yang mempunyai anak usia sekolah agar selalu diberikan pemahaman akan pentingnya suatu pendidikan. Motivasi dari orang tua sangat diperlukan untuk merubah cara berfikir anak, bagi orang tua yang mempunyai anak diusia sekolah agar selalu diberikan motivasi baik berupa dorongan moril dan materil agar bisa menempuh pendidikan bahkan sampai perguruan tinggi.

2. Bapak dan Ibu khususnya masyarakat Dusun Tompu sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap anaknya, kiranya perlu berusaha lebih giat untuk meningkatkan pendapatanya masing-masing, agar dapat membiayai pendidikan anak-anaknya karena pendidikan sangat penting untuk kehidupan mereka ke depan.

3. Diharapkan kepada pemerintah baik di kecamatan, kabupaten bahkan pemerintah pusat, kiranya perlu memperhatikan secara seksama tentang keadaan kehidupan masyarakat ekonomi menengah kebawah, khususnya dalam menetapkan kebijakan yang tidak menyusahkan masyarakat banyak, disamping itu pemerintah perlu juga memperhatikan keaadaan sarana dan prasarana di Dusun Tompu seperti keadaan jalan yang rusak parah dan menjadikan akses menuju Tompu sangat susah di tempuh.

(12)

Achmad Rasyad dan B.Suparna., 2008. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Malang. Universitas Negeri Malang.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Curle, A. 1987.Educational Strategy for Developing Societies (Strategi Bidang Pendidikan Untuk Mengembangkan Mayarakat). London.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Djojonegoro, W. 1995. (dalam Nurribtiwati.Hw 2013) Peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dalam PJP II, Jurnal ilmiah kajian pendidikan dan kebudayaan. Jakarta: Balitbang Dikbud.

Lilis, S. (2013). Motivasi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anaknya sampai Kejenjang Perguruan Tinggi di Desa Uedago Kecamatan Bunggku Barat Kabupaten Morowali.Skipsi pada FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan

Miles.M dan Hubermen.M. (1992). Analilis Data Kualitatif. Terjemahan Tejetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Ramadhan, A. dkk. 2013. Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI) & Artikel Penelitian. Palu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

Slameto.1991. Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Keberhasilan Belajar Anak. (online).

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari fakta yang ada bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat, khususnya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Lalombi dusun tiga Baturoko sebelum menjadi petani tambak relatif sederhana, setelah menjadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran beras, besarnya margin pemasaran yang diperoleh setiap lembaga pemasaran pada masing-masing saluran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) penyebab rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, dan 2)

Judul : Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pencegahan DBD di Dusun IX Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula partisipasi politik masyarakat di Dusun III Desa Segayam

Dan yang menjadi Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial di Dusun Sampulungan yaitu dengan adanya pendidikan formal yang sudah maju pada masyarakat

i PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DITENGAH TRADISI MASYARAKAT DUSUN BOBANG DESA BOBANG KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI HALAMAN JUDUL SKRIPSI Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian