• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJAPENGEMBANGAN PRODUKMELALUIPROGRAMLIVE COOKING TERHADAPPEMBELIAN ULANG DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI :SurveipadaPelangganRumahMakanBumbuDesaCabangLaswi di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KINERJAPENGEMBANGAN PRODUKMELALUIPROGRAMLIVE COOKING TERHADAPPEMBELIAN ULANG DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI :SurveipadaPelangganRumahMakanBumbuDesaCabangLaswi di Kota Bandung."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan nikmat

sehat dan nikmat iman sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, karena

skripsi ini tidak akan terwujud tanpa pertolongan-Nya. Maka selayaknyalah pada

kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang

membantu penyelesaian skripsi ini khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. Edi Suryadi, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi

dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bapak Prof. Dr. H. Disman, M.Si. selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik

dan Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pendidikan Indonesia.

4. Bapak Dr. Lili Adi Wibowo, S. Sos, S. Pd, MM selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Bisnis FPEB Universitas Pendidikan Indonesia,

yang telah memberikan bimbingan kepada penulis pada awal penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si, selaku Ketua Tim Pertimbangan dan

Pembimbing Skripsi (TPPS) Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Semoga ilmu yang telah Bapak

(2)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

6. Bapak Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk selalu membimbing dengan kesabaran dan

ketelitian dan telah banyak memberikan motivasi serta pengarahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Semoga Allah

SWT memberikan balasan dengan sesuatu yang lebih baik dan penuh

keberkahan hidup.

7. Bapak Ridwan Purnama, SH., M.Si selaku Pembimbing II atas segala atas

segala keihklasan, kesabaran, ketelitian, dan kesungguhannya dalam

membimbing serta memberikan pengarahan, kemudahan dan kelancaran,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Semoga ilmu

yang telah Bapak sampaikan bermanfaat dan dibalas oleh Allah SWT sebagai

amal kebaikan.

8. Segenap Dosen dan Staff Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis yang

telah memberikan bimbingan dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan

studi di Universitas Pendidikan Indonesia.

9. Staf Akademik FPEB UPI yang telah membantu penulis dalam membuat

perizinan penelitian.

10. Bapak Endang Sudrajat selaku Supervisor Rumah Makan Bumbu Desa

Cabang Laswi Kota Bandung terimakasih atas bantuannya dalam izin

penyebarkan angket dalam penelitian ini.

11. Seluruh pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa yang telah terlibat dan

bersedia meluangkan sedikit waktunya membantu mengisi angket penelitian

(3)

12. Ke dua orangtua Ibunda dan Ayahanda Tercinta Edwina Frihastuti dan Irwan

Hassan yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi dan do’a yang selalu mengiringi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Terimalah persembahan karya ananda, buah dari perjalanan dan

perjuangan dalam menuntut ilmu, semoga mendapat Keridhoan-Nya. Semoga

Allah SWT memberikan balasan atas kemurahan dan amal baik semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin

13. Sahabat terbaik Edinna, Desi, EQ, Ganend, Bayu, Savira, dan Hendry yang

telah menemani dan membantu penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat terbaikku sekaligus teman seperjuanganku Indah Larasputri

S.Pd, Puspa Dewi Yulianty, Fuji Mariam Juniart, Megawaty Masfufah, Aktris

Monika Favorit Makbul S.Pd, dan Ika Puspita Dewi S.Pd, yang selalu

memberikan doa, dukungan, semangat dan selalu ada untuk penulis baik

disaat suka maupun duka selama masa perkuliahan hingga saat ini.

15. Teman seperjuanganku terutama dalam menyusun proposal skripsi maupun

seminar dan bimbingan skripsi, Desy Retnowulan, Dini Septiana, Rifky,

Dani, Ira, Fitri, dan Ery yang selalu memberikan motivasi kepada penulis,

terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

16. Teman seperjuang dalam menempuh ujian Sidang pada tanggal 24 Oktober

2012, Desy Retnowulan S.Pd, Megawaty Masfufah S.Pd, Widiati Pratiwi

(4)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

Muhammad Ery Ramdan S.Pd, Teteh Mila, dan Kang Ayi. Selamat untuk kita

semua atas diraihnya gelar Sarjana Pendidikan.

17. Teman-teman Pendidikan Manajemen Bisnis 2008 yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu, terimakasih atas kebersamaan selama masa perkuliahan ini

dengan suka dan dukanya yang telah dijalani bersama. Ada tangis dan tawa

menemani perjalanan kita selama kurang lebih 4 tahun ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini

Jazakallahu Khairan Katsiraa, hanya Allah SWT lah yang bisa membalas

segala kemurahan hati dan amal baik semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Bandung, September 2012

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...12

1.3 Rumusan Masalah ...14

1.4 Tujuan Penelitian ...14

1.5 Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 17 2.1 Kajian Pustaka ...17

2.1.1 Konsep Program Pengembangan Produk……… 17

2.1.1.1 Program Pengembangan Produk dalam Strategi Produk ……….. 17

2.1.1.2 Definisi Pengembangan Produk ………. 22

2.1.1.3 Dimensi Pengembangan Produk ……… 28

2.1.2 Konsep Pembelian Ulang………... 30

2.1.2.1 Definisi Pembelian Ulang ………. 30

2.1.2.2 Dimensi Pembelian Ulang ………. 35

2.1.3 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Terhadap Pembelian Ulang ...35

2.1.4 Orisinalitas Penelitian………. 37

2.2 Kerangka Pemikiran………... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 45 3.1 Objek Penelitian ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 46

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 46

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 53

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 57

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN………

(6)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 83 4.1 Profil Perusahaan dan Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa ... 83

4.1.1 Profil Perusahaan Rumah Makan Bumbu Desa ... 83 4.2Tanggapan Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa terhadap Pelaksanaan Program Pengembangan Produk dan Dimensi-dimensi Program Pengembangan Produk ...100

4.2.1 Dimensi Relative Advantage dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ...100

(7)

4.2.3 Dimensi Complexity dalam Program Pengembangan Produk Rumah

Makan Bumbu Desa ...104

4.2.4 Dimensi Divisibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbuu Desa ...105

4.2.5 Dimensi Communicability dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbuu Desa...107

4.2.6 Rekapitulasi Dimensi Program Pengembangan Produk ... 109

4.3 Tanggapan Pelanggan Bumbu Desa atas Pembelian Ulang ... 111

4.3.1 Dimensi Intensitas Pembelian dalam Pembelian Ulang ...113

4.3.2 Dimensi Kuantitas Pembelian Pembelian Ulang ...114

4.3.3 Dimensi Minat Meneruskan Pembelian Ulang dalam Pembelian Ulang ...115

4.3.4 Rekapitulasi Dimensi Pembelian Ulang ...117

4.4 Pengaruh Program Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Baik Secara Keseluruhan Maupun Pengaruh Masing-masing Variabel ...118

4.4.1 Pengaruh Program Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang Secara Keseluruhan ...118

4.4.2 Pengaruh Masing-masing Variabel Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang ...119

4.5 Implikasi Hasil Penelitian……… 124

4.5.1Temuan Penelitian Bersifat Empiris………..… 124

4.6 Implikasi Hasil Penelitian Pengembangan Produk terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... 126 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 131 5.1 Kesimpulan ...131

5.2 Rekomendasi ...132

(8)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

DAFTAR TABEL

No Tabel

Judul Tabel Hal

1.1 Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011 ... 4 2

1.2 Perkembangan Usaha Restoran dan Rumah Makan Berskala Menegah dan

Besar Tahun 2007-2011 ... 4

1.3 Data Jumlah Rumah Makan, Restoan, dan Bar di Kota Bandung Tahun 2008-2011 ... 5

1.4 Data Rumah Makan Sunda di Kota Bandung ... 6

1.5 Data Kunjungan Konsumen di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008-2011 ... 7

1.6 Data Pendapatan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008-2011 ... 8

1.7 Data Komplain Pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Periode Tahun 2009-2011 ... 9

2.1 Orisinalitas Penelitian ... 38

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 49

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 55

3.3 Penyebaran Proporsi Sampel Pada Setiap Hari Untuk Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa ... 62

3.4 Hasil Pengujian Validitas Pengembangan Produk ... 66

(9)

3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 471

3.7 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 75

3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 82

4.1 Produk Yang ada di Rumah Makan Bumbu Desa ... 4 87

4.2 Produk By Live Cooking yang ada di Rumah Makan Bumbu Desa ... 87

4.3 Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ... 88

4.4 Karakteristik Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Berdasarkan Usia ... 92

4.5 Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Golongan Pelajar/Mahasiswa Dan

Uang Saku ... 94

4.6 Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan ... 96

4.7 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa Berdasarkan

Pengalaman ... 97

4.8 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa berdasarkan

Perolehan Informasi ... 99

4.9 Relative Advantage dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan

Bumbu Desa ... 102

4.10 Compatibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu

Desa ... 103

4.11 Complexity dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu

Desa ... 105

4.12 Divisibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu

Desa ... 106

4.13 Communicability dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan

(10)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

4.14 Rekapitulasi Skor Penilaian Program Pengembangan Produk ... 109

4.15 Intensitas Pembelian dalam Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan

Bumbu Desa ... 113

4.16 Kuantitas Pembelian dalam Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan

Bumbu Desa ... 114

4.17 Minat Meneruskan Pembelian Ulang dalam Pembelian Ulang Pelanggan

Rumah Makan Bumbu Desa ... 116

4.18 Rekapitulasi Skor Penilaian Pembelian Ulang ... 117

4.19 Pengujian Secara Keseluruhan ... 118

4.20 Matriks Korelasi Antara Program Pengembangan Produk (X) dengan

Pembelian Ulang (Y) ... 119

4.21 Pengujian Masing-masing Variabel Pengembangan Produk terhadap

Pembelian Ulang ... 121

4.22 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar

Judul Gambar Hal

2.1 Process of Product Development ... 24

2.2 Siklus Pembelian ... 31

2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Program Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi... 43

2.4 Paradigma Peneliti Paradigma Penelitian Pengaruh Program Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi ... 44

3.1 Struktur Hubungan Kasual antara X dan Y ... 75

3.2 Diagram Jalur Hipotesis ... 76

3.3 Diagram Jalur Substruktur Hipotesis ... 77

4.1 Paradigma Peneliti Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Lamanya Menjadi Pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa ... 90

(12)

Irna Meilinda Damayanti, 2012

No Lampiran

Judul Lampiran Hal

1 Instrumen Penelitian ... 137

2 Perhitungan Path Analysis ... 143

3 Perhitungan Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel ... 146

4 Koding Data Variabel Pengembangan Produk ... 147

5 Kodimg Data Variabel Pembelian Ulang ... 150

6 Rekapitulasi Karakteristik Responden ... 153

7 Nilai r Product Moment ... 156

8 Tabel Distribusi F-Sendecor ... 157

9 Nilai-nilai dalam disitribusi t ... 159

10 Perhitungan F tabel dan t Tabel ... 160

11 Daerah Kontinum Pengembangan Produk Pengembangan Produk dan Pembelian Ulang ... 162

12 Rekapitulasi Bimbingan ... 164

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,5

persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar

harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp 2.463,2 triliun, sedangkan pada

tahun 2010 masing-masing sebesar Rp 2.313,8 triliun dan Rp 2.178,9 triliun. Bila

dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp 990,8 triliun,

yaitu dari Rp 6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 7.427,1 triliun

pada tahun 2011. (Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012).

Tingginya perekonomian tersebut tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga

tingkat regional, sehingga menuntut kesiapan semua pelaku ekonomi agar selalu

dapat beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi. Berkembangnya

perekonomian menyebabkan persaingan yang tajam diantara industri yang ada.

Memasuki awal tahun 2010 sampai tahun 2011 saat ini, keadaan

perekonomian dunia sudah membaik dan stabil. Keadaan ini memberikan

keuntungan pada berbagai industri di Indonesia yang sempat mengalami

pasang-surut dalam menghadapi krisis global.

Sektor indutri mengalami perkembangan yang begitu pesat, hal ini terjadi

(14)

untuk mengembangkan usahanya maupun untuk mendirikan usaha baru.

Berkembangnya perusahaan berpengaruh bagi pimpinan untuk dapat mengelola

usahanya dengan cermat, dengan harapan agar perusahaan beroperasi dengan

baik, dan bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan tersebut.

TABEL 1.1

NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2011, LAJU PERTUMBUHAN DAN SUMBER PERTUMBUHAN TAHUN 2011 No

(15)

Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang

mencapai 10,7 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9,2

persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6,8 persen, Sektor

Jasa-Jasa dan Sektor Konstruksi masing-masing 6,7 persen, Sektor Industri Pengolahan

6,2 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8 persen, Sektor Pertanian 3,0

persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Pertumbuhan PDB

tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 6,9 persen yang berarti lebih tinggi dari

pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,5 persen. Sektor Industri

Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang mengalami

pertumbuhan masing-masing sebesar 6,2 persen dan 9,2 persen memberikan

sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan

PDB yaitu masing-masing sebesar 1,6 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan peranan sebesar 1,0 persen

Industri restoran dan rumah makan hingga saat ini masih diyakini sebagai

salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan

dalam kondisi krisis sekalipun. Namun demikian dalam periode yang sama

banyak restoran yang gulung tikar, karena tidak mampu lagi mempertahankan

jumlah pengunjungnya. Menurut beberapa pihak yang berkompeten menyebutkan

bahwa sukses usaha dibidang pelayanan makanan dan minuman ini tidak hanya

ditentukan oleh jumlah pengunjungnya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan

(16)

Kebutuhan makanan dan minuman tidak akan pernah habis karena sebagai

manusia selalu membutuhkan makanan dan minuman demi kelangsungan hidup,

sehingga banyak yang membuka usaha di bidang makanan dan minuman. Hal ini

ditandai dengan banyaknya tempat makan (restoran) yang bermunculan di

berbagai tempat dengan aneka macam makanan yang disediakan.

TABEL 1.2

PERKEMBANGAN USAHA RESTORAN DAN RUMAH MAKAN BERSKALA MENENGAH DAN BESAR TAHUN 2007-2011

No Tahun Jumlah Usaha

1 2007 1.615 2 2008 2.235 3 2009 2.704 4 2010 2.934 5 2011 3.176

Sumber:Modifikasi data Statistika Restoran dan Rumah Makan 2011

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 hingga tahun

2011 usaha restoran dan rumah makan berskala menengah dan besar terus

mengalami pertumbuhan dan peningkatan.

Banyaknya restoran yang bermunculan baik yang besar maupun kecil telah

menimbulkan suatu persaingan, khususnya dalam persaingan harga, mutu

makanan, dan pelayanan antar usaha sejenis. Pertumbuhan bisnis restoran dan

rumah makan di Jawa Barat mengalami peningkatan cukup signifikan setiap

tahunnya salah satunya adalah Kota Bandung. Hal ini terbukti dengan semakin

meningkatnya industri restoran dan rumah makan di Kota Bandung, yang

mengalami peningkatan selama kurun waktu 4 tahun terakhir sejak tahun 2008

dan 2011. Secara lengkap perkembangan usaha restoran, rumah makan, dan bar di

(17)

TABEL 1.3

DATA JUMLAH RESTORAN, RUMAH MAKAN, DAN BAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2011

No

Jenis Usaha Tahun

2008 2009 2010 2011

1 Restoran 167 168 170 181

2 Rumah Makan 251 266 262 268

3 Bar 11 11 11 12

Total 429 445 443 461

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 hingga tahun

2011 jenis usaha Restoran, Rumah Makan, dan Bar di Kota Bandung mengalami

peningkatan jumlah yang signifikan, sehingga pelaku dibidang ini membutuhkan

pemahaman yang kuat tentang bisnis restoran dan rumah makan tersebut,

khususnya yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, administrasi dan

pengawasannya.

Pariwisata di Kota Bandung sangat berkembang, terbukti dengan

banyaknya agent travel, bar, restaurant, rumah makan, travel agent, objek wisata,

serta hal-hal yang berkaitan dengan usaha di bidang makanan. Hal ini terbukti

dengan berkembangnya usaha rumah makan dan restaurant.

Sekarang banyak sekali rumah makan yang bermunculan di Kota

Bandung dengan berbagai jenis macam pilihan. Salah satunya adalah yang

menjual makanan tradisional khas dari Kota Bandung yaitu Rumah Makan yang

menyajikan makanan khas sunda. Data Rumah Makan Sunda yang ada di Kota

(18)

TABEL 1.4

DATA RUMAH MAKAN SUNDA DI KOTA BANDUNG

No Nama Rumah Makan Alamat

1 Ampera Jl. Soekarno Hatta no. 394 2 Ma Uneh Jl. Pajajaran 3 Saung Kabayan Jl. Dr Djunjunan no. 107 4 Laksana Jl. Soekarno Hatta 5 Sunda Cibiuk Jl. Djunjunan 6 Raja Sunda Jl. Dr Djunjunan 7 Riung Sari Jl. RE Martadinata 8 Bumbu Desa Jl. Laswi 9 Bale Gazeeboo Jl. Surapati no. 49 10 Kelapa Lagon Jl. Sumatra 11 Dago Panyawangan Jl. Ir. H. Djuanda no. 152 12 Sambel Hejo Jl. Natuna 13 DapurKu Jl. Lembong 14 Boga Kuring Jl. Dago Bukit Utara No.53 15 Sajian Sunda Sambara Jl. Trunojoyo no. 64 16 Riung Sari Jl. R.E. Martadinata No. 22

sumber: http://serbaserbi.blogsome.com/2007/12/14/daftar-rumah-makan-dengan-masakan-sunda-di-bandung/, diakses 15:45,28 25 Januari 2012

Berdasarkan tabel 1.4 dapat ditunjukkan bahwa usaha dibidang kuliner

sangat diminati di Kota Bandung. Serta mengingat bahwa makanan dan minuman

merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak akan ada pernah habisnya

sehingga bisnis ini merupakan bisnis yang menjanjikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran dan rumah

makan tersebut, namun secara umum faktor yang paling menonjol dalam bisnis

tersebut adalah rasa (taste) dan lokasi. Beberapa faktor lainnya yang tidak kalah

pentingnya dalam menentukan keberhasilan usaha yang harus diperhatikan para

pelaku yang bergerak di bidang ini, yaitu : komitmen dan fokus usaha.

Bumbu Desa didirikan sebagai wujud dedikasi dan apresiasi kepada

jagoan-jagoan masak jaman dahulu. Ibu rumah tangga dan pembantu rumah, yang

(19)

sehingga menjadi kekayaan keanekaragaman cita rasa nusantara sampai saat ini

(www.bumbudesa.com, diakses 17:15, 25 Januari 2012).

Data dibawah ini adalah data jumlah konsumen yang datang Rumah

Makan Bumbu Desa jangka waktu tahun 2008 sampai tahun 2011.

TABEL 1.5

DATA KUNJUNGAN KONSUMEN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011 Tahun

2008 2009 2010 2011

Bulan

Januari 10397 11565 7650 9750

Februari 10580 9659 6530 7620

Maret 13330 11800 6758 8302

April 9405 11608 8768 9812

Mei 12060 12696 8890 10677

Juni 10290 11731 9876 9454

Juli 12590 11722 7869 8765

Agustus 9917 7180 8617 9065

September 12233 7708 8125 12560

Oktober 13031 5702 8884 7680

Nopember 8858 9238 9426 7689

Desember 9912 8670 5980 9386

Total 132603 119279 97373 110760

Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2010 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui bahwa pengunjung Rumah Makan

Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung memiliki rata-rata pengunjung yang

fluktuatif. Pada tahun 2008 konsumen yang berkunjung sebanyak 132.603, lalu

mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 119.279, dan pada tahun 2010

kembali mengalami penurunan yang cukup besar yaitu menjadi 97.373, dan yang

(20)

Data dibawah ini adalah data pendapatan Rumah Makan Bumbu Desa

Cabang Laswi Kota Bandung periode tahun 2008-2011.

TABEL 1.6

DATA PENDAPATAN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011

Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2011 Rumaha Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Berdasarkan Tabel 1.6 diketahui bahwa pendapatan di Rumah Makan

Bumbu Desa Cabng Laswi Kota Bandung pada tahun 2008 sampai 2011

mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh adalah Rp.

6.024.884.147, sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi Rp. TAHUN

(21)

4.206.951.381, dan kembali mengalamai penurunan menjadi Rp. 4.126.354.565

pada tahun 2010. Terakhir pada tahun 2011 mengalami kenaikan pendapatan

menjadi Rp. 4.445.672.942.

Fenomena penurunan jumlah kunjungan konsumen Rumah Makan Bumbu

Desa pada kurun waktu 2009-2010, disebabkan oleh produk yang ditawarkan oleh

Rumah Makan Bumbu Desa. Hal ini dibuktikan dengan data jumlah komplain

pelanggan yang disajikan pada tabel 1.7

TABEL 1.7

DATA KOMPLAIN PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA KEDAI CABANG LASWI TAHUN 2009-2011

Jenis Komplain Tahun

2009 2010 2011

Komplain terhadap produk 1,5% 1,7% 1,6%

Komplain terhadap pelayanan 0,3% 0,2% 0,1%

Sumber: Rekap Laporan Guest Recommended 2009-2011 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Data di atas menunjukkan sebagian besar komplain yang datang berasal

dari produk yang ditawarkan dengan persentase 1,5% pada tahun 2009, 1,7% pada

tahun 2010, dan 1,6% pada tahun 2011. Masalah yang dihadapi kurun waktu tiga

tahun terakhir adalah mengenai produk yang ditawarkan. Hal ini berdampak

kepada minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang.

Banyak alasan konsumen memutuskan untuk berkunjung ke sebuah

restoran atau rumah makan, salah satunya adalah variasi produk yang ditawarkan,

cita rasa yang khas, juga pelayanan yang diberikan. Mengembangkan produk dan

berinovasi terhadap produk makanan tanpa menghilangkan ciri khas juga selalu

(22)

strategi pemasaran yang dilakukan banyak rumah makan, karena dengan

memahami keinginan dan kebutuhan konsumen dengan baik, maka produk yang

ditawarkan dapat diterima oleh konsumen, sehingga muncul minat konsumen

untuk melakukan pembelian ulang.

Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu

berbagai faktor seperti produk, harga, fasilitas, lokasi, pelayanan dan berbagai

faktor pendukung lain yang dapat memberikan nilai lebih yang dapat didapatkan

konsumen. Hal tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan

yaitu bahwa kepuasan kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup

perusahaan, dan konsumen yang merasa puas akan mereferensikan kepada orang

lain, dan akan melakukan pembelian ulang.

Untuk menghadapi persaingan Rumah Makan Bumbu Desa dituntut

mampu memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Beberapa strategi yang

dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 adalah dengan

mengembangkan produk variasi makanan terbaru yang unik dengan kualitas yang

selalu terjaga. Selain itu Bumbu Desa Kedai memiliki program New Product of

Bumbu Desa by Live Cooking yang artinya hasil dari pengembangan produk baru

yang ditawarkan akan dimasak secara mendadak sesuai dengan pesanan. Chef

akan menampilkan keterampilan memasak mereka di depan para pelanggan yang

datang, sehingga memberikan kesan yang baru pada para pelanggan. Tidak seperti

produk yang sebelumnya sudah disajikan di display makanan terlebih dahulu.

Setiap periode Rumah Makan Bumbu Desa selalu mengeluarkan produk dan paket

(23)

seuhah yang merupakan variasi produk baru dari Bumbu Desa Kedai di tahun

2012 ini yang dimasak jika ada pesanan (live cooking). “Kami akan selalu

melakukan berbagai macam perubahan untuk membuat inovasi-inovasi yang baru

namun tetap konsisten dengan melestarikan makanan dan minuman khas Sunda

yang saat ini sudah jarang ditemui, itu merupakan salah satu misi kami.” kata

Endang Sudrajat Kepala Supervisor Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.

Dengan adanya program Live Cooking di tahun 2012 ini Rumah Makan

Bumbu Desa menargetkan pendapatan sekitar Rp 15.000.000,- per hari (weekday),

Rp 20.000.000,- (weekend) dan sekitar Rp 450.000.000,- perbulan. Program Live

Cooking merupakan salah satu cara dalam strategi pengembangan produk yang

dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 ini. Upaya tersebut pada

dasarnya dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa untuk menarik konsumen agar

mau melakukan pembelian ulang.

Menurut Gatignon dan Xuereb (2009:96), mengemukakan bahwa: “Produk

makanan merupakan produk yang syarat dengan inovasi, sehingga tuntutan akan

inovasi demikian tinggi karena makanan salah satu kebutuhan pokok manusia”.

Menurut Kotler dan Keller (2009:46), mengemukakan bahwa “Perusahaan

selain harus mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya, perusahaan juga harus

dapat mempertahankan kesetiaan pelanggannya agar dapat bertahan dalam bisnis

ini. Salah satu upaya mempertahankan pelanggan yang telah ada dengan menarik

(24)

Program pengembangan produk baru melalui program Live Cooking di

Rumah Makan Bumbu Desa diharapkan dapat meningkatkan pembelian ulang di

perusahaan tersebut. Mengingat adanya keterkaitan antara pengembangan produk

baru dengan keputusan pembelian ulang.

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Bumbu Desa Jl. Laswi no. 1

Kota Bandung. Penelitian dilakukan berdasarkan terjadinya penurunan kunjungan

konsumen dan pendapatan di tahun 2009-2010 dan komplain pelanggan terhadap

produk yang ditawarkan. Mengingat betapa pentingnya pengembangan produk

baru dan keterkaitannya dengan pembelian ulang maka penulis merasa perlu

dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana,

PENGARUH KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK MELALUI

PROGRAM LIVE COOKING TERHADAP PEMBELIAN ULANG DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI (SURVEI PADA PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI DI KOTA BANDUNG)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Semakin berkembangnya perekonomian, persaingan dalam industri

perdagangan, hotel, dan restoran juga semakin ketat. Terbukti dengan

perkembangan bisnis rumah makan yang sangat cepat. Sehingga hal ini

menyebabkan bisnis rumah makan harus memberikan pelayanan dan kualitas

produk yang baik kepada konsumen saat konsumen mengunjungi rumah makan

(25)

Bandung sebagai salah satu badan usaha di bidang usaha kuliner juga harus selalu

mengembangkan produk yang ditawarkan agar pelanggan tidak merasa bosan dan

timbul suatu pembelian ulang.

Fenomena di atas menyebabkan Rumah Makan Bumbu Desa yang

merupakan salah satu bisnis yang bergerak dalam kuliner tidak boleh lengah. Pada

tahun 2009-2010 Rumah Makan Bumbu Desa mengalami penurunan jumlah

kunjungan konsumen dan pendapatan. Pada tahun 2009-2010 merupakan tahun

penurunan konsumen dan pendapatan yang paling drastis. Disebabkan oleh

banyaknya komplain terhadap produk yang ditawarkan hingga kurun waktu tiga

tahun terakhir dari periode tahun 2009-2011.

Masalah ini perlu diatasi dengan berbagai upaya dari perusahaan

diantaranya yaitu dengan mengembangkan produk yang ditawarkan dengan

kualitas dan cita rasa yang tetap terjaga serta tidak menghilangkan ciri khas

masakan sunda dan akhirnya timbul loyalitas pelanggan, yang akan menimbulkan

pembelian secara ulang.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka yang

menjadi tema sentral penelitian ini adalah :

(26)

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan penelitian tersebut di

atas, maka dari itu ada beberapa hal yang perlu dirumuskan sebagai pokok

permasalahan diantaranya :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan kinerja pengembangan produk dalam

program live cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di

Kota Bandung.

2. Bagaimana gambaran pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu Desa

Cabang Laswi di Kota Bandung.

3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan kinerja pengembangan produk

dalam program live cooking terhadap pembelian di Rumah Makan Bumbu

Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan data dan informasi yang

berhubungan pengembangan produk baru terhadap pembelian ulang dengan

tujuan untuk memperoleh temuan dan model mengenai :

1. Gambaran pelaksanaan kinerja pengembangan produk dalam program live

cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.

2. Gambaran pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu Desa di Kota

(27)

3. Besarnya pengaruh kinerja pengembangan produk dalam program live

cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota

Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara

teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan terhadap

pengembangan manajemen terutama manajemen pemasaran dengan

pendekatan yang baru menyangkut kinerja pengembangan produk melalui

program live cooking yang dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa Kedai

Cabang Laswi di Kota Bandung, serta menganalisis pengaruhnya terhadap

pembelian ulang Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota

Bandung.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek

praktis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi Rumah Makan

Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung menyangkut kinerja

pengembangan produk baru melalui program live cooking yang dilakukan

oleh Rumah Makan Bumbu Desa terhadap pembelian ulang di Rumah

Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.

3. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi kepada

perusahaan dan konsumen mengenai pengaruh kinerja pengembangan

(28)

Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung terhadap pembelian

(29)
(30)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya

mengenai pengaruh kinerja pengembangan produk terhadap pembelian ulang

konsumen. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas

(independent variable) adalah kinerja pengembangan produk (X) dengan sub

variabel relative advantage, compatibility, complexity, divisibility dan

communicability. Kemudian objek penelitian yang menjadi variabel terikat

(dependent variable) adalah pembelian ulang konsumen (Y) yang meliputi intensitas

pembelian, kuantitas pembelian, dan minat meneruskan pembelian ulang.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tanggapan pelanggan mengenai

kinerja pengembangan produk dan pembelian ulang produk di Rumah Makan Bumbu

Desa sedangkan yang dijadikan subjek penelitian adalah pelanggan Rumah Makan

Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka

metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Husein

Umar (2008:45) mengemukakan bahwa “Cross sectional method adalah metode

(31)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan jenis variabel yang diteliti maka penelitian yang dilakukan

adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers Travens dalam Husein

Umar (2008:21) mengemukakan bahwa:

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

Sedangkan Menurut Maholtra (2009:100):

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konklusif yang memiliki tujuan utama deskripsi dari sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar. Penelitian deskriptif sangat berguna ketika mencari pertanyaan penelitian yang menggambarkan mengenai fenomena pasar, seperti menentukan frekuensi pembelian, mengidentifikasi hubungan, atau membuat prediksi.

Informasi yang didapat dalam penelitian ini yaitu: 1) persepsi pelanggan

terhadap kinerja pengembangan produk yang dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu

Desa 2) persepsi pelanggan terhadap pembelian ulang konsumen Rumah Makan

Bumbu Desa.

Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Maholtra (2009:104) “Penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara

variable independen dengan dependen”. Pada penelitian ini di uji mengenai pengaruh

antara pengembangan produk terhadap pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu

(32)

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Maholtra (2010:96)

menyatakan bahwa:

Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini,

informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara

empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap

objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan dari penelitian adalah

jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi untuk

mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra 2009:98).

Sedangkan menurut Malhotra (2009:194) “Metode survey adalah koesioner

berstruktur yang diberikan pada responden yang dirancang untuk mendapatkan

informasi yang spesifik”.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan

langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui

(33)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan

variabel terikat yaitu:

Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent pada unit tes.

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling

mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai

objek penelitian.

Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan

konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi

variabel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi kinerja pengembangan

produk (X) yang terdiri dari relative advantage (X1), compatibility (X2), complexity

(X3), divisibility (X4) dan communicability (X5), terhadap pembelian ulang konsumen

(Y) meliputi intensitas pembelian, kuantitas pembelian, dan minat meneruskan

pembelian ulang.

Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat

(34)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL SUB

VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO yang baru atau yang sudah di modifikasi ke

segmen pasar yang produk yang sudah ada

(35)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

(36)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

(37)

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012

VARIABEL SUB

VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

(38)

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Riduwan (2010:106) mengemukakan bahwa:

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.

Menurut Ruth McNeil (2005:56) data primer memiliki ciri:

1. Pengumpulan informasi langsung dari responden menggunakan

metodologi yang sesuai

2. Ditugaskan secara langsung oleh peneliti. Sedangkan implikasinya:

a.Customized. Data disesuaikan dengan kebutuhan peneliti

b.Syndicated. Data diperoleh peneliti dengan melibatkan data penelitian

terdahulu

c.Omnibus. Data diperoleh dari sebuah sebuah lembaga penelitian dalam

kurun waktu tertentu.

3. Data diperoleh langsung dari objek penelitian, akan tetapi tidak

dipublikasikan.

Sedangkan data sekunder memiliki ciri-ciri:

1. Sumber data diterbitkan atau diakses oleh pihak lain (publik, swasta,

pemerintah, perusahaan)

(39)

3. Sumber data diperoleh dari media seperti internet, kecuali web resmi

perusahaan.

Malhotra (2009:120-121) mengungkapkan definisi-definisi data primer dan

sekunder, antara lain:

1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian

ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan

kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap

mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada pelanggan di

Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.

2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat

ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di

internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil penelitian secara

empirik melalui penyebaran kuesioner pelanggan di Rumah Makan

Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung sebagai Responden.

Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari jurnal-jurnal

(40)

Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini.

Maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut

ini.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data Kategori

Data Tanggapan Responden

Terhadap Pengembangan Produk di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi

Konsumen Primer

Tanggapan Responden Terhadap Pembelian Ulang

Produk di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi

Konsumen Primer

Jumlah Populasi di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang

Laswi

Hasil Penelitian, Agustus 2010 Primer

Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha 2010-2011, Laju Dan Rumah Makan Berskala Menengah Dan Besar Tahun

2007-2011

Modifikasi Data Statistika Restoran Dan Rumah Makan 2011

Sekunder

Data Jumlah Restoran, Rumah Makan, Dan Bar Di Kota Bandung Tahun 2008-2011

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Bandung 2012

Sekunder

Data Rumah Makan Sunda Di Kota Bandung

Http://Serbaserbi.Blogsome.Com/2007/12/14 /Daftar-Rumah-Makan-Dengan-Masakan-Sunda-Di-Bandung/, Diakses 15:45,28 25 Januari 2012

Sekunder

Data Kunjungan Konsumen Di Kedai Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode

Rekap Laporan Tahunan 2008-2010 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

(41)

Jenis Data Sumber Data Kategori Data Tahun 2008 – 2011

Data Pendapatan Di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008 –

2011

Rekap Laporan Tahunan 2008-2011 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Sekunder

Data Komplain Pelanggan Bumbu Desa Kedai Cabang

Laswi Tahun 2009-2011

Rekap Laporan Guest Recommended 2009-2011 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)

Sekunder

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Didalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan

langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan

elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil

keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Maholtra (2009:369) berpendapat :

Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang berbagi beberapa seperangkat karakteristik. Setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter. Tujuan dari proyek riset pemasaran yang paling adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.

Uma Sekaran (2009:121) mengemukakan bahwa “Populasi mengacu pada

keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi”

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi

yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi

(42)

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi sasaran

pada penelitian ini adalah para pelanggan yang menikmati hasil pengembangan

produk melalui program Live Cooking di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi dengan

ukuran 9.230 orang yang merupakan jumlah rata-rata kunjungan per bulan

(Berdasarkan data Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Februari 2012).

3.2.4.2 Sampel

Menurut Ruth McNeil (2005:22), sampel memiliki beberapa pengertian,

diantaranya:

1. Uraian tentang populasi yang memungkinkan untuk dicangkup.

2. Ukuran, sifat dan distribusi geografis yang terencana dan relevan.

3. Rincian metode sampling dan metode pembobotan dalam penelitian.

4. Populasi yang dapat merespon dengan baik.

Sedangkan menurut Naresh K. Maholtra (2008:364) berpendapat bahwa

sampel adalah sub-kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi.

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam

populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu

pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n.

Pada penelitian ini, tidak mungkin semua populasi dapat diteliti oleh penulis,

hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga

(43)

mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang

diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti.

Dalam rangka mempermudah melakukan penelitian diperlukan suatu sampel

penelitian yang berguna ketika populasi yang diteliti berjumlah besar seperti populasi

dari pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa, dalam artian sampel tersebut harus

representatif atau mewakili dari populasi tersebut.

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek

dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi

sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus

Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan

perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian,

karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam

pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

2

1 Ne N n

 

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

(44)

²

n = 98,93 (dibulatkan menjadi 99)

Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel minimal yang diteliti adalah

berjumlah 99 orang.

Menurut Winarmo Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian agar

sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel

yang berjumlah 100 orang responden.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai

karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Uma Sekaran (2009:116) “Teknik

sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik tertentu.

Menurut Maholtra (2009:375) “Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan

(45)

dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk

terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non probability kebalikan dari probability

dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan

sampel bersifat objektif.

Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu simple

random sampling, sistematic sampling, stratification sampling dan cluster sampling.

Sedangkan sampel nonprobability memiliki tiga jenis teknik penarikan yaitu

convinience sampling, purposive sampling, snowball sampling.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian,

penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Menurut

Malhotra (2009:380):

Dalam sampling acak sederhana setiap unsur dalam populasi memiliki probabilitas yang sama dikenal dan seleksi. Selanjutnya, setiap sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu (n) memiliki probabilitas yang sama dikenal dan menjadi sampel benar-benar dipilih. Implikasi dalam prosedur sampling acak adalah bahwa setiap elemen dipilih secara independen dari setiap elemen lain.

Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Peneliti

memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan

(chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka

peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek

(46)

Sampel yang didapatkan harus representative (mewakili), untik itu perlu

dilakukan langkah-langkah sistematis untuk mendapatkan sampel. Langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah pelanggan yang telah merasakan produk dari Program Live Cooking di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.

2. Tentukan tempat tertentu sebagai checkpoint adalah Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.

3. Tentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan oleh peneliti adalah pukul 11.00-20.00 (untuk hari senin s.d minggu).

4. Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada checkpoint. Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan interval pemilihan pertama/dasar kepadatan pengunjung. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui rata-rata kunjungan adalah 2.307 orang.

5. Tentukan ukuran sampel. Dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin (Husein Umar) maka sampelnya berukuran 100 orang.

6. Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang dipilih sebagai sampel adalah dengan menggunakan sampel sebagai berikut:

Sumber: Harun Al-Rasyid (1994:66)

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung besarnya sampel perhari

dibawah ini:

TABEL 3.3

PENYEBARAN PROPORSI SAMPEL PADA SETIAP HARI UNTUK PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA

No. Hari Jumlah pembeli Sampel Jumlah

1. Senin 215 215/2307x100=9,6 10

xno

Ni

Ni

ni

(47)

No. Hari Jumlah pembeli Sampel Jumlah 2. Selasa 220 220/2307x100=9,6 10 3. Rabu 230 230/2307x100=9,9 10 4. Kamis 355 355/2307x100=15,3 15 5. Jumat 400 400/2307x100=17,3 17 6. Sabtu 425 425/2307x100=18,4 18 7. minggu 462 462/2307x100=20,2 20

Jumlah 2307 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis

menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang

berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan

masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari pengembangan produk

dan pembelian ulang konsumen.

2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan

langsung kepada responden yaitu pelanggan di Rumah Makan Bumbu

Desa Cabang Laswi. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan

beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari

variabel X( Kinerja Pengembangan produk) dan Variabel (Y) pembelian

ulang konsumen. Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah

disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling

tepat.

(48)

a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis

instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang

bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan

disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga

responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada

penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai

dengan skala interval.

3. Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan

dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang

diteliti yang terdiri dari pengembangan produk dan pembelian ulang

konsumen. Studi literatur tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu: a)

Perpustakaan,UPI, Widyatama, UNPAD b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan

Bisnis, d) Media cetak (majalah) e) media Elektronik (Internet).

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang penting, karena data

merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis.

Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian. Kebenaran data

dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi

(49)

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for

Service Solutions) 16.0 for window.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Penelitian mengenai pengaruh pengembangan produk terhadap pembelian

ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi, dilakukan untuk mengetahui

apakah antara variabel kinerja pengembangan produk (X) ada pengaruhnya atau tidak

terhadap variabel pembelian ulang (Y), dengan menafsirkan data yang terkumpul dari

responden melalui kuesioner.

Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

objek yang diteliti. Maholtra (2009:316) mengemukakan “Validitas dapat

didefinisikan sebagai sejauh mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur

bukan kesalahan sistematis atau acak”.

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item

koesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi

setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden

yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan

adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai

(50)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

2

Y = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi

sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung

lebih besar dari rtabel atau rhitung > rtabel.

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika

rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel atau rhitung≤ rtabel.

. Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya terukur. Berikut Tabel 3.4 dan 3.5 hasil uji validitas

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PENGEMBANGAN PRODUK

No Pernyataan rhitung

rtabel

(51)

PENGEMBANGAN PRODUK

1. Relative advantage

1 Kelezatan produk baru melalui program Live Cooking dibanding dengan produk sebelumnya. 0.402 0,396 Valid

2 Harga produk baru hasil Live Cooking dibanding dengan

produk sebelumnya 0,425 0,396 Valid

3 Kualitas produk baru hasil Live Cooking dibandingkann

dengan produk sebelumnya. 0,499 0,396 Valid

2. Compatibility

4 Kesesuaian kualitas produk baru hasil Live Cooking

dengan manfaat yang diterima. 0,875

0,396

Valid

5 Kesesuaian rasa produk baru hasil Live Cooking dengan

selera konsumen. 0,656

0,396

Valid

2. 3. Complexity

6 Ketertarikan dengan produk baru hasil Live Cooking

dibandingkan dengan produk sebelumnya. 0,883 0,396 Valid

7 Penyesuaian selera dengan produk baru hasil Live

Cooking dibandingkan dengan produk sebelumnya 0,802 0,396 Valid

8 Penyesuaian harga produk baru hasil Live Cooking

dengan produk sebelumnya. 0,407 0,396 Valid

4. Divisibility

9 Keinginan untuk mengkonsumsi produk hasil Live

Cooking. 0,876 0,396 Valid

10 Produk baru hasil Live Cooking sesuai dengan yang

diinginkan. 0,693 0,396 Valid

5. Communicability

11

Informasi produk baru melalui program Live Cooking yang disampaikan dalam media cetak dan online lengkap.

0,398 0,396 Valid

12 Promosi diskon berkerja sama dengan kartu kredit

tertentu. 0,491 0,396 Valid

13 Promosi paket hemat 0,419 0,396 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)

Dari penelitian ini akan diuji adalah validitas dari instrument pengembangan

produk sebagai variabel X dan pembelian ulang sebagai variabel Y. Jumlah

(52)

berjumlah 7 item setelah melalukan uji validitas tidak terdapat item pertanyaan yang

tidak valid.

Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel pengembangan produk dapat

diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi complexity dengan item

pernyataan ketertarikan dengan produk baru hasil Live Cooking dibandingkan dengan

produk sebelumnya yang bernilai 0,883. Sedangkan nilai terendah terdapat pada

dimensi communicability dengan item pernyataan informasi produk baru melalui

program Live Cooking yang disampaikan dalam media cetak dan online lengkap.yang

bernilai 0,398 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pengembangan produk

berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan

bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan

dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel

yang bernilai 0.396.

Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel pembelian ulang

(53)

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PEMBELIAN ULANG

No Pernyataan rhitung rtabel Ket.

PEMBELIAN ULANG 1. Intensitas Pembelian

1 Frekuensi membeli produk di Rumah Makan Bumbu Desa 0,404 0.396. Valid

2 Pembelian produk di Rumah Makan Bumbu Desa yang sering. 0,571 0.396. Valid 3 Ketergantungan terhadap produk Rumah Makan Bumbu Desa 0,629 0.396. Valid

2. Kuantitas Pembelian

4

Tingkat pembelian produk yang bertambah dari pembelian akhir

produk Rumah Makan Bumbu Desa. 0,420 0.396. Valid

5 Tingkat nominal uang yang dibelanjakan 0,650 0.396. Valid

3. Minat meneruskan Pembelian Ulang

6 Tingkat keinginan untuk meneruskan Pembelian Ulang produk

Rumah Makan Bumbu Desa. 0,653 0.396. Valid

7 Tingkat kesenangan mengkonsumsi produk Rumah Makan

Bumbu Desa 0,536 0.396. Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)

Tabel 3.5 pada instrumen variabel pembelian ulang dapat diketahui bahwa

nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan tingkat keinginan untuk meneruskan

pembelian ulang produk Rumah Makan Bumbu Desa yang bernilai 0,653. Sedangkan

nilai terendah terdapat pada item frekuensi membeli produk di Rumah Makan Bumbu

Desa dengan nilai 0,404 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pembelian ulang

berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan

bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan

dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel

(54)

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat

pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah

dipercaya dan yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Malhotra (2009:317) “Reliabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila diukur beberapa kali

dengan alat ukur yang sama”. Sedangkan menurut Uma Sekaran (2009:178) “Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu

memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel)”. Sedangkan menurut Sugiyono

(2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh

instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian

dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

(55)

Keterangan:

11

r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

2

t

s

= Deviasi standar total

2

s

b = Jumlah deviasi standar butir

Sedangkan rumus variansnya adalah:

s

(Husein Umar, 2008:172)

Keterangan:

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan

5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalaha

5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 25 responden dengan

tingkat sigmifikansi 5% maka didapat nilai r tabel sebesar (0,396). Hasil pengujian

instrument yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows

diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar

Gambar

Tabel Distribusi F-Sendecor ............................................................................
TABEL 1.1 NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2011, LAJU
TABEL 1.2 PERKEMBANGAN USAHA RESTORAN DAN RUMAH MAKAN
TABEL 1.3 DATA JUMLAH RESTORAN, RUMAH MAKAN, DAN BAR DI KOTA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 4.2 distribusi pendapat responden terhadap variabel Respon dan cara pemecahan masalah (responsiveness to and remedy of problems ) (X2) pada Rumah Makan Surabi Bandung

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik rumah makan dan proses pengambilan keputusan dan pembelian daging sapi oleh rumah makan; menganalisis persepsi rumah

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran Pengaruh Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ibu Haji Cijantung Purwakarta Cabang Kota Bandung

Bagi Rumah makan, implikasi dari penelitian ini adalah dapat memberikan alternatif baru pengolahan limbah sisa makanan yang dihasilkan rumah makan untuk dijadikan

Jam buka tutup rumah makan sesuai dengan yang diharapkan

Dan berdasarkan data dari profil responden yang menjadi konsumen dari rumah makan Lomie Karuhun maka rumah makan Lomie Karuhun saat ini memposisikan dirinya sebagai rumah makan

rumah makan yang telah disediakan, icon peta lokasi yang terhubung dengan peta seluruh daerah rumah makan yang di rekomendasi menggunakan peta dari Google maps

Cara pencucian peralatan makan yang dil- akukan di rumah makan MR dan MJ masih kurang memenuhi syarat sanitasi karena saat pencucian peralatan makan tidak