UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur atas kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan nikmat
sehat dan nikmat iman sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, karena
skripsi ini tidak akan terwujud tanpa pertolongan-Nya. Maka selayaknyalah pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu penyelesaian skripsi ini khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Bapak Dr. Edi Suryadi, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Bapak Prof. Dr. H. Disman, M.Si. selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pendidikan Indonesia.
4. Bapak Dr. Lili Adi Wibowo, S. Sos, S. Pd, MM selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Bisnis FPEB Universitas Pendidikan Indonesia,
yang telah memberikan bimbingan kepada penulis pada awal penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si, selaku Ketua Tim Pertimbangan dan
Pembimbing Skripsi (TPPS) Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Semoga ilmu yang telah Bapak
Irna Meilinda Damayanti, 2012
6. Bapak Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk selalu membimbing dengan kesabaran dan
ketelitian dan telah banyak memberikan motivasi serta pengarahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Semoga Allah
SWT memberikan balasan dengan sesuatu yang lebih baik dan penuh
keberkahan hidup.
7. Bapak Ridwan Purnama, SH., M.Si selaku Pembimbing II atas segala atas
segala keihklasan, kesabaran, ketelitian, dan kesungguhannya dalam
membimbing serta memberikan pengarahan, kemudahan dan kelancaran,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Semoga ilmu
yang telah Bapak sampaikan bermanfaat dan dibalas oleh Allah SWT sebagai
amal kebaikan.
8. Segenap Dosen dan Staff Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis yang
telah memberikan bimbingan dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan
studi di Universitas Pendidikan Indonesia.
9. Staf Akademik FPEB UPI yang telah membantu penulis dalam membuat
perizinan penelitian.
10. Bapak Endang Sudrajat selaku Supervisor Rumah Makan Bumbu Desa
Cabang Laswi Kota Bandung terimakasih atas bantuannya dalam izin
penyebarkan angket dalam penelitian ini.
11. Seluruh pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa yang telah terlibat dan
bersedia meluangkan sedikit waktunya membantu mengisi angket penelitian
12. Ke dua orangtua Ibunda dan Ayahanda Tercinta Edwina Frihastuti dan Irwan
Hassan yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi dan do’a yang selalu mengiringi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Terimalah persembahan karya ananda, buah dari perjalanan dan
perjuangan dalam menuntut ilmu, semoga mendapat Keridhoan-Nya. Semoga
Allah SWT memberikan balasan atas kemurahan dan amal baik semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin
13. Sahabat terbaik Edinna, Desi, EQ, Ganend, Bayu, Savira, dan Hendry yang
telah menemani dan membantu penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat terbaikku sekaligus teman seperjuanganku Indah Larasputri
S.Pd, Puspa Dewi Yulianty, Fuji Mariam Juniart, Megawaty Masfufah, Aktris
Monika Favorit Makbul S.Pd, dan Ika Puspita Dewi S.Pd, yang selalu
memberikan doa, dukungan, semangat dan selalu ada untuk penulis baik
disaat suka maupun duka selama masa perkuliahan hingga saat ini.
15. Teman seperjuanganku terutama dalam menyusun proposal skripsi maupun
seminar dan bimbingan skripsi, Desy Retnowulan, Dini Septiana, Rifky,
Dani, Ira, Fitri, dan Ery yang selalu memberikan motivasi kepada penulis,
terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
16. Teman seperjuang dalam menempuh ujian Sidang pada tanggal 24 Oktober
2012, Desy Retnowulan S.Pd, Megawaty Masfufah S.Pd, Widiati Pratiwi
Irna Meilinda Damayanti, 2012
Muhammad Ery Ramdan S.Pd, Teteh Mila, dan Kang Ayi. Selamat untuk kita
semua atas diraihnya gelar Sarjana Pendidikan.
17. Teman-teman Pendidikan Manajemen Bisnis 2008 yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu, terimakasih atas kebersamaan selama masa perkuliahan ini
dengan suka dan dukanya yang telah dijalani bersama. Ada tangis dan tawa
menemani perjalanan kita selama kurang lebih 4 tahun ini.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini
Jazakallahu Khairan Katsiraa, hanya Allah SWT lah yang bisa membalas
segala kemurahan hati dan amal baik semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.
Bandung, September 2012
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...12
1.3 Rumusan Masalah ...14
1.4 Tujuan Penelitian ...14
1.5 Kegunaan Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 17 2.1 Kajian Pustaka ...17
2.1.1 Konsep Program Pengembangan Produk……… 17
2.1.1.1 Program Pengembangan Produk dalam Strategi Produk ……….. 17
2.1.1.2 Definisi Pengembangan Produk ………. 22
2.1.1.3 Dimensi Pengembangan Produk ……… 28
2.1.2 Konsep Pembelian Ulang………... 30
2.1.2.1 Definisi Pembelian Ulang ………. 30
2.1.2.2 Dimensi Pembelian Ulang ………. 35
2.1.3 Pengaruh Kinerja Pengembangan Produk Terhadap Pembelian Ulang ...35
2.1.4 Orisinalitas Penelitian………. 37
2.2 Kerangka Pemikiran………... 40
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 45 3.1 Objek Penelitian ... 45
3.2 Metode Penelitian ... 46
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 46
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 53
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 57
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN………
Irna Meilinda Damayanti, 2012
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 83 4.1 Profil Perusahaan dan Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa ... 83
4.1.1 Profil Perusahaan Rumah Makan Bumbu Desa ... 83 4.2Tanggapan Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa terhadap Pelaksanaan Program Pengembangan Produk dan Dimensi-dimensi Program Pengembangan Produk ...100
4.2.1 Dimensi Relative Advantage dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ...100
4.2.3 Dimensi Complexity dalam Program Pengembangan Produk Rumah
Makan Bumbu Desa ...104
4.2.4 Dimensi Divisibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbuu Desa ...105
4.2.5 Dimensi Communicability dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbuu Desa...107
4.2.6 Rekapitulasi Dimensi Program Pengembangan Produk ... 109
4.3 Tanggapan Pelanggan Bumbu Desa atas Pembelian Ulang ... 111
4.3.1 Dimensi Intensitas Pembelian dalam Pembelian Ulang ...113
4.3.2 Dimensi Kuantitas Pembelian Pembelian Ulang ...114
4.3.3 Dimensi Minat Meneruskan Pembelian Ulang dalam Pembelian Ulang ...115
4.3.4 Rekapitulasi Dimensi Pembelian Ulang ...117
4.4 Pengaruh Program Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Baik Secara Keseluruhan Maupun Pengaruh Masing-masing Variabel ...118
4.4.1 Pengaruh Program Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang Secara Keseluruhan ...118
4.4.2 Pengaruh Masing-masing Variabel Pengembangan Produk terhadap Pembelian Ulang ...119
4.5 Implikasi Hasil Penelitian……… 124
4.5.1Temuan Penelitian Bersifat Empiris………..… 124
4.6 Implikasi Hasil Penelitian Pengembangan Produk terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... 126 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 131 5.1 Kesimpulan ...131
5.2 Rekomendasi ...132
Irna Meilinda Damayanti, 2012
DAFTAR TABEL
No Tabel
Judul Tabel Hal
1.1 Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011 ... 4 2
1.2 Perkembangan Usaha Restoran dan Rumah Makan Berskala Menegah dan
Besar Tahun 2007-2011 ... 4
1.3 Data Jumlah Rumah Makan, Restoan, dan Bar di Kota Bandung Tahun 2008-2011 ... 5
1.4 Data Rumah Makan Sunda di Kota Bandung ... 6
1.5 Data Kunjungan Konsumen di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008-2011 ... 7
1.6 Data Pendapatan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008-2011 ... 8
1.7 Data Komplain Pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Periode Tahun 2009-2011 ... 9
2.1 Orisinalitas Penelitian ... 38
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 49
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 55
3.3 Penyebaran Proporsi Sampel Pada Setiap Hari Untuk Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa ... 62
3.4 Hasil Pengujian Validitas Pengembangan Produk ... 66
3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 471
3.7 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 75
3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 82
4.1 Produk Yang ada di Rumah Makan Bumbu Desa ... 4 87
4.2 Produk By Live Cooking yang ada di Rumah Makan Bumbu Desa ... 87
4.3 Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu Desa ... 88
4.4 Karakteristik Pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa Berdasarkan Usia ... 92
4.5 Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Golongan Pelajar/Mahasiswa Dan
Uang Saku ... 94
4.6 Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan ... 96
4.7 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa Berdasarkan
Pengalaman ... 97
4.8 Alasan Pelanggan Memilih Rumah Makan Bumbu Desa berdasarkan
Perolehan Informasi ... 99
4.9 Relative Advantage dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan
Bumbu Desa ... 102
4.10 Compatibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu
Desa ... 103
4.11 Complexity dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu
Desa ... 105
4.12 Divisibility dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan Bumbu
Desa ... 106
4.13 Communicability dalam Program Pengembangan Produk Rumah Makan
Irna Meilinda Damayanti, 2012
4.14 Rekapitulasi Skor Penilaian Program Pengembangan Produk ... 109
4.15 Intensitas Pembelian dalam Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan
Bumbu Desa ... 113
4.16 Kuantitas Pembelian dalam Pembelian Ulang Pelanggan Rumah Makan
Bumbu Desa ... 114
4.17 Minat Meneruskan Pembelian Ulang dalam Pembelian Ulang Pelanggan
Rumah Makan Bumbu Desa ... 116
4.18 Rekapitulasi Skor Penilaian Pembelian Ulang ... 117
4.19 Pengujian Secara Keseluruhan ... 118
4.20 Matriks Korelasi Antara Program Pengembangan Produk (X) dengan
Pembelian Ulang (Y) ... 119
4.21 Pengujian Masing-masing Variabel Pengembangan Produk terhadap
Pembelian Ulang ... 121
4.22 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Judul Gambar Hal
2.1 Process of Product Development ... 24
2.2 Siklus Pembelian ... 31
2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Program Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi... 43
2.4 Paradigma Peneliti Paradigma Penelitian Pengaruh Program Pengembangan Produk Melalui Program Live Cooking Terhadap Pembelian Ulang di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi ... 44
3.1 Struktur Hubungan Kasual antara X dan Y ... 75
3.2 Diagram Jalur Hipotesis ... 76
3.3 Diagram Jalur Substruktur Hipotesis ... 77
4.1 Paradigma Peneliti Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Lamanya Menjadi Pelanggan di Rumah Makan Bumbu Desa ... 90
Irna Meilinda Damayanti, 2012
No Lampiran
Judul Lampiran Hal
1 Instrumen Penelitian ... 137
2 Perhitungan Path Analysis ... 143
3 Perhitungan Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel ... 146
4 Koding Data Variabel Pengembangan Produk ... 147
5 Kodimg Data Variabel Pembelian Ulang ... 150
6 Rekapitulasi Karakteristik Responden ... 153
7 Nilai r Product Moment ... 156
8 Tabel Distribusi F-Sendecor ... 157
9 Nilai-nilai dalam disitribusi t ... 159
10 Perhitungan F tabel dan t Tabel ... 160
11 Daerah Kontinum Pengembangan Produk Pengembangan Produk dan Pembelian Ulang ... 162
12 Rekapitulasi Bimbingan ... 164
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini
tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,5
persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp 2.463,2 triliun, sedangkan pada
tahun 2010 masing-masing sebesar Rp 2.313,8 triliun dan Rp 2.178,9 triliun. Bila
dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp 990,8 triliun,
yaitu dari Rp 6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 7.427,1 triliun
pada tahun 2011. (Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012).
Tingginya perekonomian tersebut tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga
tingkat regional, sehingga menuntut kesiapan semua pelaku ekonomi agar selalu
dapat beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi. Berkembangnya
perekonomian menyebabkan persaingan yang tajam diantara industri yang ada.
Memasuki awal tahun 2010 sampai tahun 2011 saat ini, keadaan
perekonomian dunia sudah membaik dan stabil. Keadaan ini memberikan
keuntungan pada berbagai industri di Indonesia yang sempat mengalami
pasang-surut dalam menghadapi krisis global.
Sektor indutri mengalami perkembangan yang begitu pesat, hal ini terjadi
untuk mengembangkan usahanya maupun untuk mendirikan usaha baru.
Berkembangnya perusahaan berpengaruh bagi pimpinan untuk dapat mengelola
usahanya dengan cermat, dengan harapan agar perusahaan beroperasi dengan
baik, dan bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan tersebut.
TABEL 1.1
NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2011, LAJU PERTUMBUHAN DAN SUMBER PERTUMBUHAN TAHUN 2011 No
Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang
mencapai 10,7 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9,2
persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6,8 persen, Sektor
Jasa-Jasa dan Sektor Konstruksi masing-masing 6,7 persen, Sektor Industri Pengolahan
6,2 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8 persen, Sektor Pertanian 3,0
persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Pertumbuhan PDB
tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 6,9 persen yang berarti lebih tinggi dari
pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,5 persen. Sektor Industri
Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang mengalami
pertumbuhan masing-masing sebesar 6,2 persen dan 9,2 persen memberikan
sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan
PDB yaitu masing-masing sebesar 1,6 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan peranan sebesar 1,0 persen
Industri restoran dan rumah makan hingga saat ini masih diyakini sebagai
salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan
dalam kondisi krisis sekalipun. Namun demikian dalam periode yang sama
banyak restoran yang gulung tikar, karena tidak mampu lagi mempertahankan
jumlah pengunjungnya. Menurut beberapa pihak yang berkompeten menyebutkan
bahwa sukses usaha dibidang pelayanan makanan dan minuman ini tidak hanya
ditentukan oleh jumlah pengunjungnya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan
Kebutuhan makanan dan minuman tidak akan pernah habis karena sebagai
manusia selalu membutuhkan makanan dan minuman demi kelangsungan hidup,
sehingga banyak yang membuka usaha di bidang makanan dan minuman. Hal ini
ditandai dengan banyaknya tempat makan (restoran) yang bermunculan di
berbagai tempat dengan aneka macam makanan yang disediakan.
TABEL 1.2
PERKEMBANGAN USAHA RESTORAN DAN RUMAH MAKAN BERSKALA MENENGAH DAN BESAR TAHUN 2007-2011
No Tahun Jumlah Usaha
1 2007 1.615 2 2008 2.235 3 2009 2.704 4 2010 2.934 5 2011 3.176
Sumber:Modifikasi data Statistika Restoran dan Rumah Makan 2011
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 hingga tahun
2011 usaha restoran dan rumah makan berskala menengah dan besar terus
mengalami pertumbuhan dan peningkatan.
Banyaknya restoran yang bermunculan baik yang besar maupun kecil telah
menimbulkan suatu persaingan, khususnya dalam persaingan harga, mutu
makanan, dan pelayanan antar usaha sejenis. Pertumbuhan bisnis restoran dan
rumah makan di Jawa Barat mengalami peningkatan cukup signifikan setiap
tahunnya salah satunya adalah Kota Bandung. Hal ini terbukti dengan semakin
meningkatnya industri restoran dan rumah makan di Kota Bandung, yang
mengalami peningkatan selama kurun waktu 4 tahun terakhir sejak tahun 2008
dan 2011. Secara lengkap perkembangan usaha restoran, rumah makan, dan bar di
TABEL 1.3
DATA JUMLAH RESTORAN, RUMAH MAKAN, DAN BAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2011
No
Jenis Usaha Tahun
2008 2009 2010 2011
1 Restoran 167 168 170 181
2 Rumah Makan 251 266 262 268
3 Bar 11 11 11 12
Total 429 445 443 461
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 hingga tahun
2011 jenis usaha Restoran, Rumah Makan, dan Bar di Kota Bandung mengalami
peningkatan jumlah yang signifikan, sehingga pelaku dibidang ini membutuhkan
pemahaman yang kuat tentang bisnis restoran dan rumah makan tersebut,
khususnya yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, administrasi dan
pengawasannya.
Pariwisata di Kota Bandung sangat berkembang, terbukti dengan
banyaknya agent travel, bar, restaurant, rumah makan, travel agent, objek wisata,
serta hal-hal yang berkaitan dengan usaha di bidang makanan. Hal ini terbukti
dengan berkembangnya usaha rumah makan dan restaurant.
Sekarang banyak sekali rumah makan yang bermunculan di Kota
Bandung dengan berbagai jenis macam pilihan. Salah satunya adalah yang
menjual makanan tradisional khas dari Kota Bandung yaitu Rumah Makan yang
menyajikan makanan khas sunda. Data Rumah Makan Sunda yang ada di Kota
TABEL 1.4
DATA RUMAH MAKAN SUNDA DI KOTA BANDUNG
No Nama Rumah Makan Alamat
1 Ampera Jl. Soekarno Hatta no. 394 2 Ma Uneh Jl. Pajajaran 3 Saung Kabayan Jl. Dr Djunjunan no. 107 4 Laksana Jl. Soekarno Hatta 5 Sunda Cibiuk Jl. Djunjunan 6 Raja Sunda Jl. Dr Djunjunan 7 Riung Sari Jl. RE Martadinata 8 Bumbu Desa Jl. Laswi 9 Bale Gazeeboo Jl. Surapati no. 49 10 Kelapa Lagon Jl. Sumatra 11 Dago Panyawangan Jl. Ir. H. Djuanda no. 152 12 Sambel Hejo Jl. Natuna 13 DapurKu Jl. Lembong 14 Boga Kuring Jl. Dago Bukit Utara No.53 15 Sajian Sunda Sambara Jl. Trunojoyo no. 64 16 Riung Sari Jl. R.E. Martadinata No. 22
sumber: http://serbaserbi.blogsome.com/2007/12/14/daftar-rumah-makan-dengan-masakan-sunda-di-bandung/, diakses 15:45,28 25 Januari 2012
Berdasarkan tabel 1.4 dapat ditunjukkan bahwa usaha dibidang kuliner
sangat diminati di Kota Bandung. Serta mengingat bahwa makanan dan minuman
merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak akan ada pernah habisnya
sehingga bisnis ini merupakan bisnis yang menjanjikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran dan rumah
makan tersebut, namun secara umum faktor yang paling menonjol dalam bisnis
tersebut adalah rasa (taste) dan lokasi. Beberapa faktor lainnya yang tidak kalah
pentingnya dalam menentukan keberhasilan usaha yang harus diperhatikan para
pelaku yang bergerak di bidang ini, yaitu : komitmen dan fokus usaha.
Bumbu Desa didirikan sebagai wujud dedikasi dan apresiasi kepada
jagoan-jagoan masak jaman dahulu. Ibu rumah tangga dan pembantu rumah, yang
sehingga menjadi kekayaan keanekaragaman cita rasa nusantara sampai saat ini
(www.bumbudesa.com, diakses 17:15, 25 Januari 2012).
Data dibawah ini adalah data jumlah konsumen yang datang Rumah
Makan Bumbu Desa jangka waktu tahun 2008 sampai tahun 2011.
TABEL 1.5
DATA KUNJUNGAN KONSUMEN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011 Tahun
2008 2009 2010 2011
Bulan
Januari 10397 11565 7650 9750
Februari 10580 9659 6530 7620
Maret 13330 11800 6758 8302
April 9405 11608 8768 9812
Mei 12060 12696 8890 10677
Juni 10290 11731 9876 9454
Juli 12590 11722 7869 8765
Agustus 9917 7180 8617 9065
September 12233 7708 8125 12560
Oktober 13031 5702 8884 7680
Nopember 8858 9238 9426 7689
Desember 9912 8670 5980 9386
Total 132603 119279 97373 110760
Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2010 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui bahwa pengunjung Rumah Makan
Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung memiliki rata-rata pengunjung yang
fluktuatif. Pada tahun 2008 konsumen yang berkunjung sebanyak 132.603, lalu
mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 119.279, dan pada tahun 2010
kembali mengalami penurunan yang cukup besar yaitu menjadi 97.373, dan yang
Data dibawah ini adalah data pendapatan Rumah Makan Bumbu Desa
Cabang Laswi Kota Bandung periode tahun 2008-2011.
TABEL 1.6
DATA PENDAPATAN DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2008 – 2011
Sumber: Rekap Laporan Tahunan 2008-2011 Rumaha Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)
Berdasarkan Tabel 1.6 diketahui bahwa pendapatan di Rumah Makan
Bumbu Desa Cabng Laswi Kota Bandung pada tahun 2008 sampai 2011
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh adalah Rp.
6.024.884.147, sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi Rp. TAHUN
4.206.951.381, dan kembali mengalamai penurunan menjadi Rp. 4.126.354.565
pada tahun 2010. Terakhir pada tahun 2011 mengalami kenaikan pendapatan
menjadi Rp. 4.445.672.942.
Fenomena penurunan jumlah kunjungan konsumen Rumah Makan Bumbu
Desa pada kurun waktu 2009-2010, disebabkan oleh produk yang ditawarkan oleh
Rumah Makan Bumbu Desa. Hal ini dibuktikan dengan data jumlah komplain
pelanggan yang disajikan pada tabel 1.7
TABEL 1.7
DATA KOMPLAIN PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA KEDAI CABANG LASWI TAHUN 2009-2011
Jenis Komplain Tahun
2009 2010 2011
Komplain terhadap produk 1,5% 1,7% 1,6%
Komplain terhadap pelayanan 0,3% 0,2% 0,1%
Sumber: Rekap Laporan Guest Recommended 2009-2011 Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)
Data di atas menunjukkan sebagian besar komplain yang datang berasal
dari produk yang ditawarkan dengan persentase 1,5% pada tahun 2009, 1,7% pada
tahun 2010, dan 1,6% pada tahun 2011. Masalah yang dihadapi kurun waktu tiga
tahun terakhir adalah mengenai produk yang ditawarkan. Hal ini berdampak
kepada minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Banyak alasan konsumen memutuskan untuk berkunjung ke sebuah
restoran atau rumah makan, salah satunya adalah variasi produk yang ditawarkan,
cita rasa yang khas, juga pelayanan yang diberikan. Mengembangkan produk dan
berinovasi terhadap produk makanan tanpa menghilangkan ciri khas juga selalu
strategi pemasaran yang dilakukan banyak rumah makan, karena dengan
memahami keinginan dan kebutuhan konsumen dengan baik, maka produk yang
ditawarkan dapat diterima oleh konsumen, sehingga muncul minat konsumen
untuk melakukan pembelian ulang.
Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu
berbagai faktor seperti produk, harga, fasilitas, lokasi, pelayanan dan berbagai
faktor pendukung lain yang dapat memberikan nilai lebih yang dapat didapatkan
konsumen. Hal tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan
yaitu bahwa kepuasan kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup
perusahaan, dan konsumen yang merasa puas akan mereferensikan kepada orang
lain, dan akan melakukan pembelian ulang.
Untuk menghadapi persaingan Rumah Makan Bumbu Desa dituntut
mampu memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Beberapa strategi yang
dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 adalah dengan
mengembangkan produk variasi makanan terbaru yang unik dengan kualitas yang
selalu terjaga. Selain itu Bumbu Desa Kedai memiliki program New Product of
Bumbu Desa by Live Cooking yang artinya hasil dari pengembangan produk baru
yang ditawarkan akan dimasak secara mendadak sesuai dengan pesanan. Chef
akan menampilkan keterampilan memasak mereka di depan para pelanggan yang
datang, sehingga memberikan kesan yang baru pada para pelanggan. Tidak seperti
produk yang sebelumnya sudah disajikan di display makanan terlebih dahulu.
Setiap periode Rumah Makan Bumbu Desa selalu mengeluarkan produk dan paket
seuhah yang merupakan variasi produk baru dari Bumbu Desa Kedai di tahun
2012 ini yang dimasak jika ada pesanan (live cooking). “Kami akan selalu
melakukan berbagai macam perubahan untuk membuat inovasi-inovasi yang baru
namun tetap konsisten dengan melestarikan makanan dan minuman khas Sunda
yang saat ini sudah jarang ditemui, itu merupakan salah satu misi kami.” kata
Endang Sudrajat Kepala Supervisor Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.
Dengan adanya program Live Cooking di tahun 2012 ini Rumah Makan
Bumbu Desa menargetkan pendapatan sekitar Rp 15.000.000,- per hari (weekday),
Rp 20.000.000,- (weekend) dan sekitar Rp 450.000.000,- perbulan. Program Live
Cooking merupakan salah satu cara dalam strategi pengembangan produk yang
dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu Desa tahun 2012 ini. Upaya tersebut pada
dasarnya dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa untuk menarik konsumen agar
mau melakukan pembelian ulang.
Menurut Gatignon dan Xuereb (2009:96), mengemukakan bahwa: “Produk
makanan merupakan produk yang syarat dengan inovasi, sehingga tuntutan akan
inovasi demikian tinggi karena makanan salah satu kebutuhan pokok manusia”.
Menurut Kotler dan Keller (2009:46), mengemukakan bahwa “Perusahaan
selain harus mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya, perusahaan juga harus
dapat mempertahankan kesetiaan pelanggannya agar dapat bertahan dalam bisnis
ini. Salah satu upaya mempertahankan pelanggan yang telah ada dengan menarik
Program pengembangan produk baru melalui program Live Cooking di
Rumah Makan Bumbu Desa diharapkan dapat meningkatkan pembelian ulang di
perusahaan tersebut. Mengingat adanya keterkaitan antara pengembangan produk
baru dengan keputusan pembelian ulang.
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Bumbu Desa Jl. Laswi no. 1
Kota Bandung. Penelitian dilakukan berdasarkan terjadinya penurunan kunjungan
konsumen dan pendapatan di tahun 2009-2010 dan komplain pelanggan terhadap
produk yang ditawarkan. Mengingat betapa pentingnya pengembangan produk
baru dan keterkaitannya dengan pembelian ulang maka penulis merasa perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana,
“PENGARUH KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK MELALUI
PROGRAM LIVE COOKING TERHADAP PEMBELIAN ULANG DI RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI (SURVEI PADA PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA CABANG LASWI DI KOTA BANDUNG)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Semakin berkembangnya perekonomian, persaingan dalam industri
perdagangan, hotel, dan restoran juga semakin ketat. Terbukti dengan
perkembangan bisnis rumah makan yang sangat cepat. Sehingga hal ini
menyebabkan bisnis rumah makan harus memberikan pelayanan dan kualitas
produk yang baik kepada konsumen saat konsumen mengunjungi rumah makan
Bandung sebagai salah satu badan usaha di bidang usaha kuliner juga harus selalu
mengembangkan produk yang ditawarkan agar pelanggan tidak merasa bosan dan
timbul suatu pembelian ulang.
Fenomena di atas menyebabkan Rumah Makan Bumbu Desa yang
merupakan salah satu bisnis yang bergerak dalam kuliner tidak boleh lengah. Pada
tahun 2009-2010 Rumah Makan Bumbu Desa mengalami penurunan jumlah
kunjungan konsumen dan pendapatan. Pada tahun 2009-2010 merupakan tahun
penurunan konsumen dan pendapatan yang paling drastis. Disebabkan oleh
banyaknya komplain terhadap produk yang ditawarkan hingga kurun waktu tiga
tahun terakhir dari periode tahun 2009-2011.
Masalah ini perlu diatasi dengan berbagai upaya dari perusahaan
diantaranya yaitu dengan mengembangkan produk yang ditawarkan dengan
kualitas dan cita rasa yang tetap terjaga serta tidak menghilangkan ciri khas
masakan sunda dan akhirnya timbul loyalitas pelanggan, yang akan menimbulkan
pembelian secara ulang.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka yang
menjadi tema sentral penelitian ini adalah :
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan penelitian tersebut di
atas, maka dari itu ada beberapa hal yang perlu dirumuskan sebagai pokok
permasalahan diantaranya :
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan kinerja pengembangan produk dalam
program live cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di
Kota Bandung.
2. Bagaimana gambaran pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu Desa
Cabang Laswi di Kota Bandung.
3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan kinerja pengembangan produk
dalam program live cooking terhadap pembelian di Rumah Makan Bumbu
Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan data dan informasi yang
berhubungan pengembangan produk baru terhadap pembelian ulang dengan
tujuan untuk memperoleh temuan dan model mengenai :
1. Gambaran pelaksanaan kinerja pengembangan produk dalam program live
cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.
2. Gambaran pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu Desa di Kota
3. Besarnya pengaruh kinerja pengembangan produk dalam program live
cooking pada Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota
Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara
teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan terhadap
pengembangan manajemen terutama manajemen pemasaran dengan
pendekatan yang baru menyangkut kinerja pengembangan produk melalui
program live cooking yang dilakukan Rumah Makan Bumbu Desa Kedai
Cabang Laswi di Kota Bandung, serta menganalisis pengaruhnya terhadap
pembelian ulang Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota
Bandung.
2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek
praktis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi Rumah Makan
Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung menyangkut kinerja
pengembangan produk baru melalui program live cooking yang dilakukan
oleh Rumah Makan Bumbu Desa terhadap pembelian ulang di Rumah
Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung.
3. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi kepada
perusahaan dan konsumen mengenai pengaruh kinerja pengembangan
Makan Bumbu Desa Cabang Laswi di Kota Bandung terhadap pembelian
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya
mengenai pengaruh kinerja pengembangan produk terhadap pembelian ulang
konsumen. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas
(independent variable) adalah kinerja pengembangan produk (X) dengan sub
variabel relative advantage, compatibility, complexity, divisibility dan
communicability. Kemudian objek penelitian yang menjadi variabel terikat
(dependent variable) adalah pembelian ulang konsumen (Y) yang meliputi intensitas
pembelian, kuantitas pembelian, dan minat meneruskan pembelian ulang.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tanggapan pelanggan mengenai
kinerja pengembangan produk dan pembelian ulang produk di Rumah Makan Bumbu
Desa sedangkan yang dijadikan subjek penelitian adalah pelanggan Rumah Makan
Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.
Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka
metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Husein
Umar (2008:45) mengemukakan bahwa “Cross sectional method adalah metode
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan jenis variabel yang diteliti maka penelitian yang dilakukan
adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers Travens dalam Husein
Umar (2008:21) mengemukakan bahwa:
Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
Sedangkan Menurut Maholtra (2009:100):
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konklusif yang memiliki tujuan utama deskripsi dari sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar. Penelitian deskriptif sangat berguna ketika mencari pertanyaan penelitian yang menggambarkan mengenai fenomena pasar, seperti menentukan frekuensi pembelian, mengidentifikasi hubungan, atau membuat prediksi.
Informasi yang didapat dalam penelitian ini yaitu: 1) persepsi pelanggan
terhadap kinerja pengembangan produk yang dilakukan oleh Rumah Makan Bumbu
Desa 2) persepsi pelanggan terhadap pembelian ulang konsumen Rumah Makan
Bumbu Desa.
Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Maholtra (2009:104) “Penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara
variable independen dengan dependen”. Pada penelitian ini di uji mengenai pengaruh
antara pengembangan produk terhadap pembelian ulang pada Rumah Makan Bumbu
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif
yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Maholtra (2010:96)
menyatakan bahwa:
Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini,
informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara
empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap
objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan dari penelitian adalah
jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra 2009:98).
Sedangkan menurut Malhotra (2009:194) “Metode survey adalah koesioner
berstruktur yang diberikan pada responden yang dirancang untuk mendapatkan
informasi yang spesifik”.
Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan
variabel terikat yaitu:
Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent pada unit tes.
Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling
mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai
objek penelitian.
Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan
konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi
variabel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi kinerja pengembangan
produk (X) yang terdiri dari relative advantage (X1), compatibility (X2), complexity
(X3), divisibility (X4) dan communicability (X5), terhadap pembelian ulang konsumen
(Y) meliputi intensitas pembelian, kuantitas pembelian, dan minat meneruskan
pembelian ulang.
Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL SUB
VARIABEL
KONSEP VARIABEL /
SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO yang baru atau yang sudah di modifikasi ke
segmen pasar yang produk yang sudah ada
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP VARIABEL /
SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP VARIABEL /
SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012
VARIABEL SUB
VARIABEL
KONSEP VARIABEL /
SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Riduwan (2010:106) mengemukakan bahwa:
Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.
Menurut Ruth McNeil (2005:56) data primer memiliki ciri:
1. Pengumpulan informasi langsung dari responden menggunakan
metodologi yang sesuai
2. Ditugaskan secara langsung oleh peneliti. Sedangkan implikasinya:
a.Customized. Data disesuaikan dengan kebutuhan peneliti
b.Syndicated. Data diperoleh peneliti dengan melibatkan data penelitian
terdahulu
c.Omnibus. Data diperoleh dari sebuah sebuah lembaga penelitian dalam
kurun waktu tertentu.
3. Data diperoleh langsung dari objek penelitian, akan tetapi tidak
dipublikasikan.
Sedangkan data sekunder memiliki ciri-ciri:
1. Sumber data diterbitkan atau diakses oleh pihak lain (publik, swasta,
pemerintah, perusahaan)
3. Sumber data diperoleh dari media seperti internet, kecuali web resmi
perusahaan.
Malhotra (2009:120-121) mengungkapkan definisi-definisi data primer dan
sekunder, antara lain:
1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian
ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan
kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap
mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada pelanggan di
Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung.
2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat
ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di
internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
3. Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil penelitian secara
empirik melalui penyebaran kuesioner pelanggan di Rumah Makan
Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung sebagai Responden.
Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari jurnal-jurnal
Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini.
Maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut
ini.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data Sumber Data Kategori
Data Tanggapan Responden
Terhadap Pengembangan Produk di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi
Konsumen Primer
Tanggapan Responden Terhadap Pembelian Ulang
Produk di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi
Konsumen Primer
Jumlah Populasi di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang
Laswi
Hasil Penelitian, Agustus 2010 Primer
Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha 2010-2011, Laju Dan Rumah Makan Berskala Menengah Dan Besar Tahun
2007-2011
Modifikasi Data Statistika Restoran Dan Rumah Makan 2011
Sekunder
Data Jumlah Restoran, Rumah Makan, Dan Bar Di Kota Bandung Tahun 2008-2011
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Bandung 2012
Sekunder
Data Rumah Makan Sunda Di Kota Bandung
Http://Serbaserbi.Blogsome.Com/2007/12/14 /Daftar-Rumah-Makan-Dengan-Masakan-Sunda-Di-Bandung/, Diakses 15:45,28 25 Januari 2012
Sekunder
Data Kunjungan Konsumen Di Kedai Bumbu Desa Cabang Laswi Kota Bandung Periode
Rekap Laporan Tahunan 2008-2010 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)
Jenis Data Sumber Data Kategori Data Tahun 2008 – 2011
Data Pendapatan Di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung Periode Tahun 2008 –
2011
Rekap Laporan Tahunan 2008-2011 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)
Sekunder
Data Komplain Pelanggan Bumbu Desa Kedai Cabang
Laswi Tahun 2009-2011
Rekap Laporan Guest Recommended 2009-2011 Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Kota Bandung (Hasil Pra Penelitian 2012)
Sekunder
Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2012
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi
Didalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan
langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan
elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil
keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Maholtra (2009:369) berpendapat :
Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang berbagi beberapa seperangkat karakteristik. Setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter. Tujuan dari proyek riset pemasaran yang paling adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.
Uma Sekaran (2009:121) mengemukakan bahwa “Populasi mengacu pada
keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi”
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi
yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi sasaran
pada penelitian ini adalah para pelanggan yang menikmati hasil pengembangan
produk melalui program Live Cooking di Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi dengan
ukuran 9.230 orang yang merupakan jumlah rata-rata kunjungan per bulan
(Berdasarkan data Bumbu Desa Kedai Cabang Laswi Februari 2012).
3.2.4.2 Sampel
Menurut Ruth McNeil (2005:22), sampel memiliki beberapa pengertian,
diantaranya:
1. Uraian tentang populasi yang memungkinkan untuk dicangkup.
2. Ukuran, sifat dan distribusi geografis yang terencana dan relevan.
3. Rincian metode sampling dan metode pembobotan dalam penelitian.
4. Populasi yang dapat merespon dengan baik.
Sedangkan menurut Naresh K. Maholtra (2008:364) berpendapat bahwa
sampel adalah sub-kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi.
Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam
populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu
pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n.
Pada penelitian ini, tidak mungkin semua populasi dapat diteliti oleh penulis,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga
mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang
diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti.
Dalam rangka mempermudah melakukan penelitian diperlukan suatu sampel
penelitian yang berguna ketika populasi yang diteliti berjumlah besar seperti populasi
dari pelanggan Rumah Makan Bumbu Desa, dalam artian sampel tersebut harus
representatif atau mewakili dari populasi tersebut.
Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek
dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi
sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus
Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan
perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian,
karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam
pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
2
1 Ne N n
Dimana :
n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi
²
n = 98,93 (dibulatkan menjadi 99)
Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel minimal yang diteliti adalah
berjumlah 99 orang.
Menurut Winarmo Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian agar
sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel
yang berjumlah 100 orang responden.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai
karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Uma Sekaran (2009:116) “Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik tertentu.
Menurut Maholtra (2009:375) “Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan
dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk
terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non probability kebalikan dari probability
dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan
sampel bersifat objektif.
Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu simple
random sampling, sistematic sampling, stratification sampling dan cluster sampling.
Sedangkan sampel nonprobability memiliki tiga jenis teknik penarikan yaitu
convinience sampling, purposive sampling, snowball sampling.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian,
penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Menurut
Malhotra (2009:380):
Dalam sampling acak sederhana setiap unsur dalam populasi memiliki probabilitas yang sama dikenal dan seleksi. Selanjutnya, setiap sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu (n) memiliki probabilitas yang sama dikenal dan menjadi sampel benar-benar dipilih. Implikasi dalam prosedur sampling acak adalah bahwa setiap elemen dipilih secara independen dari setiap elemen lain.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Peneliti
memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan
(chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka
peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek
Sampel yang didapatkan harus representative (mewakili), untik itu perlu
dilakukan langkah-langkah sistematis untuk mendapatkan sampel. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah pelanggan yang telah merasakan produk dari Program Live Cooking di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.
2. Tentukan tempat tertentu sebagai checkpoint adalah Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi.
3. Tentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan oleh peneliti adalah pukul 11.00-20.00 (untuk hari senin s.d minggu).
4. Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada checkpoint. Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan interval pemilihan pertama/dasar kepadatan pengunjung. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui rata-rata kunjungan adalah 2.307 orang.
5. Tentukan ukuran sampel. Dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin (Husein Umar) maka sampelnya berukuran 100 orang.
6. Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang dipilih sebagai sampel adalah dengan menggunakan sampel sebagai berikut:
Sumber: Harun Al-Rasyid (1994:66)
Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung besarnya sampel perhari
dibawah ini:
TABEL 3.3
PENYEBARAN PROPORSI SAMPEL PADA SETIAP HARI UNTUK PELANGGAN RUMAH MAKAN BUMBU DESA
No. Hari Jumlah pembeli Sampel Jumlah
1. Senin 215 215/2307x100=9,6 10
xno
Ni
Ni
ni
No. Hari Jumlah pembeli Sampel Jumlah 2. Selasa 220 220/2307x100=9,6 10 3. Rabu 230 230/2307x100=9,9 10 4. Kamis 355 355/2307x100=15,3 15 5. Jumat 400 400/2307x100=17,3 17 6. Sabtu 425 425/2307x100=18,4 18 7. minggu 462 462/2307x100=20,2 20
Jumlah 2307 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang
berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari pengembangan produk
dan pembelian ulang konsumen.
2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan
langsung kepada responden yaitu pelanggan di Rumah Makan Bumbu
Desa Cabang Laswi. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan
beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari
variabel X( Kinerja Pengembangan produk) dan Variabel (Y) pembelian
ulang konsumen. Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling
tepat.
a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan
disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga
responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada
penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai
dengan skala interval.
3. Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang
diteliti yang terdiri dari pengembangan produk dan pembelian ulang
konsumen. Studi literatur tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu: a)
Perpustakaan,UPI, Widyatama, UNPAD b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan
Bisnis, d) Media cetak (majalah) e) media Elektronik (Internet).
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang penting, karena data
merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis.
Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian. Kebenaran data
dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for
Service Solutions) 16.0 for window.
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Penelitian mengenai pengaruh pengembangan produk terhadap pembelian
ulang di Rumah Makan Bumbu Desa Cabang Laswi, dilakukan untuk mengetahui
apakah antara variabel kinerja pengembangan produk (X) ada pengaruhnya atau tidak
terhadap variabel pembelian ulang (Y), dengan menafsirkan data yang terkumpul dari
responden melalui kuesioner.
Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti. Maholtra (2009:316) mengemukakan “Validitas dapat
didefinisikan sebagai sejauh mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur
bukan kesalahan sistematis atau acak”.
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item
koesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi
setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden
yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan
adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total
X = Jumlah skor dalam distribusi X
Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
2X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
2Y = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi
sebagai berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung
lebih besar dari rtabel atau rhitung > rtabel.
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika
rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel atau rhitung≤ rtabel.
. Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya terukur. Berikut Tabel 3.4 dan 3.5 hasil uji validitas
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PENGEMBANGAN PRODUK
No Pernyataan rhitung
rtabel
PENGEMBANGAN PRODUK
1. Relative advantage
1 Kelezatan produk baru melalui program Live Cooking dibanding dengan produk sebelumnya. 0.402 0,396 Valid
2 Harga produk baru hasil Live Cooking dibanding dengan
produk sebelumnya 0,425 0,396 Valid
3 Kualitas produk baru hasil Live Cooking dibandingkann
dengan produk sebelumnya. 0,499 0,396 Valid
2. Compatibility
4 Kesesuaian kualitas produk baru hasil Live Cooking
dengan manfaat yang diterima. 0,875
0,396
Valid
5 Kesesuaian rasa produk baru hasil Live Cooking dengan
selera konsumen. 0,656
0,396
Valid
2. 3. Complexity
6 Ketertarikan dengan produk baru hasil Live Cooking
dibandingkan dengan produk sebelumnya. 0,883 0,396 Valid
7 Penyesuaian selera dengan produk baru hasil Live
Cooking dibandingkan dengan produk sebelumnya 0,802 0,396 Valid
8 Penyesuaian harga produk baru hasil Live Cooking
dengan produk sebelumnya. 0,407 0,396 Valid
4. Divisibility
9 Keinginan untuk mengkonsumsi produk hasil Live
Cooking. 0,876 0,396 Valid
10 Produk baru hasil Live Cooking sesuai dengan yang
diinginkan. 0,693 0,396 Valid
5. Communicability
11
Informasi produk baru melalui program Live Cooking yang disampaikan dalam media cetak dan online lengkap.
0,398 0,396 Valid
12 Promosi diskon berkerja sama dengan kartu kredit
tertentu. 0,491 0,396 Valid
13 Promosi paket hemat 0,419 0,396 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)
Dari penelitian ini akan diuji adalah validitas dari instrument pengembangan
produk sebagai variabel X dan pembelian ulang sebagai variabel Y. Jumlah
berjumlah 7 item setelah melalukan uji validitas tidak terdapat item pertanyaan yang
tidak valid.
Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel pengembangan produk dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi complexity dengan item
pernyataan ketertarikan dengan produk baru hasil Live Cooking dibandingkan dengan
produk sebelumnya yang bernilai 0,883. Sedangkan nilai terendah terdapat pada
dimensi communicability dengan item pernyataan informasi produk baru melalui
program Live Cooking yang disampaikan dalam media cetak dan online lengkap.yang
bernilai 0,398 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pengembangan produk
berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan
dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel
yang bernilai 0.396.
Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel pembelian ulang
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PEMBELIAN ULANG
No Pernyataan rhitung rtabel Ket.
PEMBELIAN ULANG 1. Intensitas Pembelian
1 Frekuensi membeli produk di Rumah Makan Bumbu Desa 0,404 0.396. Valid
2 Pembelian produk di Rumah Makan Bumbu Desa yang sering. 0,571 0.396. Valid 3 Ketergantungan terhadap produk Rumah Makan Bumbu Desa 0,629 0.396. Valid
2. Kuantitas Pembelian
4
Tingkat pembelian produk yang bertambah dari pembelian akhir
produk Rumah Makan Bumbu Desa. 0,420 0.396. Valid
5 Tingkat nominal uang yang dibelanjakan 0,650 0.396. Valid
3. Minat meneruskan Pembelian Ulang
6 Tingkat keinginan untuk meneruskan Pembelian Ulang produk
Rumah Makan Bumbu Desa. 0,653 0.396. Valid
7 Tingkat kesenangan mengkonsumsi produk Rumah Makan
Bumbu Desa 0,536 0.396. Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)
Tabel 3.5 pada instrumen variabel pembelian ulang dapat diketahui bahwa
nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan tingkat keinginan untuk meneruskan
pembelian ulang produk Rumah Makan Bumbu Desa yang bernilai 0,653. Sedangkan
nilai terendah terdapat pada item frekuensi membeli produk di Rumah Makan Bumbu
Desa dengan nilai 0,404 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pembelian ulang
berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan
dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah
dipercaya dan yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Malhotra (2009:317) “Reliabilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila diukur beberapa kali
dengan alat ukur yang sama”. Sedangkan menurut Uma Sekaran (2009:178) “Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel)”. Sedangkan menurut Sugiyono
(2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh
instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian
dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
Keterangan:
11
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
2
t
s
= Deviasi standar total2
s
b = Jumlah deviasi standar butirSedangkan rumus variansnya adalah:
s
(Husein Umar, 2008:172)Keterangan:
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2. Jika koefisian internal seluruh item rhitung ≤ rtabel dengan tingkat kesalaha
5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 25 responden dengan
tingkat sigmifikansi 5% maka didapat nilai r tabel sebesar (0,396). Hasil pengujian
instrument yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows
diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar