• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR:Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR:Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN

BELAJAR

(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X

SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

SKRIPSI

Oleh

RAI DWI HASTARITA 0607239

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

RAI DWI HASTARITA NIM 0607239

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR

(Penelitian Pra-Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd NIP 19660601 199103 1 005

Pembimbing II

Dra. R. Tati Kustiawati, M. Pd NIP 19620519 198603 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

(3)

Dr. H. Nandang Rusmana, M. Pd NIP 19600501 198603 1 004

Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga

(HR. Muslim)

Karya ini dipersembahkan untuk Kedua orang tuaku “mamah-ayah”

(4)

Kakak dan adik tersayang

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Program Layanan Dasar Bimbingan Konseling untuk mengembangkan Keterampian Belajar sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, Desember 2012 Yang membuat pernyataan

(5)

ABSTRAK

Rai Dwi Hastarita (2012). Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X

SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang menunjukkan masih rendahnya keterampilan belajar siswa sehingga akan menghasilkan dampak yang kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar, kemampuan analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika individu-individu tersebut keluar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja. Penelitian ini bertujuan menghasilkan layanan dasar bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa. Masalah utama penelitian ini adalah layanan dasar bimbingan dan konseling seperti apa yang efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa? Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu pra-eksperimen dengan one group ptetest-posttest design. Sampel penelitian sebanyak 48 orang yang diperoleh melalui teknik purposive sampling, yang memiliki kategori keterampilan belajar rendah atau tidak terampil. Penelitian menghasilkan: (1) profil keterampilan belajar siswa kelas X; (2) rumusan layanan dasar bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa kelas X; dan (3) gambaran keefektifan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada (1) guru pembimbing; dan (2) peneliti selanjutnya.

Kata kunci : keterampilan belajar, siswa SMA, layanan dasar bimbingan dan konseling

ABSTRACT

Rai Dwi Hastarita (2012). Basic Services Guidance and Counseling To Develop A Skill Learned

(Pra-eksperimen Research to Grade X SMA Yayasan Atikan Sunda ( YAS ) Bandung Academic Year 2011 / 2012)

(6)

to develop skill learned on the students. The approach of research that is used is the approach quantitative. A method of research used namely pra-eksperimen with one group ptetest-posttest design. A sample of research a total of 48 people that is obtained through sampling techniques purposive, having a category of a skill learned low or unskilled. Research produce: ( 1 ) the general description a skill learned graders x; (2) a basic services guidance and counseling effective to develop a skill learned in a student x; and (3) Description effective basic service guidance and counseling to develop learning skills. Recommendations research addressed to ( 1 ) the teacher tutorship; and ( 2 ) researchers next.

(7)

DAFTAR ISI

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KETERAMPILAN BELAJAR DAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING ... 10

A. Definisi Belajar ... 10

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10

C. Teori-Teori Belajar ... . D. Keterampilan Belajar ... . E. Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 14

D. Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 63

E. Instrumen Penelitian ... 65

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 65

G. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 105

(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan profesi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.

UU No 23 tahun 2006 BAB II Pasal 3 berbunyi bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, dan fasilitas yang dimiliki. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna, baik bagi individu sendiri maupun masyarakat pada umumnya (Yusuf: 2005: 2-3).

Aktivitas belajar merupakan aktivitas utama yang menjadi fokus dari proses pendidikan. Istilah pendidikan sendiri didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai kalangan dan telah banyak dipengaruhi pandangan dunianya (weltanschauung) masing-masing. Pada dasarnya, semua pandangan yang berbeda

(10)

melalui pembelajaran untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.

Pendidikan dilihat sebagai sebuah proses yang lebih daripada sekedar pengajaran dimana dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer pengetahuan belaka, bukan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.

Pendidikan dilihat sebagai sebuah proses yang lebih dari sekedar pengajaran, maka pengembangan keterampilan belajar dari setiap siswa sebenarnya menjadi salah satu alternatif solusi, namun sistem pendidikan, kompetensi guru, ataupun kebijakan lembaga yang hanya menitikberatkan pada “penguatan” basic skill kurang. Pada akhirnya murid-murid tersebut menjadi kurang adaptif dan kreatif ketika berhadapan dengan berbagai dimensi lain di luar materi yang dipelajarinya di lembaga pendidikan formal.

Kurangnya penguasaan terhadap keterampilan akan menghasilkan dampak yang kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar, kemampuan analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika individu-individu tersebut ke luar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja.

Keterampilan belajar yang dimaksudkan dalam konsepsi learning how to learn mencakup penguasaan dan pelatihan dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik sekaligus.

Keterampilan belajar dalam hal ini merupakan hal yang paling esensial untuk dikembangkan dalam setiap tahap pendidikan. Hal ini sendiri didasari oleh beberapa alasan penting lainnya, antara lain: (tersedia di http://et-eefacebook.com/topik.php?uid=740625738427topic=18492).

Pertama, belajar merupakan sebuah aktivitas yang terus menerus dilakukan oleh setiap individu baik dari semenjak lahir ataupun menjelang akhir kehidupannya. Pada konteks belajar merupakan sebuah kegiatan terus-menerus tanpa henti untuk mendapatkan hasil dan berbagai keahlian.

(11)

Ketiga, konsepsi long life education merupakan salah satu rujukan dan panduan utama dalam konsep learning how to learn, dimana setiap individu diarahkan agar mampu menjadi seorang autonomous learner (pembelajar mandiri) yang dapat mengarahkan dirinya (self directed learning) dalam mempelajari berbagai keahlian dan keterampilan yang diperlukan baik untuk keperluan belajar di jalur pendidikan formal (institutional learning), dalam kelompok (collaborative learning) atau untuk dirinya sendiri di berbagai aspek kehidupan.

Keempat, proses pelatihan keterampilan belajar dalam konsep learning how to learn tidak hanya terfokus pada pengembangan aspek kognitif saja, akan tetapi

juga menyangkut pelatihan aspek afektif (menghadapi kecemasan dan kegelisahan) dan juga psikomotorik (koordinasi mata dengan tangan, telinga dengan tangan dan lainnya). Belajar dalam konteks learning how to learn mempunyai sisi intuitif dimana ilmu dan pengetahuan bisa didapatkan dari dalam diri kita sendiri, baik dalam bentuk insight, proses kreatif ataupun intuisi

Kelima, belajar melibatkan proses perubahan dimana sesuatu didapatkan dan sesuatu yang lainnya dihilangkan dalam konteks learning how to learn ini yang menjadi fokus utama adalah reorientasi belajar terutama dalam konteks nilai dan persepsi diri.

Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang individu melalui proses latihan yang kontinyu dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik.

Keterampilan belajar harus dimiliki oleh setiap siswa agar siswa tersebut dapat mencapai suatu keberhasilan. Keterampilan belajar yang telah dimiliki dikembangkan agar dapat berkembang secara optimal.

(12)

tepat, menyiapkan tugas, karya tulis, ulangan/ujian, belajar mandiri dan kelompok, menggunakan alat bantu dan sumber belajar (termasuk buku, kamus, ensiklopedi, jurnal, komputer untuk semua mata pelajaran); sikap, kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai program di SMP; praktik pengembangan sikap, kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal; sikap, kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai bekal program pelajaran lebih lanjut (Juntika, 2005:31-32).

Mathewson (dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan 2005:53) mengemukakan bahwa pendekatan pengembangan mengidentifikasi dan menekankan layanannya kepada bidang vokasional, pendidikan, dan pribadi.

Layanan dasar tersebut dapat diberikan melalui layanan klasikal atau kelompok. Sekolah sebagai lembaga pendidikan menyediakan layanan bimbingan yang berkesinambungan (bukan layanan yang terputus-putus atau melompat-lompat seperti yang dipraktikan di sekolah-sekolah selama ini). Berdasarkan wawancara dengan staff BK dan Mahasiswa PPL di SMP dan SMA perner prodi BK tahun 2006 dan 2007 ditemukan bahwa di sekolah-sekolah tersebut Layanan Bimbingan Kelompok Klasikal tidak diberikan kepada seluruh siswa di semua tingkat kelas. Siswa kelas III dan SMA pada umumnya tidak mendapatkan layanan Bimbingan Kelompok/Klasikal dengan alasan perhatian dan waktu

mereka diarahkan (hanya) pada persiapan UAN.

(http://www.scrbid.com/doc/13171959/Ia-Konsep-BK-an).

Berdasarkan uraian tersebut, dipandang penting untuk memberikan layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan keterampilan siswanya. Dengan demikian skripsi diberi judul “Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifiksi Masalah

a. Keterampilan belajar

(13)

lazimnya tampak dalam kegiatan-kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Sedangkan menurut Rebber (Muhibbin 2009 : 121) keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil tertentu.

Keterampilan belajar merupakan salah satu potensi dan tugas asasi manusia yang kuantitas dan kualitasnya dipengaruhi faktor eksternal. Keterampilan memungkinkan siswa menjadi pebelajar yang mampu mengatur, mengelola dan memotivasi diri.

Keterampilan belajar dalam penelitian keahlian yang didapatkan oleh seorang siswa melalui proses latihan yang kontinyu mencakup aspek:

a. Keterampilan membaca

Membaca dalam konteks belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi dari sesuatu yang tertulis. Membaca merupakan salah satu cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif.

b. Keterampilan menulis

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

c. Keterampilan mendengarkan

Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman, dan keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di antaranya adalah lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi dan hubungan antar individu akan semakin baik.

d. Keterampilan menghafal/mengingat

Mengingat atau mengkontruksi ulang informasi yang telah melekat sebelumnya dapat menajadi kekuatan luar biasa jika terlatih secara teratur dan penguatannya dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.

e. Keterampilan berbicara

(14)

manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya. f. Keterampilan menghadapi ujian

Menghadapi ujian harus disiapkan segala sesuatunya agar lancar dalam menghadapi ujian

g. Keterampilan berpikir kritis

Berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik. Berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak terburu-buru dalam menyikapi permasalahan

h. Keterampilan mengelola waktu

Manajemen waktu yaitu melakukan hal yang tepat di saat yang tepat dengan segera.

i. Keterampilan konsentrasi

Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal yang kita kerjakan adalah pada faktor konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan mengenyampingkan hal yang lain.

j. Keterampilan membuat laporan

Melaporkan adalah proses membagi dan menjelaskan informasi baru kepada atau dengan yang lain. Laporan yang diambil bisa dalam beberapa bentuk. Menurut Devine (dalam Gede Sedyanasa 2003:112) bentuk tersebut bisa dalam laporan tertulis dan laporan lisan

(15)

mencatat, menggaris bawahi, membuat outline, mengorganisasi bahan, membuat kesimpulan, mengingat, membuat laporan serta keterampilan mengerjakan test) yang diteliti terdapat salah satu keterampilan belajar yang tingkat penguasaannya mencapai 41,66 %.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembimbing di SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung bahwa di SMA Yayasan Atikan Sunda belum terdapat program khusus untuk mengembangkan keterampilan belajar.

Berangkat dari fenomena, dapat dilihat keterampilan belajar ternyata masih rendah. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan menghasilkan dampak yang kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar, kemampuan analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika individu-individu tersebut ke luar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana rumusan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar?

Rumusan tersebut secara operasional dituangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seperti apa profil keterampilan belajar yang dikuasai siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?

2. Bagaimana rumusan Layanan Dasar Bimbingan dan konseling yang layak menurut pakar dan praktisi untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?

3. Bagaimana gambaran keefektifan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keteramplan belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

(16)

1. Profil keterampilan belajar yang dikuasai siswa Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012.

2. Rumusan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling yang layak menurut pakar dan praktisi untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

3. Gambaran keefektifan layanan dasar bimbingan dan konseling dalam mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Badung tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak terkait. Beberapa manfaat adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Penelitian diharapkan dapat mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Rujukan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan belajar siswa.

3. Bagi guru BK

Diharapkan dapat menjadi masukan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa, khususnya dalam upaya mengembangkan ketermpilan belajar siswa SMA.

E. Struktur Organisasi Skripsi

(17)
(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung yang beralamatkan di Jl. P. H. H. Mustopa no 115 Telp/fax (022) 7102200 Bandung 40125. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012.

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:124) teknik purposive sampling adalah

“teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”, dalam penelitian ini yakni anggota sampel ditentukan berdasarkan tingkat keterampilan belajar yang dimilikinya. Sampel penelitian berjumlah 48 0rang.

Adapun banyaknya populasi dalam penelitian ini berjumlah 154 siswa terbagi kedalam 4 kelas, yakni dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No Kelas Jumlah

1 X 1 39

2 X 2 37

3 X 3 40

4 X 4 38

Jumlah 154

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian tentang layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Riduan (2005:5) pendekatan kuantitatif adalah:

(19)

angka-angka, sehingga memudahkan proses analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik.

Berdasarkan pengertian di atas, pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menganalisis dan menafsirkan data yang diperoleh yang kemudian penafsirannya digunakan untuk menyusun layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pra eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:109) menyatakan:

Metode pra eksperimen adalah suatu metode penelitian yang belum merupakan eksperimen sungguh sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adaknya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Metode pra-eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu metode yang mengujicobakan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterapilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tanpa adanya kelompok kontrol.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain satu kelompok (one –group pretest-postest design). Menurut Sugiyono (2010:110) desain one – group pretest-postest design adalah terdapatnya pretest sebelum diberi perlakuan,

dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

O1 = Pre-test dilakukan dengan menggunakan instrumen keterampilan belajar

(20)

X = Treatment dilakukan dengan menggunakan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar

O2 = Post-test dilakukan dengan menggunakan instrumen keterampilan belajar

D. Definisi Operasional Variabel (DOV) 1. Keterampilan Belajar

Menurut Muhibbin (2009 : 121) keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan-kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Sedangkan menurut Rebber (Muhibbin 2009 : 121) keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil tertentu.

Keterampilan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keahlian yang diperoleh siswa melalui proses latihan yang kontinyu mencakup aspek: a. Keterampilan membaca

Membaca dalam konteks belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi dari sesuatu yang tertulis. Membaca merupakan salah satu cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif.

b. Keterampilan menulis

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

c. Keterampilan mendengarkan

(21)

d. Keterampilan menghafal/mengingat

Mengingat atau mengkontruksi ulang informasi yang telah melekat sebelumnya dapat menajadi kekuatan luar biasa jika terlatih secara teratur dan penguatannya dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.

e. Keterampilan berbicara

Berbicara merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya. f. Keterampilan menghadapi ujian

Menghadapi ujian harus disiapkan segala sesuatunya agar lancar dalam menghadapi ujian

g. Keterampilan berpikir kritis

Berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik. Berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak terburu-buru dalam menyikapi permasalahan

h. Keterampilan konsentrasi

Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal yang kita kerjakan adalah pada faktor konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan mengenyampingkan hal yang lain.

i. Keterampilan mengelola waktu

Manajemen waktu yaitu melakukan hal yang tepat di saat yang tepat dengan segera.

j. Keterampilan membuat laporan

(22)

2. Konsep Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling

Secara operasional, layanan dasar bimbingan dan konseling yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program layanan bantuan yang disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan keterampilan belajar siswa kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 . Layanan dasar ini dituangkan ke dalam satuan layanan kegiatan bimbingan dan konseling.

Program layanan dasar ini disusun untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa yang mencakup aspek: keterampilan menulis, keterampilan mendengarkan, keterampilan menghafal/mengingat, keterampilan berbicara, keterampilan menghadapi ujian, keterampilan berpikir kritis, keterampilan konsentrasi, keterampilan mengelola waktu, keterampilan membuat laporan.

Struktur program yang dibuat dalam penelitian ini memuat unsur-unsur: Dasar Pemikiran, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan, Standar Kompetensi, Sasaran Intervensi, Pengembangan Tema, Langkah-Langkah Kegiatan (12 Sesi), Media dan Alat Pendukung, Evaluasi dan Indikator Keberhasilan.

E. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpul data dan alat ukur untuk mencapai tujuan. Menurut Sugiyono

(2010:199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya”. Kuesioner dibentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memberikan checklist pada alternatif pilihan jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk skala Guttman, yang diaplikasiakn dalam Instrumen Keterampilan belajar dengan

respon pernyataan tegas yaitu “ya” atau “tidak”.

(23)

Tabel 3.2

Pola Skor Kuesioner Keterampilan Belajar

Pilihan Jawaban Ya Tidak Pernyataan Positif 1 0 Pernyataan Negatif 0 1 F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Penyusunan Kisi-Kisi

Instrumen yang dikembangkan bertujuan untuk mengukur keterampilan belajar siswa SMA dan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar. Kisi-kisi instrumen keterampilan belajar dapat disajikan pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Keterampilan Belajar pada Siswa Kelas X SMA

Area

Keterampilan Indikator Sub Indikator

(24)
(25)

ujian

2. Uji Coba Instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpul data telah melalui beberapa tahap pengujian, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Kelayakan Instrumen

(26)

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Uji kelayakan instrumen ini ertujuan untuk mengetahui kesesuaiian butir-butir pernyataan baik dari segi bahasa, isi, dan konstruk. Instumen yang ditimbang oleh para ahli diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu memadai (M) dan tidak memadai (TM). Pernyataan yang berkualifikasi (M) dapat langsung digunakan untuk penelitian, sedangkan pernyataan (TM) mengandung dua kemngkinan, yaitu: (a) pernyataan tersebut harus direvisi sehingga dapat terkelompokan kedalam kualifikasi (M); atau (b) pernyataan tersebut harus dibuang.

Dari 72 butir instrumen yang telah disusun, setelah ditimbang oleh pakar ada beberapa butir instrumen yang harus diperbaiki dari segi redaksionalnya, dan ada 4 butir yang harus dibuang dan butir yang harus ditambahkan. Jadi jumlah keseluruhan item yang akan dibagkan kepada siswa adalah

Tabel 3.4

Hasil Judgement Instrumen Keterampilan Belajar

Kategori Nomor Item Jumlah

Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,11, 12, 13, 16, 17, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 45, 49, 50, 51, 53, 54, 60, 62, 68, 69, 70, 71, 72

+ 40

Revisi 6, 10, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 24, 29, 30, 34, 35, 39, 43, 44, 46, 47, 48, 55, 56, 57, 58, 59, 63, 65, 66, 67,

+ 28

Buang 36, 52, 61, 64, -4

Tambahan 10, 34, 52, 64 +4

Total item terpakai 72

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan dilakukan kepada enam siswa SMA yaitu tiga orang siswa laki-laki dan tiga orang siswa perempuan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut.

(27)

2) Pernyataan pada setiap item mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa Berdasarkan hasil uji keterbacaan kepada enam siswa kelas XI tingkat SMA secara umum tidak mendapatkan kesulitan yang berarti, dalam arti para siswa memahami setiap pernyataan yang ada dalam instrumen. Selanjutnya hasil uji keterbacaan tersebut diujicobakan pada subjek penelitian sesungguhnya dan dihitung secara statistik untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Item

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Yyasn Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 22-24 November 2011, proses pengumpulan data ini dianggap juga sebagai pelaksanaan pre-test. Setelah data terkumpul selanjutnya adalah menguji validitas dan

reliabilitas instrumen. Sugiyono mengatakan “valid berarti instrmen tersebut dapat dugunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono 2010:173).

Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen dlakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0. perangkat instrumen pengungkap keterampilan belajar siswa diujicobaka kepada 154 responden. Uji coba ini dilakukan untuk menguji validitas setiap butir pernyataan dan mneghitung koefisien reliabilitas instrumen

Tabel 3.5

(28)

mendengarkan mendengarkan secara aktif

Siswa mengetahui

teknik-teknik untuk

Siswa mengetahui teknik dalam menghadapi ujian dan teknik pada saat ujian

43,44,45,

Siswa dapat berfikir kritis dalam belajarnya

Siswa dapat mengelola waktunya

Hasil perhitungan terhadap 72 item instrumen keterampilan belajar siswa kels X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, diperoleh sebanyak 19 item tidak valid yaitu item 3, 9, 10, 13, 14, 21, 23, 24, 28, 30, 38, 42, 47, 48, 53, 54, 55, 56, 61.

Tabel 3.6

(29)

2 Keterampilan

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Cece Rakhmat & M. Solehudin (2006:70) pengujian reliabilitas

instrumen bertujuan untuk “melihat tingkat keterandalan atau kemantapan sebuah

(30)

instrumen mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten”. Perhitungan koefisien reliabilitas instrumen menggunkana program SPSS 15.0 dengan model Alpha.

Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

0.91 – 1.00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0.71 – 0.90 Derajat keterandalan tinggi 0.41 – 0.70 Derajat keterandalan sedang 0.21 – 0.40 Derajat keterandalan rendah

< 20 Derajat keterandalan sangat rendah Sumber: Suharismi Arikunto (2004:247)

Berdasarkan hasil perhiyungan statistik untuk mnegetahui tingkat reliabilitas keterampilan belajar siswa diperoleh hasil reliabilitas sebesar 0,788, sesuai dengan kriteria maka reliabilitas instrumen ini berada pada kategori dengan derajat keterandalan tinggi, artinya instrumen memiliki tingkat keterandalan tinggi untuk dijadikan sebagai alat pengungkap data.

Tabel 3.8

Tingkat Reliabilitas Instrumen Keterampilan Belajar Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,788 53

G. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data

Data yang diungkap melalui instrumen yang telah disebar merupakan data tentang gambaran keterampilan belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Verifikasi data

(31)

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang terkumpul.

b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari siswa dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan.

Dari 154 responden yang mengsi instrumen keterampilan belajar, semuanya dinyatakan layak untuk dilakukan tabulasi data dan penyekoran karena semua responden mengisi instrumen keterampilan belajar dengan baik tanpa ada pernyataan yang terlewat.

2. Penyekoran Data Hasil Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan 51 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif untuk mengetahui terampil tidaknya siswa dalam mengoptimalkan keterampilan belajar, terkecuali pernyataan item nomor, 1 dan 57 menggunakan pernyataan negatif. Alternatif jawaban kuesioner menggunakan dua pilihan jawaban yaitu YA dan TIDAK. Alternatif jawaban menggunakan penyekoran sebagai berikut.

Tabel 3.9

Pemberian Skor pada Kuesioner Keterampilan Belajar

Pilihan Jawaban Ya Tidak Pernyataan Positif 1 0 Pernyataan Negatif 0 1 3. Analisis Data

Langkah selanjutnya yaitu setelah semua data terkumpul dan diolah yakni menganalisis data sebagai bahan acuan dalam menyusun layanan dasar untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen kemudian diolah dengan menetapkan tingkatan keterampilan belajar, apakah berada pada tingkat terampil atau tidak?

(32)

Pertanyaan selanjutnya mengenai gambaran keefektifan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar. Gambaran keefektifan layanan dasar bimingan dan konseling dihitung dengan cara membandingkan hasil skor pretest dengan posttest, dan dengan melakukan uji t-Test: Paired Two Sample for Means.

Tabel 3.10

Deskripsi Tiap Kategori Keterampilan Belajar

Kategori Deskripsi

Terampil Siswa telah memiliki keterampilan belajar pada tiap aspeknya

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitan tentang layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012 secara umum berada pada kategori terampil yaitu dengan persentase 69%. Artinya sebagian besar siswa telah memiliki keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan mendengarkan, keterampilan menghafal/mengingat, keterampilan berbicara, keterampilan menghadapi ujian, keterampilan berpikir kritis, keterampilan mengelola waktu, keterampilan konsentrasi, keterampilan membuat laporan. 2. Layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan

belajar dinyatakan layak setelah melalui judgement oleh dua orang pakar dan satu orang praktisi. Layanan dasar tersebut secara umum bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar, yang dirumuskan berdasarkan hasil analisis keterampilan belajar siswa SMA yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

3. Layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar memuat struktur-struktur: Dasar Pemikiran, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan, Standar Kompetensi, Sasaran Intervensi, Pengembangan Tema, Langkah-Langkah Kegiatan (12 Sesi), Media dan Alat Pendukung, Sistem Sosial, Evaluasi dan Indikator Keberhasilan

(34)

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Pembimbing

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterampilan belajar siswa secara umum termasuk ke dalam kategori terampil. Namun dalam setiap aspek terdapat tingkat pencapaian yang berbeda.

Bagi guru BK SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung gambaran pencapaian keterampilan belajar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam optimalisasi layanan bimbingan konseling khusunya dalam bidang belajar.

Pada penelitian ini disampaikan beberapa saran kepada pihak BK SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung terkait dengan pengembangan keterampilan belajar siswa, diantaranya:

a. Melakukan analisis kebutuhan mengenai keterampilan belajar siswa pada tiap-tiap angkatan sebagai dasar untuk mengembangkan program layanan dasar bimbingan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar. b. Mempergunakan program layanan dasar ini untuk mengembangkan

keterampilan belajar siswa berdasarkan pada hasl analisis kebutuhan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Tidak dapat dipungkiri dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat keterbatasan proses dan hasil peneitian dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu, kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk:

a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra ekperimen tanpa adanya kelompok kontrol. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode ekperimen dengan melibatkan kelompok kontrol sehingga dapat dihasilkan layanan dasabr bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar yang lebih terandalkan.

b. Melakukan upaya pengembangan keterampilan belajar siswa SMA dengan menggunakan teknik yang lebih beragam.

(35)
(36)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Arman. Keterampilan Berbicara Rhetorika dan Berbicara Efektif.

[Onlline], tersedia:

www.student.eepis-its.edu/~yakfiy/berbicara%20efektif/ket_bicara.doc [26 September 2011]

Amalia, Rosemila. (2006). Bimbingan Belajar bagi Siswa Kelas Unggulan. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arianto, Erwin. (2008). Tips Konsentrasi. [Online], tersedia: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10204 [26 September 2011]

Arianto, Erwin. (2010). Tips Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Untuk Dapat Nilai Bagus/Tinggi. [Online], tersedia http://organisasi.org/tips-cara-meningkatkan-konsentrasi-belajar-untuk-dapat-nilai-bagus-tinggi [26 September 2011]

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara

Budiardjo, Lily. (2008). Keterampilan Belajar. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Djamal, Nani Nuranisah. (2006). Program Bimbingan Keterampilan Belajar bagi

Siswa Berbakat. Tesis SPs UPI bandung: tidak dterbitkan.

Djamal, Arief Yuldan. (2009). Keterampilan Belajar...Sebuah Pemikiran.

[Online], tersedia:

http://et-ee.facebook.com/topic.php?uid=74062573842&topic=18492 [18 Nopember 2009]

De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2006). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Media Utama.

Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Julian. (2008). BK Belajar. [Online], tersedia: http://pha2404.blog.friendster.com/2008/06/bk-belajar/ [18 Nopember 2009].

(37)

Label, Caray. (2008). Konsep Dasar Bimbingan Belajar. [Online], tersedia: http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/konsep-dasar-bimbingan-belajar.html [18 Nopember 2009]

Munir, Baderel. (2001) Dinamika Kelompok Penerapannya dalam Laboratorium Ilmu Perilaku. Palembang: tidak dterbitkan

Nurihsan, A. Juntika. (2009). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Nurihsan, A. Juntika, & Akur Sudianto. (2005). Manajemen Bimbingan & konseling di SMA Kurikulum 2004. Jakarta: PT Grasindo.

Rahardjo, Mudjia. (2008). Melatih Berpikir Kritis. [Online], tersedia http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/169-melatih-berpikir-kritis.html [26 September 2011]

Rakhmat, Cece & M. Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penlaian Hasil Belajar. Bandung: Andira

Riduan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rose, Collin. (2007). Super Accelerated Learning: Revolusi Belajar cepat abad 21 berdasarkan riset terbaru para ilmuwan. Bandung: Penerbit Jabal

Sedyanasa, Gede. (2003). Model Kolaborasi Pembimbing dan Guru dalam Peningkatan Keterampilan Belajar Siswa dengan Pendekatan Multimodal. Disertasi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunaryo, K. Dkk. (2002). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV Maulana. Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Syaiful, Bahri Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Tim Redaksi. (2011). Manajemen Waktu Bagi Pemula. [Online], tersedia:

(38)

Wilis, Ratna D. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zakaria, Acep Fitria. (2009). Efektivitas Quantum Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

http://gurupembaharu.com/home/?p=9530

http://www.damandiri.or.id/filr/loetfiadwiunairbab4.pdf

http://www.scrbid.com/doc/13171959/Ia-Konsep-BK-an

Gambar

Tabel 3.1 Subjek Penelitian
Tabel 3.2 Pola Skor Kuesioner Keterampilan Belajar
Tabel 3.4 Hasil Judgement Instrumen Keterampilan Belajar
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar
+5

Referensi

Dokumen terkait

Fokus kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran dan informasi proses pembelajaran gerak dasar lari gawang mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru dalam

Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf b mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan, kepegawaian,

Untuk mempermudah kita dalam memahami cara kerja dari pemantau ruangan dan sistem keamanan ruangan penyimpanan barang-barang berharga dengan menggunakan mikrokontroler

(3) Anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas 3 (tiga) orang wakil dosen yang profesor

Dengan membaca dan mengamati, siswa mampu mengumpulkan informasi penting dari teks laporan investigasi tentang campuran dan larutan dengan kepedulian yang tinggi4. Dengan membaca

International Conference on Instrumentation, Communication and Information Technology (ICICI) 2005 Proc., August 3 rd -5 th , 2005, Bandung, Indonesia. Table 5 Demodulator

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan simulasi komputer membantu mahasiswa memahami materi fisika dasar

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode Mc Nemar didapati nilai p sebesar 0,021 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada