• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS LAYANAN DASAR BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA MELALUI MODEL OPTIMALISASI :penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMK Bina Budi Purwakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS LAYANAN DASAR BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA MELALUI MODEL OPTIMALISASI :penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMK Bina Budi Purwakarta Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KONSEP DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA…... 14

A. Konsep Pengambilan Keputusan……… 14

B. Konsep Model Pengambilan Keputusan ……… 30

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 39

A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian……… 39

B. Populasi dan Sampel Penelitian……….. 40

C. Definisi Operasional Variabel ……… 41

D. Teknik Pengumpulan Data ………..….. 42

(2)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..………….. 50

A. Gambaran Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Kelas XI SMK Bina Budi ………... 50

B. Layanan Dasar Bimbingan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan yang Diberikan Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Budi ………..……….. 62

C. Efektivitas Model Optimalisasi dalam Mengembangkan Keterampilan Keputusan Siswa Kelas XI SMK Bina Budi …….……… 91

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI…..……… 101

A. Kesimpulan ………..……….. 101

B. Rekomendasi ……….……… 102

DAFTAR PUSTAKA ….….………. 104 LAMPIRAN

(3)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Perkembangan Perilaku Kognitif Pada Fase Remaja Awal dan Akhir ……… 16

2.2 Aspek dan Butir Keterampilan Pengambilan Keputusan Berdasarkan Tugas

Perkembangan Siswa……… 19

2.3 Faktor-Faktor Penentu Pengambilan Keputusan ………..………... 23

2.4 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan atas Pandangan Rasional ……... 32

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Pengambilan Keputusan ………..……… 42

3.2 Kriteria Penyekoran Angket Keterampilan Pengambilan Keputusan.………. 43

3.3 Hasil Uji Normalitas ……… 49

4.1 Gambaran Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa ………... 50

4.2 Persentase Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa ……… 55

4.3 Rencana Pelaksanaan Treatment Pengembangan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa dengan Menggunakan Model Optimalisasi ………. 67 4.4 Rencana Pelaksanaan Treatment Pengembangan Keterampilan Pengambilan

Keputusan Siswa dengan Menggunakan Model Satisficing ……… 69 4.5 Uji t Berpasangan Hasil Pre dan Post Test Kelompok Eksperimen dan

(4)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.6 Persentase Perkembangan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sebelum dan Sesudah Memperoleh Treatment dengan Menggunakan Model Optimalisasi dan Satisficing ………..………. 93

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

(5)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :

1.1SK Pembimbing

1.2Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 2 :

2.1Angket Pengungkap Tingkat Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa

Sebelum Pemberian Treatment

2.2Angket Pengungkap Tingkat Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa

Setelah Pemberian Treatment

2.3Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling (SKLBK) Program

Intervensi

2.4Dokumentasi Pelaksanaan Treatment

Lampiran 3 :

3.1Data Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(6)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.3Data Uji t Hasil Pre dan Post Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol

(7)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Remaja merupakan individu yang selalu menarik perhatian, hal ini tidak

terlepas dari berbagai karakteristik khas yang menyertai pertumbuhan dan

perkembangannya. Banyak istilah yang dilekatkan pada masa ini, seperti masa

pencarian jati diri, masa badai hingga masa labil. Hurlock (1998:120) mengatakan

bahwa masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami

peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik

emosi, tubuh, minat, maupun pola perilaku sehingga masa remaja juga disebut

masa penuh masalah.

Setiap hari media masa memberitakan kasus-kasus kriminalitas yang tidak

jarang melibatkan remaja sebagai tokoh utamanya. Hasil survey yang terkait

dengan berbagai masalah perilaku amoral remaja di beberapa kota besar telah

dilakukan dan menghasilkan angka-angka yang sangat memprihatinkan, seperti

data berikut ini : Jumlah remaja yang meninggal akibat kecanduan narkoba tiap

tahun kian meningkat. Khususnya di DKI Jakarta, 20% dari 4 juta pemakai

narkoba adalah anak di bawah usia 18 tahun. Bahkan, 3 dari 10 anak di Jakarta

terlibat penggunaan narkoba sekaligus terlibat produksi dan distribusinya. Data

Januari hingga April 2003 menunjukkan, jumlah kasus yang ditangani Direktorat

Narkoba Polda Metro Jaya mencapai 143 kasus, 60-70% tersangka

(8)

16-21 tahun. Dari persentase itu setengahnya adalah pelajar yang masih aktif

bersekolah.

Kehidupan seks bebas (free sex) di kalangan remaja Bandung semakin

mengkhawatirkan. Hal itu tergambar dari terus meningkatnya data tentang

hubungan seks pranikah yang masuk ke lembaga konseling Mitra Citra Remaja

(MCR)-PKBI Jawa Barat. Jika pada 2002 tercatat hanya ada 104 kasus, setahun

berikutnya melonjak menjadi 170 kasus. Jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap

tahun mencapai 2,3 juta, 30 persen di antaranya dilakukan oleh para remaja.

"Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja menunjukkan

kecenderungan meningkat antara 150.000 hingga 200.000 kasus setiap tahun,"

kata Luh Putu Ikha Widani dari Kita Sayang Remaja (Kisara) Bali di Denpasar.

Survei yang pernah dilakukan pada sembilan kota besar di Indonesia

menunjukkan, KTD mencapai 37.000 kasus, 27 persen di antaranya terjadi dalam

lingkungan pranikah dan 12,5 persen adalah pelajar.

Perkelahian atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar.

Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU tapi juga sudah melanda sampai ke

kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar

pada remaja. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Tawuran

ini sering terjadi. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992

tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus

dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban

meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus

(9)

meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah

perkelahian dan korban cenderung meningkat.

Beberapa masalah yang muncul dan dialami remaja tersebut, salah satunya

disebabkan oleh ketidakmampuan siswa dalam mengambil keputusan yang tepat

untuk diri dan masa depannya, seperti dalam memilih teman dan mengekspresikan

emosi yang dirasakannya. Hasil studi pendahuluan di lapangan menunjukkan

bahwa pada umumnya siswa telah mampu mengambil keputusan namun

terkadang siswa mengalami kebingungan untuk memilih pilihan yang tepat

terhadap berbagai permasalahan yang dihadapinya baik dalam bidang akademik,

pribadi sosial maupun karir dan kesalahan ini berdampak pada perilaku dan masa

depannya. Kebingungan merupakan salah satu bentuk kesulitan dalam mengambil

keputusan. Kesulitan lain ditandai dengan kesalahan memilih, perilaku menunda

atau bahkan menghindari pilihan. Banyak dari siswa mengambil keputusan

berdasarkan emosi sesaat tanpa memperhitungkan segala resiko yang akan

dihadapinya karena siswa belum terbiasa untuk mempertimbangkan berbagai

macam alternatif pilihan dengan matang.

Hasil penyebaran Instrumen Tugas Perkembangan (ITP) di dua kelas XI

SMK Bina Budi menunjukkan dalam analisis kelompok bahwa tingkat

kematangan intelektual siswa berada di urutan ketujuh pada delapan butir

terendah dengan tingkat pencapaian 3,86 dan 3,97. Kematangan intelektual siswa

pada butir 4-4 diantaranya mengenai kemampuan mengambil keputusan

berdasarkan data yang memadai dan mencari alternatif pemecahan masalah yang

(10)

perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain dan

pada masa remaja ini lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang

tua. Perkembangan sosial pada remaja menjadikan pengaruh lingkungan sebagai

penentu yang cukup kuat diakui tidaknya perilaku mereka oleh kelompok teman

sebaya dan orang-orang disekitarnya.

Conger (Wiwan, 2011) menyatakan penentuan diri remaja dalam berperilaku

banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Kelompok teman

sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja

tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al,

1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (Wiwan, 2011) mengemukakan bahwa

kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam

hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja,

teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian

yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.

Namun beberapa peneliti di abad 20 membantah pandangan negatif pada

remaja, para peneliti tersebut merasa penilaian itu hanyalah sebuah stereotype

karena nyatanya banyak pula diantara para remaja yang mampu tumbuh sebagai

individu yang berprestasi dan berhasil menghadapi masalahnya dengan baik.

Perbedaan tersebut terkait dengan banyak aspek yang berkembang pada diri

individu di masa remaja, menurut Papalia dan Olds (Wiwan, 2011) ada tiga aspek

perkembangan yang dikemukakan yang terjadi pada diri remaja, yaitu

(11)

Menurut Plato (Santrock, 2003:8) kemampuan bernalar muncul pertama kali

di masa remaja. Rousseau (Santrock, 2003:9) juga berpendapat bahwa penalaran

berkembang di masa remaja, rasa ingin tahu remaja sebaiknya didorong selama

menjalani pendidikan di usia 12 hingga 15 tahun. Rousseau berpendapat bahwa

individu mulai matang secara emosional dan sifat memikirkan diri sendiri

digantikan dengan minat terhadap orang lain.

Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan

tentang suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja

juga sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau

suatu bayangan (Santrock, 2031:9). Remaja dapat memahami bahwa tindakan

yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang dan

membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif

yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk

berpikir lebih logis. Erikson dkk. (Wiwan, 2011) mengemukakan perkembangan

kognitif ini diiringi juga dengan perkembangan kepribadian dan sosial.

Perkembangan kepribadian ditandai dengan perubahan cara individu berhubungan

dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, yang terpenting dari

perkembangan kepribadian remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud

dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan

peran yang penting dalam hidup.

Perkembangan ketiga aspek pada diri remaja memungkinkan remaja untuk

memilih dan menentukan prinsip hidup, tokoh idola dan kelompok teman sebaya

(12)

tokoh idola dan kelompok teman sebaya ini merupakan sebuah keterampilan yang

perlu dimiliki oleh semua remaja karena akan mempengaruhi kemampuannya

dalam menentukan perilaku yang baik dan melewati masalah-masalah yang

dimuncul di usia remaja. Menurut Aristoteles (Santrock, 2003:8) aspek terpenting

dari remaja adalah kemampuan untuk memilih dan bahwa determinasi diri

merupakan jalan menuju kematangan. Santrock (2003:12) juga menjelaskan

bahwa remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana

mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa

depan. Ketidakmampuan remaja mengambil keputusan akan menyebabkan dirinya

terbawa arus kehidupan, sehingga tidak tercapainya pribadi yang utuh pada diri

individu.

Mengingat begitu pentingnya pengambilan keputusan bagi penentuan masa

depan remaja maka keterampilan ini perlu dikembangkan. Ada beberapa model

pengambilan keputusan yang dapat diajarkan kepada para siswa berusia remaja,

seperti model pengambilan keputusan berdasarkan dua pandangan, yaitu model

pengambilan keputusan berdasarkan pandangan bounded rationality (satisficing)

dan model pengambilan keputusan berdasarkan pandangan rasionalitas

(optimalisasi). Dari kedua model itu, model optimalisasi lebih sistematis bagi

pengembangan keterampilan pengambilan keputusan siswa karena model

optimalisasi ini mempertimbangkan banyak hal mulai dari pengambilan informasi

berdasarkan fakta, menyusun alternatif, menghitung untung rugi sampai

memperkirakan dampak dari setiap pilihan sehingga akan diperoleh keputusan

(13)

Pengembangan keterampilan pengambilan keputusan siswa dengan

menggunakan model optimalisasi ini ditempatkan sebagai salah satu kompetensi

yang akan diberikan sebagai layanan dasar dalam program bimbingan dan

konseling komprehensif. Program bimbingan konseling komprehensif adalah

program bimbingan yang dilakukan secara teratur, terencana, dan sistematis

didasarkan pada upaya membantu siswa agar dapat berkembang dalam bidang

akademik, karier, pribadi dan sosial. Program bimbingan ini lebih mengutamakan

pada upaya membantu seluruh siswa mengalami perkembangan dan

pertumbuhannya.

Model bimbingan komprehensif ini terdiri dari empat komponen program

layanan (Juntika Nurihsan, 2003:50) yaitu layanan dasar bimbingan (guidance

curriculum); perencanaan individual (individual planning); layanan resposif

(responsive services); dan dukungan sistem (system support). Layanan dasar

merupakan upaya bantuan yang bertujuan membantu siswa mengembangkan

perilaku efektif dan keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas

perkembangan yang harus dicapainya.

Layanan ini ditujukan untuk seluruh siswa, dilaksanakan dengan

menggunakan berbagai strategi terutama strategi bimbingan klasikal dan dinamika

kelompok. Isi atau topik bimbingan dalam layanan dasar bimbingan salah satunya

adalah perkembangan pribadi dan sosial (pendidikan karakter, penyelesaian

konflik, pencegahan kekerasan, penyusunan tujuan hidup, pencegahan

penyalahgunaan obat dan pemahaman budaya serta keterampilan pengambilan

(14)

kelompok, membimbing di kelas, memimpin dan melakukan konsultasi. Melalui

layanan dasar ini, diharapkan pengembangan keterampilan pengambilan

keputusan siswa dengan menggunakan model optimalisasi dapat diberikan secara

optimal kepada seluruh siswa.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Konselor memiliki peran strategis dalam membantu siswa mengembangkan

keterampilan pengambilan keputusan karena tugas dan tanggung jawab konselor

sebagai pembimbing adalah membantu siswa agar dapat mengatasi berbagai

macam tantangan dan hambatan yang dihadapi agar mampu mengembangkan

seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal. Oleh sebab itu, pengembangan

keterampilan siswa dalam mengambil keputusan merupakan bagian dari program

bimbingan dan konseling yang dibuat oleh konselor di sekolah. Materi ini

ditempatkan pada layanan dasar, yaitu proses pemberian bantuan yang diberikan

kepada semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau

kelompok yang disajikan secara sistematis.

Pada penelitian ini, layanan dasar pengambilan keputusan akan

dikembangkan menggunakan sebuah model karena model merupakan derivasi

dari sebuah teori dapat membantu individu dalam menentukan langkah terbaik

dalam memilih satu alternatif. Model pengambilan keputusan yang akan

digunakan adalah model optimalisasi dan satisficing. Kedua model ini dipilih

karena berdasarkan teori pengambilan keputusan, manusia diasumsikan sebagai

(15)

dibuat sehingga individu cenderung untuk mengejar alternatif solusi yang

menghasilkan kepuasan tertinggi, bernilai paling optimal dibandingkan mengejar

alternatif solusi yang dianggap tidak menghasilkan nilai optimalisasi sedikitpun.

Individu juga selalu dihadapkan pada keterbatasan baik dari segi waktu, biaya

maupun informasi sehingga pengambilan keputusan harus dilakukan dengan

cepat.

Model pengambilan keputusan berdasarkan pandangan rasionalitas

(optimalisasi) ini dimulai dengan menyusun alternatif, yaitu dengan

memperhitungkan untung rugi untuk setiap alternatif dan mempertimbangkan atau

memperkirakan kemungkinan timbulnya macam-macam kejadian yang akan

datang sebagai dampak dari setiap alternatif yang dirumuskan. Dari perhitungan

dan pertimbangan itu akan diperoleh keputusan yang optimal karena setidaknya

sudah memperhitungkan semua fakta yang berkaitan dengan keputusan tersebut.

Model optimalisasi menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang rasional

sebagai pengambil keputusan yang mengarahkan proses pembuatan/pengambilan

keputusan guna memuaskan dan memaksimumkan manfaat dari suatu tindakan.

Penggunaan model ini diharapkan dapat membantu siswa dalam

mengembangkan keterampilannya dalam mengambil keputusan karena pada

umumnya siswa masih sering mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan

dari berbagai macam pilihan yang dihadapinya baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun hal-hal yang berhubungan dengan rencana masa depannya. Keterampilan

pengambilan keputusan ini dinilai penting bagi remaja karena setiap keputusan

(16)

dengan keputusan yang diambil oleh orang dewasa. Siswa yang diusia remajanya

mampu mencapai kematangan intelektual dan emosi serta memiliki kecerdasan

spiritual yang baik, cenderung akan lebih mudah mengontrol segala perilakunya

sehingga lebih cepat pula lepas dari masalah yang ditimbulkan pada proses

pencarian jati diri dan mampu mengembangkan identitas dirinya dengan baik.

Keterampilan siswa dalam mengambil keputusan juga akan mempengaruhi

tingkat stress yang dirasakannya karena masalah-masalah yang dihadapi remaja

akan bertambah kompleks apabila remaja tidak bisa memutuskan masalah mana

yang akan menjadi prioritas dan dicari pemecahannya. Pola interaksi yang

dilakukan remaja dalam rangka mencari identitas dirinya pun secara tidak

langsung mempengaruhi setiap keputusan yang diambilnya karena remaja lebih

mempercayai teman dari pada diri sendiri maupun keluarganya. Namun dengan

pemberian layanan dasar ini diharapkan kemampuan siswa dalam pengambilan

keputusannya dapat lebih matang sehingga dapat meminimalisir dampak atau

resiko yang akan dihadapinya akibat kesalahan memilih.

Berdasarkan pemaparan di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut: keterampilan pengambilan keputusan penting dimiliki oleh siswa agar

mampu mengambil keputusan yang tepat dari berbagai macam pilihan yang

dihadapinya namun selama ini konselor sekolah belum memberikan layanan yang

(17)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan agar siswa mampu mengembangkan keterampilan

dalam mengambil keputusan melalui model optimalisasi.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diperoleh pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran keterampilan pengambilan keputusan siswa kelas

XI SMK Bina Budi.

2. Bagaimana bentuk layanan dasar bimbingan konseling untuk

mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang dapat

diberikan pada siswa kelas XI SMK Bina Budi.

3. Bagaimana efektivitas model optimalisasi dalam mengembangkan

keterampilan pengambilan keputusan yang dapat diberikan pada siswa

kelas XI SMK Bina Budi.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

pendidikan khususnya di bidang ilmu bimbingan dan konseling terutama

tentang pengembangan keterampilan pengambilan keputusan siswa.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti

selanjutnya, siswa dan guru BK dalam mengembangkan pengambilan

(18)

F. Asumsi Penelitian

1. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana

mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan

di masa depan (Santrock, 2001:9).

2. Ketidakmampuan remaja dalam mengambil keputusan yang tepat dalam

merencanakan masa depan dan memilih teman sebaya akan menyebabkan

dirinya terlibat berbagai macam masalah, seperti penyalahgunaan

Narkoba, free sex dan aborsi juga tawuran.

3. Teori pengambilan keputusan mengasumsikan manusia sebagai makhluk

yang sadar terhadap setiap konsekuensi dari alternatif yang dipilih dan

dibuat (Dermawan, 2006:75).

4. Menurut dua pandangan, model pengambil keputusan terbagi menjadi

model pengambilan keputusan berdasarkan pandangan rasionalitas

(optimalisasi) dan model pengambilan keputusan berdasarkan pandangan

bounded rationality (satisfacing) (Dermawan, 2006:82).

5. Pandangan rasional mengasumsikan pengambil keputusan akan memilih

satu dari beberapa alternatif solusi yang telah ditetapkan, yang akan

memaksimumkan nilai manfaat dari hasil pilihan (Dermawan, 2006:88).

G. Hipotesis Penelitian

Model optimalisasi dapat mengembangkan keterampilan pengambilan

(19)

H. Metode Penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif

dengan metode kuasi eksperimen dengan non-equivalent pretest-posttest control

group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMK Bina Budi

Purwakarta dan yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa memiliki tingkat

keterampilan pengambilan keputusan yang rendah.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan

jawaban “Ya” pada pernyataan yang dianggap sesuai dengan keterampilan yang

dimiliki dan jawaban “Tidak” pada penyataan yang dianggap belum sesuai dengan

keterampilan yang dimiliki. Analisis data dilakukan menggunakan statistik

(20)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Pada pelaksanaannya penelitian yang

dilakukan kurang memenuhi persyaratan untuk sebuah penelitian eksperimen

murni, seperti kemampuan peneliti dalam memaksimalkan varians yang

berhubungan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan varians ekstra atau

varians variabel yang tidak diharapkan dan tidak menjadi titik perhatian dalam

kegiatan eksperimen serta meminimalkan kesalahan-kesalahan dalam memilih

subjek, dalam melakukan eksperimen dan dalam pengukuran hasil. Berdasarkan

keterbatasan tersebut, penelitian ini dinamakan kuasi eksperimen.

Tujuan kuasi eksperimen adalah menguji hipotesis kausal deskriptif tentang

sebab yang dimanipulasi. Hipotesis yang diuji pada penelitian ini adalah model

optimalisasi dapat mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan siswa

kelas XI. Desain yang digunakan ialah non-equivalent pretest-posttest control

group design yang tampak pada Gambar 3.1 berikut.

Pretes Post tes

Kelompok Eksperimen O X1 O

Kelompok Kontrol O X2 O

Gambar 3.1

Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group Design

Keterangan:

(21)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Bina Budi

Purwakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Pemilihan populasi ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa berdasarkan studi pendahuluan ditemukan kondisi dimana

masalah lebih banyak terjadi di kelas XI karena siswa pada tingkatan ini bebas

dari tekanan penyesuaian diri dengan lingkungan baru seperti yang dialami kelas

X dan bebas dari tekanan persiapan menjelang Ujian Kompetensi (Ujikom) serta

Ujian Nasional (UN) yang dihadapi kelas XII. Kondisi ini memungkinkan remaja

mudah terlibat lebih banyak masalah, hasil penyebaran Inventori Tugas

Perkembangan (ITP) di kelas XI SMK Bina Budi menunjukkan bahwa tingkat

kematangan intelektual siswa berada di urutan ketujuh pada delapan butir

terendah, dengan tingkat pencapaian 3,86 dan 3,97. Kematangan intelektual siswa

pada butir 4-4 menunjukkan tentang kemampuan mengambil keputusan

berdasarkan data yang memadai dan mencari alternatif pemecahan masalah yang

paling tepat.

Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah two stages sampling, yaitu

pemilihan sampel yang dilakukan melalui dua tahap, primary sampling unit (psu)

dan secondary sampling unit (ssu). Sampel akan dipilih dari siswa kelas XI

dengan tingkat keterampilan pengambilan keputusan yang rendah. Teknik

pengambilan keputusan ini dipilih karena secara statistik akan menaikkan efisiensi

setiap sampel; memberikan data yang cukup untuk melakukan analisis berbagai

jenis pengelompokan pupulasi; dan memungkinkan diterapkannya metode dan

(22)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Definisi Operasional Variabel

Pengambilan keputusan dengan model optimalisasi mengacu pada

kemampuan siswa kelas XI SMK Bina Budi dalam mempertimbangkan berbagai

macam alternatif pilihan yang ada, menghitung untung dan rugi dari setiap

alternatif tersebut dan mempertimbangkan atau memperkirakan kemungkinan

timbulnya macam-macam kejadian yang akan datang sebagai dampak dari setiap

alternatif yang dirumuskan baik yang terkait dengan aspek pribadi sosial,

akademik maupun karir.

Pengambilan keputusan dengan model satisficing mengacu pada kemampuan

siswa kelas XI SMK Bina Budi dalam menetapkan tujuan, menyederhanakan

masalah, menetapkan standar minimum, mengidentifikasi serangkaian alternatif

yang dibatasi, menganalisis/membandingkan setiap alternatif dan memilih

alternatif terbaik dari berbagai pilihan yang terkait dengan aspek pribadi sosial,

akademik maupun karir. Tujuh keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa dalam

pengambilan keputusan yang terbaik, yaitu:

a. mampu menggidentifikasi dasar penggerak dalam memilih.

b. mampu menggunakan alat penimbang dalam memilih.

c. mampu menggunakan bahan pertimbangan dalam memilih.

d. mampu menghitung segala aspek pilihan.

e. mampu manajemen penentuan pilihan.

f. mampu menghindari jebakan pilihan.

(23)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket tertutup dengan jawaban

“Ya” pada pernyataan yang dianggap sesuai dengan keterampilan yang sudah

dimiliki dan jawaban “Tidak” pada penyataan yang dianggap tidak sesuai dengan

keterampilan yang dimiliki. Berikut adalah langkah-langkah pengembangan

instrumen:

1. Penyusunan Kisi-Kisi

Instrumen yang disusun ditujukan untuk mengukur tingkat keterampilan

pengambilan keputusan siswa dan pengaruh model optimalisasi dalam

mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan siswa. Kisi-kisi instrumen

keterampilan pengambilan keputusan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Pengambilan Keputusan

Keterampilan Indikator Item

1. Mampu

mengidentifikasi dasar

penggerak dalam

memilih

a. mengetahui tujuan yang ingin dicapai

b. mengetahui motif dalam melakukan tindakan

c. mengetahui kebutuhannya

d. kemampuan membuat keputusan yang tepat bagi diri

1,2

a. mempergunakan akal sebagai alat penimbang

b. menggunakan emosi untuk membimbing dan menentukan

pilihan

a. mengelola firasat dan insting

b. memiliki keteguhan hati dan keyakinan

c. menggunakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

d. memperhatikan nilai, norma dan aturan yang berlaku

15

16,17

18,19

(24)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterampilan Indikator Item

4. Mampu menghitung segala aspek pilihan

a. memperhitungkan kemampuan fisik, intelektual dan mental b. memperhitungkan antara minat, keinginan dan harapan c. memperhitungkan pilihan yang memuaskan untuk dikerjakan d. memiliki sikap bersungguh-sungguh dalam menentukan suatu

pilihan

e. menyesuaikan antara keinginan dan kenyataan f. memupuk keberanian dalam membuat suatu keputusan g. memperhatikan waktu, situasi dan kondisi yang tepat h. mempertimbangkan untung dan rugi

i. menjadikan kesempurnaan proses dan hasil sebagai orientasi j. menghitung tingkat urgensi yang tinggi dan resiko yang ringan k. mengetahui dampak dari setiap pilihak

l. meminta pertimbangan pihak lain

22,23

e. membuat perencanaan akhir keputusan

45,46

a. meneliti lebih dalam suatu pilihan

b. mampu berpikir jernih dalam kondisi terdesak c. tidak tergoda dengan keuntungan sesaat d. menghindari prasangka

e. tidak mudah terpengaruh oleh orang lain

51

b. memiliki kesabaran dalam berusaha c. melakukan evaluasi dan perbaikan d. memiliki alternatif pilihan

e. mampu mengambil pelajaran dari pengalaman

56,57

Instrumen penelitian ini dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan positif

untuk mengetahui tingkat keterampilan pengambilan keputusan siswa. Variabel

tingkat keterampilan pengambilan keputusan siswa ini terdiri atas tujuh

keterampilan yang dispesifikan oleh indikatornya masing-masing. Alternatif

jawaban yang telah disediakan dengan kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.2

berikut.

Tabel 3.2

Kriteria Penyekoran Angket Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa

(25)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sesuai 1

Tidak Sesuai 0

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi dari setiap keterampilan

dan indikator pengambilan keputusan yang kemudian dikembangkan dalam

bentuk item-item pernyataan positif yang akan diberikan kepada siswa. Instrumen

atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen

tersebut akan dideskripsikan dan dilampirkan atau digunakan untuk menguji

hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian.

Instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data sehingga kualitas

instrumen menentukan kualitas data yang berhasil dikumpulkan. Oleh sebab itu,

kualitas instrumen menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

penelitian. Kualitas instrumet ini ditentukan melalui uji validitas dan reliabilitas.

Dalam penelitian, diperlukan instrumen-instrumen yang memenuhi standar

tertentu minimal validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukkan bahwa hasil dari

suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukurnya tersebut

(Sukmadinata, 2007:228).

4. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan sebelum instrumen tersebut disebarkan pada

populasi penelitian. Hal ini bertujuan untuk memberi masukan kepada peneliti

mengenai gambaran kemudahkan atau kesulitan yang mungkin dialami populasi

(26)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

cetakan yang jelas, mudah, menarik, dan menyenangkan untuk dibaca sehingga

pesan yang disampaikan benar-benar sampai secara tepat kepada pembacanya. Uji

keterbacaan diberikan pada lima orang kelas XI yang termasuk dalam populasi

penelitian. Hasil uji keterbacaan menunjukkan beberapa kekurangan pada

item-item pernyataan instrumen yang disusun untuk mengungkap tingkat keterampilan

pengambilan keputusan siswa kelas XI, yaitu beberapa item pernyataan hampir

sama sehingga tampak diulang-ulang, seperti pada item pernyataan nomor 18 dan

50; 66 dan 72. Beberapa pernyataan lainnya kurang dapat difahami. oleh siswa,

yaitu item pernyataan nomor 33, 37, 53, 56 dan 62. Pada instrumen berikutnya

setelah uji keterbacaan dan uji validitas, item-item pernyataan yang tampak

diulang, dihilangkan salah satu dan item yang kurang dapat difahami, diperbaiki

secara redaksi hingga dapat difahami dengan baik oleh siswa.

5. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan agar data yang diperoleh adalah data yang baik karena

dapat mengukur apa yang hendak diukur (Azwar, 2005:51). Sebelum

dilakukannya pengujian secara komputasi, instrumen akan diuji secara rasional

oleh kelompok penilai dari dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

yang berkompeten untuk memvalidasi materi (content), konstruk (construct) dan

redaksi instrumen tersebut. Hasil penilaian dari uji validasi ini berupa penilaian

pada setiap item instrumen yang dikelompokan dalam kualifikasi memadai (M)

atau tidak memadai (TM). Pernyataan yang telah berkualifikasi M dapat langsung

(27)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pernyataan tersebut harus direvisi hingga dapat terkelompokan dalam kualifikasi

M atau penyataan tersebut harus dibuang.

Berdasarkan hasil uji validitas materi (content), konstruk (construct) dan

redaksi oleh kelompok penilai dari dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan yang berkompeten diperoleh beberapa masukan, yaitu jumlah item

pernyataan dari 105 dikurangi menjadi 75 item yang dianggap mewakili setiap

indikator; perubahan bentuk item pernyataan dari positif dan negatif menjadi

positif saja karena instrument yang disusun akan digunakan untuk mengukur

tingkat keterampilan individu sehingga cukup dalam bentuk item positif; item

pernyataan dibatasi pada pengambilan keputusan yang ditemui siswa di sekolah,

baik yang berkaitan dengan bidang akademik, pribadi sosial maupun karir.

Setelah uji validitas materi (content), konstruk (construct) dan redaksi

dilakukan oleh kelompok pakar lalu uji validitas instrumen pengungkap tingkat

keterampilan pengambilan keputusan siswa dilakukan pada 122 orang siswa kelas

XI di SMK Bina Budi. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan

Point-Biserial Correlation. Korelasi point-biserial ini melihat hubungan antara skor atau

hasil jawaban pada masing-masing item pertanyaan yang diberikan dalam tes.

Hasil uji validitas instrumen pengungkap tingkat keterampilan pengambilan

keputusan siswa kelas XI menunjukkan bahwa terdapat 58 item yang dinyatakan

valid dan 17 item yang dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid, dibuang atau

(28)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil

pengukuran. Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang

memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur

beberapa kali hasilnya sama atau relatif lama (Sukmadinata, 2007: 229).

Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai ini akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya. Instrumen yang akan diujikan reliabilitasnya pada

penelitian ini adalah instrumen gejala stres siswa yang disusun dalam bentuk

angket tertutup.

Rumus reliabilitas yang akan digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen

ini adalah rumus split-half, dengan asumsi bahwa data yang dihasilkan oleh

instrumen ini merupakan data dikotomis karena item pertanyaan atau pernyataan

menggunakan pola jawaban sesuai (YA) atau tidak sesuai (TIDAK), bila sesuai

bernilai = 1 dan jika tidak sesuai bernilai = 0. Hasil uji reliabilitas menunjukkan

hasil sebesar 0,859 termasuk pada kategori tinggi berdasarkan klasifikasi

reliabilitas menurut Guilford (Suherman, 2003:131), yaitu:

0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 : Sangat Tinggi

0,70 ≤ r11≤ 0,90 : Tinggi

0,40 ≤ r11 ≤ 0,70 : Sedang

0,20 ≤ r11≤ 0,40 : Rendah

(29)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan

pada bab sebelumnya, yaitu:

1. Pertanyaan pertama mengenai gambaran keterampilan pengambilan

keputusan siswa kelas XI SMK Bina Budi akan dijawab dengan

menggunakan nilai standar deviasi dan rata-rata ideal (mean) dari skor

yang diperoleh siswa. Rasyid (2006) memaparkan langkah-langkah untuk

menentukan kategori tinggi adalah dengan rumus:

Rata-rata + (skor Z x Standar Deviasi)

Sedangkan kategori rendah diperoleh dengan rumus:

Rata-rata - (skor Z x Standar Deviasi)

Setelah standar nilai untuk kategori tinggi dan rendah ditentukan,

selanjutnya adalah mempersentasekan jumlah siswa yang berada pada

kategori tinggi dan rendah sehingga dapat diperoleh gambaran

keterampilan pengambilan keputusan siswa kelas XI.

2. Pertanyaan kedua mengenai bentuk layanan dasar bimbingan untuk

mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang dapat

diberikan pada siswa kelas XI SMK Bina Budi disusun berdasarkan data

yang diperoleh dari jawaban pada pertanyaan pertama, analisis kebutuhan

berdasarkan hasil studi pendahuluan dan penggunaan Instrumen Tugas

Perkembangan (ITP).

3. Pertanyaan ketiga mengenai efektivitas model optimalisasi dalam

(30)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan uji t atau t-test. Uji t ini adalah pengujian perbedaan

rata-rata yang biasa dilakukan oleh peneliti yang bermaksud mengkaji

efektivitas suatu perlakukan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku

dengan cara membandingkan antara keadaan sebelum dengan keadaan

sesudah perlakuan diberikan (Furqan, 2002: 161). Sebelum t-test

dilakukan, data pada kelompok eksperimen dan kontrol perlu dilakukan

uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai

residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Dion (2010) uji ini

perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki

asumsi normalitas sebaran. Rumus yang digunakan untuk melakukan

suatu uji (t-test misalnya) dibuat dengan mengasumsikan bahwa data

yang akan dianalisis berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data

yang normal memiliki kekhasan seperti mean, median dan modusnya

memiliki nilai yang sama. Selain itu juga data normal memiliki bentuk

kurva yang sama, bell curve. Dengan mengasumsikan bahwa data dalam

bentuk normal, analisis statistik baru bisa dilakukan. Uji normalitas yang

digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 3.3 menunjukkan hasil

uji normalitas varians bahwa data tersebut memiliki distribusi normal.

Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas

Kelompok Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan

Eksperimen 0.560 0.913 Normal

(31)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(32)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Secara umum keterampilan pengambilan keputusan siswa kelas XI di SMK

Bina Budi berada pada kategori tinggi, artinya siswa telah memiliki keterampilan

pengambilan keputusan yang memadai namun sebagian lainnya masih berada

pada kategori rendah. Oleh sebab itu, treatment diarahkan pada pengembangan

keterampilan pengambilan keputusan siswa. Dari ketujuh keterampilan yang

dikembangkan, kemampuan memanajemen penentuan pilihan berada pada

persentase terendah. Kemampuan ini menuntut individu untuk melakukan

penilaian yang cermat antara kebutuhan, alternatif pilihan dan kemampuan diri.

Salah satu cara agar siswa dapat mengembangkan keterampilan ini adalah banyak

berlatih mengambil keputusan dengan menggunakan analisis SWOT.

Model optimalisasi dan satisficing secara signifikan efektif mengembangkan

keterampilan pengambilan keputusan siswa sehingga kedua model pengambilan

keputusan ini dapat digunakan pada layanan dasar pengembangan keterampilan

keputusan siswa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perkembangan

keterampilan pengambilan keputusan siswa setelah pemberian treatmen dengan

menggunakan model optimalisasi dan satisficing menunjukkan persentase yang

cukup tinggi akan tetapi ada beberapa keterampilan yang berkembang namun

(33)

B. Rekomendasi

1. Bagi Konselor Sekolah atau Guru BK

Bagi konselor sekolah atau guru BK, model optimalisasi dan satisficing ini

merupakan salah satu cara yang dapat dipilih untuk mempermudah siswa

dalam menentukan dan membuat pilihan yang tepat sehingga keterampilan

pengambilan keputusan siswa dapat lebih berkembang. Dalam pelaksanaannya

penguasaan konsep dan praksis asesmen dapat membantu konselor atau guru

BK untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan tingkat kemampuan siswa yang

berbeda-beda terutama dalam proses pengambilan keputusan sehingga konselor

atau guru BK dapat memilih model pengambilan keputusan yang dianggap

sesuai.

2. Bagi Siswa

Keterampilan pengambilan keputusan merupakan bagian penting dalam

pencapaian tugas perkembangan pada masa remaja. Oleh sebab itu, mengikuti

pemberian layanan dasar yang diberikan oleh konselor atau guru BK di sekolah

mengenai proses pengembangan keterampilan pengambilan keputusan dengan

model optimalisasi atau satisficing merupakan salah satu cara yang dapat siswa

(34)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode bermain peran dalam

mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan siswa karena dengan

metode ini siswa dapat lebih menghayati peran yang dimainkannya sehingga

proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai hidup

(35)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aam (Desember 2009). Pengertian Pengambilan Keputusan. [Online] Tersedia:

http://heruexa.blogspot.com/2009/12/pengertian-pengambilan-keputusan.html (11 Januari 2011).

Abu Sa’id Satria Buana (15 Juli 2008). Wahai Manusia Lihatlah Hatimu.

Beyth-Marom, R., Austin, L., Fischhoff, B., Palmgren, C., & Jacobs-Quadrel, M. (1993). “Perceived consequences of risky behaviors: Adults and adolescents. Journal of Developmental Psychology, 29,(3), 549-563.

Brown, J.C. (2006). “The Effects of Behavioral and Outcome Feedback on Prudent Decision-Making Under Conditions of Present and Future Uncertainty”. Journal and Decision Making, 1, (1), 76-85.

Bulton, Patrick (2009). Satisficing Contracts. The Review Of Economic Studies. Colombia University.

Byron, Michael (1998). Satisficing and Optimality. Chicago Journal, Ethics, 109, (1), 67-93.

Callebaut, Werner (2007). Herbert Simon’s Silent Revolution. Biological Theory,

2, (1), 76-86.

Cook, T. D., & Campbell, D. T. (1979). Quasi Experimentation: Design &

Analysis Issues for Field Settings. Houghton Mifflin Co: Boston.

Covey, Sean (2001). The 7 Habits of Highly Effective Teens (7 Kebiasaan Remaja

yang Sangat Efektif). Surabaya : Bina Rupa Aksara.

Dermawan, Rizky (2006). Pengambilan Keputusan. Bandung : Alfabeta.

(36)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Age, Task, Characteristic, and Cognitive Activity on Decision Making”.

Journal of Behavioral Decision Making, 25, 29-40.

H. Weiss, Donal (1994). Making Tough Decisions (Pengambilan Keputusan yang

Sulit secara Tepat). Alih Bahasa Budijanto. Jakarta : Bina Rupa

Aksara-A Macom.

Ihwanuddin M.,(17 Januari 2011). Hadist Tentang Tanggung Jawab Manusia. [Online]. Tersedia:http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/01/17/hadis-tentang-tanggung-jawab-manusia/ [28 Juni 2012].

Juntika Nurihsan, Achmad. (2006). Bimbingan & Konseling dalam Berbagai

Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama.

Juntika Nurihsan., Achmad. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung : UPI.

Koban, Wiwan S., (2011). Remaja. [Online]. Tersedia:

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/tumbuh-kembang-mainmenu-29/remaja-mainmenu-75 [4 Juli 2012].

Kurniasih (24 Februari 2011). Model dan Teknik Pengambilan Keputusan. [Online] Tersedia : http://www.marindajaya.cz.cc/2011/02/dan-teknik-pengambilan-keputusan.html (3 Juli 2011).

Makmun, Abin Syamsudin (2003). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung : Rosda.

Muljono, P. (2002). “Penyusunan dan Pengembangan Instrumen Penelitian”.

Makalah dalam Lokakarya Peningkatan Suasana Akademik Jurusan Ekonomi FIS-UNJ, Jakarta, 5-9 Agustus 2002.

Mulyana, Aina (12 Februari 2012). “Metode Pembelajaran Bermain Peran.

[Online]. Tersedia: http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/metode-pembelajaran-bermain-peran.html [3 Juli 2012].

Nur Asih Hidayanti (2007). Keefektifan Layanan Konseling Kelompok Untuk

Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Jurusan (Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas X-4 Sma

Kesatrian I Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007). Tesis. Universitas Negeri Semarang.

(37)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Journal of Documentation, 63, (1), 74-89.

Rabbani, Abu Fatir (2 Mei 2011). Pertanggungjawaban Hidup. [Online]. Tersedia:http://abufathirabbani.blogspot.com/2011/05/pertanggungjawab an-hidup.html [28 Juni 2012].

Rahardiansyah, Dion. (24 Maret 2010). Asumsi Klasik Dalam Regresi. [Online]. Tersedia: http://dionrahadiansyah.blogspot.com/2010/03/asumsi-klasik-dalam-regresi.html [29 Juli 2012].

Santrock. John W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta : Erlangga.

Sitepu B.P. (11 September 2010). Keterbacaan. [Online]. Tersedia: http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/09/11/keterbacaan/. [3 Maret 2012).

Slamet, Ignatius (2009). Pengaruh Penerapan Kecakapan Hidup Terhadap

Kemampuan Siswa Kelas XII SMKN 12 Bandung Dalam Pengambilan Keputusan Profesi/Pekerjaan. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/t_ptk_0706942_chapter5.pdf [01 Juli 2012].

Stenberg, Robert J. (2008). Psikologi Kognitif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sugiono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Erman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung.

Sunendar, Dadang (_______). Pengambilan Keputusan. [Online] Tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/C%20-%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BAHASA%20PERANCIS/1963102419

88031%20-%20DADANG%20SUNENDAR/Pengambilan%20Keputusan.pdf [11 Januari 2011].

Supriatna, Mamat (2009). Pengembangan Kecakapan Hidup Di Sekolah. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMB

INGAN/196008291987031-MAMAT_SUPRIATNA/09._PENGEMBANGAN_KECAKAPAN_HID UP.pdf [01 Juli 2012].

(38)

Mryana Apriany Lestari, 2012

Efektifitas Layanan Dasar Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa melalui Model Optimalisasi (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bandung : Rosda.

Susi. (2009). Pembelajaran Aktif Dengan Praktikum Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa. [Online]. Tersedia:

http://susianha.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-aktif-dengan-praktikum.html [27 Juli 2012].

Triwahyuningsih, Dian dan Budi Purwoko (2 September 2004). Penerapan

Strategi Pengambilan Keputusan Untuk Meningkatkan Kemampuan Memilih Studi Lanjut Siswa. Jurnal Vol. 5 No. 2 September 2004.

Universitas Negeri Surabaya.

Utomo A.P. (2007). “Kajian Tentang Pengaruh Two Stage Cluster Sampling Terhadap Statistik Uji-F”. Jurnal Matematika, Sains dan Teknologi.8,(2),89-97.

Vries, M. D. (2012). “Mood Effects on Dominated Choice: Positive Mood Includes Departures From Logical Rules”. Journal of Behavioral Decision Making, 25, 74-81.

Wardani, Dani (2010). 7 Langkah Membuat Keputusan Terbaik. Yogyakarta : Leutika.

Wikipedia. (12 Juli 2012). Satisficing. [Online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Satisficing [6 Agustus 2012].

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi.

Zilmahram. (27 Maret 2011). Win-Win Solution. [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel
Gambar 3.1  Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group Design
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Pengambilan Keputusan
Tabel 3.2 Kriteria Penyekoran Angket Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara layanan bimbingan konseling dan kemandirian terhadap pengambilan keputusan karier1. Kesimpulan hubungan

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Penggunaan Media Kartu Huruf dalam Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Perancis (Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 4 Cimahi Tahun

OPTIMALISASI KONSEP DIRI SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN (Penelitian Tindakan Bimbingan Pada siswa Kelas VIII A SMP Kanisius

Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Ilmu Tajwid (Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas V MI Nurul Huda Rancaekek)6. Daya ingat memiliki peran

Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar, keterampilan belajar, serta berbagi

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Bimbingan Kelompok dengan Teknik Self-Talk untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Penelitian Kuasi Eksperimen

Saputro, Ismail Aji. Upaya Mengembangkan Konsep Diri Positif Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X1 IPS SMA PGRI Kaliwungu Kudus. Pendidikan Bimbingan