• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR: Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR: Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KETERAMPILAN BELAJAR DAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING ... 10

A. Definisi Belajar ... 10

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10

C. Teori-Teori Belajar ... . D. Keterampilan Belajar ... . E. Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 14 21 48 BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 61

B. Pendekatan Penelitian ... 61

C. Metode Penelitian ... 62

D. Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 63

E. Instrumen Penelitian ... 65

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 65

G. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 105

(2)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

B. Rekomendasi ... 106

(3)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan profesi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.

UU No 23 tahun 2006 BAB II Pasal 3 berbunyi bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.

Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan

mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, dan fasilitas yang

dimiliki. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan

cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan

suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan

yang bermakna, baik bagi individu sendiri maupun masyarakat pada umumnya

(Yusuf: 2005: 2-3).

Aktivitas belajar merupakan aktivitas utama yang menjadi fokus dari proses

pendidikan. Istilah pendidikan sendiri didefinisikan secara berbeda-beda oleh

berbagai kalangan dan telah banyak dipengaruhi pandangan dunianya

(weltanschauung) masing-masing. Pada dasarnya, semua pandangan yang berbeda

tentang belajar dalam proses pendidikan tersebut bertemu dalam semacam

(4)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

melalui pembelajaran untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan

hidupnya secara lebih efektif dan efisien.

Pendidikan dilihat sebagai sebuah proses yang lebih daripada sekedar

pengajaran dimana dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer pengetahuan

belaka, bukan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala

aspek yang dicakupnya.

Pendidikan dilihat sebagai sebuah proses yang lebih dari sekedar

pengajaran, maka pengembangan keterampilan belajar dari setiap siswa

sebenarnya menjadi salah satu alternatif solusi, namun sistem pendidikan,

kompetensi guru, ataupun kebijakan lembaga yang hanya menitikberatkan pada

“penguatan” basic skill kurang. Pada akhirnya murid-murid tersebut menjadi

kurang adaptif dan kreatif ketika berhadapan dengan berbagai dimensi lain di luar

materi yang dipelajarinya di lembaga pendidikan formal.

Kurangnya penguasaan terhadap keterampilan akan menghasilkan dampak

yang kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar,

kemampuan analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika

individu-individu tersebut ke luar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja.

Keterampilan belajar yang dimaksudkan dalam konsepsi learning how to

learn mencakup penguasaan dan pelatihan dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik sekaligus.

Keterampilan belajar dalam hal ini merupakan hal yang paling esensial

untuk dikembangkan dalam setiap tahap pendidikan. Hal ini sendiri didasari oleh

beberapa alasan penting lainnya, antara lain: (tersedia di http://et-eefacebook.com/topik.php?uid=740625738427topic=18492).

Pertama, belajar merupakan sebuah aktivitas yang terus menerus dilakukan

oleh setiap individu baik dari semenjak lahir ataupun menjelang akhir

kehidupannya. Pada konteks belajar merupakan sebuah kegiatan terus-menerus

tanpa henti untuk mendapatkan hasil dan berbagai keahlian.

Kedua, belajar dilihat sebagai suatu proses latihan yang berkesinambungan

(5)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

Ketiga, konsepsi long life education merupakan salah satu rujukan dan

panduan utama dalam konsep learning how to learn, dimana setiap individu

diarahkan agar mampu menjadi seorang autonomous learner (pembelajar mandiri)

yang dapat mengarahkan dirinya (self directed learning) dalam mempelajari

berbagai keahlian dan keterampilan yang diperlukan baik untuk keperluan belajar

di jalur pendidikan formal (institutional learning), dalam kelompok (collaborative

learning) atau untuk dirinya sendiri di berbagai aspek kehidupan.

Keempat, proses pelatihan keterampilan belajar dalam konsep learning how

to learn tidak hanya terfokus pada pengembangan aspek kognitif saja, akan tetapi

juga menyangkut pelatihan aspek afektif (menghadapi kecemasan dan

kegelisahan) dan juga psikomotorik (koordinasi mata dengan tangan, telinga

dengan tangan dan lainnya). Belajar dalam konteks learning how to learn

mempunyai sisi intuitif dimana ilmu dan pengetahuan bisa didapatkan dari dalam

diri kita sendiri, baik dalam bentuk insight, proses kreatif ataupun intuisi

Kelima, belajar melibatkan proses perubahan dimana sesuatu didapatkan

dan sesuatu yang lainnya dihilangkan dalam konteks learning how to learn ini

yang menjadi fokus utama adalah reorientasi belajar terutama dalam konteks nilai

dan persepsi diri.

Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills)

oleh seorang individu melalui proses latihan yang kontinyu dan mencakup aspek

optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun

psikomotorik.

Keterampilan belajar harus dimiliki oleh setiap siswa agar siswa tersebut

dapat mencapai suatu keberhasilan. Keterampilan belajar yang telah dimiliki

dikembangkan agar dapat berkembang secara optimal.

Juntika (2005:28) mengemukakan salah satu tugas perkembangan peserta

didik yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau

mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat. Adapun salah

satu isi dari layanan dasar bimbingan bidang belajar yaitu : motivasi, sikap,

(6)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

tepat, menyiapkan tugas, karya tulis, ulangan/ujian, belajar mandiri dan

kelompok, menggunakan alat bantu dan sumber belajar (termasuk buku, kamus,

ensiklopedi, jurnal, komputer untuk semua mata pelajaran); sikap, kebiasaan, dan

keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai program di SMP; praktik

pengembangan sikap, kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal; sikap,

kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai bekal

program pelajaran lebih lanjut (Juntika, 2005:31-32).

Mathewson (dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan 2005:53)

mengemukakan bahwa pendekatan pengembangan mengidentifikasi dan

menekankan layanannya kepada bidang vokasional, pendidikan, dan pribadi.

Layanan dasar tersebut dapat diberikan melalui layanan klasikal atau

kelompok. Sekolah sebagai lembaga pendidikan menyediakan layanan bimbingan

yang berkesinambungan (bukan layanan yang terputus-putus atau

melompat-lompat seperti yang dipraktikan di sekolah-sekolah selama ini). Berdasarkan

wawancara dengan staff BK dan Mahasiswa PPL di SMP dan SMA perner prodi

BK tahun 2006 dan 2007 ditemukan bahwa di sekolah-sekolah tersebut Layanan

Bimbingan Kelompok Klasikal tidak diberikan kepada seluruh siswa di semua

tingkat kelas. Siswa kelas III dan SMA pada umumnya tidak mendapatkan

layanan Bimbingan Kelompok/Klasikal dengan alasan perhatian dan waktu

mereka diarahkan (hanya) pada persiapan UAN.

(http://www.scrbid.com/doc/13171959/Ia-Konsep-BK-an).

Berdasarkan uraian tersebut, dipandang penting untuk memberikan layanan

dasar bimbingan untuk mengembangkan keterampilan siswanya. Dengan

demikian skripsi diberi judul “Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifiksi Masalah

a. Keterampilan belajar

Menurut Muhibbin (2009 : 121) keterampilan ialah kegiatan yang

(7)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

lazimnya tampak dalam kegiatan-kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,

olahraga, dan sebagainya. Sedangkan menurut Rebber (Muhibbin 2009 : 121)

keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang

kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil

tertentu.

Keterampilan belajar merupakan salah satu potensi dan tugas asasi manusia

yang kuantitas dan kualitasnya dipengaruhi faktor eksternal. Keterampilan

memungkinkan siswa menjadi pebelajar yang mampu mengatur, mengelola dan

memotivasi diri.

Keterampilan belajar dalam penelitian keahlian yang didapatkan oleh

seorang siswa melalui proses latihan yang kontinyu mencakup aspek:

a. Keterampilan membaca

Membaca dalam konteks belajar merupakan suatu kegiatan untuk

memperoleh informasi dari sesuatu yang tertulis. Membaca merupakan salah satu

cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Caranya

adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif.

b. Keterampilan menulis

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

c. Keterampilan mendengarkan

Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman, dan

keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di antaranya adalah

lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi dan

hubungan antar individu akan semakin baik.

d. Keterampilan menghafal/mengingat

Mengingat atau mengkontruksi ulang informasi yang telah melekat

sebelumnya dapat menajadi kekuatan luar biasa jika terlatih secara teratur dan

penguatannya dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.

e. Keterampilan berbicara

Berbicara merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat

(8)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan,

mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya.

f. Keterampilan menghadapi ujian

Menghadapi ujian harus disiapkan segala sesuatunya agar lancar dalam

menghadapi ujian

g. Keterampilan berpikir kritis

Berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan

mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik.

Berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak terburu-buru

dalam menyikapi permasalahan

h. Keterampilan mengelola waktu

Manajemen waktu yaitu melakukan hal yang tepat di saat yang tepat dengan

segera.

i. Keterampilan konsentrasi

Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal

yang kita kerjakan adalah pada faktor konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau

pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan

mengenyampingkan hal yang lain.

j. Keterampilan membuat laporan

Melaporkan adalah proses membagi dan menjelaskan informasi baru

kepada atau dengan yang lain. Laporan yang diambil bisa dalam beberapa bentuk.

Menurut Devine (dalam Gede Sedyanasa 2003:112) bentuk tersebut bisa dalam

laporan tertulis dan laporan lisan

Hasil riset Walgito (dalam Acep 2009) terhadap beberapa SMA di

Yogyakarta menunjukan kesukaran tentang bagaimana cara belajar yang baik

ternyata menduduki tempat paling atas. Fenomena tentang bagaimana cara belajar

yang baik memberikan gambaran bahwa guru pembimbing atau konselor maupun

guru mata pelajaran perlu membimbing siswa bagaimana cara belajar yang baik.

Hasil penelitian Sedanayasa (2003) menunjukkan penguasaan keterampilan

belajar pada siswa SMA rata-rata baru mencapai 65,66 %. Dari sepuluh jenis

(9)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

mencatat, menggaris bawahi, membuat outline, mengorganisasi bahan, membuat

kesimpulan, mengingat, membuat laporan serta keterampilan mengerjakan test)

yang diteliti terdapat salah satu keterampilan belajar yang tingkat penguasaannya

mencapai 41,66 %.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembimbing di SMA Yayasan

Atikan Sunda (YAS) Bandung bahwa di SMA Yayasan Atikan Sunda belum

terdapat program khusus untuk mengembangkan keterampilan belajar.

Berangkat dari fenomena, dapat dilihat keterampilan belajar ternyata masih

rendah. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan menghasilkan dampak yang

kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar, kemampuan

analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika individu-individu tersebut

ke luar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana rumusan layanan dasar

bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar?

Rumusan tersebut secara operasional dituangkan ke dalam

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seperti apa profil keterampilan belajar yang dikuasai siswa SMA Yayasan

Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?

2. Bagaimana rumusan Layanan Dasar Bimbingan dan konseling yang layak

menurut pakar dan praktisi untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa

SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?

3. Bagaimana gambaran keefektifan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling

untuk mengembangkan keteramplan belajar siswa SMA Yayasan Atikan

Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah menghasilkan layanan dasar

bimbingan dan konseling belajar yang dapat mengembangkan keterampilan

belajar siswa SMA. Adapun tujuan khusus daripada penelitian ini yaitu

(10)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

1. Profil keterampilan belajar yang dikuasai siswa Yayasan Atikan Sunda (YAS)

Bandung tahun ajaran 2011/2012.

2. Rumusan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling yang layak menurut

pakar dan praktisi untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa

kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

3. Gambaran keefektifan layanan dasar bimbingan dan konseling dalam

mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda

(YAS) Badung tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak

terkait. Beberapa manfaat adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Penelitian diharapkan dapat mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA

Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Rujukan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan

belajar siswa.

3. Bagi guru BK

Diharapkan dapat menjadi masukan dalam melaksanakan layanan bimbingan

dan konseling terhadap siswa, khususnya dalam upaya mengembangkan

ketermpilan belajar siswa SMA.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skrpsi ini yaitu: Bab I pada skripsi ini mengungkap

latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi. Bab II berisi tentang konsep teoritis

yang relevan yang dijadikan landasan operasional penelitian. Bab III berisi lokasi

(11)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

operasional variabel (DOV), instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, teknik analisis data dan pengolahan data. Bab IV berisi deskripsi hasil

penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi kesimpulan dan

(12)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Atikan

Sunda (YAS) Bandung yang beralamatkan di Jl. P. H. H. Mustopa no 115

Telp/fax (022) 7102200 Bandung 40125. Populasi penelitian adalah seluruh siswa

kelas X SMA yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA

Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012.

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2010:124) teknik purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”, dalam penelitian ini yakni anggota sampel ditentukan berdasarkan tingkat keterampilan belajar yang

dimilikinya. Sampel penelitian berjumlah 48 0rang.

Adapun banyaknya populasi dalam penelitian ini berjumlah 154 siswa

terbagi kedalam 4 kelas, yakni dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No Kelas Jumlah

1 X 1 39

2 X 2 37

3 X 3 40

4 X 4 38

Jumlah 154

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian tentang layanan dasar

bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar adalah

pendekatan kuantitatif. Menurut Riduan (2005:5) pendekatan kuantitatif adalah:

(13)

angka-Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

angka, sehingga memudahkan proses analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik.

Berdasarkan pengertian di atas, pendekatan kuantitatif bertujuan untuk

menganalisis dan menafsirkan data yang diperoleh yang kemudian penafsirannya

digunakan untuk menyusun layanan dasar bimbingan dan konseling untuk

mengembangkan keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan

Sunda (YAS) Bandung.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pra eksperimen. Menurut

Sugiyono (2010:109) menyatakan:

Metode pra eksperimen adalah suatu metode penelitian yang belum merupakan eksperimen sungguh sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adaknya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Metode pra-eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

metode yang mengujicobakan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk

mengembangkan keterapilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan

Sunda (YAS) Bandung tanpa adanya kelompok kontrol.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain satu kelompok

(one –group pretest-postest design). Menurut Sugiyono (2010:110) desain one –

group pretest-postest design adalah terdapatnya pretest sebelum diberi perlakuan,

dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

O1 = Pre-test dilakukan dengan menggunakan instrumen keterampilan belajar

(14)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

X = Treatment dilakukan dengan menggunakan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar

O2 = Post-test dilakukan dengan menggunakan instrumen keterampilan

belajar

D. Definisi Operasional Variabel (DOV) 1. Keterampilan Belajar

Menurut Muhibbin (2009 : 121) keterampilan ialah kegiatan yang

berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang

lazimnya tampak dalam kegiatan-kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,

olahraga, dan sebagainya. Sedangkan menurut Rebber (Muhibbin 2009 : 121)

keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang

kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai

hasil tertentu.

Keterampilan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keahlian

yang diperoleh siswa melalui proses latihan yang kontinyu mencakup aspek:

a. Keterampilan membaca

Membaca dalam konteks belajar merupakan suatu kegiatan untuk

memperoleh informasi dari sesuatu yang tertulis. Membaca merupakan salah satu

cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Caranya

adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif.

b. Keterampilan menulis

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

c. Keterampilan mendengarkan

Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman, dan

keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di antaranya adalah

lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi dan

(15)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

d. Keterampilan menghafal/mengingat

Mengingat atau mengkontruksi ulang informasi yang telah melekat

sebelumnya dapat menajadi kekuatan luar biasa jika terlatih secara teratur dan

penguatannya dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.

e. Keterampilan berbicara

Berbicara merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat

penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama

manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan,

mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya.

f. Keterampilan menghadapi ujian

Menghadapi ujian harus disiapkan segala sesuatunya agar lancar dalam

menghadapi ujian

g. Keterampilan berpikir kritis

Berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan

mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik.

Berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak terburu-buru

dalam menyikapi permasalahan

h. Keterampilan konsentrasi

Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal

yang kita kerjakan adalah pada faktor konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau

pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan

mengenyampingkan hal yang lain.

i. Keterampilan mengelola waktu

Manajemen waktu yaitu melakukan hal yang tepat di saat yang tepat dengan

segera.

j. Keterampilan membuat laporan

Melaporkan adalah proses membagi dan menjelaskan informasi baru kepada

atau dengan yang lain. Laporan yang diambil bisa dalam beberapa bentuk.

Menurut Devine (dalam Gede Sedyanasa 2003:112) bentuk tersebut bisa dalam

(16)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar 2. Konsep Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling

Secara operasional, layanan dasar bimbingan dan konseling yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah program layanan bantuan yang disusun berdasarkan

hasil analisis kebutuhan keterampilan belajar siswa kelas X SMA Yayasan Atikan

Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 . Layanan dasar ini dituangkan

ke dalam satuan layanan kegiatan bimbingan dan konseling.

Program layanan dasar ini disusun untuk mengembangkan keterampilan

belajar siswa yang mencakup aspek: keterampilan menulis, keterampilan

mendengarkan, keterampilan menghafal/mengingat, keterampilan berbicara,

keterampilan menghadapi ujian, keterampilan berpikir kritis, keterampilan

konsentrasi, keterampilan mengelola waktu, keterampilan membuat laporan.

Struktur program yang dibuat dalam penelitian ini memuat unsur-unsur:

Dasar Pemikiran, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan, Standar Kompetensi, Sasaran

Intervensi, Pengembangan Tema, Langkah-Langkah Kegiatan (12 Sesi), Media

dan Alat Pendukung, Evaluasi dan Indikator Keberhasilan.

E. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang digunakan sebagai

alat pengumpul data dan alat ukur untuk mencapai tujuan. Menurut Sugiyono (2010:199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner dibentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memberikan checklist pada alternatif pilihan jawaban

yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk skala

Guttman, yang diaplikasiakn dalam Instrumen Keterampilan belajar dengan respon pernyataan tegas yaitu “ya” atau “tidak”.

(17)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar Tabel 3.2

Pola Skor Kuesioner Keterampilan Belajar

Pilihan Jawaban Ya Tidak

Pernyataan Positif 1 0

Pernyataan Negatif 0 1

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Penyusunan Kisi-Kisi

Instrumen yang dikembangkan bertujuan untuk mengukur keterampilan

belajar siswa SMA dan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk

mengembangkan keterampilan belajar. Kisi-kisi instrumen keterampilan belajar

dapat disajikan pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Keterampilan Belajar pada Siswa Kelas X SMA

Area

Keterampilan Indikator Sub Indikator

No Item Jumlah Item (+) Item (-) Keterampilan Membaca

Siswa dapat membaca efektif

a. Siswa dapat mengembangk an kecepatan membaca

2, 3 1

3

b. Siswa dapat memahami isi bacaan 4, 5, 6, 7 - 4 Keterampilan Menulis/ mencatat

Siswa dapat membuat

catatan dan dapat menulis dengan

menggunakan teknik tertentu

a. Siswa dapat membuat sebuah catatan tentang materi pelajaran secara mudah 8, 9, 10, 11, 12,13 - 6

b. Siswa dapat menulis dengan menggunakan teknik ringkasan belajar

14, 15 -

2

c. Siswa dapat mengorganisas

16, 17 -

(18)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

i informasi dengan tabel atau bagan d. Siswa dapat

menulis untuk mengekspresik an pikirannya

18, 19 -

2

Keterampilan Mendengarkan

Siswa dapat mendengarkan secara aktif dan efektif

a. Siswa dapat mendengarkan secara aktif 20, 21, 22 - 3

b. Siswa dapat mendengarkan secara efektif 23, 24, 25, 26, 27 - 5 Keterampilan menghafal/ Mengingat Siswa mengetahui teknik-teknik untuk mengingat/meng

hafal dan

mengungkapkan hasil belajarnya a. Siswa mengetahui teknik-teknik untuk mengingat/me nghafal 28, 29, 30, 31, 32, 33 - 6

b. Siswa dapat menyebutkan/ mengungkapk an hasil yang belajar yang ia dapat 34, 35, 36 - 3 Keterampilan Berbicara

Siswa dapat menyampaikan pendapatnya dan bertanya.

a. Siswa dapat menyampaika n pendapatnya. 37, 38, 39 - 3

b. Siswa dapat menyampaika n pertanyaannya . 40, 41, 42 - 3 Keterampilan Ujian Siswa mengetahui teknik dalam menghadapi ujian dan teknik pada saat ujian

(19)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

ujian Keterampilan

berpikir kritis

Siswa dapat memecahkan masalah secara logis dan kreatif

a. Siswa dapat memecahkan masalah dalam belajar secara logis

50, 51 -

2

b. Siswa dapat memecahkan masalah dalam belajar secara kreatif 52, 53, 54 - 3 Keterampilan konsentrasi

Siswa dapat memfokuskan pikirannya pada saat belajar

a. Siswa dapat berkonsentrasi

pada saat

belajar dengan teknik-teknik tertentu

56, 59 55, 57, 58, 5 Keterampilan mengelola waktu

Siswa dapat mengelola waktu dalam kegiatan harian

a. Siswa dapat mengelola waktunya dalam kegiatan harian 60, 61, 62, 63,64, 65 - 6

b. Siswa dapat memanfaatkan waktu

senggang

66, 67 -

2

Keterampilan membuat laporan

Siswa dapat membuat

laporan tertulis

a. Siswa dapat membuat laporan tertulis dengan kemampuan dia sendiri 68, 69, 70, 71, 72 - 5

2. Uji Coba Instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpul data telah melalui beberapa tahap

pengujian, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen yang telah disusun sebelum diujicobakan terlebih dahulu

(20)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Uji kelayakan instrumen ini ertujuan untuk mengetahui kesesuaiian

butir-butir pernyataan baik dari segi bahasa, isi, dan konstruk. Instumen yang ditimbang

oleh para ahli diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu memadai (M) dan tidak

memadai (TM). Pernyataan yang berkualifikasi (M) dapat langsung digunakan

untuk penelitian, sedangkan pernyataan (TM) mengandung dua kemngkinan,

yaitu: (a) pernyataan tersebut harus direvisi sehingga dapat terkelompokan

kedalam kualifikasi (M); atau (b) pernyataan tersebut harus dibuang.

Dari 72 butir instrumen yang telah disusun, setelah ditimbang oleh pakar

ada beberapa butir instrumen yang harus diperbaiki dari segi redaksionalnya, dan

ada 4 butir yang harus dibuang dan butir yang harus ditambahkan. Jadi jumlah

keseluruhan item yang akan dibagkan kepada siswa adalah

Tabel 3.4

Hasil Judgement Instrumen Keterampilan Belajar

Kategori Nomor Item Jumlah

Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,11, 12, 13, 16, 17, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 45, 49, 50, 51, 53, 54, 60, 62, 68, 69, 70, 71, 72

+ 40

Revisi 6, 10, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 24,

29, 30, 34, 35, 39, 43, 44, 46, 47, 48, 55, 56, 57, 58, 59, 63, 65, 66, 67,

+ 28

Buang 36, 52, 61, 64, -4

Tambahan 10, 34, 52, 64 +4

Total item terpakai 72

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan dilakukan kepada enam siswa SMA yaitu tiga orang siswa

laki-laki dan tiga orang siswa perempuan dengan tujuan untuk mengukur sejauh

mana instrumen tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Hasilnya

adalah sebagai berikut.

(21)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

2) Pernyataan pada setiap item mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kepada enam siswa kelas XI tingkat SMA

secara umum tidak mendapatkan kesulitan yang berarti, dalam arti para siswa

memahami setiap pernyataan yang ada dalam instrumen. Selanjutnya hasil uji

keterbacaan tersebut diujicobakan pada subjek penelitian sesungguhnya dan

dihitung secara statistik untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Item

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Yyasn

Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 22-24

November 2011, proses pengumpulan data ini dianggap juga sebagai pelaksanaan

pre-test. Setelah data terkumpul selanjutnya adalah menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Sugiyono mengatakan “valid berarti instrmen tersebut dapat dugunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono 2010:173). Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen

dlakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0. perangkat instrumen

pengungkap keterampilan belajar siswa diujicobaka kepada 154 responden. Uji

coba ini dilakukan untuk menguji validitas setiap butir pernyataan dan

mneghitung koefisien reliabilitas instrumen

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar (Sebelum Validasi)

No Area Indikator No Pernyataan

(+) (-)

1 Keterampilan membaca

Siswa dapat membaca efektif

2,3,4,5 6,7

1 7

2 Keterampilan menulis

Siswa dapat membuat catatan dan dapat menulis

dengan menggunakan

teknik tertentu

8,9,10,11, 12,13,14, 15,16,17, 18,

11

(22)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

mendengarkan mendengarkan secara aktif dan efektif

22,23,24, 25,26 4 Keterampilan

menghafal/me ngingat

Siswa mengetahui

teknik-teknik untuk

mengingat/menghafal dan mengungkapkan hasil belajarnya

27,29,29, 30,31,32, 33,34,35

9

5 Keterampilan berbicara

Siswa dapat

menyampaikan

pendapatnya dan bertanya.

36,37,38, 39,40,41, 42

7

6 Keterampilan menghadapi ujian

Siswa mengetahui teknik dalam menghadapi ujian dan teknik pada saat ujian

43,44,45, 46,47,48, 49

7

7 Keterampilan berpikir kritis

Siswa dapat berfikir kritis dalam belajarnya

50,51,52, 53

4

8 Keterampilan konsentrasi

Siswa dapat berkonsentrasi pada saat belajar

58 54,55,56,

57,

5

9 Keterampilan mengelola waktu

Siswa dapat mengelola waktunya

59,60,61, 62,63,64

6

10 Keterampilan membuat laporan

Siswa dapat membuat laporan

65,66,67, 68,69,70, 71,72

8

Hasil perhitungan terhadap 72 item instrumen keterampilan belajar siswa

kels X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, diperoleh sebanyak 19 item

tidak valid yaitu item 3, 9, 10, 13, 14, 21, 23, 24, 28, 30, 38, 42, 47, 48, 53, 54, 55,

56, 61.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar (Setelah Validasi)

No Area Indikator No Pernyataan

(+) (-)

1 Keterampilan membaca

Siswa dapat membaca efektif

(23)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

2 Keterampilan menulis

Siswa dapat

membuat catatan dan dapat menulis dengan menggunakan teknik tertentu 8,11,12,15, 16,17,18, 7

3 Keterampilan mendengarkan

Siswa dapat

mendengarkan secara aktif dan efektif

19,20,22, 25,26

5

4 Keterampilan menghafal/menging at

Siswa mengetahui teknik-teknik untuk mengingat/menghaf

al dan

mengungkapkan hasil belajarnya 27,29,31, 32,33,34, 35 7

5 Keterampilan berbicara

Siswa dapat

menyampaikan pendapatnya dan bertanya.

36,37,39, 40,41,

5

6 Keterampilan menghadapi ujian

Siswa mengetahui

teknik dalam

menghadapi ujian dan teknik pada saat ujian

43,44,45, 46,49

5

7 Keterampilan berpikir kritis

Siswa dapat

berfikir kritis dalam belajarnya

50,51,52, 3

8 Keterampilan konsentrasi

Siswa dapat

berkonsentrasi pada saat belajar

58 57 2

9 Keterampilan mengelola waktu

Siswa dapat

mengelola waktunya

59,60,62, 63,64

5

10 Keterampilan membuat laporan

Siswa dapat

membuat laporan

65,66,67, 68,69,70, 71,72

8

b. Uji Reliabilitas Instrumen

(24)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

instrumen mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten”. Perhitungan

koefisien reliabilitas instrumen menggunkana program SPSS 15.0 dengan model

Alpha.

Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

0.91 – 1.00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0.71 – 0.90 Derajat keterandalan tinggi 0.41 – 0.70 Derajat keterandalan sedang 0.21 – 0.40 Derajat keterandalan rendah

< 20 Derajat keterandalan sangat rendah

Sumber: Suharismi Arikunto (2004:247)

Berdasarkan hasil perhiyungan statistik untuk mnegetahui tingkat reliabilitas

keterampilan belajar siswa diperoleh hasil reliabilitas sebesar 0,788, sesuai

dengan kriteria maka reliabilitas instrumen ini berada pada kategori dengan

derajat keterandalan tinggi, artinya instrumen memiliki tingkat keterandalan tinggi

untuk dijadikan sebagai alat pengungkap data.

Tabel 3.8

Tingkat Reliabilitas Instrumen Keterampilan Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,788 53

G. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data

Data yang diungkap melalui instrumen yang telah disebar merupakan data

tentang gambaran keterampilan belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Verifikasi data

Verifikasi data memiliki tujuan untuk menyeleksi data yang dianggap

(25)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang terkumpul.

b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari siswa

dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah

ditetapkan.

Dari 154 responden yang mengsi instrumen keterampilan belajar, semuanya

dinyatakan layak untuk dilakukan tabulasi data dan penyekoran karena semua

responden mengisi instrumen keterampilan belajar dengan baik tanpa ada

pernyataan yang terlewat.

2. Penyekoran Data Hasil Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan 51 pernyataan positif dan 2

pernyataan negatif untuk mengetahui terampil tidaknya siswa dalam

mengoptimalkan keterampilan belajar, terkecuali pernyataan item nomor, 1 dan 57

menggunakan pernyataan negatif. Alternatif jawaban kuesioner menggunakan dua

pilihan jawaban yaitu YA dan TIDAK. Alternatif jawaban menggunakan

penyekoran sebagai berikut.

Tabel 3.9

Pemberian Skor pada Kuesioner Keterampilan Belajar

Pilihan Jawaban Ya Tidak

Pernyataan Positif 1 0

Pernyataan Negatif 0 1

3. Analisis Data

Langkah selanjutnya yaitu setelah semua data terkumpul dan diolah yakni

menganalisis data sebagai bahan acuan dalam menyusun layanan dasar untuk

mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA. Data-data yang diperoleh dari

hasil penyebaran instrumen kemudian diolah dengan menetapkan tingkatan

keterampilan belajar, apakah berada pada tingkat terampil atau tidak?

Mengacu pada pertanyaan penelitian mengenai gambaran keterampilan

belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran

2011/2012 dijawab melalui distribusi skor responden berdasarkan konversi yang

telah ditentukan. Penentuan skor dilakukan untuk menentukan kategori

keterampilan belajar siswa berdasarkan 2 kategori yaitu terampil (skor 31 – 49),

(26)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

Pertanyaan selanjutnya mengenai gambaran keefektifan layanan dasar

bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar. Gambaran

keefektifan layanan dasar bimingan dan konseling dihitung dengan cara

membandingkan hasil skor pretest dengan posttest, dan dengan melakukan uji

t-Test: Paired Two Sample for Means.

Tabel 3.10

Deskripsi Tiap Kategori Keterampilan Belajar

Kategori Deskripsi

Terampil Siswa telah memiliki keterampilan belajar pada tiap aspeknya

(27)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitan tentang layanan dasar bimbingan dan konseling untuk

mengembangkan keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan

Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012 menghasilkan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Profil keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda

(YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012 secara umum berada pada kategori

terampil yaitu dengan persentase 69%. Artinya sebagian besar siswa telah

memiliki keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan

mendengarkan, keterampilan menghafal/mengingat, keterampilan berbicara,

keterampilan menghadapi ujian, keterampilan berpikir kritis, keterampilan

mengelola waktu, keterampilan konsentrasi, keterampilan membuat laporan.

2. Layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan

belajar dinyatakan layak setelah melalui judgement oleh dua orang pakar dan

satu orang praktisi. Layanan dasar tersebut secara umum bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan belajar, yang dirumuskan berdasarkan hasil

analisis keterampilan belajar siswa SMA yayasan Atikan Sunda (YAS)

Bandung.

3. Layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan

belajar memuat struktur-struktur: Dasar Pemikiran, Deskripsi Kebutuhan,

Tujuan, Standar Kompetensi, Sasaran Intervensi, Pengembangan Tema,

Langkah-Langkah Kegiatan (12 Sesi), Media dan Alat Pendukung, Sistem

Sosial, Evaluasi dan Indikator Keberhasilan

4. Layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan

belajar efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa. Hal ini

(28)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Pembimbing

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterampilan belajar siswa

secara umum termasuk ke dalam kategori terampil. Namun dalam setiap aspek

terdapat tingkat pencapaian yang berbeda.

Bagi guru BK SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung gambaran

pencapaian keterampilan belajar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu

bahan pertimbangan dalam optimalisasi layanan bimbingan konseling khusunya

dalam bidang belajar.

Pada penelitian ini disampaikan beberapa saran kepada pihak BK SMA

Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung terkait dengan pengembangan

keterampilan belajar siswa, diantaranya:

a. Melakukan analisis kebutuhan mengenai keterampilan belajar siswa pada

tiap-tiap angkatan sebagai dasar untuk mengembangkan program layanan

dasar bimbingan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar.

b. Mempergunakan program layanan dasar ini untuk mengembangkan

keterampilan belajar siswa berdasarkan pada hasl analisis kebutuhan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Tidak dapat dipungkiri dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

keterbatasan proses dan hasil peneitian dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh

karena itu, kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk:

a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra ekperimen tanpa

adanya kelompok kontrol. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode

ekperimen dengan melibatkan kelompok kontrol sehingga dapat dihasilkan

layanan dasabr bimbingan dan konseling untuk mengembangkan

keterampilan belajar yang lebih terandalkan.

b. Melakukan upaya pengembangan keterampilan belajar siswa SMA dengan

menggunakan teknik yang lebih beragam.

c. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X, peneliti selanjutnya dapat

(29)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

berbeda. Diantaranya melakukan penelitian pada populasi siswa SMK dan

MA, ataupun pada siswa SMA dengan populasi yang berbeda yaitu kelas XI

atau XII, sehingga dapat dihasilkan profil keterampilan belajar pada setiap

(30)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar DAFTAR PUSTAKA

Agung, Arman. Keterampilan Berbicara Rhetorika dan Berbicara Efektif.

[Onlline], tersedia:

www.student.eepis-its.edu/~yakfiy/berbicara%20efektif/ket_bicara.doc [26 September 2011]

Amalia, Rosemila. (2006). Bimbingan Belajar bagi Siswa Kelas Unggulan.

Skripsi PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arianto, Erwin. (2008). Tips Konsentrasi. [Online], tersedia:

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10204 [26 September 2011]

Arianto, Erwin. (2010). Tips Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Untuk Dapat Nilai Bagus/Tinggi. [Online], tersedia http://organisasi.org/tips-cara-meningkatkan-konsentrasi-belajar-untuk-dapat-nilai-bagus-tinggi [26 September 2011]

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara

Budiardjo, Lily. (2008). Keterampilan Belajar. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Djamal, Nani Nuranisah. (2006). Program Bimbingan Keterampilan Belajar bagi Siswa Berbakat. Tesis SPs UPI bandung: tidak dterbitkan.

Djamal, Arief Yuldan. (2009). Keterampilan Belajar...Sebuah Pemikiran.

[Online], tersedia:

http://et-ee.facebook.com/topic.php?uid=74062573842&topic=18492 [18 Nopember 2009]

De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2006). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Media Utama.

Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Julian. (2008). BK Belajar. [Online], tersedia:

(31)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

Label, Caray. (2008). Konsep Dasar Bimbingan Belajar. [Online], tersedia:

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/konsep-dasar-bimbingan-belajar.html [18 Nopember 2009]

Munir, Baderel. (2001) Dinamika Kelompok Penerapannya dalam Laboratorium Ilmu Perilaku. Palembang: tidak dterbitkan

Nurihsan, A. Juntika. (2009). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Nurihsan, A. Juntika, & Akur Sudianto. (2005). Manajemen Bimbingan & konseling di SMA Kurikulum 2004. Jakarta: PT Grasindo.

Rahardjo, Mudjia. (2008). Melatih Berpikir Kritis. [Online], tersedia

http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/169-melatih-berpikir-kritis.html [26 September 2011]

Rakhmat, Cece & M. Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penlaian Hasil Belajar.

Bandung: Andira

Riduan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rose, Collin. (2007). Super Accelerated Learning: Revolusi Belajar cepat abad 21 berdasarkan riset terbaru para ilmuwan. Bandung: Penerbit Jabal

Sedyanasa, Gede. (2003). Model Kolaborasi Pembimbing dan Guru dalam Peningkatan Keterampilan Belajar Siswa dengan Pendekatan Multimodal.

Disertasi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunaryo, K. Dkk. (2002). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV Maulana.

Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Syaiful, Bahri Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tim Redaksi. (2011). Manajemen Waktu Bagi Pemula. [Online], tersedia:

(32)

Rai Dwi Hastarita, 2013

Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar

Wilis, Ratna D. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zakaria, Acep Fitria. (2009). Efektivitas Quantum Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

http://gurupembaharu.com/home/?p=9530

Gambar

Tabel 3.1 Subjek Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.4 Hasil Judgement Instrumen Keterampilan Belajar
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan membaca dan mengamati, siswa mampu mengumpulkan informasi penting dari teks laporan investigasi tentang campuran dan larutan dengan kepedulian yang tinggi4. Dengan membaca

International Conference on Instrumentation, Communication and Information Technology (ICICI) 2005 Proc., August 3 rd -5 th , 2005, Bandung, Indonesia. Table 5 Demodulator

Respon siswa positif terhadap pembelajaran diantaranya karena siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk beraktivitas seperti siswa melihat selintas dengan cepat

2.2.2 Langkah-langkah penerapan RCM pada sub-assembly kopling 20 BAB III KONTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB- ASSEMBLY KOPLING .... Kontruksi dan Prinsip

Pengaruh Pelatihan,Promosi jabatan dan Mutasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Direktorat personalia dan umum PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.. Hutagalung,

Peranan Penuntun Praktikum Berbentuk Komik Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sma Pada Praktikum Uji Urin.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan simulasi komputer membantu mahasiswa memahami materi fisika dasar

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode Mc Nemar didapati nilai p sebesar 0,021 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada