Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
vi 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumumusan Masalah ... 5 2.1. Teori Belajar Kontruktivisme ... 9
2.2. Model Pembelajaran Konvensional ... 10
2.3. Model Pembelajaran CORE ... 12
2.4. Hasil Belajar ... 16
2.5. Ranah Kognitif... 19
2.6. Multimedia Pembelajaran ... 23
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
vii
3.3. Desain Penelitian ... 30
3.4. Populasi dan Sampel ... 31
3.5. Instrumen Penelitian ... 32
3.6. Prosedur Penelitian ... 38
3.7. Teknik Pengolahan Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan MultimediaInteraktif sebagai Alat Bantu pada Model Pembelajaran CORE ... 47
4.2. Analisis Data Hasil Uji Instrumen ... 55
4.3. Analisis Hasil Penelitian ... 57
4.4. Deskripsi Data Penilaian Observer ... 65
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 75
5.2. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Validitas Butir Soal Menurut Guilford ... 34
Tabel 3.2. Kriteria Realibilitas Butir Soal Menurut Guilford ... 36
Tabel 3.3. Krietria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford ... 37
Tabel 3.4. Kriteria Indeks Kesukaran ... 38
Tabel 3.5. Interpretasi Nilai Normalized Gain ... 45
Tabel 3.6. Kategori persentase Observasi ... 45
Tabel 4.1. Analisis Data hasil Uji Coba Instrumen Soal Pretes ... 56
Tabel 4.2. Analisis Data hasil Uji Coba Instrumen Soal Postes ... 57
Tabel 4.3. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58
Tabel 4.4. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59
Tabel 4.5. Uji Normalitas Skor Prestes dan Postes ... 61
Tabel 4.6. Uji Homogenitas Skor Pretes ddan Postes ... 62
Tabel 4.7. Uji Perbedaan Dua Rata-rata... 63
Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Indeks Gain ... 64
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pendekatan Sistem Belajar ... 18
Gambar 2.2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19
Gambar 2.3. Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia Dalam Pendidikan... 24
Gambar 4.1. Flow chart Multimedia Pembelajaran ... 49
Gambar 4.2. Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 50
Gambar 4.3. Aantarmuka Utama ... 52
Gambar 4.4. Antarmuka Menu Utama ... 52
Gambar 4.5. Antarmuka Pilihan Materi ... 53
Gambar 4.6. Antarmuka Kuis ... 54
Skor Total Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56
Gambar 4.4. Skor Total Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Perangkat Pembelajaran... 77
Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 98
Lampiran C. Hasil Uji Instrumen Pilihan Ganda ... 142
Lampiran D. Hasil Penelitian ... 153
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa dipungkiri telah menjadi
bagian penting dalam kehidupan manusia saat ini, setiap hari kita bersentuhan,
berinteraksi dan bergaul dengan teknologi informasi dan komunikasi ini. Mulai
dari handphone, laptop, tv dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman
semakin berkembang pula teknologi informasi dan komunikasi di dunia ini,
namun apakah kita bisa mengimbangi perkembangan teknologi informasi yang
begitu cepat itu. Tentu saja bisa, jika kita mau dan tekun dalam mempelajarinya.
Oleh karena itu departemen pendidikan nasional telah memandatkan bahwa mata
pelajaran TIK harus segera dipelajari dari usia dini. Dalam mempelajari TIK tidak
hanya faktor siswa saja yang berpengaruh, akan tetapi guru dan model
pembelajaran juga menjadi faktor penting dalam tercapainya hasil belajar yang
dituju.
Menurut Ruseffendi (Maulana, 2002:2) bahwa ada sepuluh faktor yang
mempengaruhi keberhasilan siswa antara lain : (1) kecerdasan siswa; (2) kesiapan
belajar siswa; (3) bakat yang dimiliki siswa; (4) kemauan belajar siswa; (5) minat
siswa; (6) cara penyajian materi; (7) pribadi dan sikap guru; (8) suasana
pengajaran; (9) kompetensi guru; (10) kondisi masyaratkat luas.
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
menyajikan bahan pelajaran agar tersampaikan dan bisa dikuasai oleh siswa.
Dalam penyajian bahan pelajaran ini, biasanya guru harus melibatkan berbagai
model, pendekatan serta strategi pengajaran. Di samping itu, pada praktek
penyajiannya, guru pun harus memperhitungkan beberapa hal yang berkaitan
dengan teknik penyajian yang harus dikuasai guru sebagai keterampilan
pengajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, seorang guru
dituntut untuk memiliki model mengajar yang sesuai dengan kondisi dan materi
pembelajaran yang akan disampaikan, dimana model mengajar merupakan
strategi pengajaran yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Taufiq (2008 : 1) menyatakan rendahnya hasil belajar salah
satunya dikarenakan oleh model mengajar yang biasa dilakukan oleh guru dalam
mengajar, serta kurang terbiasanya siswa belajar mandiri. Oleh karena itu
diperlukan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
belajar mandiri. Tidak hanya itu, proses pembelajaran adalah proses yang
menyeluruh dan saling berhubungan antara materi yang satu dengan lainnya.
Konsep awal yang diterima siswa menjadi syarat untuk penguasaan konsep
berikutnya. Pengetahuan awal siswa pada setiap pengalaman belajarnya akan
berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan apa yang dipelajari
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
dan cara penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik
dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan
cara berdiskusi secara terbuka dalam proses pembelajaran yang lebih tepat dan
menarik
Salah satu pembelajaran yang dapat memfasilitasi tercapainya tujuan
tersebut adalah pembelajaran diskusi secara berkelompok. Dengan pembelajaran
diskusi berkelompok ini diharapkan semua kemampuan siswa tergali dengan baik.
Hanya saja pengembangan pembelajaran diskusi berkelompok ini dapat dirasakan
manfaatnya jika hubungan kerja sama antar siswa terjalin dengan baik,
komunikasi tercipta secara dialogis, kolaboratif dan partisipasi dapat terbentuk
dan terbina secara efektif serta hubungan persahabatan yang saling percaya dapat
terjalin dengan baik dan dinamis. Penerapan pembelajaran diskusi berkelompok
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas suatu masalah,
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan kualitas
interaksi dan komunikasi antar siswa, sehingga tercipta hubungan yang lebih
positif dan diharapkan berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu
alternatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran CORE. Model ini
adalah model diskusi yang digunakan untuk membantu siswa menghubungkan
pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dengan materi yang akan mereka
pelajari, mengorgainisir pengetahuan dan memperluas pengetahuan mereka.
Model CORE merupakan model diskusi yang mencakup empat proses
yaitu Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending (Jacob, 2005: 13). Model
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
mengorganisasikan, mendalami dan menyampaikan pengetahuan yang ada dalam
pikiran siswa serta memperluas pengetahuan mereka dengan melakukan diskusi
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dengan Connecting, siswa diajak
untuk dapat menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan
pengetahuannya terdahulu. Organizing membawa siswa untuk dapat
mengorganisasikan pengetahuannya. Kemudian dengan Reflecting, siswa dilatih
untuk dapat menjelaskan kembali informasi yang telah mereka peroleh dan
Extending, siswa dapat memperluas pengetahuan mereka pada saat diskusi
berlangsung.
Dalam model CORE siswa berdiskusi untuk menghubungkan pengetahuan
yang baru dengan apa yang telah mereka ketahui, mengkonstruksi pengetahuan,
meningkatkan kemampuan berpikir dan membantu memperluas pengetahuan
mereka. Sejalan dengan hal tersebut, Calfee et al., (dalam Jacob, 2005)
mengatakan bahwa ada empat hal yang dibahas dalam pembelajaran dengan
model CORE yaitu: Pertama, diskusi menentukan koneksi untuk belajar. Kedua,
diskusi membantu mengorganisasikan pengetahuan. Ketiga, diskusi yang baik
dapat meningkatkan berpikir reflektif dan Keempat, diskusi membantu
memperluas pengetahuan siswa. Hal ini, akan menimbulkan motivasi dan
pengetahuan yang akan menghasilkan pemaknaan dan pemahaman dalam
pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dengan model CORE juga dapat
bermanfaat bagi usaha-usaha perbaikan proses pembelajaran dalam upaya
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing,
Reflecting, Extending ) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kognitif Siswa”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu
model pembelajaran CORE ?
2. Apakah hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti mata pelajaranTIK
menggunakan model pembelajaran CORE lebih baik dari siswa yang
mengikuti mata pelajaran TIK secara Konvensional ?
3. Apakah penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan
hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran TIK ?
4. Bagaimana respon siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan
menggunakan model pembelajaran CORE ?
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari luasnya permasalahan yang dikaji, maka masalah yang
akan dibatasi dalam penelitina ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada penguasaan pokok bahasan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan model pembelajaran CORE
terhadap hasil belajar kognitif siswa ranah pengetahuan (C1)
pemahaman (C2) dan penerapan (C3).
1.4. Definisi Operasional
1. Pengembangan multimedia pembelajaran pada model pembelajaran
CORE adalah sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran
TIK. Multimedia juga membantu guru dalam menerapkan
langkah-langkah model pembelajaran CORE. Penerapan model pembelajaran
CORE berbantu multimedia interaktif dilaksanakan pada kelas
eksperimen.
2. Model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran yang
mencakup 4 proses, yaitu Connecting (menghubungkan informasi lama
dengan informasi baru), Organizing (mengorganisasikan pengetahuan),
Reflecting (menjelaskan kembali informasi yang diperoleh), dan
Extending (memperluas pengetahuan).
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam Winkel
menggolongkan tiga tipe hasil belajar yang berkaitan dan saling
melengkapi. Ketiga kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
4. Ranah Kognitif adalah ranah berfikir hirarkis yang berisi
perilaku-perilaku yang menekankan hasil belajar intelektual yang mencakup
kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi.
1.5. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk megetahui bagaimana pengembangan multimedia interaktif
sebagai alat bantu dalam model pembelajaran CORE.
2. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti mata
pelajaranTIK menggunakan model pembelajaran CORE lebih baik dari
siswa yang mengikuti mata pelajaran TIK secara Konvensional.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa terhadap
mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran CORE.
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara
lain:
1. Bagi guru, temuan penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai
bahan pertimbangan model pembelajaran pada materi-materi
pembelajaran lainnya.
2. Bagi siswa, sebagai masukan yang memberi kesempatan untuk
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bagi peneliti, temuan penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar
dan masukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.
1.7. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“Penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajar
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Pengembangan multimedia didasarkan pada metode pengembangan
multimedia yang diadopsi dari Munir (2008:195) sebagaimana telah dipaparkan
pada bab sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam
pengembangan multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Tahap Analisis
Menurut Munir (2008: 196) Pada tahap ini diterapkan tujuan
pengembangan software, baik bagi pelajar, guru maupun bagi lingkungan.
Untuk keperluan tersebut maka analisis dilakukan berkerjasama dengan
guru dalam mempelajari kurikulum TIK disekolah. Penulis melakukan
pengkajian untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi disekolah
dalam penyampaian materi. Permasalahan yang didapat dianalisis untuk
mencari beberapa solusi alternatif
2. Tahap Desain
Dalam menerapkan model pembelajaran, guru membutuhkan alat bantu
dalam penyampaian materi. Maka dari itu, penulis memilih multimedia
sebagai alat bantu model pembelajaran CORE dalam penyampaian materi.
Pada tahap ini dilakukan persiapan pokok bahasan untuk materi
pembelajaran yang akan disajikan didalam program multimedia sesuai
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Adapun SK dan KD dari mata pelajaran TIK SMP Kelas VIII yang
diambil adalah SK No.1 yaitu Menggunakan perangkat lunak pengolah
kata untuk menyajikan informasi dengan KD No.1.4 Menjelaskan fungsi
dan menggunakan menu dan ikon pada program pengolah kata.
3. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan software meliputi langkah-langkah : penyediaan
papan cerita, carata alir, aturcara, memperhatikan grafis, media (suara dan
video) dan pengintegrasian sistem Munir (2008:199). Setelah menentukan
desain multimedia, pada tahap pengembangan penulis membuat alur cerita
(flowchart) dan papan cerita (storyboard) yang akan diaplikasikan pada
multimedia pembelajaran. Setelah tahap merancang flowchart dan
storyboard, tahap selanjutnya adalah proses produksi program, proses
produksi program dilakukan dengan menggunakan program aplikasi
Adobe Flash 5.5 Proses produksi tersebut menggunakan berbagai tools
yang telah disediakan, kombinasi actionscript dan berbagai komponen
yang ada pada program aplikasi tersebut.
4. Tahap Implementasi
Setelah melalui tahap analisis, desain dan pengembangan, multimedia
yang dibuat diimplementasikan dikelas eksperimen sebagai alat bantu pada
model pembelajaran CORE. Siswa dapat menggunakan software
multimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan
individu atau kelompok Munir (2008:200). Pengimplementasian
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
dalam penyampaian materi pada penelirian yaitu setelah pretes dan
sebelum postes.
5. Tahap Penilaian
Tahap penilaian merupakan tahap yang memperlihatkan hasil tentang
kesesuian software multimedia tersebut dengan program pembelajaran.
Pendekatan penilaian ditentukan seperti penilaian dalam kemampuan
literasi komputer, literasi materi pembelajaran dan tahap motivasi peserta
didik.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang akan peneliti pakai dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode
kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak
menggunakan penugasan random (random assignment) melainkan dengan
menggunakan kelompok yang sudah ada. Dengan metode ini diharapkan dalam
pelaksanaan penelitian pembelajaran berlangsung secara alami yang
memberikan kontribusi terhadap tingkat kevalidan penelitian.
3.3. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Group Pretest Treatment Posttest
E
X1: Perlakuan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CORE.
X2 : Perlakuan dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini sampel didesain menjadi dua
kelompok penelitian yaitu kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran
CORE sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan model
pembelajaran konvensional yang dilakukan di sekolah sebagai kelas kontrol.
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data
yang digunakan. Sugiyono (2010 : 117) menjelaskan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Bandung yang berada di
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
dan VIII-I SMPN 29 Bandung. Pengambilan sampel berdasarkan teknik
Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2010: 123), purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dikarenakan keterbatasan populasi. Bila ada populasi yang besar
dan peneliti tidak mampu mempelajari semuanya dikarenakan keterbatasan waktu,
tenaga, biaya dan lainnya, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Peneliti menetapkan kelas J sebagai sampel dalam
penelitian. Pemilihan sampel ini tidak lepas dari rekomendasi guru TIK disekolah
bersangkutan yang menyatakan bahwa kelas tersebut dianggap mewakili populasi.
Selanjutnya kelas pertama dijadikan kelas eksperimen yang akan diberikan
pembelajaran dengan model CORE dan kelas kedua dijadikan kelas kontrol dan
akan diberikan pembelajaran konvensional.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 1998: 151).
Instrumen Penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data adalah :
1. Tes
Menurut Arikunto (2009:53) tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
adalah tes objektif pilihan ganda yang terdiri dari soal-soal tentang beberapa topik
yang diujicobakan.
Instrumen tes digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan
kognitif yang berujung pada perolehan ketuntasan belajar siswa. Sehingga dari
data tersebut diperoleh informasi tentang seberapa jauh peningkatan ketuntasan
belajar siswa antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.
Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan dosen pembimbing. Selanjutnya soal tes diujicobakan kepada kelas
non sampel untuk mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda dan indeks
kesukaran soal. Uji coba tes ini dilaksanakan di salah satu sekolah dengan cluster
sekolah yang sama dengan sampel penelitian dan siswa sekolah tersebut sudah
mendapatkan materi yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian,
instrument yang digunakan diharapkan dapat mengukur subjek penelitian dengan
baik.
Berikut ini adalah perhitungan uji instrument yaitu :
a. Uji Validitas
Menurut Suherman (2003:102) suatu alat uji disebut absaha atau
shahih apabila alat tersebut mengevaluasi apa yang harus dievaluasi.
Uji validitas ini berfungsi untuk mengukur ketepatan alat evaluasi
dalam melaksanakan fungsinya. Untuk menentukan validitas soal
secara keseluruhan digunakan rumus kolerasi product moment dengan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
rxy =
Y = Kriterium (nilai rata-rata harian peserta tes)
Selanjutnya koefisien kolerasi yang diperoleh diinterprestasikan ke
dalam klasifikasi koefisien validitas menurut Guilford dalam
Suherman (2003:113), yang terdapat dalam Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Butir Soal Menurut Guilford
Koefisien Kolerasi Interpretasi
Sumber : Suherman (2003:113)
Sedangkan validitas untuk tiap soal dihitung dengan menggunakan
sumus yang sama, tetapi dengan variable yang berbeda, yaitu :
rxy =
√ –
Keterangan :
Rxy = Koefisien kelrelasi antara variable X dan Y
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
X = Skor tiap butir soal
Y = Skor total
b. Uji Reliabilitas
Menurut Suherman (2003: 131) realibilitas adalah suatu alat ukur
atau alat evaluasi yang dimaksud sebagai alat yang memberikan hasil
yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap
sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang
sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang
berbeda dan tempat yang berbeda. Hal tersebut tidak dipengaruhi oleh
pelaku, situasi dan kondisi.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Kuder dan Richardson
atau yang biasa dikenal dengan KR-20, yaitu :
r
11 =
Keterangan :
n = Banyaknya butir soal
Pi = Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i
qi = proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i,
jadi qi = 1- pi
St2 = varians skor total
Setelah koefisien reliabilitas diperoleh kemudian di interpretasikan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
(Suherman, 2003: 139) yang diinterpretasikan dalam Tabel 3. 2
kriterium berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Butir Soal Menurut Guilford
Koefisien Kolerasi Interpretasi
0,90 <rxy 1,00 Realibilitas sangat tinggi 0,70 < rxy Realibilitas tinggi
0,40 < rxy 0,70 Realibilitas sedang
0,20 < rxy 0,40 Realibilitas rendah
0,00 < rxy 0,20 Realibilitas sangat rendah rxy 0,00 Tidak Realibilitas
c. Uji Daya Pembeda
Menurut Suherman (2003:159), daya pembeda dari sebuah butir
soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu
membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, siswa
yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang memiliki
kemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal,
digunakan rumus sebagai berikut :
DP =
Keterangan :
JBA = Jumlah siswa kelompok atas menjawab soal itu dengan benar
atau jumlah untuk kelompok atas.
JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
JSB = Jumlah siswa kelompok bawah
Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh dari
perhitungan diinterpretasikan dengan table 3.3 kriteria berikut
(Suherman : 161)
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford
Daya Pembeda Interpretasi
d. Uji Indeks Kesukaran Soal
Untuk mengetahui tingkat/indeks kesukaran dari tiap butir soal,
digunakan rumus sebagai berikut :
IK =
Keterangan :
JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.
JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.
JSA = jumlah siswa kelompok atas.
JSB = jumlah siswa kelompok bawah.
Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 0 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
2. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan kontrol yang digunakan untuk mendapatkan
data mengenai gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data ini
menjadi acuan mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran dikelas sampel yang
diberi perlakuan model Pembelajaran CORE. Keterlaksanaan proses pembelajaran
ini dinilai oleh dua orang observer yang mengamati seluruh tingkah laku guru dan
siswa. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010 : 203) yang menyatakan bahwa
teknik pengumpulan data observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.
3.6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan
tindakan, tahap penyusunan laporan. Secara lebih jelas dapat lihat dari rincian
berikut :
1. Tahap Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini meliputi :
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
b. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti yang berkenaan dengan
pembelajaran TIK di sekolah.
c. Pembuatan proposal penelitian, yang selanjutnya diseminarkan
d. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian
e. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
f. Penyusunan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
g. Melakukan studi pembuatan multimedia interaktif menggunakan Adobe
Flash 5.5
h. Uji instrumen tes.
i. Revisi instrumen tes beradasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan
sekaligus validasi istrumen.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan ini meliputi
a. Melakukan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model CORE pada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
c. Memberikan postes atau tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
d. Memberikan angket kepada siswa kelas eksperimen.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap analisis data ini meliputi
a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan data kualitatif dari kedua kelas.
b. Mengolah data kuantitatif berupa hasil pretes dan postes.
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
4. Tahap Penyusunan Data Hasil Penelitian
Kesimpulan diambil dari hasil pengolahan dan analisis data, serta pembahasan
yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut, selanjutnya dihubungkan dengan rumusan
masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan dalam BAB I.
3.7. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian dikategorikan dalam jenis data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil ujian siswa siswa (pretes
dan postes) sedangkan data data kualitatif meliputi data hasil pengisian angket,
data hasil observasi dan data hasil pengisian jurnal harian siswa. Data-data yang
diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah yang akan diuraikan berikut
ini.
1. Pengolahan Data Kuantitatif
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data
yang diperoleh, hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui Uji
Normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil
mewakili populasi ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan pada data skor
pretes dan postes. Pengujian ini dimaksud untuk menentukan uji statistic
yang akan digunakan selanjutnya.
Menurut Panggabean (2001, 132), langkah-langkah penyelidikan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
1) Hitung men skor kelompok eksperimen dan kelompok control
2) Hitung standar deviasi
3) Buat daftar frekuensi observasi (Oi) dan frekuensi (Ei) sebagai berikut :
a. Tentukan banyaknya kelas (k) dengan rumus :
k = 1 + 3,3 log n
n = jumlah siswa
b. Tentukan panjang kelas (p) dengan rumus :
p =
r = Rentang (skor terbesar – skor terkecil)
k = banyak kelas
c. Menghitung rata-rata dan standar deviasi dari data yang akan
diuji normalitasnya. Untuk menghitung nilai rata-rata (mean)
dari gaon digunakan persamaan :
Sedangkan untuk menghitung besarnya standar deviasi dari gain
digunakan persamaan :
= nilai rata-rata gain
i = nilai gain yang diperoleh siswa
n = jumlah siswa
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
d. Menetukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan :
Z =
s x bk
bk = batas kelas
e. Mencari frekuensi observasi (Oi) dengan menghitung banyaknya
respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan.
f. Mencari frekuensi harapan Ei dengan persamaan berikut :
Ei = nl
g. Menghitung Chi Square dengan persamaan berikut :
Oi = frekuensi observasi
Ei = Frekuensi yang diharapkan
h. Menetukan derajat kebebasan dengan rumus :
v = k - 3
4) Menentukan nilai dari daftar chi kuadrat (nilai table)
5) Menentukan nilai normalitas
- Bila hitung < tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel
berdistribusi normal
- Bila hitung > tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel
tidak berdistribusi normal
Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketaui datanya berdistribusi
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
statistik parametrik yang tepat untuk digunakan, kita memerlukan satu uji
lagi yaitu uji homogenitas.
b) Uji Homogenitas
Tingkat homogenitas dapat ditentukan menggunakan distribusi F.
Menurut Panggabean (2001:132) untuk menguji homogenitas variansi
digunakan persamaan: F =
= variansi yang lebih besar
= variansi yang lebih kecil
F = koefisien homogenitas kedua kelompok
Dan derajat kebebasan : v1 = (ni – 1) dan v2 = (n2 – 1) ; n1 =
jumlah anggota sampel yang memiliki varians lebih besar; n2 = jumlah
anggota sampel yang memiliki varians lebih kecil. Criteria yang digunakan
untuk menentukan apakah variansi homogen atau tidak adalah F hitung < F
table ,maka variansi homogen
c. Uji T
Menurut Panggabean (2001:151), untuk mengetahui ada perbedaan
mean (M) anta dua kelompok dengan sampel besar ( n ≤ 30 ) digunakan
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
M1 = Mean sampel kelompok eksperimen
M2 = Mean sampel kelompok control
N1 = Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
N2 = Jumlah anggota sampel kelompok control
S12 = Variansi sampel kelompok eksperimen
S12 = Variansi sampel kelompok control
Setelah t hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan t table.
a. Jika t hitung > t table, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Jika t hitung ≤ t table, maka H1 ditolak dan H0 diterima.
d. Analisa Data Indeks Gain
Teknik anlisis data untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
dalam penelitian ini menggunakan normalized gain, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Hake (1998:2) bahwa dengan mendapatkan nilai
rata-rata gain yang ternormalisir maka secara kasar akan dapat mengukur
efektifitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Nilai g dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
< g > =
Keterangan :
< g > = Nilai normalized gain.
Postscore = Persentase nilai postes.
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Setelah nilai <g> telah didapat dan dirata-ratakan, langkah
selanjutnya adalah menginterpretasikan nilai tersebut kedalam kriteria
berikut :
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Normalized Gain
Nilai < g > Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,70 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
Hake (1998:2)
2. Pengolahan Data Kualitatif
Pengolah data kualitatif ini mengolah beberapa hasil data sebagai berikut :
a. Pengolahan Data Hasil Observasi
Format isian pada lembar observasi berupa pilihan “ya” dan
“tidak”. “Ya” jika objek pengamatan tampak selama proses mengajar,
“tidak” jika objek pengamatan tidak tampak. “Ya” diinterpretasikan
dengan angka 1 dan “tidak” dengan angka 0. Rumus yang digunakan
untuk mencari persentase keterlaksanaan aktivitas tiap pertemuan adalah:
Persentase =
x 100%
Interpretasi mengenai persentase hasil observasi dikelompokkan
berdasarkan skala lima menurut Suherman (dalam Firdaus, 2009:47)
seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Kategori Persentase Observasi
Persentase Kategori
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
75% - 90% Baik
55% - 75% Cukup
40% - 55% Kurang
<40% Sangat Kurang
b. Pengolaha Data Hasil Angket
Untuk mengolah data hasil angket dilakukan dengan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti
oleh beberapa respon yang menunjukkan tingkatan seperti :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Bachtiar, Harsa w. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: Pustekom Dikbud
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ismihyani (2000). Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran
Teknik Jigsaw. Bandung: UPI
Jacob, C., Sumiaty, E., Puspita, E., Deddy, E. (2005). Pengembangan Model
CORE dalam Pembelajaran Logika dengan Pendekatan Reciprocal
Teaching Bagi Siswa SMA Negeri9 Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang.
Laporan Piloting. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Lismayanti, Siska. (2008).Perbandingan Kompetensi Strategis Antara Siswa SMP
yang Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Model ‘CORE’.
Marselia, Maya (2012). Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Film Animasi
Kartun Pada Pengenalan Perangkat Keras Komputer Dalam
Pembelajaran Tik Di Kelas VII. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Maulana. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan
Media Komik untuk Meningkatkan Motivasi Belajardan Prestasi Belajar.
Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Novianti, Rindu Rinjani. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Core Pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Ketuntasan
Belajar Siswa :Suatu Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viii
Smp Negeri 3 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan
Fisika FPMIPA UPI
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sax, G (1980). Principles of Educational and Psychological Measurement and
Evaluation. Second Editing. California: University of Washington
Sherwood, Arthur Lloyd. (2004). Problem-Based Learning in Management
Education: A Framework for Designing Context. Indiana State
University: Sagepub.com
Sudjana, Nana.(2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosda
Karya
Sudjana, Nana. (2009). Media Pengajaran. Bandung :Sinar Baru Aglesindo
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suherman, Eman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan
Pendidikan Matematika UPI
Taufiq (2008). The Aplication Of Reciprocal Learning On Physics To Improve
Self_Regulated Learning Of The 11th Grade Students Of Sma Negeri 11.
PROCEEDING The Second International Seminar on Science Education
Tresnawati, Yuyun. (2006). Penerapan Model CORE dengan Pendekatan
Keterampilan Meta kognitif pada Pembelajaran Matematika untuk
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis SMA. Skripsi FPMIPA UPI
Heri Wiharja, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Triyanto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
_______________(2002) Tersedia [Online]
http://www.geocities.com/guruvalah/psikologibelajar.pdf (20 Maret 2012)
_______________(2008) Tersedia [Online]
http://surimansmansa.wordpress.com/2008/05/08/pemanfaatan-teknologi-informasi-untuk-meningkatkan-mutu-pembelajaran.html (20 Juli 2012)
_______________(2010) Tersedia [Online]
http://robby01343.wordpress.com/2010/04/14/formulasi-excel-standar-deviasi/ (5
September 2012)
_______________(2010) Tersedia [Online]