• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA:Studi Kasus Di SMP Negri 29 Bandung No Panggil SKOM WIH p-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA:Studi Kasus Di SMP Negri 29 Bandung No Panggil SKOM WIH p-2012."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

vi 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumumusan Masalah ... 5 2.1. Teori Belajar Kontruktivisme ... 9

2.2. Model Pembelajaran Konvensional ... 10

2.3. Model Pembelajaran CORE ... 12

2.4. Hasil Belajar ... 16

2.5. Ranah Kognitif... 19

2.6. Multimedia Pembelajaran ... 23

(2)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

vii

3.3. Desain Penelitian ... 30

3.4. Populasi dan Sampel ... 31

3.5. Instrumen Penelitian ... 32

3.6. Prosedur Penelitian ... 38

3.7. Teknik Pengolahan Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan MultimediaInteraktif sebagai Alat Bantu pada Model Pembelajaran CORE ... 47

4.2. Analisis Data Hasil Uji Instrumen ... 55

4.3. Analisis Hasil Penelitian ... 57

4.4. Deskripsi Data Penilaian Observer ... 65

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 75

5.2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(3)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kriteria Validitas Butir Soal Menurut Guilford ... 34

Tabel 3.2. Kriteria Realibilitas Butir Soal Menurut Guilford ... 36

Tabel 3.3. Krietria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford ... 37

Tabel 3.4. Kriteria Indeks Kesukaran ... 38

Tabel 3.5. Interpretasi Nilai Normalized Gain ... 45

Tabel 3.6. Kategori persentase Observasi ... 45

Tabel 4.1. Analisis Data hasil Uji Coba Instrumen Soal Pretes ... 56

Tabel 4.2. Analisis Data hasil Uji Coba Instrumen Soal Postes ... 57

Tabel 4.3. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.4. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.5. Uji Normalitas Skor Prestes dan Postes ... 61

Tabel 4.6. Uji Homogenitas Skor Pretes ddan Postes ... 62

Tabel 4.7. Uji Perbedaan Dua Rata-rata... 63

Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Indeks Gain ... 64

(4)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pendekatan Sistem Belajar ... 18

Gambar 2.2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

Gambar 2.3. Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia Dalam Pendidikan... 24

Gambar 4.1. Flow chart Multimedia Pembelajaran ... 49

Gambar 4.2. Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 50

Gambar 4.3. Aantarmuka Utama ... 52

Gambar 4.4. Antarmuka Menu Utama ... 52

Gambar 4.5. Antarmuka Pilihan Materi ... 53

Gambar 4.6. Antarmuka Kuis ... 54

Skor Total Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Gambar 4.4. Skor Total Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

(5)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Perangkat Pembelajaran... 77

Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 98

Lampiran C. Hasil Uji Instrumen Pilihan Ganda ... 142

Lampiran D. Hasil Penelitian ... 153

(6)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa dipungkiri telah menjadi

bagian penting dalam kehidupan manusia saat ini, setiap hari kita bersentuhan,

berinteraksi dan bergaul dengan teknologi informasi dan komunikasi ini. Mulai

dari handphone, laptop, tv dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman

semakin berkembang pula teknologi informasi dan komunikasi di dunia ini,

namun apakah kita bisa mengimbangi perkembangan teknologi informasi yang

begitu cepat itu. Tentu saja bisa, jika kita mau dan tekun dalam mempelajarinya.

Oleh karena itu departemen pendidikan nasional telah memandatkan bahwa mata

pelajaran TIK harus segera dipelajari dari usia dini. Dalam mempelajari TIK tidak

hanya faktor siswa saja yang berpengaruh, akan tetapi guru dan model

pembelajaran juga menjadi faktor penting dalam tercapainya hasil belajar yang

dituju.

Menurut Ruseffendi (Maulana, 2002:2) bahwa ada sepuluh faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa antara lain : (1) kecerdasan siswa; (2) kesiapan

belajar siswa; (3) bakat yang dimiliki siswa; (4) kemauan belajar siswa; (5) minat

siswa; (6) cara penyajian materi; (7) pribadi dan sikap guru; (8) suasana

pengajaran; (9) kompetensi guru; (10) kondisi masyaratkat luas.

(7)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

menyajikan bahan pelajaran agar tersampaikan dan bisa dikuasai oleh siswa.

Dalam penyajian bahan pelajaran ini, biasanya guru harus melibatkan berbagai

model, pendekatan serta strategi pengajaran. Di samping itu, pada praktek

penyajiannya, guru pun harus memperhitungkan beberapa hal yang berkaitan

dengan teknik penyajian yang harus dikuasai guru sebagai keterampilan

pengajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, seorang guru

dituntut untuk memiliki model mengajar yang sesuai dengan kondisi dan materi

pembelajaran yang akan disampaikan, dimana model mengajar merupakan

strategi pengajaran yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Taufiq (2008 : 1) menyatakan rendahnya hasil belajar salah

satunya dikarenakan oleh model mengajar yang biasa dilakukan oleh guru dalam

mengajar, serta kurang terbiasanya siswa belajar mandiri. Oleh karena itu

diperlukan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

belajar mandiri. Tidak hanya itu, proses pembelajaran adalah proses yang

menyeluruh dan saling berhubungan antara materi yang satu dengan lainnya.

Konsep awal yang diterima siswa menjadi syarat untuk penguasaan konsep

berikutnya. Pengetahuan awal siswa pada setiap pengalaman belajarnya akan

berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan apa yang dipelajari

(8)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

dan cara penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik

dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan

cara berdiskusi secara terbuka dalam proses pembelajaran yang lebih tepat dan

menarik

Salah satu pembelajaran yang dapat memfasilitasi tercapainya tujuan

tersebut adalah pembelajaran diskusi secara berkelompok. Dengan pembelajaran

diskusi berkelompok ini diharapkan semua kemampuan siswa tergali dengan baik.

Hanya saja pengembangan pembelajaran diskusi berkelompok ini dapat dirasakan

manfaatnya jika hubungan kerja sama antar siswa terjalin dengan baik,

komunikasi tercipta secara dialogis, kolaboratif dan partisipasi dapat terbentuk

dan terbina secara efektif serta hubungan persahabatan yang saling percaya dapat

terjalin dengan baik dan dinamis. Penerapan pembelajaran diskusi berkelompok

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas suatu masalah,

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan kualitas

interaksi dan komunikasi antar siswa, sehingga tercipta hubungan yang lebih

positif dan diharapkan berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu

alternatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran CORE. Model ini

adalah model diskusi yang digunakan untuk membantu siswa menghubungkan

pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dengan materi yang akan mereka

pelajari, mengorgainisir pengetahuan dan memperluas pengetahuan mereka.

Model CORE merupakan model diskusi yang mencakup empat proses

yaitu Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending (Jacob, 2005: 13). Model

(9)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

mengorganisasikan, mendalami dan menyampaikan pengetahuan yang ada dalam

pikiran siswa serta memperluas pengetahuan mereka dengan melakukan diskusi

pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dengan Connecting, siswa diajak

untuk dapat menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan

pengetahuannya terdahulu. Organizing membawa siswa untuk dapat

mengorganisasikan pengetahuannya. Kemudian dengan Reflecting, siswa dilatih

untuk dapat menjelaskan kembali informasi yang telah mereka peroleh dan

Extending, siswa dapat memperluas pengetahuan mereka pada saat diskusi

berlangsung.

Dalam model CORE siswa berdiskusi untuk menghubungkan pengetahuan

yang baru dengan apa yang telah mereka ketahui, mengkonstruksi pengetahuan,

meningkatkan kemampuan berpikir dan membantu memperluas pengetahuan

mereka. Sejalan dengan hal tersebut, Calfee et al., (dalam Jacob, 2005)

mengatakan bahwa ada empat hal yang dibahas dalam pembelajaran dengan

model CORE yaitu: Pertama, diskusi menentukan koneksi untuk belajar. Kedua,

diskusi membantu mengorganisasikan pengetahuan. Ketiga, diskusi yang baik

dapat meningkatkan berpikir reflektif dan Keempat, diskusi membantu

memperluas pengetahuan siswa. Hal ini, akan menimbulkan motivasi dan

pengetahuan yang akan menghasilkan pemaknaan dan pemahaman dalam

pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dengan model CORE juga dapat

bermanfaat bagi usaha-usaha perbaikan proses pembelajaran dalam upaya

(10)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing,

Reflecting, Extending ) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Kognitif Siswa”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu

model pembelajaran CORE ?

2. Apakah hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti mata pelajaranTIK

menggunakan model pembelajaran CORE lebih baik dari siswa yang

mengikuti mata pelajaran TIK secara Konvensional ?

3. Apakah penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan

hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran TIK ?

4. Bagaimana respon siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan

menggunakan model pembelajaran CORE ?

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari luasnya permasalahan yang dikaji, maka masalah yang

akan dibatasi dalam penelitina ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada penguasaan pokok bahasan

(11)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh pembelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan model pembelajaran CORE

terhadap hasil belajar kognitif siswa ranah pengetahuan (C1)

pemahaman (C2) dan penerapan (C3).

1.4. Definisi Operasional

1. Pengembangan multimedia pembelajaran pada model pembelajaran

CORE adalah sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran

TIK. Multimedia juga membantu guru dalam menerapkan

langkah-langkah model pembelajaran CORE. Penerapan model pembelajaran

CORE berbantu multimedia interaktif dilaksanakan pada kelas

eksperimen.

2. Model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran yang

mencakup 4 proses, yaitu Connecting (menghubungkan informasi lama

dengan informasi baru), Organizing (mengorganisasikan pengetahuan),

Reflecting (menjelaskan kembali informasi yang diperoleh), dan

Extending (memperluas pengetahuan).

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam Winkel

menggolongkan tiga tipe hasil belajar yang berkaitan dan saling

melengkapi. Ketiga kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan

(12)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

4. Ranah Kognitif adalah ranah berfikir hirarkis yang berisi

perilaku-perilaku yang menekankan hasil belajar intelektual yang mencakup

kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak

adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan

dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan

menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan

kemampuan mengevaluasi.

1.5. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian

ini adalah :

1. Untuk megetahui bagaimana pengembangan multimedia interaktif

sebagai alat bantu dalam model pembelajaran CORE.

2. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti mata

pelajaranTIK menggunakan model pembelajaran CORE lebih baik dari

siswa yang mengikuti mata pelajaran TIK secara Konvensional.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa terhadap

mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran CORE.

4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran TIK dengan

(13)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara

lain:

1. Bagi guru, temuan penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai

bahan pertimbangan model pembelajaran pada materi-materi

pembelajaran lainnya.

2. Bagi siswa, sebagai masukan yang memberi kesempatan untuk

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi peneliti, temuan penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar

dan masukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.

1.7. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan

penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“Penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajar

(14)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Pengembangan multimedia didasarkan pada metode pengembangan

multimedia yang diadopsi dari Munir (2008:195) sebagaimana telah dipaparkan

pada bab sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam

pengembangan multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Tahap Analisis

Menurut Munir (2008: 196) Pada tahap ini diterapkan tujuan

pengembangan software, baik bagi pelajar, guru maupun bagi lingkungan.

Untuk keperluan tersebut maka analisis dilakukan berkerjasama dengan

guru dalam mempelajari kurikulum TIK disekolah. Penulis melakukan

pengkajian untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi disekolah

dalam penyampaian materi. Permasalahan yang didapat dianalisis untuk

mencari beberapa solusi alternatif

2. Tahap Desain

Dalam menerapkan model pembelajaran, guru membutuhkan alat bantu

dalam penyampaian materi. Maka dari itu, penulis memilih multimedia

sebagai alat bantu model pembelajaran CORE dalam penyampaian materi.

Pada tahap ini dilakukan persiapan pokok bahasan untuk materi

pembelajaran yang akan disajikan didalam program multimedia sesuai

(15)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Adapun SK dan KD dari mata pelajaran TIK SMP Kelas VIII yang

diambil adalah SK No.1 yaitu Menggunakan perangkat lunak pengolah

kata untuk menyajikan informasi dengan KD No.1.4 Menjelaskan fungsi

dan menggunakan menu dan ikon pada program pengolah kata.

3. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan software meliputi langkah-langkah : penyediaan

papan cerita, carata alir, aturcara, memperhatikan grafis, media (suara dan

video) dan pengintegrasian sistem Munir (2008:199). Setelah menentukan

desain multimedia, pada tahap pengembangan penulis membuat alur cerita

(flowchart) dan papan cerita (storyboard) yang akan diaplikasikan pada

multimedia pembelajaran. Setelah tahap merancang flowchart dan

storyboard, tahap selanjutnya adalah proses produksi program, proses

produksi program dilakukan dengan menggunakan program aplikasi

Adobe Flash 5.5 Proses produksi tersebut menggunakan berbagai tools

yang telah disediakan, kombinasi actionscript dan berbagai komponen

yang ada pada program aplikasi tersebut.

4. Tahap Implementasi

Setelah melalui tahap analisis, desain dan pengembangan, multimedia

yang dibuat diimplementasikan dikelas eksperimen sebagai alat bantu pada

model pembelajaran CORE. Siswa dapat menggunakan software

multimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan

individu atau kelompok Munir (2008:200). Pengimplementasian

(16)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

dalam penyampaian materi pada penelirian yaitu setelah pretes dan

sebelum postes.

5. Tahap Penilaian

Tahap penilaian merupakan tahap yang memperlihatkan hasil tentang

kesesuian software multimedia tersebut dengan program pembelajaran.

Pendekatan penilaian ditentukan seperti penilaian dalam kemampuan

literasi komputer, literasi materi pembelajaran dan tahap motivasi peserta

didik.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang akan peneliti pakai dalam penelitian ini adalah metode quasi

experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode

kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

menggunakan penugasan random (random assignment) melainkan dengan

menggunakan kelompok yang sudah ada. Dengan metode ini diharapkan dalam

pelaksanaan penelitian pembelajaran berlangsung secara alami yang

memberikan kontribusi terhadap tingkat kevalidan penelitian.

3.3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(17)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Group Pretest Treatment Posttest

E

X1: Perlakuan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CORE.

X2 : Perlakuan dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini sampel didesain menjadi dua

kelompok penelitian yaitu kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran

CORE sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan model

pembelajaran konvensional yang dilakukan di sekolah sebagai kelas kontrol.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data

yang digunakan. Sugiyono (2010 : 117) menjelaskan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang diambil dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Bandung yang berada di

(18)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

dan VIII-I SMPN 29 Bandung. Pengambilan sampel berdasarkan teknik

Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2010: 123), purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu untuk mencapai suatu

tujuan tertentu dikarenakan keterbatasan populasi. Bila ada populasi yang besar

dan peneliti tidak mampu mempelajari semuanya dikarenakan keterbatasan waktu,

tenaga, biaya dan lainnya, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi tersebut. Peneliti menetapkan kelas J sebagai sampel dalam

penelitian. Pemilihan sampel ini tidak lepas dari rekomendasi guru TIK disekolah

bersangkutan yang menyatakan bahwa kelas tersebut dianggap mewakili populasi.

Selanjutnya kelas pertama dijadikan kelas eksperimen yang akan diberikan

pembelajaran dengan model CORE dan kelas kedua dijadikan kelas kontrol dan

akan diberikan pembelajaran konvensional.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 1998: 151).

Instrumen Penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data adalah :

1. Tes

Menurut Arikunto (2009:53) tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara

(19)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

adalah tes objektif pilihan ganda yang terdiri dari soal-soal tentang beberapa topik

yang diujicobakan.

Instrumen tes digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan

kognitif yang berujung pada perolehan ketuntasan belajar siswa. Sehingga dari

data tersebut diperoleh informasi tentang seberapa jauh peningkatan ketuntasan

belajar siswa antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.

Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes dikonsultasikan terlebih

dahulu dengan dosen pembimbing. Selanjutnya soal tes diujicobakan kepada kelas

non sampel untuk mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda dan indeks

kesukaran soal. Uji coba tes ini dilaksanakan di salah satu sekolah dengan cluster

sekolah yang sama dengan sampel penelitian dan siswa sekolah tersebut sudah

mendapatkan materi yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian,

instrument yang digunakan diharapkan dapat mengukur subjek penelitian dengan

baik.

Berikut ini adalah perhitungan uji instrument yaitu :

a. Uji Validitas

Menurut Suherman (2003:102) suatu alat uji disebut absaha atau

shahih apabila alat tersebut mengevaluasi apa yang harus dievaluasi.

Uji validitas ini berfungsi untuk mengukur ketepatan alat evaluasi

dalam melaksanakan fungsinya. Untuk menentukan validitas soal

secara keseluruhan digunakan rumus kolerasi product moment dengan

(20)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

rxy =

Y = Kriterium (nilai rata-rata harian peserta tes)

Selanjutnya koefisien kolerasi yang diperoleh diinterprestasikan ke

dalam klasifikasi koefisien validitas menurut Guilford dalam

Suherman (2003:113), yang terdapat dalam Tabel 3.1)

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Butir Soal Menurut Guilford

Koefisien Kolerasi Interpretasi

Sumber : Suherman (2003:113)

Sedangkan validitas untuk tiap soal dihitung dengan menggunakan

sumus yang sama, tetapi dengan variable yang berbeda, yaitu :

rxy =

√ –

Keterangan :

Rxy = Koefisien kelrelasi antara variable X dan Y

(21)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

X = Skor tiap butir soal

Y = Skor total

b. Uji Reliabilitas

Menurut Suherman (2003: 131) realibilitas adalah suatu alat ukur

atau alat evaluasi yang dimaksud sebagai alat yang memberikan hasil

yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap

sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang

sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang

berbeda dan tempat yang berbeda. Hal tersebut tidak dipengaruhi oleh

pelaku, situasi dan kondisi.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Kuder dan Richardson

atau yang biasa dikenal dengan KR-20, yaitu :

r

11 =

Keterangan :

n = Banyaknya butir soal

Pi = Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

qi = proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i,

jadi qi = 1- pi

St2 = varians skor total

Setelah koefisien reliabilitas diperoleh kemudian di interpretasikan

(22)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

(Suherman, 2003: 139) yang diinterpretasikan dalam Tabel 3. 2

kriterium berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Butir Soal Menurut Guilford

Koefisien Kolerasi Interpretasi

0,90 <rxy 1,00 Realibilitas sangat tinggi 0,70 < rxy Realibilitas tinggi

0,40 < rxy 0,70 Realibilitas sedang

0,20 < rxy 0,40 Realibilitas rendah

0,00 < rxy 0,20 Realibilitas sangat rendah rxy 0,00 Tidak Realibilitas

c. Uji Daya Pembeda

Menurut Suherman (2003:159), daya pembeda dari sebuah butir

soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu

membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, siswa

yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang memiliki

kemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal,

digunakan rumus sebagai berikut :

DP =

Keterangan :

JBA = Jumlah siswa kelompok atas menjawab soal itu dengan benar

atau jumlah untuk kelompok atas.

JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.

(23)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

JSB = Jumlah siswa kelompok bawah

Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh dari

perhitungan diinterpretasikan dengan table 3.3 kriteria berikut

(Suherman : 161)

Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford

Daya Pembeda Interpretasi

d. Uji Indeks Kesukaran Soal

Untuk mengetahui tingkat/indeks kesukaran dari tiap butir soal,

digunakan rumus sebagai berikut :

IK =

Keterangan :

JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.

JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.

JSA = jumlah siswa kelompok atas.

JSB = jumlah siswa kelompok bawah.

Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan

(24)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

IK = 0 Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan kontrol yang digunakan untuk mendapatkan

data mengenai gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data ini

menjadi acuan mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran dikelas sampel yang

diberi perlakuan model Pembelajaran CORE. Keterlaksanaan proses pembelajaran

ini dinilai oleh dua orang observer yang mengamati seluruh tingkah laku guru dan

siswa. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010 : 203) yang menyatakan bahwa

teknik pengumpulan data observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.

3.6. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan

tindakan, tahap penyusunan laporan. Secara lebih jelas dapat lihat dari rincian

berikut :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini meliputi :

(25)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

b. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti yang berkenaan dengan

pembelajaran TIK di sekolah.

c. Pembuatan proposal penelitian, yang selanjutnya diseminarkan

d. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian

e. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

f. Penyusunan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

g. Melakukan studi pembuatan multimedia interaktif menggunakan Adobe

Flash 5.5

h. Uji instrumen tes.

i. Revisi instrumen tes beradasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan

sekaligus validasi istrumen.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan ini meliputi

a. Melakukan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model CORE pada

kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

c. Memberikan postes atau tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

d. Memberikan angket kepada siswa kelas eksperimen.

3. Tahap Analisis Data

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap analisis data ini meliputi

a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan data kualitatif dari kedua kelas.

b. Mengolah data kuantitatif berupa hasil pretes dan postes.

(26)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

4. Tahap Penyusunan Data Hasil Penelitian

Kesimpulan diambil dari hasil pengolahan dan analisis data, serta pembahasan

yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut, selanjutnya dihubungkan dengan rumusan

masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan dalam BAB I.

3.7. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian dikategorikan dalam jenis data kuantitatif

dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil ujian siswa siswa (pretes

dan postes) sedangkan data data kualitatif meliputi data hasil pengisian angket,

data hasil observasi dan data hasil pengisian jurnal harian siswa. Data-data yang

diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah yang akan diuraikan berikut

ini.

1. Pengolahan Data Kuantitatif

a) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data

yang diperoleh, hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui Uji

Normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil

mewakili populasi ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan pada data skor

pretes dan postes. Pengujian ini dimaksud untuk menentukan uji statistic

yang akan digunakan selanjutnya.

Menurut Panggabean (2001, 132), langkah-langkah penyelidikan

(27)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

1) Hitung men skor kelompok eksperimen dan kelompok control

2) Hitung standar deviasi

3) Buat daftar frekuensi observasi (Oi) dan frekuensi (Ei) sebagai berikut :

a. Tentukan banyaknya kelas (k) dengan rumus :

k = 1 + 3,3 log n

n = jumlah siswa

b. Tentukan panjang kelas (p) dengan rumus :

p =

r = Rentang (skor terbesar – skor terkecil)

k = banyak kelas

c. Menghitung rata-rata dan standar deviasi dari data yang akan

diuji normalitasnya. Untuk menghitung nilai rata-rata (mean)

dari gaon digunakan persamaan :

Sedangkan untuk menghitung besarnya standar deviasi dari gain

digunakan persamaan :

= nilai rata-rata gain

i = nilai gain yang diperoleh siswa

n = jumlah siswa

(28)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

d. Menetukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan :

Z =

s x bk

bk = batas kelas

e. Mencari frekuensi observasi (Oi) dengan menghitung banyaknya

respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan.

f. Mencari frekuensi harapan Ei dengan persamaan berikut :

Ei = nl

g. Menghitung Chi Square dengan persamaan berikut :

Oi = frekuensi observasi

Ei = Frekuensi yang diharapkan

h. Menetukan derajat kebebasan dengan rumus :

v = k - 3

4) Menentukan nilai dari daftar chi kuadrat (nilai table)

5) Menentukan nilai normalitas

- Bila hitung < tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel

berdistribusi normal

- Bila hitung > tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel

tidak berdistribusi normal

Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketaui datanya berdistribusi

(29)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

statistik parametrik yang tepat untuk digunakan, kita memerlukan satu uji

lagi yaitu uji homogenitas.

b) Uji Homogenitas

Tingkat homogenitas dapat ditentukan menggunakan distribusi F.

Menurut Panggabean (2001:132) untuk menguji homogenitas variansi

digunakan persamaan: F =

= variansi yang lebih besar

= variansi yang lebih kecil

F = koefisien homogenitas kedua kelompok

Dan derajat kebebasan : v1 = (ni – 1) dan v2 = (n2 – 1) ; n1 =

jumlah anggota sampel yang memiliki varians lebih besar; n2 = jumlah

anggota sampel yang memiliki varians lebih kecil. Criteria yang digunakan

untuk menentukan apakah variansi homogen atau tidak adalah F hitung < F

table ,maka variansi homogen

c. Uji T

Menurut Panggabean (2001:151), untuk mengetahui ada perbedaan

mean (M) anta dua kelompok dengan sampel besar ( n ≤ 30 ) digunakan

(30)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

M1 = Mean sampel kelompok eksperimen

M2 = Mean sampel kelompok control

N1 = Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

N2 = Jumlah anggota sampel kelompok control

S12 = Variansi sampel kelompok eksperimen

S12 = Variansi sampel kelompok control

Setelah t hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan t table.

a. Jika t hitung > t table, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika t hitung ≤ t table, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

d. Analisa Data Indeks Gain

Teknik anlisis data untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

dalam penelitian ini menggunakan normalized gain, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Hake (1998:2) bahwa dengan mendapatkan nilai

rata-rata gain yang ternormalisir maka secara kasar akan dapat mengukur

efektifitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Nilai g dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

< g > =

Keterangan :

< g > = Nilai normalized gain.

Postscore = Persentase nilai postes.

(31)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Setelah nilai <g> telah didapat dan dirata-ratakan, langkah

selanjutnya adalah menginterpretasikan nilai tersebut kedalam kriteria

berikut :

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Normalized Gain

Nilai < g > Interpretasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Hake (1998:2)

2. Pengolahan Data Kualitatif

Pengolah data kualitatif ini mengolah beberapa hasil data sebagai berikut :

a. Pengolahan Data Hasil Observasi

Format isian pada lembar observasi berupa pilihan “ya” dan

“tidak”. “Ya” jika objek pengamatan tampak selama proses mengajar,

“tidak” jika objek pengamatan tidak tampak. “Ya” diinterpretasikan

dengan angka 1 dan “tidak” dengan angka 0. Rumus yang digunakan

untuk mencari persentase keterlaksanaan aktivitas tiap pertemuan adalah:

Persentase =

x 100%

Interpretasi mengenai persentase hasil observasi dikelompokkan

berdasarkan skala lima menurut Suherman (dalam Firdaus, 2009:47)

seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Kategori Persentase Observasi

Persentase Kategori

(32)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

75% - 90% Baik

55% - 75% Cukup

40% - 55% Kurang

<40% Sangat Kurang

b. Pengolaha Data Hasil Angket

Untuk mengolah data hasil angket dilakukan dengan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti

oleh beberapa respon yang menunjukkan tingkatan seperti :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

(33)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Bachtiar, Harsa w. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: Pustekom Dikbud

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ismihyani (2000). Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran

Teknik Jigsaw. Bandung: UPI

Jacob, C., Sumiaty, E., Puspita, E., Deddy, E. (2005). Pengembangan Model

CORE dalam Pembelajaran Logika dengan Pendekatan Reciprocal

Teaching Bagi Siswa SMA Negeri9 Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang.

Laporan Piloting. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Lismayanti, Siska. (2008).Perbandingan Kompetensi Strategis Antara Siswa SMP

yang Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Model ‘CORE’.

Marselia, Maya (2012). Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Film Animasi

Kartun Pada Pengenalan Perangkat Keras Komputer Dalam

Pembelajaran Tik Di Kelas VII. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Maulana. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan

Media Komik untuk Meningkatkan Motivasi Belajardan Prestasi Belajar.

Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(34)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Novianti, Rindu Rinjani. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Core Pada Mata

Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Ketuntasan

Belajar Siswa :Suatu Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viii

Smp Negeri 3 Bandung. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sax, G (1980). Principles of Educational and Psychological Measurement and

Evaluation. Second Editing. California: University of Washington

Sherwood, Arthur Lloyd. (2004). Problem-Based Learning in Management

Education: A Framework for Designing Context. Indiana State

University: Sagepub.com

Sudjana, Nana.(2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosda

Karya

Sudjana, Nana. (2009). Media Pengajaran. Bandung :Sinar Baru Aglesindo

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suherman, Eman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan

Pendidikan Matematika UPI

Taufiq (2008). The Aplication Of Reciprocal Learning On Physics To Improve

Self_Regulated Learning Of The 11th Grade Students Of Sma Negeri 11.

PROCEEDING The Second International Seminar on Science Education

Tresnawati, Yuyun. (2006). Penerapan Model CORE dengan Pendekatan

Keterampilan Meta kognitif pada Pembelajaran Matematika untuk

Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis SMA. Skripsi FPMIPA UPI

(35)

Heri Wiharja, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Triyanto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

_______________(2002) Tersedia [Online]

http://www.geocities.com/guruvalah/psikologibelajar.pdf (20 Maret 2012)

_______________(2008) Tersedia [Online]

http://surimansmansa.wordpress.com/2008/05/08/pemanfaatan-teknologi-informasi-untuk-meningkatkan-mutu-pembelajaran.html (20 Juli 2012)

_______________(2010) Tersedia [Online]

http://robby01343.wordpress.com/2010/04/14/formulasi-excel-standar-deviasi/ (5

September 2012)

_______________(2010) Tersedia [Online]

Gambar

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Butir Soal Menurut Guilford
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Butir Soal Menurut Guilford
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Menurut Guilford
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Pada Pembelajaran Menggunakan Media Kartun Konsep Sistem Imunitas.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

 Peserta didik dibimbing untuk mencari informasi penting dalam bacaan dan kaitkan dengan tujuan pembelajaran dan tema yang berlangsung..  Peserta didik diberi

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar

Untuk aplikasi ICMP, FTP maupun Iperf, jaringan DSTM memiliki kinerja lebih rendah dari pada jaringan IPv6 dan IPv4, karena waktu kirim paket yang dibutuhkan

[r]

Pada sistem DS-SS sinyal informasi ditebar menjadi sinyal yang memiliki spektrum frekuensi yang jauh lebih lebar dibanding spektrum sinyal aslinya dengan sebuah

Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan sebagai dampak

Untuk mengetahui keterampilan menulis paragraf dengan teknik modelling siswa kelas V i H SMP Bina Tama Palembang, penulis menggunakan tiga jenis instrumen penelitian,