• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ialah bangsa yang besar disebabkan kekayaan budayanya, tercatat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ialah bangsa yang besar disebabkan kekayaan budayanya, tercatat"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia ialah negara kepualauan dengan budayanya yang berbeda per daerahnya. Perbedaan budaya pada setia daerah di Indonesia mencerminkan bahwa Indonesia ialah bangsa yang besar disebabkan kekayaan budayanya, tercatat sebanyak 7.241 budaya yang dimiliki Indonesia.1 Kekayaan budaya Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki identitas yang kuat dan memiliki kualitas budaya yang sangat baik. Budaya Indonesia sangat beragam, tidak hanya dari segi bahasa tetapi juga banyak kesenian yang dimilikinya. Setiap wilayah Indonesia mempunyai lagu daerahnya, alat musik serta pakaian adatnya.

Selain keanekaragaman budaya yang merupakan kekayaan suatu negara, budaya juga merupakan isu sensitif dari berbagai perspektif. Maraknya isu pengakuan terhadap budaya membuat pemerintah mengambil sikap untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia dengan mendaftarkan seluruh kekayaan budaya Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda/Warisan Budaya Benda baik berupa kesenian, tradisi maupun permainan tradisional. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk menghindari pengakuan negara lain terhadap budaya Indonesia di kemudian hari. Selain mendaftarkan budaya, Indonesia mencari legitimasi melalui

1 Gerakan Literasi Nasional, Warisan Budaya Tak Benda, accessed August 23, 2021, https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/formulir-warisan-budaya-tak-benda/.

(2)

2

diplomasi. Salah satu cara agar mendapatkan legitimasi yaitu dengan mempromosikan budaya Indonesia ke luar negeri. Dengan hal tersebut, Indonesia juga dapat menghindari konflik dengan negara lain mengenai pengakuan budaya.

Keanekaragaman budaya Indonesia begitu berpotensi sebab kekayaannya begitu beragam, sehingga Indonesia harus terus mengembangkan hubungan kerjasama dengan negara lain agar potensi Indonesia dapat terwujud. Budaya merupakan alat diplomasi yang sangat efektif, karena budaya memiliki komponen umum yang dimiliki didalam budaya setiap negara didunia yaitu budaya memiliki sifat yang mudah dipahami dan dapat dimengerti hingga dari orang-orang yang memiliki budaya berbeda, dengan adanya budaya dapat menyatukan berbedaan tersebut. Aspek positif dari budaya yaitu dapat membuka jalan bagi diplomasi.

Diplomasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pertemuan, konferensi atau negosiasi. Ada berbagai jenis diplomasi, salah satunya adalah diplomasi kebudayaan. Menurut teori oleh Sartika, diplomasi kebudayaan dapat menjadi instrumen khusus untuk memantik hubungan harmonis antar kedua negara yakni diplomasi secara halus yang dapat mengintegrasikan berbagai sektor seperti pendidikan sekaligus kebudayaan.2 Untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya, Indonesia membutuhkan dukungan dan kerjasama dari dalam dan luar negeri dengan aktor-aktor internasional.

Sehubungan dengangan hal tersebut, Kemenetrian Pendidikan dan Kebudaya Republik Indonesia bersama Kementerian Luar Negeri pada tanggal 18

2 Sartika Soesilowati, 2017, Diplomasi Soft Power Indonesia Melalui Atase Pendidikan Dan Kebudayaan, Jurnal Global & Strategis, vol. 9, no. 2, hal. 293.

(3)

3

Desember 2007 melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh telah meresmikan Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara di Kamboja.3 Setiap perwakilan negara di luar negeri belum tentu memiliki PUSBUDI Nusantara, syarat berdirinya PUSBUDI Nusantara negara tersebut harus memiliki persamaan budaya, adat istiadat, dan perlunya pelestarian budaya dengan Indonesia.4 Sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan mudah karena adanya persamaan budaya.

PUSBUDI Nusantara diadakan di Kamboja karena Indonesia serta Kamboja secara historis sudah mempunyai persamaan perihal budayanya, seperti adanya persamaan bahasa dan beberapa peninggalan sejarah sehingga Indonesia serta Kamboja mempunyai relasi akrab perihal tradisi, budaya, kekerabatan, serta historis diantaranya. Seperti candi Borobudur dan Prambanan di Jawa Timur dan kompleks Angkor di Kamboja, serta keberadaan komunitas agama Budha di masing-masing negara.5 Pertalian dan persamaan budaya antara Indonesia dengan Kamboja itu telah mendorong adanya kolaborasi budaya antara kedua bangsa yang terus berlangsung melalui berbagai kerjasama budaya.

PUSBUDI Nusantara merupakan tempat yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia dibawah naungan KBRI Phnom Penh untuk mempelajari berbagai budaya mengenai Indonesia seperti belajar berbagai macam tarian, belajar alat

3 Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara, About Us, accessed September 1, 2021, http://www.pusbudi-nusantara.com/about-us/.

4 Himaprodi Bastra Prancis UB, Kuliah Tamu ‘Etika Profesi’ by Mr. Janu Sekeretaris I KBRI

Kamboja, accessed April 18, 2022,

https://www.youtube.com/watch?v=MWXK1_WCEj8&t=2666s.

5 Nahar Cahyandaru, 2015, Monitoring Dan Evaluasi Hasil Pemugaran Gapura Royal Palace Angkor Thom Kamboja, Jurnal Konservasi Cagar Budaya, vol. 9, no. 1, hal. 49–61.

(4)

4

musik tradisional, menonton film Indonesia, dan belajar bahasa Indonesia.

PUSBUDI Nusantara juga dijadikan tempat berdiskusi dan pengembangan citra budaya Indonesia sehingga dikenal oleh masyarakat Kamboja.

Salah satu fungsi dari berdirinya PUSBUDI Nusantara ialah mengperkenalkan identitas budaya bangsa Indonesia melalui berbagai koleksi pakaian tradisional dan peralatan musik tradisional yang dapat digunakan untuk pertunjukan atau pentas seni Indonesia di Kamboja. PUSBUDI Nusantara merupakan program yang dirancang oleh KBRI Phnom Penh dalam rangka mempromosikan Indonesia ke Kamboja.

PUSBUDI Nusantara menaruh perhatian khusus pada program pembelajaran kelas bahasa Indonesia dengan adanya pengetahuan masyarakat Kamboja mengenai bahasa Indonesia, maka akan tumbuh rasa untuk berminat mempelajari budaya yang ada di Indonesia. Selain itu, dengan mengikuti program pengajaran bahasa Indonesia berkesempatan menerima beasiswa dari Indonesia yang mana program tersebut telah menciptakan Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dengan banyaknya pertukaran pelajar Kamboja ke Indonesia.6

Menurut data yang diperoleh berdasarkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, PUSBUDI Nusantara telah melakukan Panji Manuscript untuk meningkatkan kerjasama budaya antar negara Indonesia dan Kamboja yang mana tindakan tersebut telah didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dimana dalam kegiatannya KBRI Phnom Penh bersama

6 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Semangat Pemelajar Kamboja Untuk Mencintai Bahasa Dan Budaya Indonesia Dan Meraih Mimpi Belajar Ke Indonesia, accessed September 1, 2021, https://kemlu.go.id/portal/id/read/2511/berita/semangat-pemelajar-kamboja-untuk- mencintai-bahasa-dan-budaya-indonesia-dan-meraih-mimpi-belajar-ke-indonesia.

(5)

5

PUSBUDI Nusantara melakukan program pembelajaran bahasa Indonesia selama 12 bulan kepada masyarakat umum atau mahasiswa Kamboja di lingkungan civitas akademik, sehingga tindakan ini dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mempromosikan budaya Indonesia di Kamboja sekaligus sebagai stimulus untuk memberangkatkan guru-guru atau tenaga pendidik bahasa Indonesia ke negara Kamboja dalam program berkelanjutan seperti pengadaan Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA).7 Berdasarkan adanya tindakan tersebut, maka dapat ditelaah bahwa penatalaksanaan diplomasi kebudayaan dari pemerintah Indonesia kepada negara Kamboja bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan, mengetahui bahwa antusiasme masyarakat atau mahasiswa Kamboja terhadap kebudayaan dan bahasa Indonesia sangatlah tinggi.8

Maka dari latar belakang ini penulis mengangkat judul “Diplomasi Kebudayaan Indonesia di Kamboja Melalui Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara.”

1.2 Rumusan Masalah

Didasari atas pemaparan yang melatarbelakangi penelitian, penulis menarik rumusan masalah, yakni: “Bagaimana Upaya Diplomasi Kebudayaan Indonesia Melalui Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara di Kamboja?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

7 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Laporan Kinerja KBRI Phnom Penh Tahun 2020,

accessed September 1, 2021,

https://kemlu.go.id/phnompenh/id/pages/laporan_kinerja__lkj__2020/4367/etc-menu.

8 STMIK Widya Utama, Mahasiswa Kamboja Antusias Belajar Bahasa Indonesia, accessed April 18, 2022, https://swu.ac.id/2020/03/mahasiswa-kamboja-antusias-belajar-bahasa-indonesia.

(6)

6

Penelitian berikut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui program Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara di Kamboja.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Perihal penelitian berikut, penulis berkeinginan dapat memberikan manfaat baik daripada aspek akademis ataupun praktis, yakni:

1.3.2.1 Manfaat Secara Akademis

Perspektif akademis, mengharapkan penelitian berikut mampu membantu para pembaca agar lebih memahami tentang usaha diplomasi kebudayaan Indonesia lewat Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara di Kamboja dan bisa menjadi refrensi serta dapat menjadi acuan komparasi untuk riset lanjutannya.

1.3.2.2 Manfaat Secara Praktis

Secara praktis penelitian berikut dapat menjelaskan mengenai diplomasi kebudayaan Indonesia di Kamboja melalui program Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara. Dengan kerjasama yang dijalin antara Indonesia dengan Kamboja diharapkan dapat mempertahankan citra baik Indonesia dan memberikan nilai positif atau saling menguntungkan antara Indonesia dengan Kamboja guna menggapai kepentingan nasionalnya.

1.4 Penelitian Terdahulu

Pertama: Ahmad Warid Ramdana dengan judul “Diplomasi Olah Raga Spanyol di Indonesia Melalui Sepak Bola”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana diplomasi olahraga yang dilakukan Sepanyol di Indonesia melalui olahraga sepak bola. Penelitian Ahmad Warid Ramdana dengan penelitian

(7)

7

ini memiliki persamaan konsep yaitu diplomasi, perbedaan yang terlihat hanyalah pada fokus kajiannya saja, dimana peneliti Ahmad Warid Ramdana berfokus pada bidang olahraga, sedangkan penelitian ini berfokus pada sosial dan budaya.9

Kedua: Asep Karim Amarullah dengan judul “Upaya Diplomasi Indonesia Melalui Program Rumah Budaya Indonesia di Berlin (Jerman)”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui program Rumah Budaya di sepuluh Negara khususnya di Berlin, Jerman. Penelitian Asep Karim Amarullah dengan penelitian ini memiliki persamaan konsep yaitu diplomasi kebudayaan untuk meningkatkan dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Perbedaan penelitian Asep Karim Amarullah dengan penelitian ini yaitu terlihat pada fokus wilayahnya yang digunakan.10

Ketiga: Richa Sulistyowardani dengan judul “Diplomasi Publik Indonesia Untuk Menjadikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi ASEAN”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana upaya yang dilakukan Indonesia dalam melakukan diplomasi publik agar Bahasa Indonesia diterima sebagai bahasa resmi ASEAN. Penelitian Richa Sulistyowardani dengan penelitian ini sama-sama menggunakan konsep diplomasi, yang mana hal ini mengupayakan agar budaya dan bahasa Indonesia di terima oleh publik internasional. Perbedaan yang terlihat ialah pada aktor diplomasi yang mana penelitian Richa Sulistyowardani lebih

9 Ahmad Warid Ramadana, 2015, Diplomasi Olah Raga Spanyol Di Indonesia Melalui Sepak Bola, Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

10 Asep Karim Amarullah, 2015, Upaya Diplomasi Indonesia Melalui Program Rumah Budaya Indonesia Di Berlin (Jerman), Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

(8)

8

menekankan kepada politik pemerintah, sedangkan penelitian ini berfokus pada sosial-budaya yang menggunakan kebudayaan dalam mempromosikan negara Indonesia di Kamboja.11

Keempat: Hari Obbie Darmawan dengan judul “Diplomasi Publik Republik Korea Selatan melalui Hallyu/Korean Wave Terhadap Perekonomian Republik Korea Selatan”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana Republik Korea Selatan mengembangkan perekonomian melalui diplomasi publiknya.

Penelitian Hari Obbie Darmawan dengan penelitian ini memiliki persamaan dalam konsep diplomasi. Perbedaan terdapat pada fokus kajiannya, penelitian Hari Obbie Darmawan berfokus pada pergerakan ekonomi, sedangkan penelitian ini berfokus pada hubungan diplomasi dan pengenalan budaya Indonesia kepada Kamboja dengan tujuan agar hubungan Indoneisa dapat terjalin dengan harmonis.12

Kelima: Fitri Kurniasari dengan judul “Diplomasi Publik Afrika Selatan Melalui Piala Dunia 2010”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana upaya yang dilakukan Afrika Selatan dalam melakukan diplomasi publik dengan memanfaatkan momentum Piala Dunia 2010. Penelitian Fitri Kurniasari dengan penelitian ini memliki persamaan dalam kosep diplomasi, sebagai upaya promosi suatu negara dalam meningkatkan minat negara lain terhadap negara tersebut. Perbedaan penelitian ini terdapat pada media dan kawasan negara yang diteliti, penelitian Fitri Kurniasari menggunakan Piala Dunia 2010 dan

11 Richa Sulistyowardani, 2015, Diplomasi Publik Indonesia Untuk Menjadikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi ASEAN, Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

12 Hari Obbie Darmawan, 2014, Diplomasi Publik Republik Korea Selatan Melalui Hallyu/Korean Wave, Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

(9)

9

bertempat di Afrika Selatan, sedangkan penelitian ini menggunakan Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara dan bertempat di kawasan Asia yaitu Kamboja.13

Keenam: Rivqi Riswandha dengan judul “Diplomasi Indonesia dalam Upaya Penetapan Tari Saman sebagai Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity (UNESCO)”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam menetapkan Tari Saman dalam UNESCO dan dampak pengakuan UNESCO tehadap Tari Saman sebagai warisan budaya tak benda dunia. Penelitian Rivqi Riswandha dengan penelitian ini memiliki persamaan konsep diplomasi dalam upaya mempertahankan budaya Indonesia sehingga mendapatkan pengakuan dari negara lain, perbedaannya terdapat dalam budaya yang dilakukan dan jenis pengakuannya, dalam penelitian Rivqi Riswandha menggunakan tari saman dan menekankan terhadap pengakuan tertulis yang dicatat UNESCO sedangkan dalam penelitian ini menekankan kepada pengakuan secara langsung bahwa kegiatan dan kesenian yang berada di Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara merupakan budaya Indonesia.14

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Nama peneliti/Judul

penelitian

Metodologi Hasil

13 Fitri Kurniasari, 2011, Diplomasi Publik Afrika Selatan Melalui Piala Dunia 2010, Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

14 Rivqi Riswandha, 2018, Diplomasi Indonesia Dalam Upaya Penetapan Tari Saman Sebagai Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity (UNESCO), Skripsi, Malang:

Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

(10)

10 1 Skripsi : Diplomasi

Olah Raga Spanyol di Indonesia Melalui Sepak Bola

Oleh : Ahmad Warid Ramdana

 Penelitian ini

bersifat deskriptif analitik

Menggunakan pendekatan diplomasi

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang penggambaran bentuk diplomasi olahraga spanyol di indonesia dan mengutarakan mengenai tujuan dan arah kerjasama tersebut bagi diplomasi olahraga spanyol, dalam penelitian ini

menggunakan soft power dalam menganalisa kerjasama dan diplomasi olahraga Spanyol ke Indonesia. Dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kerjasama indonesia dengan spanyol untuk meningkatkan kualitas olahraga terutama di bidang sepakbola dan bagaimana spanyol kemudian melakukan

(11)

11

diplomasi olahraga untuk meningkatkan citra dan keuntungan melalui meningkatnya minat dunia terhadap olahraga spanyol.

Dalam arti luas

menjelaskan bagaimana suatu kerjasma olahraga mampu dijadikan sebagai suatu bentuk diplomasi bagi suatu negara untuk memasarkan dirinya.

2 Skripsi : Upaya Diplomasi Indonesia Melalui Program Rumah Budaya Indonesia di Berlin (Jerman)

Oleh : Asep Karim Amarullah

Penelitian ini bersifat eksplanatif kualitatif

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang rumah budaya sebagai cara memperkenalkan identitas budaya nasional indonesia melalui beragam koleksi pakaian adat dan

perlengkapan kesenian tradisional yang dapat digunakan untuk keperluan pagelaran atau pementasan

(12)

12

seni adat tradisional indonesia di jerman.

Rumah budaya sendiri merupakan program kegiatan yang dirancang oleh Kemedikbud RI dalam rangka promosi indonesia di luar negeri.

Dalam skripsi ini

bertujuan agar mengetahui dan menganalisa upaya- upaya yang dilakukan pemerintah indonesia melalui program rumah budaya indonesia di sepuluh negara khususnya di Berlin, Jerman.

Adapun teori yang digukan. Pertama, teori soft power yaitu pihak lain dapat melakukan hal yang menguntungkan kita tanpa kita meminta atau

(13)

13

memaksanya untuk demikian. Kedua, diplomasi budaya yaitu suatu strategi bagi suatu negara untuk

melaksanakan suatu pembicaraan atau melakukan suatu

hubungan yang berkaitan dengan kebudayaan dalam aspek hubungan

internasional.

3 Skripsi : Diplomasi Publik Indonesia Untuk Menjadikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi ASEAN

Oleh : Richa Sulistyowardani

Penelitian ini bersifat deskriptif

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN ini

merupakan hal yang tidak mudah dibutuhkan upaya- upaya diplomasi publik, langkah strategis, dukungan politik bahasa yang kuat dari pemerintah,

(14)

14

instansi pendidikan dan masyarakat indonesia serta kekuatan nasiona untuk menjadi bahan

pertimbangan. Dalam skripsi ini bertujuan untukmemanfaatkan potensi dan penciptakan peluang indonesia di kawasan ASEAN.

4 Skripsi : Diplomasi Publik Republik Korea Selatan melalui

Hallyu/Korean Wave Terhadap

Perekonomian Republik Korea Selatan

Oleh : Hari Obbie Darmawan

Penelitian ini bersifat deskriptif Kualitatif

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang diplomasi publik Republik Korea Selatan yang

dihubungkan dengan peningkatan ekonomi.

Karena pada saat itu Republik Korea Selatan telah bermetamorfosis yang mana dulu dikenal sebagai negara industri berubah menjadi negara dengan tingkat ekonomi

(15)

15

yang tinggi dikarenakan diplomasi kebudayaan mereka berupa K-POP ke dunia internasional. Di Republik Korea Selatan sendiri diplomasi publik yang saat ini sangat menonjol memang di lakukan oleh pemerintah melalui bintang-bintang Republik Korea Selatan yang terkenal di luar negri, promosi negara dan kota dilakukan menggunakan jasa para artis tersebut.

Saat ini kebudayaan sudah menjadi suatu alat untuk mempromosikan negara, Republik Korea Selatan dengan baik dapat menjadikan budaya

mereka sebagai soft power yang dapat dijadikan

(16)

16

sebagai alat untuk mencapai kepentingan nasional.

5 Skripsi : Diplomasi Publik Afrika Selatan Melalui Piala Dunia 2010

Oleh : Fitri Kurniasari

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dilihat dari unit analisa lebih rendah dari pada unit explanasi

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang fenomena piala dunia yang melibatkan negara-negara seluruh dunia yang mana perhelatan akbar diadakan Afrika Selatan yang merupakan negara tertinggal dimata dunia.

Dengan adanya perhelatan akbar ini merupakan momentum bagi Afrika Selatan yang ingin memperlihatkan kepada kancah internasional bahwa Afrika juga mampu untuk meraih hak sebagai penyelenggara Piala Dunia. Dalam

mempromosikan Piala

(17)

17

Dunia peran media menjadi alat utama dalam upaya publik untuk mempromosikan kepada dunia internasional, salah satunya adalag media internet yang merupakan media diplomasi publik dengan situs web yang menawarkan berbagai macam promosi dan informasi negara

penyelenggara Piala Dunia dengan tujuan menarik para wisatawan untuk lebih antusias menghadiri momen Piala Dunia.

6 Skripsi : Diplomasi Indonesia dalam Upaya Penetapan Tari Saman sebagai Representative List of The Intangible

 Jenis

penelitian ini yang

digunakan eksplanatif

Dalam skripsi ini

menjelaskan tentang upaya diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia dalam melindungi tari Saman dengan menjadikannya

(18)

18 Cultural Heritage of

Humanity (UNESCO)

Oleh : Rivqi Riswandha

Metode penelitian kualitatif

warisan budaya tak benda dunia. Tujuannya ialah agar negara lain tidak dapat mengklaim tari Saman sebagai budaya ataupun benda asal negaranya serta menjadikan penguatan yang terakui dimata dunia bahwa tari Saman adalah milik Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perlindungan budaya melalui diplomasi kebudayaan terkait dengan penetapan tari Saman kedalam representafive list of intangible cultural heritage of humanity (unesco) agar tidak terjadi pengklaiman budaya Indonesia oleh negara lain.

(19)

19 1.5 Teori dan Konsep

Penelitian berikut menggunakan konsep guna mendukung terlaksananya penelitian, yakni konsep diplomasi kebudayaan.

1.5.1 Diplomasi Kebudayaan

Menurut Sumaryo Suryokusumo dalam Syahmin, diplomasi adalah kegiatan politik dan merupakan bagian dari kegiatan internasional yang saling berpengaruh dan kompleks, dengan melibatkan pemerintah dan organisasi internasional untuk mencapai tujuan tujuannya, melalui perwakilan diplomatik atau organ-organ lainnya.15 Sedangkan Menurut Nurika, diplomasi merupakan salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan kepentingan nasional suatu negara.

Diplomasi bagaikan alat utama dalam pencapaian kepentingan nasional yang berkaitan dengan negara lain atau organisasi internasional. Melalui diplomasi ini lah sebuah negara dapat membangun citra tentang dirinya. Dalam hubungan antar negara, pada umumnya diplomasi diterapkan sejak tingkat paling awal sebuah negara yang hendak melakukan hubungan bilateral dengan negara lain hingga keduanya mengembangkan hubungan selanjutnya.16 Menurut kedua pendapat di atas dapat di mengerti bahwa diplomasi adalah kegiatan politik dari suatu negara dengan menggunakan instrument pemerintahan yang ada untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati. Diplomasi sendiri juga merupakan alat yang penting bagi terciptanya tujuan yang telah disepakati negara yang sedang melakukan diplomasi melalui cara kerjasama.

15 A.K. Syahmin, 2018, Hukum Diplomatik: Dalam Kerangka Studi Analisis, Jakarta: Rajawali Press.

16 Rizki Rahmadini Nurika, 2017, Peran Globalisasi Di Balik Munculnya Tantangan Baru Bagi Diplomasi Di Era Kontemporer, Jurnal Sosial Politik, vol. 3, no. 1, hal. 126.

(20)

20

Diplomasi memiliki berbagai jenis salah satunya yaitu melalui budaya.

Budaya merupakan suatu hal yang pasti dimiliki oleh setiap negara, entah dari budaya berpakaiannya, budaya berbicara, budaya makan, budaya sopan santunnya dan budaya-budaya lainnya. Dengan budaya yang berbeda-beda bagi setiap negaranya, maka biasanya suatu negara sering melakukan kegiatan yang dapat mengenalkan budaya negara mereka kepada negara lain. Pertukaran budaya ini disebut juga sebagai Diplomasi Keudayaan. Menurut Milton C. Cummings diplomasi kebudayaan didefinisikan sebagai “the exchange of ideas, information, values, systems, traditions, beliefs, and other aspects of culture, with the intention of fostering mutual understanding.”17 Dengan adanya pertukaran ide, informasi, seni dan aspek kebudayaan lainnya antar satu negara dengan negara lainnya maupun masyarakatnya membuat diplomasi kebudayaan dianggap lebih efektif untuk mencapai tujuan dan meluasnya elemen-elemen budaya kepada masyarakat negara lain memberikan pengaruh terhadap pembentukan citra positif suatu negara.

Diplomasi kebudayaan merupakan salah satu kegiatan diplomasi yang sering kali dilakukan oleh berbagai negara untuk dapat saling memperkenalkan dan berbagi kebudayaan mereka dengan negara lain. Budaya merupakan sebuah media yang penting untuk dapat saling bertukar budaya dan pikiran. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan diplomasi kebudayaan sebagai salah satu media dalam upaya untuk menjaga dan memperkenalkan budaya Indonesia dengan

17 Mariano Martín Zamorano, 2016, Reframing Cultural Diplomacy: The Instrumentalization of Culture under the Soft Power Theory, Culture Unbound, vol. 8, no. 2, hal. 165–186.

(21)

21

baik dan sebagai salah satu upaya dalam menghindari kemungkinan-kemungkinan yang akan mengakibatkan budaya negara Indonesia di akui oleh negara lain.18

Diplomasi kebudayaan ini menekankan pada sebuah penggunaan budaya sebagai modal utamanya dan secara natural memberikan ruang untuk pastisipasi yang lebih luas. Diplomasi kebudayaan menggunakan hasil-hasil budaya sebagai manifestasi utamanya seperti melalui promosi budaya yang dimiliki oleh suatu negara, melalui mode pertukaran edukasi, seni dan budaya populer (bahasa, literatur, musik, dan film). Diplomasi kebudayaan menawarkan sesuatu yang tidak dapat ditawarkan oleh diplomasi politik, ekonomi, dan terutama diplomasi militer;

kemampuan untuk meyakinkan pihak lain melalui budaya, nilai-nilai, serta ide dan tidak melalui kekerasan dengan menggunakan kapabilitas militer, politik, maupun ekonomi.19

Diplomasi kebudayaan juga dapat dijadikan sebagai pelayanan dalam kepentingan nasional sebuah negara karena budaya merupakan unsur sangat penting dan menjadi unsur yang mudah untuk dapat diperkenalkan ke negara lain.

Budaya juga merupakan hal yang mudah untuk dapat diterima keberadaannya oleh negara lain tanpa menyinggung satu dan lain hal. Diplomasi kebudayaan beroperasi dalam rentang waktu yang panjang sehingga dapat menghubungkan pihak-pihak

18 Ien Ang, Yudhishthir Raj Isar, and Phillip Mar, 2015, Cultural Diplomacy: Beyond the National Interest?, International Journal of Cultural Policy, vol. 21, no. 4, hal. 365–381, http://dx.doi.org/10.1080/10286632.2015.1042474.

19 Van Kim Hoang Ha, 2016, Peran Diplomasi Budaya Dalam Mewujudkan Komunitas Sosial- Budaya Asean: Kasus Vietnam, Jurnal Ilmiah Kependidikan, vol. IX, no. 1, hal. 3, http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/khazanah/article/view/1069/990.

(22)

22

dari kelompok yang berkonflik, bahkan pada keadaan hubungan diplomatik yang negatif.20

Diplomasi kebudayaan memiliki batasan-batasan tertentu seperti diplomasi ini harus dilakukan dengan jangka waktu yang panjang. Diplomasi kebudayaan ini tidak dapat dilakukan dengan jangka waktu yang pendek, karena pertukaran maupun berbagi budaya dengan negara lain itu dilakukan dengan tujuan dapat memperkenalkan budaya sebagai identitas sebuah negara maka harus dilakukan dalam jangka waktu yang panjang agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai di mata mancanegara. Keberhasilan dari diplomasi kebudayaan tidak dapat diukur, hal tersebut karena tujuan dari diplomasi budaya adalah adanya pertukaran ide, informasi, nilai-nilai, dan aspek budaya lainnya.21 Maka dengan banyaknya yang perlu dicapai oleh diplomasi kebudayaan, hal ini dianggap keberhasilan dari diplomasi kebudayaan ini tidak dapat diukur.

Dalam hal ini Indonesia melakukan kegiatan diplomasi kebudayaan yakni mempromosikan dan mempopulerkan kebudayaan Indonesia dengan didirikannya PUSBUDI Nusantara yang dilakukan KBRI Phnom Penh dengan tujuan agar kebudayaan Indonesia dapat terus dilestarikan. PUSBUDI Nusantara ini berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Kamboja untuk dapat mengekspresikan dan untuk dapat menyajikan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat Kamboja, alur pemikiran tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut ini.

20 Ibid.

21 Anom, Komisi VI RNPK 2015 Kebijakan Pelestarian Dan Diplomasi Budaya, accessed June 11, 2021, https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/03/komisi-vi-rnpk-2015--kebijakan- pelestarian-dan-diplomasi-budaya-4018-4018-4018.

(23)

23

Gambar 1.1 Alur Pemikiran

Selanjutnya, sesuai dengan penelitian ini yang berfokus kepada paktek diplomasi kebudayaan yang dilakukan pemerintah Indonesia di Kamboja melalui PUSBUDI Nusntara yang menerapkam konsep diplomasi kebudayaan yang telah dijelaskan Milton C. Cummings. Dalam upaya pengenalan budaya Indonesia, melalui PUSBUDI Nusntara melakukan promosi-promosi kebudayaan agar dikenal

KBRI Phnom Penh

Pusat Budaya Indonesia (PUSBUDI) Nusantara

Kebudayaan Indonesia

Kesenian:

a. Tari b. Musik c. Film

Bahasa Indonesia dan Pendidikan di Indonesia

Kegiatan Diplomasi Kebudayaan

(24)

24

luas oleh masyarakat internasional khusunya Kamboja. Untuk menerapkan diplomasi kebudayaan, Indonesia menggunakan pertukaran ide, seni, dan aspek lainnya dalam bidang kebudayaan seperti yang telah di definisikan oleh Milton C.

Cumming. Dengan menggunakan cara tersebut maka akan membangun citra positif antara masyarakat Indonesia dan Kamboja sehingga terciptanya rasa saling menghormati antara kedua negara. Secara sederhana konsep diplomasi kebudayaan serta variable dan indikatornya dideskripsikan melalui tabel berikut.

Tabel 1.2 Penerapan Konsep Diplomasi Kebudayaan

Variabel Konsep Indikator Deskriptif

Diplomasi Kebudayaan Indonesia di Kamboja Melalui PUSBUDI Nusantara

Diplomasi Kebudayaan

Program

Pengajaran Tari dan Musik Tradisional

PUSBUDI Nusntara mengadakan pengajaran mengenai tari dan musik Indonesia kepada masyarakat Kamboja

Pertunjukan dan Festival Budaya

PUSBUDI Nusntara

mengadakan dan mengikuti seni pertunjukan/festival

(25)

25

Program Pengajaran Bahasa Indonesia

PUSBUDI Nusntara mengadakan program pembelajaran bahasa Indonesia Nonton Film

Indonesia

PUSBUDI Nusntara mengadakan nonton bersama film-film Indonesia

Berdasarkan pada konsep diplomasi kebudayaan yang dipakai dalam penelitian ini, penerapan Diplomasi Kebudayaan Indonesia di Kamboja Melalui PUSBUDI Nusantara menjadi variabel dalam penelitian ini. Lalu pada indikatornya terdiri dari upaya-upaya PUSBUDI Nusantara dalam menggunkan instrumen budaya untuk membangun citra positif, persahabatan, dan pemahaman antara masyarakat Indonesia dan Kamboja. Sehingga melalui indikator tersebut dapat diketahui bagaimana upaya Indonesia dalam melakukan praktek diplomasi kebudayaan di Kamboja melalui PUSBUDI Nusantara.

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

(26)

26

Peneliti mengaplikasikan jenis penelitian deskriptif, ialah perolehan datanya akan dianalisa serta dipaparkan berbentuk lisan ataupun tulisan. Penelitian ini memaparkan secara sistematis dari informasi yang didapat, serta dari perolehan riset lapangan ataupun kajian pustaka, hingga menjabarkan pemaparan hasil akhir penelitian.22

Dalam menganalisa data yang didapat mempergunakan teknik analisa secara kualitatif. Kualitatif ialah penelitian yang disertai pengumpul data dari berbagai objek misalkan foto, dokumentasi, serta catatan lapangan pada saat dilaksanakannya riset terkait. Penelitian kualitatif meliputi analisis pemahaman prilaku terhadap situasi dan fenomena yang sedang diteliti, tujuan penelitian ini yaitu untuk memahami kondisi dengan mengarahkan pada pendeskripsian dalam suatu peristiwa tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi.23

1.6.2 Batasan Waktu Penelitian

Batasan masalah berikut ditujukan guna mampu mencakup secara fokus topiknya, sehingga peneliti menetapkan batasannya, yakni pada tahun 2007 sampai 2020. Hal ini dikarenakan tahun 2007 merupakan waktu dimana program PUSBUDI Nusantara mulai disahkan hingga program-program yang terlaksana pada tahun 2020. Pemilihan tahun 2020 karena pada tahun ini peserta PUSBUDI Nusantara mengalami peningkatan dan pada tahun ini pula mengalami pandemi sehingga pada tahun berikutnya program-program tidak berjalan secara optimal.

22 Moh Nazir, 2005, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

23 Farida Nugrahani, 2014, Metode Penelitian Kualitatif, Solo: Cakra Books.

(27)

27 1.6.3 Batasan Materi Penelitian

Adapun tujuan untuk menentukan batasan materi disini agar pembahasan penelitian ini mengenai fenomena yang diamati tidak keluar dari kerangka penelitian yang ditentukan. Upaya pembatasan materi ini agar disamping penulis dapat tetap fokus, penulis dapat terbantu dalam menganalisa data yang sesuai dalam kerangka pemikiran penelitian ini. Batasan teruntuk penelitian ini ialah penulis akan mengulas perihal PUSBUDI Nusantara yang telah disahkan di Kamboja serta dampak relasi diplomasi terkait. Dalam penerapan diplomasi ini penulis menggunakan diplomasi kebudayaan.

1.6.4 Teknik Perolehan Data

Teknik perolehan data teruntuk penelitian berikut ialah teknik perolehan data sekunder serta primer supaya informasi yang didapatkan sifatnya mutlak serta bertepatan dengan realita. Berikut ialah teknik dalam penelitian berikut:

1.6.4.1 Sekunder

Teknik perolehan data sekunder diperoleh dari studi pustaka lalu disederhanakan lewat pemaparan konseptual. Studi pustaka yakni langkah pengumpulan sejumlah materi perihal topik riset serta informasi yang didapat dari sejumlah kajian serta disusun atas perolehan riset dari data yang didapat.

Pemaparannya diusahakan berkaitan satu sama lain serta bertepatan dengan kajian yang diteliti. Penyusun memperoleh data-data melalui berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis

(28)

28

referensi sumber yang berupa buku, perolehan penelitian terdahulu, artikel, catatan, serta jurnal yang kaitannya serupa dengan kajian yang diteliti.24

1.6.4.2 Primer

Teknik perolehan data primer didapat lewat pelaksanaan wawancara (interview). Wawancara ialah dialog antara pewawancara dan narasumber untuk mendapatkan informasi secara lisan tentang topik penelitian. Teknik wawancara ini menggunakan wawancara terstruktur, peneliti telah menyusun sejumlah pertanyaan yang bakal di ajukan kepada narasumber guna mendapat jawaban serta pemaparan yang jelas.25 Pada penelitian berikut penulis mewawancarai Bapak Herman Janu Wibowo, S.IP, M.M, CRMP dengan jabatan Fungsi Konsuler/Pensosbud KBRI Phnom Penh pada tanggal 10 Desember 2021. Proses wawancara dilakukan dengan cara memberikan pertanyaaan-pertanyaan melalui salat satu aplikasi media sosial (WhatsApp). Setelah itu diklasifikasikan kedalam sejumlah bab pembahasan sesuai urutan kepenulisannya.

1.7 Argumen Pokok

Didasari isu yang dijabarkan sebelumnya, disertai dukungan lewat konsep diplomasi kebudayaan, PUSBUDI Nusantara dapat disebut sebagai media diplomasi kebudayaan dalam meningkatkan hubungan Indonesia dengan masyarakat Kamboja serta mempromosikan berbagai budaya Indonesia di negara Kamboja. Dalam kegiatan di PUSBUDI Nusantara terdapat berbagai macam budaya Indonesia yang di tampilkan seperti tarian dan musik tradisional,

24 Milya Sari and Asmendri, 2020, Penelitian Kepustakaan (Library Research), Natural Science,

vol. 6, no. 1, hal. 15,

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/article/view/1555/1159.

25 S. Nasution, 2004, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara.

(29)

29

penayangan film Indonesia, festival budaya, dan pembelajaran bahasa Indonesia dimana hal tersebut ialah langkah mengenalkan berbagai budaya Indonesia di masyarakat kamboja dan meningkatkan citra Indonesia dimata Kamboja.

1.8 Sistematika Penulisan

Pada penulisan berikut, penulis bakal memaparkan bagian dalam bab penulisan. Pembahagian terkait didasari atas kerangka berpikir yang membangun penelitiannya secara komplit. Sistematika penulisan penelitian berikut dipaparkan didalam tabel berikut.

Tabel 1.3 Sistematika Penulisan

BAB JUDUL ISI

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.4 Penelitian Terdahulu 1.5 Teori dan Konsep

1.5.1 Diplomasi Kebudayaan 1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

1.6.2 Batasan Waktu Penelitian 1.6.3 Batasan Materi Penelitian

(30)

30

1.6.4 Teknik Perolehan Data 1.7 Argumen Pokok

1.8 Sistematika Penelitian

BAB II Hubungan Kerjasama Indonesia dan Kamboja Serta Gambaran Umum PUSBUDI Nusantara

2.1 Potensi Budaya yang dimiliki Indonesia

2.2 Persamaan Kondisi Budaya antara Indonesia dan Kamboja 2.3 Hubungan diplomatik antara

Indonesia dengan Kamboja 2.3.1 Kerjasama Indonesia

dengan Kamboja dalam Bidang Politik

2.3.2 Kerjasama Indonesia dengan Kamboja dalam Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Pariwisata

2.3.3 Kerjasama Indonesia dengan Kamboja dalam Bidang Sosial dan Budaya

2.4 Profil PUSBUDI Nusantara

(31)

31

2.4.1 Struktur Organisasi PUSBUDI Nusantara BAB III Program PUSBUDI

Nusantara di Kamboja

3.1 Program-program yang

dilakukan PUSBUDI Nusantara di Kamboja

3.1.1 Program Pengajaran Tari dan Musik Tradisional 3.1.2 Pertunjukan dan Festival

Budaya

3.1.3 Program Pengajaran Bahasa Indonesia 3.1.4 Nonton Film Indonesia 3.2 Perkembangan PUSBUDI

Nusantara

3.3 Implementasi PUSBUDI Nusantara di Kamboja

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu  No  Nama peneliti/Judul
Gambar 1.1 Alur Pemikiran
Tabel 1.2 Penerapan Konsep Diplomasi Kebudayaan
Tabel 1.3 Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pengertian mengenai anggaran sektor publik yang telah dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa anggaran adalah tindakan

Natrium tiosulfat digunakan untuk membuang kelebihan iodium dan melawan warna (paling sering pewarna Van Gieson) digunakan untuk membedakan noda utama. Serat elastis dan inti

Berdasarkan pemaparan di atas disimpulkan bahwa tingginya angka kematian ibu yang mengalami kehamilan tidak diharapkan yang berakhir dengan kematian karena aborsi

RANGKA DAN NO.. Tun Abdul Razak, samping Rs.. RANGKA DAN NO.. Tun Abdul Razak, samping Rs. RANGKA DAN NO. TUN ABDUL RAZAK NO.. Bunderan Samata)..

salam.  Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.  Mencatat tugas yang diberikan oleh guru  Merespon  Menjawab salam 17

Selain dibutuhkannya kerja sama yang baik antar anggota tim, dibutuhkan juga komunikasi yang efektif, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan masing–masing tugas

Demikian juga, isu Investasi Energi Baru Terbarukan, Aksi 299, Ibadah Haji 2017, Dampak Inovasi Teknologi, Pemutaran G30S/PKI, Event Pariwisata, Proyek PLTU Mulut Tambang, Gempa

institusi pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat yang terkait dengan pelayanan kesehatan rujukan dan khusus.. RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun