• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MASYARAKAT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MASYARAKAT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM. Abstrak"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MASYARAKAT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

Ihwan 1) Yuri Murdo 2) Abstrak

Koperasi is one form of business entity that is expected to play a role in the development of the national economy. Its main task is to empower the people's economy in general and particularly in view of its members. One of the functions of the duty bearers are helping members channeled capital in the form of loans. Koperasi that handles this activity is init savings and loans (credit) or savings and credit cooperatives (credit)

Keyword: Cooperative; Savings and Loan; Perception A. PENDAHULUAN

Sejak lama bangsa Indonesia telah mengenal kekeluargaan dan kegotongroyongan yang dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan yang bersifat nonprofit ini, merupakan input untuk Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang dijadikan dasar/pedoman pelaksanaan Koperasi. Kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang turun-temurun itu dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, sifat-sifat hubungan sosial, nonprofit dan menunjukkan usaha atau kegiatan atas dasar kadar kesadaran berpribadi dan kekeluargaan.

Bentuk-bentuk ini yang lebih bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan, hubungan social, nonprofit dan kerjasama disebut Pra Koperasi. Pelaksanaan yang bersifat pra-koperasi terutama di pedesaan masih dijumpai, meskipun arus globlisasi terus merambat ke pedesaan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pertengahan abad ke-18 telah mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi (revolusi industri) melahirkan tata dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjajdi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal (kapitalisme). Kaum kapitalis atau pemilik modal memanfaatkan penemuan baru tersebutdengan sebaik-baiknya untuk memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat serakah ini melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis / liberal memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah.

Penulis 1) adalah Mahasiswa STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta Penulis 2) adalah Dosen STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta

ISSN-1411 – 3880 85

(2)

Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, muncul kesadaran masyarakat untuk memperbaiki nasibnya sendiri dengan mendirikan koperasi. Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan Ferdinand Lassalle. Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui koperasi.

Kemajuan industri di Eropa akhirnya meluas ke Negara-negara lain, termasuk Indonesia. Bangsa Eropa mulai mengembangkan sayap untuk memasarkan hasil industri sekaligus mencari bahan mentah untuk industri mereka. Pada permulaannya kedatangan mereka murni untuk berdagang. Nafsu serakah kaum kapitalis ini akhirnya berubah menjadi bentuk penjajahan yang memelaratkan masyarakat.

Bangsa Indonesia, misalnya dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad dan setelah itu dijajah Jepang selama 3,5 tahun. Selama penjajahan, bangsa Indonesia berada dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Penjajah melakukan penindsan terhadap rakyat dan mengeruk hasil yang sebanyak-banyaknya dari kekayaan alam Indonesia. Penjajahan menjadikan perekonomian Indonesia terbelakang. Masyarakat diperbodoh sehingga dengan mudah menjadi mangsa penipuan dan pemerasan kaum lintah darat, tengkulak, dan tukang ijon. Koperasi memang lahir dari penderitaan sebagai mana terjadi di Eropa pertengahan abad ke-18. Di Indonesia pun koperasi ini lahir sebagai usaha memperbaiki ekonomi masyarakat yang ditindas oleh penjajah pada masa itu.

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang diharapkan dapat berperan dalam pembangunan perekonomian nasional. Tugas utamanya adalah memberdayakan perekonomian rakyat pada umumnya dan terkhusus para anggotanya. Salah satu fungsi dalam pengemban tugas tersebut adalah membantu permodalan anggotanya yang disalurkan dalam bentuk pinjaman. Koperasi yang menangani kegiatan ini adalah init simpan pinjam (kredit) atau koperasi simpan pinjam (kredit). Salah satu perwujudan nyata dari kegiatan ekonomi rakyat yang bertumpu pada kekuatan sendiri, terdesentralisasi, beragam, dan merupakan kelompok usaha yang mampu menjadi buffer saat perekonomian dilanda krisis adalah meningkatkan kegiatan pengembangan lembaga keuangan.

Namun disadari atau tidak, kondisi unit usaha simpan pinjam belakangan ini cukup memprihatinkan, apalagi setelah lahirnya berbagai paket kebijaksanaan yang menyangkut lembaga perbankan yaitu sejak tahun 1983 sampai sekarang. Jumlah bank bertambah dengan pesat sampai ke pedesaan, baik dalam bentuk bank umum maupun bank devisa dan bank perkreditan rakyat. Bank-bank ini pada umumnya dikelola oleh manajemen yang lebih profesional dibandingkan dengan koperasi.

Sudah seharusnya manajemen koperasi “bercermin” pada manajemen bank konvensional, mengingat masyarakat terkadang menghendaki instan dan tidak perlu menungu terlalu lama terhadap urusan administrasi yang menyebabkan koperasi menjadi kalah dalam bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.

ISSN-1411 – 3880 86

(3)

Koperasi Garuda yang sejak berdirinya sudah cukup memiliki keterbukaan dengan azas kegotongroyongannya, akan tetapi masih banyak kendala-kendala, sehingga koperasi terkesan lamban untuk dapat berkembang dan bersaing dengan lembaga keuangan yang lain. Walaupun koperasi Garuda tergolong memiliki kemampuan untuk mengelola dana akan tetapi, masyarakat memiliki persepsi lain dalam perkembangan koperasi.

B. LANDASAN TEORI 1. Koperasi

Undang Undang Koperasi Nomor 25 tahun 1992 dalam pasal 1 menebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Perkoperasian merupakan segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.

Koperasi simpan pinjam. didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk, “mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya“. Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya.

Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.

Untuk mencapai tujuannya, koperasi harus melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagai orang yang dapat dipercaya.

Menurut UU no.25 tahun 1992, pasal 39, pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

Manajer koperasi harus memiliki ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan berbeda untuk mencapai tujuan. Rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. (UU No.25 tahun 1992)

2. Konsep Koperasi

Penelitian ini didasarkan pada koperasi simpan pinjam “Garuda” yang terletak di Yogyakarta. Walaupun fokus penelitian ini khususnya terhadap koperasi simpan pinjam Garuda, masih ada peraturan yang bersangkut-paut untuk semua jenis koperasi yang ada di Indonesia. Sebagai koperasi, ada beberapa peraturan

ISSN-1411 – 3880 87

(4)

dan syarat yang harus diikuti oleh koperasi masing-masing. Syarat-syarat dan peraturan tersebut merupakan formalitas yang penting dalam pelaksanaan sehari- hari. Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam kehidupan koperasinya. Menurut pasal 37 dalam Undang-Undang No.12 tahun 1967, pemerintah berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengawasan, perlindungan dan fasilitas terhadap koperasi serta memampukannya untuk melaksanakan pasal 33 UUD 1945. G.

Kartasapoetra, Ir.A.G. Kartasapoetra, Bambang S, 2003:133) Oleh karena pendukungan ini, perkembangan koperasi di Indonesia naik secara terus-menerus.

3. Prinsip Koperasi

Ketentuan dan Prinsip-prinsip koperasi berasal dari UU no. 79 tahun 1958.

Berasas kekeluargaan (gotong-royong)

a.Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat dan daerah bekerjanya pada umumnya

b.Dengan berusaha mewajibkan dan mengingatkan anggotanya untuk menyimpan secara teratur, mendidik anggotanya ke arah kesadaran berkoperasi, menyelenggarakan beberapa usaha dalam perekonomian.

c. Keanggotaan berdasar sukarela mempunyai kepentingan, kewajiban dan hak yang sama, dapat diperoleh dan akhiri setiap waktu dan menurut kehendak yang berkepentingan, setelah syarat-syarat dalam anggaran dasar terpenuhi (Hudiyanto, 2002:49)

4. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk “…mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang…dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang…dengan bunga yang serendah-rendahnya…” (G. Kartasapoetra, Kartasapoetra, Bambang S, A. Setiady, 2003:133)

5. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere” atau credo yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kegiatan pemberian kredit dari yang memberikan kredit kepada yang menerima kredit adalah kepercayaan. Transaksi kredit timbul karena suatu pihak meminjam sejumlah uang atau sesuatu yang dipersamakan dengan itu, di mana pihak peminjam wajib melunasi hutangnya atau rekeningnya tersebut pada waktu yang telah ditentukan. Disamping itu kredit pun timbul sebagai akibat adanya transaksi jual beli, dimana pembayarannya ditangguhkan, baik sebagian maupun seluruhnya.

Sedangkan pengertian kredit menurut Eric L. Kohler (1964;154) :

“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau

ISSN-1411 – 3880 88

(5)

mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.

6. Unsur-Unsur Kredit

• Character

Watak, sifat, dan kebiasaan debitur (pihak yang berutang) sangat berpengaruh pada pemberian kredit. Oleh karena itu, dibutuhkan data tentang kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan, cara hidup, moral, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Prinsip ini bertujuan untuk mengetahui apakah nantinya calon debitur jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay).

• Capacity

Kapasitas yang dimaksudkan di sini sangat berkaitan dengan kemampuan seorang debitur untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu bersamaan dengan bunganya. Kemampuan, kepandaian dan ketrampilan menggunakan kredit yangditerima sehingga memperoleh kemajuan, keuntungan serta mampu melunasi kewajiban atau utangnya. Capital

Capital adalah modal seseorang atau badan usaha penerima kredit, dimanatidak semua modal harus bersumber dari kredit. Kondisi kekayaan atau keuangan ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity dan return on investment..

• Collateral

Collateral itu berupa jaminan yang dapat diberikan oleh penerima kredit.Agunan atau jaminan sebagai alat pengaman dari ketidakpastian pada waktu yang akan datang pada saat kredit harus dilunasi.

• Condition of Economies

Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur.

7. Fungsi Kredit

Fungsi transaksi kredit menurut Muchdarsyah Sinungan (1991;5) adalah :

Keberadaan uang atau modal yang disimpan oleh para pemilik uang atau modal pada suatu lembaga keuangan (bank) atau sejenisnya, akan disalurkan oleh lembaga keuangan tersebut kepada sektor-sektor usaha produktif. Hal ini akan meningkatkan kegunaan uang tersebut sebagai simpanan.

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah bersifat persepsional dengan menggunakan metode survey crosssectional yang dimaksudkan untuk

ISSN-1411 – 3880 89

(6)

menjelaskan dan mengeksplorasi (menggali) variabel-variabel penelitian.

lokasi penelitian di Jl. Magelang No. 10, Kota Yogyakarta, sedangkan obyek penelitian adalah Kopersi Simpan Pinjam Garuda tahun 2011.

2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian berupa empat variabel independen yaitu tingkat suku bunga pinjaman (X1), proses pengajuan pinjaman (X2), periode pengembalian pinjaman (X3) serta satu variabel terikat yaitu persepsi masyarakat (Y). Variabel independen (X1, X2, X3) dikaitkan terhadap variabel terikat (Y) dengan pola pengaruh :

a. Tingkat Suku Bunga Pinjaman (X1)

Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.

b. Lama Proses Pengajuan Pinjaman (X2)

.” Unsur-unsur yang terdapat pada kredit adalah sebagai Kepercayaan, Waktu, Degree of Risk, Prestasi. Hal inilah yang akan menentukan lamanya proses pengajuan pinjaman hampir pada semua lembaga keuangan.

c. Periode Lamanya Pengembalian Pinjaman (X3)

. Dari perhitungan dana dapat dilihat gambaran suku bunga pinjaman yang biasanya berkisar antara 4% - 5% di atas suku bunga sumber dana rata-rata tersebut. Nilai pokok dari Cost of Fund dipergunakan sebagai dasar perhitungan penentuan bunga kredit selanjutnya dan jangka waktu pelunasannya.

d. Persepsi Masyarakat (Y)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan persepsi masyarakat adalah tanggapan masyarakat terhadap koperasi simpan pinjam yang dapat memberi penilaian Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penilaian calon responden tersebut dapat diskor dengan nilai SS diberikan nilai 5, S diberikan nilai 4, RR diberikan nilai 3, TS diberikan nilai 2, STS diberikan nilai 1

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segela sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi merupakan seluruh onjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh calon nasabah dan nasabah terpercaya. (Nur Indriantoro, 2009 ; 115)

b. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi atau anggota populasi yang karakteristiknya mewakili keseluruhan populasi yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasinya (Nur Indriantoro, 2009 : 20).

4. Teknik Analisis Data a. Uji Instrumen Penelitian

ISSN-1411 – 3880 90

(7)

1) Uji Validitas (kesahihan )

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan- tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen..

Kriteria pengujiannya dilakukan dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel pada taraf a = 0,05

Adapun rumus pearson produk moment sebagai berikut :

( )( )

{

.

2

( )

2

}

.

{

.

.

2

( )

2

}

=

Y Y

n Y X

n

Y X XY

rXY n

Jika hasil perhitungan ternyata r hitung > r tabel maka butir instrumen dianggap valid, dan sebaliknya.

2) Uji Reliabilitas (kehandalan)

Reliabilitas berguna untuk menunjukan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang terbaik., Uji reliabilitas disini menggunakan rumus alpha cronbach dalam perhitungan penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. (Riduan, 2006:40)

⎥⎥

⎢⎢

⎡ −

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

= −

1 1

11 .1

1 S

S k

r k

Keterangan:

r11 = nilai reliabilitas

ΣS1 = jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians total

k = jumlah item b. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang didasarkan pada jawaban atau pendapat responden, dengan cara menggambarkan (mendeskripsikan) data tersebut apa adanya tanpa bermaksud untuk mengambil kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

2. Uji Statistik Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel independen atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel independen atau lebih dengan satu variabel terikat (Riduwan, 2006:152). Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variable independen secara keseluruhan

ISSN-1411 – 3880 91

(8)

dengan variable dependen dapat dilihat pada persamaan regresi linier berganda dibawah ini (Riduwan, 2006:152):

e X b X b X b a

Y = + 1 1 + 2 2 + 3 3 + Keterangan :

Y = Persepsi Masyarakat

a = konstanta

X1 = Tingkat suku bunga pinjman X2 = Proses pengajuan pinjaman X3 = Periode Pengembalian

b1, b2, b3 = koefisien regresi untuk masing-masing variabel e = error

D. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini yang akan penulis sajikan adalah analisis kualitatif deskrisitif yaitu analisis dengan variabel-variabel penelitian untuk melakukan pengujian terhadap kebenaran hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Analisa regresi korelasi berganda dan analisa korelasi berganda merupakan alat uji terhadap kebenaran hipotesis penelitian yang diajukan. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dari 100 kuisioner anggota koperasi di Koperasi Garuda Kota Yogyakarta.

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur.

Berdasarkan bantuan komputer Program SPSS Ver.12.0 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas instrumen dari 5 butir pertanyaan yang terdiri dari variabel Persepsi Masyarakat yang mencakup Bunga Pinjaman, Pengajuan Pinjaman, Pengembalian Pinjaman. Dari 5 butir pertanyaan secara keseluruhan butir pertanyaan dinyatakan Valid karena memiliki nilai Alpha Cronbach’s 0,904 lebih besar dari 0,60 pada sejumlah 100 responden anggota Kopersai “Garuda”.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabel dinyatakan jika memiliki koefisien korelasi alpha cronbach melebihi 0,60..

Tabel V.4

Hasil Uji Reliabel Instrumen Variabel Alpha

Chronbach

Alpha disyaratkan

Status Persepsi Masyarakat

Bunag Pinjaman Pengajuan Pinjaman

0.832 0.813 0.923

0.60 0.60 0.60

Reliabel Reliabel Reliabel

ISSN-1411 – 3880 92

(9)

Pengembalian Pinjaman 0.820 0.60 Reliabel

Sumber : Lampiran 4, data diolah

Berdasarkan tabel V.4 hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel independen yang diuji memiliki koefisien reliabel alpha cronbach lebih besar dari 0.60 dibandaingkan dengan nilai pada variabel Persepsi Masyarakat dengan nilai sebesar 0.832, variabel Bunga Pinjaman dengan nilai sebesar 0.813, variabel Pengajuan Pinjaman dengan nilai sebesar 0.923, variabel Pengembalian Pinjaman dengan nilai sebesar 0.820.

Analisis Data

1) Analisis Regresi Linier

Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang menghubungkan lebih dari dua variabel. Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan bantuan komputer program SPSS Ver 12.0, dan mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel V.9

Coefficientsa

2,163 1,395 1,550 ,002

,446 ,135 ,473 3,307 ,001

,273 ,072 ,262 3,768 ,000

,167 ,131 ,182 2,276 ,000

(Constant) Bunga Pinjaman Pengajuan Pinjaman Pengembalian Pinjaman Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Persepsi Masyarakat a.

Berdasarkan tabel V.9 Coefficient merupakan hasil dari proses

pengolahan data dengan program SPSS Ver. 12.0 maka dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut :

Y = 2,163 + 0,446X1 + 0,273X2 + 0,167X3 + e : Uji Teori ekonomi:

1. Pengaruh Bunga Pinjaman terhadap Persepsi Masyarakat, variabel Bunga Pinjaman (X1) memiliki nilai sebesar 0,446. Artinya bahwa apabila terdapat kenaikan pada variabel Bunga Pinjaman sebesar 1%

pada satuan, maka akan menaikan Persepsi Masyarakat terhadap Koperasi Garuda dengan nilai sebesar 44,6%.

2. Pengaruh Pengajuan Pinjaman terhadap Persepsi Masyarakat, Pengajuan Pinjaman (X2) yang memiliki nilai sebesar 0,273. Artinya bahwa, apabila terdapat kenaikan pada variabel Pengajuan Pinjaman sebesar 1% pada satuan, maka akan menaikan Persepsi Masyarakat terhadap Koperasi Garuda dengan nilai sebesar 27,3%.

ISSN-1411 – 3880 93

(10)

3. Pengaruh Pengembalian Pinjaman terhadap Persepsi Masyarakat, Pengembalian Pinjaman (X3) yang memiliki nilai sebesar 0,167.

Artinya bahwa, apabila terdapat kenaikan pada variabel Pengembalian Pinjaman sebesar 1% pada satuan, maka akan menaikan Persepsi Masyarakat terhadap Koperasi Garuda dengan nilai sebesar 16,7%.

2) Uji Koefisien Determinasi

Merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui berapa persen (%) variabel-variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Berkat bantuan komputer dengan Program SPSS Ver. 12.0 didapat angka sebagai berikut :

Tabel V.10

Model Summary

,802a ,896 ,832 1,53533 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Pengembalian Pinjaman, Pengajuan Pinjaman , Bunga Pinjaman

a.

Nilai koefisien determinan (r2) adalah 0,896 . Artinya bahwa vairiabel independen dipenmjgaruhi oleh vaiabel dependen sebesar 89%,

sedangkan yang 11% dipebgaruhi oleh variabel dipengaruhi oleh variabel lain. .

3) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Bunga Pinjaman (X1), Pengajuan Pinjaman (X2), Pengembalian (X3) terhadap Persepsi Masyarakat (Y) secara parsial. :

1. Pengaruh Bunga Pinjaman (X1), terhadap Persepsi Masyarakat

Uji dilakukan dua sisi pada taraf signifikan alpha 5% atau tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan (dk) n-k-1 yaitu 100-1-1 = 98 diketahui t tabel sebesar 1,984 sementara t hitung adalah 3,307 dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel (3,307 > 1,984). Sehingga ada pengaruh antara variabel Bunga Pinjaman (X1), terhadap variabel Persepsi Masyarakat (Y). Jika penulis gambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut :

Gambar V.1

Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho

Ho ditolak

Ha diterima Ho ditolak

-3,307 1,984 3,307

ISSN-1411 – 3880 94

(11)

2. Pengaruh Pengajuan Pinjaman (X2) pada Koperasi Simpan Pinjam

“Garuda” terhadap Persepsi Masyarakat

Uji dilakukan dua sisi pada taraf signifikan alpha 5% atau tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan (dk) n-k-1 yaitu 100-1-1 = 98 diketahui t tabel sebesar 1,984 sementara t hitung adalah 3,768 dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel (3,768 > 1,984). Sehingga ada pengaruh antara variabel Pengajuan Pinjaman (X2) terhadap variabel Persepsi Masyarakat (Y). Jika penulis gambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut :

Gambar V.2

Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho

Ho ditolak

Ha diterima

Ho ditolak

-3,307 1,984 3,307

3. Pengaruh Pengembalian Pinjaman (X3) pada Koperasi Simpan Pinjam

“Garuda” terhadap Persepsi Masyarakat.

Uji dilakukan dua sisi pada taraf signifikan alpha 5% atau tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan (dk) n-k-1 yaitu 100-1-1 = 98 diketahui t tabel sebesar 1,984 sementara t hitung adalah 2,276 dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel (2,276 > 1,984). Sehingga ada pengaruh antara variabel Pengajuan Pinjaman (X2) terhadap variabel Persepsi Masyarakat (Y). Jika penulis gambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut :

Gambar V.3

Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho 4) Uji F (Pengujian Secara Serempak)

Ho ditolak

Ha diterima

Ho ditolak

-2,276 1,984 2,276

Uji F ini dilakukan pada taraf signifikan alpha 5% atau tingkat kepercayaan 95% pada derajat penyebut (dk) n-k-1 yaitu 100-1-1 = 98 dan derajat kebebasan 2. Dengan bantuan komputer Program SPSS Ver. 12.0

ISSN-1411 – 3880 95

(12)

Berdasarkan tabel V.11 Anova diketahui F hitung sebesar 57,789 lebih besar dari t tabel 3,089 (57,789 > 3,089) dengan demikian Ho ditolak dan akan menerima Ha, sehingga variabel penelitian secara bersama-sama mempengaruhi Persepsi Masyarakat terhadap Koperasi Simpan Pinjam Garuda di Kota Yogyakarta. Secara grafis daerah penerimaan dan penolakan dapat digambarkan dalam bentuk kurva.

Gambar V.4

Kurva Penerimaan dan Penolakan Uji F

F

Daerah Penolakan Ha Daerah

Penolakan Ho

57,789 3,089

E.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

1. Terdapat pengaruh Persepsi Masyarakat terhadap Koperasi Simpan Pinjam Garuda berdasarkan Tingkat Suku Bunga Pinjaman karena t hitung lebih besar dari t tabel (3,307 > 1,984) .

2. Terdapat Pengaruh Persepsi Masyarakat terhadap Koperasi Simpan Pinjam Garuda berdasarkan Proses Pengajuan Pinjaman karena t hitung lebih besar dari t tabel (3,768 > 1,984) .

3. Terdapat Pengaruh Persepsi Masyarakat terhadap Koperasi Simpan Pinjam Garuda berdasarkan Periode Pengembalian Pinjaman karena t hitung lebih besar dari t tabel (2,276 > 1,984).

4. Secara bersama-sama variabel Tingkat Suku Bunga Pinjaman, Proses Pengajuan Pinjaman dan Periode Pengembalian Pinjaman berpengaruh terhada Persepsi Masyarakat dengan diketahui F hitung sebesar 57,789 lebih besar dari t tabel 3,089 (57,789 > 3,089).

F.DAFTAR PUSTAKA

Nur Indriantoro, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta

Riduan, 2006. Teknik Analisa Korelasidan Regresi Bagi Para Peneliti, Bandung, Tarsito Offset

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

ISSN-1411 – 3880 96

(13)

Santoso, 2005. SPSS Versi 12.00 Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Cetakan Kelima. PT. Elex Media Kompatindo, Jakarta

Sistem Pengendalian Operasional Koperasi Garuda, 2011

Sutrisno Hadi, 2005, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai Dengan BASICA, Edisi Revisi, Cetakan Pertama; Andi Offset. Yogyakarta

ISSN-1411 – 3880 97

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akhir dengan judul ” Isolasi Antosianin Alami dari Buah Senduduk Bulu ( Clidemia hirta (L) D.Don) dengan Teknik Maserasi sebagai Produk Pewarna.. Makanan ” merupakan

Bila dibandingkan dengan daya serap arang aktif terhadap benzena komersial sebesar 25,50% maka daya serap arang aktif terhadap benzena yang dihasilkan memiliki nilai yang lebih

Berdasarkan paparan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa pembuatan nata dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku sari nanas yaitu dengan cara

Kunci jawaban ( b ).. Shalat yang dikerjakan sebelum khutbah disebut….. Waktu shalat Idul Fitri berakhir ketika…. Jumlah takbir pada rakaat kedua shalat Id…. I’tikaf menurut

PERLINDUNGAN RISIKO KEMATIAN, SAKIT, KECELAKAAN KERJA, PERMASALAHAN SELAMA PENEMPATAN, DAN PEMBELAAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA INDONESIA YANG BEKERJA DI NEGARA-NEGARA

This research, patient with miid conductive hearing loss only done tympanoplasty while patient with more severe hearing conducted CWtJ and CIWD, as slaov.m a,t table

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami, mengenali, merasakan, mengelola dan memimpin

Bagian lain dari karya Taylor di Betlehem membuatnya mendapatkan permusuhan terus dari manajemen. Ini adalah sistem akuntansi Hayes - Basley bahwa Taylor