PEMBELAJARAN LANGSUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
M. Mushawwir S.Oleh NIM. 10536 1840 07
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas nama M. Mushawwir S., NIM 10536 1840 07 diterima dan disahkan oleh panitia ujian skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 146 tahun 1436 H / 2014 M, tanggal 09 November 2014 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Selasa tanggal 25 November 2014.
Makassar,
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. (...) 2. Ketua : Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. (...) 3. Sekretaris : Khaeruddin, S.Pd., M.Pd. (...) 4. Dosen Penguji :
1. Dr. Muhammad Darwis M., M.Pd. (...) 2. Sitti Fithriani Saleh, S.Pd., M.Pd. (...) 3. Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed. (...) 4. Drs. H. M. Yamin Wahab, M.Pd. (...)
Disahkan Oleh:
Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum.
NBM. 858 625
\
iii
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Lingkaran Siswa Kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung
PERSETUJUAN PEMBIMBING Mahasiswa yang bersangkutan :
N a m a : M. MUSHAWWIR S.
Stambuk : 105 36 1840 07
Jurusan : Pendidikan Matematika Program Studi : Strata satu (S1)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Judul Skripsi :
Telah diperiksa dan diteliti ulang, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.
Makassar, April 2014 Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Usman Mulbar, M.Pd. Drs. H. M. Yamin Wahab, M.Pd.
Mengetahui,
Dekan FKIP Ketua Jurusan
Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Matematika
Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Drs. Baharullah, M.Pd.
NBM: 858 625 NBM: 779 170
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Lingkaran Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : M. MUSHAWWIR S.
N I M : 105 36 1840 07
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul :
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan didepan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, April 2014 Yang Membuat Pernyataan
M. MUSHAWWIR S.
Diketahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Usman Mulbar, M.Pd. Drs. H. M. Yamin Wahab, M.Pd.
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a : M. MUSHAWWIR S.
N I M : 105 36 1840 07
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusun sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, April 2014 Yang Membuat Perjanjian
M. MUSHAWWIR S.
NIM: 10536 1840 07
vi
ABSTRAK
M. Mushawwir S. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Lingkaran Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Usman Mulbar dan Pembimbing II M. Yamin Wahab.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makasar melalui penerapan model pembelajaran langsung.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran langsung.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan empat kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan (Planning), tindakan (Action), refleksi (Reflection). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar sebanyak 28 orang dengan komposisi 12 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Skor rata-rata siswa pada Siklus I adalah 74,14 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 7,72 dan berada pada kategori sedang. Siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 15 orang. (2) Skor rata-rata siswa pada siklus II yaitu 81,93 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 6,54 dan berada pada kategori tinggi. Siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 28 orang. (3) Terjadi peningkatan keaktifan dan perhatian siswa dalam belajar matematika pada saat proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar.
vii
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Tak lupa shalawat dan salam atas Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam beserta keluarganya, sahabat, handai taulan dan umatnya yang senantiasa mengikuti tuntunan Qur’an dan sunnahnya.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Saharuddin dan Ibunda Sarinah terima kasih atas do’a, cinta dan kasih sayangnya yang selalu mengalir sepanjang perjalanan hidupku, terima kasih atas bantuan moril dan materil serta kesabaran dan ketabahannya dalam mendidikku, mengajarku arti hidup dan kasih sayang. Buat saudara-saudaraku yang tak pernah henti-hentinya mendukung dan memberikan semangat yang begitu besarnya hingga akhir studi ini.
Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih tulus dan sedalam- dalamnya kepada Prof. Dr. H. Usman Mulbar, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga rampungnya tugas akhir ini.
viii
Kepada Drs. H. M. Yamin Wahab, M.Pd. sebagai pembimbing II yang penuh kesabaran meluangkan waktunya dalam membimbing dan kesediaannya meneliti serta mengoreksi penyusunan skripsi ini hingga selesai. Saya haturkan terima kasih.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Drs. Baharullah, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar dan Mukhlis S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan selama kuliah hingga proses penyelesaian studi.
4. Prof. Dr. H. Usman Mulbar, M.Pd., Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam upanya penyusunan skripsi ini sampai tahap penyelesaian.
5. Drs. H. M. Yamin Wahab, M.Pd., Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam upanya penyusunan skripsi ini sampai tahap penyelesaian.
6. Dr. Nursalam, M.Si., Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan.
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah ikhlas menyalurkan ilmunya kepada penulis.
ix perbaikan instrumen penelitian.
9. Drs. H. Bachtiar, M.Pd., Kepala SMP Negeri 27 Makassar dan Dahlan Jalamang, S.Pd., MM., Guru matematika Kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar beserta guru-gurunya yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 27 Makassar.
10. Sahabat-sahabatku dan terkhusus buat Andi Risnayanti yang telah banyak membantu dan siap menemaniku dalam suka maupun duka, pertengkaran kecil penuh canda yang mewarnai kebersamaan kita selama perkuliahan akan selalu aku rindukan. Semoga kita tetap terjalin selamanya.
11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Matematika Angkatan 2007 khususnya mahasiswa kelas B atas segala bantuan dan kerjasamanya selama penulis menjalani perkuliahan.
12. Adik-adik siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, atas perhatian dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian ini.
Terlalu banyak orang yang berjasa kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan termuat bila dicantumkan namanya satu persatu, oleh karena itu kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT membalas semua
x
kebaikan dan jerih payah kita dengan pahala yang melimpah dan tak terbatas.
Amin.
Akhir kata, semoga apa yang telah kita lakukan hari ini dapat membuat kita selangkah lebih maju dari hari–hari sebelumnya dan mudah–mudahan tugas akhir ini ada manfaatnya, baik bagi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Matematika pada khususnya dan bagi Perguruan Tinggi, maupun masyarakat luas pada umumnya.
Wassalam.
Makassar, April 2014
Penulis
xi
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Teoritis ... 6
B. Hipotesis Penelitian ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 16
A. Jenis Penelitian ... 16
B. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 16
xii
C. Faktor yang Diselidiki ... 16
D. Prosedur Penelitian ... 17
E. Data dan Cara Pengambilan Data ... 19
F. Teknik Analisis Data ... 19
G. Indikator Keberhasilan ... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 21
A. Hasil Penelitian ... 21
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 32
BAB V PENUTUP ... 36
A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xiii
Tabel 3.1 Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan... 20 Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I ... 21 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Siklus I ... 22 Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIIIASMP Negeri 27
Makassar pada Siklus I... 23 Tabel 4.4 Hasil Observasi pada Pembelajaran Pendekatan Kontekstual
Siklus I ... 24 Tabel 4.5 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II ... 26 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Siklus II ... 27 Tabel 4.7 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIIIASMP Negeri 27
Makassar pada Siklus II ... 28 Tabel 4.8 Hasil Observasi pada Pembelajaran Pendekatan Kontekstual
Siklus II... 28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
LAMPIRAN B
B.1 Kisi-Kisi Soal Instrumen Penelitian B.2 Instrumen Penelitian
B.3 Pedoman Penskoran LAMPIRAN C
C.1 Daftar Hadir Siswa C.2 Lembar Hasil Observasi C.3 Data Penelitian Hasil Belajar C.4 Analisis Statistik Deskriptif C.5 Angket Respon Siswa LAMPIRAN D
D.1 Lembar Jawaban Siswa Tes Siklus 1 D.2 Lembar Jawaban Siswa Tes Siklus 2 LAMPIRAN E
E.1 Surat Keterangan Penelitian E.2 Surat Keterangan Validasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Berbagai upaya terus menerus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain perubahan kurikulum, penambahan jumlah buku pelajaran, peningkatan mutu SDM, penambahan sarana dan prasarana.
Pengembangan strategi mengajar merupakan hal penting sebagai solusi dari masalah peningkatan mutu pendidikan. Pandangan tersebut pada hakikatnya memberi tekanan pada pengoptimalan kegiatan belajar siswa. Dengan perkataan lain, mengajar tidak semata-mata beriorientasi pada hasil tetapi juga berorientasi kepada proses, dengan harapan bahwa makin tinggi berlangsungnya proses pengajaran makin tinggi pula hasil yang dicapai termasuk dalam mata pelajaran matematika.
Matematika sebagai salah satu pelajaran dasar dalam setiap jenjang pendidikan memiliki peranan yang penting dalam mengantar pemikiran manusia dalam logika berpikir ilmiah. Dewasa ini matematika tidak lagi hanya dipandang sebagai ilmu tetapi lebih daripada itu, matematika digunakan sebagai sarana pencapaian tujuan hidup manusia dalam berbagai bidang.
Mengingat pentingnya peranan tersebut maka siswa dituntut untuk dapat menguasai pelajaran matematika, karena disamping sebagai mata pelajaran dasar dan sebagai sarana berpikir ilmiah yang diperlukan oleh siswa untuk
2
mengembangkan cara berpikir logis mereka, juga untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dalam menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Jadi sebagai tenaga pengajar/pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, maka guru memegang peranan penting dalam menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswanya. Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh pendidik dalam hal ini matematika adalah bagaimana mengajar matematika dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai semaksimal mungkin.
Namun kenyataannya menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan umumnya bersifat satu arah, artinya guru hanya mentransfer secara langsung ilmu kepada siswanya tanpa mempertimbangkan aspek kesiapan siswa dan aspek intelegensi siswa yang bervariasi. Pengaplikasian matematika yang pada hakikatnya bersifat abstrak ke dalam dunia nyata serta pembelajaran matematika yang diperoleh siswa kurang bermakna sehingga pengertian siswa tentang konsep sangat lemah. Hal ini menyebabkan kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari guru matematika kelas VIII.A SMP Negeri 27 Makassar mengatakan bahwa hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih berada di bawah KKM, dimana pada ujian semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 nilai rata-rata siswa hanya mencapai 65,89 dari 28 peserta ujian. Nilai ini tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan, dimana Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan untuk mata pelajaran matematika pada kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar adalah 75.
Melihat kondisi tersebut maka salah satu upaya penulis yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika agar dapat lebih bermakna bagi siswa adalah lebih aktif dan kreatif menyiasati, mencari dan memilih strategi, model dan pendekatan pembelajaran yang paling tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terkait dengan hasil pembelajaran. Berkaitan dengan kenyataan di atas penulis mencoba menerapkan suatu model pembelajaran yang dianggap lebih efektif yaitu model pembelajaran langsung dalam hal ini siswa dapat memahami pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Lingkaran Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung”.
B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi dalam penyelenggaraan pembelajaran matematika adalah proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan umumnya bersifat satu arah, artinya guru hanya mentransfer secara langsung ilmu kepada siswanya tanpa mempertimbangkan aspek kesiapan siswa dan aspek intelegensi siswa yang bervariasi. Hal ini menyebabkan kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dengan
4
demikian diduga hal ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa yang menjadi permasalahn adalah “Apakah hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran langsung?”.
3. Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan suatu proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung di kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makasar melalui penerapan model pembelajaran langsung.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik perorangan maupun lembaga sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa lebih memahami pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif dalam pembelajaran matematika agar mereka dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi guru sebagai alternatif model pembelajaran untuk mata pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang baik kepada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat menopang pencapaian target yang diharapkan.
4. Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran langsung dengan menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah dan memberikan dorongan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian yang sejenis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis 1. Hakekat Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the moditication or strengthening of behavior through experiencing) ( Oemar Hamalik, 2011: 27).
“Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan”.
Perubahan tingkah laku yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara seperti mabuk.
Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan keterampilan yang bersifat konstan. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam perilaku nyata (W.S. Wingkel dalam Haling, 2006).
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat, namun belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk (Soedjana dalam Abbas, 2009: 10).
Pendapat lain menyatakan bahwa belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensi (Suryabrata dalam Abbas, 2009: 10).
Belajar itu perubahan-perubahan bersifat psikis (Oemar Hamalik dalam Haling, 2006).
Umar Tirtaraharja (Haling, 2006) mengemukakan tentang ciri-ciri belajar antara lain:
a. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses kematangan.
b. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena perubahan kondisi fisik.
c. Hasil belajar bersifat relatif menetap.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
2. Hasil Belajar
Gagne (Fitriani, 2011: 12) mengemukakan bahwa:
"Ada lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar yaitu:
a. Keterampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai dari baca, tulis, hitung sampai kepada pemikiran yang rumit;
b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah;
c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta:
d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik dan sebagainya;
8
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang."
Howard Kingsley (Fitriani, 2011: 12) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.
Menurut Wood Worth dan Murquis (Fitriani, 2011: 12) mendefenisikan hasil belajar sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan alat yaitu tes.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, berarti bahwa hasil belajar dicapai setelah proses belajar sebagai akibat dari perlakuan dalam kegiatan belajar. Penguasaan materi yang akan diajarkan bagi seorang pengajar belumlah cukup untuk menentukan hasil belajar bagi siswa, tapi juga harus didukung dengan adanya interaksi multi arah antara pengajar dengan siswa yang diajar, atau antara siswa dengan siswa, sehingga terjadi dua kegiatan yang saling mempengaruhi yang dapat menentukan hasil belajar siswa.
Dari proses belajar mengajar, siswa senantiasa ingin mencapai hasil yang baik dari kegiatan belajarnya, demikian pula guru senantiasa ingin memperoleh hasil yang baik dari kegiatan mengajar. Hasil mengajar merupakan salah satu indikator penting dalam pendidikan dan peningkatan hasil belajar ditentukan oleh tingkat kemampuan siswa untuk belajar. Ausebel (Abbas, 2009: 11) menyatakan bahwa “ Belajar bermakna bila materi yang akan dipelajari disusun sesuai dengan struktur kognitif siswa sehingga ia dapat mengaitkan pelajaran dengan struktur kognitif yang dimilikinya ”.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran diperlukan suatu alat ukur yang biasa berupa tes yang hasilnya merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa yang dapat dicapai dalam usaha belajarnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa menguasai bahan pelajaran setelah memperoleh pengalaman belajar dalam suatu penggalan waktu tertentu yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes.
3. Pembelajaran Matematika
Kualitas pendidikan merupakan salah satu masalah krusial yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia selain masalah kuantitas, masalah efektifitas, masalah efesiensi dan masalah relevansi pendidikan. Komponen guru dan siswa merupakan dua subjek yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas. Guru merupakan subjek yang merancang strategi sekaligus sutradara mengatur jalannya proses pmbelajaran di dalam kelas, termasuk mempersiapkan rencana pengajaran dengan mempertimbangkan kurikulum, sarana dan prasarana yang ada. Sedangkan siswa merupakan subjek yang harus memiliki kemampuan, motivasi dan kesiapan yang memadai untuk belajar. Kualitas diartikan sebagai mutu, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Proses pendidikan merupakan salah satu upaya tahapan pengembangan kemampuan dan prilaku manusia yang melibatkan penggunaan hampir seluruh
10
pengalaman hidup anak. Suatu proses belajar adalah bagian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan kualitas pembelajaran adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Lovitt & Clarke (Suherman, dkk, 2003) mengemukakan bahwa “kualitas pembelajaran ditandai dengan berapa luas lingkungan belajar yang dimulai dari mana siswa berada, mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda dan cara yang berbeda, melibatkan siswa secara pisik dalam proses belajar dan meminta siswa untuk menvisualkan yang imajiner “.
Hal ini sekali lagi menekankan pentingnya peran aktif siswa dan proses pemahaman dalam belajar matematika. Dalam pembelajaran matematika yang menekankan pemahaman ini, kemampuan melakukan eksplorasi, bertanya, merumuskan masalah, membuat dugaan-dugaan dan memecahkan masalah memegang peranan yang sangat penting.
Kemampuan siswa dalam memahami matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Upu (Abbas, 2009) bahwa : “Salah satu hal penting yang turut mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami matematika adalah pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ada kemungkinan seorang siswa mempunyai kemampuan yang sedang atau rendah, namun keadaan pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru menarik atau sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, maka pemahaman matematikanya menjadi cepat dan prestasi belajarnya pun lebih tinggi.”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kualitas pembelajaran matematika meliputi kualitas proses dan kualitas hasil. Kualitas pembelajaran matematika adalah mutu proses dan produk pembelajaran matematika sebagai upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Peningkatan proses dapat diamati dari meningkatnya minat, motivasi serta keaktifan siswa dalam setiap pembelajaran Paduppai (Abbas, 2009). Peningkatan minat, motivasi dan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dengan meningkatnya kehadiran dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan peningkatan kualitas pembelajaran dapat diukur dengan tes kualitas pembelajaran pada setiap akhir siklus penelitian.
4. Model Pembelajaran Langsung a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011:133).
b. Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran yang bersifat teacher center. Guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa selangkah demi selangkah, sehingga guru dituntut agar menjadi seorang model yang menarik bagi siswa.
Model pembelajaran langsung digunakan agar siswa menguasai suatu pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu) dan
12
pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu yang dapat diungkapkan dengan kata-kata).
Model pembelajaran langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Kardi, dkk, 2005) :
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar.
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajarari selangkah demi selangkah.
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase atau sintaks yang sangat penting, yaitu :
a) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, b) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, c) Membimbing pelatihan,
d) Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik,
e) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dan berhasil.
Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama memperhatikan, mendengarkan dan resitasi (tanya jawab yang terencana).
Sistem pengelolaan kelas meliputi upaya untuk menarik perhatian siswa, kerja sama siswa, cara dan sarana untuk memotivasi siswa, cara guru menciptakan dan mengajarkan aturan-aturan dan prosedur yang jelas, dan langkah-langkah yang diambil oleh guru pada awal tahun pelajaran dapat berlangsung dengan lancar.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan- keputusan yang jelas dari guru, selama berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran dan pada waktu menilai hasilnya. Langkah-langkah pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase, yaitu (Yulhaeni, 2004) :
1) Fase-1
Menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyiapkan siswa. Langkah ini bertujuan untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasinya.
a) Menjelaskan indikator pencapaian hasil belajar
Guru mengkomunikasikan indikator hasil belajar kepada siswa melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis atau menempel informasi tertulis pada papan buletin.
b) Menyiapkan siswa
Mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki, yang relevan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.
14
2) Fase-2
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan. Adapun langkah- langkah pendemonstrasian yang efektif :
a) Mencapai kejelasan tujuan dan poin-poin utama
(1) Menyatakan indikator pencapaian hasil belajar dari materi pembelajaran
(2) Memfokuskan pada satu ide
(3) Menghindari penyimpangan dari pokok bahasan b) Presentase selangkah demi selangkah
c) Prosedur spesifik dan konkrit
d) Pengecekan untuk pemahaman siswa.
3) Fase- 3
Menyediakan latihan terbimbing. Adapun prinsip-prinsip dalam penerapan dan melakukan pelatihan adalah:
a) Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna
b) Berikan latihan sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari.
c) Berhati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan dalam latihan berkelanjutan.
4) Fase-4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Adapun pedoman dalam memberikan umpan balik yang efektif adalah :
a) Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan.
b) Umpan balik harus jelas dan spesifik
c) Memberkan balikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa d) Memberikan pujian terhadap kriteria yang benar
e) Apabila memberikan umpan balik yang negatif tunjukkan bagaimana melakukan yang benar
f) Membantu siswa memusatkan perhatian pada proses dan bukan pada hasil g) Mengajar cara memberikan umpan balik kepada dirinya sendiri dan
bagaimana menilai keberhasilan kinerja sendiri.
5) Fase-5
Memberikan kesempatan kepada siswa latihan mandiri, guru memberikan pekerjaan rumah.
B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah: “jika dilaksanakan model pembelajaran langsung, maka hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa dapat meningkat”.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi: Perencanaan (Planning), tindakan (Action), refleksi (Reflection).
B. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.
C. Faktor yang diselidiki
Faktor yang diselidiki untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
a. Faktor input, yaitu kehadiran siswa, siswa yang memperhatikan dan mencatat, keaktifan siswa, kerja sama siswa, siswa yang menyimpulkan materi, siswa yang mengerjakan tugas/PR dan siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran.
b. Faktor proses pembelajaran, interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara siswa dengan siswa lainnya pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran langsung.
c. Faktor output, yaitu peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran langsung.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Selanjutnya diuraikan gambaran umum yang dilakukan pada dua siklus sebagai berikut .
1. Siklus pertama dilaksanakan selama 2 minggu (sebanyak 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran)
2. Siklus kedua dilakukan selama 2 minggu (sebanyak 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran)
Tiap siklus terdiri dari beberapa tahap kegiatan sesuai rancangan penelitian. Berikut ini dijelaskan mengenai gambaran kegiatan kedua siklus tersebut
Gambaran Siklus I 1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.
a. Menelaah Kurikulum Matematika Tingkat Satuan Pendidikan SMP kelas VIII yang akan diajarkan.
b. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung.
c. Membuat format observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas ketika pelaksanaan tindakan kelas sedang berlangsung.
d. Membuat dan menyusun alat evaluasi.
18
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi.
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, demikian pula hasil evaluasinya. Dari hasil yang didapatkan peneliti akan merefleksikan diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis pada tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Gambaran Siklus 2 :
Kegiatan dalam siklus 2 ini adalah mengulangi langkah kerja siklus I sebelumnya yang telah mengalami perbaikan dan pengembangan yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Kegiatan-kegiatan dalam siklus I diulang secara spiral yang memungkinkan terjadinya siklus-siklus yang lebih kecil, dimana tiap siklus kecil tersebut adalah perbaikan dari siklus sebelumnya.
E. Data dan cara pengambilan data
1. Sumber data : Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa.
2. Jenis data : Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kuantitatif : Diperoleh dari tes hasil belajar pada akhir setiap siklus.
Data kualitatif : Diperoleh dari lembar observasi dan tanggapan siswa.
3. Cara pengambilan data :
a. Hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa setiap akhir siklus.
b. Data tentang situasi belajar pada saat dilakukan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.
F. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan analisis deskriptif yang terdiri atas rata-rata (mean), rentang (range), median, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum yang diperoleh siswa pada tiap siklus. Sedangkan data hasil observasi dianalisis secara kualitatif.
Menurut Ketuntasan Departemen Pendidikan Nasional (Purwanto:2004), Siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila 85% dari jumlah siswa yang telah tuntas belajar. Kategorisasi tersebut terdiri atas 5 kriteria penilaian terhadap hasil belajar, yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi, sebagai berikut:
20
TABEL 3.1 Kategori Standar Hasil Belajar Berdasarkan Depertemen Pendidikan Nasional
No Skor Kategori
1 0 – 54 Sangat Rendah
2 55 – 64 Rendah
3 65 – 79 Sedang
4 80 – 89 Tinggi
5 90 – 100 Sangat Tinggi
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah bila skor rata- rata hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar dapat meningkat secara nyata dan perubahan tingkah laku siswa terhadap bahan ajar/materi dengan menerapkan model pembelajaran langsung.
Menurut ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 27 Makassar siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh skor minimal 75 dari skor ideal 100 dan tuntas secara klasikal apabila minimal 85 % dari siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Siklus I
a) Analisis deskriptif hasil belajar matematika siswa pada Siklus I.
Data hasil belajar matematika siswa pada Siklus I diperoleh melalui pemberian tes hasil belajar matematika setelah penyajian sub pokok bahasan lingkaran. Adapun deskriptif skor hasil belajar matematika siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I Statistik Nilai Statistik
Subjek Penelitian 28
Skor maksimum ideal 100
Rata-rata 74,14
Standar Deviasi 7,72
Median 75
Rentang 29
Skor Tertinggi 91
Skor Terendah 62
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar setelah pemberian tindakan pada Siklus I adalah 74,14 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100. Skor tertinggi 91 dan skor terendah 62 dengan standar deviasi 7,72.
Apabila skor hasil belajar matematika siswa tersebut dikelompokkan ke dalam 5 kategori sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan oleh Departemen
22
Pendidikan Nasional, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor hasil belajar matematika siswa pada Siklus I, sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 54 Sangat rendah 0 0
55 – 64 Rendah 3 10,71
65 – 79 Sedang 19 67,86
80 – 89 Tinggi 5 17,86
90 – 100 Sangat Tinggi 1 3,57
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh bahwa dari 28 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat rendah;
10,71% yang masuk dalam kategori rendah; 67,86% yang masuk dalam kategori sedang; 17,86% yang masuk dalam kategori tinggi; dan 3,57% yang masuk dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis data Tabel 4.1 diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 74,14. Jika skor rata-rata siswa tersebut dikelompokkan ke dalam kategori seperti pada Tabel 4.2 maka skor rata-rata tersebut berada pada kategori sedang.
Deskripsi secara kuantitatif ketuntasan belajar matematika siswa setelah pemberian tindakan pada siklus I, diperlihatkan pada Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3.Deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar pada siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 - 74 Tidak Tuntas 13 46,43
75 - 100 Tuntas 15 53,57
Jumlah 28 100
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh bahwa dari 28 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, setelah pemberian tindakan pada Siklus I terdapat 13 siswa dalam kategori tidak tuntas dan sebanyak 15 siswa dalam kategori tuntas.
b) Analisis deskriptif sikap siswa dalam proses pembelajaran pada Siklus I.
Data sikap siswa pada Siklus I diperoleh melalui observasi siswa selama proses pembelajaran di setiap pertemuan. Adapun deskripsi sikap siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
24
Tabel 4.4. Tabel hasil observasi pada pembelajaran langsung siklus I
No. Komponen yang Diamati Pertemuan Persentase
1 2 3 4 (%)
1. Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran. 28 27 28 28 99,11
2. Siswa yang bertanya pada proses
belajar mengajar 10 8 8 7 29,46
3. Siswa yang memperhatikan guru dan mencatat pada saat pembelajaran
22 22 24 26 83,93
4. Siswa yang aktif mengerjakan soal latihan/LKS yang diberikan pada proses belajar mengajar berlangsung.
21 21 23 23 78,57
5. Siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan lisan guru pada proses belajar mengajar.
5 5 7 8 22,32
6. Siswa yang mengajukan diri untuk
mengerjakan soal di papan tulis. 4 5 7 8 21,43
7. Siswa yang menyimpulkan materi pelajaran pada proses belajar mengajar
10 10 12 15 41,96
8. Siswa yang mengerjakan tugas/PR. 25 26 27 27 91,25 9. Siswa yang melakukan kegiatan lain
yang sifatnya mengganggu pembelajaran
6 5 4 4 16,96
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh bahwa dari 28 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, kehadiran siswa mengikuti pelajaran rata-rata mencapai 99,11%, siswa yang bertanya pada proses belajar mengajar rata-rata mencapai 29,46%, siswa yang memperhatikan guru dan mencatat pada saat pembelajaran rata-rata mencapai 83,93%, siswa yang aktif mengerjakan soal latihan/LKS yang diberikan pada proses belajar mengajar rata-rata mencapai 78,57%, siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan lisan guru pada proses belajar mengajar 22,32%, siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis
21,43%, siswa yang menyimpulkan materi pelajaran pada proses belajar mengajar rata-rata mencapai 41,96%, siswa yang mengerjakan tugas/PR rata- rata mencapai 91,25% dan siswa yang melakukan kegiatan lain yang sifatnya mengganggu pembelajaran rata-rata mencapai 16,96%.
c) Refleksi Siklus I
1) Tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi masih kurang, seiring dengan banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan dan meminta bimbingan dari tiap pertemuan tetapi siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan lisan guru semakin meningkat.
2) Masih kurangnya rasa percaya diri dari siswa untuk tampil kedepan untuk menyelesaikan soal.
3) Masih adanya siswa yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung karena sebelumnya siswa telah terbiasa pasif dalam menerima materi pelajaran dan masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas/PR.
4) Frekuensi kehadiran siswa tergolong cukup tinggi. Pada pertemuan pertama, ketiga, dan keempat seluruh siswa hadir mengikuti proses pembelajaran. Pada pertemuan kedua, dari 28 siswa hanya 27 siswa yang hadir. Hal ini disebabkan adanya siswa yang sakit.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes akhir siklus I tergolong sedang dan masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Sehingga ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus pertama belum mencapai ketuntasan klasikal 85 %.
26
d. Keputusan
Dilihat dari perolehan nilai tes, masih terdapat siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, yakni ada 13 orang siswa yang masih berada dalam kategori tidak tuntas dan 3 orang yang hasil belajarnya masih dalam kategori rendah.
Dilihat dari hasil lembar observasi siswa, dapat menunjukkan bahwa belum terjadi perubahan sikap siswa yang berarti. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tindakan kelas ini perlu dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya dengan mengupayakan perbaikan dengan memberikan perhatian dan bimbingan khusus kepada siswa yang tergolong dalam kategori rendah serta memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Siklus II
a) Analisis deskriptif hasil belajar setelah pemberian tindakan pada Siklus II.
Data hasil belajar matematika siswa pada Siklus II diperoleh melalui pemberian tes hasil belajar matematika setelah menyelesaikan sub pokok bahasan lingkaran. Adapun deskriptif skor hasil belajar matematika siswa pada Siklus II dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II Statistik Nilai Statistik
Subjek Penelitian 28
Skor maksimum ideal 100
Rata-rata 81,93
Standar Deviasi 6,54
Median 80
Rentang 22
Skor Tertinggi 97
Skor Terendah 75
Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa setelah pemberian tindakan pada Siklus II adalah 81,93 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100. Skor tertinggi 97 dan skor terendah 75 dengan standar deviasi 6,54.
Apabila skor hasil belajar matematika siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor hasil belajar matematika siswa pada Siklus II, sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 54 Sangat rendah 0 0
55 – 64 Rendah 0 0
65 – 79 Sedang 12 42,86
80 – 89 Tinggi 12 42,86
90 – 100 Sangat Tinggi 4 14,28
Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh bahwa dari 28 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat rendah dan rendah; 42,86% yang masuk dalam kategori sedang dan tinggi; dan 14,28%
yang masuk dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis data Tabel 4.5 diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu 81,93. Jika skor rata-rata siswa tersebut dimasukkan pada tabel 4.6 maka skor rata-rata masuk pada kategori tinggi.
Deskripsi secara kuantitatif ketuntasan belajar matematika siswa setelah pemberian tindakan pada siklus II, diperlihatkan pada tabel 4.7 berikut ini :
28
Tabel 4.7 Deskripsi ketuntatasan belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar pada siklus II.
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 - 74 Tidak Tuntas 0 0
75 - 100 Tuntas 28 100
Jumlah 28 100
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh bahwa dari 28 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, setelah pemberian tindakan pada Siklus II semua siswa masuk dalam kategori tuntas.
b) Analisis deskriptif sikap siswa dalam proses pembelajaran pada Siklus II Tabel 4.8 Hasil observasi pada pembelajaran pendekatan kontekstual siklus II No. Komponen yang Diamati Pertemuan Persentase
1 2 3 4 (%)
1. Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran. 28 28 28 28 100
2. Siswa yang bertanya pada proses
belajar mengajar 7 5 4 4 17,86
3. Siswa yang memperhatikan guru dan mencatat pada saat pembelajaran
26 27 28 28 97,32
4. Siswa yang aktif mengerjakan soal latihan/LKS yang diberikan pada proses belajar mengajar berlangsung.
23 25 25 27 89,29
5. Siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan lisan guru pada proses belajar mengajar.
9 11 12 14 41,07
6. Siswa yang mengajukan diri untuk
mengerjakan soal di papan tulis. 9 9 11 13 37,50
7. Siswa yang menyimpulkan materi pelajaran pada proses belajar mengajar
14 15 17 18 57,14
8. Siswa yang mengerjakan tugas/PR. 26 27 28 28 97,32 9. Siswa yang melakukan kegiatan lain
yang sifatnya mengganggu pembelajaran
4 4 3 2 11,61
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh bahwa dari 28 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, kehadiran siswa mengikuti pelajaran mencapai 100%, siswa yang bertanya pada proses belajar mengajar rata-rata mencapai 17,86%, siswa yang memperhatikan guru dan mencatat pada saat pembelajaran rata-rata mencapai 97,32%, siswa yang aktif mengerjakan soal latihan/LKS yang diberikan pada proses belajar mengajar rata-rata mencapai 89,29%, siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan lisan guru pada proses belajar mengajar rata-rata mencapai 41,07%, siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis 37,50%, siswa yang menyimpulkan materi pelajaran pada proses belajar mengajar rata-rata mencapai 57,14%, siswa yang mengerjakan tugas/PR rata- rata mencapai 97,32% dan siswa yang melakukan kegiatan lain yang sifatnya mengganggu pembelajaran rata-rata mencapai 11,61%.
c) Refleksi Siklus II.
1) Perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh guru menunjukkan peningkatan. Hal ini ditandai dengan berkurangnya siswa yang mengajukan pertanyaan dan siswa yang meminta bimbingan serta siswa yang menjawab dan menanggapi pertanyaan lisan guru semakin bertambah.
2) Tingkat keberanian siswa semakin baik, terlihat dari banyaknya siswa yang ingin tampil kedepan.
3) Siswa yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung sudah mulai berkurang. Hal ini terlihat dari pertemuan
30
pertama dan kedua terdapat 4 siswa sedangkan pertemuan ketiga dan keempat masing-masing terdapat 3 dan 2 siswa.
4) Siswa yang tidak mengerjakan tugas/PR sudah mulai berkurang.
5) Frekuensi kehadiran siswa semakin meningkat jika dibandingkan pada siklus I.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes akhir siklus II tergolong tinggi. Sehingga ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus kedua sudah mencapai ketuntasan klasikal (85 % ketuntasan klasikal)
d. Keputusan
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama Siklus II, dapat diketahui bahwa: (1) siswa sudah aktif belajar untuk mengkonstruksi pemahamannya terhadap materi yang diberikan; (2) terjadi peningkatan jumlah siswa yang menjawab pertanyaan dan menyimpulkan materi yang dibahas serta siswa yang mencatat materi pelajaran pada saat proses belajar mengajar berlangsung; (4) terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari skor rata-rata hasil belajar siswa dimana pada siklus I adalah 74,14 menjadi 81,93 dan skor hasil belajar siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi pada siklus I yakni ada 4 orang menjadi 7 orang pada siklus II.
3. Hasil tanggapan siswa setelah pemberian tindakan pada proses pembelajaran.
Pada akhir penelitian penulis memberikan pertanyaan tanggapan kepada siswa untuk memberikan komentar tentang pembelajaran matematika serta proses
belajar mengajar selama penelitian berlangsung yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, kemudian disimpulkan sebagai berikut : a) Tanggapan siswa tentang pelajaran matematika
Berdasarkan analisis tanggapan siswa tentang pelajaran matematika diperoleh bahwa ada beberapa siswa yang senang pelajaran matematika dan ada yang tidak senang, adapula kadang-kadang senang kadang-kadang tidak. Pada umumnya siswa yang tidak senang belajar matematika beralasan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit karena memiliki banyak rumus.
Sedangkan siswa yang kadang-kadang senang beralasan materi yang diberikan oleh guru kadang mudah dimengerti kadang tidak. Bagi siswa yang senang belajar matematika beralasan bahwa pelajaran matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, dengan belajar matematika dapat menghitung dengan baik dan benar. Adapula yang beralasan bahwa pelajaran matematika memberi tantangan bagi dirinya, sebagian lagi beralasan bahwa pelajaran matematika berguna bagi masa depan (misalnya dapat melanjutkan studi dan mencari kerja).
b) Tanggapan siswa tentang pembelajaran matematika dengan mode pembelajaran langsung.
Secara umum siswa mengatakan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran langsung sangat bagus dan menyenangkan. Pelajaran mudah dimengerti dan dipahami karena contoh-contoh yang diberikan dijelaskan selangkah demi selangkah. Pelajaran dimulai dengan benda-benda yang ada di sekitar siswa yang bisa langsung dilihat dan diraba oleh siswa. Jadi mereka belajar matematika tidak lagi menghafal apalagi hanya menghayal tentang konsep
32
yang sedang dipelajari sehingga mereka mudah mengerti dan memahami pelajaran yang dipelajari. Disamping itu pembentukan kelompok kemudian membagikan LKS pada setiap kelompok sangatlah menyenangkan karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara aktif menemukan sendiri konsep/rumus matematika dari suatu materi dan membiasakan menjalin kerjasama dengan teman yang lain.
c) Saran siswa tentang perbaikan pembelajaran matematika.
Adapun saran-saran yang dikemukakan siswa sebagai upaya perbaikan proses belajar mengajar matematika adalah agar pelajaran matematika sebaiknya diajarkan dengan mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan benda-benda atau situasi yang ada di sekitar kita. Kemudian dalam proses belajar mengajar guru seharusnya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum mereka pahami.
Memberikan penjelasan terlebih dahulu jika ada soal atau latihan yang akan diselesaikan, demikian pula sebaiknya lebih banyak membahas soal-soal dengan tujuan agar terbiasa dan terlatih dalam mengerjakan soal.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Peningkatan hasil belajar matematika Siswa Kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar.
Berdasarkan analisis deskriptif hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA
SMP Negeri 27 Makassar, diperoleh bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa pada Siklus I adalah 74,14, sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada Siklus II adalah 81,93 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100. Ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar 7,79 sehingga secara kuantitatif diperoleh bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar setelah penerapan model pembelajaran langsung dari kategori sedang menjadi kategori tinggi.
Pada Siklus II tampak bahwa pada umumnya siswa mengalami peningkatan skor hasil belajar matematika. Hal ini disebabkan antara lain pada Siklus II siswa telah mampu menyelesaikan soal sesuai prosedur yang diharapkan sehingga umumnya siswa dapat memperoleh skor pada setiap butir soal.
2. Perubahan sikap dan aktivitas Siswa Kelas VIIiA SMP Negeri 27 Makassar.
Berdasarkan analisis deskriptif aktivitas siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar, diperoleh bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa. Jika dibandingkan hasil observasi Siklus I dan Siklus II, persentase rata-rata kehadiran siswa meningkat dari 99,11% menjadi 100%. Persentase rata-rata jumlah siswa yang bertanya pada proses belajar mengajar menurun dari 29,46% menjadi 17,86%.
Persentase rata-rata jumlah siswa yang memperhatikan dan mencatat materi pelajaran yang sedang berlangsung meningkat dari 83,93% menjadi 97,32%.
Persentase rata-rata jumlah siswa yang aktif mengerjakan soal latihan/LKS meningkat dari 78,57% menjadi 89,29%. Persentase rata-rata jumlah siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan lisan guru pada proses belajar mengajar meningkat dari 22,32% menjadi 41,07%. Persentase rata-rata jumlah siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis meningkat dari 21,43%
menjadi 37,50%. Persentase rata-rata jumlah siswa yang menyimpulkan materi
34
pelajaran meningkat dari 41,96% menjadi 57,14%. Persentase rata-rata jumlah siswa yang mengerjakan tugas/PR meningkat dari 91,25% menjadi 97,32%.
Persentase rata-rata jumlah siswa yang melakukan kegiatan lain yang sifatnya mengganggu pembelajaran menurun dari 16,96% menjadi 11,61%.
Terjadinya peningkatan persentase aktivitas siswa, kehadiran siswa mengikuti proses belajar mengajar dan keaktifan siswa baik pada saat proses pembelajaran maupun dalam kerja kelompok meningkat sehingga kerjasama dalam kegiatan kelompok terjalin dengan baik, serta siswa yang mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kesadaran dan perhatian yang cukup besar untuk belajar matematika. Namun tidak dapat dipungkiri masih terdapat siswa yang tidak mau mengemukakan pendapat selama diskusi berlangsung juga masih tidak dapat bekerja sama dan hanya melakukan kegiatan lain atau hanya diam. Hal ini terjadi disebabkan oleh faktor psikologis dari siswa sendiri yang belum terbiasa dengan pembelajaran seperti ini.
Selain perubahan aktivitas siswa yang menunjukkan peningkatan, juga terjadi perubahan yang menunjukkan penurunan. Jumlah siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran semakin berkurang sampai pertemuan terakhir. Jumlah siswa yang memerlukan bimbingan juga berkurang yang menunjukkan bahwa akhirnya siswa mampu mengerjakan LKS tanpa dibimbing oleh guru. Hal ini dapat terjadi karena motif mengerjakan LKS yang hampir sama pada setiap pertemuan dan kerjasama siswa yang meningkat.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan motivasi dan aktifitas siswa. Akhirnya dengan motivasi dan keaktifan siswa yang demikian, dengan sendirinya skor hasil belajar siswa meningkat.
36
36 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara kuantitatif dan secara kualitatif hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar melalui penerapan model pembelajaran langsung mengalami peningkatan.
2. Skor rata-rata hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa kelas VIIIASMP Negeri 27 Makassar setelah pemberian tindakan pada siklus I adalah 74,14 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai dengan standar deviasi 7,72 dan berada pada kategori sedang. Sedangkan skor rata-rata hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran siswa setelah pemberian tindakan pada siklus II adalah 81,93 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai dengan standar deviasi 6,54 dan berada pada kategori tinggi.
3. Ketuntasan belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar juga meningkat. Pada siklus I, dari 28 siswa sebanyak 15 siswa dinyatakan tuntas belajar. Sedangkan pada siklus II, sebanyak 28 siswa dinyatakan tuntas belajar.
4. Perubahan sikap siswa dan aktivitas siswa kelas VIIIA SMP Negeri 27 Makassar melalui penerapan model pembelajaran langsung mengalami peningkatan.
37 B. Saran
Untuk memaksimalkan pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran langsung perlu diterapkan dan dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran matematika, agar siswa dapat memahami konsep matematika yang diajarkan dengan baik.
2. Untuk melaksanakan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran langsung, siswa perlu banyak diberi contoh yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika, hendaknya para guru yang akan menerapkan model pembelajaran langsung lebih mengoptimalkan penggunaan waktu yang ada, sebab salah satu komponen model pembelajaran tersebut yaitu pembentukan masyarakat belajar membutuhkan waktu yang relatif lama.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Neldy. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII2
SMP Negeri 30 Makassar Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Model Pembelajaran Langsung. Skripsi: FMIPA UNM.
Arikunto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas, 2003, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning (CTL), Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta
Fitriani, 2011. Meningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Bissappu Kabupaten Bantaeng Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Haling, Abdul. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kardi, dkk. 2005. Pengajaran Langsung. UNESA, Surabaya.
Kurniawan. 2007. Fokus Matematika untuk SMP/MTs. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Salamah, Umi. 2012. Berlogika dengan Matematika. Solo: Platinum.
Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran matematika kontemporer.
Univeritas Pendidikan Indonesia, Bandung
Sukino, dkk. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar
Yulhaeni. 2004. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I1 SMP Negeri 26 Makassar melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Langsung . Skripsi: FMIPA UNM.
\
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 27 Makassar Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Langsung
KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : M. MUSHAWWIR S.
Stambuk : 10536 1840 07
Jurusan : Pendidikan Matematika Judul skripsi :
Pembimbing : I. Dr. Usman Mulbar, M.Pd.
II. Drs. H. M. Yamin Wahab, M.Pd.
Konsultasi Pembimbing I
NO. HARI/TANGGAL URAIAN PERBAIKAN TANDA
TANGAN
Catatan:
Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali.
Makassar,………
Mengetahui, Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika
Drs. Baharullah, M.Pd.
NBM. 779 170
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 27 Makassar Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Langsung
KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : M. MUSHAWWIR S.
Stambuk : 10536 1840 07
Jurusan : Pendidikan Matematika Judul skripsi :
Pembimbing : I. Dr. Usman Mulbar, M.Pd.
II. Drs. H. M. Yamin Wahab, M.Pd.
Konsultasi Pembimbing II
NO. HARI/TANGGAL URAIAN PERBAIKAN TANDA
TANGAN
Catatan:
Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali.
Makassar,………
Mengetahui, Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika
Drs. Baharullah, M.Pd.
NBM. 779 170
LEMBAR JAWABAN
“LINGKARAN”
Nama : NIS :
Nilai :
RIWAYAT HIDUP
M. Mushawwir S, lahir di Jeneponto pada tanggal 21 September 1988. Anak pertama dari enam bersaudara buah cinta pasangan Saharuddin dan Sarinah.
Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun 1995 hingga tahun 2001 di SD Negeri No. 17 Pokobulo. Setamat dari sekolah dasar kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Tamalatea dan tamat tahun 2004. Tahun 2004 hingga tahun 2007 penulis menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Takalar.
Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) program Strata Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.