PERAN BADAN KELUARGA BERENCANA
DALAM PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KOTA MAKASSAR
MUHAMMAD AGUS Nomor Stambuk : 105640 1451 11
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
PERAN BADAN KELUARGA BERENCANA
DALAM PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KOTA MAKASSAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan Oleh MUHAMMAD AGUS Nomor Stambuk : 10564 01451 11
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ABSTRAK
MUHAMMAD AGUS.Tahun 2015 Peran Badan Keluarga Berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar (Dibimbing Oleh Bapak Abdul kadir adys Dan Ibu Juliati Saleh).
Program keluarga berencana (KB) yang telah dilakukan oleh badan keluarga berencana kota Makassar telah dilaksanakan dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera serta mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran karena Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk.
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan mengambil informan sebanyak 8 orang yang di lakukan. data yang dikumpulkan berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen, catatan memo, dan dokumen resmi lainya. tipe penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif kemudian peneliti akan mendeskripsikan dan menjelaskan secara jelas.
Hasil penelitian menunjukan pemerintah Kota Makassar khususnya Badan keluarga berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk dengan program KB yang di lakukan sudah optimal karena sudah melakukan advokasi, menyelenggarakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dan membina, membimbing serta menfasilitasi. oleh karena itu dapat dikatakan bahwa program KB sudah berhasil, akan tetapi tingginya laju urbanisasi menjadi masalah dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar.
Kata kunci:Badan Keluarga Berencana,Pengendalian penduduk
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Badan Keluarga berencana (Bkb) dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Abdul Kadir Adys, SH, MM Selaku Pembimbing I dan Ibu Dra. Hj. Juliati Saleh, M,Si Selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M,Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Andi Luhur Prianto, S.IP, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kedua Orang Tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil.
5. Bapak dan Ibu dosen serta Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Pemerintah Kantor Badan Keluarga berencana kota Makassar yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 di Jurusan Ilmu Pemerintahan terkhusus kelas E yang telah bersama-sama berusaha keras dan penuh semangat dalam menjalani studi baik suka maupun duka. Kebersamaan ini akan menjadi sebuah kenangan yang indah yang tidak akan dilupakan.
8. Sahabat-sahabat penulis Sarifudin, Mustahir, Ardiansyah, Nurfari jamaludin yang telah bersama-sama berjuang serta tidak henti-hentinya memberikan semangat untuk selesainya karya tulis ini.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 08 Mei 2015
Muhammad Agus
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi ... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii
Abstrak ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan teori ... 9
B. Peran Badan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk ... 20
C. Cara pengendalian perubahan penduduk ... 21
D. Kerangka Pikir ... 27
E. Fokus Penelitian ... 28
F. Deskripsi Fokus Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31
B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 31
C. Sumber Data ... 31
D. Informan Penelitian ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Teknik Analisis data ... 33
G. Keabsahan Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian ... 35
1. Letak dan luas wilayah ... 35
2. Visi Dan Misi Badan Keluarga Berencana Kota Makassar ... 37
3. Tugas dan Fungsi ... 40
4. Sumber daya manusia Badan Keluarga Berencana Kota Makassar ... 56
B. Peran Badan Keluarga Berencana Kota Makassar dalam pengendalian pertumbuhan penduduk ... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Menurut Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, social budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. Di samping itu di sebutkan pula perkembangan kependudukan dan pembanguna keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil dengan luas tabah kira-kira 2 juta km² dan jumlah penduduk yang ke empat terpadat di dunia setelah China, India,dan Amerika. Sebagaimana diketahui perubahan angka pertumbuhan penduduk disebabkan oleh unsur-unsur yaitu : Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi. Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi,jumlah kelahiran setiap tahun di Indonesia masih besar, jumlah bayi yang lahir setelah tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya tiap-tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi.
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari 3 faktor demogarafis selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, factor social ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan factor individu dan keluarga
mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat. Mortalitas artinya peristiwa menghilangnya suatu tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Ida Bagoes Mantra 2000:115).
Migrasi adalah merupakan gerak perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tujuan untuk menetap di daerah tujuan, migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen dari suatu daerah ke daerah lainnya (orangnya disebut migran).Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja. Banyak ide dan teori yang sudah dipaparkan cendekiawan-cendekiawan terdahulu mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dan kemiskinan. Salah satunya adalah Malthus. Malthus meyakini jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan berbagai macam penderitaan manusia.
Jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi sudah barang tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan miskin. Sampai-sampai ada idiom yang menyebutkan bahwa ”tidak ada yang bertambah dari keluarga miskin kecuali anak”. Selain meningkatkan beban tanggungan keluarga, anak yang tinggal di keluarga miskin sangat terancam kondisi
kesehatannya akibat buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal dan ketidakmampuan keluarga untuk mengakses sarana kesehatan jika anak mengalami sakit. Hal yang sama juga dialami ibu hamil dari keluarga miskin. Buruknya gizi yang diperoleh semasa kehamilan memperbesar resiko bayi yang dilahirkan tidak lahir normal maupun ancaman kematian ibu saat persalinan. Maka dari itu infant mortality rate (tingkat kematian bayi) dan maternal mortality rate (tingkat kematian ibu) di golongan keluarga miskin cukup besar. Tingkat kematian merupakan indikator baik atau buruknya layanan kesehatan di suatu negara. Tingkat kematian penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia, masih didominasi golongan penduduk miskin.
Masalah migrasi juga memicu pertambahan penduduk secara regional. Salah satu contohnya adalah kasus Pulau Jawa. Pulau Jawa luasnya hanya 7 persen dari total luas wilayah nasional namun penduduk yang berdiam di Jawa adalah 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Kesenjangan antar pulau ini menyebabkan munculnya kemiskinan baik di pulau-pulau luar yang tidak berkembang maupun di Pulau Jawa sebagai akibat ketidakmampuan mayoritas penduduk mendatang maupun lokal yang kalah bersaing dalam mendapatkan penghidupan yang layak.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai populasi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Menurut data dari Tribunnews.com Indonesia berada pada posisi ke empat jumlah penduduk terbanyak di dunia, dengan jumlah penduduknya sebanyak 237,6 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang semakin besar ini tentu membawa tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan kesempatan kerja, menghilangkan kemiskinan, meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan, meningkatkan infrastruktur, dan pelayanan publik.
berdasarkan hasil data di atas pemerintah Indonesia harus melakukan tindakan agar dapat meminimalisisr jumlah perumbuhan penduduk yang sangat tinggi,dan salah satu upaya yang dapat di lakukan yaitu memaksimalkan peranan Badan atau instansi yang kompeten dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk.
Didalam proses meminimalisir pertumbuhan penduduk harus dilakukan dengan beberapa tahap-tahap yang sudah di desain sedemikian baiknya agar pada saat melaksanakan proses tersebut dapat berjalan dengan baik, karena setiap saat pertumbuhan penduduk dapat berubah-ubah, maka dari itu pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya atau perbandinagan populasi yang dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam suatu populasi.
Salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah ialah memeberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat atau ajakan-ajakan yang dapat merubah pola pikir masyarakat tentang perlunya meminimalisir jumlah pertumbuhan penduduk, dan untuk menunjang keberhasilan proses ini peran aktif masyarakat juga sangat diperlukan, karena apabila masyarakat hanya menjadi pendengar saja tanpa ada respon yang dilakukan, semuanya hanya akan menjadi suatu yang tidak berarti dan boleh dikatakan tidak ada manfaat yang dapat mereka peroleh.
Namun dalam pelaksanaannya masih sering terjadi hambatan-hambatan dalam menjalankan program ini. Hal ini disebabkan oleh hal-hal teknis dan non teknis yang dapat mempengaruhi misalnya, kurangnya kemampuan dalam mengemban dan menjalankan tugasnya serta penyediaan fasilitas yang terbatas. Hal ini sangat berkaitan erat dengan proses untuk meminimalisir pertumbuhan penduduk yang ada di negara kita baik dalam skala nasional maupun di tingkat daerah, bertolak dari hal
itu dapat dijadikan suatu tantangan tersendiri bagi penyelenggaran pemerintahan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan penduduk.
Kondisi kependudukan di Makassar saat ini baik yang menyangkut jumlah, kualitas maupun persebarannya merupakan tantangan yang berat yang harus diatasi bagi tercapainya keberhasilan pembangunan di Makassar. Situasi dan kondisi kependudukan yang ada pada saat ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian penanganan secara seksama, lebih serius dan berkelanjutan. Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk yang telah dijalankan selama ini dilakukan melalui program pengaturan kelahiran melaui program keluarga berencana (KB).
Selain melalui pengaturan kelahiran,upaya pengendalian pertumbuhan penduduk juga harus didukung dengan adanya penyerasian kebijakan pengendalian penduduk.
Dengan adanya penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan kebijakan pembangunan bidang lainnya terutama yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, maupun mobilitas penduduk agar selaras, serasi dan sinergis mendukung terwujudnya Makassar sebagai Kota Dunia untuk semua.
Laju pertumbuhan penduduk merupakan barometer untuk menghitung besarnya semua kebutuhan yang di perlukan masyarakat, sepeti: perumahan, sandang, pangan, pendidikan dan sarana penunjang lainnya. Kota Makassar sebagai salah satu kota Metropolitan di Indonesia. Dari data yang saya dapatkan jumlah Penduduk Kota Makassar tahun 2011 tercatat sebanyak 1.352.136 jiwa yang terdiri dari 667.681 laki- laki dan 684.455 perempuan, dan penduduk Kota Makassar mengalami peningkatan yang cukup segnifikan menurut data dari Dinas kependudukan itu sebesar 1,7 juta jiwa pada tahun 2013. Banyaknya masyarakat pedesaan yang memilih hijrah ke Kota Makassar menimbulkan dampak pada meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di
Makassar. Dinas Catatan Sipil kota Makassar mencatat, laju pertambahan jumlah penduduk kota Makassar setiap tahun sebesar 9 sampai 10 persen, atau sekitar 154.000 jiwa lebih setiap tahunnya, dan ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Makassar khususnya Badan keluarga Berencana Kota Makassar.
Pertumbuhan penduduk yang cukup besar di Kota Makassar disebabkan oleh kencangnya laju urbanisasi yang menjadi salah satu masalah utama di kota-kota besar, termasuk kota Makassar. Kota yang berjuluk kota Daeng ini, merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek kemajuan pembangunannya. pertumbuhan penduduk ini masih akan terus bertambah jika tidak segera dilakukan langkah- langkah pencegahan salah satunya program KB seperti : a). Melakukan Advokasi, b).
Menyelenggarakan Komunikasi, informasi dan Edukasi, serta c). Membina, Membimbing dan menfasilitasi agar supaya kepadatan jumlah penduduk di Kota Makassar dapat terminimalisir dengan baik sesuai dengan yang di harapakan.
Laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar antara lain juga dipengaruhi oleh posisinya sebagai Ibukota propinsi Sulawesi selatan, disamping itu secara geografis Kota Makassar berada pada posisi yang strategis sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang berimplikasi pada derasnya arus urbanisasi maupun migrasi masuk dari kabupaten/kota lainnya dan propinsi lain di luar Sulawesi selatan dan Kota Makassar.
Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang mempunyai peran penting dalam pembangunan. Ditinjau dari kepadatan penduduk kecamatan Makassar adalah terpadat yaitu 32.730 jiwa/km2 persegi, disusul kecamatan Mariso 30.993 jiwa/km2, kecamatan Mamajang 26.471 jiwa/km2. Sedang kecamatan Tamalanrea merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk
terendah yaitu sekitar 3.272 jiwa/km2, kemudian diurutan kedua ada kecamatan Biringkanaya dengan kepadatan penduduk sekitar 3.512 jiwa/km2 terus diurutan ketiga ada kecamatan Manggala dengan kepadatan penduduk sekitar 4.896 jiwa/km2, kemudian diikuti kecamatan Ujung Tanah dan kecamatan Panakkukang diurutan keempat dan kelima dengan kepadatan penduduk sekitar 7.935 jiwa/km2dan 8.371 jiwa/km2.
Berdasarkan hal telah diuraikan diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang “Peran Badan Keluarga Berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
Bagaimana Peran Badan Keluarga Berencana (BKB) dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Peran Badan keluarga berencana (BKB) dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis, sebagai salah satu bahan perbandingan dari sudi lebih lanjut dalam peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan peran Badan keluarga berencana (BKB) dalam proses pengendalian pertumbuhan penduduk.
2. Manfaat praktis, sebagai salah satu masukan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, diutamakan untuk memberikan masukan kepada Badan keluarga berencana (Bkb) dalam melaksanakan tugas – tugas pemerintahan demi untuk mengatur SDM yang semakin meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan Teori
1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Menurut Entjang (Ritonga, 2003 : 87) Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga.
Keluarga Berencana adalah metode medis yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran (Manuaba, 1998) KB merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003)
Kelurga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, Rustam, 1998 : 155). Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2004:472).
Sedangkan Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008).
Jadi, KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudakan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan KB Tujuan umum.
1. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Tujuan khusus
1. Pengaturan kelahiran
2. Pendewasaan usia perkawinan
3. Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
4. Mencegah kehamilan karena alasan pribadi 5. Menjarangkan kehamilan
6. Membatasai jumlah anak
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi : 1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera 5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS)
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi Menurut WHO (2003) tujuan KB terdiri dari :
Menunda / mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda / mencegah kehamilan :
1. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alasan.
2. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
3. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
4. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).
3. Manfaat KB Manfaat KB Bagi Ibu :
1. Perbaikan kesehatan 2. Peningkatan kesehatan
3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak 4. Waktu yang cukup untuk istirahat
5. Menikmati waktu luang
6. Dapat melakukan kegiatan lain Manfaat KB Bagi anak :
1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup 3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik
Manfaat Untuk Keluarga:
1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga 2. Harmonisasi keluarga lebih terjaga 4. Konsep Pengendalian dan Penduduk
1. Pengertian Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Sondang P. Siagian, 2007:176)
Pengendalian menurut Ussy dan Hammer (1994:5), mengemukakan bahwa
“control is management’s systematic effort to achieve objectives by comparing performance to plan and taking appropriate action to correct important
differences”, maksud dari Ussy and Hammer yaitu pengendalian merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting.
Glen A. Welsch, Hilton, dan Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2000:3) adalah “pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan terciptanya tujuan perusahaan”. Berdasarkan dari pengertian - pengertian yang dikemukakan di atas dapat saya simpulkan bahwa pengendalian adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan– penyimpangan yang terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan kata lain pengendalian merupakan tindakan mengatur laju atau mengontrol jalannya suatu tindakan agar dapat berjalan dengan sistematis dan efesien. Salah satu jenis pengendalian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk ini yaitu pengendalian sosial di mana yang artinya adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang serta dapat memahami perlunya untuk mematuhi program – program pemerintah yang sudah ada. Ada beberapa macam – macam/jenis – jenis cara untuk mengendalikan masyarakat yaitu:
a. Pengendalian lisan (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.
b. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain.
c. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif) Pengendalian melalui cara- cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama.
Pengandalian diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang telah tercapai, apakah telah sesuai dengan rencana atau malah terjadi kesenjangan akibat adanya penyimpangan-penyimpangan.
2. Pengertian Penduduk
Penduduk merupakan suatu kumpulan masyarakat yang melakukan interaksinya dalam suatu daerah atau orang yang berhak tinggal daerah, dengan syarat orang tersebut harus memiliki surat resmi untuk tinggal di wilayah tersebut, sedangkan menurut Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2010 tentang pedoman pencatatan perkawinan dan pelaporan akta yang diterbitkan oleh negara lain mendefenisikan Penduduk adalah warga negara Indonesia atau orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan kependudukan mendefinisikan penduduk sebagai berikut :
Penduduk adalah orang dalam motranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Ada pula pendapat lain yang mendefinisikan penduduk yaitu:
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Malthus mengemukakan suatu pendapat yang tercantum dalam bukunya yang berjudul “Essay On The Principle of Population” yaitu penduduk akan selalu bertambah lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bahan makanan, kecuali terhambat oleh karena apa yang ia sebutkan sebagai moral restrains, seperti misalnya wabah penyakit atau malapetaka. Dalam pernyatan ini secara tidak langsung menyatakan kepadatan penduduk akan sulit dibendung apabila tidak ada kerjasama antara pihak yang terkait dalam menyelesaikan permasalahan pertumbuhan kependudkan ini.
3. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat diartikan sebagai perubahan dalam bilangan penduduk sepanjang masa, yang boleh dikira sebagai perubahan bilangan individu dalam sesebuah populasi melalui sukatan secara sepanjang suatu tempoh.
Walaupun boleh digunakan untuk mana-mana spesis, namun istilah pertumbuhan penduduk sentiasa melibatkan kaum manusia. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Pertumbuhan penduduk di akibatkan oleh 3 komponen demografi, yaitu : 1). Fertilitas (kelahiran)
Fertilitas merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk, fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita atau di sebut juga fekunditas.
Akan tetapi dalam perkembangan ilmu demografi, fertilitas lebih diartiakan sebagai hasil reproduksi yang nyata (bayi lahir hidup) dari seorang wanita atau sekelompok wanita. (BPS:2001). Faktor fertilasi tercermin pada jumlah kelahiran. Jika jumlah kelahiran meningkat, maka dasar piramida penduduk akan menjadi lebih lebar di bandingkan dasar piramida pada tahun-tahun sebelumnya, begitupun sebaliknya.
2). Mortalitas (kematian)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari 3 faktor demogarafis selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, factor social ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan factor individu dan keluarga mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat. Mortalitas artinya peristiwa menghilangnya suatu tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Ida Bagoes Mantra 2000:115).
Mortalitas di artikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk. Berbeda halnya dengan penyakit atau kesakitan, yang dapat menimpa lebih dari satu kali, mortalitas hanya di alami sekali dalam hidup seseorang.
Meskipun demikian seiring dengan semakin majunya ilmu kedokteran, terkadang sulit untuk membedakan keadaan mati atau hidup secara klinik. Oleh karena itu, apabila pengertian mati tidak di konsepkan secara baku, di khawatirkan dapat terjadi perbedaan penafsiran tentang kapan seseorang dikatakan mati. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan data kematian secara akurat dan tepat (proyek penelitian morbiditas dan mortalitas UI:1985)
3). Migrasi (perpindahan)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampui bataspolitik/negara ataupun batas administrative/batas bagian dalam suatu Negara, jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
(BPS:1994)
4. Permasalahan Kependudukan
Masalah kependudukan yang antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan salah satu masalah yang harus diperhatikan secara saksama dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi, tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika kualitasnya rendah. Namun seiring perubahan kondisi global maka dampak era globalisasi dan informasi mempengaruhi kebijakan kependudukan (Faturochman dan Agus Dwiyanto.2000)
Kependudukan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari negara kita, disamping karena negara kita termasuk negara terbesar di dunia negara kita juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Berikut beberapa masalah kependudukan yang ada di Indonesia :
Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Penyebaran penduduk yang tidak merata.
Struktur umur penduduk yang berusia muda
Urbanisasi yang relatif tinggi
Kualitas sumber daya manusia rendah.
Terlepas dari permasalahan kependudukan yang ada di atas pemerintah tidak bolah tinggal diam dalam, khususnya instansi yang berkaitan langsung dengan masalah kependudukan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan di atas, di antaranya:
1. Pengendalian pertumbuhannya dan pemerataan penduduk, untuk mengontrol jumlah penduduk di suatu wilayah. Kuantitas jumlah penduduk yang terkendali diharapkan akan mengurangi masalah kependudukan terutama mengenai pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tingginya laju pertumbuhan penduduk akan menghambat penduduk untuk dapat memperbaiki kualitas kehidupannya karena banyaknya penduduk akan menimbulkan banyak tekanan-tekanan dalam bidang pemenuhan kebutuhan hidup penduduk.
2. Peningkatan kualitas penduduk, terutama dalam bidang pendidikan, dan kesehatan, sebagai hal dasar yang diperlukan untuk membangun penduduk ke arah yang lebih baik. Kualitas SDM yang baik akan mengubah paradigma berpikir terhadap suatu masalah.
B. Peran Badan Keluarga Berencana dalam Pengendalian pertumbuhan penduduk Peran Badan KB dalam hal ini adalah kemampuan Badan KB untuk mengarahkan dan mengatur laju pertumbuhan penduduk di suatu kawasan tertentu sesuai dengan kawasan pengawasannya agar supaya tidak terjadi kepadatan penduduk di kawasan itu.
Untuk memahami keadaan kependudukan suatu daerah atau negara maka perlu didalami kajian demografi. Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan (demografi) dengan studi-studi tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal dari kata Yunani demos – penduduk dan Grafien – tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke waktu (Santoso, Soeroso:2004).
Pengelolaan perkembangan kependudukan ditujukan pada terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dengan lingkungan hidup guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pemerintah menetapkan jumlah, struktur, dan komposisi penduduk. Penelapan jumlah, struktur, dan komposisi penduduk didasarkan pada pendataan penduduk yang dilakukan secara berkala dan terpadu, baik tingkat pusat maupun daerah. Pendataan penduduk sebagaimana dimaksud meliputi kelahiran, kematian, usia, jenis kelamin, susunan, perpindahan, persebaran, penghidupan, kehidupan sosial, ekonomi, budaya penduduk, dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Cara pengendalian perubahan penduduk
Pengelolaan perkembangan kependudukan diwujudkan melalui pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk,dan pengarahan mobilitas penduduk, serta diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah bersama-sama masyarakat.
pengendalian perubahan penduduk dapat dilakukan dengan cara pengelolaan perkembangan penduduk, antara lain :
a). Pengendalian kuantititas penduduk.
Pengendalian kuantitas penduduk diarahkan pada terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan dan kondisi perkernbangan sosial ekonomi dan sosial budaya. Dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk Pemerintah bersama-sama rnasyarakat menyelenggarakan upaya penurunan angka kematian, penurunan angka kelahiran, dan pengarahan mobilitas penduduk. Penurunan angka kematian diselenggarakan rnelalui penurunan angka kematian bayi dan anak di bawah 5 tahun, serta memperpanjang usia harapan hidup rata-rata. Dalam rangka penurunan angka kematian, Menteri dan Menteri lain yang terkait di bidang kependudukan menetapkan kebijaksanaan upaya peningkatan kualitas hidup dan kualitas lingkungan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing secara terpadu berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kebijaksanaan upaya peningkatan kualitas hidup dan kualitas lingkungan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan:
a. Upaya kesehatan, meliputi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkalan gizi, nutrisi, peneegahan ataupun pengobatan penyakit.
b. Kualitas kondisi ekonomi,pendidikan, sosial-politik. dan sosial-budaya masyarakat.
c. Kualitas penghasilan dan pendapatankeluarga.
d. Kualitas individu atau keluarga yang berkaitan dengan tradisi, norma, produktivitas dan perilaku kehidupan.
e. Kualitas lingkungan hidup, baik alam, buatan, maupun sosial.
f. Penurunan angka kelahiran ditujukan untuk mewujudkan kondisi penduduk tumbuh seimbang menuju kondisi penduduk tanpa pertumbuhan.
Penurunan angka kelahiran dilaksanakan melalui upaya:
a).pembudayaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera, yang meliputi upaya meningkatkan kesadaran dan mendorong untuk melakukan:
1) pemakaian alat kontrasepsi;
2) pendewasaan usia perkawinan;
3) penundaan kelahiran anak pertama;
4) pemakaian air susu ibu yang optimal;
5) penjarangan jarak kelahiran;
b). peningkatan pendidikan dan peran wanita;
c). upaya lain yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
b). Pengembangan kualitas penduduk
Pengembangan kualitas penduduk dilakukan melalui upaya peningkatan nilai- nilai keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial-budaya, mental-spiritual, dan peningkatan usaha kesejahteraan lainnya. Pengembangan kualitas penduduk sebagaimana dimaksud meliputi pengembangan kualitas diri pribadi, keluarga, masyarakat, warga neg'ara dan himpunan kuantitas secara menyeluruh dan terpadu
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, masyarakat dan keluarga. Dalam upaya mendukung pengembangan kualitas penduduk, Pemerintah bersama-sama masyarakat menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan penduduk.
1) pembinaan dan pelayanan penduduk dalam rangka pengembangan kualitas penduduk dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi, termasuk penyediaan sarana, prasarana dan jasa.
2) Khusus bagi masyarakat rentan, selain cara dan bentuk pembinaan dan pelayanan juga dapat diberikan kemudahan-kemudahan sesuai dengan jenis hambatan yang perlu diatasinya.
c). Pengarahan mobilitas penduduk
1). Pengarahan mobilitas penduduk di selenggarakan dengan upaya peningkatan kepedulian dan peran sena masyarakat dalam rangka mewujudkan persebaran penduduk yang optimal yang didasarkan pada keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
2). pengarahan mobilitas penduduk dilaksanakan melalui peningkatan nilai-nilai keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, mental-spiritual.
Pengarahan mobilitas penduduk ditujukan untuk:
a. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
b. menciptakan keserasian, keselarasan, dlan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
c. mengendalikan kuantitas penduduk di suatu daerah/wilayah tenentu d. mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
e. memperluas kesempatan kerja produktif;
f. meningkatkan ketahanan nasional.
Pengarahan mobilitas penduduk dilaksanakan dengan memperhatikan faktor-faktor, antara lain:
a. konsentrasi penduduk suatu daerah/wilayah;
b. jumlah penduduk di daerah potensial;
c. keseimbangan antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Menurut Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga disebutkan bahwa :
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, social budaya, agama serta lingkungan penduduk.
Untuk menindak lanjuti penafsiran Undang Undang Dasar 1945 terutama Pasal 28 ayat (1) di atas, negara memberikan kewenangan kepada penyelenggara pemerintah (terutama bidang kependudukan) untuk mengundangkan Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pada tanggal 29 Oktober 2009, menggantikan Undang Undang sebelumnya Nomor 10 Tahun 1992. Dalam Undang Undang ini dapat terlihat jelas peraturan yang mengatur masalah kependudukan dan suatu landasan yang digunakan untuk membuat program kerja dalam usaha untuk menanggulangi masalah laju pertumbuhan penduduk/ledakan jumlah pertumbuhan penduduk yang merupakan
“pekerjaan rumah” bagi pemerintah dari tahun ke tahun.
Untuk masalah kebijakan keluarga pemerintah juga diatur dalam Undang Undang ini yaitu pada Pasal 21 dan Pasal 22. Pada Pasal 21 ayat (1) mengatakan :
Kebijakan keluarga berencana dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang:
a. Usia ideal perkawinan b. Usia ideal untuk melahirkan c. Jumlah ideal anak
d. Jarak ideal kelahiran anak
e. Penyuluhan kesehatan reproduksi.
Pada Pasal 22 ayat (1) mengatakan : Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dilakukan upaya :
a. Peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat b. Pembinaan keluarga
c. Pengaturan kehamilan dengan memperhatikan agama, kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya, serta tata nilai yang hidup dalam masyarakat.
Pada Pasal ini sudah sangat jelas perlunya kesadaran masyarakat dalam menjalankan program pemerintah.
Pengelolaan perkembangan kependudukan adalah upaya penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, penyuluhan, pengendalian, dan evaluasi masalah perkembangan kependudukan. Hal dapat kita simpulkan bahwa keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan yang ada dari tahun ke tahun. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Pada peraturan Presiden ini menjelaskan Tugas dan Fungsi utama dari BKKBN sesuai yang tertera pada Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2). Untuk lebih rincinya tugas BKKBN diatur oleh Pepres ini yang terdapat pada Pasal 2 yang berbunyi:
BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana Sedangkan untuk fungsinya sendiri tertera pada Pasal 3 ayat (1), yang berbunyi:
a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana
b. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengedalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana
c. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
d. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
f. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian pertumbuhan penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
D. Kerangka Pikir
Peran Badan Keluarga berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk harus dapat mengurangi kepadatan penduduk dan mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk. Sebagai salah satu cara untuk mengurangi kepadatan penduduk yang di lakukan oleh pihak Badan KB adalah
dengan melakukan sosialisasi keluarga berencana (KB). untuk itu dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudkan dan Keluarga Berencana Nasional. Pada peraturan Presiden ini menjelaskan Tugas dan Fungsi utama dari BKKBN sesuai yang tertera pada Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2). Untuk lebih rincinya tugas BKKBN diatur oleh Pepres ini yang terdapat pada Pasal 2 yang berbunyi: BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Sedangkan untuk fungsinya sendiri tertera pada Pasal 3 ayat (1), yang berbunyi: Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana, Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengedalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana, Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana, Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana, Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana,Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian pertumbuhan penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Sehingga dengan cara seperti ini dapat mengurangi kepadatan penduduk.
Untuk lebih jelasnya lihat Bagan kerangka pikir tersebut:
Bagan Kerangka Pikir
E. Fokus Penelitian
Berdasarkan dari teori yang digunakan, maka fokus penelitian yang akan di teliti yaitu di kantor Badan Keluarga berencana (BKB) Kota Makassar untuk mengetahui bagaimana Peran Badan keluarga berencana (BKB) Dalam Pengendalian pertumbuhan Penduduk Di Kota Makassar.
F. Deskrispi Fokus Penelitian
Berdasarkan dari kerangka pikir di atas maka deskripsi fokus penelitiannya adalah:
1. Peran Badan keluarga berencana (BKB) merupakan cara yang di lakukan Badan keluarga berencana (BKB) Kota Makassar dalam pengendalian penduduk yang meliputi Peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat Kota Makassar , Pembinaan keluarga, Pengaturan kehamilan dengan memperhatikan agama,
Peran Badan Keluarga Berencana (Bkb) dalam pengendalian pertumbuhan penduduk
Melakukan Advokasi : - Perumusan
Kebijakan - Pengendalian
Menyelenggarakan : - Komunikasi - Informasi - Edukasi
Melaksanakan : - Pembinaan - Pembimbingan - Menfasilitasi
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar
kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya, serta tata nilai yang hidup dalam masyarakat.
2. Melaksanaan advokasi merupakan upaya pendekatan kepada pemerintah Kota Makassar dalam kebijakannya yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan program-program yang ingin dilaksanakan, seperti perumusan kebijakan, pengendalian dan koordinasi. Agar selaras dengan masyarakat yang ingin di perjuangkan dan menjaring partisipasi serta peran serta masyarakat dalam program KB. dan mengkoordinasikan perencanaan dan melakukan analisa terhadap pelaksanaan terhadap program KB,
3. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) adalah memberian informasi dan berkomunikasi kepada masyarakat tentang program-program yang di laksanakan oleh Badan keluarga berencana (BKB) yang menyangkut pengendalian pertumbuhan penduduk, seperti mensosialisasikan program Pemerintah “ Dua Anak lebih baik”
4. Membina, Membimbing, dan menfasilitasi merupakan membina masyarakat Kota Makassar agar ikut serta dalam program KB, membimbing dan menfasilitasi pelaksanaan teknis, norma, standar, dan prosedur serta criteria seperti : Usia ideal perkawinan yaitu untuk laki-laki usia idealnya 25 tahun, dan usia ideal perkawinan untuk perempuan yaitu 20 tahun. Begitu juga dengan usia ideal untuk melahirkan yaitu diatas 20 tahun, kurang dari usia itu adalah beresiko pada ibu dan anak.
5. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar merupakan stabilnya laju pertumbuhan penduduk di wilayah itu dari tahun ke tahun sehingga tidak terjadi kepadatan jumlah penduduk khususnya di Kota Makassar.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian di laksanakan 2 bulan sesudah seminar proposal dari bulan Mei s/d Juni 2015 dan lokasi penelitian penulis memilih tempat penelitian di Kantor Badan keluarga berencana (BKB) Kota Makassar. Alasan mengambil tempat tersebut, karena ingin mengetahui peran Badan keluarga berencana (BKB) itu sendiri dalam pengendalian penduduk di Kota Makassar.
B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan daftar wawancara, dokumentasi dan melihat fenomena yang sedang terjadi.
2. Tipe penelitian
Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas tujuannya untuk mendapatkan data yang mendalam dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di wilayah itu sendiri (sugiyono:2008)
C. Sumber Data
Sehubungan dengan permasalahan penelitian maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data Primer yaitu sumber data yang diperoleh pertama kali dan merupakan segala informasi yang diperoleh dari proses wawancara yang dicatat oleh
peneliti secara langsung dari obyek penelitian.
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung kepada obyek penelitian yang dapat berupa dokumen, buku, catatan-catatan dan lain-lain, terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
D. Informan Penelitian
Adapun informan penelitian mengenai Peran Badan keluarga berencana (BKB) dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar Sebagai berikut:
No Jabatan Jumlah
1. Kepala bidang pengendalian keluarga berencana 1 2. Kepala sub bidang jaminan dan pelayanan keluarga berencana 1
3. Kepala bidang data dan informasi 1
4. Kepala sub bidang pemberdayaan ketahanan keluarga 1
5. Masyarakat 4
Total 8 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperoleh.
1. Observasi
Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut yaitu dengan melihat fenomena
yang terjadi di tempat pengendalian pertumbuhan penduduk . Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan dan sebagainya tentang perilaku kebiasaan dalam peran Badan keluarga berencana (Bkb) dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Tujuan penulis menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang Peran Badan keluarga berencana (Bkb) dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat dan berita yang disiarkan kepada media massa yaitu seperti artikel yang ditulis oleh masyarakat setempat dan berita dalam bentuk spanduk yang di sampaikan oleh Badan keluarga berencana (Bkb) Kota Makassar. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang Peran Badan keluarga berencana (Bkb) dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh tentang Peran Badan keluarga berencana (Bkb) dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Makassar maka menggunakan metode teknik deskriptif kualitatif. Dimana cara menganalisa data dilakukan dengan menganalisa hasil olahan data tersebut diinterprestasikan
dalam bentuk narasi untuk diambil suatu kesimpulan hasil penelitian dan selanjutnya penulis mengemukakan beberapa saran untuk direkomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini.
G. Keabsahan Data
Dalam pengujian pengabsahan data, peneliti menggunakan validitas data sebagai alat pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi dilapangan. Untuk menguji validitas data maka peneliti menggunakan metode triangulasi, yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dengan tujuan untuk lebih menvalidkan data (Patton,1980:100).
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan pengecekan data melalui wawancara, observasi, dan teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Letak dan luas wilayah
Kota Makasar adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makasar secara geografis terletak antara 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan. Luas wilayah Kota Makasar 175,77 Km2 yang terbagi menjadi empat belas kecamatan. Kota ini termasuk kota kosmopolis, banyak suku bangsa tinggal di sini. Di kota ini ada suku Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar. Di kota ini ada pula komunitas Tionghoa yang cukup besar. secara geografis terletak pada posisi strategis karena berada dipersimpangan jalur lalu lintas dari arah Selatan dan Utara dalam Provinsi di Sulawesi dan Wilayah kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia. Sebagai kota terpenting di wilayah Indonesia bagian Timur, Makassar yang berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 9,26% dan tahun 2010 sebesar 9,60% merupakan kota yang tingkat pertumbuhannya ekonominya lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan rata- rata nasional yang hanya 6,10%. dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Pangkajene
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa.
Kondisi kependudukan di Indonesia saat ini baik yang menyangkut jumlah, kualitas maupun persebarannya merupakan tantangan yang berat yang harus diatasi
bagi tercapainya keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi kependudukan yang ada pada saat ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian penanganan secara seksama, lebih serius dan berkelanjutan. Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk yang telah dijalankan selama ini dilakukan melalui program pengaturan kelahiran melaui program keluarga berencana (KB).
Selain melalui pengaturan kelahiran,upaya pengendalian pertumbuhan penduduk juga harus didukung dengan adanya penyerasian kebijakan pengendalian penduduk.
Dengan adanya penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan kebijakan pembangunan bidang lainnya terutama yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, maupun mobilitas penduduk agar selaras, serasi dan sinergis mendukung terwujudnya Makassar sebagai Kota Dunia untuk semua.
Program kependudukan dan KB ( KKB ) merupakan bagian dari pembangunan prioritas nasional dan pembangunan bidang sosial budaya serta kehidupan beragama guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditandai dengan semakin meningkatnya indeks Pembangunan manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG). Pembangunan program Kependudukan dan KB (KKB) ini diarahkan dalam upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui 3 fokus prioritas, yaitu revitalisasi program keluarga berencana, penyerasian kebijakan pengendalian penduduk, dan peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu. Namun dalam pelaksanaannya Badan Keluarga Berencana mendapatkan amanah untuk melaksanakan revitalisasi KB dan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk.
2. Visi Dan Misi Badan Kb Kota Makassar a. Visi
Visi adalah cara pandang ke depan suatu organisasi akan dibawa kemana agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran masa depan yang dinginkan oleh organisasi. Berdasarkan hal tersebut visi merupakan bagian dari perencanaan strategis dalam menentukan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi.
Perumusan visi
No Perwujudan visi Pokok-pokok visi Pernyataan vivi 1 Terwujudnya kehidupan
semua keluarga yang terencana dan nyaman dalam tatanan lingkungan yang tertata rapi dan sehat.
1.Terciptanya keluarga yang terencana dalam kehidupan berkeluarga 2.Terciptanya keluarga yang sehat dan nyaman.
3.Terwujudnya
lingkungan keluarga yang sehat dalam tata lorong yang rapi.
Mewujudkan Kehidupan Keluarga Terencana
Yang Sehat Dan Nyaman
Sumber Data : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan KB th. 2014 Penyusunan perumusan visi
No Visi Pokok-pokok visi Penjelasan visi
1 Mewujudkan
Kehidupan Keluarga Terencana Yang
Sehat Dan Nyaman
1. Terciptanya keluarga yang terencana dalam kehidupan berkeluarga 1.1 Keluarga yang terencana 2. Terciptanya Keluarga yang Nyaman dan Sehat.
2.1 Keluarga
1. Setiap keluarga diharapkan mampu merencanakan
kehidupan berkeluarga melalui program KB.
1.1 Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui : pendewasaan perkawinan , pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
yang sehat 3. Terwujudnya lingkungan keluarga yang sehat dalam tata lorong yang rapih.
3.1. Keluarga yang nyaman
keluarga kecil,bahagia dan sejahtera menuju kota dunia untuk semua.
2.Dengan Mengikuti program keluarga berencana dapat menciptakan anggota keluarga yang sehat dalam suasana yang nyaman.
2.1 Diharapkan dengan mengikuti program keluarga berencana keluarga dapat
menciptakan keluarga yang sehat 3. Dengan program bina
lingkungan keluarga dapat tercipta tata lorong yang nyaman dan sehat.
3.1 Harapan keluarga yang saling cinta kasih, saling menghargai antar sesama keluarga , rukun tetangga dan rukun warga untuk mewujudkan tata lorong kota bangun dunia.
Sumber Data : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan KB th. 2014
Visi Badan Keluarga Berencana atau disingkat BKB Kota Makassar pada RENSTRA SKPD Tahun 2015-2019 adalah “Mewujudkan Kehidupan Keluarga Terencana Yang Sehat Dan Nyaman”
Untuk merealisasikan maksud dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam visi tersebut, maka setiap pegawai Badan Keluarga Berencana Kota Makassar harus mampu memahami makna yang terkandung dalam visi tersebut sebagai berikut :
a. Keluarga terencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui : pendewasaan perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera menuju kota dunia untuk semua.
b. Keluarga sehat diharapkan dengan mengikuti Program Keluarga Berencana keluarga dapat menciptakan Keluarga yang sehat.
c. Keluaga nyaman adalah harapan keluarga yang saling cinta kasih, saling menghargai antar sesama keluarga , rukun tetangga dan rukun warga untuk mewujudkan tata lorong bangun kota dunia.
b. Misi
Misi adalah sesuatu upaya yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan tahun 2014-2019 dengan bertumpu pada potensi dan sumber daya yang dimiliki serta ditunjang oleh semangat kebersamaan, tanggun jawab yang optimal dan proporsional, maka misi keluarga berencana adalah :
1. Menyiapkan dan melaksanakan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara sitematis.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelola program keluarga berencana
3. Mendorong Stake Holder dan mitra kerja dalam penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan hak-hak reproduksi, peningkatan ketahanan keluarga dan pelayanan keluarga berencana.
4. Peningkatan kualitas data dan informasi program keluarga berencana.
Penyiapan dan pelaksanaan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi ditujukan untuk memberikan pelayanan prima secara sistematis dibidang keluaga berencana baik dari segi kuantitas maupun dari segi peningkatan kualitas pelayanan serta pemerataan pelaksanaan program keluarga berencana pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat harus memenuhi standar yang telah ditetapkan baik pelayanan yang bersifat subsidi maupun mandiri sesuai dengan kemampuan masyarakat dan mudah dijangkau.
Meningkatkan sumber daya pengelola program keluarga berencana ditujukan untuk memperkuat dan mengembangkan manajemen kelembagaan program keluarga berencana di semua tingkatan wilayah. Dengan meningkatnya sumber daya pengelola program KB yang handal akan mempercepat perwujudan visi keluarga berencana.
Mendorong Stake Holder dan mitra kerja dalam penyiapan kehidupan keluarga , pemenuhan hak-hak reproduksi , peningkatan ketahanan keluarga dan pelayanan keluarga berencana ditujukan untuk dapat mendorong stake holder dan mitra kerja melaksanakan koordinasi dan dukungan operasional dalam mempercepat pelaksanaan kegitan program KB dalam memenuhi kehidupan keluarga, hak-hak reproduksi , peningkatan ketahanan keluarga serta pelayanan keluarga berencana baik yang dikolola oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat itu sendiri.
Peningkatan kualitas penyediaan data dan informasi program KB ditujukan untuk dapat meninigkatkan pengelolaan data dan informasi program KB berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang bertujuan untuk penyediaan data dan informasi program KB yang cepat, tepat, akurat dan up to date dan menghasilkan data terintegrasi.
3. Tugas dan Fungsi a. Tugas Pokok :
Badan Keluarga Berencana Kota Makassar mempunyai tugas merumuskan, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan di bidang keluarga
berencana meliputi bidang jaminan dan pelayanan keluarga berencana, pengendalian keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga, penggerakan masyarakat dan pengolahan data.
b. Fungsi:
a) Perumusan kebijakan pengendalian program jaminan dan pelayanan keluarga berencana
b) Penyusunan kebijakan pelaksanaan kegiatan pengendalian keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga
c) Penyusunan rumusan kebijaksanaan dan fasilitasi kerjasama terhadap penggerakan dan peran serta masyarakat dalam program keluarga berencana
d) Penyusunan rumusan kebijakan pelaksanaan bidang pengolahan data program keluarga berencana
e) Penyusunan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan koordinasi antar satuan kerja perangkat daerah dan penyusunan program keluarga berencana, kesehatan reproduksi dan pemberdayaan keluarga sejahtera
f) Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian unit pelaksana teknis dan tenaga fungsional
Adapun tugas pokok, fungsi dan uraian tugas unsur-unsur organisasi Badan KB Kota Makassar Sebagai berikut:
1. Kepala Badan Keluarga berencana 2. Sekretariat
Sekrertariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Badan Keluarga Berencana. Dalam melaksanakan tugasnya, sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. Melaksanakan pengolaan ketatausahaan b. Melaksanakan urusan kepegawaian badan;
c. Melaksanakan urusan keuangan badan;
d. Melaksanakan urusan perlengkapan badan;
e. Melaksanakan urusan umum dan rumah tangga badan;
f. Melaksanakan koordinasi perumusan program kerja dan rapat kerja badan.
Untuk menjabarkan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut diatas, sekretariat mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan surat menyurat, penataan, dokumentasi arsip dan penggandaan;
2) Menyiapkan bahan dan penyusunan rencana kebutuhan barang unit dan rencana tahunan barang unit (RKBU dan RTBU);
3) Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, distribusi dan penghapusan barang unit;
4) Menyiapkan bahan administrasi perjalanan dinas, pelayanan, akomodasi tamu, hubungan masyarakat dan keprotokolan;
5) Menyiapkan usulan mutasi kepegawaian, meliputi pengusulan, kepangkatan dalam jabatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pemindahan, pemberhentian dan pensiun;
6) Menyiapkan bahan pembinaan pegawai, meliputi pembinaan disiplin, pengawasan melekat, kesejahteraan, pemberian tanda jasa / penghargaan dan kedudukan hukum pegawai;
7) Menyiapkan bahan dan pengelolaan tata usaha kepegawaian dan absensi 8) Menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan evaluasi,
dokumentasi dan pelaporan;
9) Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis kegiatan evaluasi, dokumentasi dan pelaporan;
10) Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan pelaksanaan evaluasi kegiatan dinas;
11) Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan pelaksanaan dokumentasi kegiatan dinas;
12) Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan pelaksanaan pelaporan kegiatan dinas;
13) Menyiapkan bahan kooardinasi dengan unit kerja/ instansi terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan evaluasi, dokumentasi, dan pelaporan dinas;
14) Menyiapkan bahan evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;
15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugas;
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekretariat memiliki unsur-unsur organisasi, sebagai berikut :
1). Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana
kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumah tanggaan badan. Dalam melakasanakan tugasnya subbagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kerja pada subbagian umum dan kepegawaiaan;
b. Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan meliputi surat- menyurat, kearsipan, surat perjalanan badan, mendistribusi surat sesuai bidang;
c. Melakukan urusan kerumah tannggaan Badan.
d. Membuat usul kenaikan pangkat, mutasi dan pensiun;
e. Membuat usul gaji berkala, usul tugas belajar;
f. Menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang – undangan dibidang kepegawaiaan dalam lingkup badan;
g. Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi meliputi bidang kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan;
h. Menyusun laporan hasil pelaksanan tugas.
2.) Subbagian Keuangan
Subbagian keuangan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis keuangan,dan menyusun laporang keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kerja pada subbagian keuangan;
b. Mengumpulakn dan menyusun rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah;