• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGELOLAAN PADA PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK INTENSIF PT. MENJANGAN MAS, BALI TUGAS AKHIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PENGELOLAAN PADA PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK INTENSIF PT. MENJANGAN MAS, BALI TUGAS AKHIR."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGELOLAAN PADA PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK INTENSIF PT.

MENJANGAN MAS, BALI

TUGAS AKHIR

Oleh :

IRWANSYAH 1722050020

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN JURUSAN AGRIBISNIS

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdpat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Juni 2020 Yang menyatakan

IRWANSYAH

(5)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Sistem Pengelolaan Pada Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di PT. Menjangan Mas, Bali ”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, serta para keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita dari alam kegelapan, menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Sappe dan Ibunda tercinta Rukiya yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan Keberkahan di dunia dan di akhirat, serta kepada Dr. A. Yuliana, S.Pi.,M.Si, selaku pembimbing I dan Ratnawati, SE.,M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta kepada Muhammad Ridwan, SE,Ak.,M.Si dan Dr. Budiman Haruna, SE.,M.Si selaku penguji I dan II.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Darmawan, MP, selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Bapak Dr. Mauli Kasmi, S.Pi, M.Si sebagai ketua jurusan agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

(6)

vi

3. Bapak Ilyas, S.Kom.,M.Si sebagai sekretaris jurusan agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. Bapak Abdullah S.Pi.,M.Si sebagai ketua program studi agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

5. Bapak Musta’in selaku manajer PT. Menjangan Mas 6. Seluruh staf dosen dan teknisi program Jurusan Agribisnis.

7. Seluruh rekan rekan Agribisnis angkatan XXX

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri serta menjadi sumber informasi bagi pembaca. Amin yaa rabbal alamin

Pangkep, Juni 2020

IRWANSYAH

(7)

vii DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) ... 4

2.2 Persiapan Tambak ... 5

2.3 Seleksi Benur ... 6

2.4 Penebaran Benur ... 6

2.5 Kontrol Pertumbuhan ... 7

2.6 Nutrisi dan Pakan Udang ... 8

2.7 Manajemen Kualitas Air ... 8

2.8 Pengendalian Hama dan Penyakit ... 9

2.9 Panen ... 9

(8)

viii BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat ... 11

3.2 Sumber Data ... 11

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 12

3.4 Analisis Data ... 12

3.5 Definisi Operasional ... 12

BAB IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarahnya Berdirinya PT. Menjangan Mas, Bali ... 13

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 13

4.3 Lokasi Perusahaan ... 14

4.4 Fasilitas Perusahaan ... 14

4.5 Struktur Organisasi ... 15

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Pengelolaan Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) ... 17

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 31

6.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 34

RIWAYAT HIDUP ... 37

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 5.1 Metode cara penebaran benur ... 21

Tabel 5.2 Kisaran Parameter Optimal Bagi Pertumbuhan Udang ... 20

Tabel 5.3 Pertumbuhan udang Vaname Selama 93 Hari Pemeliharaan ... 22

Tabel 5.4 Tingkat Kelangsungan Hidup Udang Vaname ... 23

Tabel 5.5 Konversi pakan udang vaname selama pemeliharaan 93 hari ... 24

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1 Morfologi Udang Vaname ... 4 Gambar 4.1 Lokasi Tambak PT. Menjangan Mas, Bali ... 14 Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Menjangan Mas Bali ... 16

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Pembesaran Budidaya Vaname ... 35

(12)

xii ABSTRAK

Irwansyah. 1722050020. Sistem Pengelolaan Pada Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di PT. Menjangan Mas, Bali. Dibimbing oleh Andi Yuliana sebagai pembimbing I dan Ratnawati sebagai pembimbing II

Udang merupakan komoditas ekspor hasil perikanan Indonesia keempat di bawah komoditas ikan tuna, cakalang, dan tongkol yang menempati urutan ketiga.

Hal ini dapat dilihat dari data ekspor udang Indonesia ke mancanegara pada tahun 2016 volume ekspor udang mencapai 196.623 ton sedangkan volume ekspor ikan tuna, cakalang dan tongkol mencapai 206.553 ton

Tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui Sistem Pengelolaan Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di PT.

Menjangan Mas, Bali. Sumber data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu menggunakan data primer dan data sekunder.

Dari penulisan tugas akhir ini dapat dilihat bahwa sistem kegiatan pengelolaan budidaya pembesaran pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif PT. Menjangan Mas, Buleleng, Bali meliputi persiapan tambak, pemilihan dan penebaran benur, pemeliharaan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengendalian penyakit, hingga panen.

Kata Kunci: Pengelolaan, Pembesaran, Udang Vaname

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negeri kepulauan, negeri bahari dengan 2,7 juta kilometer persegi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Hampir 75% dari seluruh wilayah Indonesia merupakan perairan pesisir dan lautan. Terbentang di garis khatulistiwa, perairan laut nusantara menopang aneka kehidupan hayati (Andriyanto, F., dkk, 2013)

Di Indonesia, keberadaan udang vaname sudah bukan hal yang asing lagi karena keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh udang introduksi tersebut telah berhasil merebut simpati para pembudidaya, sehingga sejauh ini keberadaannya dinilai dapat menggantikan spesies udang windu (Penaeus monodon) sebagai alternatif kegiatan diversifikasi usaha yang positif. Udang vaname secara resmi diperkenalkan pada masyarakat pembudidaya pada tahun 2001 setelah menurunnya produksi udang windu karena berbagai masalah yang dihadapi dalam proses produksi, baik masalah teknis maupun non teknis.

Udang merupakan komoditas ekspor hasil perikanan Indonesia keempat di bawah komoditas ikan tuna, cakalang, dan tongkol yang menempati urutan ketiga.

Hal ini dapat dilihat dari data ekspor udang Indonesia ke mancanegara pada tahun 2016 volume ekspor udang mencapai 196.623 ton sedangkan volume ekspor ikan tuna, cakalang dan tongkol mencapai 206.553 ton (Badan Pusat Statistik, 2016).

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan perkiraan kebutuhan udang vaname di Jepang 420.000 ton/tahun, Amerika Serikat sebesar 560.000 - 570.000

(14)

2

ton/tahun dan Uni Eropa 230.000-240.000 ton/tahun. Dijelaskan oleh Direktorat Jendral Perikanan Budidaya pada tahun 2013, Indonesia baru memproduksi udang vaname sebesar 500.000 ton/tahun. Hasil tersebut belum mencukupi semua kebutuhan pasar dunia, maka pada tahun 2014 target produksi udang vaname ditingkatkan menjadi 699.000 ton/tahun agar dapat memenuhi kebutuhan pasar tersebut (Ghufron, M., dkk, 2017)

Kegiatan pembesaran udang vaname di Tambak Intensif PT. Menjangan Mas, Buleleng, Bali meliputi persiapan tambak, pemilihan dan penebaran benur, pemeliharaan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengendalian penyakit, hingga panen. Oleh sebab itu, agar dapat lebih memahami serangkaian kegiatan dari sektor tersebut, diperlukan pelaksanaan penelitian tentang manajemen pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif PT. Menjangan Mas, Buleleng, Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dibuatlah rumusan masalah yaitu bagaimana sistem pengelolaan pada pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif PT. Menjangan Mas, Bali ?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui sistem pengelolaan pada pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif PT. Menjangan Mas, Bali.

(15)

3

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan pengetahuan penulis dalam sistem pengelolaan

budidaya pembesaran pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif.

b. Sebagai bahan informasi kepada para pembaca dan bahan evaluasi kepada PT. Menjangan Mas, Bali.

(16)

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Menurut Haliman dan Dian (2006), udang vaname dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Artrhopoda

Kelas : Crustacea

Subkelas : Melacostraca

Ordo : Decapoda

Famili : Panaeidae

Genus : Panaeus

Subgenus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

Gambar 2.1. Morfologi Udang Vaname

Morfologi adalah bentuk atau bagian luar dari organisme. tubuh udang vaname dibentuk oleh dua cabang (biramous) yaitu exopodite dan endopodite.

Vaname memiliki tubuh berbuku-buku dan aktifitas berganti kulit luar atau

(17)

5

exoskeleton secara periodik (moulting). Perut (abdomen) terdiri dari enam ruas, Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang dan sepasang uropoda (mirip ekor) yang berbentuk kipas bersama-sama telson. Tubuh udang yang dilihaat dari luar terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan yang disebut cephalotorax bagian kepala dan dada serta bagian belakang (perut) yang disebut abdomen dan terdapat ekor (uropod) di ujungnya (Suyanto dan Mudjiman, 2011).

2.2 Persiapan Tambak

Menurut Ghufron, M. dkk (2017), bahwa sebelum dilakukan penebaran, tambak HDPE yang merupakan wadah pembesaran udang vaname dicuci dengan menggunakan air laut. Pencucian tersebut dimaksudkan untuk membersihkan kotoran yang menempel pada dasar dan dinding tambak yang berpotensi membawa hama dan penyakit selama proses budidaya. Tambak yang sudah bersih tersebut kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari dengan tujuan untuk membunuh sisa-sisa organisme dan menguapkan bahan organik beracun yang ada di dasar tambak. Selama proses pengeringan, pemasangan CPD (Crab Protecting Device) dapat dilakukan untuk mencegah masuknya hewan-hewan yang merupakan hama dan agen pembawa penyakit, terutama kepiting.

Setelah itu, tambak diisi dengan air laut. Sebelum pengisian air, pengaturan lokasi kincir dapat dilakukan. Upaya yang dilakukan untuk membasmi crustacea yang terdapat dalam air yaitu dengan penggunaan krustasida yang mengandung dichlorvos. Dichlorvos (2,2- dichlorovinyl dimethyl phosphate;

DDVP) dapat membunuh crustacea dengan cara menghambat aktivitas enzim asetilkolinesterase (AChE). Krustasida ini diaplikasikan dengan cara langsung

(18)

6

ditebar ke tambak pada pagi hari dengan konsentrasi 1 ppm. Kincir air dapat digunakan agar krustasida dapat tersebar secara merata.

2.3 Seleksi Benur

Menurut Menurut Ghufron, M. dkk (2017), Ukuran udang vaname yang siap ditebar ke tambak yaitu PL10 atau organ insang telah sempurna, benur sehat dengan ciri-ciri tubuh transparan, bergerak aktif saat berenang di wadah, benur melaju melawan arus air, ukuran benur harus seragam (80 %) dan benur dinyatakan lolos uji virus dan bebas patogen. Ciri-ciri benur yang baik berukuran post larva 10 (PL10), gerakannya lincah, ukuran seragam, respon terhadap pakan dan cahaya (fototaksis positif).

2.4 Penebaran Benur

Menurut Menurut Ghufron, M. dkk (2017), Sebelum benur dipindahkan dari dalam kantong plastik ke tambak, benur perlu diaklimatisasi terlebih dahulu.

aklimatisasi benur dimaksudkan untuk mencegah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah penebaran. Aklimatisasi terhadap suhu dapat dilakukan dengan cara merendam kantong plastik yang telah berisi benur dalam keadaan tertutup hingga muncul adanya uap di dalam kantong plastik tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa suhu di dalam kantong plastik sudah sama dengan suhu air tambak. Setelah itu, aklimatisasi terhadap salinitas dapat dilakukan dengan cara memasukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam kantong plastik yang telah berisi benur tersebut hingga penuh dan benur dapat keluar dengan sendirinya. Kegiatan penebaran benur dapat dilakukan pada pagi

(19)

7

atau sore hari bersamaan dengan penebaran Artemia sebagai pakan alami benur tersebut. Lokasi penebaran benur berada di titik yang berarus lemah agar benur tidak stress, sedangkan lokasi penebaran Artemia berada di dekat kincir agar Artemia tersebut dapat tersebar secara merata.

2.5 Kontrol Pertumbuhan

Kegiatan monitoring pertumbuhan udang vaname selama masa pemeliharaan dilakukan untuk mengetahui kesehatan udang, berat rata-rata secara keseluruhan dalam suatu populasi (Mean Body Weight), tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate), dan berat biomasa. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode anco.

a. Survival Rate ( SR )

Menurut Ghufron, M. dkk (2017), kelangsungan hidup atau sintasan (survival Rate) adalah persentase jumlah biota budidayayang hidup dalam kurun waktu tertentu.

Sintasan dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yaitu :kompetitor, parasit, umur, predasi, kepadatan populasi, kemampuan adaptasi dari hewan dan penanganan manusia, sedangkan faktor abiotik meliputi sifat fisika dan kimia perairan. Nilai SR dapat dihitung menggunakan rumus :

SR =

Jumlah udang yang hidup (ekor)

Jumlah Tebar (ekor) X 100%

b. Feed Convertion Rate ( FCR )

Efisiensi penggunaan pakan dapat diketahui melalui rasio konversi pkan atau feed convertion ratio (FCR), yaitu perbandingan antara berat pakan yang

(20)

8

digunakan dengan jumlah berat ikan yang dihasilkan. Nilai FCR dapat dihitung dengan menggunakan dengan jumlah berat ikan yang dihasilkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

FCR = Berat pakan yang diberikan Berat ikan/udang yang dihasilkan

FCR pakan buatan untuk ikan dan udang berkisar antara 2.0-2,5 atau kurang dari itu. Makin kecil nilai FCR-nya, berarti semakin efisien penggunaan pakannya (Mudjiman, 2011).

2.6 Nutrisi dan Pakan Udang

Menurut Rahmawati, dkk (2014), dalam kegiatan budidaya udang vaname, permasalahan yang sering terjadi adalah tingginya biaya produksi pada penyediaan pakan. Penggunaan probiotik merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi. Jenis probiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah bakteri Bacillus coagulans. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh Bacillus coagulans pada pertumbuhan berat, pertumbuhan panjang, Survival Rate, Feed Conversion Ratio dan kualitas air pada budidaya udang vaname.

2.7 Manajemen Kualitas Air

Menurut Ghufron, M. dkk (2017), Kualitas air memegang peranan penting dalam kegiatan budidaya karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan kecepatan pertumbuhan udang vaname. Oleh sebab itu, kualitas air perlu diperhatikan secara intensif. Menurut periodenya, pemeriksaan kualitas air terbagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan setiap hari dan setiap minggu. Parameter kualitas

(21)

9

air yang diukur setiap hari diantaranya suhu, kecerahan, salinitas, dan pH.

Pengukuran parameter-parameter tersebut dilakukan pada pagi dan sore hari.

Sedangkan parameter yang diukur setiap minggu yaitu kesadahan, alkalinitas, nitrit, TAN (Total Ammonia Nitrogen), TOM (Total Organic Matter), serta jumlah plankton dan bakteri.

2.8 Pengendalian Hama dan Penyakit

Menurut Ghufron, M. dkk (2017), pencegahan masuknya hama dan penyakit udang dilakukan sejak tahap persiapan tambak. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan memasang CPD (Crab Protecting Device) di bagian tepi tambak. Hal ini dimaksudkan agar kepiting tidak dapat masuk ke perairan budidaya. Selain sebagai hama yang dapat menjadi kompetitor udang dalam hal pakan, oksigen terlarut dan ruang gerak, kepiting juga dapat sebagai agen pembawa suatu penyakit, misalnya WSSV. Selain itu, upaya yang dilakukan untuk mencegah adanya hama dan penyakit yaitu dengan pemberian krustasida, cupri sulfat, kaporit dan probiotik yang telah dijelaskan pada sub bab persiapan tambak.

2.9 Panen

Menurut Ghufron, M. dkk (2017), udang dapat dipanen setelah memasuki ukuran pasar (100-30 individu/ kg). Untuk mendapatkan kualitas udang yang baik, sebelum panen dapat dilakukan penambahan dolomit untuk mengeraskan kulit udang dengan dosis 6-7 ppm. Selain dolomit juga dapat menggunakan kapur Ca

(22)

10

(OH)2 dengan dosis 5–20 ppm sehari sebelum panen untuk menaikkan pH air hingga 9 agar udang tidak molting.

(23)

11

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penulisan tugas akhir ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2020, di PT. Menjangan Mas Desa Pajarakkang Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng – Bali.

3.2 Sumber Data a) Sumber Data

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari lapangan secara langsung yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

2. Data Skunder

Merupakan data yang diperoleh dari penelitian terdahulu, serta dari sumber lainnya berupa makalah, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan teknisi tambak Intensif PT. Menjangan Mas sekaligus pengambilan data-data dan bahan yang berkaitan.

(24)

12

b. Metode Observasi

Selain wawancara metode observasi dilakukan untuk pengamatan dan pencatatan secara langsung juga digunakan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan laporan.

c. Literatur

Metode pengumpulan data bersumber dari literatur dari media sosial seperti jurnal, laporan magang yang bersumber dari perusahaan sebagai pelengkap informasi.

3.4 Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

a. Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari wawancara, kuesioner, obsevasi, studi literatur dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

b. Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang diperoleh dengan melakukan survey untuk mendapatkan jawaban rigid berupa angka yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini.

3.5 Definisi Operasional

a. Sistem pengelolaan adalah sistem yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, pengawasan, pengarahan, representasi, dan penganggaran.

b. Pembesaran adalah kegiatan setelah seleksi ukuran dan jenis untuk ditebar pada kolam tanah / kolam pembesaran

(25)

13

c. Udang vaname adalah salah satu varietas udang yang paling banyak diminati oleh petambak yang hidup di air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan laut.

d. Tambak intensif adalah tambak yang memiliki luasan antara 0,2 – 0,5 ha/petak yang terbuat dari beton sedangkan dasar tambak masih menggunakan dasar tanah.

(26)

14

Gambar

Gambar 2.1. Morfologi Udang Vaname

Referensi

Dokumen terkait

“Hubungan Kualitas Air Pemeliharaan dengan Pertumbuhan dan Struktur Mikroanatomi (Hepatopankreas dan Intestinum) Udang Vaname ( Litopenaeus vannamei Boone) pada Tambak

Teknologi intensif dilakukan pada proses pembesaran udang windu (Penaeus Monodon) dan udang vaname (Litopenaeus Vannamei) pada tambak tanah dan tambak lining

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir “Pembenihan dan Pembesaran Udang Vaname, Litopenaeus vannamei, Di PT Esaputlii Prakarsa Utama, Sulawesi Selatan” adalah karya

Praktek Kerja Lapang tentang Aplikasi Probiotik (Bacillus sp.) pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak Udang Intensif Sidojoyo Group, Banyuwangi, Jawa

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir Pembenihan dan Pembesaran Udang Vaname Litopenaeus vannamei Di PT Esaputlii Prakarsa Utama (EPU), Barru, Sulawesi Selatan

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir “Pembenihan dan Pembesaran Udang Vaname, Litopenaeus vannamei, Di PT Esaputlii Prakarsa Utama, Sulawesi Selatan” adalah

Pemasangan plastik mulsa pada tambak yang akan digunakan untuk budidaya udang vaname semi intensif dilakukan dengan menggelar plastik mulsa dan memastikan tidak

Pengaruh Tepung Limbah Pembuatan Bioetanol dalam Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus vannamei Vivi Endar Herawati dan Subandiyono Udang vaname Litopenaeus