BANK PERKREDITAN RAKYAT
MENGGUNAKAN METODE CAMEL
Studi Kasus di PD. BPR Badan Kredit Kecamatan Grogol
Kabupaten Sukoharjo Periode Tahun 2009 – 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Michel Kusuma Ayu
NIM: 092114065
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Kefua Sekretaris
Anggota Anggota Anggota
Nama Lengkap
Firma Sulistyowati, S.E.. M.Si., Ak., QIA.
LisiaApriani, S.E., M.Si., Akt., QIA. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt-, QLA. Josephine Wuri, S.E.. M.Si.
Yogyakart4 Ze agustus ZOt: Fakultas Ekonomr
"Semua berawal dari satu langkah kemudian mengalir ialan paniang, berlilat, menanjalq terjal, terkadang
lilkifu terantukbatu
dan aht terjatuh. Tapi aku takberhenti, aku bangkit, matqlru memandangiauh, senyum menghias waiahht,
aht
tau aht sedang merwjuminpiku. Kunibnati perialananini."
"Saya berusaha dan Tuhan yang menyempurnakan.
"
Slcripsi
ini kupersembahkan untuk
:TuhanYesus Yang Keren
Papaku dan mamaku tersayang
Adikku Flo yang cantik dan Niko yang ganteng
PER}IYATAAI{ KEASLIAI\I KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, sayamenyatakan bahwa skripsi dengan
judul:
Analisis Perkembangan Tingftat Kesehatan Bank Perkreditan Ralryat Menggunakan Metode Camel
(Studi Kasus di PD. BPR Badan Kredit Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Periode Tahun 2009
-
2011).dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 25 Juli 2013 adalah hasil karya saya. Dengan
ini
saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsiini
tidak
terdapat keseluruhan atau sebagai tulisan oranglain
yang saya ambildengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran penulis lain yang saya
aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya sali&
tiru, atau
yang saya ambil dari tulisan ofimg lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.Apabila saya melalarkan hal tersebut
di atas,
baik sengaja maupuntidah
denganini
saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisankarya saya sendiri
ini.
bila
kemudian terbtrkti bahwa saya temyata melakukan tindalmn menyalin atau menirutulisan oftmg lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan rjasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.Yogyakart4 Agustus 2013
Yang membuat pernyataan,
Ur)
LEMBAR PERIYYATAAI{
PERSETUJUAI\IPUBLIKASI KARYA
ILMIAH
T]NTT]K KEPENTINGAIYAKADEMIS
Yeng bertanda tangan dibawah
ini,
saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:Nama
:Mchel
KusumaAyuNIM
:092114065Demi pengembangan
ilmu pengetahuan, saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:Analisis
Perkembangan
Tingkat
Kesehatan
Bank
Perkreditan
Rakyat Menggunakan Metode Camel (Studi Kasusdi
PD. BPR
BKK
Grogol PeriodeTahur 2009
-
2011).Dengan
demikian
saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas SanataDharma
hak
untuk
,
mengalihkan
dalarn bentuk
media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistibusikan secara terbatas, dan mempublikasikannyadi
intemet atau medialain untuk
kepentingan akademis tanpaperlu
memintaizin
dari
ffrya maupunmemkrikan royalty
kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan
ini
saya buat dengan sebenarnya.Dihutdi
YogyakartaPuji
syukur danterima kasih
kepada TuhanYang Maha
Esa yang telahmelimpahkan segalaberkat, rahmat, dan kasih-Nya kepadapenulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan
skripsiini
bertujuan untuk memenuhi salahsatu syarat
untuk
memperolehgelar
sarjana pada ProgramStudi
Akuntansi,Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Dalam menyelesaikan skripsi
ini penulis
bantuan, bimbingan, danarahan
dari berbagai
pihak. Oleh karenaitu
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:1.
Tuhan
Yesus
Kristus yang
selalu
menyertai
dan
memberkati
sertamenguatkan penulis dalam setiap proses kehidupan yang dijalani.
2.
Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatanuntuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3.
Dr.
H.
Herry Maridjo,
M.Si.
selaku Dekan Fakultas Ekonomi UniversitasSanata Dharma Yogyakarta.
4.
Drs.
YP.
Supardiyono,M.Si.,
Akt.,
QIA.
selakuKetua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5.
Lisia Apriani,
SE.,AkL, Msi., QIA.
selaku doseu pembimbing yang telahmembantu sertamembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6.
JosephineWuri
S.8.,M.Si.
danDr. Titus
Odong Kusumajati,M.A
selakuYusup Harsono,
SE
selakuDirektur
PD. BPR
BKK
Grogol
yang telah memberikanijin
untuk melakukan penelitian serta segenap karyawan yang telah banyak membantu dengan mencarikan dataPapa,
Mama,
Flo
dan
Iko tersayang
yang peduli
pada pendidikan saya, banyak mendorong dan mendoakan hingga skripsiini dapat selesai.
Mas
FX
Joko Indarto yang selalu ada dan telah memberi semangat luar biasa kepada penulis serta menjadi tempat untuk berbagi.Seluruh teman-teman angkatan
2009 dan
teman-temankelas
MPT
yang saling memberikan dorongan dan motivasi dalam perjuangan bersamaRomo Har, Romo Tri,Ivlbak Luluk dan Mbak Agnes, Septi, Indi, Anin, Yosi,
Galang, dan
Mas
Lilik,
yang selalu mendoakan dan mengingatkan untuk selalu bersemangat dalam mengerjakan skripsi.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa
skripsi
ini
masih
banyak kekuranganny4 oleh karena itu penulis mengharapkankritik dan saran. Semoga
skripsiini bermanfaat
bagi pembaca.
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Definisi Bank ... 8
B. Jenis-jenis Bank ... 9
1. Bank Sentral ... 9
2. Bank Umum ... 9
3. Bank Perkreditan ... 10
C. Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan ... 11
D. Pengertian Metode CAMEL ... 11
1. Capital ... 13
2. Assets Quality ... 13
3. Management ... 15
4. Earnings ... 16
5. Liquidity ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
B. Jenis penelitian ... 19
C. Subjek Penelitian ... 19
D. Obyek Penelitian ... 20
E. Data yang Diperlukan... 20
F. Teknik Pengumpulan Data ... 21
G. Definisi Operasional Variabel ... 22
H. Teknik Analisis Data ... 23
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31
A. Sejarah Berdiri Perusahaan ... 31
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 31
x
D. Organisasi dan Sumber Daya Perusahaan ... 33
E. Struktur Organisasi Perusahaan ... 34
F. Wilayah dan Layanan Nasabah Perusahaan ... 35
G. Produk dan Layanan Perusahaan ... 35
BAB V ANALISIS DATA DN PEMBAHASAN ... 36
A. Data Penelitian ... 36
B. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol ... 37
1. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009 ... ... ... ... 37
2. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2010... 50
3. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2011... 65
BAB VI PENUTUP ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Keterbatasan ... 81
C. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
xi
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Tabel Bobot CAMEL ... 13 Tabel.2 Tabel Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat ... 30 Tabel.3 Pertsentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol
Tahun 2009 ... 38 Tabel.4 Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan PD. BPR BKK Grogol
Tahun 2009 ... 38 Tabel.5 Penyisihan Penghapusan aktiva Produkti yang wajib Dibentuk PD.
BPR BKK Grogol Tahun 2009 ... 38 Tabel.6 Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009 41 Tabel.7 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun
2009 ... 45 Tabel.8 Persentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol
Tahun 2010 ... 52 Tabel.9 Aktiva Produktif yang Dikualifikasikan PD. BPR BKK Grogol
Tahun 2010 ... 52 Tabel.10 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk
PD. BPR BKK Grogol Tahun 2010 ... 52 Tabel.11 Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol Tahun 2010 55 Tabel.12 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun
2011 ... 66 Tabel.13 Persentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol
Tahun 2011 ... 66 Tabel.14 Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan PD. BPR BKK Grogol
Tahun 2011 ... 66 Tabel.15 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk
PD. BPR BKK Grogol Tahun 2011 ... 66 Tabel.16 Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol Tahun 2011 69 Tabel.17 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun
2011 ... 73 Tabel.18 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp.1 Laporan Rugi Laba PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009-2011 ... 84
Lamp.2 Neraca PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009-2011 ... 85
Lamp.3 Perhitungan Akiva Terimbang Menurut Resiko PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009 ... 86
Lamp.4 Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum Tahun 2009... 87
Lamp.5 Perhitungan Aktiva Tertimbang Tahun 2010 ... 88
Lamp.6 Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum Tahun 2010... 89
Lamp.7 Perhitungan Aktiva Tertimbang Tahun 2011 ... 90
Lamp.8 Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum Tahun 2011... 91
Lamp.9 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perhitungan Faktor Manajemen Umum ... 92
Lamp.10 Kuesioner Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perhitungan Faktor Manajemen Umum ... 95
Lamp.10 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perhitungan Faktor Manajemen Resiko ... 96
xiii ABSTRAK
ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT
MENGGUNAKAN METODE CAMEL
Studi Kasus pada PD. BPR BKK Grogol periode tahun 2009 sampai 2011
Michel Kusuma Ayu NIM : 092114065 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat pada PD. BPR BKK Grogol dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dengan menggunakan metode CAMEL. Penelitian ini berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.
xiv ABSTRACT
ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF THE HEALTH LEVEL OF PEOPLE CREDIT BANK
USING THE CAMEL METHOD
A Case Study at PD. BPR BKK Grogol For The Periode 2009 - 2011
Michel Kusuma Ayu NIM: 092114065 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aims to know the development of the health level of people credit bank at PD. BPR BKK Grogol for the period of 2009 – 2011, employing CAMEL method. Based on the Letter of Decision of the Board of Direction of Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR on April 30th 1997 concerning The Health Level Assesment Method of People Credit Banks.
This research is a case study. The data were obtained through interviews, documentations, and questionnaire. The data was analysed based on the health level assesment method for Rural Credit Bank which issued by Bank Indonesia as mentioned previously.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai
perananan penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga
perantara keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998
tentang perubahan UU No.7 tentang perbankan adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk–bentuk
lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Kesehatan atau
kondisi keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik
pemilik, manajemen bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia
selaku otoritas pengawasan bank dan pihak lainnya. Analisis tingkat
kesehatan bank tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja bank dalam
menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku dan manajemen risiko.
Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang
semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan risiko yang dihadapi
bank. Perubahan risiko bank dan penerapan manajemen risiko akan
mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berkaitan pada kondisi
bank secara keseluruhan. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau
kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset,
manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Penilaian atas faktor-faktor tersebut
dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah
mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan
signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya
seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.
Pada umumnya bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan, giro, tabungan dan deposito. Bank
dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi pihak yang
kekurangan dana (defisit unit). Di samping itu bank juga dikenal sebagai
tempat penyimpanan uang bagi pihak yang kelebihan dana (surplus unit),
tetapi tidak hanya itu saja namun bank juga memiliki fungsi-fungsi lain
yang ke depannya semakin meluas. Terlebih lagi dikarenakan oleh
kemajuan perekonomian dan semakin tingginya tingkat kegiatan ekonomi,
telah mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan yang sifatnya
memberikan kepuasan dengan kemudahan-kemudahan untuk para
nasabahnya, misalkan menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang
lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, serta memberikan pelayanan
penyimpanan untuk barang-barang berharga dan penawaran jasa-jasa
keuangan lainnya.
Bank Pekreditan Rakyat sebagai salah satu bentuk lembaga/perbankan
di Indonesia yang tidak luput dari masalah-masalah yang ditimbulkan dari
mencapai tujuannya. Bank dapat mencapai hasil operasional yang
memuaskan jika salah satu cara untuk mengukur dalam pengelolaan usaha
BPR telah melakukan sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan
sesuai dengan ketentuan–ketentuan yang berlaku, dapat dilihat dari tingkat
kesehatan keuangan bank BPR yang bersangkutan. Tingkat kesehatan
keuangan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi suatu kewajiban dengan cara-cara yang sesuai peraturan
perbankan yang berlaku.
Keberhasilan suatu usaha Bank Perkreditan Rakyat dapat dicerminkan
dari perannya terhadap kebijakan ekonomi rakyat. Penilaian terhadap
tingkat kesehatan keuangan Bank Perkreditan Rakyat secara menyeluruh
dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan Bank Perkreditan Rakyat.
Hasil dari rasio keuangan digunakan untuk menilai tingkat kesehatan
keuangan bank dalam suatu periode sehingga diketahui seberapa besar
pencapaian target seperti yang telah ditetapkan. Dari penilaian tingkat
kesehatan keuangan bank yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai evaluasi
hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat
ditingkatkan atau dipertahankan sesuai target perbankan. Didalam
pengelolaan perbankan dibutuhkan juga tenaga-tenaga terdidik, terampil dan
cakap.
Bank Perkreditan sebagai salah satu bentuk lembaga/perbankan di
mencapai tujuannya sehingga perlu adanya pengelolaan yang professional
untuk mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat dan mampu memberikan
pelayanan kepada para nasabahnya. Maka dalam penelitian ini, penulis
menganalisis tingkat kesehatan bank sehingga mampu untuk digunakan
sebagai alat evaluasi kinerja bank.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian
ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan bank pada PD. BPR BKK
Grogol tahun 2009 - 2011 ditinjau menggunakan metode CAMEL ?
2. Bagaimana perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada PD.
BPR BKK Grogol tahun 2009 - 2011 ditinjau menggunakan metode
CAMEL ?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank diukur dengan analisis
CAMEL pada Bank PD. BPR BKK Grogol tahun 2009-2011.
2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mengharapkan adanya beberapa manfaat yang dapat
diambil oleh beberapa segi diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya ilmu
pengetahuan di bidang akuntansi, terutama dalam hal analisis laporan
keuangan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan bank pada PD
BPR BKK Grogol.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bank
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dan kebijakan
yang akan diambil.
b. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan teori yang telah diambil di bangku
kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya khususnya pada
objek yang diteliti.
c. Bagi Pihak Luar
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
d. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah kepustakaan
di bidang manajemen berdasarkan penerapan yang ada dalam
kenyataannya.
E. Sistematika Penelitian BAB I PENDAHULUAN
Penelitian ini menguraikan mengenai Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai Definisi Bank, Jenis–Jenis Bank,
Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan dan Pengertian Metode
CAMEL.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan mengenai Tempat dan Waktu Penelitian,
Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Objek Penelitian, Data yang
Diperlukan, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Operasional
Variabel dan Teknik Analisis Data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum perusahaan
yang meliputi Sejarah Berdiri, Organisasi dan Sumber Daya
Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, Wilayah Layanan
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai Data-data penelitian, Analisis
Penelitian dan Pembahasan Tingkat Kesehatan Bank, serta
Analisis Tingkat Kesehatan Bank untuk periode tahun 2009–
2011.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dan saran yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bank
Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk
asset keuangan (financial assets) serta memiliki tujuan utama yaitu
mendapatkan profit dan juga terlibat dalam kegiatan sosial, (Hasibuan,
2003:2). Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry
Rosenberg, bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito
dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga
tertentu, mendiskonto surat berharga dan menanamkan dananya dalam surat
berharga.
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat disimpulkan bahwa
bank adalah badan usaha yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro,
deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana
melalui penjualan jasa keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
banyak.
B. Jenis-jenis Bank
Pada dasarnya bank dibangi menjadi 3, yaitu Bank Sentral, Bank
Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat.
1. Bank Sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu
negara. Disetiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh
cabang-cabangnya. Indonesia memiliki bank sentral yaitu Bank
Indonesia yang merupakan bank yang dapat membuat uang kartal baik
dalam bentuk kertas ataupun logam. Bank Indonesia memiliki
tugas-tugas sebagai Bank Sentral Indonesia yaitu :
a. Mengatur peredaran uang di Indonesia
b. Tempat penyimpanan terakhir (Lender of the last resort)
c. Mengatur perbankan Indonesia (Bank to Bank)
d. Mengatur perkreditan
e. Menjaga stabilitas mata uang
f. Mengajukan pencetakan/penambahan mata uang rupiah
2. Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tetapi
lepas dari itu bank umum merupakan suatu lembaga profit yang tujuan
utamanya adalah mencari keuntungan. Bank umum menawarkan
berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi
berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan, jual beli valuta asing, menjual jasa asuransi, jasa giro,
jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
Perbedaan dari Bank Umum dengan Bank Sentral adalah Bank Sentral
dapat menerbitkan Uang Kartal sedangkan Bank Umum hanya dapat
menerbitkan Uang Giral.
3. Bank Perkreditan Rakyat, merupakan bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Serta Bank Perkreditan Rakyat juga merupakan bank penunjang yang
memilik keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki
dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit
pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan
masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil, penempatan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia, deposito
berjangka, sertifikat/surat berharga dan tabungan. Pada Bank
Perkreditan Rakyat, sistem yang digunakan hampir sama dengan
sistem yang digunakan pada koperasi yaitu dengan cara bagi hasil
C. Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank
yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Bank yang sehat
adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat,
dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu
lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam
melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Untuk
dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal
yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik
dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan
keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,
serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya
setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai
ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa
berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di
bidang perbankan.
D. Pengertian Metode CAMEL
Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia berdasarkan Surat
Edaran Bank Indonesia mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Perkreditan Rakyat sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada
faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan
menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami
permasalahan pada salah satu faktor tersebut maka bank tersebut akan
mengalami kesulitan.
Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk
semua bank, tetapi bobot masing faktor akan berbeda untuk
masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL
dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR.
Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR
ditetapkan sebagai berikut :
Tabel 1. Bobot CAMEL
No. Faktor CAMEL Bobot
Bank Umum BPR
1. Permodalan 25% 30%
2. Kualitas Aktiva Produktif 30% 30%
3. Kualitas Manajemen 25% 20%
4. Rentabilitas 10% 10%
5. Likuiditas 10% 10%
Sumber : Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank menurut Bank Indonesia
Perbedaan penilaian tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR
hanya pada bobot masing-masing faktor CAMEL. Pelaksanaan penilaian
selanjutnya dilakukan sama tanpa ada membedaan antara bank umum dan
BPR. Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada
dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan
tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva
produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.
Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan
tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot
sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan suatu bank.
Selanjutnya, penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan system
kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. Hasil
penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan
nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain yang sanksinya
dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank.
Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana
diuraikan di atas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan
informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil dapat berpengaruh
terhadap perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya akan
diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan
bank, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.
Bagian–bagian dari metode CAMEL :
1. Capital
Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami
bank-bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat
bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang
jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk.
Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus
mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya.
Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus
Pengertian kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari
jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal atau yang
sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio tersebut
merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar
8%.
2. Assets Quality
Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri
dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi
sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering
disebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif
adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing
dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan,
penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada transaksi rekening administratif. Didalam menganalisis
suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan
modal bank karena masalah solvensi memang penting. Kualitas aktiva
produktif bank yang sangat buruk secara implisit akan menghapus
modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup
mengakibatkan kondisi modalnya menjadi buruk pula. Penilaian
terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di
Indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu:
a. Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva
Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan untuk rasio
sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1
dengan maksimum 100.
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap
Aktiva
Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0
dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit ditambah 1
dengan maksimum 100.
3. Management
Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat
tidaknya suatu bank. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian
tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi
tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar 25 kuesioner yang
dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu kelompok manajemen
umum dan kuesioner manajemen risiko. Kuesioner kelompok
manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok
pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber
daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk
kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang
berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko
operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.
4. Earning
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu
bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Apabila
bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka
tentu saja kerugian tersebut akan berpengaruh modalnya. Bank yang
dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat.
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank
yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba.
Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :
a. Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA/Earning 1)
Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut
untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk
setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah
dengan nilai maksimum 100.
b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Rumusnya adalah :
Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk
rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap
penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
5. Liquidity
Penilaian terhadap faktor likuiditas dilakukan dengan menilai 2
rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal Inti
dan rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Kewajiban
Bersih Antar Bank adalah selisih antara kewajiban bank dengan
tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang
Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito dan
Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka
waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordinasi),
tiga bulan dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang
berjangka waktu lebih dari tiga bulan.
Liquidity yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas
bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :
a. Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva
Lancar.
Rumusnya adalah :
Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk
rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk
setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah
1 dengan maksimum 100.
b. Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.
Rumusnya adalah :
Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk
rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di PD. BPR BKK Grogol yang berlokasi di
Kabupaten Sukoharjo. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan
Desember 2012 sampai dengan bulan Maret 2013.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan studi kasus pada PD. BPR BKK Grogol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan bank
dan perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada PD BPR BKK
Grogol. Hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada
PD. BPR BKK Grogol dan tidak dapat digeneralisasikan terhadap objek
penelitian lain.
C. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian meliputi :
1. Pihak manajemen
2. Kepala bagian operasional
3. Bagian administrasi dan akuntansi
D. Objek Penelitian
Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
komitmen dan kontijensi, serta laporan kualitas aktiva produktif pada PD.
BPR BKK Grogol tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
E. Data yang diperlukan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumbernya,
yaitu :
a. Hasil wawancara dengan pihak manajemen serta kepala operasional.
b. Data dari jawaban kuesioner yang diberikan kepada bagian
operasional.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil atau dikumpulkan dari pihak
lain baik internal maupun eksternal, yaitu :
a. Sejarah Berdirinya PD. BPR BKK Grogol.
b. Struktur Organisasi PD. BPR BKK Grogol.
c. Data laporan keuangan gan yang meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan komitmen dan kontijensi, serta laporan kualitas aktiva
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan metode :
1. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan langsung atau secara lisan kepada
pimpinan atau karyawan perusahaan.
2. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melihat berkas catatan akuntansi dan dokumen lain yang berkaitan
dengan objek penelitian.
3. Kuesioner
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
membuat daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak
manajemen.
G. Definisi Operasional Variabel
Definisi penelitian ini terdapat variabel-variabel sebagai berikut :
1. Kesehatan Keuangan Bank
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah
bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan
kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi
serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan
berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan
menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi
perekonomian secara keseluruhan.
2. Capital
Capital adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam
rangka pendirian badan usaha yang dimaksud untuk membiayai
kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang
ditetapkan oleh otoritas moneter.
3. Asset
Asset adalah semua aktiva dalam rupiah atau valas yang dimiliki
oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai
dengan fungsinya, yaitu pemberian kredit, kepemilikan surat–surat
berharga, dan penempatan dana kepada bank lain baik dari dalam
maupun luar negeri terkecuali penanaman dana dalam bentuk giro
atau penyertaan.
4. Management
Management adalah kegiatan manusia untuk memimpin dan
mengawasi bekerjanya badan usaha. Manajemen ini terpusat pada
administrasi dan mengintegrasi manusia, material, dan uang ke
dalam suatu unit operasi yang efektif, mengawasi berbagai kegiatan
permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen
likuiditas dan manajemen umum.
5. Earning
Earning adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam
menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan
tertentu.
6. Liquidity
Liquidity adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang
mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.
H. Teknik Analisis Data
Rumus rasio untuk menjawab rumusan masalah pertama yang
digunakan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan Bank Perkreditan
Rakyat untuk masing–masing faktor dan komponennya adalah sebagai
berikut :
1. Menghitung angka rasio masing-masing komponen metode CAMEL
a. Permodalan
Dalam menghitung modal tidak hanya dihitung dari jumlah
nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang
Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal
dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu
bank sekurang-kurangnya sebesar 8%.
1) Perhitungan ATMR
ATMR = aktiva neraca x bobot risiko
2) Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
KPMM = 8% x ATMR
3) Rasio Modal (CAR)
CAR merupakan perbandingan antara modal bank dengan
tertimbang menurut risiko ATMR. Menurut SE BI No. 8/28/
DPBPR tanggal 12 Desember 2006 :
Cara penilaian nilali kredit dihitung berdasarkan kriteria sesuai
dengan ( SK Direksi NI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 ) sebagai berikut :
Rasio modal 8% dengan nilai kredit 81 diberi predikat “sehat”
dan untuk setiap kenaikan 0,1% mulai dari 8% dengan nilai
kredit 81 ditambah maksimum 100, setiap penurunan 0,1% dari
7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65
b. Kualitas aktiva produktif
Dalam melakukan penelitian terhadap komponen faktor kualitas
asset didasarkan atas 2 rasio :
1) Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva
Produktif (KAP 1). Aktiva Produktif Diklasifikasikan menjadi
Lancar, Kurang Lancar, rumusnya :
Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan untuk rasio
sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1
dengan maksimum 100.
2) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva
Produktif yang diklasifikasikan (KAP 2). Rumusnya adalah :
Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai
kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit
c. Faktor Manajemen
Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat
tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu
manajemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam
penilaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan
dan memelihara kesehatannya. Penilaian faktor manajemen dalam
penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan
evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan.
Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan 25
pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner yang dikelompokkan dalam
dua kelompok besar yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner
manajemen risiko. Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya
dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan
strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan dan
budaya kerja. Sedangkan, untuk kuesioner manajemen risiko dibagi
dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko
pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik
dan pengurus.
Perhitungan nilai kredit untuk setiap pertanyaan manajemen diberi
nilai sampai dengan 4 dengan kriteria :
1) Nilai 0 kondisi lemah
2) Nilai 1,2,3 kondisi antara
Selanjutnya dari hasil penjumlahan yang diperoleh atas 25
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh nilai kredit, untuk kewajiban
dikalikan dengan bobot faktor manajemen sebesar 20% sehingga
didapat angka nilai kredit faktor manajemen.
d. Faktor Rentabilitas
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu
melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian
dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :
1) Laba terhadap Total Assets (ROA/Earning 1).
Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk
rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai
maksimum 100.
2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(Earning 2). Rumusnya adalah :
Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio
sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan
e. Faktor Likuiditas
Likuiditas yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian
likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :
1) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar.
Rumusnya adalah :
Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio
sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
2) Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.
Rumusnya adalah :
Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio
115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1%
mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai
2. Menghitung nilai kredit komponen untuk masing-masing CAMEL
Nilai Kredit masing-masing rasio CAMEL dapat dihitung melalui
rumus :
a) Rasio CAR
Nilai Kredit = 81 + [ (rasio – 8) 0,1 ]
b) Rasio KAP
Nilai Kredit = (22,5 - rasio) : 0,15
Rasio PPAP
Nilai Kredit = Rasio x 1
c) Faktor Manajemen
Nilai yang diperoleh dari penelitian faktor manajemen langsung
menjadi nilai kreditnya.
d) Rasio ROA
Nilai Kredit= Rasio : 0,015
Rasio BOPO
Nilai Kredit= (100 - rasio) : 0,08
e) Cash Rasio
Nilai Kredit= Rasio : 0,05
Rasio LDR
3. Menghitung nilai kredit faktor untuk masing-masing komponen
CAMEL.
Nilai Kredit Faktor masing-masing komponen CAMEL dihitung
dengan mengalikan Nilai Kredit Komponen masing-masing faktor
CAMEL dengan bobot faktor.
4. Menjumlahkan seluruh nilai kredit faktor CAMEL.
5. Menentukan predikat tingkat kesehatan bank berdasarkan Tabel
Predikat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Setelah
menjumlahkan seluruh nilai komponen CAMEL, maka dapat
ditentukan predikat tingkat kesehatan bank yang dikelompokkan
menjadi 4 kelompok dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 2. Tabel Predikat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat
Nilai Kredit Predikat
81-100 Sehat
66≤81 Cukup Sehat
51≤66 Kurang Sehat
0≤51 Tidak Sehat
Sumber : Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank menurut Bank Indonesia 6. Menganalisis perkembangan kesehatan Bank dari tahun 2009 sampai
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdiri Perusahaan
PD. Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan Grogol
didirikan dengan anggaran dasar awal yang dibuat di hadapan notaris
Fransisca Eka Sumarningsih, Sarjana Hukum, tertanggal 5 November 1996
dengan akta nomor 41 dan telah mendapat izin usaha sebagai Bank
Perkreditan Rakyat dari Direksi Bank Indonesia sebagaimana terdapat dalam
Surat Keputusan nomor 32/209/KEP/DIR tertanggal 14 Mei 1999. Anggaran
dasar yang terakhir dibuat dan disahkan dihadapan notaris Dewi W. Retno
Murni, Sarjana Hukum, di Klaten dengan akta nomor 11 tertanggal 27
Januari 2004. PD. Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan
Grogol berkedudukan di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Sesuai Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 11 tahun 2008,
PD. BPR BKK Grogol didirikan dengan maksud dan tujuan untuk
membantu serta mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan
daerah di segala bidang dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah serta berfungsi sebagai salah
satu lembaga intermediasi di bidang keuangan dengan tugas menjalankan
usaha BPR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
C. Perijinan Perusahaan
Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha sebagai berikut :
1. Surat Keputusan Pemberian Izin Usaha PD. BPR BKK Grogol dari
Direksi Bank Indonesia dengan nomor keputusan 32/209/KEP/DIR
tertanggal 14 Mei 1999.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan nomor NPWP
1.245.984.8-525, dan nomor register 00164235.
3. Ijin Mendirikan Bangunan dari Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo dengan nomor : 503/IMB/378/IV/2004
tertanggal 26 April 2004.
Undang-Undang/Peraturan yang menjadi dasar :
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2008
tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit
4. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 148 Tahun 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
11 Tahun 2008 tentang PD. BPR BKK Jawa Tengah.
5. Peraturan Bank Indonesia dan SE BI yang berkaitan dengan BPR.
D. Organisasi dan Sumber Daya Perusahaan
1. Struktur Organisi dan Tata Kerja PD. BPR BKK Grogol Kabupaten
Sukoharjo ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi PD BPR BKK
Grogol Nomor 539/013/I/2012 Tanggal 15 Januari 2012.
2. PD. BPR BKK Grogol Kabupaten Sukoharjo selain membuka
pelayanan di kantor induk, juga membuka pelayanan di Pos Pelayanan
di Pasar Telukan, Pos Pelayanan di Pasar Grogol, Pos Pelayanan di
Pasar Cemani.
3. Dewan Pengawas PD. BPR BKK Grogol ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Maret 2011 dengan susunan
sebagai berikut :
Ketua : Drs. Sugeng, MM, Msi
Anggota : Ir. Slamet Sanyoto, Dipl. SE, MT
4. Perusahaan Daerah BPR BKK Grogol Kabupaten Sukoharjo dipimpin
oleh seorang Direksi yaitu Sdr. Yusup Harsono, SE yang ditetapkan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Maret 2011.
5. Jumlah Pegawai sebanyak 21 orang yang terdiri dari 20 orang pegawai
F. Wilayah dan Layanan Nasabah Perusahaan
Dalam operasionalnya PD. BPR BKK melaksanakan penghimpunan dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
PD. BPR BKK Grogol Kabupaten Sukoharjo juga melaksanakan pemberian
kredit/pinjaman kepada masyarakat/nasabah dengan sistem pinjaman
sebagai berikut :
1. Kredit Pegawai dengan Suku bunga 14,40% s.d 19,20% per tahun.
2. Kredit Umum dengan Suku bunga 15% s.d 30% per tahun.
3. Kredit Karyawan swasta dengan Suku bunga 18% s.d 24% per tahun.
4. Kredit Pensiunan dengan suku bunga 15% s.d 24% per tahun.
5. Kredit LKM/Lainnya dengan Suku bunga 18% s.d 24% per tahun.
G. Produk dan Layanan Perusahaan
Berdasarkan anggaran dasar pendirian PD. BPR BKK Grogol, maksud dan
tujuan perusahaan adalah untuk melakukan usaha Bank Perkreditan Rakyat
dengan produk dan layanan sebagai berkut :
1. Membantu menyediakan modal usaha bagi masyarakat golongan
ekonomi lemah di pedesaan.
2. Memberikan pelayanan modal dengan cara mudah, murah dan
mengarah dalam rangka mengembangkan kesempatan berusaha di
pedesaan.
3. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan bank. Data yang diambil berasal dari PD. BPR BKK
Grogol adalah data yang meliputi Neraca, Laporan Rugi Laba, dan
Laporan Kredit dalam jangka waktu tiga tahun, mulai dari tahun 2009
hingga 2011. Data Neraca dan Laporan Rugi Laba disajikan dalam
lampiran.
Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh pada saat
penelitian. Hasil penelitian ini digunakan untuk menghitung Capital
Adequacy Ratio, Asset Quality, Earning Ability dan Liquidity. Sedangkan
untuk faktor Management, diperoleh dari pertanyaan yang dijawab oleh
pihak manajemen. Data dari Capital Adequacy Ratio, Asset Quality,
Management, Earning Ability dan Liquidity kemudian dijumlahkan.
Hasilnya akan menjadi data nilai tingkat kesehatan bank. Penilaian kelima
faktor tersebut biasanya disebut sebagai faktor CAMEL. Tata cara
perhitungan disesuaikan peraturan yang berlaku sesuai Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.
B. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK GROGOL
1. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009
a. Permodalan
Jumlah Modal = 3.133.647, 94
ATMR = 20.100.795, 40
Rasio CAR = Jumlah Modal x 100 %
ATMR
CAR = 3.133.647,94 x 100 %
20.100.795,40
= 15,59 %
Nilai Kredit Komponen (NKK) = 81 + [(15,59 – 8) : 0,1]
= 81 + 75,9
= 156,9
Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100
Bobot faktor = 30%
Nilai Kredit Faktor (NKF) Permodalan = 100 x 30%
= 30
b. Kualitas Aktiva Produktif
Perhitungan terhadap faktor Kualitas Aktiva Produktif didasarkan
dalam tabel–tabel berikut ini :
Tabel 3. Persentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
Jumlah Kredit
(dalam ribuan Rp) Kolektibilitas Persentase (%) 16.735.717 Lancar (L) 93,15
172.237 Kurang Lancar (KL) 0,95 208.939 Diragukan (D) 1,2 849.370 Macet (M) 4,7
17.966.263 100 %
Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
Tabel 4. Aktiva Produktif yang diklasifikasikan PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
Jumlah Kredit (dalam ribuan Rp) Kolektibilitas Bobot Risiko (%) Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (dalam ribuan Rp)
172.237 Kurang Lancar
(KL) 50 86.119
208.939 Diragukan (D) 75 156.704 849.370 Macet (M) 100 849.370
1.230.546 1.092.193
Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
Tabel 5. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk
PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
Kolektibilitas
Jumlah Kredit (dalam ribuan Rp)
Nilai Agunan (dalam ribuan Rp) Bobot Risiko (%) Aktiva Produktif yang Dibentuk (dalam ribuan Rp)
Lancar (L) 16.735.717 10.747.893 0,5 29.939 Kurang
Lancar (KL) 172.237 110.613 10 6.162 Diragukan (D) 208.939 134.183 50 37.378 Macet (M) 849.370 545.476 100 303.894
17.966.263 11.538.166 377.373
1) Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap
aktiva produktif (KAP)
Rasio KAP = Jumlah Aktiva yang Diklasifikasikan x 100%
Jumlah Aktiva Produktif
= 1.092.192, 75 x 100 %
25.228.045
= 4,33 %
Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(22,5-4,33):0,15]
= 121,13
Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100
Bobot faktor = 25%
Nilai Kredit Faktor (NKF) KAP = 100 x 25%
= 25
2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD).
Rasio PPAP = PPAP yang dibentuk oleh Bank x 100%
PPAP yang wajib dibentuk oleh Bank
= 341.084,00 x 100%
341.084,00
= 100 %
Nilai Kredit Komponen (NKK) = 100 x 1
Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100
Bobot faktor = 5%
Nilai Kredit Faktor (NKF) PPAP = 100 x 5%
= 5
Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Kualitas Aktiva Produktif
= 25 + 5
= 30
c. Manajemen
Faktor Manajemen diperoleh dari jumlah jawaban atasan
pertanyaan yang diberikan pada pihak manajemen PD. BPR BKK
Grogol. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10
pertanyaan/pernyataan manajemen umum dan 15
pertanyaan/pernyataan manajemen risiko.
Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan
antara 0 sampai 4 dengan kriteria :
1) Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah.
2) Nilai 1,2 dan 3 mencerminkan kondisi antara.
Jawaban dari 25 pertanyaan kuesioner yang diajukan untuk
perhitungan faktor manajemen disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 6. Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
Aspek yang dinilai Jumlah Pertanyaan Nilai Kredit
I. Manajemen Umum
A. Strategi / Sasaran 1 3
B. Struktur 2 4
C. Sistem 4 8
D. Kepemimpinan 3 5
Total 20
II. Manajemen Resiko
A. Resiko Likuiditas 2 5
B. Resiko Kredit 3 4
C. Resiko Operasional 3 8
D. Resiko Hukum 3 9
E. Resiko Kepemilikan dan
Kepengerusan 4 10
Total 36
Total Nilai Kredit 56
Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
1) Manajemen Umum
Nilai Kredit Komponen (NKK) = 20
Bobot faktor = 20%
Nilai Kredit Faktor (NKF) = 20 X 20%
= 4
2) Manajemen Resiko
Nilai Kredit Komponen (NKK) = 36
Bobot faktor = 20%
Nilai Kredit Faktor = 36 x20%
Total Nilai Kredit Faktor Faktor Manajemen = 4 + 7,2 = 11,2
d. Rentabilitas
1) Rasio Laba sebelum Pajak terhadap Total Aset (ROA)
ROA = x 100%
= 594.498.000 x 100% 237.845.550
= 2,5 %
Nilai Kredit Komponen (NKK) = 2,50 : 0,015
= 167
Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100
Bobot faktor = 5%
Nilai Kredit Faktor (NKF) ROA = 100 x 5% = 5
2) Rasio Biaya Operasional (BO) terhadap Pendapatan Operasional (PO)
BOPO = X 100%
= 4.417.674.000 x 100%
54.876.960
= 80,50%
Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(100 – 80,50) : 0,08]
= 244
N
ilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100Nilai Kredit Faktor (NKF) BOPO = 100 x 5% = 5
Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Rentabilitas (Earning Ability)
= 5 + 5 = 10 e. Likuiditas
1) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar
Cash Ratio = x 100%
= Kas + Antar Bank Aktiva + Giro – Tab ABP x 100% Kew. sgr + Tab + Dep berjangk + Tab ABP
= 2.947.219.000 x 100% 213.309.110
= 13,82 %
Nilai Kredit Komponen (NKK) = 13,82 : 0,05
= 276,4
Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100
Bobot faktor = 5%
Nilai Kredit Faktor (NKF) Cash Ratio = 100 x 5% = 5
2) Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana
yang Diterima
LDR = x100%
= 17.966.263.000 x 100% 236.803.080
= 75,87%
Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(115 – 75,87) : 1 x 4]
= 156,52
N
ilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100Bobot faktor = 5%
Nilai Kredit Faktor (NKF) LDR = 100 x 5%
= 5
Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Likuiditas = 5 + 5 = 10
Berdasarkan perhitungan tingkat kesehatan PD. BPR BKK
Grogol tahun 2009, maka dapat ditentukan penilaian tingkat
kesehatan PD. BPR BKK Grogol untuk tahun 2009 yang
Tabel 7. Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009
Faktor dan Komponen yang dinilai 2009 Bobot rasio (%) Rasio (%) Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat A.Permodalan Rasiomodal terhadap ATMR 30,00
30,00 15,59 100,00 30,00 Sehat B. Kualitas Aktiva
produktif 1.Rasio KAP 2.RasioPPAP 30,00 25,00 5,00 4,33 100 100,00 100,00 25,00 5,00 Sehat Sehat C.Manajemen 1. Umum 2.Resiko 20,00 20,00 20,00 20 30
56,00 11,20 Sehat D. Rentabilitas 1.RasioROA 2.RasioBOPO 10,00 5,00 5,00 2,5 80,50 100,00 100,00 5,00 5,00 Sehat Sehat E. Likuiditas 1.CashRatio 2.RasioLDR 10,00 5,00 5,00 13,81 75,87 100,00 100,00 5,00 5,00 Sehat Sehat Total Nilai 91,2 Sehat Sumber: Data sekunder diolah, PD. BPR BKK Grogol tahun 2009
Penilaian tingkat kesehatan PD. BPR BKK Grogol pada tahun 2009
(dapat dilihat pada Tabel 7) menunjukkan saat Nilai Kredit Faktor
sebesar 91,2 dan berpredikat Sehat. Predikat tersebut diperoleh dari
1. Permodalan
Permodalan (CAR) yang dikuantifikasikan terdiri dari dua
komponen yaitu jumlah Modal Bank dan Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR). Modal Bank pada tahun 2009 sebesar Rp
3.133.648.000,00 (Lampiran 4) dan ATMR sebesar Rp
20.100.795.000,00 (Lampiran 3). Modal Bank terhadap ATMR
menghasilkan CAR sebesar 15,59% yang berarti modal minimum
yang harus disediakan telah berada diatas batas yang telah
ditentukan yaitu sebesar 8%. Pencapaian rasio modal ini menyumbang nilai Kredit Faktor terhadap tingkat kesehatan Bank
sebesar 30.
2. Kualitas Aktifa Produktif
Penilaian faktor Kualitas Aktiva Produktif yang terdiri dari
dua rasio yaitu :
a. Rasio Kualitas Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
terhadap Aktiva Produktif.
Rasio Kualitas Aktiva Produktif diperoleh dari jumlah
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan dibagi dengan
jumlah Aktiva Produktif. Jumlah Aktiva yang
Diklasifikasikan pada tahun 2009 sebesar Rp
1.092.192.750,00 dan jumlah Aktiva Produktif sebesar Rp
25.228.045.000,00. Rasio Kualitas Aktiva Produktif yang
menunjukkan bahwa 4,33% dari Jumlah Aktiva
Produktifnya, merupakan Aktiva Produktif yang memiliki
potensi tidak dapat dikembalikan atau potensial menjadi
kerugian bank. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai
Kredit Faktor sebesar 25. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor
tersebut Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ini
mendapat predikat Sehat.
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap
Penyisihan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk.
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap
Penyisihan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk Bank
sebesar 100%. Besarnya Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif pada tahun 2009 sebesar Rp 341.084.000,00
(Lampiran 2) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
yang Wajib Dibentuk Bank sebesar Rp 341.084.000,00
(Tabel 7). Hal ini berarti cadangan yang berhasil dibentuk
pihak bank untuk menutup kemungkinan kerugian adalah
sebesar 100% berdasarkan penggolongan Kualitas Aktiva
Produktifnya. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit
Faktor sebesar 5. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
pada tahun 2009 ini berada pada predikat Sehat.
3. Manajemen
Penilaian manajemen PD. BPR BKK Grogol pada tahun
2009 menghasilkan nilai total jawaban sebesar 56 yang terdiri dari
20 untuk Manajemen Umum dan 36 untuk Manajemen Resiko
(Tabel 6). Nilai Kredit Faktor Manajemen menyumbang nilai
kredit sebesar 11,20 yang terdiridari 4,0 dari penilaian Manajemen
Umum dan 7,2 dari penilaian Manajemen Resiko. Ini berarti
kondisi PD. BPR BKK Grogol dalam kriteria Sehat, dalam arti
bahwa pelaksanaan dan pengelolaan bank selama tahun 2009 telah
dijalankan dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip perbankan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mengenai manajemen umum
dan manajemen risiko.
4. Rentabilitas
Penilaian faktor Rentabilitas terdiri dari dua rasio yakni:
a. Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Total Aset
Laba sebelum pajak tahun 2009 dapat dilihat pada
(Lampiran1) sebesar Rp 584.489.000,00 dan Total Aset pada
tahun 2009 sebesar Rp 23.784.555.000,00. Kedua komponen
tersebut setelah dikuantifikasikan menghasilkan rasio
sebesar 2,50% dengan nilai kredit komponen sebesar 100.
Hal ini menunjukkan bahwa laba tahun berjalan yang
Grogol sudah mampu meraih laba atas pendayagunaan
aktiva.
b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional pada tahun 2009 adalah sebesar 80,50%. Rasio
ini menunjukkan bahwa Bank sudah mampu melakukan
kegiatan operasionalnya secara efisien. Hal ini terbukti
dengan penggunaan dana sebesar Rp 4.417.674.000,00
untuk kegiatan operasional dapat menghasilkan pendapatan
sebesar Rp 5.487.696.000,00. Pencapaian rasio ini
menyumbang Nilai Kredit Faktor terhadap tingkat kesehatan
bank sebesar 5. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut
rasio ini mendapat predikat Sehat.
5. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap Likuiditas didasarkan pada 2 rasio,
yakni:
a. Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar
Rasio alat likuid terhadap Hutang Lancar pada tahun 2009
adalah sebesar 13,82%. Alat likuid terdiri dari Kas dan Antar
Bank Aktiva sedangkan Hutang Lancar meliputi Kewajiban
Segera Lainnya, Tabungan dan Deposito Berjangka. Rasio
segera dibayar dapat ditutupi dengan Rp0,12 alat likuid