!
vii!
PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi L.) TEHADAP TEKANAN DARAH
!
Denasa Dwi Sopandita Rahim, 2016
Pembimbing 1 : Dr. Iwan Budiman,dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF Pembimbing 2 : Grace Puspasari, dr.,M.Gizi
Hipertensi adalah salah satu masalah global dunia dengan prevalensi tertinggi pada negara berkembang. Di Indonesia, angka kejadian hipertensi tahun 2013 sebanyak 26,5%. Kasus hipertensi sering disebut “silent killer” karena pada umumnya pasien tidak mengetahui menderita hipertensi karena gejalanya pun bervariasi tiap individu.
Pengobatan untuk hipertensi sangatlah bervariasi dan perlu mempertimbangkan efikasi dan efek samping obatnya. Saat ini sudah banyak bahan alam yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, salah satunya belimbing wuluh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah belimbing wuluh menurunkan tekanan darah.
Penelitian ini dilakukan pada 30 pria dewasa usia 17-25 tahun dengan mengukur tekanan darah sistol dan diastol menggunakan sphygmomanometer air raksa sebelum dan sesudah meminum 250 ml air rebusan belimbing wuluh. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan ! =0.05
Hasil penelitian ini menunjukkan rerata tekanan darah sistol dan diastol setelah konsumsi belimbing wuluh lebih rendah 108/71.2 mmHg dibandingkan sebelum konsumsi belimbing wuluh 117,33/76,57 mmHg (p< 0.01)**.
!
viii! Denasa Dwi Sopandita Rahim, 2016
Tutor 1 : Dr. Iwan Budiman,dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF Tutor 2 : Grace Puspasari, dr.,M.Gizi
Hypertension is one of global problem with highest prevalence in development
country. In Indonesia, the incidence of hypertension in 2013 as much as 26,5%. Hypertension cases is often called the silent killer because most patients with hypertension do not know suffer from hypertension because the symptoms are too varied for each individual.
Treatments of hypertension have so many variations and need a consideration about the efficacy and also the side effect that will be used to treat the patient. Nowadays, it’s been a lot of natural ingredients which, is used for hypertension, one of them is blimbi. The objective of this research is to find out whether blimbi decreases blood pressure.
This research was conducted on 30 adult males aged 17-25 years old. We measured their systole and diastole of the blood pressure with mercury sphygmomanometer before and after consuming 250 ml of blimbi’s boiled water while seated, with their foot touch the floor. Statistic analysis used paired t-test ! = 0,05
The result shows that the average blood pressure after consuming blimbi’s boiled water 108/71,2 mmHg is lower than the average before consuming blimbi’s boiled water 117,33/76,57 mmHg (p<0,01)**
In conclusion, blimbi (Averrhoa blimbi L.) decreases blood pressure.
! 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...2
1.4 Manfaat Penelitian ...2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ...3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ...3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah ...5
2.1.1 Pengertian Tekanan Darah ...5
2.1.2 Metode Pengukuran Tekanan Darah ...6
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah ...8
2.1.3.1 Faktor Internal ...8
2.1.3.2 Faktor Eksternal ...11
2.1.4 Sistem Renin Angiotensin ...13
2.2 Hipertensi ...14
2.2.1 Pengertian Hipertensi ...14
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi ...15
2.2.3 Pengendalian Hipertensi ...16
2.3 Belimbing Wuluh ...19
2.3.1 Taksonomi Belimbing Wuluh ...19
2.3.2 Deskripsi Belimbing Wuluh ...20
2.3.3 Kandungan Belimbing Wuluh ...22
2.3.4 Cara Meramu Belimbing Wuluh sebagai Antihipertensi ...23
!
x!
3.1.2 Subjek Penelitian ...26
3.1.3 Ukuran Sampel ...26
3.2 Metode Penelitian ...27
3.2.1 Desain Penelitian ...27
3.2.2 Data yang Diukur ...27
3.2.3 Analisis Data ...27
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...27
3.3.1 Variabel Perlakuan ...27
3.3.2 Variabel Respon ...27
3.3.3 Definisi Operasional Variabel Perlakuan ...27
3.3.4 Definisi Operasional Variabel Respon ...28
3.4 Persiapan dan Prosedur Kerja ...28
3.4.1 Persiapan Sebelum Tes ...28
3.4.2 Prosedur Pengukuran Tekanan Darah ...28
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian ...29
3.6 Uji Pendahuluan ...29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ...304.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ...32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...345.2 Saran ...34
DAFTAR PUSTAKA ...35
LAMPIRAN ...40
!
xi!
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah JNC VII ...15 Tabel 2.2 Kandungan Gizi Belimbing Wuluh dalam 100 gram Bahan Segar ...22 Tabel 4.1 Rerata Tekanan Darah Rerata Sistolik dan Diastolik Sesudah dan Sebelum
Mengonsumsi Belimbing Wuluh ...30 Tabel L 2.1 Paired Samples Statistics Tekanan Darah Setelah dan Sebelum
Mengkonsumsi Belimbing Wuluh ...43 Tabel L 2.2 Paired Samples Correlations Tekanan Darah Setelah dan Sebelum
Mengkonsumsi Belimbing Wuluh ...43 Tabel L 2.3 Paired Sample Test Tekanan Darah Setelah dan Sebelum Mengkonsumsi
!
xii!
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar Bagan Kerangka Pemikiran ...!...!!3
Gambar 2.1 Mekanisme Sistem Renin - Angiotensin ...14
Gambar 2.2 Bagan Tatalaksana Hipertensi ...18
Gambar 2.3 A.Buah Belimbing Wuluh; B.Pohon Belimbing Wuluh ...19
Gambar 2.4 Daun, Batang, Buah Belimbing Wuluh ...20
!
xiii!
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Informed Consent ...40 Lampiran II Approval Etik ... ...42 Lampiran III Hasil Uji t Berpasangan untuk Tekanan Darah Setelah dan Sebelum
!
1!
BAB I PENDAHULUAN
1.1!Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO
tahun 2013, prevalensi hipertensi lebih tinggi pada negara berkembang
dibandingkan negara maju (WHO, 2013). Masalah hipertensi di Indonesia
cenderung meningkat. Hasil Survei RISKESDAS tahun 2013 prevalensi di
Indonesia sebanyak 26,5% dengan urutan tertinggi secara berturut-turut adalah
Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, Jawa Barat 29,4% dan lebih
banyak di daerah pedesaan sebanyak 5,6% dibandingkan daerah perkotaan 5,1%
dengan proporsi laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7% (RISKESDAS, 2013).
Sekitar 90-95% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi karena hipertensi tidak memiliki gejala khas. Bila
didapatkan gejala pun gejala hipertensi bervariasi pada tiap individu. Gejalanya dapat berupa sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan
(Kemenkes, 2011). Patogenesis hipertensi melibatkan banyak faktor, diantaranya peranan pembuluh darah, peranan ginjal, sistem renin angiotensin, dan sistem saraf. Oleh karena itu, pemilihan pengobatan hipertensi ditujukan pada sistem - sistem tersebut. Obat antihipertensi yang sering digunakan seperti, beta-bloker, diuretik tiazid, penghambat angiotensin converting enzymes, antagonis kalsium,
angiotensin II receptor blocker (ARB). Obat-obat ini dapat digunakan sebagai monoterapi maupun terapi kombinasi (Gormer, 2007).
Pemilihan obat antihipertensi saat ini telah mengalami perubahan karena perlu
mempertimbangkan efikasi, efek samping yang ditimbulkan pemakaian jangka
panjang, dan nilai ekonomisnya. Penggunaan herbal dan bahan alami untuk
mengobati dan mengontrol penyakit sudah banyak dilakukan oleh masyarakat
dunia. Bahkan akhir-akhir ini, terjadi peningkatan penelitian terhadap herbal dan
!
2!
memanfaatkan bahan alam dan turunannya sebagai bahan untuk obat baru yang
dapat menurunkan tekanan darah (Hernani & Marwati, 2009).
Buah-buahan mengandung senyawa kimia yang bermanfaat bagi tubuh manusia
seperti flavonoid, sterol, dan fenol. Senyawa ini dinamakan sebagai zat kimia
tanaman atau phytochemical. Mengonsumsi buah-buahan dapat menurunkan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, stroke, dan penyakit
jantung koroner (Rahmat , 2013). Salah satu buah yang berkhasiat menurunkan
tekanan darah tinggi adalah belimbing wuluh. Belimbing wuluh bersifat asam dan
tinggi kandungan serat dan mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi dan kalium.
Kalium dan flavonoid merupakan suatu zat aktif pada belimbing wuluh yang sangat
berperan dalam penurunan tekanan darah. Di berbagai daerah, belimbing wuluh
banyak dimanfaatkan kegunaaannya, antara lain sebagai obat diabetes, batuk,
sariawan, jerawat, sakit gigi, panu, dan tekanan darah tinggi (Alimir, 2013). Cara
meramu belimbing wuluh sebagai anti hipertensi pun beragam dapat direbus, jus,
maupun konsumsi mentah (Anitha , 2011). Pada percobaan ini, peneliti meramu
belimbing wuluh dengan cara direbus untuk memodifikasi dari penelitian
sebelumnya dan juga untuk mengurangi rasa asam yang ditimbulkan.
1.2!Identifikasi Masalah
Apakah belimbing wuluh menurunkan tekanan darah
1.3!Maksud dan Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah belimbing wuluh menurunkan tekanan darah
1.4!Manfaat Penelitian
•! Manfaat akademik : Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah
!
3!
1.5!Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Belimbing wuluh mengandung zat yang berperan dalam tekanan darah
seperti kalium, flavonoid yang berpengaruh terhadap tekanan darah.
Gambar 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran
Kalium dapat mempengaruhi potensial membran yang menyebabkan relaksasi
otot polos sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah diikuti penurunan
resistensi pembuluh darah / total peripheral resistance sehingga dapat menurunkan tekanan darah (William & Wilkins, 2011). Kalium juga berperan
!
4!
menurun dan sekresi anti diuretic hormone menurun menyebabkan ekskresi natrium dan air di tubulus ginjal meningkat, volume cairan intravaskuler
menurun, venous return menurun diikuti stroke volume dan cardiac output juga menurun sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Amran, Febrianti, &
Irawanti, 2010). Kalium juga berpengaruh terhadap perubahan saraf perifer dan
sentral melalui refleks baroreseptor yang akan menginhibisi pusat kontrol
kardiovaskular di medulla oblongata sehingga menurunkan aktivitas saraf
vasokonstriktor dan meningkatkan saraf parasimpatisnya (Sherwood, 2009).
Selain kalium, belimbing wuluh juga mengandung flavonoid yang dapat
meningkatkan aktivitas nitrit oksida sehingga memberikan efek vasodilatasi
serta menghambat enzim angiotensin untuk menurunkan tekanan darah (Surja,
Krisanti, & Ariwibowo, 2010).
1.5.2! Hipotesis Penelitian
Belimbing wuluh menurunkan tekanan darah
!
34!
5.1 Simpulan
Belimbing wuluh menurunkan tekanan darah.
5.2 Saran
Belimbing wuluh terbukti menurunkan tekanan darah sehingga sebaiknya penderita
hipertensi mengonsumsi belimbing wuluh sebagai terapi tambahan. Perlu dilakukan penelitian
lagi mengenai dosis belimbing wuluh yang diperlukan untuk dapat dijadikan terapi tambahan
pada penderita hipertensi. Penilitian juga perlu dilakukan untuk menguji efek lain dari
belimbing wuluh selain untuk menurunkan tekanan darah.
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
DENASA DWI SOPANDITA RAHIM
1310086
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
!
vi!
Ilmiah yang berjudul “PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi L.)
TERHADAP TEKANAN DARAH” tepat pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu persyaratan akademik untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan bantuan berbagai pihak
yang bersedia menolong penulis dalam melakukam penelitian ini. Penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1.! Dr. Iwan Budiman, dr.,MS. MM. M.Kes. AIF selaku Pembimbing utama
yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing penulis
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2.! Grace Puspasari, dr., M.Gizi selaku pembimbing pendamping atas semua
waktu, bimbingan, dukungan, masukan, dan bantuannya kepada penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3.! Roro Wahyudianingsih, dr, Sp.PA sebagai dosen wali yang bersedia
membimbing dan memberi dukungan kepada penulis sejak tahun pertama.
4.! Sahabat-sahabat, Felicitas Anindya, Ni Putu Jiesthisia, Williane, Aisyah
Mulqiah, Annisa Aurum Mahardika, Fakhri Firman, Shinta Koastin, Ryan
Reinhart, Alfonsus Zeus terimakasih atas perhatian, dukungan, dan
semangat yang diberikan kepada penulis.
5.! Subjek Penelitian yang bersedia untuk menempuh uji yang dilakukan dalam
penelitian ini.
6.! Teman-teman seperjuangan dalam bimbingan Jessica Natasya, Frederica
Mutiara, Nadilla Citra Ananda, Kinanti Citra Weny, Kristian Pasgha,
!
vii!
8.! Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan pahala dan limpahan
rahmat-Nya yang tak terhingga.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini membantu pembaca dalam
menambah wawasan baru mengenai pengobatan tambahan untuk hipertensi dan
untuk perkembangan ilmu kedokteran secara umum terutama di Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Bandung, 21 September 2016
Denasa Dwi Sopandita R
!
35!
Daftar Pustaka
Adha, C. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea
Americana Mill.) terhadap Aktivitas Diuretik Tikus Putih Jantan Spraguey- Dawley, Fakultas Kedokteran Hewan IPB . Bogor .
Adiyaman , P., & Kanchana , S. 2016. Identification and Quantification of Polyphenolic Compounds in Underutilized Fruits (Star fruit and Egg fruit)using HPLC. Indian J Tradit Knowle, 15 (3), 487-493.
Adrin, R. 2014. holistic manage for civil servant pensioner 60 years old man with hypertension grade II and obese grade II. 3 (1).
Alimir. 2013. Belimbing Wuluh Dan Manfaatnya. Retrieved Oktober 4, 2013, from http://sehat2.com/belimbing-wuluh-dan-manfaatnya/
Amiruddin, M. A., & Danes, V. R. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa Semester VII Tahun Angkatan 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik, 3 (1).
Amran, Y., & F. I. 2010. Pengaruh Tambahan Asupan Kalium dari Diet
terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik Tingkat Sedang pada Lanjut Usia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, V (3), 125-130.
Anggara , F., & Prayitno , N. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan , 5 (1), 20-25.
Anitha, E. 2011. Averrhoa blimbli Linn-Nature's Drug Store a Pharmacological. International Journal of Drug Development and Research, 3 (3), 101-6.
Anonim. 2008. Antioksidan. Retrieved Juli 17, 2008, from
www.forumsains.com/kedokteran/konsumsi-suplemen-antioksidan-berbahaya/-68k
Antranik.org. 2012, May 16. Retrieved from http://antranik.org/the-renin-angiotensin-aldosterone-reflex/
!
36!
Astawan , M. 2007, Juni 11. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Retrieved from
www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=2 0&itemid=3
Basuki, B., & Setianto, B. 2001. Age, body posture, daily working load - past antihypertensive drugs and risk of hypertension. Med J Indon, 10 (1), 29-33.
Blood Pressure Association. 2008, Juli. Healthy lifestyle and blood pressure. Retrieved September 14, 2014, from http://www.bloodpressureuk.org/
Corwin, E. 2001. Buku Saku Patofisiologi . Jakarta: EGC.
Danes, Lintong , & Amiruddin . 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa semester VII Tahun Ajaran 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Journal e-biomedik, 3 (1).
Datin , R. 2003. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Depkes. 2014, November . Hipertensi di Indonesia . Retrieved Agustus 2015, from http://www.depkes.go.id/?undex.php?=newsw&task=viewarticle
Ekasari, W. 2011. Aktivitas Antihipertensi Aktinomiset Endofit Asal Tanaman Pegagan dan Belimbing Wuluh. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Eser, I., & Khorshid, L. 2007. The Effect of Different Body Positions on Blood Pressure. J Clin Nurs Jan, 16 (1), 137.
Ganong , W. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 22). Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 20). Jakarta: EGC.
Giuseppe, M. 2009. Photomazza. (M. Beltramini, Editor) Retrieved from www.photomazza.com/?Averrhoa-blimbi
Gormer, B. 2007. Farmakologi Hipertensi. (D. Lyrawati, Ed.)
Guyton , A., & Hall, J. 2004. Textbook of Medical Physiology (Vol. 11). (E. a. Irawati, Trans.)
!
37!
Hasim, B. 2014, Juli. Study on Bioactive Compound Degradation From Belimbing Buluh (Averrhoa blimbi). 6-15.
Hastuti , H. 2014. Pengaruh Daun Seledri dan Daun Belimbing Wuluh Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. J.Pascapanen , 1-7.
Hernani, W., & Marwati, T. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Belimbing Wuluh terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Hewan Uji . Jurnal Pascapanen , 6 (1), 54-61.
Ihsan, N. 2013, November 9. Pengaruh Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L.) terhadap Tekanan Darah.
Iskandar, Y. 2007. Tanaman Obat yang Berkhasiat sebagai Antihipertensi.
Kemenkes. 2011, Juli. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/booklet-data-dan-informasi-untuk-pimpinan.pdf
Masud, I. 1989. Human Physiology. London, Toronto, New York:
McGraw-Hill Book Company.
Morton, J., & Miami , F. 2004. Retrieved Mei 16, 2004, from http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/bilimbi.html
National Heart, Lung and Blood Institute. 2015, September. Retrieved November 2015, from www.nhlbi.gov:
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hbp
Nugrahawati, D., Ten Nur, R., & Hana , W. 2009. Pemanfaatan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L) sebagai Cairan Akumulator Secara Alami dan Ramah Lingkungan . Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta .
Parikesit, M. 2011. Khasiat dan Manfaat Belimbing Wuluh . Surabaya: Stomata.
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular
(Vol. 1). (A. Ann, & Erwinanto, Eds.) Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Putri, L. 2011. Molecullar Modelling. Retrieved Maret 2, 2013, from http://www.scribd.com/doc/55/55105548/p4-molecullar-modelling
!
38!
Rahmat , F. 2013. Pengelolaan Pasien Hipertensi Grade II Dengan Pendekatan Medis dan Perilaku . Jurnal Medula, 1 (1).
Rebecca, J. 2012, Juli. High Blood Pressure. Retrieved September 15, 2015, from http://health.cvs.com/
RISKESDAS. 2013. 88-90.
Robert , E., & Ken, L. 2011. Retrieved Januari 11, 2015, from uforest.org/Species/A/Averrhoa_blimbi.html
Runtukahu, R. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Melaksanakan Diet pada Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolaang Kecamatan Langowan Timur . ejournal
keperawatan (e-Kp), 3 (2), 1-9.
Safitri, R. 2015, September 08. Pengaruh Pemberian Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L.) terhadap Tekanan Darah Sistolik Tikus Sprague Dawley.
Setiawati, & Bustami. (2005). Farmakologi dan terapi Hipertensi .
Sheldon, L. 2015, Juni 15. Kamias Nutrition. Retrieved from
www.livestrong.com/article/335054-nutritional-values-of-kamias-fruit/
Sheps. 2005. Mengatasi Tekanan Darah Tinggi . Jakarta , Indonesia : Intisari Mediatama.
Sherwood, L. 2009. Fisiologi manusia dari sel ke sistem (Vol. Ed.6). (n. yesdelit, Ed.) jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Vol. 8). Jakarta: EGC.
Steddon , S. 2014. Oxford Handbook ofbNephrology and Hypertension (Vol. II). London, UK: Oxford University Press.
Sudoyo, A., Setiyohadi, B., & Alwi , I. (Eds.). 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (5th ed., Vol. II). Interna Publishing.
Surja, S. S., & Krisanti, S. A. 2010. Pengaruh Coklat Terhadap Kardiovaskular. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, I (01), 43-47.
!
39!
Syaifuddin, M. 2013. Penggunaan Tanaman Herbal pada Lansia Penderita Hipertensi di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Naskah Publikasi , 4-10.
Syaifuddin, M. 2013. Penggunaan Tanaman Herbal pada Lansia Penderita
Hipertensi di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wardani , C. 2008. Potensi Ekstrak Tempuyung dan Meniran sebagai Anti Asam Urat: Aktivitas Inhibisinya terhadap Xanthin Oksidase. Skripsi .
WHO. 2013. Health Topics Cardiovascular Disease. Retrieved November 17, 2013, from http://www.who.int/topics/cardiovascular_disease/en/
WHO. 2013. Retrieved from World Health Organization: http://www.who.org
Wijayakusuma , H. 1995. Tanaman Berkhasiat Obat (Vols. 1,2,3,4). Jakarta : Pustaka Kartini.
William , L., & Wilkins. 2011. Professional Guide to Pathophysiology. In J. Kowalak, W. Welsh, & B. Mayer (Eds.). United States of America: EGC.
Yeni, Y. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta Tahun 2009. KESMAS , 4 (2), 76-143.
Yuliantari, Wayan, N., & Arta, S. 2014. Perbedaan Pengaruh Ekstrak Mentimun dan Air Jahe terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2014 .