• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengurusan Tunjangan Profesi Guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar rosalia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pengurusan Tunjangan Profesi Guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar rosalia"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PROSEDUR PENGURUSAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN

KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Oleh :

ROSALIA INDAH WIJAYANTI

D 1508118

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

commit to user

MOTTO

¾ “Cara untuk menjadi di depan adalah memulai dari sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan tidak akan mengetahui masa depan jika anda menunggu”

(William Feather)

¾ “Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki”

(Mahatma Gandi)

¾ “Pandanglah hari ini, kemaren sudah jadi mimpi. Dan esok hanyalah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemaren sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap hari esok adalah visi harapan”

(6)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk :

™ Ayahanda dan Ibunda tersayang

™ Kakakku Cornelius dan keluargaku tercinta

™ Sahabatku satu perjuangan Memel, Ind, Nay,

Kaa, Puji, Frendy

™ Sista and Brothaku Dee, Al, Ayok, Ariz, Ipul,

(7)

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR PENGURUSAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARANGANYAR”, guna melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini Penulis banyak menerima bimbingan dan petunjuk serta bantuan bahkan saran dari berbagai pihak sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Sudaryanti M.Si selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah sabar menuntun dan memberikan masukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs. Sakur, M.S selaku ketua program Diploma III Manajemen

Administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Diploma III Manajemen Administrasi Universitas sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

(8)

commit to user

6. Ayah dan bundaku, kakakku Cornelius, dan keluargaku yang telah

memberikan doa dan semangat serta banyak berkorban demi terselesaikannya Tugas Akhir ini.

7. Sahabat, teman satu perjuangan Melysa, Indah, Nindy, Ika, Puji, Frendy terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.

8. Saudaraku yang selalu menemaniku. Dian, Al, Aryo, Aris, Ipul, Noel, Agung, Adit, Catur.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Semoga rahmat dan Karunia dari Tuhan Yang Maha Esa senantiasa tercurah dengan berlimpah kepada semua pihak yang telah turut membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis

(9)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA NPENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Pengamatan... 4

D. Manfaat Pengamatan... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur... 6

B. Pengertian Tunjangan... 13

C. Tunjangan Profesi... 14

D. Prosedur Kerja Dalam Tunjangan Profesi... 20

E. Kesalahan Pembayaran... 25

F. Sanksi... 26

METODE PENGAMATAN... 27

(10)

commit to user

A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendidikan, Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Karanganyar... 32 B. Visi, Misi, dan Kebijakan... 34 C. Susunan Organisasi... 35

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga Dalam Pengurusan Tunjangan Profesi.. 42

B. Hambatan-Hambatan... 53 C. Langkah-langkah Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga Dalam Mengatasi Hambatan... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 56 B. Saran... 57 DAFTAR PUSTAKA

(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Data Guru PNS Tahun 2010 Serta Perkiraan Kebutuhan

Dana Tambahan Penghasilan dan Tunjangan Profesi Guru

PNSD Tahun 2011 ... 40

2. Laporan Perubahan Data Penerima Tunjangan Profesi Guru

Kabupaten Karanganyar Tahun 2011... 41

3. Kuota Calon Penerima Tunjangan Profesi Guru Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010... 45

4. Jumlah Guru Kabupaten Karanganyar yang Lulus Penilaian

Portofolio... 50

5. Hasil PLPG Kabupaten Karanganyar... 51

(12)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

(13)

commit to user

ABSTRAK

Rosalia Indah Wijayanti. D1508118. ”PROSEDUR PENGURUSAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARANGANYAR”. Tugas Akhir, Program Study Manajemen Adminstrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tahun 2011. 58 halaman.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar merupakan bagian dari Departeman Pendidikan Nasional yang bergerak di bidang pendidikan baik formal maupun non formal. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar berusaha menjalankan fungsi pelayanannya dengan baik dan berusaha memberikan pelayanan yang maksimal di bidang pendidikan masyarakat.

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai Prosedur Pengurusan Tunjangan Profesi Guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar.

Pengamatan ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, observasi,mengkaji dokumen dan arsip. Proses wawancara dilakukan dengan menunjuk beberapa orang yang dianggap berkompeten dalam bidangnya. Metode observasi yang dilakukan yaitu observasi berperan aktif didalam proses pengurusan tunjangan profesi bagi guru.

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa prosedur pengurusan Tunjangan Profesi Guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar meliputi membentuk panitia pengurusan, menetapkan calon penerima tunjangan profesi, menetapkan nomor peserta, melakukan sosialisasi kepada guru, memverifikasi data, memberikan tunjangan profesi kepada guru yang memenuhi kualifikasi.

Kesimpulan yang didapat dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa prosedur pengurusan tunjangan profesi guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar telah dilakukan dengan baik dan memenuhi standar kelayakan pengurusan tunjangan profesi guru seperti yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan lain. Melalui proses yang cepat dan persyaratan yang mudah serta sederhana.

(14)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Peran dunia pendidikan menjadi sangat strategis dalam mengantisipasi persaingan di era global melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang cerdas dan kompetitif sehingga diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lain. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional memiliki tugas, fungsi, dan kewajiban dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan pemberdayaan pendidikan baik formal maupun non formal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(15)

commit to user

kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan.

Saat ini telah muncul komitmen kuat dari pemerintah, terutama Departemen Pendidikan Nasional, untuk merevitalisasi kinerja guru antara lain dengan memperketat persyaratan bagi siapa saja yang ingin meniti karir profesi di bidang keguruan. Didalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 diamanatkan bahwa, guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) kualifikasi akademik dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S-1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah.

Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S-1 atau D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan lulusan S-1 atau D-IV Jurusan, Program Studi PGSD, Psikologi dan pendidikan lainnya, sedangkan guru Matematika di SMP, MTS, SMPLB, SMA, MA, SMALB, dan SMK atau MAK dipersyaratkan lulusan S-1 dan D-IV Jurusan atau Program Pendidikan Matematika atau Program studi Matematika yang memiliki Akta IV. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi.

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memiliki persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

(16)

commit to user

guru yang memiliki sertifikat pendidik dan memiliki persyaratan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta)

Tuntutan akan profesionalitas guru harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan hak guru atas kesejahteraan atau penghasilan yang layak. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 14 ayat (1) huruf a mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Pasal 15 ayat (1) dari undang-undang ini mengamanatkan bahwa penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Salah satu hak guru sebagaimana dimaksudkan diatas adalah hak atas tunjangan profesi, berkaitan dengan ini, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 16 mengamanatkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Tunjangan profesi dimaksud diberikan setara dengan satu (1) kali gaji pokok guru yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

Dari penjabaran tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Prosedur Pengurusan Tunjangan Profesi Guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar”.

B. Perumusan Masalah

(17)

commit to user

“Bagaimana prosedur kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar dalam pengurusan tunjangan profesi guru?”

C. Tujuan Pengamatan

Pengamatan prosedur pengurusan tunjangan profesi guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional.

Untuk mengetahui secara menyeluruh bagaimana prosedur pemberian tunjangan profesi guru di Di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar mulai dari tahap pengumpulan data sampai tahap pencairan.

2. Tujuan Fungsional.

Hasil pengamatan ini diharapkan bisa bermanfaat bagi penulis, pembaca maupun bagi kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar baik sebagai pengetahuan, masukan dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur pengurusan tunjangan profesi guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar. Sehingga bisa membenahi kekurangan dan menyempurnakan pelayanan yang diberikan.

3. Tujuan Individual.

Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polotik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan

Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil pengamatan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar adalah :

(18)

commit to user

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan praktis secara langsung tentang prosedur pengurusan tunjangan profesi guru sehingga dapat dijadikan bekal dalam menghadapi dunia kerja.

2. Bagi Pihak Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

(19)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DAN METODOLOGI PENGAMATAN

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prosedur

Penulisan ini bermula dari masalah prosedur yang tepat dan cepat dalam pengurusan tunjangan profesi guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar. Prosedur kerja ini dibuat untuk memperlancar setiap pekerjaan yang dilaksanakan oleh instansi tersebut dalam rangka mencapai tujuan atau sasarannya. Prosedur-prosedur berkaitan dengan suatu langkah yang bertahap yang berkaitan satu sama lain yang digunakan oleh suatu organisasi dalam menyelesaikan setiap tugas pekerjaannya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hadari Nawawi (1989 : 51) :

Prosedur kerja adalah hubungan dan pentahapan kerja sama yang digunakan sistematis untuk melaksanakan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas lainnya dalam batas-batas peraturan dan ketentuan perundangan yang berlaku dan kebijaksanaan yang ditetapkan di lingkungan satuan organisasi atau unit kerja tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 : 898) Prosedur dapat diartikan sebagai berikut :

1. Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.

2. Metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu

masalah.

Selain itu, pengertian prosedur menurut Moekijat dalam kamus manajemen (1990 : 435) diartikan sebagai berikut :

1. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan arah

tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan. 2. Prosedur-prosedur memberikan urutan menurut waktu (chronologi) kepada

tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas demikian dalam kebijaksanaan dan kearah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. 3. Suatu prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang

merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan.

(20)

commit to user

Menurut Ida Nuraida (2008:35) menyimpulkan bahwa Prosedur merupakan :

1. Metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas yang akan datang.

2. Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Pedoman untuk bertindak.

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur merupakan tata cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan menurut urutan waktu dan prosedur memberikan perintah yang terperinci untuk pelaksanaan kegiatan secara teratur.

Disamping itu, prosedur juga bersifat deskriptif karena mereka membantu pelaksanaan koordinasi dengan cara menyediakan petunjuk-petunjuk untuk tindakan para karyawan pada situasi-situasi yang berulang-ulang muncul. Dipandang dari sudut ini prosedur-prosedur dianggap sebagai reaksi rutin atau yang diprogramkan terhadap situasi-situasi problem yang bersifat umum dan terstruktur.

Prosedur merupakan rencana yang tetap dipakai atau sering disebut dengan Standard of Procedure. Rencana ini bersifat permanen yang artinya terus menerus dipergunakan untuk keperluan yang berulang-ulang.

Mengingat kerjasama antar individu dalam organisasi merupakan suatu keharusan, maka kerja sama tersebut perlu dinyatakan dalam bentuk tertentu yang salah satunya adalah prosedur kerja.

Hadari Nawawi ( 1989 : 50 ) menyebutkan bahwa :

Oleh karena keharusan bekerja sama lebih dominan daripada bekerja sendiri, maka harus diciptakan dan dibina kerja sama antara yang satu dengan yang lainnya agar tercipta hubungan kerja dan pentahapan kerja itu, di lingkungan setiap satuan organisasi / unit kerja yang menghasilkan prosedur kerja.

(21)

commit to user

dihindarkan apabila langkah kerja individual pekerja dalam setiap mengerjakan setiap pekerjaannya dimasukkan ke dalam proses prosedur kerja.

Dengan demikian prosedur kerja dalam penelitian ini harus dipahami dalam konteks kerja sama dan individual. Konteks kerja sama berarti bahwa peosedur kerja merupakan langkah yang mengatur kerja sama dua orang atau lebih dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Hal ini menggambarkan dari mana pekerjaan dimulai oleh seseorang, dan kemana pekerjaan itu dilanjutkan kepada yang lainnya. Sedangkan dalam konteks individual, prosedur kerja adalah cara seseorang mengerjakan tugas pekerjaannya.

Sedangkan dari pendapat lain, prosedur kerja dapat dipahami sebagai teknik penyelesaian pekerjaan. Ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie (1981 : 173) :

Teknik ini (prosedur kerja) terutama digunakan untuk menetapkan urutan-urutan penyelesaian suatu pekerjaan yang berpindah-pindah dari instansi yang satu ke instansi yang lain. Dengan bagan prosedur maka dapat diketahui aliran pekerjaan yang menunjukkan hubungan kerja diantara berbagai instansi atau pejabat dalam suatu organisasi.

Dengan demikian prosedur kerja menghasilkan garis hubung antar instansi atau pejabat yang satu dengan yang lainnya. Instansi dan jabatan disini memerlukan adanya perluasan makna, dimana instansi disini bukan hanya berarti hubungan dua organisasi atau lebih, namun dapat pula bermakna instansi yang berada dalam satu organisasi.

Harold Koontz, Cryill O’Donnell, Heinz Weihrich (1993 : 124) memberikan pengertian prosedur sebagai berikut :

Prosedur adalah rencana yang menetapakan suatu metode penanganan yang dibutuhkan untuk aktivitas-aktivitas yang akan datang. Ia merupakan pedoman untuk bertindak, bukan untuk berfikir dan ia menguraikan cara yang tepat untuk menyelesaikan suatu kegiatan tertentu. Ia merupakan urutan-urutan kronologis dari tindakan-tindakan yang dibutuhkan.

(22)

commit to user

dalam proses peencanaan. Dikatan sebagai pedoman karena dalam prosedur menguraikan cara yang tepat untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut serta urut-urutan dari kegiatan itu secara kronologis.

Urutan-urutan kronologis tugas-tugas merupakan ciri khas setiap prosedur. Oleh karenanya batas-batas waktu perlu ditetapkan pada setiap langkah sebuah prosedur agar dapat dipastikan bahwa masing-masing tugas maupun hasil akhir dapat dilaksanakan. Karena waktu merupakan sumber yang sama sekali tidak dapat diperbarui, sehingga harus dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Prosedur-prosedur juga tidak dapat berdiri melainkan dijalankan oleh oarang-orang sebagai pelaksana prosedur. Peranan tenaga manusia merupakan sumber terpenting yang dimiliki organisasi. Karena sifatnya sebagai pelaksana sebuah langkah-langkah kebijaksanaan dan keputusan yang diambil dalam melaksanakan pekerjaannya, maka peranannya juga harus dikelola secara maksimal.

Adanya itu semua jika tidak di dukung dengan sarana dan prasarana kerja juga tidak akan bisa berjalan. Penggunaan sarana dan prasarana dalam prosedur kerja tetap diperhitungkan, artinya dengan sarana dan prasarana yang seadanya hendaknya tidak mengurangi semangat untuk bekerja dan diharapkan hasil yang dicapai dapat memuaskan semua pihak.

Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi prosedur di atas dimanfaatkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya, maka akan tercipta suatu efisiensi kerja dalam organisasi. Hal itu terjadi karena prosedur kerja merupakan alat untuk mengkoordinasikan suatu tugas dan merupakan alat kelancaran kerja.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu prosedur tidak dapat berdiri sendiri karena sudah merupakan suatu kebulatan, dimana faktor-faktor di dalamnya saling mempengaruhi dan mempunyai ketergantungan satu sama lain.

(23)

commit to user

1. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanan-kebijaksanaan yang telah ditentukan.

2. Prosedur-prosedur memberikan urutan menurut waktu (chronologis) kepada tugas-tugas yang menentukan jalan dari serangkaian tugas-tugas demikian dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan dan kearah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

3. Suatu prosedur adalah serangkaian daripada tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan.

4. Urutan secara chronologis (menurut waktu) dari pada tugas-tugas ini merupakan ciri daripada setiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing-masing tugas harus diselesaikan.

5. Prosedur-prosedur menggambarkan cara atau metode dengan mana

pekerjaan akan diselesaikan.

Menurut Kamus Administrasi Perkantoran, prosedur merupakan suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan. Misalnya prosedur membuat surat pada suatu perusahaan. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian suatu ketentuan-ketentuan mengenai cara menyusun konsep suratnya, cara mengetiknya pada kertas surat atau cara menakliknya yang kesemuanya telah pasti. The Liang Gie (1977 : 263).

Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan searangkaian tugas atau tahap yang berurutan dengan berhhubungan satu sama lain sebagai suatu cara atau metode dalam menjalannkan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan yang berlakua untuk mencapai tujuan. Suatu prosedur tidak dapat berdiri sendiri karena sudah merupakan suatu kebulatan dimana faktor-faktor didalamnya saling mempengaruhi dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, karena keseluruhan yang bekerja bersama-sama akan mencapai hasil yang lebih baik daripada bila bekerja sendiri-sendiri, karena dalam kehidupan organisasi manusia bukanlah suatu individu yang lepas dari satu sama lain namun terjalin dalam satu format kerjasama guna mencapai tujuan pribadi dan tujuan organisasi dimana ia berada.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini bagan-bagan prosedur yang dikemukakan oleh The Liang Gie (1981 : 174), yaitu sebagai berikut :

(24)

commit to user

Bagan aliran pekerjaan menunjukkan berjalannya suatu pekerjan dari instansi ke instansi serta instansi-instansi mana saja yang ikut serta melaksanakan.

Dengan ini dapat diketahui urutan-urutan penyelesaian suatu tugas yang agak luas yang berpindah-pindah dari instansi satu ke instansi yang lain. 2. Bagan Aliran Formulir (Form Distribution Chart)

Bagan aliran formulir menunjukkan berapa rangkap suatu formulir yang beredar dan instansi-instansi mana saja yang menerima formulir itu. Dengan ini dapat diketahui penggunaan sesuatu tembusan warkat yang tepat, sehingga tidak terjadi duplikasi atau penghamburan benda, waktu dan tenaga dalam mempersiapkan warkat tersebut.

3. Bagan Rangkaian Kerja (Flow Process Chart)

Bagan rangkaian kerja menunjukkan urut-urutan pelaksanaan sesuatu pekerjaan dari permulaan sampai selesainya. Dengan ini dapat diketahui pola-pola perbuatan yang dilakukan oleh masing-masing pekerja, jangka waktunya dan jarak yang ditempuh oleh pekerjaan itu. Sekaligus dapat diketahui kalau ada kekembaran, kemacetan dan kesulitan-kesulitan lainnya dalam langkah-langkah penyelesaian pekerjaan itu. Untuk menyusun bagan rangkaian kerja, maka setiap pekerjaan dibedakan dalam 5 (lima) pola perbuatan :

a. Pekerjaan (Operation)

Perbuatan yang menciptakan, mengubah atau menyusun sesuatu hal. b. Pengangkutan (Transport)

Perbuatan yang memindahkan sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

c. Pemeriksaan (Inspection)

Perbuatan yang menyelidiki sesuatu hal untuk mengetahui kebenaran isi, mutu, jumlah atau segi-segi lainnya.

d. Penahanan (Delay)

Suatu keadaan dimana sesuatu tertahan sehingga untuk sementara tidak dapat dilanjutkan pekerjaannya.

e. Penyimpanan (Storage)

Perbuatan menaruh sesuatu untuk waktu yang lama dan sifatnya tetap.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa suatu prosedur tidak dapat berdiri sendiri karena sudah merupakan suatu kebulatan, di mana faktor-faktor di dalamnya saling mempengaruhi dan mempunyai ketergantungan satu sama lain.

(25)

commit to user

memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi (1989:51) :

1. Prosedur kerja harus dinyatakan secara jelas dalam bentuk tertulis yang menggambarkan arus jalannya pekerjaan secara bertahap dan sistematis, agar mudah dilaksanakan dan diawasi.

2. Prosedur kerja harus dikomunikasikan secara sistematis, kepada semua personil, agar dalam pelaksanaan pekerjaan rutin berlangsung secara mekanis dan lancar.

3. Prosedur kerja diciptakan dan dikembangkan sedapat mungkin

diselaraskan dengan prosedur kerja yang digunakan oleh satuan organisasi atau unit kerja yang lebih tinggi dalam lingkungan yang bersifat vertikal. 4. Prosedur kerja harus disusun secara baik, dengan garis komando yang

menggambarkan arus perintah dan pertanggungjawaban yang jelas dan garis hubungan kerja konsultatif yang jelas juga.

5. Prosedur kerja harus selalu di evaluasi atau memuat program

pemerikasaan intern, agar selalu dapat dilaksanakan tindakan perbaikan secara periodik dan berkesinambungan.

6. Untuk mengurangi atau mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan atau kekeliruan, prosedur kerja harus dikoordinasikan secara baik pula, agar pekerjaan seorang personil atau pegawai secara otomatis di cek oleh pegawai atau personil yang lain, terutama dalam melaksanakan pekerjaan yang berproses secara bertahap.

7. Dalam mewujudkan pekerjaan secara operasional yang sifatnya tidak mekanis, prosedur kerja tidak boleh terlalu rinci sehingga menghasilkan birokrasi yang terlalu ketat. Untuk itu prosedur kerja harus luwes dan memungkinkan para pelaksana mengambil keputusan secara cepat, bilamana situasi menuntutnya, sehingga keputusan harus dilakukan diluar kebiasaan.

8. Prosedur kerja tidak boleh tumpang tindih, bertentangan, dan berduplikasi antara yang satu dengan yang lain, karena dapat membingungkan dalam melaksanakan arus pekerjaan.

9. Prosedur kerja harus bernilai ekonomis sehingga tidak memerlukan

banyak uang, waktu, dan tenaga secara berlebihan.

(26)

commit to user

prosedur yang digunakan dan ditetapkan oleh pimpinan yang lebih tinggi sehingga tidak lagi menimbulkan hambatan.

B. Pengertian Tunjangan

Tunjangan adalah penghasilan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil di luar gaji pokok.

Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 128) Tunjangan dapat diartikan sebagai tambahan pendapatan di luar gaji sebagai bantuan, yang ditunjangkan, ataupun sokongan.

Tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri pada umumnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, dan tunjangan yang diberikan kepada golongan Pegawai Negeri tertentu ditetapkan oleh Presiden.

Arif Rohman (2009 : 80) menjelaskan :

Tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Bab IV, pasal 15 sampai dengan pasal 20 Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil tahun 1977, yang pedoman pelaksanaannya ditetapkan dengan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara No 02/SE/1977, tanggal 7 Maret 1977.

1. Adapun tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri adalah : a. Tunjangan Keluarga.

b. Tunjangan Jabatan. c. Tunjangan pangan. 2. Tunjangan keluarga berupa :

a. Tunjangan isteri/suami, sebesar 5% dari gaji pokok jika suami dan isteri sama-sama Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang gajinya lebih tinggi.

b. Tunjangan anak, dengan ketentuan :

1. Anak kandung/anak angkat tersebut belum mempunyai

penghasilan dan belum kawin. 2. Usia setinggi-tingginya 25 tahun. 3. Besarnya tunjangan 2%.

4. Sebanyak-banyaknya yang diberi tunjangan adalah 3 anak. 3. Tunjangan jabatan terdiri dari :

a. Tunjangan jabatan struktural, yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural tertentu.

b. Tunjangan jabatan fungsional, yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu.

(27)

commit to user

Dewasa ini tunjangan pangan tidak hanya berupa beras akan tetapi satuan-satuan organisasi Pemerintah telah mengatur satuan organisasinya masing-masing untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawainya. Mekanisme pengaturan tersebut satu sama lain berbeda, akan tetapi tujuannya adalah kesejahteraan pegawai lingkungannya.

C. Tunjangan Profesi Guru

Pengakuan kedudukan guru sebagai pendidik profesional seyogyanya dapat dibuktikan secara objektif. Tuntutan profesionalitas guru harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan hak guru atas kesejahteraan atau penghasilan yag layak. Salah satu hak guru yang dimaksud adalah hak atas tunjangan profesi guru.

Salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan guru adalah berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya.

I. Tunjangan Profesi Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) a. Pengertian Tunjangan Profesi Guru

Adapun Pengertian Tunjangan Profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya. Guru dimaksud adalah guru PNS dan guru bukan PNS yang diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah atau yayasan / masyarakat penyelenggara pendidikan baik yang mengajar di sekolah negeri maupun sekolah swasta. Tunjangan Profesi dibayarkan paling banyak 12 bulan dalam satu tahun berdasarkan prinsip prestasi.

Tunjangan Profesi bagi guru PNS Daerah adalah tunjangan yang diberikan kepada guru PNS yang mengajar di Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan guru PNS yang diangkat dalam jabatan pengawas.

(28)

commit to user

Ruang lingkup petunjuk pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah melalui mekanisme transfer ke daerah meliputi : a) Mekanisme pengusulan dan pembayaran tunjangan profesi. b) Persyaratan guru penerima tunjangan profesi.

c) Mutasi pembayaran tunjangan profesi. d) Penghentian pembayaran tunjangan profesi. e) Pembatalan pembayaran tunjangan profesi. f) Pengendalian pembayaran tunjangan profesi. g) Mekanisme pengawasan dan pelaporan. h) Sanksi atas pelanggaran ketentuan 2. Sasaran

Adapun sasaran ataupun tujuan petunjuk teknis pengurusan tunjangan profesi guru ini disusun sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan terutama :

a) Kementerian Pendidikan Nasional. b) Kementerian Keuangan.

c) Badan Kepegawaian Daerah.

d) Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten atau Kota.

e) Dinas Pendapatan dan Aset Daerah pada Provinsi, Kabupaten atau Kota.

f) Badan Pengawas Keuangan.

g) Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. h) Badan Pengawas Daerah atau Inspektorat Daerah. i) Satuan Pendidikan.

j) Guru b. Besaran

Tunjangan Profesi bagi guru PNS Daerah adalah setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok per bulan dipotong pajak penghasilan Pasal 21 dengan tarif 15 % bersifat final sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang - Undangan di bidang perpajakan.

(29)

commit to user

Anggaran Tunjangan Profesi bagi guru PNS Daerah

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditransfer ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui mekanisme Transfer ke Daerah.

Pada tahun 2007 tunjangan profesi telah disalurkan dari pusat langsung ke rekening masing-masing guru penerima. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009, tunjangan profesi disalurkan melalui dana dekonsentrasi di masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi.

Mulai tahun 2010 tunjangan profesi bagi sebagian guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dibayarkan melalui mekanisme transfer ke daerah di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota masing-masing.

Sedangkan tunjangan profesi guru bukan PNS dan sebagian guru PNS masih tetap disalurkan melalui dana dekonsentrasi di Dinas Pendidikan Provinsi masing-masing.

d. Latar belakang diadakannya progran Tunjangan Profesi Guru adalah : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 2 mengamanatkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Sebagai pendidik profesional diwajibkan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

e. Landasan Hukum Tunjangan Profesi Bagi Guru PNS Daerah :

Adapun landasan hukum tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian.

(30)

commit to user

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Kewenangan Pusat dan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

10.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen serta Tunjangan kehormatan Guru Besar. 11.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang Kenaikan Gaji

Pokok Pegawai Negeri Sipil.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi pendidik bagi guru, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

(31)

commit to user

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 17 menjelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sektor pendidikan di antaranya adalah biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut disebutkan bahwa salah satu biaya personalia satuan pendidikan adalah tunjangan profesi.

Pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS harus memperhatikan data kepegawaian guru yang bersangkutan, karena terkait dengan perubahan besaran gaji pokok dan status kepegawaiannya.

Pemerintah mengambil kebijakan mulai tahun 2010, bahwa anggaran tunjangan profesi bagi guru PNS dibebankan pada dana APBD Kabupaten atau Kota yang bersumber dari dana transfer pusat ke daerah. Untuk kelancaran pembayaran tunjangan profesi bagi guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) sesuai dengan Ketentuan Perundangan perlu disusun Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi Bagi Guru PNS Daerah Melalui Mekanisme Transfer ke Daerah.

(32)

commit to user

a. Dasar dan Tatacara Penetapan

1. Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya ditetapkan berdasarkan dua hal, yaitu :

a) Kualifikasi akademik. b) Masa kerja.

2. Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya dilakukan menggunakan tata cara sebagai berikut :

a) Meneliti kelengkapan persyaratan penetapan Inpassing GBPNS dan Angka Kreditnya.

b) Menghitung masa kerja GBPNS yang bersangkutan, terhitung sejak diangkat sejak menjadi guru tetap pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan yayasan atau masyarakat penyelenggara pendidikan.

c) Masa Kerja GBPNS diperhitungkan dengan satuan tahun

penuh. Misalnya GBPNS dengan masa kerja 10 tahun 11 bulan dihitung 10 tahun.

d) Kelebihan masa kerja 11 bulan diperhitungkan untuk

kesetaraan kenaikan gaji berlaku berikutnya.

e) Berdasarkan kualifikasi akademik dan masa kerja guru yang bersangkutan.ditetapkan jenjang jabatan fungsional guru tersebut dengan menggunakan tabel konversi.

b. Pejabat yang Berwenang Menetapkan

1. Pejabat yang berwewenang menetapkan Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS DAN Angka Kreditnya disesuaikan dengan jenjang kepangkatan guru yang bersangkutan. Yaitu sebagai berikut :

a) Menteri Pendidikan Nasional berwenang menetapkan

(33)

commit to user

b) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Pendidikan Nasional berwenang menetapkan Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya pada jenjang Guru Dewasa Tk. I.

c) Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Pendidikan Nasional berwenang menetapkan Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya pada jenjang Guru Dewasa.

d) Kepala Bagian atau Kepala Sub Bagian pada Biro

Kepegawaian Departemen Pendidikan Nasional atas nama Menteri Pendidikan Nasional berwenang menetapkan Jabatan Fungsional GBPNS pada jenjang Guru Pratama sampai dengan Guru Madya.

2. Keputusan Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya dibuat dengan menggunakan format pada lampiran. c. Lain-lain

1. Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya mulai berlaku terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2007 sampai dengan 1 Oktober 2010.

2. GBPNS yang telah ditetapkan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya, bilaman yang bersangkutan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, maka Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya yang telah dimiliki tidak dapat diguakan dalam pengangkatan pertama sebagai Guru Pegawai Negeri Sipil.

D. Prosedur Kerja Dalam Tunjangan Profesi Guru

Pengertian prosedur kerja secara umum merupakan serangkaian cara kerja atau proses yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu pekerjaan.

(34)

commit to user

menyelesaikan pelaksanaan Tunjangan Profesi Guru dengan serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urut-urutan waktu dan cara tertentu unuk melakukan pekerjaan yang harus dilakukan dan harus dikelola.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar menggunakan bagan prosedur yang dikemukakan oleh The Liang Gie, yaitu Bagan Rangkaian Kerja (Flow Process Chart), yaitu Dinas Pendidikan Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar dalam penyelenggaraan pengurusan tunjangan profesi guru menggunakan urut-urutan pelaksanaan suatu pekerjaan dari permulaan sampai selesainya sehingga dapat diketahui pla-pola perbuatan yang dilakukan setiap bagian yang melaksanakan pekerjaan itu, sehingga dapat diketahui apabila terdapat kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaannya.

a. Kriteria Guru Penerima

Tunjangan Profesi diberikan kepada guru yang telah mendapat Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) tentang Penetapan Penerima Tunjangan Profesi dan melaksanakan tugas sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan yang berlaku sejak tanggal 30 Juli Tahun 2009.

b. Mekanisme Penyusunan Daftar Nominatif Penerima Tunjangan Profesi Guru

1. Ditjen PMPTK (Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Kementerian Pendidikan Nasional mengirimkan SK Penetapan Penerima Tunjangan Profesi Guru ke Sekretaris Daerah Provinsi, Kabupaten atau Kota dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten atau Kota.

(35)

commit to user

a. SK Ditjen PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional tentang penetapan penerima Tunjangan Profesi guru,

b. SK kepegawaian yang menunjukkan gaji pokok terakhir,

c. SK tugas guru sesuai dengan Permendiknas Nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan tugas guru.

c. Mekanisme Pembayaran

Pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah dilakukan melalui cara sebagai berikut :

1. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (Ditjen PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan daftar dan rekap jumlah guru PNS Daerah yang berhak mendapatkan tunjangan profesi per Provinsi, Kabupaten dan Kota paling lambat bulan Oktober tahun berjalan untuk pembayaran tahun berikutnya. Selanjutnya data tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan.

2. Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan

(Permenkeu) tentang Alokasi Dana Tunjangan Profesi bagi Guru PNS Daerah untuk masing-masing daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota berdasarkan data yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional.

3. Pemerintah daerah mengalokasikan tunjangan profesi bagi guru pada APBD dan APBD Perubahan sesuai alokasi dana dalam Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu).

(36)

commit to user

5. Dinas pendidikan Provinsi, Kabupaten, dan Kota setiap bulan

menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Bendahara Umum Daerah (BUD) dilampiri daftar nominatif.

6. Bendahara Umum Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota menyalurkan tunjangan profesi guru ke Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten dan Kota.

7. Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten, dan Kota membayarkan tunjangan profesi kepada guru melalui rekening bank atau pos masing-masing.

8. Pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah dilakukan pada awal bulan berikut, kecuali untuk bulan Desember dilakukan pada akhir bulan Desember tahun berjalan.

9. Apabila terjadi kekurangan atau kelebihan dana yang dialokasikan dibandingkan dengan realisasinya, maka akan diperhitungkan pada tahun anggaran berikutnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Mekanisme Pengembalian Sisa Anggaran

Apabila terdapat sisa pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah, Pemerintah Daerah wajib menyetorkan kembali dana tersebut ke Rekening Kas Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Mutasi Pembayaran Tunjangan Profesi bagi Guru PNS Daerah

Mutasi pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah dilakukan apabila terjadi mutasi sebagai berikut:

1. Pindah tugas ke sekolah di luar pembinaan Kementerian Pendidikan Nasional atau sebaliknya.

2. Pindah tugas dari sekolah pada satu Provinsi, Kabupaten atau Kota kesekolah di Provinsi, Kabupaten atau Kota lain, atau

(37)

commit to user

Mutasi pembayaran tunjangan profesi dilakukan apabila SK mutasinya sudah diterbitkan oleh pemerintah daerah tempat tugas yang baru. Berkas yang harus dipersiapkan guru untuk mutasi pembayaran tunjangan profesi antara lain :

1. Foto kopi Surat Keputusan mutasi. 2. Surat Keputusan tugas mengajar.

3. Foto kopi nomor rekening bank atau pos yang bersangkutan, kecuali bagi daerah yang tidak memungkinkan.

4. Surat Keputusan Penghentian Pembayaran Tunjangan Profesi dari tempat tugas sebelumnya.

Berkas tersebut disampaikan ke dinas pendidikan Provinsi, Kabupaten atau Kota tempat tugas yang baru.

f. Penghentian Pembayaran

Pemberian tunjangan profesi dihentikan apabila guru penerima Tunjangan profesi memenuhi salah satu atau beberapa keadaan sebagai berikut:

1. Meninggal dunia.

2. Mencapai batas usia pensiun.

3. Tidak lagi bertugas sebagai guru atau pengawas.

4. Tidak memenuhi kewajiban melaksanakan tugas 24 jam tatap muka per minggu.

5. Tidak mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat

pendidik yang diperuntukannya, atau

6. Dengan alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

(38)

commit to user

g. Pembatalan Pembayaran

Tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah dibatalkan pembayarannya dan wajib mengembalikan tunjangan profesi yang telah diterima kepada negara apabila:

1. Sertifikat Pendidik yang dimilikinya dibatalkan oleh pejabat yang berwenang.

2. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) tentang Penerima Tunjangan Profesi Pendidik dibatalkan oleh pejabat yang berwenang.

Mekanisme pengembalian ke kas Negara melalui Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota yang bersangkutan untuk selanjutnya disetorkan ke rekening kas Negara.

E. Kesalahan Pembayaran

Dalam hal tunjangan profesi guru, apabila terjadi kesalahan pembayaran tunjangan profesi kepada guru PNS Daerah yang bukan haknya, maka yang bersangkutan wajib mengembalikan dana kesalahan tersebut ke rekening kas Negara melalui Bendahara Umum Daerah. Pengendalian Pembayaran Tunjangan Profesi Bagi Guru.

Pengendalian pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah melalui mekanisme transfer ke daerah mencakup semua upaya yang dilakukan dalam rangka menjamin pelaksanaan program pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah agar dapat berjalan sebagaimana mestinya, tepat sasaran dan tepat waktu. Kegiatan pengendalian dilakukan dalam bentuk pengawasan, pelaporan hasil pengawasan dan rekonsiliasi, serta sanksi.

1. Pengawasan

(39)

commit to user

bertugas dan Pengawas Sekolah. Pengawasan eksternal dilakukan oleh lembaga fungsional yang berwenang seperti: Inspektorat Daerah atau Bawasda.

2. Pelaporan dan Rekonsiliasi

Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota wajib menyampaikan rekap data guru penerima tunjangan profesi bagi Guru PNS Daerah secara rutin pada bulan April dan September tahun berjalan dengan menggunakan format sebagaimana pada lampiran 2 kepada Direktorat Jenderal PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional ke alamat :

Direktorat Profesi Pendidik Up. Subdit Program

Gedung D Lt 14 Kompleks Kemendiknas Jalan Pintu I Senayan, Jakarta

Direktorat Jenderal PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional bersama Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan melaksanakan rekonsiliasi rekapitulasi jumlah penerima tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah setiap bulan Mei dan Oktober tahun berjalan untuk dapat dialokasikan dalam APBD Kabupaten atau Kota tahun berikutnya.

F. Sanksi

Sanksi merupakan salah satu bentuk pembinaan terhadap guru yang telah melakukan suatu tindakan dimana tindakan tersebut tidak sesuai dengan peraturan dan atau persyaratan yang telah ditentukan.

(40)

commit to user

Prosedur tunjangan profesi bagi guru ini merupakan acuan yang mengikat dalam pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi melalui mekanisme transfer ke daerah.

Ketentuan-ketentuan yang belum tercantum dalam pedoman ini dapat ditambahkan sesuai dengan kewenangan dan kondisi masing-masing daerah yang tidak bertentangan dengan prosedur pengurusan tunjangan profesi guru ini dan ketentuan lain yang berlaku.

III.METODE PENGAMATAN

Berdasarkan dari Perumusan Masalah dan Tinjauan Pustaka yaitu untuk mengetahui bagaimana prosedur pelayanan, serta kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar dalam tunjangan profesi, maka dalam pengamatan ini terdapat beberapa hal yang menyangkut masalah tata kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan, antara lain :

1. Lokasi Pengamatan

Lokasi pengamatan ini bertempat di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, yang beralamatkan di Jalan Lawu Komplek Perkantoran Cangakan. Telp. (0271) 495041-495014, Fax. 494522. Kode Pos. 57712.

2. Jenis Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan guna mengetahui permasalahan yang ada di lapangan. Jenis pengamatan ini bersifat “Deskriptif Kualitatif” yaitu menggambarkan realita yang ada tentang sifat-sifat individu, keadaan dan gejala dalam masyarakat atau memaparkan lokasi yang diamati (orang, lembaga dan lainnya).

3. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari informasi-informasi. Adapun jenis sumber data secara menyeluruh dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(41)

commit to user

Data yang diperoleh dari sumber secara langsung melalui wawancara dan pengamatan kepada narasumber atau informan Pegawai Unit Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar mengenai Tunjangan Profesi Guru.

1. Narasumber

Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber disini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki (H.B Sutopo 2002:50)

Narasumber dalam pengamatan ini adalah pimpinan dan karyawan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar.

2. Dokumen dan Arsip

Dalam pengamatan ini diperoleh data dari beberapa arsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah pengamatan tersebut. 3. Tempat dan Lokasi

Tempat ditemukannya data adalah di kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dan dikumpulkan secara ridak langsung melalaui dokumen dan arsip yang berhubungan dengan sasaran pengamatan yaitu masalah tentang Tunjangan Profesi Guru di Kabupaten Karanganyar. 4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data pengamatan ini adalah sebagai berikut :

(42)

commit to user

a. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. (H.B Sutopo 2002:64)

Dalam pengumpulan data, penulis tidak hanya berperan sebagai pengamat melainkan juga berperan aktif didalam proses pemberian kredit dengan demikian penulis dapat mengarahkan pada pendalaman dan kelengkapan data pada permasalahan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada informan atau narasumber. Teknik wawancara yang dipergunakan dalam pengamatan ini yaitu wawancara mendalam (in- depth interviewing ) menurut patton wawancara mendalam bersifat lentur dan terbuka, tidak tersruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan bisa dilakukan berulang ulang pada informan yang sama. (H.B sutopo 2002:184)

c. Mengkaji Dokumen dan arsip

Dalam pengamatan ini diperoleh data dari beberapa arsip dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam pengamatan.

5. Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk mengolah data sedemikian rupa

sehingga dapat menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil pengamatan ini.

Dalam penamatan ini teknik pengamatan data menggunakan model interaktif, yatu setelah data terkumpul kemudian dilakuakan analisis melalui 3 (tiga) komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan simpulan dan verifikasi (HB. Sutopo, 2002 : 186).

(43)

commit to user

a. Reduksi Data

Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dalam proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan pengamatan. Bahkan diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data sampai laporan akhir pengamatan selesai disusun. (H.B Sutopo, 2002 : 92).

b. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan pengamatan dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan pengamatan, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.

c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

[image:43.612.166.510.110.490.2]

Dari awal pengumpulan data pengamat sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui. Konklusi-konklusi yang ada tetap dibiarkan, pada awalnya kurang jelas kemudian semakin meningkat secara eksplisit dan juga memiliki landasan yang semakin kuat. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.

(44)

commit to user

Sumber : H.B. Sutopo (2002 : 96)

SAJIAN DATA REDUKSI DATA

PENGUMPULAN DATA

PENARIKAN SIMPULAN/VERIFIKA

(45)

commit to user

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Karanganyar.

Proses history terbentuknya Kabupaten Karanganyar dimulai dari pemerintahan desa yang kecil, yang terbentuk pada masa perjuangan Raden Mas Said, pada tahun 1741-1757. Ketika itu Raden Mas Said yang dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa menjadikan beberapa daerah sebagai pusat perlawanan terhadap Belanda. Daerah-daerah tersebut adalah daerah Nglaroh, daerah Sembuyan, dan daerah Matesih, yang selanjutnya menjadikan titik sejarah dan awal dari proses pertumbuhan pemerintahan.

Berdasarkan STAATSBLAD Nomor 30 Tahun 1847, Tanggal 5 Juni 1847, Kabupaten Anom (Onderregent) Karanganyar terbentuk, bersama-sama dengan dibentuknya 2 (dua) Kabupaten Anom lain, yaitu Kabupaten Anom Wonogiri dan Anom Malangjiwan, yang berada dalam wilayah Pemerintahan Kadipaten Mangkunagaran. Dalam pelaksanaan pemerintahannya, pada setiap Kabupaten Anom, termasuk pada Kabupaten Anom Karanganyar dibentuk Kantor Urusan Pemerintahan, Kantor Urusan Pengadilan, Kantor Urusan Kepolisian, dan Kantor Urusan Perkebunan.

Pada tahun 1917, dengan RIJKSBLAD Mangkunegaran Nomor 37 dibentuk 2 (dua) Kabupaten, yaitu : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri. Dan pada tanggal 18 November 1917 , Kanjeng Gusti Pangeran Arya Mangkunegara VII melantik KRMT. Hardjo Hasmoro sebagai Bupati Karanganyar.

(46)

commit to user

Berdasarkan RIJKSBLAD Mangkunegaran Nomor 10 Tahun 1923, Kabupupaten Karanganyar dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah Kawedanan, yaitu : 1. Kawedanan Karanganyar

2. Kawedanan Karangpandan

3. Kawedanan Jumapolo

Dalam 3 (tiga) Kawedanan tersebut terdapat 14 (empat belas) wilayah Kapanewon atau Kecamatan, yaitu :

1. Kapanewon Karanganyar.

2. Kapanewon Tasikmadu.

3. Kapanewon Jaten.

4. Kapanewon Kebakkramat.

5. Kapanewon Mojogedhang.

6. Kapanewon Karangpandan.

7. Kapanewon Matesih.

8. Kapanewon Tawangmangu.

9. Kapanewon Ngargoyoso. 10.Kapanewon Kerjo. 11.Kapanewon Jumapolo.

12.Kapanewon Tugu (sekarang Jumantono). 13.Kapanewon Jatipuro.

14.Kapanewon Jatiyoso.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan terjadi reorganisasi pemerintahan daerah di Indonesia. Tiga Kapanewon yang sebelumnya tidak termasuk wilayah Kabupaten Karanganyar, setelah Proklamasi Kemerdekaan dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Karanganyar. Tiga Kapanewon tersebut adalah Kapanewon Malangjiwan (sekarang Kecamatan Colomadu), Kapanewon Kaliyoso (sekarang Gondangrejo), dan Kapanewon Jenawi. Sejak saat itu maka wilayah Kabupaten Karanganyar menjadi 17 (tujuh belas) Kapanewon atau Kecamatan.

(47)

commit to user

terbentuk pada masa perjuangan RM Said (1941-1957), kemudian dibentuknya Kabupaten Anom pada tanggal 5 Juni 1847, diikuti dengan dibentuknya Kabupaten Karanganyar pada tanggal 18 November 1917.

Dengan Peraturan Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 20 Tahun 1998 tentang hari jadi Kabupaten Karanganyar, maka hari jadi Kabupaten Karanganyar ditetapkan pada tanggal 18 November 1917.

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa kunci keberhasilan pembangunan negara-negara maju adalah tersedianya penduduk yang terdidik dalam jumlah, jenis, dan tingkat yang memadai. Karena itu, hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan mereka. Sumber daya manusia yang bermutu, merupakan rahasia keberhasilan pembangunan negara.

Pemerintah Kabupaten Karanganyar telah mencanangkan pendidikan sebagai salah satu prioritas pembangunan yang harus segera ditangani, prioritas progran ini memiliki target semua anak usia sekolah mampu menyelesaikan pendidikan setingkat SMA dengan mutu yang baik.

Dengan bekal ini diharapkan warga Karanganyar dapat mengembangkan dirinya lebih lanjut yang akhirnya mampu memilih dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki, sekaligus berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Visi, Misi, dan Kebijakan

1. Visi

Visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar adalah :

Terwujudnya masyarakat yang berpengetahuan, berkeimanan dan berdaya saing.

2. Misi

(48)

commit to user

b. Mewujudkan pendidika yang bermutu, relevan, dan berdaya saing

c. Mewujudkan akuntabilitas dan pencitraan publik dalam

penyelenggaraan pendidikan

d. Melestarikan seni dan budaya daerah

e. Mewujudkan masyarakat yang sehat, terampil, dan profesional. 3. Kebijakan

a. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan. b. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing. c. Governance, akuntabilitas dan pencitraan publik.

C. Susunan Organisasi

Di dalam menjalankan operasionalnya suatu Instansi perlu sekali memiliki pembagian tugas dan wewenang diantaranya tiapa bagian yang ada dalam instansi perlu mengadakan pengorganisasian yang baik.

Susunan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar merupakan suatu kebijaksanaan yang dilakukan untuk kepentingan pencapaian tujuan Instansi tersebut, sedangkan Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar yang ada sekarang ini.

1. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, terdiri dari :

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan pemerintah daerah di bidang pendidikan, meliputi perumusankebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian bidang pendidikan, pemberian bimbingan dan pembinaan pegawai dan UPT.

b. Sekretariat

(49)

commit to user

1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.

Sub bagian perencanaan dan pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas melakukan tugas-tugas dan fungsi menyusun rencana program kehiatan, penggumpulan, pengelolaan data dan informasi, evaluasi dan pelaporan kegiatan dinas.

2. Sub Bagian Keuangan.

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, mempunyai tugas sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) yang melakukan fungsi pengelolaan keuangan dinas.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas melakukan surat emnyurat, penggandaan, ekspedisi, kearsipan, rumah tangga, pemngadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor serta melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian.

c. Bidang Pendidikan Dasar

Bidang Pendidikan Dasar dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas (Pengelolaan TK, SD, SMP, SMA, PLB).

1. Seksi Taman Kanak-Kanak

Seksi Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas mea;lksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Dasar, meliputi pengelolaan Kurikulum dan pembinaan kesiswaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

(50)

commit to user

pengelolaan kurikulum dan pembinaan kesiswaan Sekolah Menengah Pertama dan Pendidikan Luar Biasa.

4. Seksi Sarana Prasarana

Seksi Sarana dan Prasarana Dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagioan tugas bidang pendidikan dasar, meliputi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dasar.

d. Bidang Pendidikan Menengah

Bidang Pendidikan menengah dipimpin oleh Kepala Bidnag yang melaksanakan sebagian tugas dinas, meliputi pengelolaan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.

1. Seksi Sekolah Menengah Atas

Seksi Sekolah Menengah atas dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pendidikan menengah, meliputi pengelolaan kurikulum dan pembinaan kesiswaan Sekolah Menengah Atas.

2. Seksi Sekolah Menengah Kejuruan

Seksi Sekolah Menengah Kejuruan dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pendidikan menengah, meliputi pengelolaan kurikulum dan pembinaan kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan.

3. Seksi Sarana Prasarana

Seksi Sarana Prasarana dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang peendidikan menengah, meliputi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

e. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(51)

commit to user

1. Seksi Pengembangan Profesi

Seksi pengembangan profesi dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

2. Seksi Pendidik

Seksi Pendidik dipimpin oleh kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengelola tenaga pendidik.

3. Seksi Tenaga Kependidikan

Seksi Tenaga Kependidikan dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengelola tenaga kependidikan.

4. Bidang Pendidikan Non Formal

Bidang Pendidikan Non Formal dipimpin oleh kepala bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas, meliputi pengelolaan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Anak Usia Dini dan kesetaraan.

a. Seksi Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesetaraan.

Seksi Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesetaraan dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyaoi tugas melaksanakan sebagian tugas Pendidikan Non Formal, meliputi pengelolaan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesetaraan.

b. Seksi Perpustakaan Sekolah

(52)

commit to user

5. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)

Kelompok Jabatan Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sesuai bidang keahliannya berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku dan mengelola bidang teknis.

6. Kelompok Jabatan Fungsional

(53)
[image:53.612.126.513.173.565.2]

commit to user

Tabel : 1

REKAP DATA GURU PNS TAHUN 2010 SERTA PERKIRAAN KEBUTUHAN DANA TAMBAHAN PENGHASILAN DAN TUNJANGAN PROFESI GURU PNSD TAHUN 2011

KABUPATEN / KOTA : KARANGANYAR

PROVINSI : JAWA TENGAH

JUMLAH GURU JENJANG PNSD

2010

PNSD 2010

PNSD LULUS SERTIFIKASI

2006-2009

PNSD PESERTA SERTIFIKASI

2010

PERKIRAAN CPNSD 2011

TK 644 22 78 34 x

SD 4459 80 1390 601 x

SMP 1438 15 942 29 X

SMA 386 13 319 38 X

SMK 200 25 94 12 X

SLB 89 - 32 11 X

PENGAWAS 80 59 1 X

JUMLAH 7296 155 2914 726 X

- Perkiraan Kebutuhan Tambahan Penghasilan PNSD 2011 - Perkiraan Kebutuhan Tunjangan Profesi Guru PNSD 2011

(54)
[image:54.612.126.515.179.542.2]

commit to user

Tabel : 2

LAPORAN PERUBAHAN DATA PENERIMA TUNJANGAN PROFESI GURU KABUPATEN KARANGANYAR

NO JENIS PERUBAHAN

JUMLAH GURU

JUMLAH DANA

KETERANGAN

1 PENSIUN 21 61.047.000 Pensiun Tahun 2010

2 PINDAH KE KABUPATEN

2 4.662.300 Pindah Tahun 2009

3 PINDAH KE KABUPATEN

- - Pindah Tahun 2009

4 MENINGGAL DUNIA

6 14.591.600 Meninggal Tahun

2009 5 PINDAH

KE STRUKTURAL

- Pundah ke Struktural

Tahun 2009 6 KENA DISIPLIN

PEGAWAI

- Kena Disiplin Pegawai

Tahun 2010

7 KENAIKAN GAJI

BERKALA 8 KENAIKAN

PANGKAT/GOL

JUMLAH SASARAN 29 80.300.900

(55)

commit to user

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Karanganyar Dalam Pengurusan Tunjangan Profesi Guru

Penyelenggaraan Tunjangan Profesi Guru melibatkan berbagai institusi pemerintah, salah satunya adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten atau Kota. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar merupakan bagian dari Departemen Pendidikan Nasional yang melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui pemberdayaan pendidikan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar melaksanakan peran Departemen Pendidikan dalam pengurusan tunjangan profesi di Kabupaten Karanganyar, khususnya tunjangan profesi bagi guru melalui transfer daerah. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan prosedur kerja sebagi berikut :

1. Membentuk Panitia Tunjangan Profesi Guru Tingkat Kabupaten atau

Kota.

Panitia-panitia tersebut mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Membuat daftar prioritas peserta calon penerima tunjangan profesi guru :

Pembuatan daftar prioritas peserta calon penerima tunjangan profesi guru berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) dan kesepakatan tingkat provinsi. Penetapan peserta dilakukan secara terbuka dan transparan dengan melibatkan beberapa unsur terkait yaitu perwakilan dari kepala sekolah, guru, pengawas, PGRI, dan asosiasi guru lainnya.

(56)

commit to user

Penyusunan ranking calon penerima tunjangan profesi guru secara berurutan adalah :

1. Masa kerja sebagai guru dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai guru baik sebagai PNS maupun bukan PNS.

2. Usia, dihitung berdasarkan tanggal, bulan, tahun kelahiran guru, yang tercantum dalam akta kelahirannya atau bukti lain yang sah. 3. Pangkat atau Golongan terakhir yang dimiliki guru saat dicalonkan

sebagai pesera penerima tunjangan profesi. Kriteria ini khusus bagi guru PNS.

4. Beban mengajar per minggu yang diemban oleh guru saat

didaftarkan sebagai calon penerima tunjangan profesi.

5. Tugas tambahan yang diemban oleh guru pada saat guru yang

bersangkutan diusulkan sebagai calon peserta penerima tunjangan profesi. Tugas tambahan yang dimaksud misalnya kepala sekolah, ketua program/jurusan, pendidikan, kepala laboratorium, kepala unit produksi satuan pendidikan, kepala perpustakaan sekolah, atau ketua program keahlian.

6. Prestasi kerja yang pernah diraih guru atau pembimbingan yang dilakukan guru dan mendapatkan penghargaan baik tingkat Kecamatan, Kabupaten atau Kota, Provinsi, Nasional, maupun Internasional. Disamping itu prestasi kerja terasuk kinerja guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

Dinas Pendidian, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar membuat daftar urutan prioritas guru, apabila ada guru memilki masa kerja yang sama maka diurutkan berdasarkan kriteria berikutnya yaitu usia. Apabila masa kerja dan usia sama maka berdasarkan golongan beban mengajar, emikian seterusnya. b. Menetapkan Calon Penerima Tunjangan Profesi Guru

(57)

commit to user

peserta oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar untuk guru TK, SD, SMP, SMA, SMK mengikuti tahapan sebagai berikut :

1. Mendata guru berprestasi peringkat 1 tingkat provinsi, peringkat 1, 2, dan 3 tingkat nasional dan guru yang memperoleh penghargaan tingkat Internasional yang belum mengikuti sertifikasi melalui portofolio dan melalui jalur pendidikan tahun sebelumnya.

2. Mengelompokkan data guru yang memenuhi persyaratan menurut status guru (PNS ataupun bukan PNS) serta jenis pendidiakan (TK, SD, SMP, SMA, SMK). Dalam pemberian tunjangan profesi, guru harus memenuhi persyaratan sebagi berikut :

1. Sesuai dengan kriteria dan urutan prioritas. Syarat dan kriteria peserta :

a) Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau diploma 4 (D-IV) dari program studi yang terakreditasi.

b) Mengajar di sekolah umum hanya binaan Departemen

Pendidikan Nasional.

c) Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau guru ynag diperbantukan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

d) Guru bukan PNS yang berstatus Guru Tetap Yayasan

(GTY) atau guru yang diangkat oleh pemda yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

e) Memiliki masa k

Gambar

TABEL
GAMBAR
Gambar 1 :  Model Analisis Interaktif
  Tabel : 1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan ini menjadi topik pembahasan makalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar menempatkan kembali arsitektur

Bangsa adalah sekelompok manusia/orang memiliki cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi suatu kesatuan, perasaan senasib,sepenanggungan, karakter yang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sistem rekomendasi dan monitoring pengerjaan servis mobil dibangun dengan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas dan rasio profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang

Penulisan ilmiah ini menjelaskan proses pembuatan aplikasi registrasi pasien rawat inap rumah sakit mulai dari tahap perancangan, pembuatan dan penulisan program hingga penjelasan

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), Return on Asset (ROA), dan Return on

1. Rasa ingin tahu: memiliki keingingtahuan untuk menambah wawasan dengan menggali dari berbagai sumber terkait limbah pada kendaraan bermotor. Tanggung jawab:

[r]