Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK
TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh :
Alvian Fathurrochman
0900902
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK
TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG
Oleh
Alvian Fathurrochman
0900902
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Alvian Fathurrochman 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(0900902)
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK
TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG
DISETUJUI dan DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dr. Sima Mulyadi, M.Pd
NIP. 196002141982031003
Pembimbing II
Drs. Mamad Widya, M.Pd.
NIP. 1952082311978031002
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. Sunaryo, M.Pd.
I
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SLB B NEGERI CICENDO BANDUNG
Oleh: Avian Fathurrochman, 0900902, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung
Permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu perencanaan program pembelajaran membuat batik cap pada peserta didik tunarungu, pelaksanaan program pembelajaran membuat batik capa pada peserta didik tunarungu, evaluasi pembelajaran membuat btik cap pada peserta didik tunarungu, dan upaya guru dalam penanggulan kesulitan dalam pembelajaran membuat batik cap pada peserta didik tunarungu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mmperoleh gambaran gambaran mengenai pembelajaran keterampilan batik cap pada pesertadidik tunarungu. Tujuan penelitian ini memiliki tujuan khusus diantaranya perencanaan program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran ketrampilan batik, mengetahui evaluasi keterampilan batik, dan upaya penanggulangan kesulitan pembelajaran batik cap pada peserta didik tunarungu.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi.
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik sudah dapat mengenal alat dan bahan membuat batik cap, untuk kegiatan pembeljarn peserta didik dapat membuat batik dengan bimbingan guru terkadang dapat melakukan sendiri. Peserta didik pada umumnya mampu mengatasi hambatan yang ada dan guru selalu memberikan nasehat agar pembelajaran batik lancar dan menjdikan hasil yang sempurna. Pembelajaran batik cap ini sesekali guru membantu dalam membuat pola dan membantu dalam mengecap pada bahan.
vii
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
KATA MUTIARA ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
PERNYATAAN ... xi
HAK CIPTA ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Fokus Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Konsep Ketunarunguan ... 10
1. Pengertian anak Tunarungu ... . 10
2. Dampak Ketunarunguan ... ... 11
3. Hambatan Belajar Anak Tunarungu ... 13
4. Klasifikasi Tunarungu ... 15
B. Pembelajaran Keterampilan ... 17
1. Pengertian Pembelajaran ... 17
2. Mekanisme Pembelajaran ... 18
3. Pembelajaran Keterampilan ... 22
viii
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perkembangan Batik ... 24
2. Pengertian Batik ... 26
3. Proses Membuat Batik ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Subjek dan Tempat Penelitian ... 29
B. Metode Penelitian ... 31
C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 32
D. Pengujian Keabsahan Data ... 35
E. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian ... 38
1. Perencanaan Program Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 38
2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ... 41
3. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Banung ... 42
4. Hambatan Dalam Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 44
ix
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Pembahasan ... 46
1. Perencanaan Program Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 46
2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ... 49
3. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 51
4. Hambatan Dalam Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 53
5. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Yang Muncul Saat Pembelajaran Ketrampilan Batik Cap Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Rekomendasi ... 56
1. Bagi Guru ... 56
2. Bagi Lembaga Terkait ... 56
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
x
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
expert judgment ... 75
Triangulasi data, Hasil Penelitian ... 76
Catatan Lapangan ... 93
Dokumentasi ... 101
Surat-surat Penlitian
1
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Kemajuan pembangunan yang dicapai bangsa Indonesia khususnya
pembangunan di bidang pendidikan akan mendorong tercapainya tujuan
pembangunan nasional, maka sangat penting adanya perhatian pemerintah
terhadap pendidikan terutama wajib belajar sembilan tahun yang telah lama
dicanangkan.
Pendidikan diperuntukkan bagi setiap warga negara tanpa kecuali, tidak
memandang kaya miskin, atau normal maupun anak berkelainan. Pada peraturan
pemerintah No. 72 tahun 1991 pemerintah telah mengatur khusus tentang
Pendidikan Luar Biasa. Dalam Pendidikan Luar Biasa pelayanan dan
penanganannya disesuaikan dengan kelainan yang disandang peserta didik
sehingga pelayanan dapat sesuai dengan kebutuhan anak. Tujuan Pendidikan
Luar Biasa adalah membantu peserta didik yang memiliki hambatan fisik atau
mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan sikap dan keterampilan
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan dasar dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan
2
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Era globalisasi dikenal dengan liberalisasi ekonomi atau perdagangan
bebas khususnya bidang jasa tenaga kerja, tenaga kerja Indonesia dituntut harus
mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain. Era globalisasi, disatu sisi
merupakan peluang, namun disisi lain dapat menjadi ancaman bila tidak
mempersiapkan diri. Apabila kualitas tenaga kerja Indonesia tidak ditingkatkan
maka kesempatan kerja yang ada didalam negeri pun akan diisi oleh tenaga kerja
asing yang lebih baik dan lebih berkompeten. Dalam arus perdagangan bebas akan
terjadi persaingan antar negara yang semakin ketat dan setiap negara dituntut
untuk dapat berkompetisi. Oleh karena itu dalam perdagangan bebas
pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting, mereka dituntut
harus memiliki keterampilan.
Tuntutan yang muncul pada era globalisasi dewasa ini tidak hanya
ditujukan kepada sumber daya manusia secara umum, tetapi anak berkebutuhan
khusus yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia pun tidak bisa
menghindarkan diri dari proses globalisasi tersebut, ABK dituntut harus memiliki
keterampilan untuk ikut bersaing di tengah perkembangan dunia yang kian
kompetitif di masa kini dan masa depan.
Kirk dan Gallangher dalam http://rachma-zakiloverz.blogspot.com (2012) menyatakan bahwa “Anak luar biasa merupakan anak yang mengalami
penyimpangan rata-rata normal dalam karakteristik mental, kemampuan sensoris,
karakteristik neuromotor atau fisik, perilaku sosial, kemampuan berkomunikasi
3
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka anak luar biasa memerlukan modifikasi pelaksanaan pembelajaran dalam
bentuk pelayanan pendidikan kebutuhan khusus atau pendidikan luar biasa “.
Pada saat ini banyak sekali keterampilan yang dikembangkan di
sekolah-sekolah baik itu sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah luar biasa. Keterampilan sangat
penting sekali dipelajari di sekolah karena sangat berguna sekali untuk menunjang
kehidupan nantinya setelah mereka lulus. Sekolah menyuguhkan berbagai
keterampilan dan siswa disuruh untuk memilih salah satu ataupun beberapa
keterampilan yang mereka gemari. Keterampilan juga salah satu kegiatan yang
digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak. Oleh karena itu
keterampilan bisa berjalan dengan baik apabila di sertai dengan bakat yang
dimiliki anak. Keterampilan yang diajarkan di sekolah adalah salah satu upaya
agar siswa yang sudah lulus memiliki bekal untuk hidup mandiri dan membiayai
kehidupan sendiri.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan setiap hasil
renungan dan pemikiran dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat
intelegensi, kecenderungan pribadi, latar belakang pendidikan, bahkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi sosial masyarakatnya. Memahami
hal-hal tersebut para ahli memiliki pandangan yang berbeda tentang siapa anak
tunarungu, sehingga bentuk dan aspek apa yang diberikan pada anak berbeda,
akan tetapi memiliki tujuan yang sama. Menurut Hallahan dan Kauffman (1991,
4
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
"Hearing impairment: A generik term indicating a hearing disability that may range in saverity from mild to profound: it includes the subsets of deaf and of hearing".
Berdasarkan difinisi tersebut bahwa Tunarungu adalah suatu istilah umum
yang menunjukan kesulitan mendengar, meliputi keseluruhan kesulitan
mendengar yang rentangnya meliputi dari yang tingkat ringan sampai berat.
Pada dasarnya kemampuan intelektual anak tunarungu sama seperti anak
yang normal pendengarannya. Mereka memiliki kesempatan untuk menerima
pendidikan layaknya anak yang normal pendengarannya. Dalam mengikuti
berbagai kegiatan kehidupan pun mereka memiliki kemampuan, misalnya dalam
berdagang, berpolitik, bekerja dan kegiatan kehidupan lainnya layaknya anak pada
umumnya. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari ketunarunguan, yaitu
dampak dalam aspek bahasa, aspek persepsi bunyi, aspek komunikasi, aspek
intelektual, aspek sosial-emosi, bahkan aspek vokasional.
Anak tunarungu memiliki hambatan pada organ bicaranya, artinya mereka
tidak mampu mendengar dan berbicara secara optimal. Maka dari itu untuk
mempelajari keterampilan harus berbasis visual. Keterampilan yang berbasis
visual yaitu keterampilan yang menggunakan organ penglihatan secara optimal.
Karena keterampilan adalah pembelajaran yang berbuah hasil karya anak,
motorikpun akan sangat berpengaruh terhadap pembelajaran keterampilan. Jadi di
dalam pembelajaran keterampilan bisa mengembangkan dua aspek, yaitu aspek
5
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan adalah wadah agar anak tunarungu dapat berkembang layaknya
anak yang normal pendengarannya. Sekolah suatu lembaga untuk
mengembangkan kemampuan anak. Dari lembaga inilah anak tunarungu dapat
mengembangkan bakatnya, memperluas pengetahuannya dan menerima berbagai
keterampilan yang telah tersedia. Seperti yang terdapat pada paragraf
sebelum-sebelumnya bahwa sekolah menyuguhkan berbagai keterampilan agar setelah
lulus mereka bisa langsung hidup mandiri. Karena tidak semua siswa tunarungu
setelah lulus dari sekolah luar biasa dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan pembelajaran kecakapan
hidup, yang berorientasi pada keterampilan vokasional. Peserta didik secara
langsung dapat mengembangkan keahliannya sesuai dengan bakat yang
dimilikinya.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di SLB-B Cicendo Kota Bandung
sebenarnya pembelajaran keterampilan sudah cukup beragam, namun
keterampilan yang diajarkan di kebanyakan sekolah hanya menjahit, menyablon,
memasak, padahal masih banyak keterampilan lain yang sesuai dengan kebutuhan
di lapangan, salah satunya yaitu keterampilan membatik. Keterampilan membatik
juga penting diajarkan kepada siswa tunarungu, Selain itu keterampilan membatik
melatih siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dalam kecakapan kerja dalam
bidang membatik yang meliputi batik cap kulit dan batik tulis serta mampu
6
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memasuki dunia pekerjaan karena pengetahuan dan keterampilan dapat dijadikan
sebagai alternatif menghadapi dunia kerja.
Pembelajaran keterampilan untuk siswa tunarungu perlu diselenggarakan
melalui suatu kegiatan yang berencana, bertahap dan berkelanjutan. Melalui
pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah bagi siswa tunarungu
diharapkan menjadi warga negara yang terampil dan mandiri serta bertanggung
jawab terhadap penghidupannya. Perbandingan kegiatan pembelajaran di sekolah
luar biasa adalah 60% berbanding 40%. Kegiatan pembelajaran vokasional
mencakup 60% dari keseluruhan jam mata pelajaran dan 40% untuk pembelajaran
akademik. Pembelajaran vokasional yang diberikan di SLB untuk tunarungu
sudah cukup beragam yaitu memasak, menjahit, pertukangan, menyablon, dan
membatik. Tujuan pembelajaran keterampilan yang ingin dicapai setelah
mengikuti pembelajaran, tercantum pada tujuan umum dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta model silabus keterampilan (2004:1) adalah sebagai
berikut :
Setelah menyelesaikan pembelajaran siswa mampu mengembangkan dan memiliki bidang pekerjaan, mampu berkompetensi dibidang yang ditekuni serta mampu mengembangkan diri. Menyiapkan siswa untuk memiliki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional dibidang tata kecantikan yang dipilihnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut
7
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini penulis mengambil judul: “Pembelajaran Keterampilan Batik Cap
Bagi Peserta Didik Tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Bandung”.
B.FOKUS MASALAH
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tertuju kepada
”Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap bagi peserta didik
tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ?”. Dengan subfokus masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan program pembelajaran keterampilan batik cap pada
peserta didik tunarungu ?
2. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran keterampilan batik cap pada
peserta didik tunarungu ?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik
tunarungu?
4. Bagaimana pelaksanaan upaya penanggulangan kesuliatan pembelajaran
keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu?
C.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian tentang ketrampilan batik cap peserta didik
tunarungu kelas adalah sebagai berikut :
8
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program yang digunakan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap pada peserta didik
tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan
batik cappada peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota
Bandung.
c. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran
keterampilan batik cap pada peserta didik tunarungu di SLB Negeri
Cicendo Kota Bandung.
d. Untuk mengetahui apa upaya penanggulangan kesulitan pembelajaran
batik cap pada peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo Kota
Bandung.
D.KEGUNAAN PENELITIAN
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan agar peserta didik mampu melkaspeserta
didikan pembelajaran batik cap disekolah dan dapat dilakspeserta didikan dan
dikembangkan diluar sekolah .
9
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagi SLB B, khususnya SLB Negeri Cicendo Kota Bandung hasil
penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan untuk sekolah dalam
pengoptimalan pembelajaran keterampilan batik cap.
3. Bagi penulis
Penelitian ini akan memberi manfaat yang sangat berharga berupa
pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi
ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan.
4. Bagi lembaga
Diharapkan akan memberi informasi dan masukan tentang pembelajaran
batik bagi peserta didik tunarungu. Dan mampu menyediakan lapangan kerja bagi
peserta didik tunarungu khususnya lapangan pekerjaan batik. Serta mampu
29
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kirk dan Miller dalam
Moleong (2007:4) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrument (human
instrument). Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal
teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret,
dan merekontruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
A. Subjek dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung.
30
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan
informasi-informasi yang berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah :
1. Guru
Subjek guru dalam penelitian ini mempunyai nama yang berinisial KOS dan
berusia 48 tahun, sudah puluhan tahun mengajar. KOS adalah seorang guru
yang cukup mahir dalam bidang membatik, KOS juga merupakan guru kelas
yang merangkap juga sebagai guru keterampilan membatik. Sebagai guru
kelas yang juga merangkap sebagai guru keterampilan KOS mengerti
pentingnya kebutuhan siswa tunarungu akan keterampilan untuk
kemandiriannya.
2. Sswa 1 (Ad)
Subjek siswa 1, merupakan siswa Laki-laki yang berusia 17 tahun yang
mempunyai nama berinisial Ad. Ad siswa yang paling menonjol dalam
akademik di banding dengan teman-teman sekelasnya. Dia merupakan siswa
yang mewakili Kota Bandung dalam lomba LKS khususnya dalam bidang
membatik.
3. Siswa 2 (Ap)
Subjek siswa 2, merupakan siswa Laki-Laki yang berusia 16 tahun yang
mempunyai nama berinisial Ap. Ap adalah termasuk siswa yang lambat
31
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Siswa 3 (R)
Subjek siswa 3, merupakan siswa perempuan yang berusia 16 tahun yang
mempunyai nama berinisial R. R siswa yang pendiam tetapi prestasi
akademiknya baik. Tetapi dalam mengikuti pembelajaran keterampilan
membatik terlihat kurang memahami. Contohnya saat pembelajaran praktek
pencapan bahan kain taplak dia sangat baik mengikutinya karena mudah
dipahami, tetapi saat praktek mengecap bahan R terlihat malas-malasan
dalam mengikuti pembelajaran.
B. Metode Penelitian
Narbuko (2009:2) mengungkapkan metode dapat diartikan sebagai cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara untuk
memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari
bukti-bukti yang akan muncul sehubungan dengan masalah itu. Jadi, metodologi
penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan
dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang
disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan
menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan,
32
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif,
karena penelitian ini bermaksud untuk memahami, mengungkap, menjelaskan
berbagai gambaran atas fenomena-fenomena yang ada di lapangan kemudian
dirangkum menjadi kesimpulan deskriptif berdasarkan data penelitian yang
dikumpulkan oleh peneliti.
C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif yang menjadi instrumen atau
alat penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Sugiyono (2008:306),
“peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya”.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Menurut Lofland dalam
Moleong (2007:157) “Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kat
a-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan
lain-lain”.
1. Wawancara
Data yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat verbal, hasil
33
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai data dan informasi yang disampaikan responden. Jadi dengan
wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang
terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran keterampilan
membatik dengan berpedoman pada instrumen yang telah dibuat.
Wawancara mendalam dilakukan dengan menggali informasi guna
diperoleh data secara jelas sehingga dapat melengkapi temuan-temuan dari
penelitian.
Moleong (2007:190) mengungkapkan wawancara yang dilakukan
adalah wawancara yang bersifat terstruktur. Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan wawancara.
2. Observasi
Pengamatan dilakukan adalah observasi partisipatif. Dalam
observasi ini peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
34
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lengkap, tajam dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang. Hasil penelitian akan lebih kredibel/dapat dipercaya bila
didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru keterampilan membatik.
Sedangkan informan dari penelitian ini adalah 3 orang siswa SMPLB.
Aspek-aspek yang diobservasi dalam pembelajaran keterampilan membatikbagi
siswa tunarungu adalah : (1) perencanaan program pembelajaran
keterampilan batik cap siswa tunarungu, (2) pelaksanaan pembelajaran
keterampilan batik cap bagi siswa tunarungu, (3) evaluasi yang dilakukan
oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap bagi siswa
tunarungu, (4) penghambat dalam pembelajaran keterampilan batik cap bagi
siswa tunarungu, dan (5) upaya guru dalam mengatasi hambatan yang muncul
35
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi yang dilakukan oleh peneliti memperhatikan hal-hal
seperti: (1) isi dari pengamatan, (2) mencatat pengamatan, (3) ketepatan
pengamatan, dan (4) hubungan antar pengamat dengan yang diamati.
D. Pengujian Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data mempunyai tujuan untuk menetapkan keabsahan
(trustworthiness) data. Pelaksanaan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri
didasarkan pada kriteria yang digunakan dalam suatu penelitian.
Dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik
triangulasi. Moleong (2007:330) menyebutkan bahwa “triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Triangulasi menurut Patton dalam Moleong (2007:331) terdapat dua strategi,
yaitu : (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama.
Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu
data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan
36
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan
diorganisasi dengan cara sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain
berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis
komparatif dengan melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap
sumber data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian,
validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang
didapat adalah hasil perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya.
E. Teknik Analisis Data
Stainback dalam Sugiyono (2009:89) mengemukakan bahwa analisis data
adalah :
Proses pencarian dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2007:248)
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat dikelola, mengintensifkannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan di
pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia,
baik data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan
37
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010:91) yaitu: ”aktivitas analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verifikasion.
1. Reduksi Data. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi
direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean
dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa
dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang
ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan
crosscheck atau cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber
data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian,
validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan.
2. Penyajian Data. Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Menarik kesimpulan dan verifikasi. Sejak awal pengumpulan data,
peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan
proposisi. Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian
menjadi lebih rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data.
38
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya,
55
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Perencanaan pembelajaran keterampilan batik cap yang dilakukan di SLB
SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung adalah melakukan asesemen dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
yang dilakukan di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung belum optimal
karena tidak menyusun alat asesmen terlebih dahulu sebelum
melaksanakan pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap peserta didik tunarungu
di SLB SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung sudah cukup baik. Dalam
pelaksanaan pembelajaran tidak mengalami banyak kendala dalam
pemilihan metode pembelajaran maupun penggunaan media pembelajaran.
3. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran keterampilan batik cap peserta didik
tunarungu di SLB B Negeri Cicendo Kota Bandung sudah cukup baik.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran tidak mengalami banyak kendala
dalam pelaksanaan evaluasi proses maupun hasil.
4. Masalah yang ditemukan dilapangan adalah kesulitan dalam menyusun
56
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan prasarana, hambatan mengenai SDM disebabkan terbatasnya
kemampuan tenaga pengajar.
5. Upaya yang dilakukan yaitu mencari acuan asesmen, memilih standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang mudah untuk dipelajari peserta
didik dan sesuai dengan kemampuan peserta didik, mengatasi dengan cara
mencari sumbangan berupa materil dan produk, mengikuti pelatihan batik
cap yang diadakan oleh P4TK TK dan PLB (Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak
dan Pendidikan Luar Biasa)
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbaikan dalam program
pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik cap. Guru diharapkan
menyusun asesmen agar kegiatan asesmen yang dilakukan terkonsep dengan
baik. Selain itu Guru bisa mencari bahan pembelajaran sesuai perkembangan
zaman dengan di dukung media pembelajaran yang lebih bervariasi.
2. Bagi Lembaga Terkait
Pihak sekolah dan lembaga terkait diharapkan agar memfasilitasi
kelengkapan sarana, prasarana dan bisa merawat fasilitas yang sudah dimiliki
agar dapat terus digunakan dalam pembelajaran keterampilan batik cap.
57
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran keterampilan batik cap ini menjadi lembaga pelatihan
keterampilan batik cap serta menerapkan sistem magang di pusat-pusat
kerajinan batik di kota Bandung agar peserta didik dapat menerapkan ilmu
yang dipelajarinya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan peneliti
akan arti pentingnya pembekalan keterampilan pada anak tunarungu.
Penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan penelitian
pada kegiatan pembelajaran keterampilan lainnya. Serta peneliti selanjutnya
bisa menggali secara lebih mendalam bagaimana upaya-upaya Guru dalam
58
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2009). Guru Dan Pembelajaran Bermutu. Bandung : Rizqi Press.
Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung: Alfabeta.
Dahar, R. W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga.
Dewan Bimbingan Skripsi. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah Untuk Mahasiswa S1. Tidak diterbitkan.
Eriyanti. (2012, 10, Juni). Tips & Trik Menyembunyukan Kelemahan. Pikiran Rakyat [Media Cetak]. Halaman 19. [10 Juni 2012]
Gratha, Benny.(2012). Panduan Mudah Belajar Membatik. Jakarta : Demedia
Pustaka.
Hallahan dan Kauffman (1991), Ortopedagogik Anak Tunarungu, 1995:26
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual (Konsep Dan Aplikasi). Bandung : Refika Aditama.
Marno, M. dan M. Idris. (2010). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta : Ar- Ruzz Media.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kuliatatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muttaqin, S. (2008). Pembelajaran Keterampilan. [Online]. Tersedia: http://saifulmuttaqin.blogspot.com. [22 Januari 2012].
Narbuko, C dan Abu Achmadi. (2009). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
59
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Somad, P dan Hernawati. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.
Sudjana, N dan Ahmad Rivai. (2009). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.
Sugiyono. (2010). Memahami penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. (2002). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tresna, P. (2008). Bahan Ajar membatik (BG 123). Bandung: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Indonesia.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Yanti, R. (2012). Pendidikan Anak Luar Biasa. [Online]. Tersedia:
http://rachma-zakiloverz.blogspot.com. [7 Maret 2013].
Yunus, D. (2009). Pendidikan kecakapan Hidup. [online]. Tersedia :
http://smpn1-terbukakandanghaur.sch.id/archives/336 . [25 Februari 2013]
60
Alvian Fathurrochman, 2013
Pembelajaran Keterampilan Batik Cap Pada Peserta Didik Tunarungu Di SLB B Negeri Cicendo Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
---(1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Direktorat jendral Pendidikan Tingggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Depdikbud.
__________. (2007). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, Serta Model Silabus Keterampilan Tunarungu SMALB. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.