• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KEKOLA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KAKATACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELENGKAPI PERCAKAPAN (PenelitianTindakanKelas di Kelas IV SD NegeriPakuwon II KecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KEKOLA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KAKATACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELENGKAPI PERCAKAPAN (PenelitianTindakanKelas di Kelas IV SD NegeriPakuwon II KecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang)."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang)

SKRIPSI

Disusununtukmemenuhisebagiandarisyaratmemperoleh

gelarSarjanaPendidikanpada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh :

ISNA ANISA 0903226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

MELENGKAPI PERCAKAPAN

(PenelitianTindakanKelas di Kelas IV SD NegeriPakuwon II KecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang)

Disetujuidandisahkanoleh:

Pembimbing I

Dr.PranaDwijaIswara, M.Pd. NIP. 197212262005011002

Pembimbing II

AniNurAeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas

(3)

MELENGKAPI PERCAKAPAN

PenelitianTindakanKelas di Kelas IV SD NegeriPakuwon II KecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang

Oleh :

ISNA ANISA 0903226

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I

DiahGusrayani, M.Pd. NIP. 197808222005012003

Penguji II

Drs. H. DadangKurnia, M.Pd. NIP. 195606021981111001

Penguji III

Dr. PranaDwijaIswara, M.Pd. NIP. 197212262005011002

Mengetahui

Ketua Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar S1

(4)

Model Pembelajaran KekoladenganMenggunakan Media

KakatacauntukMeningkatkanKeterampilanMelengkapiPercakapan(PenelitianTind

akanKelas di kelas IVSekolahDasarNegeriPakuwon

IIKecamatanSumedangSelatanKabupatenSumedang)” beserta isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada yang mengklaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

Yang membuat pernyataan

(5)

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. RumusandanPemecahanMasalah ... 9

1. Rumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 14

E. Batasan Istilah ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HakikatPembelajaran di SD ... 17

1. PembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 17

2. TujuanPembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 18

3. PrinsipPembelajaranBahasa Indonesia ... 18

4. LandasanPembelajaranBahasa Indonesia ... 20

B. HakikatMenulis ... 22

1. PembelajaraMenulis di SD ... 22

2. PengertianMenulis ... 22

3. TujuanMenulis ... 23

4. FungsiMenulis ... 24

5. ManfaatMenulis ... 26

6. Macam-macamMenulis ... 27

7. PembelajaranMelengkapiPercakapan ... 29

C. Model PembelajaranKooperatif ... 29

1. Pengertian Model PembelajaranKooperatif ... 29

(6)

5. Teknik Model PembelajaranKooparatif ... 34

D. MetodeKolaborasi ... 35

1. PengertianKolaborasi ... 35

2. TahapanKolaborasi ... 35

E. Media Pembelajaran ... 36

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 36

2. PeranandanFungsi Media Pembelajaran ... 36

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 37

4. Media Kakataca ... 38

F. Model PembelajaranKekolaMelalui Media Kakataca ... 39

G. Tanda Baca ... 41

H. Penelitian yang Relevan ... 42

I. HipotesisTindakan ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. LokasidanwaktuPenelitian ... 44

1. LokasiPenelitian ... 44

a) KondisiSekolah ... 44

b) Kondisi Guru ... 45

c) KondisiSiswa ... 45

2. WaktuPenelitian ... 46

B. SubjekPenelitian ... 46

C. MetodedanDesainPenelitian ... 47

1. MetodePenelitian... 47

2. DesainPenelitian ... 49

D. ProsedurPenelitian ... 50

1. TahapPerencanaanTindakan ... 50

2. TahapPelaksanaanTindakan ... 51

3. TahapObservasi ... 53

4. TahapAnalisisdanRefleksi ... 53

E. InstrumenPenelitian ... 53

1. TesHasilBelajar ... 53

2. PedomanObservasi ... 54

3. CatatanLapangan... 54

4. PedomanWawancara ... 55

F. TeknikPengolahandanAnalisis Data ... 55

1. TeknikPengolahan Data ... 55

a. TeknikPengolahan Data Proses ... 55

1) TeknikPengolahan Data Observasi ... 55

(7)

2. Analisis Data ... 67

G. Validasi Data ... 67

1. Member Check ... 68

2. Triangulasi ... 68

3. Audit Trail ... 68

4. Expert Opinion ... 69

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 70

1. Data HasilObservasiKinerja Guru ... 70

2. Data HasilObservasiAktivitassiswa ... 71

3. Data HasilTes ... 71

4. Data HasilWawancaraSiswa ... 72

5. DataHasilWawancara Guru ... 73

B. Paparan Data Tindakan ... 73

1. Paparan Data TindakanSiklus I ... 73

a. Paparan Data PerencanaanSiklus I ... 74

b. Paparan Data Proses Siklus I ... 75

c. Paparan Data Hasilsiklus I ... 82

d. AnalisisdanRefleksiSiklus I ... 84

1) Analisis ... 84

a) Kinerja Guru ... 84

b) AktivitasSiswa ... 85

c) HasilTesKemampuan ... 85

2) Refleksi ... 86

a) Kinerja Guru ... 86

b) AktivitasSiswa ... 87

c) HasilTesKemampuanSiswa ... 87

2. Paparan Data TindakanSiklus II ... 88

a. Paparan Data PerencanaanSiklus II ... 89

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 90

c. Paparan Data HasilSiklus II ... 98

d. AnalisisdanRefleksiSiklus II ... 100

1) Analisis ... 100

a) Kinerja Guru ... 100

b) AktivitasSiswa ... 101

c) HasilTesKemampuanSiswa ... 102

2) Refleksi ... 102

(8)

3. Paparan Data TindakanSiklus III ... 104

a. Paparan Data PerencanaanSiklus III ... 104

b. Paparan Data Proses Siklus III ... 105

c. Paparan Data HasilSiklus III ... 112

d. AnalisisdanRefleksiSiklus III ... 114

1) Analisis ... 114

a) Kinerja Guru ... 114

b) AktivitasSiswa ... 115

c) HasilTesKemampuanSiswa ... 115

2) Refleksi ... 116

a) Kinerja Guru ... 116

b) AktivitasSiswa ... 116

c) HasilKemampuanSiswa ... 116

C. PaparanHasilWawancara Guru danSiswa ... 117

1 PaparanHasilWawancara Guru ... 117

2 PaparanHasilWawancaraSiswa ... 118

D. Pembahasan ... 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 128

B. Saran danRekomendasi ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 134

LAMPIRAN ... 136

(9)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dalam berinteraksi di dalam lingkungan kehidupan manusia tentunya

membutuhkan komunikasi yang baik, dan bahasa merupakan alat komunikasi bagi

manusia dalam berinteraksi dengan sesama. Tanpa bahasa manusia tidak akan bisa

berinteraksi dengan baik, dan melalui bahasa, seseorang juga dapat

mengekspresikan perasaannya.

Menurut Resmini (2006: 29) “Ada 2 (dua) cara komunikasi yang dapat

dipilih, yakni: lisan dan tulis”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

diartikan bahwa bahasa pun dapat disampaikan secara lisan dan tulisan. Bahasa

lisan adalah bahasa yang yang disampaikan secara langsung sedangkan bahasa

tulis disampaikan dalam bentuk tulisan. Alangkah baiknya jika manusia dibekali

pembelajaran bahasa sejak dini. Agar kelak nanti dapat berkomunikasi dengan

baik dalam berinteraksi dengan sesama.

Mengingat bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan bangsa, maka bahasa

Indonesia sangatlah penting untuk dipelajari. Melihat pentingnya pembelajaran

bahasa maka perlu adanya pembinaan dalam satuan pendidikan, pembinaan

tersebut dapat dilakukan di sekolah tingkat dasar maupun sampai tingkat atas.

Dengan adanya pengajaran Bahasa Indonesia di satuan pendidikan maka

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia dengan baik

dan benar sehingga dapat membina kesatuan dan persatuan bangsa, melestarikan

budaya Indonesia, dan juga mengindonesiakan anak-anak Indonesia. Pendapat ini

sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Depdiknas (Resmini, 2006:29)

(10)

pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu program untuk mengindonesiakan anak-anak Indonesia melalui berbahasa Indonesia.

Dalam kurikulum KTSP Bahasa Indonesia sekolah dasar terdapat empat

aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa, yaitu

keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

keterampilan menulis.

Menurut Djuanda (2008:180), pengertian menulis adalah “Suatu proses

dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan, kepada orang lain atau

dirinya melalui media bahasa berupa tulisan”.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa menulis merupakan menuangkan

gagasan dan pikiran seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Melalui

menulis seseorang mampu mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan

serta akan lebih terlatih dalam berpikir.

Salah satu aspek menulis di sekolah dasar kelas IV adalah melengkapi

percakapan yang belum selesai. Percakapan merupakan kegiatan bahasa lisan

antara dua orang atau lebih dimana percakapan juga dapat ditulis bukan hanya

dilisankan.

Percakapan dapat dikatakan juga sebagai dialog. Percakapan atau dialog

menurut Tarigan dan Tarigan (1986:224) adalah “pertukaran pendapat antara

beberapa orang mengenai suatu hal”.

Percakapan biasanya terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga percakapan

sudah dikenal baik oleh siswa. Siswa dapat membayangkan suasana dalam

percakapan dan menuangkan karangan tersebut dalam bentuk percakapan dengan

memperhatikan isi percakapan, penggunaan tanda baca yang benar, penggunaan

tanda titik dua dengan benar, dan penggunaan tanda petik dengan benar.

Namun setelah dilakukan pengamatan di SD Negeri Pakuwon II, dalam

pembelajaran melengkapi percakapan masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi prcakapan

serta ejaan yang benar.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 1 Desember 2012 di

(11)

siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran melengkapi percakapan.

Kesulitan yang dialami siswa adalah dalam membuat kalimat percakapan dengan

menggunakan tanda baca. Pembelajaran menulis percakapan diawali dengan guru

menerangkan cara menulis percakapan dengan menggunakan tanda titik dua,

tanda petik, tanda baca dengan benar dan kalimat yang runtut. Selanjutnya siswa

membaca teks cerita yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru mencontohkan

cara menulis teks percakapan rumpang yang sesuai dengan teks yang dibaca

siswa. Saat awal pembelajaran siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran dan

selama proses pembelajaran pun siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Ada

yang melamun, ada yang mengobrol saja, dan ada juga yang mondar-mandir ke

kamar mandi. Guru berulang kali menegur siswa agar memperhatikan penjelasan

yang disampaikan guru.

Setelah guru selesai menjelaskan materi, tanpa diberi kesempatan

berdiskusi dan latihan terlebih dahulu siswa diberikan tugas untuk menulis

percakapan rumpang oleh guru. Siswa pun mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru meskipun harus ditegur berulang kali terlebih dahulu karena banyak siswa

yang tidak menghiraukan tugas dari guru. Setelah selesai tugas dikumpulkan.

Berikut adalah data awal hasil tes akhir siswa dalam melengkapi

percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan

(12)

Tabel 1.1

Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Pakuwon II Dalam Pembelajaran Melengkapi Percakapan

No Nama Siswa

Aspek Yang Dinilai

Skor Nilai

Ketuntasan

Isi Percakapan Tanda

Titik Dua

Tanda Petik

Tanda

Baca T BT

1 Ahmad 2 0 1 1 4 33 - √

2 Aisari 1 3 0 0 4 33 - √

3 Aldiansyah 1 0 0 1 2 16 - √

4 Azizi 2 0 1 0 3 25 -

5 Azri 2 3 3 1 9 75 -

6 Dina 2 3 3 1 9 75 √ -

7 Gilang 2 0 1 1 4 33 - √

8 Hero 1 0 0 1 2 16 - √

9 Intan 3 3 0 1 7 58 - √

10 Isman 2 0 0 1 3 25 - √

11 Iqbal 3 3 3 2 11 91 √ -

12 M.Jimmi 2 0 0 1 3 25 - √

13 M.Asparina 2 0 0 0 2 16 -

14 Maghfira 2 0 0 1 3 25 -

15 Nurliana 2 3 3 1 9 75 -

16 Oki 2 3 1 1 7 58 -

17 Putri 2 3 3 1 9 75 √ -

18 Ridwan 3 3 3 1 10 83 √ -

19 Ray Fajar 2 0 0 1 3 25 - √

20 Riesa 3 3 2 1 9 75 √ -

21 Ripan 2 0 0 0 2 16 - √

22 Rizky 2 0 3 1 6 50 - √

23 Salsa 2 3 3 3 11 91 √ -

24 Siti Aisyah 2 1 1 3 7 58 -

25 Tanto 2 0 0 0 2 16 -

26 Tedi 2 0 0 0 2 16 -

27 Zahra 1 0 0 1 2 16 -

Jumlah 54 24 31 27 145 1200 8 19

Rata-rata 5 45

Persentasi % 67 30 38 33 30 70%

Ket: KKM = 70,33

Aspek yang dinilai dan deskriptor yang digunakan dalam penilaian

melengkapi percakapan adalah sebagai berikut.

1. Isi Percakapan

a = sesuai dengan judul percakapan

b = kreatif dalam mengembangkan gagasan/ide percakapan

(13)

Skor 3 jika tiga aspek yang muncul.

Skor 2 jika hanya dua aspek yang muncul

Skor 1 jika hanya satu aspek yang muncul.

Skor 0 jika tidak ada satu aspek yang muncul .

2. Tanda Petik

Skor 3 jika siswa menggunakan 12 tanda petik dengan benar.

Skor 2 jika siswa menggunakan 6-11 tanda petik dengan benar.

Skor 1 jika siswa menggunakan 1-5 tanda petik dengan benar.

Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan

benar.

3. Tanda Titik Dua

Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda titik dua dengan benar.

Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda titik dua dengan benar.

Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda titik dua dengan benar.

Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda titik dua

dengan benar.

4. Tanda Baca

Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda bacadengan benar.

Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda bacadengan benar.

Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda bacadengan benar.

Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda baca dengan

benar.

Konversi skor ideal ke dalam nilai adalah= �� � � � �

� � x 100

Skor ideal = 12

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Rumus Persentase

% = � �

(14)

X = Jumlah perolehan skor

N = Jumlah siswa keseluruhan

Keterangan :

Jika siswa mendapat nilai ≥70,33 dinyatakan tuntas

Jika siswa mendapatkan nilai <70,33dinyatakan belum tuntas

Dari data tabel 1.1, diketahuihasil belajar siswa masih kurang. Hasil tes

siswa dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan

diketahui bahwa ada 4 siswa atau 15%mendapatkan skor 3 yang melengkapi

percakapan dengan tiga aspek yang muncul, 19 siswa atau 70% mendapatkan skor

2 yang melengkapi percakapan dengan dua aspek yang muncul dan hanya 4 siswa

atau 15%memperoleh skor 1 yang melengkapi percakapan dengan satu aspek

yang muncul. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian

melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan adalah sebanyak

67%.

Dari aspek penggunaan tanda titik dua diketahui 15 siswa atau 56%

memperoleh skor 0 yang melengkapi percakapan tidak menggunakan tanda titik

dua dengan benar, 11 siswa atau 41% dengan skor 3 yang melengkapi percakapan

yang menggunakan tanda titik dua dengan benar, dan 1 siswa atau 3%

memperoleh skor 1 yaitu menulis percakapan namun hanya sebagian

menggunakan tanda petik dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat

disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan memperhatikan

titik dua adalah sebanyak 30%.

Dari aspek penggunaan tanda petik diketahui 5siswa atau 19%memperoleh

skor 1 yaitu melengkapi percakapan namun sedikit menggunakan tanda petik

dengan benar, 13 siswa atau 48% memperoleh skor 0 yaitu melengkapi

percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar, 1 siswa atau 3%

memperoleh skor 2yaitu melengkapi percakapan yang hanya sebagian

menggunakan tanda petik dengan benar, dan 8 siswa atau 30% memperoleh skor 3

(15)

penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi

percakapan dengan menggunakan tanda petik dengan benar adalah sebanyak 38%

Dari aspek penggunaan tanda baca diketahui ada 2 siswa atau 7%

memperoleh skor 3 yaitu melengkapai percakapan dengan menggunakan tanda

baca dengan benar, 1 siswa atau 3% memperoleh skor 2 yaitu melengkapai

percakapan dengan menggunakan tanda baca tetapi hanya sebagian, 18 siswa atau

67% memperoleh skor 1 melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca

tetapi hanya sedikit dan 6 siswa atau 22% memperoleh skor 0 yaitu tidak

menggunakan tanda baca dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat

disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan menggunakan

tanda baca yang benar adalah sebanyak 33%

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran

melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang

Selatan Kabupaten Sumedang hanya 8 siswa atau 30% yang tuntas dan 19 siswa

atau 70% yang belum tuntas. Hal ini menunjukan bahwa materi melengkapi

percakapan pada siswa kelas IV SD Negeri Pakuwon II mengalami permasalahan

yang harus diperbaiki, hal ini dibuktikan dengan persentase ketidaktuntasan yang

melebihi 50 %. Melihat hal itu, perlu adanya perubahan yang kreatif dan inovatif

dalam menciptakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, baik

itu dengan menerapkan model pembelajaran maupun media pembelajaran.

Setelah peneliti mengobservasi aktivitas siswa diketahui beberapa

penyebab timbulnya permasalahan dalam pembelajaran melengkapi percakapan

sebagai berikut.

1. Siswa kurang termotivasi dan juga kurang antusias untuk belajar, ini terlihat

saat awal pembelajaran siswa terlihat biasa-biasa saja dan saat mengerjakan

tugas dari guru tidak diselesaikan dengan baik.

2. Sebagian siswa tidak menjelaskan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang

hanya mengobrol atau bergurau dengan temannya.

3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini terlihat karena guru tidak

(16)

dalam pembelajaran serta tidak adanya media pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa.

4. Siswa kurang teliti saat membubuhkan tanda baca dalam melengkapi

percakapan.

5. Siswa kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi

percakapan.

Adapun hasil observasi kinerja guru adalah sebagai berikut.

1. Guru kurang memotivasi dan merangsang antusias siswa untuk mengikuti

pembelajaran.

2. Guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan model lain

yang lebih kreatif agar siswa tidak merasa jenuh.

3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran agar siswa terlibat dalam

pembelajaran.

4. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan

temannya.

5. Guru langsung memberikan evalusi kepada siswa tanpa adanya pemberian

lembar kerja siswa terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil observasi di atas maka perlu adanya inovasi dalam

pembelajaran melengkapi percakapan guna meningkatkan kemampuan siswa

dalam melengkapi percakapan. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran dan media yang inovatif yang mampu

membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya. Salah satunya adalah

dengan menerapkan model Kekola dan mediaKakataca.

Model kekola adalah singkatan dari model pembelajaran keliling

kelompok dan kolaborasi. Kekola merupakan gabungan model pembelajaran

kooperatif learning teknik keliling kelompok dengan metode kolaborasi agar

pembelajaran lebih menarik, sedangkan media kakataca adalah singkatan dari

kartu kalimat dan tanda baca. Media pembelajaran kakatacaini akan membantu

siswa dalam melengkapai percakapan dengan menemukan kalimat yang sesuai

(17)

dua, tanda petik, tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya dengan berdiskusi dengan

temannya.

Melalui model pembelajaran Kekola ini, siswa diberikan kesempatan

untuk berdiskusi dengan temannya dan saling mengoreksi kesalahan menulis

dalam melengkapi percakapan. Dengan berdiskusi, siswa berbagi ide dengan

teman kelompoknya yang akan membuat siswa lebih mudah untuk mengerjakan

tugas dalam melengkapi percakapan. Hal ini sejalan dengan pengertian

pembelajaran kooperatif yang diutarakan oleh Davidson dan Kroll (Asma,

2006:11), „Belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan

belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja sama

secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas

mereka.‟

Selain dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif,

penggunaan media pun menjadi hal yang penting dalam pembelajaran.

Penggunaan media ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan

pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga guna menjadikan pembelajaran

yang menarik sehingga anak akan lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran.

Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Kekola Dengan Menggunakan Media KakatacaUntuk MeningkatkanKeterampilan

Melengkapi Percakapan.(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri

Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Masalah yang ditemukan di lapangan pada siswa kelas IV

SDNegeriPakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang adalah

siswa tidak dapat melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan

dan tanda baca.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

(18)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi

percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan

Kabupaten Sumedang?

2. Bagaimanapelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di

kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang?

1) Bagaimana kinerja gurupada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi

percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang

Selatan Kabupaten Sumedang?

2) Bagaimana aktivitas siswapada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi

percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang

Selatan Kabupaten Sumedang?

3. Bagaimana peningkatan hasil kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada

materi melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, titik

dua, tanda petik dan tanda baca yang mengakhiri kalimat di kelas IV SD

Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas, diketahui bahwa siswa

kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang mengalami kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan

memperhatikan isi percakapan dan penggunaan tanda baca.

Tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas

adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kekola(Keliling Kelompok dan

Kolaborasi) dengan menggunakan media Kakataca (Kartu Kalimat dan Tanda

(19)

memperhatikan isi percakapan dan tanda baca di kelas IV SD Negeri Pakuwon II

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

Dengan diterapkan teknik berkeliling kelompok siswa akan diberikan

kesempatan untuk berdiskusi sekaligus menuangkan gagasan mereka secara

berkililing, tentunya ini akan membuat siswa ikut terlibat dalam pembelajaran dan

melatih siswa untuk berdiskusi dengan temannya. Sedangkan metode kolaborasi

akan melatih anak untuk saling mengoreksi antar teman sebaya.

Melalui model pembelajaran Koopertif Tipe Keliling Kelompok siswa

dapat berdiskusi secara berkelompok dengan teknik berkeliling.Dengan model ini

setiap siswa diberikan kesempatan untuk melengkapi percakapan tentunya dengan

dibantu oleh media kartu kalimat dan tanda baca.Kartu kalimat dan tanda baca ini

dapat membantu siswa dalam menemukan kalimat yang sesuai dengan

percakapan.Sedangkan model pembelajaran Kolaborasi diterapkan untuk berlatih

siswa dalam mengoreksi tanda baca dalam percakapan.

Selain menerapkan model pembelajaran kekola, penggunaan media

kakataca juga diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran melengkapi

percakapan.Media kakataca adalah singkatan dari kartu kata dan tanda baca.Media

ini berupa kotak persegi panjang yang berisi kartu kata dan tanda baca.Media ini

digunakan untuk membantu siswa dalam mencari kalimat untuk melengkapi

percakapan dan menentukan tanda baca pada kalimat percakapan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran model Kekola dengan

menggunakan media Kakatacadalam melengkapi percakapan adalah sebagai

berikut.

a. Guru menjelaskan materi percakapan serta penggunaan tanda baca.

b. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4

orang.

c. Setiap kelompok diberi LKS berupa percakapan yang belum selesai oleh guru

untuk dikerjakan bersama-sama.

d. Setiap kelompok diberi media Kakatacaoleh guru.

e. Setiap siswa dalam kelompok mengamati percakapan yang ada pada LKS

(20)

f. Kemudian, setiap anggota kelompok secara berkeliling harus

menemukankalimat yang sesuai untuk melengkapi percakapan tersebut.

Setiap anggota kelompok menggunakan kartu kalimat yang ada pada kotak

kakataca untuk membantu siswa dalam menemukankan kalimat yang sesuai.

g. Setelah setiap kelompok menemukan 2 kalimat hasil temuan mereka, mereka

mendiskusikan dari kedua kalimat tersebut kalimat mana yang paling sesuai

untuk melengkapi percakapan yang ada pada LKS.

h. Selanjutnya, siswa beserta kelompok mengamati kalimat yang telah

ditentukan oleh masing-masing kelompok. Secara berkeliling, masing-masing

siswa dalam kelompok kembali menuangkan gagasannya.

i. Setelah itu, setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan tanda baca yang

sesuai untuk kalimat tersebut dengan menggunakan kakataca.

j. Langkah e-i dilakukan berulang sampai percakapan selesai dilengkapi dengan

benar.

k. Setelah selesai, LKS berupa percakapan yang belum selesai ditukar dengan

kelompok yang lain.

l. Guru mencontohkan bagaimana mengoreksi percakapan dengan menggaris

bawahi kesalahan tanda baca dalam percakapan.

m. Setiap kelompok membaca percakapan hasil kelompok lain, kemudian

menggaris bawahi kesalahan penulisan tanda baca seperti tanda petik

dua,tanda titik dua, tanda titik, dan tanda tanya.

n. Setelah selesai dikoreksi percakapan dikembalikan lagi kepada kelompok

pembuat untuk diperbaiki.

o. Siswa mengumpulkan percakapan yang sudah diperbaiki.

p. Setiap siswa diberikan tugas oleh guru dan dikerjakan secara individu.

q. Setelah selesai tugas dikumpulkan kepada guru.

Pada penelitian ini,target keberhasilan penelitian sebesar 85%. Target

keberhasilan penelitian penerapan model kekola dengan menggunakan media

(21)

terdiri dariaktivitas siswa dan kinerja guru, dan hasil kemampuan siswa.Adapun

penjelasan target tersebut adalah sebagai berikut.

a. Target Proses

1) Aktivitas Siswa

Target aktivitassiswa pada penelitian ini adalah 85% (23 siswa)

memperoleh kriteria B dengan indikator sebagai berikut.

a) Siswa aktif selama proses pembelajaran.

b) Siswa dapat bekerjasama dengan teman kelompok selama proses

pembelajaran.

c) Siswa termotivasi selama poses pembelajaran.

2) Kinerja Guru

Target kinerja gurupada penelitian ini adalah guru memperoleh 85%

indikator penilaian dengan kriteria sebagai berikut.

a) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menyiapkan perencanaan

yang baik.

b) Guru melaksanakan pelaksanaan dengan menggunakan model

pembelajaran yang dapat memicu keterlibatan siswa.

c) Guru dapat memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

d) Guru memfasilitasi siswa dengan media pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan siswa.

e) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdisksi saat proses

pembelajaran.

b. Target Hasil

Target hasil kemampuan siswapada penelitian ini adalah 85% (23 siswa)

tuntas dengan indikator sebagai berikut.

1) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan memperhatkan isi percakapan.

2) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda titik dua

dengan benar.

3) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda petik

(22)

4) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca

yang mengakhiri kalimat dengan benar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan penelitian

adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi

percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan

Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui pelaksanaanpembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi

percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan

Kabupaten Sumedang.

a. Untuk mengetahui aktivitassiswa perencanaan pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada

materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

b. Untuk mengetahui kinerja guru perencanaan pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada

materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasilpembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi

percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, tanda titik dua, tanda petik

dan tanda baca yang mengakhiri kalimat di kelas IV SD Negeri Pakuwon II

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penerapan model pembejaran Kekola melalui media

(23)

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkanmotivasidan antusias siswa.

b. Belajar bekerja sama dengan temannya dan mengoreksi kesalahan

temannya.

c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi percakapan.

2. Bagi Guru

a. Dapat memperluas pengetahuan guru mengenai model pembelajaran

Kekola dan Media Kakataca.

b. Dapat membantu memecahkan masalah pembelajaran kamampuan

melengkapai percakapan.

c. Meningkatkan kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Penerapan model Kekola melaui media Kakataca dapat memperbaiki dan

meningkatkan kualitas praktik dan hasil belajar di Sekolah Dasar.

4. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengalaman baik pengalaman mengajar di

sekolah dasar maupun pengalaman melakukan penelitian serta sebagai bentuk

nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

E. Batasan Istilah

1. Percakapan sama juga dengan dialog yang artinya pertukaran pendapat

antara beberapa orang mengenai suatu hal. (Tarigan dan Tarigan,1986)

2. Model pembelajaran Kekola adalah model pembelajaran yang berasal

dari gabungan dua model yakni model Keliling Kelompok dan

Kolaborasi. Nama model kekola ini sengaja dirancang agar lebih

menarik. Adapun pengertian kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran

menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi(Alwasilah

dan Senny, 2005:21).

3. Media adalah peralatan fisik untuk membawakan atau penyempurnaan isi

(24)

4. Media Kakataca adalah singkatan dari kartu kalimat dan tanda baca,

media kakataca ini merupakan alat yang digunakan guru sebagai

penyampai pembelajaran berupa kartu yang berisi kalimat dan tanda

(25)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pakuwon II yang terletak di

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.Adapun alasan pemilihan

lokasi tersebut karenaSD Negeri Pakuwon II yaitu di kelas IV (empat) mempunyai

permasalahan dalam pembelajaran melengkapi percakapan dengan

memperhatikan isi percakapan dan menggunakan ejaan yang benar, sehingga

sekolah tersebut memerlukan inovasi dalam pembelajaran melengkapi

percakapan.Selain itu, alasan pemilihan sekolah tersebut karena letak sekolah

yang dekat dengan rumah penulis dan sekolah tersebut merupakan tempat

mengajar penulis.

a. Kondisi Sekolah

SD Negeri Pakuwon II berada di Jalan Rd. Dewi Sartika No 20 Kelurahan

Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Sekolah ini

memiliki 4 ruangan kelas, 1 ruangan UKS, 1 ruang kantor dan guru, 1 WC siswa,

1 WC guru, dan 1 kantin sekolah. Berikut adalah denah sekolah SD Negeri

Pakuwon II.

Gambar 3.1

Denah Sekolah SD Negeri Pakuwon II Kelas 1

dan Kelas 3

Kelas 2 dan Kelas

4

Kelas 5 Kelas 6

Ruang UKS Kantin

Kantor Guru

W C

W c

(26)

b. Kondisi Guru

SD Negeri Pakuwon II memiliki 12 tenaga pengajar dan satu orang

penjaga sekolah.Berikut adalah tabel daftar tenaga pengajar dan staf SD Negeri

Pakuwon II.

Tabel 3.1

Daftar Tenaga Pengajar dan Staf SD Negeri Pakuwon II

c. Kondisi Siswa

SDN Pakuwon II memiliki jumlah siswa seluruhnya sebanyak 163 siswa,

yang terdiri dari 73 siswa laki-laki dan 90 siswa perempuan. Berikut adalah tabel

daftar siswa-siswi SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan

Kabupaten Sumedang.

No. Nama NIP Gol. Jabatan Pendidikan

1 Hj. Eli Cuhaeli, S.Pd., M. Si

19600322 198109 2 001

IV/a Kep. Sek S2

2 Kokoy Rokayah 19530819 197402

2 001

IV/a Guru Kelas SPG

3 Juju 19541112 197403

2 002

IV/a Guru Kelas SPG

4 Eli Yulia S.Pd.SD. 19611117 198109 2 002

IV/a Guru Kelas S1

5 Yeni Rostini S.Pd.SD. 19620411 198305 2 006

IV/a Guru Kelas S1

6 Lilis S 19660516 198610

2 001

IV/a Guru Kelas SPG

7 Eem S.Pd.SD. 19680304 200701

2 007

III/a Guru Kelas S1

8 Nunung R.S. S.PDI 19651113 198412

2 001

IV/a Guru Agama S1

9 Wawan S. S.Pd. SD. 19650414 198610 1 003

IV/a Guru Penjas S1

10 Nurmaya S.Pd. - - Sukwan S1

11 Ikhsan Sani J. - - Sukwan SMA

12 Ane Marlinde S.Pd. - - Sukwan S1

(27)

Tabel 3.2

Daftar Siswa SD Negeri Pakuwon II

Ket: Subjek Penelitian

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sekitar tujuh bulan,

dari bulan Desember 2012 sampai dengan Juni 2013. Pada bulan Desember 2012

merupakan pengambilan data awal. Kemudian pada bulan Januari 2013

merupakan seminar proposal. Pada bulan Februari 2013 sampai Juni 2013

merupakan bimbingan sekaligus pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, siklus III,

penyusunan skripsi dan sidang skripsi.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat)

Sekolah SD Negeri Pakuwon II tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 27 siswa

yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Alasan pemilihan

kelas ini karena di kelas tersebut terdapat permasalahan pembelajaran melengkapi

percakapan sehingga membutuhkan inovasi dalam pembelajaran agar

meningkatnya kemampuan siswa. Berikut adalah tabel daftar siswa kelas IV.

No Kelas Banyak Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 12 22 34

2 II 12 23 35

3 III 11 9 20

4 IV 17 10 27

5 V 11 15 27

6 VI 10 11 21

(28)

Tabel 3.3

Daftar Siswa Kelas IV SD Negeri Pakuwon II

No No Induk Nama Siswa Perempuan Laki-laki

1 0901001001 Adinda Intan P -

2 0901001003 Ahmad Muhyi H -

3 0901001004 Ai Sari -

4 0901001005 Azri Hilman I -

5 0901001006 Dina Artika Sarita -

6 0901001008 Gilang Aditya -

7 0901001009 Hero Agent Rider -

8 0901001010 Isman Ranggaditya -

9 0901001011 Ivan Jatnika -

10 0901001012 Maghfira Rahmanita -

11 0901001013 Muh. Jimmi A.M -

12 0901001014 Muh. Kodri Azizi -

13 0901001015 Muh. Ridwan -

14 0901001016 Nurliana Wulandari -

15 0901001017 Putri Indriyani R.T -

16 0901001018 Ray Fajar Librata -

17 0901001020 Riesa Rahmawati -

18 0901001021 Rizki Firdaus M -

19 0901001022 Salsa

20 0901001023 Siti Aisyah -

21 0901001024 Tanto Firmansyah -

22 0901001025 Tedi Kusnadi -

23 0901001026 Zahra Marsyita -

24 0101102021 Iqbal Arifilah A -

25 0101102023 Muh.Okky F -

26 01201304036 Muh.Asparina S -

27 01201304038 Aldiansyah Oktorio -

Jumlah 10 17

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode PTK (Penelitian

(29)

di lapangan memerlukan tindakan yang mampu merubah situasi sosial siswa dan

guru untuk memperbaiki pembelajaran agar kemampuan siswa meningkat.

Sangatlah baik jika seseorang memahami permasalahan dari pengalaman mereka

sendiri dan memperbaikinya. Hal ini sejalan dengan yang diutarakan oleh

Wiriaatmadja (2005:13) bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek dari upaya itu.

PTK adalah proses penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki

aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil pembelajaran di dalam suatu kelas, di

dalam PTK seorang guru dapat belajar dari pengalaman mereka sendiri dan dapat

melakukan perubahan berupa inovasi pembelajaran sebagai upaya perbaikan

dalam proses pembelajaran. PTK tidak dapat digeneralisasikan, maksudnya adalah

permasalahan yang terjadi pada sekolah yang sedang diteliti tidak akan sama

dengan sekolah lain sehinggapenelitiannya hanya berlaku di kelas dan sekolah

tertentu.

Adapun manfaat dari PTK selain untuk dapat menyelesaikan

permasalahan yang terjadi di dalam kelas PTK juga dapat meningkatkan inovasi

dalam merancang proses pembelajaran serta meningkatkan pembelajaran agar

lebih menarik dan menyenangkan.

PTK merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.

Adapun pengertian penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2005: 1),

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan maknadari pada generalisasi.

Sedangkan menurut Creswell (Wiriatmadja, 2005:8),

(30)

informan, dan keseluruhan studi berlangsung dalam situasi yang alamiah/ wajar (natural setting)

Kriteria data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2005: 2),

Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat dan terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki permasalahan

sosial dimana data yang diperoleh adalah bermakna dan pasti.Data yang bermakna

adalah data yang diperoleh bersifat pasti, dimana dalam memperoleh sebuah data

yang pasti peneliti melakukan pengujian kebenaran data dengan melakukan

berbagai teknik pengumpulan data.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Model Spiral dari Kemmis dan

Taggart. Penelitian tersebut terdiri dari tahap perencanaan (plan), tindakan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tahap ini dilakukan secara berulang

sampai pembelajaran memperoleh peningkatan.Berikut merupakan gambar Model

[image:30.595.115.504.394.733.2]

Spiral dari Kemmis Taggart.

Gambar 3.2

(31)

Dari gambar 3.2 sudah jelas bahwa pada model Spiral Kemmis dan

Taggart memiliki empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Pada tahap perencanaan peniliti merencanakan tindakan untuk

mengatasi permasalahan yang diperoleh dari hasil pengamatan awal yaitu

permasalahan pada pembelajaran melengkapi percakapan pada siswa kelas IV SD

Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.Setelah

perencanaan matang, maka peneliti melakukan tindakan untuk

mengimplementasikan langkah-langkah yang sudah direncanakan oleh

peneliti.Pada saat melakukan tindakan maka secara bersamaan pun dilakukan

pengamatan, pengamatan ini dilakukan untuk mengamati kinerja guru, aktivitas

siswa serta hasil yang diperoleh oleh siswa setelah pembelajaran

berlangsung.Tahap selanjutnya adalah melakukan refleksi.Pada tahap ini peneliti

menganalisis hasil pengamatan dan menganalisis aktivitas siswa, kinerja guru, dan

hasil pembelajaran guna memperbaiki kekurangan saat pembelajaran.

Penelitian dengan model ini dilakukan dalam beberapa siklus sampai

target penelitian tercapai.

C. Prosedur Penelitian

Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran melengkapi karangan

dengan menggunakan model pembelajaran kekola dan menggunakan media kartu

kalimat dan tanda baca adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Pakuwon II Kecamatan

Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang untuk membicarakan maksud

dan tujuan dalam melakukan penelitian.

b. Peneliti mengadakan wawancara terhadap guru mengenai standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi permasalahan di kelas IV

SD Negeri Pakuwon II.

c. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah dengan

melakukan observasi pada saat proses pembelajaran melengkapi

(32)

d. Berdiskusi dengan guru untuk mengadakan perbaikan terhadap hasil

pembelajaran awal yang sudah dilaksanakan.

e. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentunya rencana

pembelajaran yang sudah diperbaiki dan menggunakan model

pembelajaran Kekola dan media kartu kalimat dan tanda baca.

f. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa format observasi, format

wawancara, dan catatan lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahapan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai

berikut.

a. Tahap Persiapan

1) Membuat rencana pembelajaran

2) Menyiapkan sumber belajar

3) Menyiapkan materi pelajaran

4) Menyiapkan media pembelajaran

5) Menyiapkan alat pengumpul data

b. Kegiatan Awal

1)Mengucapkan salam

2) Membaca do‟a

3) Guru mengecek kehadiran siswa

4) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

c. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi percakapan serta penggunaan tanda baca.

2) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 4 orang.

3) Setiap kelompok dibagikan LKS berupa percakapan yang belum selesai

oleh guru untuk dikerjakan bersama-sama.

4) Setiap kelompok dibagikan media kakataca oleh guru.

5) Setiap siswa dalam kelompok mengamati percakapan yang ada pada LKS

(33)

6) Kemudian, setiap anggota kelompok secara berkeliling harus menemukan

kalimat yang sesuai untuk melengkapi percakapan tersebut. Setiap anggota

kelompok menggunakan kartu kalimat yang ada pada kotak kakataca

untuk membantu siswa dalam menemukan kalimat yang sesuai.

7) Setelah setiap siswa menentukan 2 kalimat hasil temuan mereka, mereka

mendiskusikan dari kedua kalimat tersebut kalimat mana yang paling

sesuai untuk melengkapi percakapan yang ada pada LKS.

8) Selanjutnya, siswa beserta kelompok mengamati kalimat yang telah

ditentukan oleh masing kelompok. Secara berkeliling,

masing-masing siswa dalam kelompok kembali menuangkan gagasannya.

9) Setelah itu, setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan tanda baca yang

sesuai untuk kalimat tersebut dengan menggunakan kakataca.

10) Langkah 6-9 dilakukan berulang sampai percakapan selesai dilengkapi

dengan benar.

11) Setelah selesai, LKS berupa percakapan yang belum selesai ditukar

dengan kelompok yang lain.

12) Guru mencontohkan bagaimana mengoreksi percakapan dengan

menggaris bawahi kesalahan tanda baca dalam percakapan.

13) Setiap kelompok membaca percakapan hasil kelompok lain, kemudian

menggaris bawahi kesalahan penulisan tanda baca seperti tanda petik

dua,tanda titik dua, tanda titik, dan tanda tanya.

14) Setelah selesai dikoreksi percakapan dikembalikan lagi kepada kelompok

pembuat untuk diperbaiki.

15) Siswa mengumpulkan percakapan yang sudah diperbaiki.

16) Setiap siswa diberikan tugas oleh guru dan dikerjakan secara individu.

17) Setelah selesai tugas dikumpulkan kepada guru.

d. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

(34)

3. Tahap Observasi

Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.

Observer fokus mengamati apa yang terjadi di kelas saat proses pembelajaran

berlangsung serta mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa. Saat pengamatan

observer diberikan format penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru serta catatan

lapangan guna mencatat hal-hal yang penting yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap analisis dan refleksi merupakan tahap akhir dari penelitian dimana

pada tahap ini peneliti menganalisis hasil proses pembelajaran yang telah

dilakukan. Baik itu kinerja guru, aktivitas siswa maupun hasil

pembelajarannya.Hasil analisis tersebut digunakan sebagai pencerminan saat

pembelajaran sehingga menjadi bahan untuk memperbaiki pada tindakan

selanjutnya.

Refleksi bisa dikatakan sebagai bercermin, maksudnya bercermin

mengenai tingkah laku siswa, kinerja guru, serta hasil pembelajaran jika dimana

peneliti masih menemukan kekurangan dari tingkah laku siswa, kinerja guru, serta

hasil pembelajaran maka peneliti harus memperbaiki aspek yang belum meningkat

di tindakan selanjutnya.

Pada tahap ini sebaiknya ada diskusi antara observer dan penulis guna

menghindari subyektifnya dalam menganalisis serta dapat mencari solusi dalam

memperbaiki langkah-langkah yang masih belum mencapai target penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar berupa format penilaian tes hasil belajar siswa yang

terdiri dari aspek-aspek penilaian meliputi aspek menulis dalam melengkapi

(35)

dengan benar, penggunaan tanda titik dua dengan benar, menggunakan tanda petik

dengan benar dan menggunakan tanda baca dengan benar.Tes digunakan sebagai

alat ukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi di buat berupa tabel yang terdiri dari beberapa aspek

untuk dijadikan sebagai acuan dalam menilai aktivitas siswa dan kinerja guru.

Adapun aspek yang dijadikan sebagai acuan penilaian aktivitas siswa adalah

keaktifan, kerjasama dan motivasi sedangkan aspek yang dijadikan sebagai acuan

penilaian kinerja guru adalah langkah-langkah guru dalam proses pembelajaran

dari mulai perencanaan, pelaksanaan (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir)

dan evaluasi.

Pedoman observasi adalah panduan dalam pengamatan. Menurut S.Margono (Zuriah, 2007:173) mengemukakan bahwa „observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian‟. Pedoman ini digunakan sebagai tolak ukur aktivitas siswa dan kinerja guru serta dapat membantu peneliti dalam memperoleh data yang

objektif.

3. Catatan Lapangan

Alat pengumpul data yang lain adalah catatan lapangan. Catatan lapangan

digunakan untuk mencatat kejadian penting yang terjadi di dalam kelas selama

pengamatan. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong 1994: 153), “Catatan

lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan

dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dam refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Pada catatan lapangan ini peneliti mencatat bagaimana suasana di kelas,

bagaimana interaksi guru dengan siswa, bagaimana pegelolalaan kelasnya, serta

bagaimana interaksi siswa dengan siswa selama pembelajaran melengkapi

percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Kabupaten

(36)

4. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini berupa pertanyaan mengenai proses pembelajaran

melengkapi percakapan dengan menggunakan model pembelajaran Kekola.

Bentuk wawancara pada penelitian adalah wawancara terstruktur dimana peneliti

menyiapkan terlebih dahulu pertanyaannya sebelum melakukan wawancara

terhadap subjek wawancara.

Menurut Denzin (Wiriaatmadja, 2005:117), wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang

dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu. Sedangkan menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2005:117), wawancara adalah

suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut

pandang yang lain.

Berdasarkan dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara

adalah suatu cara untuk mengetahui pendapat dari orang lain berupa

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi.

E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Proses

1) Pengolahan Data Hasil Observasi

Data proses hasil obeservasi yang dinilai terdiri dari penilaian

aktivitas siswa dan kinerja guru. Pengolahan data aktivitas siswa dilakukan

dengan menginterpretasikan nilai akhir yang diperoleh oleh siswa.Nilai

tersebut diperoleh dari penskoran tiga aspek.Tiga aspek tersebut itu adalah

aspek keaktifan, kerjasama, dan motivasi.Skor dari setiap aspek adalah

tiga.Jadi jumlah ideal dari ketika aspek tersebut adalah Sembilan.Interpretasi

nilai baik (B) jika jumlah skor yang diperoleh siswa 7-9.Interpretasi cukup

(37)

kurang (K) jika jumlah skor yang diperoleh 0-3. Berikut adalah aspek

penilaian untuk proses aktivitas siswa.

1) Keaktifan

(1) Siswa aktif dalam penggunaan media kakataca dengan mencari

kalimat di dalam kotak kakataca.

(2) Siswa mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan mengenai

apa yang dikemukakan oleh guru maupun siswa pada saat

pembelajaran

(3) Siswa terllibat saat melengkapi percakapan dengan menggunakan

model kekola.

2) Kerjasama

(1) Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

(2) Siswa membantu temannya yang mengalami kesulitan saat kerja

kelompok.

(3) Siswa bekerjasama saat mengoreksi karya kelompok lain.

3) Keseriusan

(1)Siswa menunujukan perhatian dan antusias saat proses pembelajaran.

(2)Siswa tidak bergurau dengan temannya.

(3)Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan.

Keterangan penskoran:

Skor 3: Jika semua aspek muncul.

Skor 2: Jika dua aspek yang muncul.

Skor 1: Jika hanya satu aspek yang muncul.

Skor 0: Jika tidak satu pun aspek yang muncul.

Skor ideal = 9

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh dari setiap aspek yang dinilai

Interpretasi Nilai:

Baik : Jika jumlah skor yang diperoleh 7-9.

Cukup : Jika jumlah skor yang diperoleh 4-6.

(38)

Rumus Presentasi:

% = �

� x 100

X = Jumlah Perolehan Skor

N = Jumlah siswa keseluruhan

100= Angka baku dalam persen

Untuk menilai kinerja guru, aspek yang ditetapkan dalam menilai

kinerja guru adalah kegiatan dari mulai perencanaan, kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir. Berikut adalah aspek penilaian untuk aspek kinerja

guru.

a) Perencanaan

Menyiapkan RPP

(1)Menyusun rumusan tujuan dengan mencakup pada KKO (kata kerja

operasioanal) dan unsur ABCD (audience, behavior, condition, degree)

(2)Menyusun rumusan tujuan berdasarkan pada SKKD.

(3)Rumusan tujuan dilengkapi dengan indicator.

Menyusun alat penilaian

(1)Menyusun alat penilaian berdasarkan tujuan

(2)Sesuai dengan bentuk penilaian

(3)Deskriptor penilaian jelas

Menyiapkan Bahan Ajar

(1)Materi sesuai dengan kurikulum

(2)Sistematika runtut

(3)Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa

Merencanakan skenario pembelajaran

(1)Sesuai dengan tujuan pembelajaran

(2)Sesuai dengan waktu yang sudah dialokasikan

(3)Sesuai dengan karakteristik siswa

b) Pelaksanaan

Kegiatan Awal

(39)

(1) Membimbing siswa untuk berdo‟a

(2) Mengecek kehadiran siswa

(3) Mengecek kesiapan alat-alat pelajaran siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

(1) Menyampaikan tujuan pembelajaran

(2) Menyampaikan manfaat pembelajaran

(3) Menyampikan langkah-langkah pembelajaran.

Melakukan apersepsi

(1)Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan konteks kehidupan

siswa.

(2) Mengaitkan materi dengan pelajaran terdahulu.

(3) Membangun skemata awal siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Membagi siswa dalam beberapa kelompok

(1)Membagi siswa dalam tujuh kelompok

(2) Membagi siswa kedalam kelompok heterogen.

(3) Menjelaskan tugas yang harus dilakukan dalam kelompok

Kegiatan Inti

Menyajikan dan menjelaskan materi pembelajaran

(1) Menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(2) Memberi siswa kesempatan untuk melakukan tanya-jawab.

(3) Materi yang disajikan dapat dimengerti oleh siswa.

Membimbing siswa dalam melengkapi percakapan dengan menggunakan

model kekola dan media kakataca.

Menugaskan siswa untuk melengkapi percakapan dengan

menggunakan model keliling kelompok dan media kakataca.

(1) Menjelaskan bagaimana melengkapi percakapan dengan

menggunakan model keliling kelompok dan media kakataca.

(2) Mencontohkan bagaimana melengkapi percakapan dengan

(40)

(3) Melakukan tanya jawab mengenai melengkapi percakapan

dengan menggunakan model keliling kelompok dan media

kakataca.

Mengamati siswa pada saat melengkapai percakapan dengan

menggunakan model keliling kelompok dan kakataca.

(1) Berkeliling kepada setiap kelompok untuk memeriksa siswa saat

berdiskusi.

(2) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan saat melengkapi

percakapan dengan menggunakan model kekola dan media

kakataca.

(3) Melakukan tanya jawab pada siswa yang sedang berdiskusi

melengkapi percakapan dengan menggunakan media keliling

kelompok dan kolaborasi.

Menugaskan siswa untuk menukar hasil melengkapi percakapannya

dengan kelompok lain.

(1) Mengatur siswa untuk menukar hasil melengkapi percakapan

dengan kelompok lain.

(2) Menjelaskan cara mengoreksi hasil melengkapi percakapan

dengan menggunakan metode kolaborasi.

(3) Melakukan tanya-jawab mengenai cara mengoreksi hasil

melengkapi percakapan dengan menggunakan metode

kolaborasi.

Membimbing siswa dalam berkolaborasi mengoreksi hasil melengkapi

percakapan kelompok lain.

(1) Berkeliling mengamati siswa dalam mengoreksi hasil

melengkapi percakapan dengan menggunakan metode

kolaborasi.

(2) Melakukan tanya jawab kepada siswa yang sedang berdiskusi.

(3) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan mengoreksi hasil

melengkapi percakapan dengan menggunakan metode

(41)

Memotivasi siswa selama proses pembelajaran

(1) Memberikan semangat kepada siswa.

(2) Memberikan penguatan kepada siswa.

(3) Memberikan dorongan kepercayaan diri kepada siswa.

Kegiatan Akhir

Menutup Pelajaran

(1) Guru mengarahkan siswa untuk merangkum hasil pembelajaran.

(2) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama-sama.

(3) Melakukan kegiatan refleksi dengan meminta siswa mengutarakan

kesenangannya mengenai materi pembelajaran yang telah dilakukan.

c) Evaluasi

Kejelasan Penilaian

(1)Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan penilaian.

(2)Melaksanakan penilaian proses dan akhir pembelajaran.

(3)Mencantumkan kriteria penilaian.

Kelengkapan Instrumen

(1) Menyusun format observasi aktivitas siswa.

(2)Menyusun format penilaian hasil belajar bagi siswa.

(3)Menuliskan deskriptor secara jelas.

Kriteria Penskoran.

3 = Jika semua indikator dilaksanakan.

2 = Jika hanya dua indikator yang dilaksanakan.

1 = Jika hanya satu indikator yang dilaksanakan.

0 = Jika tidak ada indikator yang dilaksanakan.

Rumus Persentase .

% = �

(42)

X = Jumlah perolehan skor

N = Jumlah aspek keseluruhan

100 = Angka baku dalam persen

Interpretasi nilai.

Baik Sekali = Jika jumlah skor yang diperoleh 81%-100%.

Baik = Jika jumlah skor yang diperoleh 61%-80%.

Cukup = Jika jumlah skor yang diperoleh 41%-60%.

Kurang = Jika jumlah skor yang diperoleh 21%-40%.

Kurang Sekali = Jika jumlah skor yang diperoleh 0%-20%.

2) Pengolahan Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru.Hal ini dilakukan

untuk mengetahui pendapat guru dan siswa mengenai pembelajaran

melengkapi percakapan dengan menggunakan model kekola dan media

kakataca.Setelah melakukan wawancara, peneliti menyimpulkan hasil

wawancara terhadap guru dan siswa.Berikut adalah pedoman wawancara guru

[image:42.595.122.508.138.729.2]

dan siswa.

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1

Apakah kamu senang pembelajaran melengkapi percakapan?

2

Apa yang menurutmu sulit dalam pembelajaran melengkapi

percakapan?

3

Bagaimana perasaanmu setelah belajar dengan cara berkelompok? Apakah menyenangkan?

4

Apakah dengan menggunakan kakataca bisa memudahkanmu dalam melengkapi percakapan?

5

Bagaimana kesanmu setelah membaca hasil kelompok lain kemudian mengoreksinya? 6 Manfaat apa yang bisa kamu

(43)

Keenam pertanyaan tersebut diwawancarakan kepada siswa dan

kemudian wawancara tersebut disimpulkan oleh peneliti.Berikut adalah

[image:43.595.126.514.231.749.2]

pedoman wawancara kepada guru.

Tabel 3.5

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimana kesan ibu mengenai pembelajaran melengkapi percakapan dengan menerapkan kekola dengan menggunakan media kakataca ini?

2

Menurut ibu apa kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran kekola ini?

3

Menurut ibu apakah ada manfaatnya model kekola dan media kakataca ini untuk pembelajaran melengkapi percakapan ini?

3) Pengolahan Data Hasil Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian penting yang

terjadi di kelas seperti bagaimana kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa selama proses pembelajaran. Catatan lapangan ini di analisis

dan dipaparkan pada paparan data.Catatan lapangan digunakan pada setiap

siklus.Berikut adalah tabel catatan lapangan.

Tabel 3.6 Catatan Lapangan

Fokus Hal-hal Penting

Kinerja Guru

Aktivitas Siswa

[image:43.595.127.505.240.493.2]
(44)

b. Pengolahan Data Hasil Kemampuan Siswa

Aspek yang dinilai dalam keterampilan melengkapi percakapan bagi siswa

kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang adalah empat aspek yakni, memperhatikan isi percakapan, penggunaan

tanda titik dua, penggunaan tanda petik dua, dan penggunaan tanda baca.

Masing-masing aspek diberikan rentang skor 0-3.Jadi skor ideal dari keseluruhan aspek

adalah 12.Nilai yang diperoleh siswa adalah skor yang diperoleh siswa dibagi skor

ideal dikali 100.

Berikut adalah deskriptor penilaian melengkapai percakapan pada siswa

kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten

Sumedang dalam setiap aspek.

1) Isi Percakapan

a = sesuai dengan judul percakapan

b = kreatif dalam mengembangkan gagasan/ide percakapan

c = kalimatnya runtut dari awal sampai akhir

Skor 3 jika tiga aspek yang muncul.

Skor 2 jika hanya dua aspek yang muncul

Skor 1 jika hanya satu aspek yang muncul.

Skor 0 jika tidak ada satu aspek yang muncul .

2) Tanda Petik

Skor 3 jika siswa menggunakan 12 tanda petik dengan benar.

Skor 2 jika siswa menggunakan 6-11 tanda petik dengan benar.

Skor 1 jika siswa menggunakan 1-5 tanda petik dengan benar.

Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar.

3) Tanda Titik Dua

Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda titik dua dengan benar.

Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda titik dua dengan benar.

Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda titik dua dengan benar.

Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda titik dua dengan

(45)

4) Tanda Baca

Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda baca dengan benar.

Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda baca dengan benar.

Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda baca dengan benar.

Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda titik dengan benar.

Konversi skor ideal ke dalam nilai adalah= �� � � � �

� � x 100

Skor ideal = 12

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Rumus Persentase

% = � �

% = Persentase

X = Jumlah perolehan skor

N = Jumlah siswa keseluruhan

Keterangan :

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70,33 dinyatakan tuntas

Jika siswa mendapatkan nilai < 70,33dinyatakan belum tuntas

Adapun teknik pengolahan data yang akan dilakukan peneliti untuk

melihat peningkatan hasil yaitu dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan

(46)
[image:46.595.87.537.152.359.2] [image:46.595.111.520.344.623.2]

Tabel 3.7

Tabel Ketuntasan Minimal

Kompetensi Dasar

Kriteria Ketuntasan Minimal

Jumlah Nilai

Nilai KKM

Kompleksitas Daya

Dukung Intake

Melengkapi

percakapan yang belum selesai dengan memperhatikan penggunaan ejaan (tanda titik dua, dan tanda petik)

70 77 64 211 70,33

Kompleksitas

Tingkat kompleksitas adalah tingkat kesulitan atau kerumitan setiap indikator

yang akan dicapai oleh siswa, termasuk juga tingkat kesulitan bagi guru dalam

menyampaikannya. Adapun kriteria penilaian kompleksitas pada kompetensi

dasar dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan ejaan (tanda titik dua

dan tanda petik) adalah sebagai berikut.

1) Membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama.

2) Memerlukan kesabaran, ketelitian dan kecermatan yang tinggi dalam

menjelaskan materi pembelajaran.

3) Memerlukan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi dalam

penyampaikan materi pembelajaran.

Dalam kompetensi dasar ini, memiliki kompleksitas yang sedang jadi penulis

menetapkan nilai 70.

Daya Dukung

Kemampuan sumber daya pendukung dapat dilihat dari keberadaan tenaga

pendidik, sarana dan prasarana, pendidikan, biaya pengelolaan atau manajemen

sekolah, peran komite sekolah serta lingkungan sekolah dalam pendukung

pencapaian pembelajaran.Adapun kriteria penilaian pada daya dukung ini adalah

sebagai berikut.

(47)

2) Ruangan kelas mendukung dalam pelaksanaan diskusi.

3) Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran tersedia.

Daya dukung memiliki kategori sedang, yaitu 77. Hal ini dikarenakan

dalam pembelajaran terdapat media pembelajaran yang mendukung siswa dalam

belajar, kurangnya sarana dan prasarana sudah mendukung dalam pembelajaran.

Intake Siswa

Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada

tahun sebelumnya. Intake siswa dapat diperoleh melalui:

1) Hasil seleksi penerimaan siswa baru.

2) Raport kelas terkahir dari tahun sebelumnya.

3) Tes seleksi masuk

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Pakuwon II
Gambar 3.1 Denah Sekolah SD Negeri Pakuwon II
Tabel 3.1 Daftar Tenaga Pengajar dan Staf SD Negeri Pakuwon II
Tabel 3.2 Daftar Siswa SD Negeri Pakuwon II
+6

Referensi

Dokumen terkait

The encryption message is to convert the original message (plaintext) into a message in encrypted form (chiphertext). The encryption process will generate encrypted

Sepanj ang yang bert alian dengan dasar laut dan t anah di baw ahnya, hak berdaulat , hak- hak lain, yurisdiksi dan kew aj iban- kew aj iban I ndonesia sebagaim ana dim aksud dalam

Dengan menggunakan akses internet melalui Ponsel maka informasi akan didapatkan dimana saja tidak mengenal waktu dan tempat dan tentunya informasi akan sampai dengan cepat. Untuk

[r]

Masalah yang timbul seperti tidak memilikinya database yang ditujukan untuk kerapihan data, penginputan data yang masih menggunakan manual sehingga pencatatan akan lebih lama.

Kesalahan Leksiko-Semantik Dina Karangan Narasi Siswa Kelas VII- C SMP Laboraturium Percontohan UPI Taun Ajaran 2013-2014.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian lanjutan tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui apakah pola ketergantungan untuk semua larutan asam berbentuk sama dengan pola ketergantungan pada larutan

Ada 4 Komisi yang ada pada DPRD Kabupaten Simalungun dan anggota. DPRD Kabupaten Simalungun sendiri terdiri atas