• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN : Penelitian Tindakan kelas pada kelompok A Taman Kanak-Kanak Assamica Perkebunan Pasir Malang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN : Penelitian Tindakan kelas pada kelompok A Taman Kanak-Kanak Assamica Perkebunan Pasir Malang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ... vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian ... 6

E. Asumsi ... 7

F. Hipotesis... 7

G. Penjelasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 9

1. Makna Bahasa ... 9

2. Tugas-Tugas Perkembangan Bahasa ... 10

3. Pengembangan Bahasa Lisan ... 11

(2)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Indikator Perkembangan Bahasa ... 13

6. Proses Perkembangan Bahasa ... 15

7. Prinsip Perkembangan Bahasa ... 16

B. Konsep Berbicara Anak Usia Dini ... 16

1. Pengertian Berbicara ... 16

2. Jenis Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini... 19

3. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini ... 21

4. Aspek-Aspek Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini ... 24

5. Karakteristik Berbicara Anak usia Dini ... 26

C. Metoda Dramatisasi ... 27

1. Pengertian Drama ... 27

2. Jenis Permainan Drama ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Dan Desain Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional ... 35

E. Tekhnik Pengumpulan Data Dan Instrument Penelitian ... 36

F. Analisis Data ... 38

G. Validasi Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Kondisi Objektif Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A Sebelum Diterapkan Metode Dramatisasi Spontan ... 40

(3)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ... 68

1. Kondisi Objektif Kemampuan Berbicara Anak Sebelum Diterapkan Metode Dramatisasi Spontan ... 68

2. Pelaksanaan Penerapan Metode Dramatisasi Spontan Di Taman Kanak-Kanak Assamica Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Kelompok A ... 70

3. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A Sesudah Diterapkan Metode Dramatisasi Spontan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

(5)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian... 36

Tabel 3.2 Pedoman Observasi... 36

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kondisi Awal Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A TK Assamica... 41

Tabel 4.2 Kegiatan Siklus I Tindakan I... 44

Tabel 4.3 Hasil observasi Siklus I tindakan I... 48

Tabel 4.4 Kegiatan Siklus I Tindakan II... 50

Tabel 4.5 Hasil observasi Siklus I tindakan II... 54

Tabel 4.6 Kegiatan Siklus II Tindakan I... 56

Tabel 4.7 Hasil observasi Siklus II tindakan I... 60

Tabel 4.8 Kegiatan Siklus II Tindakan II... 62

(6)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Observasi Kondisi Awal Kemampuan Berbicara Anak Kelompok

A TK Assamica... 42

Grafik 4.2 Hasil Observasi Siklus I Tindakan I... 49

Grafik 4.3 Hasil Observasi Siklus I Tindakan II... 55

Grafik 4.4 Hasil Observasi Siklus II Tindakan I... 61

Grafik 4.5 Hasil Observasi Siklus II Tindakan II... 67

(7)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Suasana Pembelajaran Kondisi Awal Di TK Assamica... 41

Gambar 4.2 Siklus I Tindakan I... 47

Gambar 4.3 Siklus I Tindakan II... 53

Gambar 4.4 Siklus II Tindakan I... 60

(8)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Muslihuddin (2009). Menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah

suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai

tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak

disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam

kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan sementara itu. Adapun tujuan dari Penelitian

Tindakan Kelas diantaranya:

1. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam pendidikan dan

pengajaran yang dihadapi oleh guru dan tenaga kependidikan, terutama yang

berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi

pengajarannya.

2. Untuk memberikan pedoman bagi guru/ kepala sekolah untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi

lebih baik.

3. Untuk memasukan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pengajaran yang

sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh upaya pembaharuan pada

umumnya.

4. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara

praktisi (dalam hal ini guru) dengan para peneliti akademis.

Desain penelitian yang digunakan yaitu berbentuk siklus, Adapun

prosedurPenelitian Tindakan Kelas menurut Muslihuddin (2009) adalah sebagai

(9)

32

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada gambar risert model John

Elliot dalam Muslihuddin, (2009). Adalah sebagai berikut:

SIKLUS I

SIKLUS 2

Gambar 3.1Riset Aksi Model John Eliot (Muslihudin,2011:72)

B. Lokasi dan Subjek penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Assamica, Perkebunan Pasir

Malang Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.Subjek

penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok A yang berjumlah 12anak

terdiri dari5 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan rata-rata usianya 4

sampai 5 tahun dengan 1 orang guru. Penelitian ini dilakukan di TK tersebut

karena pembelajaran masih bersifat akademik serta kemampuan berbicara anak

kurang mendapatkanlatihan dan bimbingan, selain itu jarang melakukan kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

(10)

33

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua

yang diawali dengan revisi, rencana, tindakan, observasi, refleksi. Tahapan terus

berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukan

terjadi perubahan perilaku.

a. Tahapan Perencanaan

Kegiatan diawali dengan mengidentifikasi masalah melalui observasi

secara langsung di tempat penelitian, yaitu TK Assamica pada kelompok A.

Melalui observasi tersebut ditemukan adanya permasalahan terkait kemampuan

berbicara anak, permasalahan tersebut kemudian dirumuskan oleh peneliti

menjadi bentuk pertanyaan penelitian dan kemudian dikembangkan menjadi

tujuan penelitian sesuai dengan permasalahan di TK. Adapun tahapan

perencanaan terdiri dari:

1) Permohonan ijin kepada kepala sekolah untuk melalukan penelitian

2) Merumuskan masalah

3) Membuat kisi-kisi instrument penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dari penelitian ini adalah terdiri dari dua siklus, masing-masing

siklus terdiri dari dua aktivitas dramatisasi spontanyang dapat meningkatkan

kemampuan berbicara anak di TK Assamica pada kelompok A.

Adapun tahapan pelaksanaan siklus 1 diantaranya:

1) Pembukaan

a) Kegiatan pembukaan sebelum memulai kegiatan outdoor learning:  Berdoa sebelum kegiatan

 Bernyanyi pagi hari

 Bercakap-cakap tentang hari kemarin dan kegiatan yang akan dilaksanakan

(11)

34

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Kegiatan inti

 Anak dipersilahkan untuk bermain drama sesuai dengan kemauannya tanpa ada penentuan peran sebelumnya.

c) Istirahat

 Berdoa, makan dan bermain di playground d) Penutupan

 Guru melakukan evaluasi dengan melakukan wawancara pada setiap anak tentang kegiatan yang sudah dilakukan

 Berdoa sesudah kegiatan dan bernyanyi waktunya pulang  Pulang sambil bersalaman membentuk lingkaran

2) Pelaksanaan siklus 2

Kegiatan siklus 2 merupakan lanjutan dari pada siklus 1

c. Tahap Observasi

Untuk melakukan observasi, peneliti berkolaborasi dengan 1 orang guru

yang ada di TK tersebut. Peneliti meminta bantuan kepada guru untuk mengisi

lembar observasi yang telah disediakan.setiap kendala yang terjadi di lapangan

dicatat serta dianalisis sekemampuan penulis.

d. Tahap Refleksi

Dalam tahap refleksi dilakukan setelah peneliti melaksanakan satu siklus

yang terfokuskan pada berbagai aspek, antara lain: kendala yang dihadapi oleh

anak dan guru selama kegiatan dramatisasi spontanberlangsung dan merefleksi

anak yang mengalami peningkatan dalam berbicara. Aktivitas anak dalam

kegiatan, evaluasi hasil belajar, serta catatan lapangan. Refleksi dilakukan untuk

menganalisa semua data yang terkumpul. Dari hasil analisa tersebut, peneliti

mengambil kesimpulan yang akan dijadikan dasar untuk membuat rencana

(12)

35

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi dari variabel penelitian yang dapat

dioperasionalkan atau dapat menjadi arahan dalam pelaksanaan penelitian.

Adapun definisi operasional dari variabel penelitian diantaranya:

1. Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.Tarigan (1985:15)

Sejalan dengan pendapat di atas Hurlock (1978:176) mengungkapkan bahwa, “bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata -kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Bicara merupakan

keterampilan mental-motorik.Berbicaratidak hanya melibatkan koordinasi

kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.”

Kemampuan berbicara dalam penelitian ini adalah kemampuan anak

dalam berkomunkasi untuk menyampaikan keinginan, pendapat, pikiran dan

perasaaan dengan mengucapkan kata-kata dan huruf serta lafal yang benar

terhadap apa yang dilihat dan dialaminya . Dengan berbicara kemampuan anak

dalam berinteraksi dengan teman dan lingkungan berkembang lebih baik,

selain itu perkembangan emosi anak akan lebih stabil karena anak sudah

mampu mengutarakan keinginan dan perasaannya. Berbicara juga dapat

melatih alat ucap dengan baik, pelafaan dan artikulasi dalam mengungkapkan

kata-kata. Hal ini merupakan aspe-aspek kemampuan dalam penelitian yang

dimaksud.

2. Dramatisasi Spontan

Secara etimologis, katadrama berasal dari bahasa yunani, dramoi, artinya

menirukanadapunsecaraterminologi,drama adalah suatu perbuatan/cerita/kisah

(13)

36

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertunjukan oleh para pelaku di atas pentas dan ditonton oleh publik.Hidayat

(2003)

Sejalan dengan pendapat di atas Moulton dalam Hasanuddin (2002)

mengungkapkan bahwa drama adalah hidup yang dilukiskan dengan

gerak,drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan

secara langsung.Dramatisasi spontan adalah permainan drama yang dilakukan

anak atas keinginan sendiri, dengan cara-cara tersendiri, berupa dialog atau

perbuatan yang timbul dari pengalaman anak sendiri serta tidak membutuhkan

peranan pemimpin atau kontrol dari guru. Hidayat (2003).

E. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode dramatisasi spontan adalah sebagai berikut:

TABEL 3.1

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARAANAK USIA DINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTANPADA KELOMPOK A TK ASSAMICA DI PTPN

VIII KEBUN PASIR MALANG KECAMATAN PANGALENGAN KABUOATEN BANDUNG

VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR TEKHNIK

(14)

37

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apa?

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

wawancara, observasi dan studi dokumentasi

1. Pengamatan (Observasi)

Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana proses pembelajaran

berlangsung dan melihat dampak atau kontribusi merode dramatisasi spontan

dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok A di Taman

Kanak-kanak Assamica. Adapun format observasi yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Pedoman Observasi Untuk anak

Tabel 3.2 Pedoman observasi

Meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini kelompok A di TK ASSAMICA

Nama Anak:

NO ITEM KATEGORI

BB MB BSH

1 Anak dapat berbicara dengan lafal yang benar

2 Anak dapat mengutarakan pendapat dan

(15)

38

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Anak dapat menjawab pertanyaan dengan

kata apa

4 Anak dapat menjawab pertanyaan dengan kata

dimana?

5 Anak dapat menjawab pertanyaan dengan kata

siapa?

6 Anak dapat berdialog dengan teman saat

bermain drama

Keterangan:

BB : Belum Berkembang

MB : Mulai Berkembang

BSH: Berkembang Sesuai Harapan

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data

atau informasi selama proses pembelajaran berlangsung secara lebih jelas dan

objektif serta melengkapi data yang diperlukan. Dokumentasi yang dilakukan

oleh peneliti dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto terkait.

Pada tahap pengumpulan data peneliti mengumpulkan seluruh data

berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentasi dari mulai tahap awal

penelitian, proses dan sampai pada akhir penelitian yang kemudian dianalisis

sesuai dengan fokus masalah.

F. Analisis Data

Tekhnik atau pengolahan data yang digunakan adalah analisis data

kualitatif, yaitu data-data yang diperoleh dijelaskan dalam bentuk deskriptif atau

dalam bentuk narasisesuai dengan siklus pada prosedur penelitian dari mulai

perencanaan,pelaksanaan,pengamatan dan refleksi dan dilakukan dalam dua

siklus. Data-data yang sudah didapatkan berdasarkan observasi dan wawancara

dianalisis dan dilihat apakah terdapat peningkatan setelah melalui dua siklus

dalam prosedur penelitian atau tidak sama sekali. Melalu uji dua variable yaitu

kondisi objektif sebelum menggunakan metode dramatisasi spontan dan setelah

(16)

39

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok A di Taman

Kanak-kanak Assamica.

G. Validasi Data

Untuk menguji derajat kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian,

maka hasil dari analisis data penelitian divalidasi dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Member Chek yaitu memeriksa kembali kebenaran dan keterangan atau

informasi data yang diperoleh dari peneliti selama observasi dan catatan

lapangan berlangsung dari sumber data. Dalam kegiatan ini dilakukan guna

menguji seberapa besar kebenaan yang ada dalam data tersebut. Yang

dilakukan oleh peneliti di TK tersebut.

2. Triangulasi yaitu memeriksakembali kebenaran data dengan cara

mengkonfirmasikan kepada guru pendamping dan memberikan pendapat

pada saat bimbingan berupa temuan-temuan yang baru, sebagaimana

penelitian penyusunan laporan

3. Audit Trial yaitu memeriksa kembali catatan yang ditulis oleh peneliti atau

kesalahan dalam metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil

keputusan.

4. Expert Opinion yaitu pada tahap ini dilakukan konsultasi atau pengecekan

dari hasil temuan penelitian kepada para ahli sebagai pembimbing dalam

meningkatkan kemampuan berbicara kemudian memperoleh arahan terhadap

(17)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dari siklus I sampai siklus II

dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode dramatisasi

spontanpada kelompok A Taman Kanak-Kanak Assamica Perkebunan Pasir

Malang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, kondisi objektif di TK Assamica

menunjukan bahwa kemampuan berbicara anak masih rendah dimana

anak-anak masih kesulitan mengungkapkan pendapat, malu-malu saat

menceritakan pengalaman sendiri, melafalkan kata-kata yang belum lengkap

hurufnya dan menangis saat menyelesaikan konflik. Dengan melihat kondisi

objektif kemampuan berbicara anak kelompok A di TK Assamica tersebut

maka diperlukan perbaikan dalam pembelajaran khususnya yang mampu

memfasilitasi kemampuan berbicara anak.

2. Implementasi metode dramatisasi spontandalam meningkatkan kemampuan

berbicara anak dilakukan melalui dua siklus dan masing-masing siklus terdiri

dari dua tindakan. Pada setiap siklus mendapatkan respon yang baik dari

anak-anak semua anak senang dan anthusias mengikuti pembelajaran.

3. Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II menunjukan bahwa

kemampuan berbicara anak setelah diterapkan metode dramatisasi spontan di

Taman Kanak-Kanak Assamica pada kelompok A mengalami peningkatan.

Pada siklus I ada 9% anak yang masuk kategori Berkembang Sesuai harapan

(BSH), dan kategori Belum Berkembang(BB) semakin berkurang. Pada siklus

II tindakan I ke tindakan II indikator menceritakan pengalaman sederhana,

dan menjawab pertanyaan dengan apa, dimana dan siapa, berdialog dengan

teman menunjukan peningkatan yang baik. Hal ini terlihat pada data skor

setiap persentase anak yang masuk kategori Berkembang Sesuai Harapan

(BSH) semakin bertambah menjadi 35% orang dan predikat Belum

(18)

75

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan kemampuan berbicara anak dari siklus ke siklus dimana

persentase anak yang masuk kategori Berkembang sesuai harapan semakin

bertambah dan kategori belum berkembang semakin berkurang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat mengemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru/Peneliti

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan kedua setelah keluarga

khususnya bagi Anak Usia Dini Taman Kanak-Kanak merupakan peralihan dari

keluarga oleh karena itu dalam pendidikan anak usia dini suasana pembelajaran

dibuat seperti suasana keluarga yang penuh dengan kehangatan. Adapun yang

dapat dilakukan Guru/Peneliti dalam memfasilitasi anak untuk meningkatkan

kemampuan berbicara anak adalah:

a. Guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini

b. Guru diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar bagi anak

c. Guru hendaknya memperhatikan anak didik khususnya saat anak berada

disekolah baik di dalam kelas maupun di luar ruangan

d. Guru melakukan kerjasama dengan orang tua dalam meningkatkan

kemampuan berbicara sehingga ada singkronisasi antara perlakuan di sekolah

dengan di rumah

e. Diadakannya tindak lanjut penelitian meningkatkan kemampuan berbicara

anak melalui metode dramatisasi spontan

2. Bagi Orang Tua

Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak, khususnya dalam hal

ini orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, bagi orang tua

masa kini sebaiknya hindarkan dari memaksakan kehendak anak untuk pandai

(19)

76

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan prestasi akademik yang terbaik tanpa melihat kemampuan berbicara

dan keterampilan lain yang dimiliki oleh anak. Ada beberapa hal yang dapat

dilakukan orang tua dalam mendukung kemampuan berbicara anak diantaranya:

a. Memberikan kasih sayang dengan setulus hati supaya anak belajar

menyayangi orang lain dan senang berkomunikasi dengan orang lain

b. Mengajak anak berbagi cerita dan mengajak ke lingkungan yang bisa

membantu anak untuk berbicara

c. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeluarkan pendapat dan

berdiskusi dalam menyelesaikan permasalahan sederhana

d. Melibatkan anak dalam kegiatan sosial di lingkungan terdekat misalnya

bekerja bakti dan ikut perayaan hari kemerdekaan

3. Bagi Lembaga TK

a. Bagi berbagai pendukung lembaga TK diharapkan dapat melengkapi

sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran anak dan selalu

mendukung kegiatan yang dilakukan guru yang bersifat positif demi

terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik.

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti workshop dan

pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas kinerja guru

4. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Bagi teman-teman yang akan melakukan penelitian berikutnya diharapkan

dapat melakukan penelitian meningkatkan kemampuan berbicara melalui

kegiatan yang berbeda dan

b. Melakukan dramatisasi spontan untuk meningkatkan kemampuan anak

(20)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustin&Nurihsan.(2011). Dinamika Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT RefikaAditama

Agustin, M &Wahyudin.(2011).PenilaianPerkembanganAnakUsia Dini.

Bandung: PT RefikaAditama

DhieniN,Dkk.(2007). MetodePengembanganBahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Dewi R.(2005).Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Depdiknas

Hurlock, B E.(1978).PerkembanganAnakJilid 1. Jakarta: GeloraPratama

HarunRasyid, Mansyur&Suratno. (2009). AssesmenPerkembanganAnakUsiaDini. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Hidayat H. (2003). Aktifitas Mengajar Anak TK. Bandung: Katarsis

Masitoh.(2011). CerdasdanCermatMenyiapakanGenerasiUnggul di

MasaDepanMelaluiPeduliPendidikanSejakDini. Bandung:

UniversitasPendidikan Indonesia

Mudairin. 2003. Role Playing: Suatu Alternative Pembelajaran yang

EfektifdanMenyenangkandalamMengingkatkanKeterampilanBerbicara Siswa. http://pakguruonline.pendidikan.net. [12 Februari 2011].

Muslihudin.(2011). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas .Bandung: Rizqi Press

(21)

Masitoh, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rachmawati, ErlinaNur. 2010.

PenerapanMetodeBermainPeranDalamUpayaMeningkatkanKecerdasa

n Natural PadaSiawaKelompok B Di RA

PersisKecamatanBangilKabupatenPasuruan. [online]

http://karya-ilmiah.um.id.ac

Solehudin.(1997).KonsepDasarPendidikanPrasekolah. Bandung: DepartemenPendidikandanKebudayaan

Suhartono.(2005). PengembanganKeterampilanBicaraAnakUsiaDini. Jakarta: Depdiknas.

Tarigan .(1990).BerbicaraSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa: Bandung: Angkasa

Tarigan, D (1997/1998).PengembanganKeterampilanBerbicara. Jakarta: Depdikbud.

Tarmansyah.(1996).GangguanKomunikasi. Jakarta: Depdikbud.

Tampubolon.(1993). MengembangkanMinatdanKebiasanMembacaPadaAnak.

Bandung: Angkasa

WS Hasanudin.(2009). Drama karya Dua Dimensi: Bandung: Angkasa

Gambar

Gambar 3.1Riset Aksi Model John Eliot (Muslihudin,2011:72)
Tabel 3.2 Pedoman observasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil studi Identifikasi dan Dokumentasi Bangunan Tua/Bersejarah di Kota Tanjungbalai dapat menjadi dasar bagi pemerintah Kota Tanjungbalai untuk membuat Peraturan Daerah

Beranjak dari judul tesis ini, yaitu : “ Analisis Yuridis Atas Hak Pengelolaan Pertambangan Berwawasan Lingkungan Hidup Dalam Kaitannya Dengan Hukum Pertanahan” , maka

Surat Edaran Bersama Kepala BAKN dan Ketua LAN Nomor 12/SE/1981-193/SEKLAN/8/1981 tanggal 5 Agustus 1981 tentang Pelaksanaan Ujian Dinas3. TIM

Tabel 4.11 Rencana Operasional Program Hipotetik Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Modeling untuk Meningkatkan Konsep Diri Peserta Didik Kelas X-XI Jurusan Perhotelan SMKN

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………...

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

Jika dan adalah vektor-vektor basis di yaitu vektor satuan yang masing- masing sejajar dan searah dengan sumbu x dan sumbu y dan berpangkal di titik O dalam ,

Hulu Selangor Gombak Kuala Selangor Kelang Petaling W.P Jelebu Pekan Kuantan Maran Temerloh Bera Bentong Raub PAHANG SELANGOR Sabak Bernam Hulu L t Kuala Langat Kelang Jelebu