• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Minat Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Minat Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO

STRAY BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Erik Adi Subagja 1000063

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik

Two Stay Two Stray Berbasis Praktikum

Untuk Meningkatkan Minat Belajar Dan

Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Fisika Di SMP

Oleh Erik Adi Subagja

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Erik Adi Subagja Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ERIK ADI SUBAGJA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY

TWO STRAY BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd. NIP.195803011980021002

Pembimbing II

Drs. David Edison Tarigan, M.Si. NIP. 195606171980021001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

(4)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Erik Adi Subagja (1000063). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two

Stay Two Stray Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Minat Belajar dan

Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP

Penelitian ini merupakan penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa SMP pada materi pesawat sederhana. Latar belakang pada masalah ini salah satunya adalah kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan sehingga menyebabkan menurunkan minat belajar siswa sehingga siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar fisika. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah perlu adanya penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum yang dapat memfasilitasi siswa berperan akif dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar fisika siswa SMP. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Quasi-Eksperimental dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Adapun subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII C sebagai Pembanding, keduanya berada di SMPN 26 Bandung. Pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil prestasi belajar siswa, ini ditunjukan dengan hasil tes

post-test sebesar 67,56. Hasil ini lebih besar dari skor rata-rata hasil pre-post-test sebesar 42,00. Selain itu, pengaruh peningkatan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum lebih baik dibandingkan pembelajaran ceramah interaktif. Hal ini terlihat dari nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen yaitu 0,44. Sedangkan nilai gain ternormalisasi kelas pembanding yaitu 0,30. Pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum pula dapat meningkatkan minat belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata presentase skor hasil

post-test sebesar 75,09% dengan kategori baik. Hasil ini lebih besar

daripada rata-rata presentase skor hasil pre-test sebesar 49,37% dengan kategori kurang baik.

(5)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Erik Adi Subagja (1000063). Aplication Of Cooperative Learning Techniques Two Stay Two Stray Based Practicum To Increase Interest And Student Achievement In Phsych Learning In Junior High School.

This research is about the application of cooperative learning techniques two stay two stray based practicum to increase interest and junior high student achievement. Background on this issue one of which is less precise learning methods used to cause a lowering interest in student learning so that students have difficulties in learning physics. One way to overcome these problems is the need for the implementation of cooperative learning techniques two stay two stray based practicum that can facilitate students actively participate in learning activities. The purpose of this study was to analyze the effect of the application of cooperative learning techniques two stay two strau based practicum increase interest and achievement of junior high school students learn physics. The method used by the researchers is Quasi-experimental design with Nonequivalent Control Group Design. The subjects in this study were students of class VIII A as an experimental class and class VIII C as Appellant, both located in the SMP 26 Bandung. The selection of the sample is purposive sampling. These results are an increase in student achievement, this is shown by the results of the test post-test of 67.56. This result is greater than the average score of the pre-test of 42.00. In addition, the increased influence of cooperative learning techniques two stay two stray based practicum better than learning interactive lectures. This is evident from the experimental class of normalized gain value is 0.44. While the class of normalized gain value comparison is 0.30. Cooperative learning techniques two stay two stray based practicum also can improve students' interest in learning physics. This is shown by the average percentage of post-test score results by 75.09%. This result is greater than the average percentage of the pre-test score of 49.37%.

(6)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

PERNYATAAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Rumusan Masalah Penelitian ...5

C. Batasan Masalah Penelitian ...6

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...6

F. Struktur Organisasi Skripsi ...7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TSTS ...9

B. Praktikum Sebagai Metode Pembelajaran ...12

C. Minat Belajar ...13

D. Prestasi Belajar ...16

E. Aktivitas Belajar ...18

F. Tinjauan Materi Pesawat Sederhana ...19

G. Penelitian yang Relevan ...22

H. Kerangka Pemikiran ...23

(7)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...26

B. Metode Penelitian ...26

C. Desain Penelitian ...26

D. Definisi Operasional...27

E. Instrumen Penelitian...28

F. Proses Pengembangan Instrumen ...30

G. Teknik Pengumpulan Data ...35

H. Teknik Anaisis Data ...37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data Hasil Penelitian ...44

1. Pemaparan Data Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran ...44

2. Pemaparan Data Aktivitas Siswa ...47

3. Pemaparan Data Hasil Prestasi Belajar Siswa ...48

4. Pemaparan Data Hasil Minat Belajar Siswa ...54

B. Pembahasan Data Hasil Penelitian ...56

1. Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran ...57

2. Aktivitas Siswa pada saat Pembelajaran Kooperatif Teknik TSTS Berbasis Praktikum Berlangsung ...58

(8)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik TSTS Berbasis

Praktikum Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa ...64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...66

B. Saran ...67

DAFTAR PUSTAKA ...68

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS DAFTAR GAMBAR 2.1 Tuas Jenis Pertama ... 20

2.2 Tuas Jenis kedua ... 20

2.3 Tuas Jenis Ketiga ... 20

2.4 Bidang Miring ... 21

2.5 Kerangka Berpikir Penelitian ... 23

3.1 Desain Penelitian Non-equivalent Control Group Design ... 27

4.1 Diagram Skor Tes Prestasi Belajar Siswa ... 49

4.2 Diagram N-Gain Ternormalisasi Tiap Asfek Kognitif Prestasi Belajar ... 52

4.3 Diagram Hasil Tes Minat Belajar Siswa ... 55

(9)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

3.1. Skor Pernyataan Positif Skala Likert ...30

3.2. Skor Pernyataan Negatif Skala Likert ...30

3.3. Tafsiran Validitas Instrumen ...31

3.4. Tafsiran Realibilitas Instrumen ...32

3.5. Klasifikasi Tingkat Kesukaran ...32

3.6. Kriteria Indeks Diskriminasi ...33

3.7. Hasil dan Kategori Nilai Validitas Item Tes ...34

3.8. Jenjang Soal Tes Prestasi Belajar ...35

3.9. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi ...40

3.10. Klasifikasi Skor Hasil Minat ...41

3.11. Interpretasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ...42

3.12. Interpretasi Kategori Keterlaksanaan ...43

4.1 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ...45

4.2 Hasil Penskoran Aktivitas Bekerjasama Siswa ...47

4.3. Hasil Penskoran Aktivitas Psikomotor Siswa ...48

4.4. Rata-Rata Skor Prestasi Belajar Siswa ...49

4.5. Rekapitulasi Skor Prestasi Belajar Siswa Tiap Asfek Kogitif pada Kelas Eksperimen ...50

4.6. Rekapiulasi Skor Prestasi Belajar Siswa Tiap Asfek Kognitif pada Kelas Pembanding ...51

4.7. Hasil Uji Normalitas ...52

4.8. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas dengan Taraf Signifikansi 5% ...53

4.9. Hasil Uji Hipotesis Kedua Kelas dengan Taraf Signifikansi 1% ...54

4.10. Rata-Rata Persentase Hasil Minat Belajar Siswa ...54

4.11. Skor Minat Belajar Siswa pada Tiap Asfek ...55

(10)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 71

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Pembanding ... 84

A.3 Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 91

A.4 Lembar Kerja Siswa ... 104

B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Prestasi Belajar ... 123

B.2 Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Siswa ... 138

B.3 Instrumen Tes Prestasi Belajar ... 143

B.4 Instrumen Tes Minat Belajar Siswa ... 147

B.5 Lembar Observasi ... 149

C.1 Hasil Uji Instrumen ... 180

C.2 Rekapitulasi Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 184

C.3 Nilai Pre-test Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 188

C.4 Nilai Post-Test Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 189

C.5 Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen ... 190

C.6 Nilai Pre-test Prestasi Belajar Siswa Kelas Pembanding ... 191

C.7 Nilai Post-Test Prestasi Belajar Siswa Kelas Pembanding ... 192

C.8 Gain Ternormalisasi Kelas Pembanding ... 193

C.9 Uji Normalitas ... 194

C.10 Uji Homogenitas ... 196

C.11 Uji Hipotesis ... 197

C.12 Skor Tiap Asfek Kognitif Prestasi Belajar ... 198

(11)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.1 Surat Tugas Membimbing ... 204

D.2 Lembar Perbaikan Proposal ... 205

D.3 Lembar Kesediaan Judgment ... 206

D.4 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 207

D.5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 208

(12)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa (UU RI No 20, 2003 hlm. 3). Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah pengembangan potensi peserta didik terbentuk sehingga tujuan pendidikan akan tercapai. Komponen utama yang terkait langsung dalam interaksi proses belajar mengajar adalah guru dan siswa. Faktor dari dalam diri peserta didik merupakan faktor yang sangat dominan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dijalaninya, faktor dari dalam diri peserta didik tersebut salah satunya adalah minat belajar. Dengan demikian, membangkitkan minat belajar peserta didik merupakan suatu langkah penting dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan minat tersebut dapat membawa rasa senang dan ketertarikan kepada peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran. Ketika minat belajar peserta didik rendah untuk mengikuti proses pembelajaran, peserta didik akan malas untuk belajar sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan dari pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat. (S. Nasution, 1998 hlm. 58).

(13)

2

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga akan terus semangat dan tekun belajar untuk meraih prestasi belajar yang lebih optimal dan sebaliknya peserta didik yang minat belajar rendah, ia akan cenderung malas untuk belajar sehingga akan mempengaruhi kepada prestasi belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S Praja (1993 hlm. 122) bahwa “belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat”.

(14)

3

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa, didapatkan beberapa data bahwa siswa sulit untuk mengikuti pelajaran fisika sebanyak 62%, siswa tidak menyukai pelajaran fisika sebanyak 53%, dan siswa yang merasa pembelajaran fisika di kelas tidak menyenangkan sebanyak 59%. Dari data angket tersebut serta didukung dengan hasil wawancara dengan siswa di kelas yang sama dapat dijelaskan bahwa siswa cenderung sulit untuk memahami materi pelajaran fisika karena banyak rumus dan konsep yang sulit dipahami, selain itu siswa merasa pembelajaran fisika dikelas tidak menyenangkan, hal ini dikarenakan metode yang digunakan oleh guru dominan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan media pembelajaran. Sedangkan berdasarkan angket tersebut, siswa cenderung lebih mengerti pelajaran fisika ketika belajar bersama teman (berkelompok) serta lebih memilih pembelajaran praktikum dan berdiskusi kelompok. Sementara itu, jumlah siswa dikelas yang tidak menyukai pelajaran fisika cukup banyak. Terkait hasil angket tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kecenderungan tidak menyukai pelajaran fisika. Rasa menyukai sesuatu tanpa ada yang menyuruh merupakan salah satu pengertian dari minat (Slameto, 2003 hlm. 180). Dengan demikian dapat dikatakan minat belajar fisika siswa rendah. Bukan hanya itu, prestasi belajar fisika siswa pun masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil ulangan pada salah satu bab dalam skala 0-100, nilai terendah yang dicapai siswa 10, nilai tertinggi yang dicapai adalah 75, dan nilai rata-rata siswa yang dicapai adalah 36,50 dan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM adalah 5 orang dari 34 orang siswa yang mengikuti ulangan. Hal ini berarti masih banyak siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut yaitu 70,00.

(15)

4

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta tidak membatasi diri dengan satu metode saja (Suparno, 2013 hlm. 46). Dengan demikian, guru mempunyai alternatif variasi metode pembelajaran yang akan digunakan sehingga dapat memilih metode pembelajaran mana yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang ditemukan dari hasil studi pendahuluan, salah satu pembelajaran yang dijadikan solusi oleh peneliti adalah menerapkan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tekhnik Two Stay Two

Stray (TSTS) berbasis praktikum. Dalam pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan teknik Two Stay Two Stray (TSTS) berbasis praktikum ini menekankan keaktifan peserta didik dalam interaksi kelompok belajar. Ngalimun (2012, hlm. 140) menyatakan bahwa TSTS adalah cara peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaksnya adalah kerja kelompok, dua bertamu ke kelompok lain dan dua peserta didik lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, dan laporan kelompok. Pada TSTS berbasis praktikum ini, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan pembelajaran dengan cara berdiskusi bersama siswa lainnya, yang diatur dalam kelompok-kelompok heterogen yang memungkinkan siswa dapat saling tukar pendapat dan fikiran untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya oleh guru dalam sebuah kegiatan praktikum.

Alasan peneliti menggunakan pembelajaran ini karena sesuai dengan karakteristik perkembangan anak SMP, pada tahapan ini anak memiliki keterampilan sosial untuk dapat menyesuaikan diri. Keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima

feedback, memberi atau menerima kritik. Mulai suka bekerja sama dan melibatkan

(16)

5

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum ini dapat memunculkan aktivitas kecakapan bekerjasama siswa. Selain itu, siswa akan dituntut untuk melakukan pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah kerja ilmiah yaitu : observasi (merangkai/ menggunakan alat), hipotesis, eksperimen/ melakukan penyelidikan, analisis serta mengumpulkan data, dan menyusun laporan penyelidikan. Ini sesuai dengan hakikat fisika sebagai bagaian dari IPA yang menyangkut fenomena-fenomena alam dan siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep yang ada pada fenomena-fenomena alam tersebut. Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifiknya mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar sehingga dapat memecahkan masalah-masalah fisika. Diharapkan nantinya dengan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum ini peserta didik mampu mendapatkan pengalaman langsung dalam memahami setiap ide yang dituangkan oleh setiap kelompok secara bergiliran sehingga akan semakin meningkatkan rasa ketertarikan peserta didik. Selain itu, diharapkan model ini dapat memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang meyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar fisika siswa.

Berdasarkan uraian di atas dan kajian tentang pembelajaran kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray (TSTS) berbasis praktikum, maka penelitian dengan judul “ Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tekhnik Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP “ perlu dilakukan.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) berbasis praktikum dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa?”

(17)

6

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimanakah keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum?

2. Bagaimanakah aktivitas siswa pada saat pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum?

3. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dibandingkan dengan pembelajaran ceramah interaktif?

4. Bagaimanakah minat belajar fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum?

C. Batasan Masalah Penelitian

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa SMP yang diakibatkan oleh metode pembelajaran. Pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum digunakan peneliti untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Peneliti membatasi penelitian ini pada materi pesawat sederhana kelas VIII semester 1.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar fisika siswa SMP. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum.

2. Mengidentifikasi profil aktivitas siswa pada saat pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum.

(18)

7

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menganalisis pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat belajar fisika siswa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP diharapkan dapat memberi manfaat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar fisika siswa.

2. Mendapatkan profil aktivitas siswa pada saat pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum .

3. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum.

F. Struktrur Organisasi Skripsi

Penyusunan skripsi ini mempunyai struktur organisasi penulisan. Struktur organisasi penulisan skripsi ini yaitu bab 1 pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian,, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan strukutr organisasi skripsi.

Pada bab 2 yang menjelaskan kajian pustaka terdiri dari beberapa subbab. Subbab tersebut adalah model pembelajaran kooperatif teknik TSTS, praktikum sebagai metode pembelajaran, minat belajar, prestasi belajar, aktivitas siswa, tinjauan materi pesawat sederhana, penelitian yang relevan, kerangka berpikir penelitian, dan hipotesis penelitian.

(19)

8

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bab 4 skripsi ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya. Subbab yang terkandung pada bab 4 yaitu pemaparan data hasil penelitian yang meliputi pemaparan keterlaksanaan proses pembelajaran, pemaparan data tentang profil aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum berlangsung, pemaparan pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasisi praktikum dalam meningkatkan prestasi belajar fisika siswa dibandingkan pembelajaran ceramah interaktif, dan pemaparan pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat belajar fisika siswa. Subbab selanjutnya adalah pembahasan data hasil penelitian yang meliputi keterlaksanaan proses pembelajaran, profil aktivitas siswa, pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan prestasi belajar fisika siswa, dan pengaruh pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat belajar fisika siswa.

Bab 5 memuat simpulan dan saran dari penelitian ini. Bab 5 skripsi ini hanya terdiri dari dua subbab yaitu kesimpulan dan saran.

(20)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu SMPN di Kota Bandung. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII C sebagai kelas pembanding. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Teknik pengambilan sampel secara purposive merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan penilaian secara personal (Fraenkel dan Wallen, 2009 hlm. 99). Purposive sampling dilakukan dengan pertimbangan dari guru yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tingkat kemampuan siswa.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Quasi-Eksperimental. Peneliti memilih menggunakan metode ini karena sulit

melaksanakan true eksperimental jika digunakan dalam penelitian pendidikan.

Quasi-Eksperimental merupakan bentuk pengembangan dari true eksperimental

yang mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak sepenuhnya berfungsi untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2013 hlm. 77). Oleh karena itu, metode ini cocok digunakan untuk membandingkan antara kelas yang diberikan perlakuan tertentu (treatment khusus) dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan tertentu secara khusus.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan untuk metode Quasi-Eksperimental ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Ini dikarenakan peneliti ingin membandingkan antara kelompok kelas eksperimen dan kelas pembanding. Dalam desain penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas pembanding diberi

Pre-test untuk mengetahui keadaan awal prestasi belajar fisika siswa masing-masing

(21)

27

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara kelas eksperimen dan kelas pembanding. Selanjutnya, kelas eksperimen diberi perlakuan tertentu yaitu pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum, sedangakan kelas pembanding hanya diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran ceramah interaktif berbantuan buku referensi. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan post-test untuk mengetahui prestasi belajar akhir siswa. Secara ringkas, desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Desain penelitian Nonequivalent Contol Group Design Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar fisika siswa.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Berbasis Praktikum

Pembelajaran kooperatif teknik TSTS (Two Stay Two Stray) berbasis praktikum merupakan sebuah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya, dengan cara dua orang dari kelompok tersebut bertamu kepada kelompok lain untuk mencari informasi dan dua orang lainnya tinggal untuk membagikan informasi kepada tamu mereka. Metode praktikum digunakan untuk membantu menjawab permasalahan-permasalahan siswa serta sebagai cara dalam memberikan atau menjelaskan informasi. Keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif

E : O1 X1 O2

P: O1 O2

Keterangan:

E = Kelas eksperimen, P = Kelas Pembanding O1 = Pre-test, O2 = Post-test

(22)

28

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik TSTS berbasis praktikum dapat diidentifikasi dengan lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Observer diminta untuk mengamati proses pembelajaran, kemudian observer mengisi lembar observasi yang berisikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum. Berdasarkan hasil pengamatan observer, dapat dianalisis keterlaksanaan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum.

2. Minat Belajar

Minat merupakan kecenderungan-kecenderungan subyek menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Dalam penelitian ini, asfek minat yang digunakan sebagai indikator peningkatan minat belajar siswa adalah pemusatan perhatian, keingintahuan, dan kebutuhan. Ketiga asfek minat ini akan dijabarkan dalam pernyataan yang akan direspon oleh siswa dalam sebuah angket/kuisinoer minat belajar siswa. Data angket minat belajar siswa tersebut diolah dengan menjumlahkan seluruh skor siswa tiap aspek yang di amati, dihitung jumlah rata-rata tiap aspek dan diubah ke dalam bentuk presentase hasil penjumlahan skor tersebut. Data angketnya menggunakan skala Likert.

3. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan seluruh kecakapan melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar. Prestasi belajar diukur melalui pre-test dan

post-test berbentuk pilihan ganda terhadap pokok bahasan yang dipelajari,

meliputi jenjang mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3). Untuk melihat peningkatan prestasi belajar maka dilakukan analisis gain yang dinormalisasi.

(23)

29

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian memerlukan alat untuk mengukur variabel. Alat tersebut berupa instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes, lembar observasi, angket, dan dokumentasi.

1. Tes

Dalam penelitian ini, tes yang digunakan dalam bentuk tes obejktif. Tes objektif yang digunakan berbentuk pilihan ganda mengenai materi pesawat sederhana yang terdiri dari 25 soal yang sudah dilakukan uji validitas dan realibitas. Instrumen penelitian berupa tes ini, disusun oleh peneliti dan

di-judgment oleh tiga orang ahli. Dua orang dosen ahli yaitu Parlindungan

Sinaga, Dr., dan Duden Saefuzaman, S.Pd., M.Si, serta satu guru fisika SMP yaitu Shintawati. Instrumen penelitian tes ini terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan terdapat tiga kategori asfek yaitu mengingat (C1),

memahami (C2), dan menerapkan (C3). Tes ini diberikan pada saat

pelaksanaan dari pre-test dan test, dimana soal dari pre-test dan

post-test adalah sama.

2. Lembar Observasi

Instrumen penelitian berupa lembar observasi digunakan peneliti untuk mengidentifiksai keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum. Lembar observasi berbentuk skala Guttman yang diisi oleh observer. Observer terdiri dari dua orang, masing-masing menilai kegiatan guru dan kegiatan siswa saat pembelajaran. Hasil penilaian dari dua observer dianalisis untuk menilai keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Selain itu, lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas psikomotor dan kecakapan bekerjasama siswa yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran koopertaif teknik TSTS berbasis praktikum berlangsung.

3. Angket

(24)

30

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

two stray berbasis praktikum. Data angket minat belajar siswa dapat diolah

dengan menjumlahkan seluruh skor siswa tiap aspek yang di amati, dihitung jumlah rata-rata tiap aspek dan diubah ke dalam bentuk presentase hasil penjumlahan skor tersebut. Data angketnya menggunakan skala Likert. Dalam penelitian ini pernyataan dalam kuisioner terdapat penyataan positif dan pernyataan negatif yang mempunyai bobot nilai berbeda, dapat di lihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skor Pernyataan Positif Skala Likert

Sugiyono (2008) Tabel 3.2 Skor Pernyataan Negatif Skala Likert

SS S TS STS

1 2 3 4

Sugiyono (2008)

Dengan :

SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju 4. Dokumentasi

Dokumentasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh gambaran dilaksanakannya penelitian. Dokumentasi dapat dijadikan bukti dilaksanakannya penelitian.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Penelitian ini menggunakan empat instrumen, yaitu tes, lembar observasi, angket, dan dokumentasi. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian harus dapat mengukur secara tepat sasaran dan dapat dipercaya. 1. Validitas

SS S TS STS

(25)

31

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebuah instrumen dapat digunakan dalam penelitian jika memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel. Validitas adalah tingkat kesahihan instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen dikatakan tidak valid jika validitasnya rendah. Instrumen dengan validitas tinggi dapat digunakan untuk penelitian. Instrumen dengan validitas rendah perlu diperbaiki terlebih dulu sebelum digunakan dalam penelitian. Penghitungan validitas menggunakan korelasi produk momen dengan angka kasar. Rumus yang digunakan adalah:

...Pers. (3.1)

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara X dan Y

= Skor untuk tiap butir soal = Skor total untuk tiap butir soal

= Jumlah peserta tes

Interpretasi validitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.3 berikut (Arikunto, 2012 hlm. 89) :

Tabel 3.3. Tafsiran validitas instrumen

Nilai rxy Kriteria

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Cukup

0,20-0,39 Rendah

0,00-0,19 Sangat Rendah

2. Reliabilitas

(26)

32

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah), relaif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas tes menggunakan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir soal

Interpretasi reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.4 berikut ini (Arikunto, 2012 hlm.89):

Tabel 3.4. Tafsiran reliabilitas instrumen Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,81   1,00 Sangat Tinggi 0,61   0,80 Tinggi 0,41   0,60 Cukup 0,21   0,40 Rendah

0,00   0,20 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal yaitu nilai yang menunjukkan seberapa mudah dan sukar suatu soal. Tingkat kesukaran akan memberikan informasi tentang butir-butir soal yang sukar, sedang, dan mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran, digunakan persamaan:

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran

(27)

33

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Js = Jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran ditunjukkan oleh Tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5. Klasifikasi tingkat kesukaran

Nilai P Tingkat Kesukaran 0,00 < <0,30 Sukar

0,30 < < 0,70 Sedang 0,70 < < 1,00 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk menunjukkan perbedaan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Nilai daya pembeda, selanjutnya disebut sebagai indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.

Penghitungan daya pembeda menggunakan Persamaan 3.4 sebagai berikut:

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda butir soal

Ba = Jumlah kelas atas yang menjawab benar Bb = Jumlah kelas bawah yang menjawab benar Ja = Jumlah peserta tes kelas atas

Jb = Jumlah peserta tes kelas bawah

Kriteria indeks diskriminasi disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6. Kriteria indeks diskriminasi

Nilai indeks Kriteria DP<0,00 Sangat Buruk

0,00-0,20 Buruk

0,20-0,40 Cukup

(28)

34

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,70-1,00 Baik sekali

Untuk mengetahui kualitas instrumen tes, dilaksanakan uji coba instrumen. Uji coba instrumen tes dilakukan terhadap siswa yang sudah belajar pesawat sederhana, yaitu siswa kelas IX. Pertimbangan waktu pelaksanaan ada di pagi hari, dipilihlah siswa kelas IX A SMPN 26 Bandung. Hasil uji coba instrumen tes pesawat sederhana mempunyai validitas item tes nilai yang bervariasi. Nilai-nilai validitas item tes adalah rendah (3 butir soal), cukup (14 butir soal), dan tinggi (8 soal). Secara detail nilai dan kategori validitas item tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7. Nilai dan kategori validitas item tes No

(29)

35

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7. Nilai dan kategori validitas item tes (lanjutan) No

Soal

Validitas Reliablitas Daya Pembeda mengingat (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3)

Tabel 3.8 Jenjang soal tes prestasi belajar

Jenjang Soal Nomor Soal

Mengingat (C1) 1,2,4,5,7,14,,21,22 Memahami (C2) 3,6,8,9,13,15,20,23 Menerapkan (C3) 10,11,12,16,17,18,19,24,25

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui tes, angket, observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data melalui tes berbeda caranya dengan pengumpulan data melalui angket dan observasi serta dokumentasi. Pengumpulan data melalui tes dilakukan dengan memberikan pre-test dan post-test.

(30)

36

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pre-test dilakukan sebelum siswa mendapatkan perlakuan. Tujuannya

adalah memperoleh data awal tentang prestasi belajar fisika siswa. 2. Post-test

Post-test diberikan kepada siswa setelah perlakuan tuntas dilaksanakan.

Tujuannya adalah memperoleh profil akhir tentang prestasi belajar fisika siswa. Selanjutnya, data pre-test dan post-test kedua kelas dijadikan bahan analisis untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan penerapan pembelajaran ceramah interaktif.

Teknik pengumpulan data melalui angket dilakukan dengan memberikan pre-test dan post-test pada kelas eksperimen.

1. Pre-test

Pre-test dilakukan sebelum siswa mendapatkan perlakuan. Tujuannya

adalah memperoleh data awal tentang minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika.

2. Post-test

Post-test diberikan kepada siswa setelah perlakuan tuntas dilaksanakan.

Tujuannya adalah memperoleh profil akhir tentang minat belajar fisika siswa. Selanjutnya, data pre-test dan post-test dijadikan bahan analisis untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika.

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi dilakukan sesuai dengan keperluan penelitian. 1. Observasi

Instrumen yang digunakan dalam observasi ini adalah observasi terstruktur. Lembar observasi dibuat dengan skala Guttman “terlaksana -tidak terlaksana” yang harus diisi observer dalam menilai keterlaksanaan

(31)

37

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disediakan. Observer terdiri dari dua orang yang ditunjuk untuk menilai kegiatan guru dan kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung. selain itu, observasi digunakan untuk melihat aktivitas psikomotor siswa dan kecakapan bekerjasama siswa yang dilihat pada saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum berlangsung. 2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengabadikan kegiatan penelitian dan pembelajaran. Dengan adanya dokumentasi, peneliti dapat menunjukkan bahwa penelitian benar-benar dilaksanakan.

H. Teknik Analisis Data a. Data Skor Tes

Setelah instrumen tes diujikan kepada peserta didik maka diperoleh data hasil tes peserta didik tersebut. Data hasil pre-test masing-masing kelas digunakan untuk menguji Normalitas dan Homogenitas kedua kelas sebelum diberikan treatment. Data hasil post-tes digunakan untuk menguji hipotesis, dengan syarat bahwa kedua kelas sudah normal dan homogen. Selanjutnya, untuk menguji pengaruh pembelajaran dengan menggunakan perbedaan nilai gain yang dinormalisasi dari data hasil

pre-tes dan post-tes masing-masing kelas. Dalam melakukan uji

normaslitas, uji homogenitas, uji hipotesis, dan nilai gain yang dinormalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

(32)

38

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas eksperimen dan kelas pembanding, maka kedua kelas tersebut diuji normalitasnya sebelum diberi treatment. Untuk menguji normalitas dapat dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Langkah-langkah dalam menguji normalitas mengguakan uji Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:

1) Merangkum data seluruuh variabel yang akan diuji normalitasnya. Dalam hal ini data dari hasil pre-tes masing-masing kelas.

2) Menentukan jumlah interval kelas. Jumlah siswa masing-masing kelas berjumlah 36 orang. Dalam gal ini jumlah jumlah kelas intervalnya = 6, karena luas kurva normal dibagi enam, yang masing-masing luasnya adalah: 2,7%; a 13,34%; 33,96%; 33,96%; 13,34%; 2,7%

3) Menentukan panjang kelas interval yaitu: (data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval (6)

4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk memenghitung chi kuadrat 5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Fh) dengan cara

mengalikan presentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.

(33)

39

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum menguji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas kedua kelas. Uji homogenitas ini juga menggunakan data hasil pre-test sebelum pemberian treatment masing-masing kelas. Uji homogenitas varians dengan uji F (Sugiyono, 2013 hlm. 197). Persamaan yang digunakan sebagai berikut:

.... Pers 3.5

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang dan dk penyebut sesuai jumlah (n – 1) kedua kelas. Jika harga F hitung lebih kecil dari F tabel maka kedua kelas homogen, sedangkan jika harga F hitung lebih besar daripada F tabel maka kedua kelas tidak homogen.

c) Uji Hipotesis

Jika kedua kelas sudah normal dan homogen, maka kedua kelas tersebut diberi treatment kemudian data hasil post-tes dianalisis dan uji hipotesis bisa dilakukan. Pengujian hipotesis menggunakan t-test dan terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian. (Sugiyono, 2013 hlm. 197) menjelaskan bila sampel yang digunakan itu berkorelasi/berpasangan, yaitu membandingkan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding , maka digunakan rumus t-test sampel related. Persamaannya sebagai berikut:

(34)

40

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu s2 = simpangan baku kelas pembanding

n1 = jumlah sampel kelas eksperimen

n2 = jumlah sampel kelas pembanding

Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan taraf signifikansi 1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, jika t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel maka H0 diterima.

Tetapi jika t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak.

d) Pengaruh Pembelajaran dengan Nilai Gain yang Dinormalisasi Hasil dari pre-test dan pos-test kemudian dicari besar gain dengan perhitungan sebagai berikut:

G = skor posttest skor pretest ....Pers 3.7

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dan juga pembelajaran ceramah interaktif dicari dengan menghitung rata-rata gain dinormalisasi. Gain dinormalisasi digunakan untuk mengetahui pembelajaran mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap peningkatan hasil prestasi belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi (Hake, 2007 hlm. 8) adalah:

<g> =

Pers 3.8

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9. Interpretasi nilai gain yang dinormalisasi

Nilai <g> Kriteria

<g> ≥ 0,7 Tinggi

(35)

41

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu <g> < 0,3 Rendah

Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi pada kedua kelas dibandingkan, kemudian dibuat kesimpulannya.

b. Data Skor Angket Minat Belajar

Data pengisian angket ini dijadikan bahan analisis untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dalam meningkatkan minat belajar siswa. Angket ini diolah dengan cara menjumlahkan seluruh skor siswa tiap asfek minat yang diamati. Dihitung jumlah rata-rata tiap asfek dan mempersentasekan hasil penjumlahan skor tersebut. Setelah dipresentasekan lalu diklasifikasikan. Klasifikasi persentase untuk skor hasil angket minat belajar diadaptasi dari pedomana penilaian (Arikunto, 1998 hlm. 246).

Tabel 3.10 Klasifikasi persentase untuk skor hasil angket

Hasil pre-test dan post-test tersebut kemudian dibandingkan dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan.

c. Data Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Data pengisian lembar observasi oleh observer digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan dan kesesuaian kegiatan

Persentase Kategori

75% x 100% Baik

55% x 74,99% Cukup

(36)

42

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dari guru dan juga siswa saat pembelajaran di kelas berlangsung dengan RPP yang sudah dibuat. Data lembar observasi dapat dihitung dari jumlah “ya” atau “tidak” pada keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Dengan bobot nilai 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk jawaban “tidak” . Setelah dijumlahkan maka dibagi dengan jumlah seluruh kegiatan, kemudian setelah dihitung kegiatan pembelajaran yang terlaksana maka di persentasekan agar terlihat berapa persen keterlaksanaan kegiatan selama proses pembelajaran baik dari guru maupun siswa. Sehingga dari lembar observasi ini diperoleh dua data yaitu keterlaksanaan kegiatan guru dan keterlaksanaan kegiatan siswa. Dalam menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran baik dari guru maupun siswa, maka digunakan persamaan sebagai berikut :

P (%) =

x 100…

Setelah dihitung dengan persamaan diatas maka hasilnya disesuaikan dengan kategori pada tabel 3.11.

Tabel 3. 11 Interpretasi keterlaksanaan proses pembelajaran

Kategori Keteraksanaan Model (%) Interpretasi

KM=0 Tidak satupun kegiatan terlaksana

0<KM≤25 Sebagaian kecil kegiatan terlaksana

25<KM≤50 Hampir kegiatan terlaksana

KM=50 Setengah kegiatan terlaksana

50<KM≤75 Sebagain besar kegiatan terlaksana

75<KM≤100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM=100 Seluruh kegiatan terlaksana

(37)

43

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung. Data hasil observasi diolah untuk mengatahui presentase jumlah siswa yang memuncukan aktivitas kecakapan bekerjasama pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data observasi ini dapat diolah dengan menggunakan teknik presentase yang tercantum dalam Arikunto (2012) yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% X = ⅀

Keterangan:

%X : persentase jumlah siswa yang memunculkan asfek kecakapan bekerjasama.

⅀ Cuplikan : Jumlah siswa yang memunculkan asfek kecakapan bekerjasama.

⅀ Total yang diharapakan : Jumlah total siswa yang diharapkan memunculkan asfek kecakapan bekerjasama.

Hasil presentase kemunculan aktivitas kecakapan bekerjasama siswa kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.12 Interpretasi kategori keterlaksanaan Kategori keterlaksanaan (%) Interpretasi

0 Tidak ada satupun

1-30 Sebagian kecil

30-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-80 Sebagain besar

81-99 Hampir seluruhnya

(38)

44

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi aktivitas psikomotor siswa yang meliputi: merangkai/menggunakan alat, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, dan membuat laporan hasil penyelidikan. Dianalisis dengan rating

scale kemudian direkapituasi dan dijumlahkan pada skor maing-masing

siswa untuk setiap kategori skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P % = ⅀

d. Dokumentasi

(39)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan secara umum yaitu penerapan pembelajaran kooperatif teknik two

stay two stray (TSTS) berbasis praktikum lebih berpengaruh dalam

meningkatkatkan prestasi belajar fisika siswa SMP pada pesawat sederhana daripada pembelajaran ceramah interaktif dengan metode demonstrasi. Selain itu, penerapan pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum berpengaruh dalam meningkatkan minat belajar fisika siswa. Secara khusus dijelaskan sebagai berikut

1. Proses pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum berjalan dengan baik. Proses pembelajaran dilaksanakan selama dua pertemuan. Rata-rata keterlaksanaan kegiatan guru dan siswa adalah 92,85%.

2. Pembelajaran koopertif teknik TSTS berbasis praktikum dapat memunculkan aktivitas siswa yaitu aktivitas kecakapan bekerjasama dan aktivitas psikomotor siswa. Rata-rata aktivitas kecakapan bekerjasama siswa yaitu 85,05%. Sedangkan untuk rata-rata aktivitas psikomotor siswa yaitu 81,71 %.

3. Pengaruh pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan prestasi belajar fisika siswa. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata skor prestasi belajar siswa kelas VIII A dari hasil post-test sebesar 67,56. Hasil ini lebih besar dari skor rata-rata hasil pre-test sebesar 42,00. Peningkatan setiap jenjang asfek kognitif prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

(40)

67

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pengaruh pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum lebih baik dibandingkan pembelajaran ceramah interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen yaitu 0,44. Sedangkan nilai gain ternormalisasi kelas pembanding yaitu 0,30.

5. Pembelajaran kooperatif teknik TSTS berbasis praktikum dapat meningkatkan minat belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata presentase skor hasil post-test sebesar 75,09% dengan kategori baik. Hasil ini lebih besar daripada rata-rata presentase skor hasil pre-test sebesar 49,37% dengan kategori kurang baik.

B. Saran

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan, model pembelajaran perlu dirancang disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi yang diajarkan. Peneliti mengajukan beberapa saran jika ingin menerapkan praktikum pada model pembelajaran kooperatif teknik TSTS, yaitu:

1. Perlu diinformasikan dulu kepada siswa tentang pembelajaran TSTS dan aturan-aturan dalam pembelajaran.

2. Pembelajaran TSTS memang dirancang untuk 4 orang per kelompok. 3. Guru harus lebih memperhatikan kondisi keberagaman siswa di kelas,

terutama saat kegiatan diskusi dan praktikum berlangsung.

(41)

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik Indonesia

nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdiknas.

S. Nasution (1998), Didaktik Azas-Azas mengajar. Bandung : Jemmars, hlm. 58.

Efendi, U. Dan Praja, JS. (1993), Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa, hlm. 122.

Slameto (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan

Fisika. Jakarta: PT. Grasindo, hlm. 46

Ngalimun (2012), Strategi dan Model Pembelajaran. Kalimantan Selatan: Secripta Cendikia, hlm. 140

Mutadi (2007), Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta: Pusdilkat Tenaga Keagamaan-Depag Bekerjasama dengan Dtbina Widyaiswara Lan RI, hlm. 35-36.

Wena, M. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Lie, Anita (2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia.

Isjoni (2010). Coopertaive Learning. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, hlm. 93-94.

(42)

69

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rustaman, et all. (2003). Diktat Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Alisuf Sabri, M., Drs., (1995) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, hlm. 84

Syah, Muhibin (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah, S. Bahri (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Loekamto, L.J.T (1994). Belajar Bagaimana Belajar. Salatiga: BPT Gunung Mulya

Ratnaningdiyah, Dwi (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD melalui praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar fisika siswa di SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Tahar, F. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee dan Pengajaran

Langsung Terhadap Prestasi Belajar Pembiasan Cahaya Dikaitkan dengan Konsep Diri Siswa SMP. Tesis Magister pada Program

Pascasarjana UPI Bandung: Tidak Diterbtkan.

Sudjana, N. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Ihsan, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Koopertaif Teknik TSTS untuk

Meningkakan Aktivitas dan Prestasi Belajar Fisika Siswa (Skripsi

FPMIPA UPI ed). Bandung: Tidak Diterbitkan

Nurhayati, D. S. (2011). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay

Two Stray Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA Kelas X (Skripsi FPMIPA UPI ed) Bandung: TIdak

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2009). How To Design And Evaluate Research

(43)

70

Erik Adi Subagja, 2015

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: cv. Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

V. Jakarta: Rineka Cipta.

Bodner, G.M. (1986). Constructivism: A Theory Of Knowledge. Journal of Chemical Education.

Anderson, L.W. & Krathwolt, DR. (2001). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Gambar

Gambar 3.1 Desain penelitian Nonequivalent Contol Group Design
Tabel 3.1 Skor Pernyataan Positif Skala Likert
Tabel 3.3. Tafsiran validitas instrumen
Tabel 3.4. Tafsiran reliabilitas instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Museum Banda Aceh yang terletak di Jalan .S.A.Mahmudsyah no.12, Banda Aceh. Universitas

Penulis mencoba menerapkan metode penugasan pada masalah penempatan karyawan berdasarkan waktu penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan Djati Jepara Furniture, sebagai

Pengaruh Pembelajaran PKn Melalui Project Citizen Terhadap Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) Dalam Mengembangkan Nilai-nilai Antikorupsi .... Pengaruh Pembelajaran

Untuk mengetahui berapa jumlah persediaan beras Perum Bulog di tahun berikutnya, maka pada PI ini dilakukan peramalan berdasarkan data persediaan beras yang sudah diolah oleh

Judul Skripsi : Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Mandailing di Padang Lawas kajian Semiotik.. Penelitian ini menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Ferdinand

Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat diasumsikan bahwa pengembangan nilai-nilai antikorupsi melalui Project Citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang

Dalam analisis ini dibahas lima dimensi penentu kualitas jasa yang mempengaruhi konsumen yang terdiri dari analisa keandalan, adalah kemampuan untuk melaksanakan jasa yang