• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA UNGARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA UNGARAN."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

KETERAMPILAN KOMPUTER DAN

PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI)

SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN

SMK WIDYA PRAJA

UNGARAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Nur Wahyu Agus Setianingsih 7101406017

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 24 September 2010

Penguji Skripsi,

Nina Oktarina, S.Pd, M.Pd. NIP. 1978 1007 2003 12 2 002

Anggota I Anggota II

Drs. Marimin, M.Pd Drs. Partono

NIP. 1952 0228 1980 03 1 003 NIP. 1956 0427 1982 03 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Senin

Tanggal : 6 September 2010

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Marimin, M.Pd Drs. Partono

NIP. 1952 0228 1980 03 1 003 NIP. 1956 0427 1982 03 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Drs. Sugiharto, M.Si

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2010

Nur Wahyu Agus Setianingsih NIM. 7101406017

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Tak ada yang tak mungkin sebelum di coba, ada tindakan ada jalan.

Persembahan untuk :

1. Orang tuaku tercinta (Bapak Sukarno dan Ibu Murniah) 2. Kakak-kakakku tersayang 3. Teman-temanku prodi Pend.

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Studi Strata I (satu) gelar Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran pada Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Dra. Marimin, M.Pd, dosen pembimbing I yang sabar dalam memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Partono, dosen pembimbing II yang sabar dalam memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.

6. Nina Oktarina, S.Pd.,M.Pd., dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

7. Drs. H. Eko Sutanto, Kepala SMK Widya Praja Ungaran yang telah memberikan ijin penelitian.

(7)

vii

9. Nitasari Titah Rahayu, S.Kom., guru mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) yang telah membantu dalam penelitian. 10. Seluruh siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu

sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah S.W.T dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, September 2010

(8)

viii

SARI

Setianingsih, Nur Wahyu Agus. 2010. ”Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”. Skripsi. Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Marimin, M.Pd. Pembimbing II. Drs. Partono

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Metode Belajar, Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Prestasi belajar dipengaruhi di antaranya oleh motivasi dan metode belajar. Kenyataan di SMK Widya Praja Ungaran memiliki indikasi motivasi belajar yang tinggi dan metode belajar yang baik tetapi masih ada 78,48% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ”Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”.

Permasalahan yang dikaji penelitian ini : (1) Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, (2) Adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa, (3) Seberapa besar pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini : (1) mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa (2) mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa, dan (3) mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa secara parsial dan simultan.

Populasi penelitian ini berjumlah 79 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.

Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan motivasi belajar termasuk tinggi dengan persentase 72,18%, metode belajar termasuk baik dengan persentase 71,72%. Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan Y = -2,319 + 0,383 X1 + 0,455 X2.

Uji t diperoleh thitung 3,099> 1,99 = ttabel untuk variabel motivasi belajar, yang berarti

bahwa adanya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel metode belajar dengan uji t diperoleh thitung 3,823 > 1,99 = ttabel yang berarti bahwa

adanya pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan hasil uji F diperoleh Fhitung = 23,697 > F tabel = 3,116 pada tingkat nilai probabilitas 0,000 ≤ α

(0,05) yang berarti bahwa adanya pengaruh antara motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh parsial variabel motivasi belajar sebesar 11,22 % dan variabel metode belajar sebesar 16,16 %. Sedangkan besarnya pengaruh simultan motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa adalah 36,8% dan sisanya 63,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis... 6

1.4.2 Manfaat Praktis... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1Tinjauan Tentang Belajar ... 7

2.1.1Pengertian Belajar ... 7

2.1.2Teori-Teori Belajar ... 8

2.1.3Prinsip-Prinsip Belajar ... 12

2.2Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 13

2.2.1Pengertian Prestasi Belajar ... 13

2.2.2Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 14

2.3Tinjauan tentang Kompetensi Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)... 16

(10)

x

2.4.1Pengertian Motivasi... 17

2.4.2Teori-Teori Motivasi... 19

2.4.3Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 23

2.4.4Bentuk-Bentuk Motivasi... 25

2.4.5Jenis Motivasi Belajar... 27

2.5Tinjauan Tentang Metode Belajar... 29

2.5.1. Pengertian Metode Belajar... 29

2.5.2. Cara Belajar yang Efektif... 32

2.6Penelitian Terdahulu Yang Relevan... 35

2.7Kerangka Berpikir ... 36

2.8Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1Populasi Penelitian ... 41

3.2Variabel Penelitian ... 41

3.2.1Variabel Bebas atau Variabel Independen (X) ... 42

3.2.2Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y) ... 43

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3.1Angket atau kuesioner ... 43

3.3.2Observasi ... 44

3.4Pengujian Alat Pengumpul Data ... 44

3.4.1Validitas ... 44

3.4.2Reliabilitas ... 47

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 48

3.5.1Analisis Deskriptif Persentase ... 48

3.5.2Analisis Regresi Linier Berganda... 50

3.5.3Uji Hipotesis ... 51

3.5.3.1 Uji Parsial (Uji t) ... 51

3.5.3.2 Uji Simultan (Uji F) ... 52

3.5.4Koefiesien Determinasi (R2) ... 53

3.5.5Uji Asumsi Klasik (Uji Prasyarat) ... 55

(11)

xi

3.5.5.2 Uji Multikolinieritas ... 56

3.5.5.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Gambaran Umum SMK Widya Praja Ungaran ... 58

4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian... 59

4.1.2.1. Variabel Motivasi Belajar (X1)... 59

4.1.2.1.1. Tekun Menghadapi Tugas... 60

4.1.2.1.2. Tidak Mudah Putus Asa... 62

4.1.2.1.3. Suka Bekerja Keras dan Mandiri... 63

4.1.2.1.4. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah.. 64

4.1.2.2. Variabel Metode Belajar (X2)... 65

4.1.2.2.1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya... 67

4.1.2.2.2.Membaca dan Membuat Catatan... 68

4.1.2.2.3.Mengulangi Bahan Pelajaran... 69

4.1.2.2.4. Konsentrasi... 70

4.1.2.2.5. Mengerjakan Tugas... 72

4.1.2.3. Variabel Prestsai Belajar KKPI (Nilai UAS KKPI).. 73

4.1.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 74

4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 75

4.1.4.1 Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial) ... 75

4.1.4.2 Hasil Uji F (Pengujian Secara Simultan) ... 77

4.1.4.3 Koefisien Determinasi Parsial... 79

4.1.4.4Koefisien Determinasi Simultan ... 79

4.1.5. Uji Asumsi Klasik... 80

4.1.5.1. Uji Normalitas Data... 80

4.1.5.2. Uji Multikolonieritas... 82

4.1.5.3. Uji Heteroskedastisitas... 83

4.2. Pembahasan... 85

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai UAS KKPI Siswa Kelas X AP Tahun Ajaran 2009/2010 ...2

3.1 Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar...46

3.2 Hasil Uji Coba Angket Metode Belajar...46

3.3 Kriteria dan Interval Presentase Pervariabel...50

4.1 Distribusi Variabel Motivasi Belajar...59

4.2 Distribusi Tekun Menghadapi Tugas...61

4.3 Distribusi Tidak Mudah Putus Asa...62

4.4 Distribusi Suka Bekerja Keras dan Mandiri ...63

4.5 Distribusi Senang Mencari dan Memecahkan Masalah...64

4.6 Distribusi Variabel Metode Belajar...66

4.7 Distribusi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya...67

4.8 Distribusi Membaca dan Membuat Catatan...68

4.9 Distribusi Mengulangi Bahan Pelajaran...69

4.10 Distribusi Konsentrasi...71

4.11 Distribusi Mengerjakan Tugas...72

4.12 Distribusi Variabel Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI...73

4.13 Regresi Linier Berganda...74

4.14 Uji t (Uji Secara Parsial)...76

4.15 Uji F ( Uji Secara Simultan)...78

4.16 Koefisien Determinasi Parsial (Uji r2)...79

4.17 Koefisien Determinasi Simultan (Uji R2)...80

4.18 Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov Smirnov (KS)...81

4.19 Uji Multikolinieritas...83

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ... 39

4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Motivasi Belajar...60

4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tekun Menghadapi Tugas...61

4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tidak Mudah Putus Asa...63

4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Suka Bekerja Keras dan Mandiri....64

4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Senang Mencari dan Memecahkan Masalah...65

4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Metode Belajar...66

4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya...68

4.8 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Membaca dan Membuat Catatan...69

4.9 Diagram Batang Peskriptif Persentasi Mengulangi Bahan Pelajaran...70

4.10 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Konsentrasi...71

4.11 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Mengerjakan Tugas...73

4.12 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tentang Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI...74

4.13 Uji Normalitas Pada Grafik Normal P-P Plot...82

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Pengantar Angket Penelitian ... 96

2 Kisi- Kisi Instrumen Penelitian ... 97

3 Instrumen Penelitian ...98

4 Perhitungan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...105

5 Deskriptif Persentasi Variabel Motivasi Belajar ...109

6 Deskriptif Persentasi Variabel Metode Belajar ...112

7 Deskriptif Prestasi belajar KKPI...115

8 Hasil Uji Asumsi Klasik (Uji Prasyarat) ...117

9 Analisis Regresi Linier Berganda...120

10 Pengujian Hipotesis ...121

11 Rekapitulasi Nilai KKPI Semester I Siswa Kelas X AP...123

12 Surat Keterangan Telah Penelitian dari SMK Widya Praja Ungaran...125

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Penguasaan komputer dan kemampuan mengelola informasi merupakan suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa-siswa SMK. Oleh karena itu sejak tahun 2004, pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) disertakan dalam kurikulum SMK hingga sekarang ini. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor intern (dari dalam diri) subjek belajar, faktor ekstern (dari luar diri) subjek belajar dan faktor pendekatan belajar. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah motivasi dan metode belajar siswa.

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. (Sardiman 2007:40)

(17)

yang masih belum mencapai hasil yang maksimal. Rata-rata nilai UAS masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 6,00.

Adapun data nilai UAS KKPI siswa kelas X AP :

Tabel 1.1 Nilai UAS KKPI Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran Tahun Ajaran 2009/2010

Kelas Nilai rata-rata kelas

Nilai di bawah 6,00

Nilai di atas 6,00

Jumlah siswa

XAP 1 5,0 33 7 40

X AP 2 5,1 29 10 39

Jumlah 62 17 79

Sumber : Guru Mata Diklat Adaptif KKPI SMK Widya Praja Ungaran

Nilai yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMK Widya Praja Ungaran untuk mata pelajaran KKPI adalah sebesar 6,00. Jadi berdasarkan data di atas, hanya terdapat 21,52% siswa yang telah memenuhi KKM sedangkan sisanya 78,48% siswa belum tuntas.

Motivasi belajar siswa dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan dalam pelajaran KKPI terlihat baik, terbukti dengan antusiasme mereka dalam mengerjakan quiz yang diberikan oleh guru, dengan cepat dan sungguh-sungguh mereka berlomba-lomba menyelesaikannya secara benar. Demikian pula motivasi yang diberikan guru kepada siswa juga baik, hal ini terbukti dari wawancara dengan beberapa siswa. Ketika siswa memiliki kesulitan dalam mengerjakan latihan KKPI di sekolah, guru tersebut selalu membantu dengan memberikan penjelasan dan contoh hingga siswa tersebut mengerti. Selain itu, guru juga

(18)

menyusun dan memberikan modul khusus sehingga mudah dipelajari siswa, dan dengan sabar menjawab setiap pertanyaan siswa.

Slameto (2003:239) mengemukakan bahwa “motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar”. Ini merekomendasikan bahwa siswa harus menggunakan strategi motivasi untuk sukses dalam belajar. Guru juga harus mendorong siswa untuk menjadi pelajar yang aktif dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memunculkan motivasi mereka dan penggunaan strategi motivasi dalam belajar. Hal ini akan membantu keberhasilan siswa dalam belajar.

Demikian pula dengan metode belajar yang merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Menurut Nasution (2000:49) mengemukakan bahwa “banyak murid atau mahasiswa gagal atau tidak memberi hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif dan efisien”.

(19)

terlebih dahulu selanjutnya langsung mempraktekannya agar tidak mengalami kesulitan. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA UNGARAN ”

1.2.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran?

2. Adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran?

(20)

1.3.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara motivasi belajar dan metode belajar baik secara simultan maupun parsial terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya kompetensi KKPI

(21)

a. Bagi Siswa

Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar dan menerapkan metode-metode belajar yang efektif khususnya pada kompetensi KKPI

b. Bagi Guru

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap KKPI dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.

d. Bagi Peneliti

(22)

7

BAB II

LANDASAN TEORI PENELITIAN

2.1.

Tinjauan Tentang Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi manusia yang berimplikasi pada perubahan perilaku mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Tentunya perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

Banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang belajar, di antaranya adalah Skinner dalam Faturrohman dan Sobry (2007:5), menuliskan “belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Selain itu, Hilgard dan Bower dalam Faturrahman dan Sobry (2007:5) mengemukakan “belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu” .Yang dimaksud perubahan tingkah laku tersebut bukan merupakan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seorang seperti kelelahan dan pengaruh obat.

(23)

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Sedangkan M. Sobry dalam Faturrahman dan Sobry (2007:5) mempunyai pandangan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas psiko-fisik tertentu sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dapat diwujudkan dalam perilaku seperti menulis, membaca, berhitung, atau kombinasi dari berbagai tindakan. Tentunya tidak semua perubahan tingkah laku termasuk kategori belajar, seperti perubahan fisik, mabuk, keadaan gila, dan sebagainya. Orang yang tadinya tidak tahu, setelah belajar menjadi tahu dan dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya.

2.1.2 Teori-teori belajar

(24)

Adapun penjelasan dari beberapa teori tentang belajar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Teori ini menegaskan bahwa jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Di mana masing-masing daya tersebut dapat dilatih dengan menggunakan berbagai cara atau bahan untuk memenuhi fungsinya. Contohnya untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing. Dalam hal ini yang terpenting bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan dari daya-daya tersebut.

b. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Menurut teori ini, keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian/unsur-unsurnya. Belajar adalah berawal dari pengamatan. Maka pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Tingkat mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan insight.

c. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Teori Ilmu jiwa asosiasi berpedoman bahwa keseluruhan itu sebenarnya merupakan penjumlahan dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Sardiman (2007:33) menuliskan “dari aliran ini ada dua teori yang terkenal, yakni Teori Konektionisme dari Thorendike dan Teori Conditioning dari Pavlov”.

(25)

1) Teori Konektionisme

Dalam teori ini, belajar merupakan pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Jika sering dilatih maka akan terbentuk suatu koneksi yang kuat antara stimulus dan respons. Jadi, latihan yang terus menerus dapat menjadikan hubungan antara stimulus dan respons itu akan terbiasa dan semakin erat. 2) Teori Conditioning

Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda. Sebagai contoh, siswa mendengar lonceng, kemudian berkumpul.

“Di samping teori-teori tersebut, penting juga diketahui mengenai Teori konstruktivionisme”. (Sardiman 2007:37). Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan kita itu adalah konstruksi kita sendiri. Jadi, pengetahuan bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Inti dari teori konstruktivisme adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.

(26)

Daryanto (2009:11) mengemukakan berbagai teori belajar lainnya, namun dalam uraian berikut ini dibatasi hanya yang sekiranya relevan yaitu “Teori Belajar menurut J. Burner dan Teori belajar dari R. Gagne”. Adapun penjelasnnya adalah sebagai berikut :

a) Teori Belajar menurut J. Burner

Teori belajar Burner ini mementingkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan dalam belajar. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discover learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru. Hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula.

b) Teori belajar dari R. Gagne

Gagne dalam Daryanto(2009:13) memberikan dua definisi belajar yaitu : (1). Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

(2). Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi.

Gagne menyatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dibagi menjadi 5 kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu keterampilan motoris (motor skill), informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif dan sikap. (Gagne dalam Daryanto 2009: 14) Untuk penjelasan dari lima ketegori tersebut dapat di uraikan sebagai berikut ini: a) Keterampilan motoris (motor skill)

(27)

b) Informasi verbal

Informasi verbal disimpulkan sebagai kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Segala sesuatu dapat dijelaskan oleh individu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya.

c) Kemampuan intelektual

Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang berentangan mulai dari kemahiran bahasa sederhana, kemehiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa, dan kegiatan ilmiah. Kemampuan belajar dengan inilah yang disebut dengan kemampuan intelektual.

d) Strategi kognitif

Strategi kognitif ini dapat diartikan sebagai keterampilan internal yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus agar hasilnya optimal.

e) Sikap

(28)

2.1.3. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Daryanto (2009:27) “calon guru seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip-prinsip bisa dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual”. Adapun prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan Daryanto (2009:27) antara lain sebagai berikut :

a. Dalam belajar setiap sisiwa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.

b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

c. Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.

d. Belajar itu proses kontinu maka harus bertahap menurut perkembangannya.

e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.

Jadi, inti dari prinsip belajar sesungguhnya adalah melibatkan siswa dalam proses perumusan tujuan belajar, membantu siswa merancang pengalaman belajar dan secara terus-menerus menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar serta mengetahui cara-cara mempelajari bidang-bidang pengetahuan dengan menggunakan teknik tertentu yang bermakna dan terpadu agar dapat menerapkan hasil belajar ke dalam dunia nyata.

2.2. Tinjauan tentang prestasi belajar

2.2.1. Pengertian prestasi belajar

(29)

Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar KKPI merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru KKPI.

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Muhibbin (2007:132-133) mengatakan,

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di bedakan menjadi tiga macam :

1) Faktor internal siswa, meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis 2) Faktor eksternal siswa, meliputi lingkungan sosial dan lingkungan

nonsosial

3) Faktor pendekatan belajar

Penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal siswa a. Aspek fisiologis

(30)

b. Aspek psikologis 1) Intelegensi siswa

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

2) Sikap siswa

Sikap merupakan gejala internal yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun secara negatif.

3) Bakat Siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

4) Minat siswa

Minat berarti suatu rasa ketertarikan/kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

5) Motivasi siswa

(31)

2. Faktor eksternal siswa a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Yang juga termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar siswa.

b. Lingkungan nonsosial

Beberapa yang ang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas. Pabrik-pabrik yang didirikan di sekitar sekolah dapat menimbulkan kebisingan di dalam kelas.

3. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan dalam belajar dapat dipahami sebagai segala cara/metode, pola dan prosedur yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar.

2.3. Tinjauan tentang Kompetensi Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)

(32)

Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) sebagai salah satu mata pelajaran di SMK perlu diperkenalkan, dipraktikkan, dan dikuasai siswa sedini mungkin sehingga siswa dapat beradaptasi dengan dunia kerja.

Ruang lingkup mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dimulai dari dasar-dasar teori, keterampilan komputer dasar sampai menengah sesuai dengan kebutuhan masing-masing jurusan yang ada.

Adapun materi pokok pelajaran KKPI di SMK adalah: 1. Mengoperasikan komputer antara lain:

a. Menghubungkan seluruh komponen-komputer dengan kabel penghubung sehingga dapat dihidupkan/dinyalakan dan dapat berfungsi.

b. Membuka dan menutup/mematikan program aplikasi pengolah kata, pengolah angka/bilangan, dan pembuat paparan

2. Mengelola informasi antara lain: a. Menetukan kebutuhan informasi

b. Mencari, mengelompokkan, mengklasifikasikan, menyimpan informasi c. Mengambil kembali informasi tersebut

d. Mengemas menjadi informasi baru dalam bentuk tulisan e. Menyusun menjadi bahan paparan

f. Memaparkan dan mempresentasikan informasi g. Melakukan koneksi ke internet

(33)

2.4 Tinjauan tentang motivasi belajar 2.4.1. Pengertian Motivasi

Kata “motif “, diartikan sebagai suatu daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. “Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”. (Sardiman 2007:73).

Suryabrata dalam Djaali (2006: 101) mendefinisikan “motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan”. Sedangkan menurut Gates dalam Djaali (2006: 101) mengemukakan,

Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi juga merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.

(34)

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Jadi dalam pengertian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahamannya.

Gamon (2001) dalam jurnalnya Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles and Achievement menuliskan :

The students enjoyed the convenience and self-controlled learning pace and were motivated by competition and high expectations in web-based learning. Motivation was the significant factor that explained more than one-fourth of student achievement. (...Motivasi merupakan faktor penting yang menjelaskan lebih dari seperempat dari prestasi siswa).

Pada kenyataannya motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Seperti dikemukakan Lai (2005) dalam jurnalnya Relationship Among Intrinsic Motivation, Achievement Goals and Study

Strategies of HongKong Chinese Secondary Students menuliskan :

Research has pointed out that motivational orientations influence the study strategies students adopt and subsequently influence academic achievement. While achievement goals emphasize the ways in which students think about themselves in learning, intrinsic motivation reflects students’ engagement in learning for its own sake. Both have impact on learning strategy and achievement. (Penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi strategi mempengaruhi motivasi belajar siswa, mengadopsi dan kemudian mempengaruhi prestasi akademik....)

2.4.2. Teori-teori Motivasi

(35)

a. Teori Behavioral

Inti dari teori ini adalah bahwa motivasi merupakan produk dari penguatan. Siswa diperkuat untuk belajar (seperti mendapat nilai terbaik dari guru) akan termotivasi untuk belajar, sebaliknya bagi siswa yang tidak mendapatkan penguatan dalam belajar maka siswa itu tidak akan termotivasi untuk belajar. b. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

(1) Fisiologis

(2) Keamanan, keselamatan dan perlindungan (3) Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki

(4) Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi

(36)

c. Teori Disonansi

Teori ini dikemukakan oleh Festinger yang menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang sangat kuat. Siswa akan mengalami tekanan dan keidaknyamanan apabila keyakinan dan nilai yang dipegang berlawanan dengan perilaku yang tidak konsisten.

d. Teori Kepribadian

Dalam teori ini motivasi dapat diterapkan pada perilaku di berbagai situasi. Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang stabiluntuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu.

e. Teori Atribusi

Asumsi utama teori atribusi adalah bahwa seseorang akan berupayamepertahankan citra diri yang positif. Oleh karena itu apabila terjadi sesuatu yang baik maka anak itu akan mengatribusikannya pada usaha atau kemampuannya sendiri.

Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, Akhmad Sudrajat (2008) mengatakan bahwa “untuk memahami tentang motivasi kita akan bertemu dengan teori harapan dan teori motivasi berprestasi”. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:

f. Teori Harapan

(37)

tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut. Seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik.

g. Teori Motivasi Berprestasi

Teori motivasi berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk berprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Menurut teori yang diciptakan Mc Clelland ini, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi. Esensi dari motivasi berprestasi adalah bahwa siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila mengalami kegagalan, mereka akan berusaha keras mencapai keberhasilan dan cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas-tugas belajar di sekolah. Tizzi Maharani (1996) dari segi kognisi dan konasi dapat dikemukakan ciri-ciri individu yang termotivasi menurut teori ini yaitu :

a. menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin b. bekerja tidak atas dasar untung-untungan (gambling);

c. berfikir dan berorientasi ke masa depan dengan berusaha mengantisipasi hasil kerjanya secara logik;

d. lebih mementingkan prestasi ketimbang upah yang akan diterimanya; e. realistik menilai dirinya

(38)

g. cenderung berorientasi ke dalam (inner orientation) kendati cukup tanggap terhadap stimulasi lingkungan

h. bersemangat, bekerja keras dan penuh pitalitas;

i. tidak gampang menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin;

j. tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya;

k. dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia menjalankan petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya;

l. lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang untuk berkreasi, bukan yang monoton

Jadi wajar jika ditemukan siswa-siswa yang berlainan intensitas dan cara dalam menyelesaikan tugasnya. Ada yang amat giat untuk mencapai sukses, ada yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah. 2.4.3. Ciri-ciri motivasi belajar

Menurut Sardiman (2007:83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

(2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

(3). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).

(4). Lebih senang bekerja sendiri

(5). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

(6). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

(7). Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu) (8). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

(9). Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

(39)

berhasil menguasai materi dan menyelasikan pekerjaannya, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut telah memiliki motivasi dalam belajar.

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

Seringkali siswa dihadapkan dengan berbagai masalah dari hal-hal yang dipelajarinya akibat kurang dapat mencerna dengan baik materi pelajaran yang ada. Hal ini tentu akan membebani siswa apalagi dengan ditentukannya standar kompetensi yang harus dipenuhi. Bagi siswa yang termotivasi, hal ini bukan menjadi penghalang keberhasilannya, karena setelah ia menyadari kemampuannya, ia akan semakin tertantang dan terus percaya diri mempelajari setiap titik kesulitan yang perlu ia sempurnakan.

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). Manusia secara alami mempunyai ketertarikan terhadap sesuatu hal. Namun, dalam proses belajar mengajar yang termotivasi adalah apabila siswa sebagai individu yang mempelajari berbagai ilmu pengetahuan tertarik tidak hanya pada satu aspek pengetahuan melainkan juga terhadap banyak aspek atau masalah yang kompleks yang tidak lain untuk menunjang pengembangan wawasannya.

4. Lebih senang bekerja mandiri.

Memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri (tanpa bergantung pada orang lain) mengindikasikan bahwa seseorang tersebut telah memiliki semangat dalam mengerjakan sesuatu.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

(40)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu)

Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya kalau ia sudah yakin dan dipandangnya secara rasional.

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

Ketika sesuatu telah diyakini oleh siswa, maka bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat, ia akan memegang teguh apa yang diyakininya.

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Siswa harus peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.

2.4.4. Bentuk-bentuk motivasi

Sardiman (2007:92-96) mengemukakan,

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah, yaitu :

1) Memberi angka 2) Hadiah

3) Saingan atau kompetisi 4) Ego-involvement 5) Memberi ulangan 6) Mengetahui hasil 7) Pujian

8) Hukuman

9) Hasrat untuk belajar 10) Minat

11) Tujuan yang diakui

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1) Memberi angka

(41)

2) Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3) Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

5) Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. Ulangan berfugsi untuk mengevaluasi atau mengukur tingkat pencapaian belajar siswa.

6) Mengetahui hasil

(42)

7) Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.

10) Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

11) Tujuan yang diakui

(43)

2.4.5. Jenis motivasi belajar

Menurut Sardiman (2007:89-90) “ada berbagai jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Penjelasan jenis-jenis motivasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang ada dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan bersumber dari pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.

Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri. Misalnya adalah siswa belajar dengan membaca-baca buku, mempraktekkan ilmu, bertanya-tanya kepada orang-orang yang dianggapnya mengerti, karena memang betul-betul ingin mendapatkan pengetahuan, nilai, dan keterampilan ,tidak untuk tujuan lain. Berkaitan dengan ini dalam jurnalnya, Lai (2005) menyebutkan :

Intrinsic motivation is often reflected in students’taking initiative in engaging in learning activities rather than being pushed along by the teachers.Much research findings have pointed out the importance of intrinsic motivation in academic setting..(Motivasi intrinsik sering tercermin dalam siswa mengambil inisiatif dalam melakukan kegiatan belajar bukannya didorong oleh guru-guru.Banyak hasil penelitian telah menunjukkan pentingnya motivasi intrinsik dalam pengaturan akademik....).

2. Motivasi Ekstrinsik

(44)

karena akan ada ujian pada pagi harinya dengan harapan mendapat hadiah dari orang tuanya dan dipuji hasilnya oleh teman-temannya.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah :

1) Tekun menghadapi tugas 2) Tidak mudah putus asa

3) Suka bekerja keras dan mandiri 4) Senang memecahkan masalah

2.5. Tinjauan tentang metode belajar

2.5.1. Pengertian Metode Belajar

Slameto (2003:82) mengemukakan bahwa,

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Jadi metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui dalam rangka mencapai tujuan dalam belajar, yakni berupa pendekatan-pendekatan yang berkesinambungan bersifat rutin dan kontinu untuk meraih prestasi belajar yang optimal serta efektif dan efisien. “Kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar antara lain yaitu : (1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, (2) Membaca dan membuat catatan (3) Mengulangi bahan pelajaran (4) Konsentrasi (5) Mengerjakan tugas”. (Slameto 2003:82)

(45)

1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya

Seorang siswa perlu merencanakan dan mendesain skenario belajar yang akan dilaksanakan dengan mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur/disiplin. Hal yang mutlak dilakukan agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil. Cara yang dapat ditempuh untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut:

a) Memperhitungkan waktu-waktu yang tersedia setiap hari dan menentukan waktu setiap hari dari mulai bangun tidr hingga tidur kembali untuk keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain

b) Menetapkan urutan-urutan yang harus dipelajari sesuai jenis-jenis mata pelajarannya

c) Memanfaatkan waktu-waktu luang mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik dan tak perlu ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar

Cara lain untuk membuat jadwal adalah dengan membuat daftar aktivitas pada setiap harinya dan merincinya sebagai berikut :

Jika dalam sehari ada 24 jam, maka 24 jam ini digunakan untuk :

Tidur : ±8 jam

Makan, mandi, olahraga : ±3 jam Urusan pribadi dan lain-lain : ±3 jam Sisanya untuik belajar : ±10 jam

(46)

2. Membaca dan membuat catatan (merekam kata dengan tulisan)

Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan sendiri. Jadi biasakanlah untuk mencatat hal-hal yang penting, dan bukan memfotokopi dari teman.

Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SQR4 atau Survey (meninjau), Question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), Recite (menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali).. Dalam membuat catatan sebaiknya tudak semua yang dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca/dipelajari.

3. Mengulangi bahan pelajaran

Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca. Mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari merupakan cara yang dapat ditempuh dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya, dengan harapan agar yang dipelajari tetap tertanam di dalam pikiran.

4. Konsentrasi

(47)

konsentrasi pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. 5. Mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Agar siswa berhasil dalam belajanya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian.

2.5.2. Cara belajar yang efektif

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Nasution (2000:50-57) mengemukakan mengenai beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan tentang cara-cara belajar yang baik sebagai berikut :

a. Keadaan jasmani

b. Keadaan emosional dan sosial c. Memulai pelajaran

d. Membagi pekerjaan e. Adakan kontrol

f. Pupuk sikap yang optimis g. Waktu bekerja

h. Buatlah suatu rencana kerja i. Menggunakan waktu j. Belajar keras tidak merusak k. Cara mempelajari buku

l. Mempertinggi kecepatan membaca m.Jangan membaca belaka

(48)

Berikut adalah ulasan mengenai beberapa di antara hal yang penting untuk diperhatikan dalam cara-cara belajar yang telah disebutkan di atas yang relevan dengan mata pelajaran KKPI:

1. Memulai pelajaran

Pada waktu permulaan pelajaran sering dirasakan kelambanan, keengganan bekerja. Kalau perasaan itu kuat, pelajaran sering diundur-undurkan, malahan ditunda. Kelambanan itu dapat kita atasi dengan suatu perintah kepada diri kita sendiri untuk memulai pekerjaan itu tepat pada waktunya.

2. Membagi pekerjaan

Dengan semboyan “devide et impera” “bagi dan kuasai” kita dapat menyelesaikan pekerjaan yang banyak, yakni dengan membagi pekerjaan dalam bagian-bagian yang dapat diselesaikan.

3. Adakan kontrol

Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai. Hasil baik menggembirakan. Kalau hasilnya kurang baik, akan nyata kekurangan-kekurangan yang memerlukan latihan khusus.

4. Pupuk sikap yang optimis

Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi akan meningkat dank arena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan sesempurna mungkin.

(49)

Rencana kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga pelajaran benar-benar mungkin kita selesaikan. Lebih baik kita tentukan waktu yang agak banyak untuk sesuatu tugas daripada menetapkan waktu yang terlampau sempit, sehingga besar kemungkinan kita akan mengalami kegagalan dalam menyelesaikannya.

6. Menggunakan waktu

Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh bukan berarti diburu-buru oleh waktu, melainkan bekerja tenang, teliti, dan penuh konsentrasi. 7. Belajar keras tidak merusak

Belajar yang merusak adalah menggunakan waktu tidur untuk belajar. Mengurangi waktu istirahat akhirnya akan merusak badan. Belajar sungguh-sungguh selama 2-4 jam sehari dengan teratur sudah cukup untuk member ihasil yang memuaskan.

8. Jangan membaca belaka

Membaca bukanlah sekedar mengetahui kata-katanya, akan tetapi mengikuti jalan pikiran si pengarang. Setelah kita baca satu bagian, kita harus dapat mengatakannya kembali dengan kata-kata sendiri sambil merenungkan isinya secara kritis dan membandingkannya dengan apa yang telah kita ketahui. 9. Cegah “cramming

(50)

sehingga mereka diburu-buru waktu. Inilah yang disebut “cramming” yaitu “kekejangan” seperti yang dialami perenang yang terlampau letih. Hal ini harus segera dihindari karena sangat tidak efektif karena otak bukan lah mesin yang bisa diforsir dengan beban kerja yang berlebihan.

10. Membuat catatan

Membuat catatan memerlukan pemikiran, jadi tidak sama dengan menyalin. Catatan itu harus merupakan outline atau rangkuman yang memberi gambaran tentang garis-garis besar daripada pelajaran itu. Gunanya adalah untuk membantu kita mengingat pelajaran.

2.6. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian ini antara lain ialah sebagai berikut :

1. Penelitian Novita Rusliana (2008) mengenai lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas II program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Gatra Praja Pekalongan, diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Sumbangan lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI masing-masing sebesar 35,8 % dan 20%. Secara simultan pengaruh lingkungan keluarga dan cara belajar terhadap prestasi belajar KKPI sebesar 56,2 %.

2. Penelitian Zulfatun Nisak. (2009) mengenai Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi SMK

(51)

belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil analisis dari variabel kebiasaan belajar dengan hasil uji t sebesar 4,340 dengan taraf signifikasi 0,000 yang lebih kecil dari pada t sig = 0,05 dan dari hasil analisis variabel motivasi belajar dengan hasil uji t sebesar 3,825 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil daripada t sig =0,05. Kemudian diketahui secara simultan bahwa kebiasaan belajar dan motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dengan uji F sebesar 15,735.

3. Penelitian Chadhirun Asnif Fadhlun Nisa (2009) mengenai Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Islam Malang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh secara parsial motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA ISLAM Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS yang berjumlah 208 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi siswa kelas XI SMA ISLAM Malang, hal itu dapat diketahui dari nilai t hitung 19,117.

(52)

2.7.

Kerangka Berpikir

“Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”.(Tu’u 2004:75). Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi.

Motivasi belajar di sini adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. “Motivasi merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan” (Greenberg dalam Djaali 2006:101). Indikator motivasi belajar (X1) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tekun menghadapi tugas 2. Tidak mudah putus asa

3. Suka bekerja keras dan mandiri 4. Senang memecahkan masalah

Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah metode atau cara belajar. Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dalam belajar. Indikator metode belajar (X2) dalam penelitian ini adalah : 1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya

(53)

5. Mengerjakan tugas

Dengan adanya dua faktor tersebut yaitu motivasi belajar dan metode belajar maka diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar. Dalam proses belajar, siswa harus memiliki motivasi agar semangat mereka terhadap pelajaran nantinya dapat membantu kelancaran belajar, ini merupakan salah satu tanggung jawab guru.

[image:53.595.116.544.298.726.2]

Demikian juga dengan metode belajar, siswa hendaknya memiliki cara dan pembiasaan khusus untuk belajar sehingga mempermudah belajarnya serta mendapatkan penguasaan dan nilai yang optimal. Penguasaan ini merupakan tujuan pembelajaran yang akan menentukan keberhasilan siswa. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kerangka berpikir, dengan bagan bagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Metode Belajar (X2)

Indikator :

1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya 2. Membaca dan membuat catatan

3. Mengulangi bahan pelajaran 4. Konsentrasi

5. Mengerjakan tugas (Slameto 2003:82)

Prestasi Belajar KKPI

(Y) Nilai UAS

KKPI Motivasi Belajar (X1)

Indikator :

1. Tekun menghadapi tugas 2. Tidak mudah putus asa

3. Suka bekerja keras dan mandiri 4. Senang memecahkan masalah

(Sardiman 2007:83) 

Ha 1

(54)

2.8. Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang ada, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.(Arikunto 2006:71). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis nol (Ho 1)

Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.

Hipotesis alternatif (Ha 1)

Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.

2. Hipotesis nol (Ho 2)

Tidak ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.

Hipotesis alternatif (Ha 2)

(55)

3. Hipotesis nol (Ho 3)

Tidak ada pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran. Hipotesis alternatif (Ha 3)

(56)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi Penelitian

Sukmadinata (2008:250) mengemukakan bahwa “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian disebut populasi”. Pengertian lain tentang populasi dikemukakan Sugiyono dalam Sukestiyarno dan Wardono (2009:49) yang menyebutkan “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran yang berjumlah 79 siswa dari dua kelas. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena objek yang akan diteliti berjumlah kurang dari 100. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto bahwa ”jika populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. (Suharsimi 2006:112).

3.2. Variabel Penelitian

(57)

“variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik penelitian suatu penelitian”. Adapun variabel dalam penelitian ini antara lain:

3.2.1. Variabel Bebas (X)

“Variabel bebas adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel intervensi”. (Sukmadinata 2008: 321). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Motivasi Belajar (X1)

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Indikator motivasi adalah sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas 2) Tidak mudah putus asa

3) Suka bekerja keras dan mandiri

4) Senang mencari dan memecahkan masalah /soal-soal b. Metode belajar (X2)

(58)

1) Membuat jadwal dan pelaksanaannya 2) Membaca dan membuat catatan 3) Mengulangi bahan pelajaran 4) Konsentrasi

5) Mengerjakan tugas 3.2.2. Variabel terikat (Y)

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria”. (Sukmadinata 2008:321). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar yang memiliki indikator yaitu nilai ulangan akhir semester (UAS) pada mata pelajaran KKPI.

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 3.3.1. Angket atau Kuesioner

(59)

1. Jawaban S (Selalu) memiliki skor 5 2. Jawaban SR (Sering) memiliki skor 4 3. Jawaban KK (Kadang-kadang) skor 3 4. Jawaban J (Jarang) memiliki skor 2

5. Jawaban TP (Tidak pernah) memiliki skor 1

Sehingga jika jawaban yang diberikan mendekati jawaban yang diharapkan, maka semakin tinggi skor nilai yang diperoleh. Teknik angket ini digunakan untuk mengungkap data dari variabel motivasi belajar dan metode belajar.

3.3.2.Observasi

“Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau sering disebut pengamatan. Dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara”. (Suharsimi 2006:156). Observasi digunakan peneliti untuk mengamati motivasi belajar siswa dan metode belajar siswa di sekolah secara langsung.

3.4. Pengujian Alat Pengumpul Data

3.4.1. Validitas

(60)

Di mana untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada tiap butir dikorelasikan dengan skor total”. (Suharsimi 2006:171).

Untuk menguji validitas instrumen ini, penulis menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment, yaitu:

(

)

( )

(

)

(

∑ ∑

( )

)

⋅ − ⋅ = 2 2 2 2 X X N Y Y N Y X XY N rxy Keterangan:

rxy : Koefisien Korelasi

N : Jumlah subjek/ responden X : Skor butir

Y : Skor total

∑x2 : Jumlah kuadran nilai X

∑y2 : Jumlah kuadran nilai Y

∑xy : Jumlah kuadran dari instrumen X yang dikalikan dengan jumlah instrumen Y

(Suharsimi 2006:170)

Kemudian hasil rxy hitung dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika didapatkan harga rxy hitung > r tabel, maka butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebelumnya jika harganya rxy < r tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.

(61)
[image:61.595.114.508.180.636.2]

a. Variabel Motivasi Belajar (X1)

Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar

No. Item R Hitung R Tabel Kriteria 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 0,426 0,685 0,443 0,527 0,537 0,607 0,517 0,568 0,652 0,528 0,652 0,461 0,729 0,690 0,432 0,681 0,456 0,578 0,301 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah.

b. Variabel Metode Belajar

(62)

Diketahui bahwa hasil uji validitas terhadap 36 butir angket kepada 20 orang responden diketahui bahwa terdapat 35 butir angket yang valid karena memiliki r

hitung > r tabel = 0,423 untuk N = 20 pada taraf signifikasi 5% dan 1 butir angket yang tidak valid nomor 19 karena memiliki r

hitung < r table yaitu 0,301 sehingga untuk N = 20 pada taraf signifikasi 5%, maka dapat dijelaskan bahwa 35 butir soal yang dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3.4.2. Reliabilitas

“Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik”. (Suharsimi 2006:178). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha. Seperti dikemukakan Suharsimi (2006:196) bahwa “untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus Cronbach’s Alpha”.

Rumus Alpha :

⎥⎦

⎢⎣

=

2

2 11

1

1

t b

k

k

r

σ

σ

Dengan keterangan: 11

r : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 b

σ : jumlah varian butir 2

t

[image:62.595.112.514.264.634.2]
(63)

Untuk memperoleh jumlah varian butir dicari terlebih dahulu setiap butir, kemudian dijumlahkan. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari varians adalah:

( ) ( )

N

N X X

=

2 2

2

σ

Keterangan:

σ = Varians tiap butir

X = Jumlah skor

N = Jumlah responden (Suharsimi 2006:197)

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga tabel r kritik product moment dengan taraf nyata 5 %. Jika r11 lebih besar dari r tabel berarti instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket diperoleh r

[image:63.595.112.515.193.600.2]

11 = 0,930 > r tabel = 0,423 untuk N = 20 taraf signifikasi 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3.5.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(64)

3.5.1. Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mendeskripsikan data pada instrumen motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Selain itu juga digunakan untuk mendeskripsikan kriteria persentase masing-masing variabel. Cara untuk menentukan kriteria digunakan sebagai berikut:

b. Persentase Maksimal

% 100 % 100 5 5 % 100 = × = × = skormaks Skormaks

c. Persentase minimal

% 20 % 100 5 1 % 100 min = × = × = skormaks Skor

d. Rentang Persentase = 100% - 20% = 80%

e. Rentang Kriteria

% 16 5 % 80 tan Re = = = eria Banyakkrit e gpersentas n

(65)
[image:65.595.117.528.163.632.2]

Dengan rentang kriteria 16% dibuat interval kriteria sebagai berikut : Tabel 3.3 Kriteria dan Interval Presentase Pervariabel

Interval Kriteria Motivasi Belajar (X1) Metode Belajar (X2

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.. Predikat-objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan

Pengembangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Riset Kependidikan Sains Mahasiswa Calon Guru

Analisis break even point adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui situasi atau keadaan dimana pendapatan total perusahaan sama dengan biaya totalnya. Dengan mengetahui

sebuah garis tetap dalam bidangnya, diputar mengelilingi garis tersebut, daerah itu.. akan membentuk sebuah

Dari  penelitian  pada  tahun  pertama  telah  diperoleh  data  tentang  harapan  orangtua terhadap anak,  pesan‐pesan  moral  yang disampaikan  pada 

Pada masa Syafi’i (767-820 M), bayani berarti nama yang mencakup makna- makna yang mengandung persoalan ushul/pokok dan yang berkembang hingga ke furu’ atau

Persaing para produsen bakpia industri kecil ini adalah beberapa produsen bakpia yang besar. Sebab produsen bakpia industri besar memiliki lokasi yang strategis

Daerah yang belum mampu mencapai tingkat efisiensi sempurna dalam mengalokasikan pengeluaran pendidikan maupun kesehatannya agar menjadi efisien (100%),