• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi air susu ibu saja tanpa tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2000).

Menyusui merupakan suatu proses yang terjadi secara alami. Jadi jarang sekali ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya.

Menyusui perlu dipelajari terutama oleh ibu yang baru pertama kali memiliki anak, agar tahu cara menyusui yang benar. Kualitas dan kuantitas ASI juga perlu dijaga agar perkembangan fisik dan mental bayi jadi optimal. Caranya dengan mengkonsumsi makanan bergizi, terutama sayuran, banyak minum dan cukup istirahat. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya WHO merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan, sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Suryoprajogo, 2009).

2. Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui a. Aspek Gizi

Kolostrum adalah ASI khusus berwarna kekuningan, agak kental dan diproduksi dalam beberapa hari setelah persalinan.

Mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Jumlah kolostrum yang diproduksi,

5

(2)

bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi oleh karena itu harus diberikan kepada bayi. Mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak yang rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Taurin, DHA dan AA, taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi.

Berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fattyacids) diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursomya) yaitu masing-masing dari Omega 3 (Asam linolenat) dan Omega 6 (Asam linoleat).

b. Aspek Imunologik

ASI bersih/ bebas kontaminasi, meskipun kemungkinan terkontaminasi melalui putting susu, akan tetapi bakteri ini tidak diberi kesempatan berkembang biak karena ASI yang diminum mengandung zat anti infeksi: IImmunoglobulin, terutama immunoglobin(Ig.A) kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum dibanding dengan ASI. Ig.A melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan. Laktoferin, sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan dalam ASI yang mengikat zat besi (ferum) disaluran pencernaan. Lysosim, suatu enzim yang juga melindungi bayi terhadap bakteri dan virus yang merugikan. Lysosim terdapat dalam jumlah 300 kali lebih banyak pada ASI dari pada susu sapi. Enzim ini aktif mengatasi bakteri E.coli dan Salmonela.

(3)

c. Aspek Psikologik Menyusui

Rasa percaya diri ibu untuk menyusui, besar pengaruhnya bagi keberhasilan menyusui.Kemauan yang besar dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu ibu.

Hubungan/ Interaksi Ibu – Bayi, paling mudah terjadi selama ½ jam pertama dan mulai terjadi beberapa menit sesudah bayi dilahirkan.

Karena itu penting sekali bayi mulai disusui 30 menit setelah bayi dilahirkan. Pengaruh Kontak Langsung Ibu – Bayi, apabila proses menyusui dilakukan dengan baik, akan memberikan kepuasan kepada ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan puas karena melalui sentuhan kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan dapat mendengar denyut jantung ibu, yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

d. Aspek Kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI.

e. Aspek Neurologis

Belum sempurnanya koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas, dapat terjadi pada bayi baru lahir. Dengan mengisap payudara ketidak sempurnaan koordinasi syaraf tersebut dapat lebih baik.

(4)

f. Aspek Ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif ibu tidak perlu mengeluarkan biaya dan makanan bayi sampai sedikitnya umur 6 bulan.

Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga .

g. Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah sementara (MAL = Metode Amenorea Laktasi). MAL harus memenuhi tiga kriteria: - Tidak Haid, - Menyusui secara eksklusif, - Umur bayi kurang dari 6 bulan (Dep Kes RI, 2005).

3. Langkah Agar Sukses Menyusui Secara Eksklusif ( IDAI, 2008)

a. Membiarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir dalam satu jam pertama.

b. Ibu harus menyakini bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu- satunya untuk bayi.

c. Menyusui bayi sesuai kebutuhan bayi sampai puas.

d. Ibu harus mempunyai ketrampilan tentang menyusui.

4. Tanda – Tanda Posisi Menyusui Yang Benar ( Dep Kes RI, 2005).

a. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.

b. Dagu bayi menempel pada payudara.

c. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah).

d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi.

e. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka.

f. Sebagian besar areola tidak tampak.

g. Bayi menghisap dalam dan berlahan.

(5)

h. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.

i. Terkadang terdengan suara bayi menelan.

j. Putting susu tidak terasa sakit atau lecet

5. Teknik Laktasi Pada Bayi Yang Baru Lahir Inisiasi Dini (Proverawati dan Rahmawati, 2010).

a. Begitu lahir, bayi diletakan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya.

c. Tali pusat dipotong, lalu diikat.

d. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak di bersikan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.

e. Tanpa dibedong bayi ditengkurapan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu

6. Seputar Payudara Ibu Menyusui (Dep Kes RI, 2005) a. Puting susu datar atau terbenam

Beberapa bayi pada awalnya menemukan kesukaran, tetapi setelah beberapa minggu dengan usaha ekstra putting susu yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah.

Sejak trimester akhir diusahakan mengeluarkan putting susu datar dengan cara : - Teknik atau gerakan Hoffman yang dikerjakan 2x sehari: -Dibantu dengan jarum suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa ASI. Setelah bayi lahir putting susu datar atau terbenam dapat dikeluarkan dengan cara : 1). Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin menyusu. 2). Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2-21/2 jam) ini akan menghindari payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu.

3). Massage payudara dan mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat bendungan payudara dan putting susu tertarik ke dalam. 4). Pompa ASI yang efektif (bukan

(6)

yang bentuk terompet atau bentuk squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan putting susu pada waktu menyusui.

b. Puting susu nyeri

Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui.

Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan putting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera menghilang. Cara Menangani: 1). Pastikan posisi menyusui sudah benar 2). Mulailah menyusui pada putting susu yang tidak sakit, guna membantu mengurangi sakit pada putting susu yang sakit 3). Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan diputing susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai putting susu kering 4). Jangan membersihkan putting susu dengan sabun 5).

Hindari putting susu menjadi lembab.

c. Puting susu Lecet

Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang- kadang mengeluarkan darah. Putting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidiasis) atau dermatitis, cara menangani:

1) Cari penyebab putting susu lecet.

2) Obati penyebab putting lecet terutama perhatikan posisi menyusui.

3) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi.

4) Bila sementara untuk memberikan kesempatan sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk lukanya sembuh.

5) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI.

6) Berikan ASI perah dengan sendok jangan dengan dot.

(7)

7) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan. waktu yang lebih singkat

8) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas.

d. Payudara Bengkak

Penyebab payudara bengkak: posisi mulut bayi dan putting susu ibu yang salah, produksi ASI berlebih, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang, waktu menyusui yang terbatas. Cara mengatasinya: susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu.

1) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif.

2) Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung.

3) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema.

7. Kendala Pemberian ASI terutama ASI eksklusif (Dep Kes RI, 2002) a. Perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya membuang

kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor.

b. Pemberian, makanan dan minuman sebelum ASI keluar.

c. Kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya.

d. Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu botol/ susu formula secara dini.

e. Gencarnya promosi susu formula, baik melalui petugas kesehatan maupun melalui media massa.

f. Sikap petugas kesehatan yang kurang mendukung tercapainya keberhasilan PP-ASI.

g. Lemahnya perencanaan terpadu dalam program PP-ASI.

h. Kurangnya intensitas dan kontinuitas dari kegiatan PP-ASI ditingkat pelayanan maupun masyarakat.

(8)

i. Lemahnya penerapan sanksi terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan yang terkait dengan PP-ASI.

j. Pelaksanaan program rumah sakit sayang ibu masih belum berjalan sebagaimana mestinya

k. Kurangnya dukungan dana untuk kegiatan PP-ASI.

l. PP-ASI belum terintegrasi dalam kurikulum pendidikan tenaga kesehatan.

m. PP-ASI belum terintegrasi dengan berbagai program sektoral.

B. Dukungan

1. Pengertian Dukungan

Dukungan adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang dapat lewat pengetahuan,bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Sumber dukungan adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga individu tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Orang lain: pasangan hidup, orang tua, kerabat, anak, teman, rekan kerja, anggota kelompok dalam masyarakat.

(Sheridan dan Radmadher, 2008).

2. Empat (4) Dukungan Bagi Keberhasilan Menyusui

a. Sistem pelayanan kesehatan, dapat memberi dukungan melalui pusat pelayanan kesehatan bagi ibu, pelayanan yang layak baik bagi ibu dan bayinya, serta memperhatikan kebijakan yang mempengaruhi ibu dan anak.

b. Pendidikan tenaga kesehatan, dapat berpengaruh pada ketrampilan dan pelayanan, serta pelaksanaan yang memperhatikan aspek budaya setempat.

c. Kode internasional pemasaran PASI dan revolusi WHO dapat mencegah promosi dan pemasaran yang salah dan menyesatkan.

(9)

d. Peran aktif masyarakat, terutama dalam bentuk dukungan antar ibu dan dukungan kelompok yang lain (Kemneg PP RI, 2008).

3. Efek Negatif Dari Dukungan

a. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang , membantu, karena dukungan yang diberikan tidak cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak memperhatikan yang diberikan.

b. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu.

c. Sumber dukungan memberi contoh buruk pada individu seperti melakukan atau menyarankan perilaku yang tidak sehat.

d. Terlalu menjaga/ tidak mendidik dalam melakukan suatu yang diinginkan (Sheridan dan Radmadher, 2008).

C. Dukungan Suami terhadap Praktek Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan suami sangat diperlukan agar pemberian ASI eksklusif bisa tercapai. Oleh karena itu, suami sebaiknya jadi salah satu kelompok sasaran dalam kampanye pemberian ASI (Paramita, 2007). Ada 6 pengelompokan tipe peran suami dalam praktek menyusui secara eksklusif dan peran-peran ini dianggap sebagai dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Tipe peran tersebut, yaitu: Mencari informasi mengenai pemberian ASI dan pola pemberian makan bayi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemberian makan, memilih tempat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pemeriksaan pasca persalinan/imunisasi, tingkat keterlibatan ayah selama kunjungan pemeriksaan kehamilan, memiliki sikap positif terhadap kehidupan pernikahan mereka, terlibat dalam berbagai kegiatan perawatan anak (Februhartanty, 2008).

Pendapat lain bahwa sukses pemberian ASI eksklusif adalah hasil kerja tim, yang beranggotakan paling sedikit dua orang, suami dan ibu.

(10)

Menurut Meiliasari (2002), ada 7 bentuk dukungan yang harus diberikan oleh suami pada ibu yang menyusui secara eksklusif, yaitu:

1. Sebagai tim penyemangat

Suami harus memberikan dukungan penyemangat kepada ibu melalui kalimat-kalimat pujian, maupun kata-kata penyemangat. Dengan hal ini ibu akan merasa sangat bangga dan senang dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

2. Membantu mengatasi masalah dalam pemberian ASI

Tidak setiap ibu dapat memberikan ASI dengan lancar. Banyak ibu mengalami masalah, mulai dari ASI yang tak keluar, puting payudara lecet, pembengkakan, mastitis, stres dan lain lain. Modal utama memecahkan keluhan secara benar adalah jika suami/ibu menguasai teori manajemen menyusui. Suami bisa ikut menginformasikan hal-hal yang diketahuinya, atau menunjukkan referensi, atau turun tangan langsung mengatasinya.

3. Ikut merawat bayi

Suami dapat ikut serta dalam merawat bayi dengan membantu mengganti popok bayi, menyendawakan bayi setelah menyusui, menggendong bayi, membantu memandikan bayi, dan bermain dengan bayi.

4. Mendampingi ibu menyusui walaupun tengah malam

Mendampingi, menemani, yang sedang menyusui pun merupakan bentuk dukungan yang besar artinya. Sebisanya, ikut bangun saat istri terbangun tengah malam. Pemandangan suami yang terkantuk-kantuk saat menunggui istri menyusui, akan sangat menyentuh perasaan istri dan membuat cinta istri semakin dalam.

5. Melayani ibu menyusui

Suami tak bisa memberi makan bayi dengan air susu, tetapi suami dapat 'memberi makan' bayi dengan jalan memberi makan ibu, dengan menyediakan makanan dan minuman selagi menyusui.

6. Menyediakan anggaran ekstra

(11)

Hal ini bisa di upayakan bersama istri sejak terjadi kehamilan.

Menyusui membutuhkan ekstra dana paling tidak untuk makanan tambahan ibu, suplemen, dan peralatan menyusui, tetapi angkanya pasti jauh lebih kecil dari pada bayi diberi susu formula.

7. Menjaga romantisme

Diakui atau tidak, kehadiran anak akan sedikit mengusik keintiman suami istri. Suami sesekali bisa merasa tersisihkan atau kehilangan romantisme karena istri sibuk menjalankan peran orang tua. Jadi penting bagi suami untuk tidak berpaling dari istrinya yang sedang menyusui. Suami harus membantu istri menciptakan suasana romantis atau hal-hal lain yang bisa menghangatkan hubungan. Dengan demikian kegiatan menyusui bayi secara eksklusif dapat dilaksanakan dengan baik.

Kerangka Teori

Pemungkin

- Ibu Bekerja

- Fasilitas Kesehatan - Ketersediaan Waktu Penguat

- Keluarga/suami - Teman

- Petugas Kesehatan - Sarana & Prasarana Predisposisi

- Pengetahuan - Sikap, Tradisi - Kepercayaan - Pendidikan - Ekonomi

- Status Kesehatan

Pemberian ASI Eksklusif

(12)

Sumber : Modifikasi dari Pengamatan Pendidikan & Perilaku Kesehatan Soekidjo Notoatmodjo, 2003

Kerangka Konsep

Hipotesis

Ada hubungan antara dukungan suami dengan praktek pemberian ASI Eksklusif di desa Luwungragi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.

Dukungan Suami Pemberian ASI Eksklusif

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis metode zero one diperoleh faktor yang paling penting adalah faktor estetika dan desain becak yang dipilih adalah desain no 2 (becak yogyakarta) dengan

The dominant clay mineral in tropical Javan soils is ka.olinite, while the subtropical soils of okinawa are dominated by an association of illite and.. halloysite

Dari penjelasan di atas sudah sangat jelas bahwa literasi dalam Islam bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi orang lain, dalam konteks

Sebaliknya, ini adalah kasus tentang sifat eksperimental teknik dan berurusan dengan isu-isu dari apa insinyur harus dilakukan pada awal

kita sama-sama mengetahui bahwa fungsi keluarga itu antara lain yaitu fungsi perlindungan yaitu bagaimana keluarga memberikan perlindungan kepada seluruh anggota keluarga

Konsep ini membentuk inti dari teori disonansi kognitif (Cognitive Dissonance Theory- CDT) Festinger, teori yang berpendapat bahwa disonansi adalah

Mengingat pembahasan kurikulum sangat beragam, dari cakupan sempit maupun luas, namun demikian secara umum cakupan atau komponen kurikulum terdiri dari unsur (1) tujuan; (2)

Hasil penelitian ini menunjukkan masih banyak ibu belum mengetahui pemberian susu formula pada bayi, manfaat ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi, manfaat ASI (Air Susu Ibu) untuk