• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penaksiran Mean Stratum pada Sampling Acak Stratifikasi dengan Menggunakan Metode Empirical Bayes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penaksiran Mean Stratum pada Sampling Acak Stratifikasi dengan Menggunakan Metode Empirical Bayes"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Penaksiran Mean Stratum pada Sampling Acak Stratifikasi dengan Menggunakan Metode Empirical Bayes

Sisca Agnessia

Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 [email protected]

Abstrak

Dalam Penelitian ini akan dicari taksiran mean stratum pada sampling acak stratifikasi. Pada sampling acak stratifikasi, seringkali hanya tersedia beberapa pengamatan pada masing-masing strata. Kecilnya ukuran sampel akan menyebabkan penaksir langsung dari mean stratum menjadi kurang tepat. Metode alternatif yang dapat digunakan untuk menaksir mean dari stratum adalah dengan menggunakan metode Empirical Bayes. Metode Empirical Bayes digunakan untuk mencari taksiran mean stratum pada sampling acak stratifikasi dengan cara menggabungkan informasi awal atau informasi yang telah tersedia sebelumnya tentang parameter yang akan ditaksir dengan informasi dari data sampel. Informasi awal disebut juga informasi prior. Penggabungan dari informasi prior dan informasi dari data akan menghasilkan informasi posterior. Dalam metode Empirical Bayes, informasi prior tidak tersedia sehingga informasi prior diestimasi dari data

.

Kata kunci : mean stratum, Empirical Bayes, informasi prior, informasi posterior.

Abstract

In this research will find the estimated stratum mean in stratified random sampling. In the stratified random sampling, often only available a few observations in each strata. The small sample size would cause a direct estimator of the mean stratum becomes less precise. Alternative methods that can be used to estimate the mean of the stratum is to use the Empirical Bayes method. Empirical Bayes methods used to find the estimated mean stratum in stratified random sampling by combining the initial information or information that has been available previously on the parameters to be estimated with information from the data sample. Preliminary information also known as prior information. The incorporation of prior information and information from the data will result in posterior information. In the Empirical Bayes method, prior information is not available so the information estimated from prior data.

Keywords : stratum mean, Empirical Bayes, prior information, posterior information.

1. PENDAHULUAN

Dalam melakukan penelitian diperlukan data- data yang mendukung penelitian tersebut. Terdapat dua pilihan yang umum digunakan untuk mengumpulkan data. Pertama, penelitian dilakukan dengan mengumpulkan dan memeriksa setiap unit dalam populasi. Namun, seringkali tidak mungkin untuk meneliti setiap unit dalam populasi. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, dan kendala- kendala lainnya. Dalam keadaan seperti ini dapat dilakukan cara lain untuk mengumpulkan data yaitu dengan melakukan pengambilan sampel. Dengan melakukan pengambilan sampel dapat diteliti karakteristik atau ciri dari populasi.

Populasi merupakan keseluruhan elemen-elemen yang merupakan objek penelitian dimana penelitian akan dilakukan. Berdasarkan ukurannya, populasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu populasi terbatas (finite population) dan populasi tidak terbatas (infinite population). Populasi terbatas adalah kumpulan dari jumlah terhingga objek atau elemen yang jumlahnya dapat dihitung dan diketahui dengan pasti. Sedangkan, pada populasi tidak terbatas jumlah

elemennya sangat besar dan tidak dapat diketahui dengan pasti.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan metode tertentu, yang digunakan sebagai informasi untuk menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi. Ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel. Salah satunya adalah dengan teknik sampling acak stratifikasi (stratified random sampling).

Sampling acak stratifikasi merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan pada populasi yang heterogen. Dalam sampling acak stratifikasi, populasi yang heterogen dikelompokkan ke dalam beberapa subpopulasi yang homogen yang disebut stratum, kemudian diambil sampel secara acak dari masing-masing stratum untuk diteliti.

Secara umum, tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk menaksir parameter populasi. Salah satu parameter yang ditaksir melalui sampel adalah mean populasi. Pada sampling acak stratifikasi, mean dari stratum dapat ditaksir. Pada sampling acak stratifikasi, seringkali hanya tersedia beberapa pengamatan pada masing-masing strata. Kecilnya ukuran sampel akan menyebabkan penaksir langsung

(2)

dari mean stratum menjadi kurang tepat dikarenakan standard error dari penaksir mean stratum yang besar.

Metode alternatif yang dapat digunakan untuk menaksir mean dari stratum adalah dengan menggunakan metode Empirical Bayes. Metode Bayes merupakan metode yang menggabungkan informasi awal atau informasi yang telah tersedia sebelumnya tentang parameter yang akan ditaksir dengan informasi dari data sampel. Informasi awal atau informasi yang telah tersedia sebelumnya disebut juga informasi prior. Informasi prior diperoleh dari distribusi tentang parameter tersebut, yaitu melalui pdf prior. Pada metode Empirical Bayes, parameter dari distribusi prior tidak diketahui. Karena parameter distribusi prior tidak diketahui, maka parameter tersebut harus diestimasi. Pada metode Empirical Bayes, parameter tersebut diestimasi dari data.

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai penaksiran mean stratum pada sampling acak stratifikasi dengan menggunakan metode Empirical Bayes.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yang terkait dengan penelitian. Berikut ini akan dijabarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini.

Metode Bayes merupakan metode yang menggabungkan informasi awal atau informasi yang telah tersedia sebelumnya tentang parameter yang akan ditaksir dengan informasi dari data sampel.

Informasi awal atau informasi yang telah tersedia sebelumnya disebut juga informasi prior. Informasi prior diperoleh dari distribusi tentang parameter tersebut, yaitu melalui pdf prior. Penggabungan dari informasi prior dan informasi dari data akan menghasilkan informasi posterior. Dari informasi posterior akan diperoleh taksiran dari parameter yang diinginkan.

Berikut ini akan digambarkan pendekatan Bayesian untuk masalah penaksiran. Misalkan suatu variabel random X yang memiliki distribusi yang bergantung pada θ, dimana θ adalah elemen dari suatu himpunan Ω. Sebagai contoh, jika θ adalah mean dari distribusi normal dengan variansi diketahui, maka Ω adalah garis bilangan riil. Sebelumnya didefinisikan bahwa θ suatu konstanta meskipun nilainya tidak diketahui. Sekarang diperkenalkan suatu variabel random Θ yang memiliki distribusi probabilitas di himpunan Ω. Misalkan x merupakan nilai yang mungkin dari variabel random X dan θ merupakan nilai yang mungkin untuk variabel random Θ.

Didefinisikan bahwa pdf dari Θ adalah h(θ) dan h(θ)

= 0 saat θ bukan elemen dari Ω. Selanjutnya didefinisikan pdf bersyarat X diberikan Θ = θ yaitu f(x| θ).

Misalkan X1, X2,…Xn adalah sampel random

distribusi bersyarat X diberikan Θ = θ, dengan demikian dapat dituliskan pdf bersama bersyarat X1, X2,…Xn diberikan Θ = θ sebagai berikut:

𝑓 𝑥1, … , 𝑥𝑛 𝜃 = 𝑓 𝑥1 𝜃 𝑓 𝑥2 𝜃 … 𝑓(𝑥𝑛|𝜃) (2.1) persamaan (2.1) sering disebut juga sebagai fungsi likelihood.

Pdf bersama bersyarat X1, X2,…Xn diberikan Θ

= θ dapat dinyatakan sebagai berikut

𝑓 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 𝜃 = 𝑔(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛, 𝜃)

𝑕(𝜃)

Sehingga, dari persamaan di atas diperoleh pdf bersama dari X1, X2, … , Xn dan Θ adalah

𝑔 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛, 𝜃 = 𝑓 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 𝜃 ∙ 𝑕(𝜃) 𝑔(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛, 𝜃) = 𝑓 𝑥1 𝜃 … 𝑓 𝑥𝑛 𝜃 𝑕(𝜃) (2.2) jika Θ variabel random kontinu, maka joint marginal pdf dari X1, X2,…Xn adalah:

𝑔1 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 = 𝑔(𝑥−∞ 1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛, 𝜃)𝑑𝜃 (2.3) Sedangkan pdf bersyarat dari Θ diberikan X1 = x1, …, Xn = xn adalah :

𝑘 𝜃 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 =𝑔 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛, 𝜃 𝑔1 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛

=𝑓 𝑥1 𝜃 𝑓 𝑥2 𝜃 … 𝑓 𝑥𝑛 𝜃 𝑕(𝜃) 𝑔1 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛

(2.4) Hubungan persamaan (2.4) diatas merupakan bentuk dari formula Bayes.

Seringkali statistikawan menulis formula Bayes 𝑘 𝜃 𝑥1, … , 𝑥𝑛 proporsional ke 𝑔(𝑥1, … , 𝑥𝑛, 𝜃), sehingga :

𝑘 𝜃 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 ∝ 𝑓 𝑥1 𝜃 … 𝑓 𝑥𝑛 𝜃 𝑕(𝜃) (2.5) dimana h(θ) disebut pdf prior dari Θ dan pdf bersyarat k(θ |x) merupakan pdf posterior dari θ. Statistikawan sering menyatakan formula bayes seperti persamaan (2.5) dikarenakan bagian penyebut dari persamaan (2.4), yaitu 𝑔 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 , merupakan fungsi yang tidak bergantung pada θ, sehingga dapat dihilangkan.

Maka formula Bayes 𝑘 𝜃 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 dapat dinyatakan proporsional ke 𝑔(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛, 𝜃) seperti pada persamaan (2.5).

Metode Empirical Bayes merupakan suatu metode inferensi statistik dimana informasi prior diestimasi dari data. Berger (1985) menjelaskan bahwa prosedur Empirical Bayes adalah dimana diketahui hubungan antara koordinat vektor parameter, katakan 𝛉 = (𝜃1, … , 𝜃𝐿)𝑇, dan untuk mengetahui bentuk distribusi dari parameter- parameter tersebut dapat digunakan informasi dari data.

Pada parametric Empirical Bayes, parameter yang ditaksir diasumsikan memiliki distribusi prior dari kelas parametrik, dimana hyperparameter (parameter dari distribusi prior) tidak diketahui.

Karena parameter distribusi prior tidak diketahui, maka parameter tersebut harus diestimasi. Pada metode Empirical Bayes parameter distribusi prior tersebut akan diestimasi dari data, yaitu dari distribusi marginal dari data. Untuk mendapatkan taksiran dari parameter distribusi prior tersebut biasanya dapat

(3)

digunakan metode maximum likelihood atau metode momen dari distribusi marginal data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Misalkan populasi distratifikasi dalam L stratum masing-masing berukuran N1, N2,... , NL. Misalkan yji menyatakan karakteristik yang diamati yang berkaitan dengan unit ke-i dalam stratum ke-j (i = 1, ... , Nj ; j = 1, ... , L). Sampel berukuran nj diambil pada stratum ke-j, dan tanpa mengurangi keumuman misalkan nilai sampel dinyatakan oleh 𝑦𝑗1, … , 𝑦𝑗 𝑛𝑗 (j = 1, ... , L).

Misalkan 𝐲𝑗 = (𝑦𝑗1, … , 𝑦𝑗 𝑛𝑗) dan 𝑦 𝑗 =

1

𝑛𝑗 𝑦𝑗𝑖 𝑛𝑗

𝑖=1 . Permasalahannya adalah bagaimana menaksir mean populasi untuk stratum ke-j, yaitu μj, dimana 𝜇𝑗 =𝑁1

𝑗 𝑦𝑗𝑖

𝑁𝑗 𝑖=1 .

Untuk menaksir μj, diasumsikan sebagai berikut:

(i) yji mutually independent. Untuk unit yang masuk ke dalam stratum ke-j, 𝑦𝑗1, … , 𝑦𝑗 𝑁𝑗 berdistribusi normal dengan mean θj dan variansi σ2.

(ii) θ1, ... , θL ~ iid N (m, τ2).

Mean populasi untuk stratum ke-j, yaitu μj dapat dinyatakan oleh

𝜇𝑗 = 1

𝑁𝑗 𝑦𝑗𝑖

𝑛𝑗

𝑖=1

+ 𝑦𝑗𝑖

𝑁𝑗

𝑖=𝑛𝑗+1

dimana i = nj+1, ... , Nj merupakan unit yang tidak tersampel. Dengan menggunakan prinsip yang sama seperti pada sampling acak sederhana maka μj

diestimasi oleh 𝐸 𝜇𝑗|𝐲𝑗 = 1

𝑁𝑗 𝑛𝑗𝑦 𝑗+ 𝑁𝑗− 𝑛𝑗 𝐸 𝜃𝑗 𝐲𝑗 Nilai 𝐸 𝜃𝑗 𝐲𝑗 merupakan nilai ekspektasi bersyarat θj

diberikan yj, dimana ini merupakan nilai mean dari distribusi bersyarat θj diberikan yj , atau nilai mean dari distribusi posterior dari θj. Oleh karena itu, sebelumnya akan dicari terlebih dahulu mean dari distribusi posterior dari θj.

Dengan menggunakan formula Bayes pada persamaan (2.5), dapat diperoleh pdf posterior dari θj sebagai berikut

𝑝 𝜃𝑗|𝐲𝑗 ∝ 𝑓 𝐲𝑗|𝜃𝑗 𝑝 𝜃𝑗

∝ 1 2𝜋𝜎2

𝑛2

𝑒2𝜎12 𝑛 𝑗𝑖=1 𝑦𝑗𝑖−𝜃𝑗 2 1 2𝜋𝜏2𝑒

𝜃𝑗−𝑚 2 2𝜏2

∝ exp −2𝜎12 𝑦𝑗𝑖 − 𝜃𝑗 2 𝑛𝑗

𝑖=1 . exp − 𝜃𝑗2𝜏−𝑚 2 2

∝ exp −12 𝜃𝑗2 𝜎𝑛𝑗2+𝜏12 − 2𝜃𝑗 𝑛𝜎𝑗𝑦 2𝑗+𝜏𝑚2 +

𝑦𝑗𝑖2 𝑛 𝑗𝑖=1

𝜎2 +𝑚𝜏22 (3.1)

Misalkan a, b, dan c merupakan koefisien dari polinomial kuadrat dari θj pada persamaan terakhir, dimana

𝑎 = 𝑛𝑗

𝜎2+ 1 𝜏2 𝑏 =𝑛𝑗𝑦 𝑗

𝜎2 +𝑚 𝜏2 𝑐 = 𝑛𝑗 𝑦𝑗𝑖2

𝑖=1

𝜎2 +𝑚2 𝜏2

maka persamaan (3.1) dapat ditulis sebagai 𝑝 𝜃𝑗|𝐲𝑗 = exp −1

2 𝑎𝜃𝑗2− 2𝑏𝜃𝑗+ 𝑐 = exp −𝑎

2 𝜃𝑗2−2𝑏 𝑎 𝜃𝑗 +𝑐

𝑎

Dengan menggunakan teknik melengkapkan kuadrat, maka persamaan (3.1) dapat ditulis sebagai

𝑝 𝜃𝑗|𝐲𝑗 = exp −𝑎

2 𝜃𝑗2−2𝑏 𝑎 𝜃𝑗+𝑏2

𝑎2−𝑏2 𝑎2+𝑐

𝑎

∝exp −𝑎

2 𝜃𝑗−𝑏 𝑎

2

Dapat dilihat bahwa distribusi posterior dari θj adalah normal dengan mean v dan variansi w, dimana

𝑣 =𝑛𝑗𝑦 𝑗𝜏2+ 𝑚𝜎2 𝑛𝑗𝜏2+ 𝜎2 dan

𝑤 = 𝜎2𝜏2 𝑛𝑗𝜏2+ 𝜎2 Misalkan 𝜎2

𝜏2 = 𝜆, maka 𝑣 =𝑛𝑗+ 𝜆 − 𝜆

𝑛𝑗+ 𝜆 𝑦 𝑗+ 𝜆 𝑛𝑗+ 𝜆𝑚 Misalkan 𝜆 + 𝑛𝜆

𝑗 = 𝐵𝑗, maka 𝑣 = 1 − 𝐵𝑗 𝑦 𝑗+ 𝐵𝑗𝑚

Sehingga nilai mean dari distribusi posterior dari θj

adalah

𝐸 𝜃𝑗 𝐲𝑗 = 1 − 𝐵𝑗 𝑦 𝑗+ 𝐵𝑗𝑚

Dengan demikian penaksir Bayes dari μj diestimasi oleh

𝐸 𝜇𝑗|𝐲𝑗 = 1 𝑁𝑗 𝑛𝑗𝑦 𝑗

+ 𝑁𝑗− 𝑛𝑗 1 − 𝐵𝑗 𝑦 𝑗+ 𝐵𝑗𝑚 (3.2) Karena ada parameter-parameter dari penaksir yang tidak diketahui yaitu λ dan m, maka pada analisis Empirical Bayes, parameter λ dan m akan diestimasi dari data.

Pertama, akan dicari taksiran dari λ. Karena 𝜆 =𝜎𝜏22, maka untuk menaksir λ akan dicari terlebih dahulu taksiran dari σ2 dan τ2. Sebelumnya didefinisikan mean square between (MSB) dan mean square within (MSW) sebagai berikut

(4)

𝑀𝑆𝐵 = 1

𝐿 − 1 𝑛𝑗 𝑦 𝑗− 𝑦 2

𝐿

𝑗 =1

𝑀𝑆𝑊 = 𝑛𝑇− 𝐿 −1 𝑦𝑗𝑖 − 𝑦 𝑗 2

𝑛𝑗

𝑖=1 𝐿

𝑗 =1

dimana 𝑛𝑇= 𝐿𝑗 =1𝑛𝑗 dan 𝑦 = 𝐿𝑗 =1𝑛𝑛𝑗𝑦 𝑗

𝑇

Untuk menaksir σ2 dan τ2, akan digunakan Lemma 1 dari Ghosh dan Meeden (1997). Lemma 1 berikut memberikan dua moment pertama dari MSB dan MSW.

Lemma 1.

𝐸 𝑀𝑆𝑊 = 𝜎2 𝑉 𝑀𝑆𝑊 = 2𝜎4

𝑛𝑇− 𝐿

𝐸 𝑀𝑆𝐵 = 𝜎2+𝐿−1𝑕𝜏2 , dimana 𝑕 = 𝑛𝑇𝐿𝑗 =1𝑛 𝑛𝑗2

𝑇

𝑉 𝑀𝑆𝐵 = 2 𝐿 − 1 2 𝐿 𝜎𝑗4

𝑗 =1 + 𝐿 𝑛𝑗𝜎𝑗2 𝑗 =1

2

𝑛2𝑇

−2 𝐿𝑗 =1𝑛𝑗𝜎𝑗4 𝑛𝑇 dimana 𝜎𝑗2= 𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗, (1≤ j ≤ L).

Berdasarkan Lemma 1, 𝐸 𝑀𝑆𝑊 = 𝜎2 dan 𝑉 𝑀𝑆𝑊 =𝑛2𝜎4

𝑇−𝐿. Dengan mengasumsikan inf𝑗 ≥1𝑛𝑗 ≥ 2 , diperoleh 𝑉 𝑀𝑆𝑊 ≥2𝜎𝐿4 dan lim𝐿→∞2𝜎4

𝐿 = 0 Sehingga V(MSW) → 0 ketika L →∞.

Karena MSW memiliki mean σ2 dan variansi dengan limit adalah 0, maka plim MSW = σ2 yang berarti MSW konvergen dalam probabilitas ke σ2. Jadi MSW adalah penaksir yang tak bias dan konsisten untuk σ2. Berdasarkan Lemma 1 𝐸 𝑀𝑆𝐵 = 𝜎2+𝑕𝜏𝐿−12 dan

𝑉 𝑀𝑆𝐵 = 2 𝐿 − 1 2 𝐿 𝜎𝑗4

𝑗 =1 + 𝐿𝑗 =1𝑛𝑗𝜎𝑗2 2 𝑛𝑇2

−2 𝐿𝑗 =1𝑛𝑗𝜎𝑗4 𝑛𝑇 Dengan asumsi sup𝑗 ≥1𝑛𝑗 = 𝐾 < ∞ maka

1. 𝐿𝑗 =1𝜎𝑗4≤ 𝐿 𝜎2+ 𝐾𝜏2 2 2. 𝑛𝑗𝜎𝑗

2 𝐿𝑗 =1

2

𝑛𝑇2 ≤ 𝜎2+ 𝜏2𝐾 2 3. 𝑛𝑗𝜎𝑗

4 𝐿𝑗 =1

𝑛𝑇 ≤ 𝜎2+ 𝜏2𝐾 2 Selanjutnya

𝑉 𝑀𝑆𝐵 ≤2 𝜎2+ 𝜏2𝐾 2 𝐿 − 1 Akan diperoleh

lim2 𝜎2+ 𝜏2𝐾 2

= 0

Jadi, V(MSB) → 0 ketika L →∞.

Dengan demikian MSB konvergen dalam probabilitas ke 𝜎2+𝐿−1𝑕𝜏2. Jadi, MSB adalah penaksir yang konsisten untuk 𝜎2+𝐿−1𝑕𝜏2.

Diperoleh

𝜏2= 𝑀𝑆𝐵 − 𝑀𝑆𝑊 𝐿 − 1

𝑕

Karena nilai dari variansi selalu positif, maka penaksir untuk τ2 adalah

max 0, 𝑀𝑆𝐵 − 𝑀𝑆𝑊 𝐿 − 1

𝑕

Kemudian akan dicari taksiran untuk λ-1. 𝜆−1= 𝜏2

𝜎2

= 𝑀𝑆𝐵 − 𝑀𝑆𝑊 (𝐿 − 1)𝑕−1 𝑀𝑆𝑊

= 𝑀𝑆𝐵

𝑀𝑆𝑊− 1 (𝐿 − 1)𝑕−1 Jadi, penaksir untuk λ-1 adalah

𝜆 −1= max 0, 𝑀𝑆𝐵

𝑀𝑆𝑊− 1 (𝐿 − 1)𝑕−1 Setelah didapat penaksir untuk λ-1, maka 𝐵𝑗 =𝜆+𝑛𝜆

𝑗 =1+𝑛1

𝑗𝜆−1 diestimasi oleh 𝐵 𝑗 =1+𝑛1

𝑗𝜆 −1. Selanjutnya, akan dicari taksiran untuk m. Untuk menaksir m, akan digunakan metode maksimum likelihood dari pdf marginal dari data. Secara marginal, 𝐲𝑗 ~ 𝑁(𝑚𝟏𝑛𝑗, 𝜎2𝐈𝑛𝑗 + 𝜏2𝟏𝑛𝑗𝟏𝑛𝑗).

Pdf bersama dari 𝐲1, … , 𝐲𝐿 diberikan oleh

𝑕 𝐲1, … , 𝐲𝐿

= 𝜎𝑗2 𝐿

𝑗 =1

𝜎2 𝑛𝑇−𝐿exp −1

2 𝐲𝑗 𝐿

𝑗 =1

− 𝑚𝟏𝑛𝑗 𝜎2𝐈𝑛𝑗 + 𝜏2𝟏𝑛𝑗𝟏𝑛𝑗 −1

𝐲𝑗− 𝑚𝟏𝑛𝑗

∝ exp −1

2 𝐲𝑗 − 𝑚𝟏𝑛𝑗 𝜎−2 𝐈𝑛𝑗

𝐿

𝑗 =1

− 𝜏2𝟏𝑛𝑗𝟏𝑛𝑗

𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗 𝐲𝑗− 𝑚𝟏𝑛𝑗

= exp − 1

2𝜎2 𝑦𝑗𝑖 − 𝑦 𝑗 2

𝑛𝑗

𝑖=1 𝐿

𝑗 =1

−1

2 𝑛𝑗

𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗 𝐿

𝑗 =1

𝑦 𝑗− 𝑚 2

(5)

ln 𝑕 𝐲1, … , 𝐲𝐿 = − 1

2𝜎2 𝑦𝑗𝑖 − 𝑦 𝑗 2

𝑛𝑗

𝑖=1 𝐿

𝑗 =1

−1

2 𝑛𝑗

𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗 𝐿

𝑗 =1

𝑦 𝑗− 𝑚 2

Kemudian dengan menggunakan metode maximum likelihood, maka akan dimaksimumkan fungsi loglikelihood diatas.

𝜕 ln 𝑕 𝐲1, … , 𝐲𝐿

𝜕𝑚 = 𝑛𝑗

𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗 𝑦 𝑗− 𝑚

𝐿

𝑗 =1

= 𝑛𝑗𝑦 𝑗

𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗− 𝑛𝑗𝑚 𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗

𝐿

𝑗 =1

= 0

𝑛𝑗𝑚 𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗 𝐿

𝑗 =1

= 𝑛𝑗𝑦 𝑗

𝜎2+ 𝜏2𝑛𝑗 𝐿

𝑗 =1

Diperoleh

𝑚 = 𝐿 (1 − 𝐵𝑗)𝑦 𝑗 𝑗 =1

(1 − 𝐵𝑗)

𝐿𝑗 =1

Dengan mensubstitusi 𝑚 dan 𝐵 𝑗 untuk m dan Bj ke dalam persamaan (3.2), maka penaksir Empirical Bayes dari 𝜇𝑗 =𝑁1

𝑗 𝑦𝑗𝑖

𝑁𝑗

𝑖=1 adalah 𝜇 𝑗𝐸𝐵 = 1

𝑁𝑗 𝑛𝑗𝑦 𝑗+ 𝑁𝑗 − 𝑛𝑗 1 − 𝐵 𝑗 𝑦 𝑗+ 𝐵 𝑗𝑚 Selanjutnya akan dicari variansi dari 𝜇 𝑗𝐸𝐵. Berdasarkan Ghosh dan Meeden (1997), variansi dari 𝜇 𝑗𝐸𝐵 dapat dinyatakan sebagai berikut

𝑉 𝜇 𝑗𝐸𝐵 𝐲𝑗 = 1

𝑁𝑗2 𝑁𝑗 − 𝑛𝑗 𝑉 𝐲𝑗 𝜃𝑗 + 𝑉 𝜃𝑗 𝐲𝑗 + 𝑁𝑗− 𝑛𝑗 𝑁𝑗− 𝑛𝑗− 1 𝑉 𝜃𝑗 𝐲𝑗

𝑉 𝜇 𝑗𝐸𝐵 𝐲𝑗 = 1

𝑁𝑗2 𝑁𝑗− 𝑛𝑗 𝜎2+ 𝜎2𝜏2 𝑛𝑗𝜏2+ 𝜎2 + 𝑁𝑗 − 𝑛𝑗 𝑁𝑗 − 𝑛𝑗

− 1 𝜎2𝜏2 𝑛𝑗𝜏2+ 𝜎2 𝑉 𝜇 𝑗𝐸𝐵 𝐲𝑗 = 1

𝑁𝑗 𝑁𝑗− 𝑛𝑗 𝐵𝑗(𝜏2+ 𝜎2/𝑁𝑗) Jadi, variansi dari 𝜇 𝑗𝐸𝐵 adalah

𝑉 𝜇 𝑗𝐸𝐵 𝐲𝑗 = 1

𝑁𝑗 𝑁𝑗 − 𝑛𝑗 𝐵𝑗(𝜏2+ 𝜎2/𝑁𝑗) Taksiran untuk 𝑉 𝜇𝑗 𝐲𝑗 adalah

𝑉 𝜇 𝑗𝐸𝐵 𝐲𝑗 = 1

𝑁𝑗 𝑁𝑗 − 𝑛𝑗 𝐵 𝑗(𝜏 2+ 𝜎 2/𝑁𝑗)

4. KESIMPULAN

Dari pembahasan tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa

a. Metode Empirical Bayes dapat digunakan untuk menaksir mean stratum pada sampling acak stratifikasi.

b. Metode Empirical Bayes merupakan metode yang menggabungkan informasi dari data dengan informasi prior tentang parameter yang akan ditaksir. Informasi prior diperoleh dari distribusi tentang parameter tersebut, yaitu melalui pdf prior. Pada metode Empirical Bayes, parameter dari distribusi prior tidak diketahui sehingga parameter tersebut harus diestimasi.

Pada metode Empirical Bayes, parameter tersebut diestimasi dari data.

c. Untuk menaksir informasi prior dapat digunakan metode maximum likelihood dari distribusi marginal data.

d. Taksiran dari parameter yang diinginkan dapat diperoleh dari informasi posterior, dimana informasi posterior merupakan penggabungan dari informasi prior dan informasi dari data.

DAFTAR ACUAN

[1] Casella, George. 1985. An Introduction to Empirical Bayes Data Analysis. Journal of the American Statistical Association, Vol. 39, No.2 [2] Delly, JJ, D.V Lindley. 1981. “ Bayes Empirical

Bayes”. Journal of the American Statistikal Association, Volume 76, Number 376, Theory and Methods Section, 833-841

[3] Ericson, W. A. 1969. “Subjective Bayesian Models in Sampling Finite Populations”. Journal of the Royal Statistical Society. Vol. 31, No. 2, 195-233

[4] Ghosh, M., dan Meeden, G. 1997. Bayesian Methods for Finite Population Sampling. New York: Chapman & Hall.

[5] Ghosh, M., dan Meeden, G. 1986. Empirical Bayes Estimation in Finite Population Sampling.

Journal of the American Statistical Association, 81, 1058-1062.

[6] Sarkar, S., dan Ghosh, M. 1998. Empirical Bayes Estimations of Local Area Means. The Indian Journal of Statistics, 60, Series B, Pt. 3, 464-487.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan berkat rahmat dan hidayahnya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

Selain itu juga sebagai acuan dalam mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan yang dianggap memiliki tingkat pertumbuhan yang baik dimasa yang akan datang, sehingga

Penurunan hamper mencapai 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan pada tahun 2010 hujan hamper turun sepanjang tahun.. Tanaman tembakau tidak

Dilain hal pengkarya juga memperhitungkan agar bentuk yang digunakan tetap tertata secara komposisi dengan membagi simbol yang digunakan agar dapat dimainkan menjadi

Dengan mempelajari kimia permukaan maka akan dapat ditentukan jumlah dan macam situs aktif yang ada di permukaan katalisator dan interaksi yang terjadi

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bibit kelapa sawit berumur 4 bulan dari PPKS dengan varietas D x P Dumpy, tanah Ultisol dari Kecamatan Galang,

Kata kunci : rancang bangun, Planetary Gear System Double Pinions, Pemindah hidrolis, sun input, carrier, pinion, idler, ring gear, sun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan kedalaman penanaman Eucheuma spinosum berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berdasarkan berat basah, berat komersil dan