• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Ruang Lingkup Masalah Orisinalitas Penelitian..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Ruang Lingkup Masalah Orisinalitas Penelitian.."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. iii

HALAMAN PENETAPAN PENGUJI ……… iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ……… v

KATA PENGANTAR ……….. vi

DAFTAR ISI ………. ix

ABSTRAK ………. xiii

ABSTRACT ……… xiv

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 10

1.3 Ruang Lingkup Masalah ……….. 10

1.4 Orisinalitas Penelitian ……….. 11

1.5 Tujuan Penelitian ……….. 13

1.5.1 Tujuan umum ……….. 13

1.5.2 Tujuan khusus ………. 14

(2)

x

1.7 Landasan Teori ……… 15

1.8 Metode Penelitian ……… 18

1.8.1 Jenis penelitian ……… 18

1.8.2 Jenis pendekatan ………. 19

1.8.3 Sifat penelitian ……… 20

1.8.4 Data dan sumber data ………. 21

1.8.5 Teknik pengumpulan data ……….. 23

1.8.6 Teknik penentuan sampel penelitian ……….. 24

1.8.7 Teknik pengolahan dan analisis data ……….. 25

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGA HUKUM, INVESTOR, PERDAGANGAN BERJANGKA DAN PERUSAHAAPIALANG BERJANGKA KOMODITI ………….. 26

2.1 Perlindungan Hukum………. 26

2.1.1 Pengertian perlindungan hukum……… 26

2.1.2 Prinsip-prinsip perlindungan hukum ……… 30

2.1.3 Bentuk-bentuk perlindungan hukum ……….. 31

2.2 Investor ……… 33

2.2.1 Pengertian investor ………. 33

2.2.2 Tujuan investor ……….. 34

2.2.3 Jenis investor ………. 34

(3)

xi

2.3.3 Tujuan perdangan berjangka komoditi ………. 38 2.4 Perusahaan Pialang Berjangka Komoditi ……….. 39 2.4.1 Pengertian perusahaan pialang berjangka komoditi ……… 39 2.4.2 Dasar hukum perusahaan pialang berjangka komoditi …… 40 2.4.3 Ciri – ciri perusahaan pialang berjangka komoditi ……….. 41

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI ………. 44

3.1 Ketentuan hukum yang mengatur mengenai perdagangan berjangka komoditi ……… 44

3.2 Hak dan kewajiban investor dan perusahaan pialang berjangka .. 49

3.3 Bentuk perlindungan hukum terhadap investor dalam perdagangan berjangka komoditi ………. 54

BAB IV PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA ANTARA INVESTOR DENGAN PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DI PT. CENTRAL CAPITAL FUTURES

………

……… 67

4.1 Profil PT. CENTRAL CAPITAL FUTURES ……… 67 4.2 Perjanjian antara perusahaan pialang berjangka dengan nasabah/investor

………. 69

(4)

xii BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……… 84 5.2 Saran ……….. 85

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN

LAMPIRAN – LAMPIRAN

(5)

xiii

sangatlah popular dan juga salah satu merupakan penunjang pertumbuhan perekonomian, namun disayangkan banyak orang yang melakukan investasi di dalam perdagangan berjangka ini yang belum sepenuhnya memahami mekanisme yang ada di dalam perdagangan berjangka tersebut.

Maka sangat diperlukan adanya perlindungan hukum terhadap investor dalam pelaksanaan perdagangan berjangka komoditi pada PT.Central Capital Futures, agar nasabah/investor merasa terjamin dengan adanya perlindungan hukum dalam kegiatan perdagangan berjangka tersebut.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris yaitu salah satu penelitian yang membahas hukum yang beroperasi dalam masyarakat. Penelitian hukum empiris menggunakan pendekatan masalah yang bermetode yuridis-empiris yaitu masalah yang diangkat dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yag berlaku dengan kenyataan pada aktifitas perdagangan berjangka komoditi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk perlindungan hukum kepada investor dalam perdagangan berjangka komoditi pada PT.Central Capital Future yaitu dengan diketahuinya hak dan kewajiban investor dan perusahaan pialang dapat mengurangi adanya suatu permasalahan, dan dengan didukung adanya bentuk perlindungan hukum preventif dan refresif, yaitu tindakan pencegahan sebelum terjadinya permasalahan dan tindak lanjut dari dampak yang ditimbullkan dari kasus tersebut. Pelaksanaan perdagangan berjangka dapat terjadi dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai perdagangan berjangka komoditi yang berlaku saat ini.

Kata Kunci : Perdagangan Berjangka , Perlindungan hukum, Pelaksanaan.

(6)

xiv

be utilized and done by people of the world and of course in Indonesia is very popular and also one of the supporters of economic growth, but unfortunately there are many people who invest in futures trading is not fully understand of the mechanisms in the futures trading. So it’s very important there a legal protection that can protect the investors in the implementation of commodity futures trading on PT. Central Capital Futures, so that customers/investors can feel confortable and secure with the legal protection in the futures trading activities. In this study using the type of empirical legal research, this resesarchs type is one of the research that discuss the laws that operate in social environment. Empirical legal research using a juridical-empirical problem-solving approach that issues raised in relation to legislation that apply to the reality of commodity futures trading activities. From the results of this study can be concluded that the form of legal protection to investors in commodity futures trading on PT. Central Capital Future is to know the rights and obligations of investors and brokerage companies can reduce the existence of a problem, and with the support of the form of preventive and refresive legal protection, is precautionary measures prior to the occurrence of the problem and the follow-up of the impacts incurred from the case. The implementation of futures trading may occur well in accordance with the prevailing rules of commodity futures trading that used these days.

Keywords: Futures Trading, Legal Protection, Implementation

(7)

1 1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman saat ini menuntut semua aspek bergerak dengan cepat untuk mengikuti perkembangan tersebut, tidak terkecuali sebuah negara harus turut serta dan berperan aktif dalam perkembangan tersebut. Setiap perubahan yang terjadi dalam suatu perkembangan zaman menuntut setiap manusia untuk terus berada dalam lingkup perkembangan tersebut sehingga setiap manusia dituntut untuk senantiasa berusaha agar dapat mengikuti perubahan zaman tersebut.

Salah satu ciri negara yang dapat mengikuti perkembangan zaman adalah negara yang memiliki teknologi dan informasi yang canggih serta perekonomian yang kuat. Perkembangan teknologi mutakhir tidak dapat lepas dari pengaruhnya terhadap kecenderungan gaya hidup dan perilaku ekonomi manusia, demikian pula dengan perilaku dalam berinvestasi. Akhir-akhir ini perilaku investasi cenderung bergeser dari investasi riil ke arah investasi finasial. Kehidupan finansial manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi yang saat ini berlangsung.

Indonesia dalam perjalanannya tidak lepas dari permasalahan di bidang

ekonomi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan permasalahan tersebut dan beberapa

diantaranya adalah stabilitas politik, stabiltas ekonomi, peralihan kekuasaan dan lain

sebagainya. Oleh karena itu pemerintah melalui program pembangunan nasional akan

(8)

diwujudkan oleh perekonomian yang mandiri dan handal dengan didukung infrstruktur perdagangan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perdagangan bebas yang salah satunya melalui Perdagangan Berjangka.

Seiring dengan perkembangan zaman era globalisasi seperti sekarang yang dengan kemajuan ilmu teknologinya yang sangat pesat, corak dan ragam dalam investasi juga mulai mengalami perkembangan, dari investasi yang bersifat kebendaan yang dilakukan secara langsung menjadi investasi terhadap modal atau bentuk-bentuk investasi yang baru seperti surat berharga, barang komoditi utama, seperti saham, obligasi, komoditi perkebunan yang misalnya kelapa sawit, karet, minyak bumi dan lain-lain. Namun dalam berinvetasi tidak dapat lepas dari adanya resiko, karena dalam setiap kegiatan investasi pasti ada resiko yang besarnya tergantung dari jenis investasi yang dilakukan dan pengetahuan para pihak yang terlibat dalam investasi tersebut.

Dengan banyaknya investasi yang dialihkan dari investasi secara langsung kepada investasi surat berharga, terutama oleh investor mandiri atau kecil dan menengah maupun oleh investor besar yang biasanya sangat menghindari resiko.

1

Salah satu jenis investasi yang ada di Indonesia saat ini adalah bursa berjangka.

Keberadaan bursa berjangka di Indonesia diawali dengan terjadinya kasus penipuan tahun 1970 yang dilakukan oleh beberapa perusahaan komisioner yang menjalankan kegiatan penyaluran amanat kontrak investasi berjangka dari nasabah di dalam negeri ke bursa berjangka luar negeri. Perusahaan komisioner pada praktiknya tidak boleh

1

Johanes Arifin Wijaya, 2005, Bursa Berjangka, Penerbit Andi, Yogyakarta, h.11

(9)

melakukan penyaluran amanat dari nasabah ke bursa komoditi diluar negeri bahkan yang lebih parah lagi banyak nasabah yang dilarikan ke perusahaan komisioner. Akibat adanya keadaan tersebut, Menteri perdagangan pada waktu itu melarang kegiatan perdagangan berjangka komoditi. Sebenarnya dengan adanya perdagangan berjangka tersebut diharapkan mampu untuk menunjang perekonomian pada umumnya. Pada tahun 1982 pemerintah mengeluarkan aturan tentang perdagangan berjangka yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1982 tentang Bursa Komoditi, yang diikuti dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 1982 tentang Pendirian dan Pokok-Pokok Organisasi Bursa Komoditi.

Pada saat ini perdagangan komoditi diatur dalam Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi. Pada waktu itu pengawasan perdagangan komoditi

dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) yang

berada dibawah kewenangan Derpartemen Perdagangan kemudian terdapat aturan lain

seperti perjanjian kerjasama antara investor dengan perusahaan pialang merupakan

dasar hukum utama dan acuan bagi para pihak untuk melaksanakan investasi dari

investor di Bursa Berjangka. Selain itu perdagangan berjangka ini dapat digunakan

sebagai sarana alternatif perdagangan berjangka bagi para pihak yang bermaksud untuk

menanamkan modalnya di Bursa Berjangka. Perkembangan perdagangan berjangka di

berbagai Negara sangat pesat dan saat ini telah menjadi salah satu infrastruktur

penunjang pertumbuhan perekonomian suatu Negara.

(10)

Perdagangan Berjangka merupakan salah satu bentuk investasi baru dimana investor mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang besar, dengan adanya potensi keuntungan ini perdagangan berjangka yang merupakan jenis investasi yang tergolong baru di Indonesia, menarik minat masyarakat. Perdagangan berjangka ini berkaitan dengan jual beli komiditi dan penyerahannya (barang) dilakukan berdasarkan kontrak berjangka- opsi atas kontrak berjangka pada waktu yang telah disepakati.

2

Dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyatakan bahwa : “Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Perdagangan Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penarikan modal dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah dan atau kontrak derivatif lainnya”. Perdagangan berjangka komoditi merupakan investasi derivatif (turunan) dari produk investasi saham dan sejenisnya yang tergolong dalam perdagangan pada bursa berjangka. Perdagangan berjangka komoditi sudah bukan merupakan bagian dari sekuritas, perdagangan berjangka komoditi memiliki regulasinya sendiri di Indonesia.

Regulator yang mengawasi kegiatan para pialang berjangka komoditi ada dibawah

2Ibid., h. 12.

(11)

wewenang Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), serta Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Namun ada beberapa hal yang harus diketahui tentang kerjasama investasi antara investor dengan perusahaan pialang berjangka, yaitu sebagai berikut :

1. Kedudukan investor terhadap pialang atau wakil pialang berjangka.

Investor adalah pemilik modal yang mengamanatkan modalnya untuk diinvestasikan di bursa berjangka melalui pialang atau wakil pialang berjangka dengan demikian dapat dilihat bahwa pialang atau wakil pialang berjangka hanya sebagai pihak perantara terhadap keinginan investasi yang dilakukan oleh investor.

2. Sistem Investasi di Bursa berjangka

Pelaksanaan investasi yang sudah ditanamkan melalui pialang atau wakil pialang berjangka adalah dengan cara membeli kontrak-kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka.

Perdagangan Berjangka merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan dan dilakukan oleh kalangan dunia usaha sebagai sarana “lindung nilai”

(hedging) yang sangat efektif untuk menunjang kemantapan strategi manajemen

perusahaan dari timbulnya resiko/kerugian. Seiring dengan perkembangan bisnis

perdagangan berjangka tentunya di Indonesia sangatlah popular dan juga salah satu

merupakan penunjang pertumbuhan perekonomian, namun disayangkan banyak orang

yang melakukan investasi di dalam perdagangan berjangka ini yang belum sepenuhnya

(12)

memahami mekanisme yang ada di dalam perdagangan berjangka tersebut. Ketidak pahaman masyarakat terhadap segala ketentuan mengenai perdagangan berjangka dimanfaatkan oleh perusahaan pialang berjangka dengan menjaring sebanyak- banyaknya nasabah atau investor yang dengan menyelewengkan dana milik nasabah dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran aturan yang sudah ditentukan oleh BAPPEBTI.

Salah satu contoh kasus yang terjadi di perusahaan pialang berjangka yaitu pihak dari perusahaan tersebut dalam menjaring nasabah atau investor untuk melakukan investasi tidak memberikan informasi mengenai segala prosedur yang telah ditentukan namun sebaliknya pihak perusahaan memberikan informasi yang menyesatkan kepada nasabah secara langsung maupun tidak langsung yang dengan memberikan janji keuntungan yang fantastis kepada nasabah ataupun menyalahgunakan dana nasabah di rekening terpisah yang bukan merupakan rekening yang diberikan secara resmi oleh perusahaan pusat yang telah berada di bawah pengawasan BAPPEBTI. Sehingga seringkali hal ini dimanfaatkan oleh para pialang untuk berbuat curang terhadap investor yang mengakibatkan kerugian bagi investor yang sebagai pemilik modal dalam perusahaan pialang berjangka tersebut, yang tidak jarang menyebabkan terjadinya suatu permasalahan atau sengketa antara investor dengan manager investasi atau perusahaan pialang berjangka.

3

3Ibid., h. 15.

(13)

Namun, pada undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pada pasal 4 huruf c mengenai hak konsumen yang menyebutkan bahwa :

“ hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.” Dapat dilihat dari bunyi pasal tersebut bahwa setiap konsumen atau dalam perdagangan berjangka komiditi disebut investorberhak mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur. Maka jika salah satu pihak perusahaan memberikan informasi yang tidak sesuai maka dapat dikenakan sanksi.

Dalam pelaksanaan perdagangan berjangka diharapkan undang-undang memberikan hukum bagi orang yang dirugikan dengan menuntut pihak yang menyebabkan kerugian tersebut untuk memberikan ganti kerugian kepada nasabah perdagangan berjangka pengguna yang merasa dirugikan tersebut. Pialang berjangka sebagai pihak penyelenggara perdagangan berjangka wajib memberikan perlindungan hukum dan memberikan kepercayaan atas jasa pelayanan yang telah diberikan.

Sedangkan dalam prakteknya, pelaksanaan perlindungan bagi nasabah perdagangan berjangka komoditi yang didasarkan pada perjanjian perdagangan berjangka komoditi sangatlah sulit untuk diwujudkan, karena tidak adanya klausul- klausul pertanggung jawaban pialang berjangka atas hal-hal yang merugikan nasabah tersebut melemahkan posisi nasabah untuk memperoleh haknya.

Sementara itu, Undang-Undang Perdagangan Berjangka Komoditi bisa

dikatakan tidak memuat ketentuan mengenai perlindungan hukum bagi nasabah

(14)

perdagangan berjangka. Ketentuan dalam pasal 50 ayat (2) UU RI No. 10 Tahun 2011 Tentang Perdangan Berjangka Komoditi yang menyatakan bahwa :

“Pialang Berjangka wajib menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Resiko serta membuat perjanjian dengan nasabah sebelum Pialang Berjangka yang bersangkutan dapat menerima dana milik nasabah untuk perdagangan kontrak berjangka”.

Ketentuan dalam pasal ini menyatakan bahwa masih minimnya perlindungan yang diberikan kepada nasabah perdagang berjangka. Pasal ini memperjelas bahwa resiko yang akan dihadapi nasabah sepenuhnya tergantung kepada keinginan nasabah sendiri untuk terlibat dalam perdagangan berjangka dan menanggung seluruh resiko yang dihadapi dalam bertransaksi di perdagangan berjangka ini.

Untuk menjamin dan menciptakan keamanan dalam berinvestasi, Negara Indonesia perlu memberikan perlindungan hukum terhadap investasi yang ditanamkan oleh investor pada suatu perusahaan. Perlindungan hukum merupakan salah satu unsur untuk memperbaiki aspek penegakan hukum di suatu Negara. Tentunya perlindungan hukum diberikan oleh Negara kepada masyarakatnya demi mewujudkan stabilitas dalam hal apapun, termasuk didalamnya dalam hal ekonomi seperti adanya kegiatan investasi.

4

4

Made Udiana, 2011, Rekontruksi Pengaturan Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal

Asing, Udayana University Press, Denpasar h. 2

(15)

Penulisan usulan penelitian ini melakukan penelitian di PT. Central Capital Futures di Provinsi Bali yang beralamat di jalan Letda Tantular blok A-6, Ruko Dewata Square, Renon. Adapun alasan penulis meneliti di PT. Central Capital Futures karena selain merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di jasa keuangan dan karena sesuai untuk dibahas dari sisi jasa pelayanan perdagangan berjangka komoditi yang dimana membantu pemilik modal (investor), baik retail maupun corporate investor, untuk mengembangkan investasinya dengan bertransaksi perdagangan berjangka secara aman, terukur dan berlikuidasi tinggi dengan tujuan pemindahan resiko meupun pemanfaatn fluktuasi harga serta perdagangan berjangka komoditi pada PT. Central Capital Futures merupakan salah satu bentuk investasi baru yang dimana investor berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, dengan adanya keuntungan tersebut perdagangan berjangka yang merupakan jenis investasi yang dapat dikatakan baru di Indonesia yang menarik keinginan masyarakat. Besarnya minat masyarakat sejalan dengan keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang besar tersebut. Namun masyarakat selama ini kurangnya pengetahuan mengenai tata cara pengelolaan dana, cara mengoperasikannya secara online maka dalam kegiatan perdagangan berjangka itu diperlukan perlindungan hukum bagis nasabah atau investor perusahaan pialang di dalam perdagangan berjangka komoditi.

Berdasarkan latar belakang diatas mendorong penulis untuk melakukan

penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul :

(16)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PADA PT. CENTRAL CAPITAL FUTURES DI DENPASAR.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dalam penelitian ini akan dibahas beberapa pokok permasalahan yang terkait. Adapun permasalahan yang dimaksudkan sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum dalam perdagangan berjangka kepada investor?

2. Bagaimana pelaksanaan perdagangan berjangka antara investor dengan perusahaan pialang berjangka pada PT. Central Capital Futures?

1.3 RUANG LINGKUP MASALAH

Agar mendapatkan gambaran tentang apa yang penulis uraikan dalam penelitian ini, maka perlu kiranya ditentukan ruang lingkup permasalahannya, agar hasil dari penelitian ini tidak menimbulkan penafsiran yang terlalu luas dan untuk mendapatkan uraian yang lebih terarah dalam proses pelaksanaan penelitian ini maka diperlukan pembatasan ruang lingkup penelitian, adapun ruang lingkup dari permasalahan yang akan dibahas yaitu:

Pertama mengenai bentuk perlindungan dalam perdagangan berjangka

komoditi kepada investor didalam pembahasan ini akan membahas beberapa sub

(17)

bagian, seperti ketentuan hukum yang mengatur mengenai perdagangan berjangka komoditi, hak dan kewajiban perusahaan pialang berjangka dan investor dan bentuk perlindungan hukum terhadap investor dalam perdagangan berjangka komoditi

Kedua mengenai pelaksanaan perdagangan berjangka antara investor dengan perusahaan pialang berjangka pada PT. Central Capital Futures yang dimana didalam pembahasan ini akan membahas beberapa sub bagian, seperti profil dari PT. Central Capital Futures, perjanjian antara perusahaan pialang berjangka dengan nasabah atau investor, dan pelaksanaan perdagangan berjangka antara investor dengan perusahaan pialang berjangka pada PT. Central Capital Futures.

1.4 ORISINALITAS PENELITIAN

Dalam rangka menghindari adanya plagiat atau kemiripan dalam penyusunan

hasil dari penelitian ini yang membahas mengenai perlindungan hukum terhadap

investor dalam pelaksanaan investasi berjangka. Adapun penelitian yang memiliki

kemiripan dan memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, yaitu

sebagai berikut :

(18)

No Judul Penulis Rumusan Masalah

1 Perlindungan Hukum

Terhadap Investor dalam transaksi di pasar modal melalui derivatties market

Grandnaldo Yohanes Tindangen

1. Bagaimana penerapan

hukum dalam

perlindungan penanam modal(investor) asing maupun dalam negeri Menurut Undang-undang 25 Tahun 2007

2. Bagaimana Proses penyelesaian sengketa antara penanam modal (Investor) dengan perusahaan yang melalui derivaties market?

2 Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Perusahaan Pialang Berjangka

Anak Agung Gede

Mahendra

1. Bagaimanakah

perlindungan hukum terhadap nasabah dalam hal perusahaan pialang

berjangka yang

dibubarkan?

(19)

2. Bagaimanakah tanggung jawab perusahaan pialang

berjangka yang

dibubarkan terhadap nasabah?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini memiliki tujuan, baik itu tujuan umum maupun tujuan khusus. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui lebih dalam hal-hal yang berkaitan mengenai bentuk perlindungan hukum terhadap investor dalam perdagangan berjangka komoditi.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan dari perdagangan berjangka komoditi antara

investor dengan perusahaan pialang berjangka.

(20)

1.5.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini meliputi :

1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai perlindungan hukum yang diberikan kepada investor dalam hal berinvestasi pada perusahaan-perusahaan perdagangan berjangka di Negara Indonesia.

2. Untuk mendalami berbagai pelaksanaan dan perjanjian yang terjadi dalam hal perdagangan berjangka komoditi antara investor dengan perusahaan pialang berjangka.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Melalui penelitian ini terdapat adanya manfaat dari penelitian yang dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta

dapat menambah wawasan mahasiswa dan masyarakat dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dibidang ilmu hukum umumnya. Serta menambah pemahaman mengenai

pengaturan tentang perlindungan hukum bagi investor dalam pelaksanaan kegiataan

perdagangan berjangka komoditi.

(21)

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara Praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap suatu permasalahan hukum sehingga hasil dari penelitian dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam pembuatan karya-karya tulis baik itu makalah maupun penelitian hukum lainnya agar mahasiswa dapat melaksanakan dalam praktek di masyarakat secara langsung.

1.7 LANDASAN TEORI

Pasal 1313 KUH Perdata memberikan rumusan tentang “Perjanjian” yang menyatakan bahwa :

“Suatu perjanjian adalah suati perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.

Syarat sahnya suatu perjanjian secara umum di atur dalam pasal 1320 KUH Perdata, terdapat 4 syarat yang harus di penuhi untuk sahnya perjanjian syarat-syarat tersebut adalah :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

3. Suatu hal tertentu.

4. Suatu sebab yang halal.

(22)

Syarat pertama dan kedua dinamakan syarat subjektif, karena berkenaan dengan para subjek yang membuat perjanjian itu, apabila salah satu dari kedua syarat tidak terpenuhi, maka perjanjian dapat dibatalkan, sedangkan syarat ketiga dan keeempat dinamakan syarat objektif karena berkenaan dengan objek dalam perjanjian tersebut, jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak dipenuhi maka perjanjian dapat batal demi hukum.

5

Dalam penulisan penelitian ini digunakan beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang terkait dalam penelitian ini guna menunjang pembahasan permasalahan tersebut, sebagai berikut :

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III yang menyebutkan bahwa perlindungan adalah tempat berlindung atau melindungi. Pemberian perlindungan hukum tidak terlepas dari Negara hukum. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. Menurut Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim yang dimaksud dengan Negara hukum adalah “ Negara yang berdiri atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya”. Indonesia merupakan Negara hukum yang berlandaskan Pancasila.

Menurut Fitzgerald, menjelaskan mengenai teori perlindungan hukum dari Salmond bahwa bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam masyarakat karena dalam suatu kepentingan, perlindungan terhadap

5

Soerjono Soekanto, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta,

h.30.

(23)

kepentingan tertentu dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak. Kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan manusia, sehingga hukum memiliki otoritas tertinggi utnuk menentukan kepentingan manusia yang perlu di atur dan di lindungi.

6

Menurut Satijipto Raharjo, perlindungan hukum adalah adanya upaya melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam hal kepentingannya tersebut yang dengan memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.

Selanjunya pendapat dari Setiono, perlindungan hukum adalah adanya upaya melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.

Dengan demikian, perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

6

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, h.15.

(24)

1. Perlindungan hukum preventif

Perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan kewajiban.

7

2. Perlindungan hukum represif

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukannya pelanggaran.

1.8 METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.8.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris. Penelitian hukum secara empiris yaitu sebuah metode penelitian hukum yang berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata atau dapat dikatakan melihat, meneliti bagaimana bekerjanya hukum di masyarakat. Penelitian hukum empiris merupakan salah satu penelitian yang membahas hukum yang beroperasi dalam

7Ibid., h.30.

(25)

masyarakat. Dalam penelitian ini yang menjadi salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga dari masyarakat itu sendiri, yang berupa kesadaran dari masyarakat untuk mematuhi suatu Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

8

Penelitian hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis yaitu penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah. Penelitian hukum sosiologis memandang hukum sebagai fenomena sosial.

9

Pada penulisan penelitian , penulis mengkaji mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Pelaksanaan Perdagangan Berjangka Komoditi pada PT.Central Capital Futures di Denpasar.

1.8.2 Jenis pendekatan

Sehubungan dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris maka adapun dalam penelitian ini, menggunakan jenis pendekatan sebagai berikut :

1. Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach)

Pendekatan perundang-undangan dilakukan untuk mengkaji bagaimana ketentuan-ketetuan yang mengatur mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Pelaksanaan Investasi dalam hal perdagangan Berjangka yang dengan

8

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 20.

9

H. Zainuddin Ali, 2011, Metode Penelitian, Sinar Grafika, Jakarta, h. 34.

(26)

melakukan kajian terhadap undang-undang yang terkait dengan permasalahan hukum dalam penelitian ini, yang selanjutnya dihubungkan dengan fakta dilapangan di tempat penelitian dilakukan.

2. Pendekatan Fakta (The Fact Approach)

Pendekatan fakta digunakan untuk mengkaji dari fakta-fakta yang ada yang terkait perlindungan hukum terhadap investor dalam pelaksanaan perdagangan berjangka komoditi dan melihat keadaan nyata di wilayah penelitian dilakukan.

3. Pendekatan Kasus ( The Case Approach)

Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan telaah pada kasus yang berkaitan dengan isu hukum yang dihadapi. Kasus yang ditelaah sendiri merupakan kasus yang telah memperoleh putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap. Dalam penelitian akan diteliti kasus pada PT. Central Capital Futures. Hal pokok yang akan dikaji pada putusan tersebut adalah mengenai pelaksanaan dalam perdagangan berjangka yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.8.3 Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif, yang dimana dalam penelitian ini memberikan uraian atau gambaran

terhadap peristiwa hukum yang diteliti dengan menggambarkan secara tepat sifat-sifat

suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, yang bertujuan untuk

menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam

(27)

masyarakat.

10

Sehingga dalam penelitian ini difokuskan pada penggambaran/pemaparan yang khususnya mengenai pelaksanaan dari perjanjian yang dilakukan antara investor atau nasabah dengan perusahaan pialang berjangka.

1.8.4 Data dan Sumber Data

Untuk menunjang pembahasan dalam penelitian ini terhadap permasalahan yang diajukan, sumber data diperoleh dari:

1. Data primer

Data Primer adalah data yang didapat langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan atau field research, dilakukan baik melalui wawancara atau interview.

11

Data Primer dalam penulisan skripsi ini bersumber dari kenyataan yang terjadi dilapangan dalam pelaksanaan perdagangan berjangka.

Sumber data juga diperoleh dari informan maupun responden yang diperoleh langsung dilapangan tempat penelitian dilakukan, yang dimana data yang diperoleh tersebut berasal dari observasi atau pengamatan secara langsung ke tempat kejadian dan melalui teknik wawancara.

10

Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum

Universitas Udayana, Denpasar, h.81

11

Bambang Waluyo, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta,

h.16

(28)

2. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari data kepustakaan (library research) yaitu dimana data-data atau bahan penulisan ini diperoleh dari literatur-literatur dan peraturan Perundang-undangan yang ada kaitannya dengan masalah. Data sekunder merupakan suatu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumentasikan dalam bentuk bahan-bahan hukum.

Data sekunder terdiri dari :

- Bahan Hukum Primer , yaitu bahan hukum yang mempunyai otoritas

(autoritatif) yang terdiri dari

12

:

a. Peraturan Perundang-Undangan

b. Catatan - catatan resmi atau risalah pembuatan suatu peraturan perundang-undangan.

c. Putusan Hakim.

Adapun bahan hukum yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjagka Komoditi.

12

Soerjono Soekanto & Sri Mahmudji, 1988, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Press,

Jakarta, h.34

(29)

b. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdaganga Berjangka Komoditi.

c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

d. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijk Wetboek terjemahan R. Subekti dan R. Tjitrosudibio.

- Bahan Hukum Sekunder , yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer yang didapat dari beberapa pustaka yang ada yang memiliki kaitan yang erat dengan bahan hukum primer yang berisikan informasi.

Contoh bahan hukum sekunder adalah berupa buku-buku hukum, hasil- hasil penelitian atau pendapat pakar hukum artikel-artikel serta dokumen yang relevan lainnya.

- Bahan Hukum Tersier , yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

Adapun bahan hukum tersier yang digunakan adalah : - Kamus Besar Bahasa Indonesia

- Kamus Bahasa Inggris

1.8.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik pengamatan atau observasi dan teknik wawancara, yaitu :

(30)

1. Teknik pengamatan atau observasi

Merupakan suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap peristiwa atau kejadian yaang terjadi pada lokasi penelitian dilakukan yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti.

2. Teknik Wawancara

Merupakan suatu percakapan yang dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan yang telah dirancang secara sistematis guna mendapatkan jawaban- jawaban yang relevan terkait dengan permasalahan yang diteliti dan yang diwawancarai (narasumber) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

1.8.6 Teknik Penentuan Sampel Penelitian

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Snowball Sampling, merupakan penarikan sampel dengan teknik yang dipilih

berdasarkan penunjukan atau rekomendasi dari sample sebelumnya dan merupakan

salah satu metode dalam pengambilan sampel dari suatu populasi. Dimana snowball

(31)

sampling ini adalah termasuk dalam teknik non-probability sampling (sampel dengan probalitas yang tidak sama). Untuk metode pengambilan sampel seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang bersifat komunitas dari subjektif responden/sampel, atau dengan kata lain objek sampel yang kita inginkan sangat langka dan bersifat mengelompok pada suatu himpunan. Dengan kata lain snowball sampling metode pengambilan sampel denga secara berantai.

13

1.8.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tersebut. Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis, kemudian setelah mengadakan sistematisasi baha hukum dianalisasi kemudian melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap bahan hukum tersebut.

Bahan-bahan hukum yang diperoleh baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder adalah data kualitatif kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Sehingga tulisan ini bersifat deskriptif analisis.

Analisis data yakni dengan analisis kualitatif untuk menjawab permasalahn dalam penelitian ini.

14

13

Bambang Sunggono, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo, Jakarta, hal.

184

14

Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Pres,Jakarta,h.197

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Kesimpulan dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakn dalam kegiatan KKN UNNES BMC berupa pendampingan belajar bagi anak sekolah yang dilakukan dengan metode

1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif. 2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan

Berdasarkan pada alur proses pada Gambar 5., proses pengolahan basah diawali dengan tahap penggulungan yaitu pucuk layu dimasukkkan ke dalam OTR (Open Top Roller) yang bertujuan

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, keabsahan akta notaris meliputi bentuk isi, kewenangan pejabat yang membuat, serta pembuatannya harus memenuhi

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

4.1Menguraikan pengertian diet khusus 4.1Menguraikan pengertian diet khusus 4.2Membuat produk kue dan saus rendah 4.2Membuat produk kue dan saus rendah.