BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam pembukaan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar) dijelaskan bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan perlindungan terhadap seluruh warga negara dalam berbagai bidang kehidupan. Selain tujuan tersebut, pemerintah juga berkewajiban melaksanakan pembangunan diberbagai bidang dalam rangka mewujudkan kesejahterahan nasional, salah satu pembangunan tersebut adalah pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional, dalam pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pada dasarnya pembangunan sosial ditentukan dalam 3 faktor, yaitu:
perlunya perawatan kesehatan diatur dalam langkah-langkah atau tindakan-tindakan oleh pemerintah; perlunya pengaturan hukum di lingkungan sistem perawatan kesehatan; dan perlunya kejelasan yang membatasi antara perawatan kesehatan dengan tindakan medis. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan seseorang dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk di Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 1948 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi menyatakan,
1 1
setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (17).
Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah pelayanan yang tidak membeda-bedakan status sosial seseorang dalam masyarakat, baik orang kaya, orang miskin, orang yang berkuasa, orang biasa, orang pintar maupun orang bodoh. Pemenuhan kesehatan yang merata dan tidak membeda-bedakan golongan sosial juga sejalan dengan nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila terutama sila ke-5 yang menyatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial dalam hal ini juga termasuk di dalamnya keadilan dalam mendapatkan akses kesehatan yang baik dan bermutu. Pasal 28 H ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga menegaskan bahwa: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (17).
Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dilakukan oleh pemerintah dengan melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, yang dimulai dengan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPK-MM) atau yang lebih dikenal dengan Asuransi Kesehatan untuk Orang Miskin (ASKESKIN). Cakupan
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan kurang mampu melalui program jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau ASKESKIN terus meningkat yaitu dari 36,4 juta orang (2005) menjadi 76,4 juta orang (2007) (23) .
Mulai tanggal 1 Januari 2014, program Jamkesmas diganti menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program ini diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk BPJS Ketenagakerjaan di rencanakan berlaku mulai tanggal 1 Juli 2015 (23).
BPJS merupakan peleburan dari berbagai asuransi kesehatan milik badan usaha milik negara, terdapat 4 badan usaha milik negara yang digabung yaitu PT JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), PT TASPEN (Tabungan dan Asuransi Pensiun), PT ASABRI (Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), dan PT ASKES (Asuransi Kesehatan). Dalam sistem ini melahirkan sistem baru yang disebut JKN.
Jaminan kesehatan ini seperti sistem asuransi, nantinya warga Indonesia diwajibkan menyisihkan uangnya untuk jaminan kesehatan dimasa depan.
Jumlah peserta BPJS pada bulan November 2014, jumlah peserta BPJS Kesehatan lebih kurang mencapai 131,5 juta jiwa. Jumlah peserta BPJS Kesehatan secara bulanan, terus meningkat. Pada bulan Oktober 2014, jumlah peserta BPJS Kesehatan telah mencapai 132.286.703 orang.
Angka ini pun naik signifikan, jika dibandingkan dengan data peserta per
Agustus 2014 lalu, yaitu sebesar 127.251.791 jiwa. Jumlah peserta BPJS kesehatan pada tanggal 24 April 2015 berjumlah 142.711.701 peserta. (31) Banyak faktor yang mempengaruhi keikutsertaan asuransi BPJS kesehatan, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elmamy Handayani, dkk (2013) hasil penelitian menunjukan Sebanyak 76,8%
responden menyatakan kesediaan mereka untuk membayar iuran jaminan kesehatan. Berdasarkan analisis multivariabel, variabel yang secara simultan memiliki pengaruh sifnifikan dengan kemampuan membayar, dan adanya tabungan untuk biaya pelayanan kesehatan. Responden yang memiliki tabungan memiliki kontrol diri yang baik, dan perasaan tidak suka dengan risiko, sehingga berupaya menyediakan cadangan dana untuk menghadapi kemungkinan sakit di masa yang akan datang (25). Penelitian yang dilakukan oleh Melvira Novia Sari dengan hasil penelitian bahwa masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap pelaksanaan program Asuransi Kesejahteraan Sosial, mereka memiliki sikap yang positif dari pelaksanaan program Asuransi Kesejahteraan Sosial di Kelurahan Polonia, dan masyarakat memiliki partisipasi yang positif.(28)
Desa Cabean Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak mempunyai jumlah penduduk 3.567 jiwa, sebanyak 1.819 jiwa berprofesi sebagai petani. Desa Cabean mempunyai lima kelompok tani dimana kelompok tani tersebut beranggotakan para pekerja yang berprofesi sebagai petani, jumlah untuk masing-masing kelompok tani sebagai berikut
Tabel 1.1
Kelompok tani di Desa Cabean No Nama Kelompok Tani Jumlah (anggota)
1 Makmur Sejahtera 132
2 Sumber Rejeki 380
3 Waras 412
4 Dewi Sri 478
5 Sri Rejeki 417
Data tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah anggota masing- masing kelompok tani di Desa Cabean yang paling banyak adalah anggota Kelompok Tani Dewi Sri yaitu berjumlah 478 anggota sedangkan paling sedikit adalah Kelompok Tani Makmur Sejahtera dengan anggota 132 anggota. Salah satu Kelompok tani adalah Kelompok Tani Makmur Sejahtera. Kelompok Tani Makmur Sejahtera dijadikan sampel penelitian karena diantara 5 Kelompok tani di Desa Cabean yang masih aktif mengadakan pertemuan rutin hanyalah Kelompok Tani Makmur Sejahtera.. Berdasarkan wawancara awal peneliti dengan ketua Kelompok Tani Makmur Sejahtera pada tanggal 24 Agustus 2015 menuturkan bahwa kelompok tani di Desa Cabean sudah diberi sosialisasi tentang BPJS Kesehatan oleh petugas BPJS Kesehatan Kabupaten Demak, setelah mendapat sosialisasi tersebut ada para petani yang berkeinginan ikut mendaftar BPJS kesehatan dan ada yang belum berkeinginan ikut program BPJS Kesehatan. Hasil wawancara dengan perangkat desa menyebutkan bahwa jumlah Kelompok Tani di Desa Cabean berjumlah lima kelompok
tani dimana dari kelompok tani tersebut hanya satu kelompok tani yang masih aktif yaitu Kelompok Tani Makmur Sejahtera, Kelompok Tani Makmur Sejahtera dijadikan tempat penelitian karena Kelompok Tani ini adalah Kelompok Tani yang masih aktif menyelenggarakan kegiatan dan pertemuan rutin setiap dua kali dalam sebulan. Disamping itu Kelompok Tani Makmur Sejahtera merupakan satu-satunya kelompok tani di Desa Cabean yang sudah menerima penyuluhan dari petugas BPJS Kesehatan.
Para anggota Kelompok Tani Makmur Sejahtera mayoritas memiliki kerja sampingan selain sebagai petani seperti buruh bangunan dan Karyawan Swasta, hanya sepuluh anggota yang berprofesi sebagai petani dan memiliki lahan sendiri untuk di garap, hampir sebagian besar berprofesi sebagai petani tapi tidak memiliki lahan sendiri. Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa rata-rata tingkat pendidikan sebagian para petani mempunyai tiungkat pendidikan SD yaitu sebesar 68% dari seluruh anggota kelompok tani. Usia rata-rata para petani di kelompok tani Desa Cabean memiliki rata-rata usia 49 tahun. Berdasarkan uraian tersebut, maka alasan Kelompok Tani Makmur sejahtera di jadikan tempat penelitian sebagai berikut.
Tabel 1.2
Alasan pengambilan tempat penelitian
No Alasan
1 Kelompok Tani Makmur Sejahtera merupakan satu- satunya kelompok tani yang masih aktif dan rutin mengadakan pertemuan satu bulan dua kali
2 Kelompok Tani Makmur Sejahtera merupakan satu- satunya kelompok tani yang sudah mendapatkan penyuluhan dari petugas BPJS Kesehatan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini berjudul
“Hubungan antara beberapa faktor dengan keikutsertaan BPJS Kesehatan pada pekerja Kelompok Tani sektor informal profesi petani di Desa Cabean Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakangtersebut maka perumusan masalah penelitiannya adalah:
Hubungan antara beberapa faktor dengan keikutsertaan BPJS Kesehatan pada pekerja Kelompok Tani sektor informal profesi petani di Desa Cabean Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara beberapa faktor dengan keikutsertaan BPJS
Kesehatan pada pekerja Kelompok Tani sektor informal profesi petani di Desa Cabean Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Menganalisis gambaran usia petani terhadap keikutsertaan BPJS Kesehatan pada pekerja Kelompok Tani sektor informal profesi petani.
b. Menganalisis gambaran tingkat pendidikan petani terhadap keikutsertaan BPJS Kesehatan pada pekerja Kelompok Tani sektor informal profesi petani
c. Menganalisis gambaran pengetahuan petani terhadap keikutsertaan BPJS Kesehatan pada pekerja Kelompok Tani sektor informal profesi petani
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Bagi masyarakat
Memberikan informasi tentang Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keikutsertaan BPJS Kesehatan khususnya para pekerja Kelompok Tani pada sektor Informal profesi Petani.
2. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk kepentingan pendidikan maupun penelitian selanjutnya.
3. Bagi BPJS Kesehatan
Dapat dijadikan referensi dan masukan dalam upaya menanalisa Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi keikutsertaan BPJS Kesehatan khususnya pada sektor Informal dengan profesi Petani.
E. Keaslian Penelitian
Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu maka perlu adanya kajian peneliti terdahulu, berikut peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian tentang asuransi kesehatan baik formal maupun non formal.
Tabel 1.3 Keaslian Penelitian
Perbedan dan persamaan dengan peneliti yang dilakukan adalah pada objek kajian penelitian yaitu pada sektor informal profesi petani, waktu dan tempat yang berbeda yaitu peneitian dilakukan pada bulan mei sampai dengan bulan Juli 2015 di Kelompok Tani Desa Cabean, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Kemudian metode yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif kualitatif untuk mengetahui gambaran keikutsertaan BPJS Kesehatan pada sektor informal petani.
Persamaan dalam penelitian ini dengan peneliti sebelumnya terletak pada jenis asuransi yaitu asuransi kesehatan pada sektor informal.
F. Lingkup Penelitian
Untuk membatasi bahasan dalam penelitian ini agar tidak melebar pemahasanya maka lingkup penelitian ini meliputi:
1. Lingkup Keilmuan, dalam penelitian ini mencangkup tentang faktor- faktor yang berpengaruh terhadap keikutsertaan Asuransi BPJS Kesehatan pada sektor informal profesi petani.
2. Lingkup Materi, dalam penelitian ini terdiri dari pengetahuan, tingkat pendidikan usia dan profesi petani serta sektor informal
Nama Judul Metode Hasil
Henni Djuhaeni, dkk (2010)
potensi partisipasi masyarakat menuju pelaksanaan jaminan kesehatan dalam rangka universal coverage di kota Bandung
penelitian survei dengan
menggunakan kuesioner menggunakan metode deskriptif kualitatif
Terdapat potensi partisipasi masyarakat informal dalam menyisihkan dana untuk jaminan kesehatan, sehingga kebijakan pelayanan kesehatan
“gratis” bagi kelompok ini perlu dikaji ulang. Selanjutnya perlu dipersiapkan berbagai upaya pendukung seperti sosialisasi, cara pengumpulan dana dan menumbuhkan perilaku menabung untuk kesehatan mengingat kelompok ini tidak berpenghasilan tetap
T Melvira Novia Sari (2009)
Respon pekerja sektor informal terhadap
pelaksanaan program asuransi
kesejahteraan sosial kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia
instrumen penelitian
kuesioner dan wawancara.
analisis data, peneliti
menggunakan metode analisis kuantitatif
dengan teknik analisis data deskriptif
pekerja sektor informal di Kelurahan Polonia setuju dengan pelaksanaan program Asuransi Kesejahteraan Sosial yang dilaksanakan pemerintah yang bekerjasama dengan Lembaga YAKMI. Alasan yang mereka ungkapkan yaitu karena mereka terbantu pada saat mereka tidak dapat mencari nafkah akibat sakit, kecelakaan ataupun meninggal dunia.
Selain itu mereka juga menjadi terbiasa untuk menabung setiap bulannya.
Serlie Littik (2007)
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan asuransi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
data sekunder gabungan dari Kuesioner dengan menggunakan desain cross sectionalUji yang digunakan adalah Adjusted Wald Test
bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kepemilikan asuransi di Propinsi NTT adalah umur (untuk Jamsostek), tingkat pendidikan dan wilayah (untuk semua tipe asuransi kecuali JPKM), pendapatan (untuk Askes), serta jarak dan transportasi (untuk Askes dan Jamsostek).
Sri
Hermawati (2013)
Pengaruh gender Tingkat pendidikan dan usia terhadap kesadaran
berasuransi pada masyarakat
Indonesia
data diambil melalui
kuesioner analisis data menggunakan analisis Anova atau uji t
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak terdapat
perbedaan pengetahuan dan
pemahaman akan asuransi
jiwa pada berbagai usia
responden. Gender
berpengaruh hanya pada
3. Lingkup Lokasi, lokasi dalam penelitian ini adalah Kelompok Tani Desa Cabean, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak
4. Lingkup Metode, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
5. Lingkup Sasaran, sasaran penelitian ini adalah para anggota Kelompok Tani Desa Cabean, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak 6. Lingkup Waktu, waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai
dengan bulan Juli 2015.