III. METODE KAJIAN
3.1. Metode dan Strategi Kajian
Untuk menghasilkan penelitian yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu menjawab permasalahan, maka metodologi yang penulis gunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek ilmiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Hasil penellitian kualitatif lebih menekankan kepada makna/arti atau pilihan tertentu
Penelitian ini berusaha menggali informasi tentang proses pembinaan terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), dalam rangka meningkatkan potensi ekonomi narapidana guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Informasi tersebut meliputi bagaimana sistem pembinaan yang diterapkan serta tanggapan narapidana (yang dituangkan dalam riwayat hidup narapidana) terhadap sistem pembinaan tersebut, apakah sesuai dengan harapan dan keinginan narapidana, atau hanya sekedar mengikuti program kegiatan rutin yang harus dilaksanakan. Selain itu juga, untuk melihat sejauhmana efektifitas sistem pembinaan dimaksud, serta menemukan model pembinaan yang efektif berdasarkan karakteristik narapidana.
Tujuan ini memerlukan pendekatan yang mampu menjelaskan secara lengkap fenomena-fenomena tersebut sehingga penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Neuman (1991 : 68) memberikan definisi mengenai pendekatan kualitatif sebagai metodologi yang digunakan dalam
"interpretive social science” sebagai berikut :
Ilmu pengetahuan sosial interpretatif merupakan analisis sistematik tentang tindakan yang bermakna secara sosial melalui observasi terperinci secara langsung terhadap orang-orang di dalam setting alamiah untuk mencapai pemahaman dan interpretasi tentang bagaimana orang-orang menciptakan dan memelihara dunia sosial mereka.
Selanjutnya Neuman (1991); menjelaskan bahwa sesuai dengan karakteristik dari penelitian kualitatif maka pendekatan yang digunakan adalah studi kasus sebagaimana yang dikemukakan berikut ini :
Peneliti kualitatif akan menggunakan pendekatan studi kasus. Dia akan mengumpulkan serangkaian informasi yang luas menyangkut satu atau beberapa kasus secara lebih mendalam dan memperoleh hasil yang lebih mendetail terhadap kasus yang diteliti.
Pembahasan lainnya mengenai studi kasus disampaikan oleh Mulyana (2003}; mengungkapkan bahwa studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek dari seorang individu suatu kelompok, organisasi (komunitas) suatu program atau suatu sistem sosial, penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak dan semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian sehingga memberikan pandangan yang lengkap dam mendalam mengenai subyek yang diteliti.
3.2. Lokasi dan Komunitas Subyek Kajian
Lokasi kajian dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Kotamadya Bandung, merupakan lembaga yang melaksanakan pembinaan narapidana, yang sering menjadi sorotan masyarakat.
Komunitas yang akan dikaji dan dianalisis, yaitu komunitas narapidana di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, yang berada di wilayah Kelurahan Sukamiskin Bandung. Komunitas tersebut menarik karena terdiri dari berbagai karakter, latar belakang pendidikan, jenis kejahatan yang dilakukan, dan kepentingan. Komunitas Narapidana dan komunitas di luar Lapas saling berinteraksi. Di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin jumlah narapidana sebanyak 485 orang (per-Agustus 2007), dan kapasitas hunian sebanyak 552 orang.
3.3. Waktu Kajian
Waktu kajian dilaksanakan sejak Praktik Lapangan I pada tanggal 2 sampai dengan 16 Januari 2007 dan Praktik Lapangan II pada tanggal 13 sampai 20 April 2007. Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari persiapan sampai dengan pembuatan laporan akhir.
3.4. Pemilihan Kasus Kajian
Pemilihan kasus dilakukan dengan berdasarkan pada tujuan kajian, yaitu peningkatan sistem pembinaan narapidana miskin berdasarkan respons narapidana dan petugas melalui pembinaan yang efektif yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin.
Penelitian ini dibatasi kepada narapidana dengan karakteristik berdasarkan lama masa hukuman atau pidana dan potensi narapidana terhadap bidang pertanian dan industri (barang dan jasa). Untuk itu pemilihan kasus kajian meliputi responden :
1. Narapidana dengan masa pidana lama dan berkegiatan pertanian 2. Narapidana dengan masa pidana tidak lama dan berkegiatan pertanian.
3. Narapidana dengan masa pidana lama dan berkegiatan industri (barang &
jasa).
4. Narapidana dengan masa pidana tidak lama dan berkegiatan industri (barang & jasa).
(Masa pidana lama ; masa pidana di atas 10 tahun dan masa pidana tidak lama
; masa pidana dibawah 10 tahun).
Tabel 1 : Kasus Kajian Berdasarkan Masa Pidana dan Potensi Ekonomi Narapidana, Sukamiskin 2007.
Masa Pidana
Potensi Ekonomi
Lama Tidak lama
Pertanian 5 orang 5 orang
Industri (barang dan jasa)
5 orang 5 orang
Pemilihan kasus di atas menitikberatkan kepada masa pidana serta kegiatan pertanian dan industri (barang & jasa), dengan pertimbangan, bahwa narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin pada umumnya memiliki masa pidana di atas 5 tahun sampai dengan seumur hidup, dan jenis kegiatan yang dilakukan sebagian besar pada bidang pertanian dan industri.
Keempat kasus kajian terhadap narapidana diharapkan dapat menggambarkan permasalahan yang dihadapi narapidana keluarga miskin selama berada di Lembaga Pemasyarakatan dalam usaha memecahkan permasalahan ekonomi melalui sistem pembinaan yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan untuk meningkatkan potensi ekonomi narapidana.
Dari pemilihan kasus tersebut yang menjadi responden adalah narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung, dipilih pula beberapa informan, yaitu :
1. Pimpinan dan Petugas Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin. Alasan dipilihnya informan-informan tersebut adalah untuk mendapatkan informasi tentang pembinaan dan kegiatan yang dilaksanakan di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
2. Keluarga Narapidana, baik isteri maupun anak-anaknya. Alasan dipilihnya informan-informan tersebut adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat terhadap kondisi rumah tangga dan memahami mengenai permasalahan pemenuhan kebutuhan ekonomi sejak ditinggalkan seorang Bapak sebagai Kepala Keluarga selama berada di Lembaga Pemasyarakatan.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :
a. Studi arsip/dokumentasi.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui, penelusuran data atau dokumentasi yang relevan dengan masalah kajian di bagian Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin.
b. Pengamatan langsung atau observasi lapangan.
Teknik ini digunakan untuk mendukung informasi yang ada, melalui pengamatan langsung yang dilaksanakan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, untuk mengetahui aktivitas narapidana, mulai sejak bangun tidur (keluar sel/kamar) sampai dengan kembali ke dalam sel/kamar.
c. Wawancara mendalam.
Teknik pengumpulan data ini diguna memperoleh data primer dengan mangajukan langsung pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka kepada responden dengan menggunakan pedoman wawancara untuk memperoleh informasi mengenai fakta dan kondisi narapidana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya selama berada di Lembaga Pemasyarakatan. Wawancara dengan informan, yaitu pimpinan dan petugas lembaga pemasyarakatan dan keluarga narapidana, sebagai penanggung jawab kegiatan dan yang mengetahui permasalahannya.
d. Diskusi kelompok terfokus.
Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan antara narapidana, keluarga narapidana, pimpinan dan petugas Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung dalam suatu pertemuan pada saat kunjungan masal yang dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 3 September 2007.
Data yang diperoleh tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah melalui teknik reduksi data, sedangkan tujuan dan teknik pengumpulan data dalam kajian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 : Tujuan dan Teknik Pengumpulan Data
Tujuan Variabel Parameter Sumber Data Instrumen 1. Mengetahui
Bagaimana Narapidana keluarga miskin
di dalam LAPAS dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
-
Karakter istik
Narapid ana.
- Motivasi narapidana
- Lama Pidana - Potensi
ekonomi - Tingkat
kehadiran dalam kegiatan pembinaan - Upah/premi
Data Primer : - Narapidana
dan keluarga - Petugas
LAPAS Data Sekunder : Laporan Kegiatan LAPAS.
- Petugas LAPAS
- Wawancara dengan panduan pedoman wawancara - Wawancara
kelompok kegiatan kerja -Studi
Dokumentasi
2.Menganalisis sistem pembinaan terhadap respon narapidana.
Sistem Pembinaan/
kegiatan di LAPAS
- Jenis kegiatan.
- Evaluasi kegiatan - Sarana
kegiatan kerja
- Bahan baku - Pemasaran Hasil kerja
- Narapidana dan keluarga - Kepala
LAPAS - Petugas
LAPAS - Masyarakat sekitar LAPAS
- Wawancara - Observasi -
Dokumentasi - FGD
3. Menyusun strategi pembinaan yang efektif dalam
meningkatkan sistem
pembinaan narapidana miskin
- Aktivitas ekonomi - Potensi
dan akses peluang usaha dan kerja
- Pembahasan keadaan ekonomi Napi keluarga miskin terhadap efektifitas sistem pembinaan yang
dilaksanakan.
- Kerjasama (kemitraan)
- Narapidana dan keluarga - Kepala
LAPAS
- Petugas LAPAS - Kelurahan - Stakeholder - Masyarakat sekitar LAPAS
- Wawancara - FGD
Narapidana dimaksud dalam kajian ini adalah laki-laki sebagai kepala keluarga, telah menikah dan atau pernah menikah dan memiliki anak kandung.
Sementara keluarga narapidana yang dimaksud adalah, isteri, anak dan atau anggota keluarga lain yang mengambil alih peran narapidana selama ia ditahan.
3.6. Analisis Data dan Pelaporan
Analisis data dan pengolahan data dilakukan secara terus menerus selama praktek kajian pengembangan masyarakat berlangsung, dengan tahap pengumpulan data, melalui wawancara dan pengamatan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
3.7. Penyusunan Rancangan Program
Teknik yang digunakan dalam penyusunan program adalah FGD yang melibatkan narapidana, keluarga narapidana, lembaga pemasyarakatan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dalam usaha peningkatan potensi ekonomi narapidana keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mikkelsen, 2003, menyatakan Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu strategi pembangunan dengan asumsi bahwa masyarakat (narapidana) memiliki kemampuan dan hak untuk menyatakan pikiran dan kehendak mereka.
Langkah-langkah dalam menyusun program kajian adalah sebagai berikut:
1. Membahas hasil penelitian yang lebih diarahkan kepada peningkatan potensi ekonomi narapidana keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kelembagaan, efektifitas sistem pembinaan serta faktor-faktor yang mendukung potensi ekonomi narapidana.
2. Mengidentifikasi potensi, sistem pembinaan, potensi peluang usaha dan bekerja, karakteristik , motivasi narapidana, dan memahami bersama permasalahan; serta
3. Penyusunan bersama rancangan Program
Pengkaji berperan sebagai fasilitator. Rancangan program disusun berdasarkan hasil kesepakatan peserta FGD sesuai dengan potensi dan kebutuhan narapidana akibat belum efektifnya sistem pembinaan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi narapidana.
Kegiatan ini dilaksanakan saat pertemuan antara narapidana dan pihak Lapas (Kepala Lapas dan staf bimbingan kerja), yang dihadiri sekitar 30 orang narapidana dan 7 orang petugas Lapas dan dilaksanakan pada saat kunjungan masal, pada hari Senin, tanggal 3 September 2007 di Aula Lapas Sukamiskin dan menghasilkan kesepakatan, yaitu berupa strategi peningkatan pendapatan narapidana miskin dan program kemitraan serta pembentukan Lapas berbasis masyarakatan atau Lapas Terbuka.