• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidak tahu menjadi tahu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidak tahu menjadi tahu."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Studi (Belajar)

Menurut (http://digilib.itb.ac.id), belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Abin Syamsudin Maksum (http://www.purwakarta.go.id), belajar adalah suatu proses perubahan berdasarkan praktek atau pengalaman.

Perubahan itu mungkin merupakan suatu pertemuan informasi atau penguasaan keterampilan baru yang dapat berupa penambahan atau pengkayaan diri atas informasi atau pengetahuan dan keterampilan yang ada.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan untuk menambah pengetahuan atau menemukan jawaban dari permasalahan yang belum diketahui jawabannya secara pasti.

2.1.2 Pengertian Efektivitas

Menurut Gibson et al. (2003, p19), We mean by effectiveness is the accomplishment of recognized objectives of cooperative effort – yang pengarang maksudkan dengan efektivitas adalah pencapaian dari sasaran yang diakui dari usaha bersama.

Menurut Stair dan Reynolds (2006, p11), effectiveness is a measure of the extent to which a system achieves its goals. It can be computed by dividing the goals actually achieved by the total of the stated goals – efektivitas adalah

(2)

suatu ukuran dari tingkatan sebuah sistem untuk mencapai tujuannya.

Efektivitas dapat dihitung dengan membagi pencapaian tujuan yang sebenarnya dengan total dari tujuan yang ditetapkan.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah ukuran dari pencapaian tujuan oleh sistem melalui usaha yang dilakukan bersama.

2.1.3 Pengertian Sistem

Menurut Wilkinson et al. (2000, p6), a system is a unified group of interacting parts that function together to achieve its purpose – sistem adalah sebuah grup yang dipersatukan dari bagian yang berinteraksi yang berfungsi untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut O’Brien (2005, p22), A system can be most simply defined as a group of interrelated or interacting elements forming a unified whole. Three basic interacting components or functions:

a.) Input involves capturing and assembling elements that enter the system to be processed.

b.) Processing involves transformation processes that convert input into output.

c.) Output involves transferring elements that have been produced by a transformation process to their ultimate destination

Sistem dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sebuah grup yang saling berhubungan atau elemen yang mempengaruhi bentuk suatu kesatuan

(3)

secara menyeluruh. Tiga komponen dasar yang berinteraksi atau berfungsi adalah:

a.) Masukan meliputi penangkapan dan pemasangan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses.

b.) Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah masukan menjadi keluaran.

c.) Keluaran melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses perubahan bentuk ke tujuan akhir mereka.

Menurut Gondodiyoto (2007, p108), sistem adalah kumpulan elemen- elemen atau sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang terintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengubah masukan menjadi keluaran.

2.1.4 Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (2005, p27), we can define information as data that have been converted into a meaningful and useful context for specific end users - kita dapat mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah menjadi suatu konteks yang memiliki arti dan berguna untuk para pemakai akhir yang spesifik.

(4)

Menurut McLeod (2007, p9), information is processed data that is meaningful; it usually tells users something that they did not already know - informasi adalah data yang telah diproses sehingga memiliki arti; informasi biasanya memberitahukan pengguna sesuatu yang belum mereka ketahui sebelumnya.

Menurut Laudon dan Laudon (2007, p14), information we mean data that have been shaped into a form that is meaningful and useful to human beings – informasi yang pengarang artikan data yang telah dibentuk menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan berguna bagi manusia.

Menurut Weber (1999, p897), some of the attributes of information quality are the following :

1. Authenticity, 2. Accuracy, 3. Completeness,

4. Uniqueness (nonredundancy), 5. Timeliness,

6. Relevance,

7. Comprehensibility, 8. Precision,

9. Conciseness, 10. Informativeness.

Beberapa atribut dari kualitas informasi antara lain:

1. Keaslian/ kebenaran,

(5)

2. Ketepatan, 3. Kelengkapan, 4. Keunikan,

5. Ketepatan waktu, 6. Keterkaitan, 7. Dapat dipercaya, 8. Ketelitian,

9. Keringkasan yang padat, 10. Memberikan keterangan.

Menurut Mukhtar (Gondodiyoto, 2003, p22), informasi yang berguna mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Reliabel (dapat dipercaya)

Informasi haruslah bebas dari kesalahan dan haruslah akurat dalam mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi.

2. Relevan (cocok atau sesuai)

Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat keputusan. Informasi ini dapat mengurangi ketidakpastian dan dapat meningkatkan nilai dalam suatu kepastian.

3. Timely (tepat waktu)

Informasi yang disajikan haruslah cepat, tepat, dan tanggap pada saat yang dibutuhkan dan bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

(6)

4. Complete (lengkap)

Informasi yang disajikan lengkap termasuk di dalamnya semua data-data yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan pembuat keputusan.

5. Understandable (dapat dimengerti)

Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti dan mudah dipelajari dan digunakan oleh si pembuat keputusan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah dikumpulkan dan diproses ke dalam bentuk yang dapat memberikan arti dan bermanfaat bagi pemakainya.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p6), an information system can be any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data resources that collects, transforms, and disseminates, information in an organization - sistem informasi dapat menjadi beberapa kombinasi yang mengatur manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Laudon dan Laudon (2007, p14), an information system can be defined technically as a set of interrelated components that collect (or retrieve), process, store, and distribute information to support decision making

(7)

and control in an organization - sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan (memperoleh), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kontrol didalam sebuah organisasi.

Menurut (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi), sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan mendukung pengambilan keputusan.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah elemen-elemen yang saling berkaitan dengan menggunakan sumber daya untuk mengolah masukan berupa data menjadi keluaran berupa informasi, baik secara manual maupun terkomputerisasi sehingga dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan.

2.1.6 Sistem Informasi Navision

Menurut (http://www.microsoft.com/dynamics/nav/product), Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) menawarkan pertumbuhan untuk bisnis kecil dan tingkat menengah, sebuah solusi penghematan biaya yang dikhususkan untuk perusahaan. Navision dapat mendukung penyesuaian dan penambahan software untuk pertemuan industri atau keperluan lain yang spesifik. Sebagai tambahan, Navision dapat mengadaptasi seperti sebuah pertumbuhan bisnis yang memerlukan kekuatan lebih dan fungsional.

(8)

1. Penjualan Dan Pemasaran

Meletakkan informasi pelanggan di ujung jari para manajer dan karyawan untuk membantu orang-orangmu membangun hubungan dengan pelanggan menjadi lebih baik lagi.

a) Mengatur kontak informasi

b) Mengorganisir kampanye penjualan c) Mengidentifikasi peluang penjualan d) Mengotomatisasi tugas penjualan e) Menyiapkan otomatisasi pengingat f) Menyetujui dokumen

2. Distribusi

Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) memberikan bisnis, sebuah solusi yang fleksibel untuk memecahkan tantangan distribusi. Navision dapat digunakan untuk:

a) Membawa dan mengatur persediaan, termasuk dalam berbagai penempatan

b) Mendapatkan informasi terbaru tentang jumlah persediaan c) Melaksanakan manajemen gudang yang lebih baik

d) Mendapatkan data mengenai persediaan dan pengiriman tepat waktu 3. Pembelian dan pembayaran

Menggunakan fleksibilitas dari Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) dan pilihan pengaturan perusahaan yang spesifik untuk mengatur pembayaran secara efektif.

(9)

a) Menerapkan sebuah pembayaran ke banyak faktur dan memo kredit seperti yang diinginkan. Untuk pengendalian yang lebih baik, kamu dapat memilih bagaimana menerapkan pelanggan atau transaksi dengan penjual dengan menentukan sejumlah dokumen individual. Ini dapat membantu terutama ketika pelanggan membuat pembayaran sebagian.

Jika kamu memilih metode lama, sistem dapat secara otomatis menerapkan penerimaan uang ke faktur lama untuk pelanggan yang spesifik.

b) Melihat informasi secara detail tentang jumlah yang akan diposkan ke buku besar sebelum diposting, seperti potongan diskon dan pembulatan jumlah.

c) Membalikkan semua posting dan perubahan yang berhubungan dengan sebuah aplikasi dari transaksi pelanggan dan penjual sehingga mereka bisa diterapkan dengan tepat.

d) Mengatur toleransi (uang lokal atau mata uang lain) pada sebuah faktur dalam rangka menerapkan dan secara penuh menutup masukan faktur dan pembayaran, sekalipun jumlah pembayaran kurang atau melebihi faktur. Toleransi dapat secara otomatis diijinkan atau diputuskan pada sebuah dasar keadaan.

e) Mengatur tingkat toleransi beberapa hari untuk menerapkan dan menutup sebuah faktur dan pembayaran, walaupun kamu menerima potongan pembayaran di kemudian hari dari tanggal masa potongan pembayaran. Toleransi diskon dapat secara otomatis diijinkan atau diputuskan pada sebuah dasar keadaan.

(10)

4. Penggabungan dengan sistemmu

Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) didesain untuk bekerja secara lancar dengan produk Microsoft lainnya seperti Microsoft office 2007, Microsoft SQL Server 2005, dan Microsoft Windows Vista dan XP.

Sebagai contoh, dokumen yang ditulis dengan Microsoft Word dapat mengambil data dari database Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) dan menggabungkan informasi itu kedalam sebuah surat pelanggan. Pekerja dapat menggunakan Microsoft Excel untuk membuat laporan dengan memasukkan gambaran yang terkini dari Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision). Kemampuan portal perdagangan juga mengijinkan sebuah perusahaan untuk membuat sebuah web site yang memudahkan didalam bekerja dengan pelanggan dan rekan bisnis. Sebagai tambahan, Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) juga dapat digabungkan dengan sebuah jarak yang luas dari produk software lainnya, jadi lengkap jika sebuah bisnis kecil telah memiliki infrastruktur TI yang kokoh, itu dapat digunakan dengan Microsoft Dynamics NAV (Microsoft Navision) jadi sebuah bisnis membuat sebagian besar dari investasinya untuk TI.

Menurut (http://www.angliabc.co.uk), Microsoft Navision is an integrated business management solution designed for growing mid-market companies that want the freedom to focus on their business. It is ideal for companies looking for one solution they can implement rapidly, learn and use easily, and customize and maintain with minimal disruption to their business -

(11)

sistem informasi Navision (Microsoft Navision) adalah sebuah solusi manajemen bisnis terintegrasi yang didesain untuk pertumbuhan perusahaan pasar tingkat menengah yang menginginkan kebebasan untuk fokus pada bisnis mereka. Navision cocok untuk perusahaan yang mencari suatu solusi yang dapat mereka implementasikan secara cepat, pembelajaran dan penggunaan yang mudah serta perubahan dan pemeliharaan dengan gangguan yang rendah untuk bisnis mereka.

Manfaat utama dari Microsoft Navision : 1. Meningkatkan produktivitas,

Produktivitas dinaikkan dalam setiap bagian dari bisnismu dengan mengotomatisasi dan mengintegrasikan operasi yang kritis ke dalam sebuah lingkungan kerja efisien yang sangat tinggi.

a.) Menyediakan secara bersamaan, akses online untuk integrasi, pembaharuan data.

a.) Menciptakan suatu lingkungan kerja yang sangat efisien.

b.) Memaksimalkan efisiensi operasional.

2. Mempertajam persainganmu,

Kekuatannya, peralatan analisa yang fleksibel memberikanmu sebuah gambaran yang lengkap dari bisnismu – yang besar – pengertian gambaran untuk detil yang spesifik – untuk mendukung kecepatan, keakuratan, dan pembuatan keputusan yang strategis.

a.) Memahami tren bisnis, kesempatan dan masalah.

b.) Menjalankan bisnismu 24 jam sehari.

c.) Meningkatkan kepuasan pelanggan.

(12)

3. Menumbuhkan bisnismu,

Memulai secara cepat dengan suatu desain solusi untuk implementasi yang sempurna dan perubahan yang mudah. Dibantu oleh rekan yang ahli, kamu dapat menambahkan kapasitas yang lebih dan mengadaptasi perubahan kondisi pasar dengan sebuah solusi bisnis yang memposisikan perusahaan kamu untuk pertumbuhan di masa yang akan datang.

a.) Kolaborasi – Pertumbuhan dengan dukungan lokal dari suatu persekutuan global.

b.) Mengadaptasi perubahan tanpa mengganggu bisnismu.

c.) Menginvestasikan dalam sebuah jalur ke masa yang akan datang.

4. Menghubungkan pekerja, rekan kerja dan pelanggan melintas ke pasar global.

Menyediakan pekerja, rekan kerja dan pelanggan melintas ke pasar global dengan menyesuaikan informasi dan proses untuk keperluan mereka secara tepat, membantumu mengatur rantai persediaan menjadi lebih efektif, menyenangkan pelanggan, dan mengatur proses administrasi tanpa memperhatikan lokasinya.

a.) Menghubungkan informasi dan proses.

b.) Mengkolaborasikan dengan bebas tetapi melindungi informasinya.

c.) Bekerja tanpa rintangan melintas ke pasar global.

2.1.7 Dimensi Sistem Informasi

Menurut DeLone dan McLean (Jogiyanto, 2007, p2), model kesuksesan sistem informasi yang mereka usulkan diberi nama D&M IS Success Model.

(13)

Model ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran dari model ini adalah :

1. Kualitas Sistem (System Quality)

Kualitas sistem digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri.

2. Kualitas Informasi (Information Quality)

Kualitas informasi mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.

3. Penggunaan Informasi (Information Use)

Penggunaan informasi adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima.

4. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction)

Kepuasan pemakai adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Dampak Individual (Individual Impact)

Dampak individual merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pemakai. Dampak atau impak (impact) berhubungan erat dengan kinerja, yaitu meningkatkan kinerja individual pemakai sistem.

6. Dampak Organisasi (Organization Impact)

Dampak organisasi merupakan dampak atau impak (impact) dari informasi terhadap kinerja organisasi.

(14)

Berikut ini disajikan tabel-tabel pengukur kesuksesan sistem informasi : TABEL 2.1

TABEL PENGUKUR-PENGUKUR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI Dimensi Pengukur-pengukur

Kualitas Sistem (System Quality)

Akurasi data (Data Accuracy) Kekinian data (Data currency) Isi-isi basis data (Database contents) Kemudahan penggunaan (Ease of use) Kemudahan dipelajari (Ease of learning) Kenyamanan akses (Convinience of access) Faktor manusia (Human factor)

Integrasi dari sistem-sistem (Integration of systems)

Realisasi dari kebutuhan-kebutuhan pemakai (Realization of user requirements)

Kegunaan fitur-fitur dan fungsi-fungsi sistem (Usefulness of system features and functions)

Akurasi sistem (System accuracy) Keluwesan sistem (System flexibility) Keandalan sistem (System reliability) Kecanggihan sistem (System sophistication)

Pemanfaatan sumber-sumber daya (Resources utilization) Waktu respon (Response time)

Waktu pembalikan (turnaround time) Kualitas Informasi

(Information Quality)

Kepentingan (Importance) Relevan (Relevance) Kegunaan (Usefulness)

Keinformatifan (Informativeness) Kegunaan (Usableness)

Kepahaman (Understandability) Keterbacaan (Readability)

(15)

Kejelasan (Clarity) Bentuk (Format) Wujud (Appearance) Isi (Content)

Akurasi (Accuracy) Presisi (Precision) Ketepatan (Conciseness) Keandalan (Reliability) Kekinian (Currency)

Ketepatwaktuan (Timeliness) Keunikan (Uniqueness)

Komparabilitas (Comparability) Kekuantitasan (Quantitativeness) Kebebasan dari bias (Freedom of bias) Penggunaan

Informasi

(Information Use)

Banyaknya penggunaan / durasi penggunaan (Amount of use/duration of use)

Jumlah pencarian-pencarian (Number of inquiries) Lama waktu koneksi (Amount of connect time)

Jumlah fungsi-fungsi digunakan (Number of functions used) Jumlah records diakses (Number of records accessed) Frekuensi dari akses (Frequency of access)

Frekuensi dari laporan-laporan diminta (Frequency of reports requests)

Jumlah laporan-laporan dihasilkan (Number of reports generated)

Pembebanan penggunaan sistem (Charges for systems use) Kerutinan penggunaan (Regularity of use)

Digunakan oleh siapa? Penggunaan langsung atau tidak (Used by whom? Direct vs. chauffeured use)

Penggunaan binari : digunakan lawan tidak digunakan (Binary use : use vs. nonuse)

(16)

Kenyataan lawan penggunaan dilaporkan (Actual vs. reported use)

Sifat dari penggunaan : (Nature of use:)

- digunakan untuk maksud diinginkan (use for intended purpose)

- ketepatan penggunaan (appropriate use) - tipe informasi (type of information) - maksud penggunaan (purpose of use)

Tingkat penggunaan : umum lawan spesifik (Levels of use : general vs. specific)

Pengulangan penggunaan (Recurring use)

Institusionalisasi / kerutinan penggunaan (Institutionalization / routination of use)

Laporan penerimaan (Report acceptance)

Presentase penggunaan lawan kesempatan untuk menggunakan (Percentage used vs. opportunity for use)

Kesukarelaan penggunaan (Voluntariness of use) Motivasi penggunaan (Motivation to use)

Kepuasan Pemakai (User Satisfaction)

Kepuasan dengan kekhususan (Satisfaction with specifics) Kepuasan menyeluruh (Overall satisfaction)

Pengukuran item-tunggal (Single-item measure) Pengukuran item-banyak (Multi-item measure)

Kepuasan informasi : perbedaan antara informasi dibutuhkan dengan yang diterima (Information satisfaction : difference between information needed and received) Kesenangan (Enjoyment)

Kepuasan perangkat lunak (Software satisfaction) Kepuasan pengambilan-keputusan (Decision-making

satisfaction) Impak-impak

Individual

Pemahaman informasi (Information understanding) Pembelajaran (Learning)

(17)

(Individual Impacts)

Akurasi interpretasi (Accurate interpretation) Kesadaran informasi (Information awareness) Pengambilan informasi (Information recall) Identifikasi masalah (Problem identification) Efektivitas keputusan : (Decision effectiveness:)

- kualitas keputusan (decision quality)

- peningkatan analisis keputusan (improved decision analysis) - kebenaran keputusan (correctness of decision)

- waktu untuk membuat keputusan (time to make decision) - keyakinan di keputusan (confidence in decision)

- partisipasi-partisipasi pengambilan keputusan (decision- making participations)

Peningkatan produktivitas individual (Improved individual productivity)

Perubahan di keputusan (Change in decision)

Penyebab-penyebab tindakan manajemen (Causes management action)

Kekuasaan atau pengaruh individual (Individual power or influence)

Kinerja tugas (Task performance)

Kualitas rencana-rencana (Quality of plans)

Valuasi personal dari SI (Personal valuation of IS)

Kerelaan untuk membayar informasi (Willingness to pay for information)

Impak-impak Organisasi (Organization Impacts)

Portofolio aplikasi : (Application portfolio:)

- jangkauan dan lingkup aplikasi-aplikasi (range and scope of applications)

- jumlah dari aplikasi-aplikasi kritikal (number of critical applications)

Pengurangan biaya-biaya operasi (Operating costs reduction) Pengurangan staff (Staff reduction)

(18)

Keseluruhan keuntungan-keuntungan produktivitas (Overall productivity gains)

Peningkatan pendapatan-pendapatan (Increased revenues) Peningkatan penjualan-penjualan (Increased sales)

Peningkatan pangsa pasar (Increased market share) Peningkatan laba (Increased profits)

Return pada investasi (Return on investments) Return pada aktiva-aktiva (Return on assets)

Rasio pendapatan bersih terhadap pengeluaran-pengeluaran operasi (Ratio of net income to operating expenses) Rasio biaya / manfaat (Cost/benefit ratio)

Harga saham (Stock price)

Peningkatan volume pekerjaan (Increased work volume) Kualitas produk (Product quality)

Kontribusi di pencapaian tujuan-tujuan (Contribution in achieveing goals)

Efektivitas pelayanan (Service effectiveness) Sumber : DeLone dan McLean (1992)

(Jogiyanto, Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi (ANDI : Yogyakarta 2007) p40)

Berdasarkan teori diatas, maka yang menjadi indikator adalah :

(1.) Kemudahan dipelajari, karena user dapat lebih mudah menguasai cara- cara pengoperasian sistem tanpa perlu mengikuti training secara khusus.

(2.) Kemudahan penggunaan, karena jika user telah mengerti bagaimana sistem bisa dioperasikan, maka user dapat mengoperasikan sistem dengan lebih baik dan lebih user friendly.

(19)

(3.) Kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem, karena user dengan mudah dapat menggunakan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem yang telah disediakan sesuai dengan kebutuhannya.

(4.) Kehandalan sistem, karena dalam menggunakan sistem, user harus yakin bahwa sistem tersebut handal didalam membantu user dalam memberikan hasil kerja yang lebih baik lagi.

(5.) Relevan, karena dengan menggunakan sistem, maka informasi yang dihasilkan berguna didalam membantu proses kerja user terutama didalam proses pengambilan keputusan.

(6.) Kepahaman, dengan adanya sistem, maka diharapkan setiap informasi akan lebih mudah untuk dimengerti oleh penerimanya (user yang membutuhkan informasi).

(7.) Akurasi, karena sistem diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berguna serta dapat diandalkan (bebas dari kesalahan).

(8.) Kehandalan, karena pengimplementasian sistem juga ditujukan untuk mengurangi tingkat kesalahan yang mungkin terjadi pada user (human error).

(9.) Kekinian, karena sistem diimplementasikan untuk dapat memberikan data / informasi yang lebih up to date.

(10.) Kelengkapan, karena sistem diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan usernya.

(11.) Ketepatwaktuan, melalui sistem, informasi diharapkan dapat disajikan lebih cepat sehingga berguna di dalam mendukung proses pengambilan keputusan.

(20)

(12.) Frekuensi akses sistem, dengan penerapan sistem, perusahaan berharap untuk dapat mencapai tujuannya secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, maka user harus lebih mendayagunakan sistem yang telah disediakan tersebut secara lebih maksimal untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

(13.) Ketepatan penggunaan, karena sistem harus digunakan oleh user yang berwenang sesuai dengan otoritas yang telah diberikan oleh perusahaan sehingga user tidak melanggar batasan akses yang telah ditetapkan.

(14.) Kepuasan terhadap perangkat sistem informasi, karena user akan dapat memberikan kinerja yang lebih baik jika sistem yang efektif juga ditunjang dengan sarana (hardware) yang mendukung.

(15.) Kepuasan terhadap keputusan yang diambil, karena dengan adanya sistem, maka user diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih baik sehingga memberikan nilai tambah positif bagi perusahaan.

(16.) Pengurangan biaya-biaya operasi, karena dengan pengimplementasian sistem, maka perusahaan berharap dapat meringkaskan biaya operasional (cost effective).

(17.) Efektivitas kerja, karena user telah didukung oleh sistem, maka diharapkan kinerjanya akan lebih baik sehingga proses kerja menjadi lebih efektif.

2.1.8 Sintesis Variabel Efektivitas Sistem Informasi Navision

Berdasarkan analisis di atas, sistem informasi merupakan elemen- elemen yang saling berkaitan dengan menggunakan sumber daya untuk

(21)

mengubah masukan menjadi keluaran berupa informasi. Sistem informasi Navision merupakan sebuah solusi manajemen bisnis terintegrasi yang didesain untuk pertumbuhan perusahaan pasar tingkat menengah yang menginginkan kebebasan untuk fokus pada bisnis mereka. Navision cocok untuk perusahaan yang mencari suatu solusi yang dapat mereka implementasikan secara cepat, pembelajaran dan penggunaan yang mudah serta perubahan dan pemeliharaan dengan gangguan yang rendah untuk bisnis mereka. Dimensi yang berkaitan dengan efektivitas sistem informasi Navision adalah : 1) Kualitas sistem dengan indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan, kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem serta kehandalan sistem; 2) Kualitas informasi dengan indikatornya adalah relevan, kepahaman, akurasi, kehandalan, kekinian, kelengkapan dan ketepatwaktuan; 3) Penggunaan sistem dengan indikatornya adalah frekuensi akses sistem dan ketepatan penggunaan;

4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah kepuasan terhadap perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang diambil dan 5) Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya operasi dan efektivitas kerja.

2.1.9 Konstruk Variabel Efektivitas Sistem Informasi Navision

Berdasarkan sintesis di atas, maka yang dimaksud dengan sistem informasi merupakan suatu kesatuan dari elemen yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran berupa informasi.

Sistem informasi Navision digunakan pada Divisi Pemasaran yang meliputi Sub Divisi Penjualan; EDP; Pemasaran; Promosi; Pembelian dan Gudang

(22)

merupakan sebuah solusi manajemen bisnis terintegrasi yang diterapkan pada PT. PBP Tbk. Navision diterapkan karena PT. PBP Tbk mencari suatu solusi yang dapat mereka implementasikan secara cepat melalui proses pembelajaran dan penggunaan yang mudah serta perubahan dan pemeliharaan dengan gangguan yang rendah untuk bisnis mereka. Dimensi yang berkaitan dengan efektivitas sistem informasi Navision adalah : 1) Kualitas sistem dengan indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan, kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem serta kehandalan sistem; 2) Kualitas informasi dengan indikatornya adalah relevan, kepahaman, akurasi, kehandalan, kekinian, kelengkapan dan ketepatwaktuan; 3) Penggunaan sistem dengan indikatornya adalah frekuensi akses sistem dan ketepatan penggunaan;

4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah kepuasan terhadap perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang diambil dan 5) Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya operasi dan efektivitas kerja.

2.1.10 Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja), kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Sulistiyani (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.

(23)

Menurut Armstrong dan Baron (Wibowo, 2007, p7), kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Menurut Mathis dan Jackson (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu :

1. Kemampuan mereka, 2. Motivasi,

3. Dukungan yang diterima,

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, 5. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

2.1.11 Pengertian Pengguna atau User

Menurut Senn (1998, p72), users or end-users are people who employ information technology in their jobs or personal lives – pengguna atau pengguna akhir adalah orang yang menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaan atau kehidupan pribadi mereka.

(24)

Menurut Long dan Long (2002, p24), user is someone who uses the computer and the computer system - pengguna adalah seseorang yang menggunakan komputer dan sistem komputer.

Menurut (http://www.atis.org/tg2k), user is a person, organization, or other entity (including computer or computer systems) that employes the services provided by telecommunication systems, or by an information processing system, for transfer of information – pengguna adalah orang, organisasi, atau entitas lainnya (termasuk komputer atau sistem komputer) yang bekerja menggunakan layanan yang disediakan oleh sistem telekomunikasi atau oleh sistem pemrosesan informasi untuk memindahkan informasi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengguna (user) adalah orang yang memakai atau menggunakan sistem.

2.1.12 Pengertian Kinerja Pengguna (User Performance)

Menurut (http://saulcarliner.home.att.net/idbusiness/value3.htm), user performance is user’s ability to perform these tasks. Purpose of user performance is to measures the extent to which users can perform the main tasks. Kinerja pengguna adalah kemampuan yang dimiliki pengguna untuk menyelesaikan semua tugasnya. Tujuan dari kinerja pengguna adalah untuk mengukur sejauh mana pengguna dapat menyelesaikan tugas-tugas utamanya.

Menurut (https://www.cmpevents.com), user performance is about enabling users to reach their goals faster and more dependably. Systems designed for user performance help people work more efficiently and make

(25)

fewer mistakes - kinerja pengguna adalah tentang bagaimana pengguna mampu mencapai tujuan mereka secara cepat dan lebih dapat diandalkan. Sistem yang didesain untuk kinerja penggunanya membantu orang bekerja secara lebih efisien dan mengurangi kesalahan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pengguna (user performance) adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dengan menyelesaikan tugas-tugas yang utama, dimana kinerja seorang pengguna dapat didukung dari sarana lain seperti sistem.

2.1.13 Dimensi Kinerja User

Hersey et al. (Wibowo, 2007, p75), merumuskan adanya tujuh faktor kinerja yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim ACHIEVE.

1. A= Ability – Kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) 2. C= Clarity – Kejelasan (pemahaman atau peranan daya persepsi) 3. H= Help – Bantuan (dukungan organisasi)

4. I = Incentive – Dorongan (motivasi atau kesediaan)

5. E = Evaluation – Penilaian (pelatihan dan umpan balik prestasi) 6. V= Validity – Kebenaran (sah dan praktek personalia yang sah) 7. E = Environment – Lingkungan (cocok dengan lingkungan)

Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi.

(26)

Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya.

Sementara itu, dari segi organisasi dipengaruhi oleh seberapa baik pemimpin memberdayakan pekerjanya; bagaimana mereka memberikan penghargaan pada pekerja; dan bagaimana mereka membantu meningkatkan kemampuan kinerja pekerja melalui coaching - pelatihan, mentoring - bimbingan, dan counseling - konseling.

2.1.14 Sintesis Variabel Kinerja User

Berdasarkan analisis di atas, kinerja user merupakan kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dengan menyelesaikan tugas-tugas utama yang berinteraksi dengan teknologi informasi dalam suatu organisasi yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar. Dimensi yang berkaitan dengan kinerja user adalah : 1) Kemampuan dengan indikatornya adalah pengetahuan dasar, keterampilan (kerja), bekerja sama dan memecahkan masalah; 2) Pemahaman dengan indikatornya adalah pemahaman tentang sistem, penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan dan mengerti alur kerja sistem; 3) Kemauan dengan indikatornya adalah inisiatif, motivasi dan tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem; 4) Dukungan perusahaan dengan indikatornya adalah dukungan staf IT dan 5) Hasil kerja dengan indikatornya adalah kualitas kerja, produktifitas dan target kerja.

(27)

2.1.15 Konstruk Variabel Kinerja User

Berdasarkan sintesis di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja user PT. PBP Tbk adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dimana kinerja pengguna pada PT. PBP Tbk (Sub Divisi Penjualan dan EDP) didukung oleh sistem informasi penjualan (Navision). Dimensi yang berkaitan dengan kinerja user adalah : 1) Kemampuan dengan indikatornya adalah pengetahuan dasar, keterampilan (kerja), bekerja sama dan memecahkan masalah; 2) Pemahaman dengan indikatornya adalah pemahaman tentang sistem, penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan dan mengerti alur kerja sistem; 3) Kemauan dengan indikatornya adalah inisiatif, motivasi dan tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem; 4) Dukungan perusahaan dengan indikatornya adalah dukungan staf IT dan 5) Hasil kerja dengan indikatornya adalah kualitas kerja, produktifitas dan target kerja.

2.1.16 Tabel kisi-kisi variabel, dimensi dan indikator penelitian TABEL 2.2

TABEL KISI-KISI VARIABEL, DIMENSI DAN INDIKATOR PENELITIAN

Variabel Dimensi Indikator

Efektivitas Sistem Informasi Navision

Kualitas Sistem 1. Kemudahan dipelajari 2. Kemudahan penggunaan 3. Kegunaan menu–menu

dan fungsi-fungsi sistem 4. Kehandalan sistem

(28)

Kualitas Informasi

Penggunaan Sistem

Kepuasan Pemakai

Dampak Organisasi

1. Relevan 2. Kepahaman 3. Akurasi 4. Kehandalan 5. Kekinian 6. Kelengkapan 7. Ketepatwaktuan

1. Frekuensi akses sistem 2. Ketepatan penggunaan

1. Kepuasan terhadap perangkat sistem informasi

2. Kepuasan terhadap keputusan yang di ambil

1. Pengurangan biaya-biaya operasi

2. Efektivitas kerja

Kinerja User Kemampuan

Pemahaman

1. Pengetahuan dasar 2. Keterampilan (kerja) 3. Bekerja sama

4. Memecahkan masalah

1. Pemahaman tentang sistem

2. Penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan 3. Mengerti alur kerja

sistem

(29)

Kemauan

Dukungan Perusahaan

Hasil Kerja

1. Inisiatif 2. Motivasi

3. Tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem

1. Dukungan staf IT

1. Kualitas kerja 2. Produktifitas 3. Target kerja

2.1.17 Kerangka Berpikir

Pengertian efektivitas sistem informasi Navision adalah pencapaian tujuan dengan bantuan suatu rangkaian software atau perangkat lunak yang berhubungan langsung dengan hardware atau perangkat keras yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk mengelola data transaksi secara online sehingga dapat menghasilkan informasi yang berguna untuk membantu menentukan dan mendukung proses pengambilan keputusan mengenai penjualan, pembelian dan persediaan pada PT. PBP Tbk. Selain itu, efektivitas sistem informasi Navision juga harus mencakup semua kriteria dimensi : 1) Kualitas sistem dengan indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan, kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem serta kehandalan sistem; 2) Kualitas informasi dengan indikatornya adalah relevan, kepahaman, akurasi, kehandalan, kekinian, kelengkapan, dan ketepatwaktuan; 3) Penggunaan sistem dengan indikatornya

(30)

adalah frekuensi akses sistem dan ketepatan penggunaan; 4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah kepuasan terhadap perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang diambil dan 5) Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya operasi dan efektivitas kerja.

Kinerja user adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya dimana kinerja pengguna pada PT. PBP Tbk (Sub Divisi Penjualan dan EDP) didukung oleh sistem informasi penjualan (Navision).

Selain itu, Kinerja User juga harus mencakup semua kriteria dimensi : 1) Kemampuan yang dimilikinya dengan indikatornya adalah pengetahuan dasar, keterampilan (kerja), bekerja sama dan memecahkan masalah; 2) Pemahaman akan tugas yang harus dikerjakannya dengan indikatornya adalah pemahaman tentang sistem, penguasaan terhadap bidang yang dikerjakan dan mengerti alur kerja sistem; 3) Kemauan pribadi yang tinggi dengan indikatornya adalah inisiatif, motivasi dan tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap sistem; 4) Dukungan perusahaan dengan indikatornya adalah dukungan staf IT dan 5) Hasil kerja dengan indikatornya adalah kualitas kerja, produktifitas dan target kerja.

Dengan demikian, berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka terdapat hubungan antara efektivitas sistem informasi Navision dengan kinerja user. Dimana semakin tinggi efektivitas sistem informasi Navision yang diterapkan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan user atas sistem informasi Navision, maka akan berpengaruh terhadap kinerja user pada perusahaan tersebut, sehingga diduga bahwa terdapat Korelasi Antara Efektivitas Sistem Informasi Navision dengan Kinerja User pada PT. PBP Tbk.

(31)

2.1.18 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (1999, p51), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Menurut Arikunto (2006, p71), hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Menurut Sugiyono (1999, p55), bentuk hipotesis penelitian dibedakan atas 3, yaitu :

1. Hipotesis Deskriptif

Merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.

2. Hipotesis Komparatif

Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.

Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

3. Hipotesis Asosiatif

Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian :

1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha.

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

(32)

Contoh: jika orang banyak makan, maka berat badannya naik.

2. Hipotesis nol (Null Hypotheses) disingkat Ho.

Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.

Contoh: tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat 1 dan mahasiswa tingkat 2 dalam disiplin kuliah.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesisnya merupakan hipotesis asosiatif yang dirumuskan sebagai berikut :

a.) Rumusan Masalah Asosiatif`:

Adakah hubungan antara efektivitas sistem informasi Navision dengan kinerja user pada PT. PBP Tbk?

b.) Hipotesis Penelitian :

Terdapat hubungan antara efektivitas sistem informasi Navision dengan kinerja user pada PT. PBP Tbk.

c.) Hipotesis Statistik :

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p58 H0: ρ = 0,

Ha : ρ ≠ 0,

(33)

Keterangan :

H0 : Hipotesis Nol Ha : Hipotesis Alternatif

ρ : Nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan

= 0 berarti tidak ada hubungan

≠ 0 berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan

2.2 Teori Khusus 2.2.1 Penelitian

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p16), penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam.

Menurut Sugiyono (1999, p10), penelitian menurut tingkat eksplanasinya adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Berdasarkan hal ini, penelitian dapat dikelompokkan menjadi deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

1. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

2. Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.

(34)

3. Penelitian Asosiatif / Hubungan

Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan.

2.2.2 Penelitian Korelasional

Menurut Hasan (2002, p228), korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antarvariabel.

Menurut Irianto (2004, p133), korelasi merupakan suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p26), penelitian korelasional (correlational research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel atau membuat prediksi berdasarkan korelasi antar variabel. Tipe penelitian ini menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang dapat juga digunakan untuk melakukan prediksi. Jika tingkat hubungan antar variabel relative tinggi, kemungkinan sifat hubungannya merupakan hubungan sebab akibat (causal effect).

Menurut Kountur (2007, p54), penelitian korelasi adalah penelitian yang mencoba melihat hubungan antara beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa perlakuan.

(35)

2.2.3 Variabel

Menurut Sugiyono (1999, p31), variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p61), variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai.

Menurut Hadi (Arikunto, 2006, p116), mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki dan perempuan; berat badan, karena ada berat 40kg, dan sebagainya.

Menurut Kountur (2007, p47), variabel menunjukkan suatu arti yang dapat membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya. Misalnya, variabel

“jenis kelamin” menunjukkan orang dalam pemahaman pria dan wanita yang berbeda dengan variabel “tingkat pendidikan” yang juga menunjukkan orang namun dalam wujud mereka yang lulus SD, SMU, dan sarjana. “Jenis kelamin”

dan “tingkat pendidikan” adalah dua variabel yang berbeda. Ada dua ciri khas utama suatu variabel: (1) variabel dapat membedakan suatu benda dengan benda lainnya, dan (2) variabel harus dapat diukur.

2.2.4 Macam-macam Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (1999, p33), variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

(36)

a) Variabel Independen

Variabel ini disering disebut sebagai variabel stimulus, predikator, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

b) Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

c) Variabel Moderator

Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua.

d) Variabel Intervening

Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.

e) Variabel Kontrol

Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan

(37)

oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

2.2.5 Populasi dan Sampel 2.2.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (1999, p72), populasi adalah wilayah generalsasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p115), populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.

Menurut Kountur (2007, p145), populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi tidak hanya mencakup subyek (orang), tetapi juga obyek dan fenomena alam meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

2.2.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (1999, p73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

(38)

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Menurut Kountur (2007, p.146), sampel adalah bagian dari populasi.

Pada umumnya, kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representative dari suatu populasi dan kemudian diteliti.

Representative dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian yang diambil dari populasi untuk dilakukan penelitian terhadap subyek / obyek di dalamnya.

2.2.6 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (1999, p73), teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling ini meliputi :

a. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

(39)

strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional.

d. Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi :

(40)

a. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c. Sampling Aksidental

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula- mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

(41)

Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling – simple random sampling, dimana pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi.

Ukuran sampel merupakan jumlah anggota sampel. Jumlah sampel yang 100% (seratus persen) mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.

Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam suatu penelitian tergantung pada tingkat kesalahannya (dipengaruhi oleh sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia). Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Dalam penentuan jumlah anggota sampel dari populasi diperlukan tingkat kesalahan 1% (satu persen), 5% (lima persen), dan 10% (sepuluh persen). Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p79 Keterangan :

2dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%

P = Q = 0,5 d = 0,05

s = Jumlah sampel

2

2 2

. N. P. Q d (N-1) . P. Q

s

 

(42)

Data : Maka :

2= 3,481, taraf kesalahan 5%

P = Q = 0,5 d = 0,05 N = 65

TABEL 2.3

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 1, 5, DAN 10%

(dikembangkan dari Isaac dan Michael)

s s s

N 1% 5% 10% N 1% 5% 10% N 1% 5% 10%

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70

10 15 19 24 29 33 38 42 47 51 55 59 63

10 14 19 23 28 32 36 40 44 48 51 55 58

10 14 19 23 27 31 35 39 42 46 49 53 56

280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500

197 202 207 216 225 234 242 250 257 265 272 279 285

155 158 161 167 172 177 182 186 191 195 198 202 205

138 140 143 147 151 155 158 162 165 168 171 173 176

2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000

537 543 558 569 578 586 598 606 613 618 622 635 642

310 312 317 320 323 326 329 332 334 335 336 340 342

247 248 251 254 255 257 258 261 263 263 263 266 267

2

3, 481 65 0,5 0,5

(0, 05 (65 1)) (3, 481 0,5 0,5) 56,56625

(0, 0025 64) 0,87025 56,56625

0,16 0,87025 56,56625

1, 03025 54,90536278 55

s   

     

  

 

(43)

75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270

67 71 75 79 83 87 94 102 109 116 122 129 135 142 148 154 160 165 171 176 182 187 192

62 65 68 72 75 78 84 89 95 100 105 110 114 119 123 127 131 135 139 142 146 149 152

59 62 65 68 71 73 78 83 88 92 97 101 105 108 112 115 118 122 125 127 130 133 135

550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600

301 315 329 341 352 363 373 382 391 399 414 427 440 450 460 469 477 485 492 498 510 520 529

213 221 227 233 238 243 247 251 255 258 265 270 275 279 283 286 289 292 294 297 301 304 307

182 187 191 195 199 202 205 208 211 213 217 221 224 227 229 232 234 235 237 238 241 243 245

30000 40000 50000 75000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000 550000 600000 650000 700000 750000 800000 850000 900000 950000 1000000

649 663 655 658 659 661 661 662 662 662 662 663 663 663 663 663 663 663 663 663 663 663 663 664

344 345 346 346 347 347 347 348 348 348 348 348 348 348 348 348 348 348 348 348 348 348 348 349

268 269 269 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 271 271 271 271 271 272 Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (CV Alfabeta : Bandung 1999) p81

2.2.7 Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian 2.2.7.1 Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (1999, p84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

(44)

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p97), sesuai dengan sifat dan jenis fenomena yang diabstraksikan oleh construct, tipe skala pengukuran construct terdiri atas: (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3) skala interval, dan (4) skala rasio.

a. Skala Nominal (Nominal Scale)

Skala nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi dari construct yang diukur dalam bentuk variabel. Misal, jenis kelamin merupakan variabel yang terdiri atas dua kategori; pria dan wanita. Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: 1 (pria) dan 2 (wanita).

b. Skala Ordinal (Ordinal Scale)

Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur.

Peringkat nilai menunjukkan suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi. Misal, penelitian ingin mengetahui preferensi calon mahasiswa terhadap lima perguruan tinggi unggulan. Responden diminta untuk menyusun urutan pilihan terhadap masing-masing perguruan tinggi dengan menyatakan dalam bentuk angka 1 sampai dengan 5. Angka 1 menunjukkan tingkat pilihan responden yang pertama terhadap perguruan tinggi tersebut, demikian seterusnya sampai angka 5 yang menunjukkan tingkat pilihan yang terakhir.

(45)

c. Skala Interval (Interval Scale)

Skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang diukur. Skala interval, dengan kata lain, tidak hanya mengukur perbedaan subyek atau obyek secara kualitatif melalui kategorisasi dan menyatakan urutan preferensi, tetapi juga mengukur jarak antara pilihan yang satu dengan yang lain.

Skala interval dapat dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5 atau angka 1 sampai 7. Nilai skala interval bukan angka absolut, misal, jarak antara 1 dengan 2 sama dengan jarak antara 3 dengan 4. Penunjuk waktu (kalender atau jam) merupakan contoh skala interval, jumlah hari antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 4 adalah sama dengan jumlah hari antara tanggal 21 sampai dengan tanggal 24.

Bila mana skalanya adalah interval, maka rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral. Prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji parametrik.

Contoh:

Berikut ini adalah contoh instrumen penelitian yang mengukur construct sikap terhadap pekerjaan (contoh 1) dan mengukur construct partisipasi dalam penyusunan anggaran (contoh 2) yang menggunakan skala interval:

1. Mohon Bapak/Ibu memberi tanggapan terhadap 3(tiga) butir pernyataan berikut ini sesuai dengan persepsi Bapak / Ibu terhadap pekerjaan di tempat kerja dengan memilih (melingkari) salah satu diantara pilihan jawaban yang tersedia.

(46)

STS 1

TS 2

N 3

S 4

SS 5 1. Pekerjaan yang saya lakukan

mendorong saya untuk menjadi kreatif

1 2 3 4 5

2. Pekerjaan saya merupakan pekerjaan yang membosankan

1 2 3 4 5

3. Secara keseluruhan saya merasa puas dengan pekerjaan saya

1 2 3 4 5

Catatan:

1. STS = sangat tidak setuju, 2.TS = tidak setuju, 3. N = netral, 4. S = setuju, 5. SS = sangat setuju

d. Skala Rasio (Ratio Scale)

Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Nilai uang atau ukuran berat merupakan contoh pengukuran dengan skala rasio. Nilai uang sebesar satu juta rupiah merupakan kelipatan sepuluh kali dari nilai uang seratus ribu rupiah. Jika berat badan seseorang adalah 70 kilogram sama dengan dua kali lipat dari orang yang memiliki berat badan 35 kilogram.

2.2.7.2 Instrumen Penelitian

Menurut Kountur (2007, p159), instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Setelah data dikumpulkan melalui instrumen kemudian ditabulasi sebelum dianalisis.

(47)

Menurut Sugiyono (1999, p97), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

2.2.8 Rating Scale

Menurut Sugiyono (1999, p86), berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian bisnis antara lain adalah :

1. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Data yang diperoleh dari skala tersebut adalah berupa data interval.

2. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas;

yaitu “ya - tidak”; “benar - salah”; “pernah - tidak pernah”; “positif - negatif” dan lain - lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 1,2,3,4,5 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat

(48)

tidak setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

3. Semantic Deferential / Skala Osgood

Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatifnya terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap / karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

4. Rating Scale

Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif sehingga di dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.

Rating scale ini lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena - fenomena lainnya; seperti skala untuk

(49)

mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain – lain. Data yang diperoleh dari skala tersebut dapat berbentuk data interval maupun rasio, tergantung dari apa yang diukur dan bagaimana pengukuran dilakukan.

Untuk keperluan analisis secara kualitatif, maka jawaban-jawaban harus diberi arti.

Contoh :

Berilah jawaban angka :

4 bila tata ruang itu sangat baik 3 bila tata ruang itu cukup baik 2 bila tata ruang itu kurang baik 1 bila tata ruang itu sangat tidak baik

Seberapa baik tata ruang kerja yang ada di perusahaan A?

1 2 3 4 5

5. Skala Thurstone

Menurut (http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/8/jbptgunadarma- gdl-course-2004-hendroprab-386-bab02.doc.), skala thurstone ini merupakan salah satu model skala sikap dengan menggunakan pendekatan stimulus. Artinya, penskalaan dalam pendekatan ini ditujukan untuk meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat favorable atau unfavorabelnya pernyataan yang bersangkutan.

(50)

Berdasarkan skala-skala pengukuran yang telah dipaparkan di atas, maka skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale, karena rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya; seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain- lain.

2.2.9 Teknik Pengumpulan Data 2.2.9.1 Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (1999, p135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Menurut Arikunto (2006, p151), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui.

Menurut Uma Sekaran (Sugiyono, 1999, p135), beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu :

1. Prinsip penulisan

Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan dan urutan pertanyaan.

(51)

2. Prinsip pengukuran

Instrumen / angket harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel juga.

3. Penampilan fisik angket.

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan reponden dalam mengisi angket.

Menurut Kountur (2007, p190), ada dua macam kuesioner yaitu :

1. Kuesioner yang digunakan untuk mencari informasi dari variabel tidak laten (non latent variable). Variabel non latent adalah variabel yang langsung dapat diukur. Misalnya usia, jenis kelamin, dan lain-lain.

2. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel laten (latent variable). Seperti sudah dijelaskan, variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diketahui secara langsung tetapi melalui variabel lain yang bisa langsung diketahui. Untuk mengetahui keberadaan variabel ini maka dibuat kuesioner untuk mengukur keberadaannya. Misalnya, variabel motivasi. Kita tidak bisa langsung mengatakan “Berapa besar motivasi Anda?” Yang bisa kita lakukan adalah memberikan beberapa pertanyaan yang mengindikasikan keberadaan motivasi seseorang.

Gambar

TABEL PENGUKUR-PENGUKUR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI Dimensi Pengukur-pengukur
TABEL KISI-KISI VARIABEL, DIMENSI DAN INDIKATOR PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Zat kimia tersebut antara lain diazepam, formalin dan minuman beralkohol yang apabila masuk ke dalam tubuh dapat mengubah keadaan sel sehingga akan mempengaruhi proses

Memilih Unit Sampling Memilih Unit Sampling Unit sampling dipilih ke dalam sampel melalui Unit sampling dipilih ke dalam sampel melalui prosedur acak, artinya pemilihan unit sampling

atau meneliti kembali mengenai kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, konsistensi dan kesamaan satuan umur dari form atau kuesioner yang telah diisi oleh responden

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yaang tersedia dalam silabus dan KD

Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui penetrasi kulit oleh larva filariorm yang ada di tanah. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8

Kepatuhan Wajib Pajak dapat diartikan sebagai ketaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku yang taat dan memenuhi kewajiban perpajakan

Pada Gambar 20 terlihat bahwa hasil analisis regresi linier menunjukkan b a h ~ d korelasi antara kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan dari sayuran

Kader menyatakan bahwa pengukuran yang rutin dilakukan setiap bulan hanya berat badan dengan beberapa alasan, yaitu standar baku pertumbuhan yang digunakan adalah berat badan