• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2017"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh

: Tim Penulis

LAPORAN TAHUNAN

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I KUPANG

TAHUN 2017

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I KUPANG

BADAN KARANTINA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2017

(2)

A. Latar Belakang

Perkembangan perdagangan dunia yang semakin pesat dan mengglobal saat ini ditambah kemajuan dibidang Teknologi Informasi dan Transportasi yang sangat cepat, sehingga lalu lintas hewan, produk hewan, tumbuhan dan produknya semakin meningkat pula. Hal ini merupakan tantangan bagi karantina khususnya kesiapannya dalam mengawal/mempertahankan Wilayah Negara RI dari kemungkinan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

Posisi dan peranan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dalam upaya mencegah masuk HPHK dan OPTK dari luar negeri serta mencegah penyebarannya dari satu area ke area lainnya dalam wilayah RI sangat strategis, karena secara geografis berbatasan langsung dengan negara lain Australia dan Timor Leste.

B. Tujuan

Laporan Tahunan ini disusun dengan Tujuan :

1. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Karantina Hewan dan Tumbuhan mulai bulan Januari sampai bulan Desember Tahun Anggaran 2017.

2. Sebagai bahan evaluasi dan bahan kajian dalam menentukan kebijakan bagi penentu kebijakan dalam penyempurnaan

(3)

3. Untuk melihat tingkat pencapaian kinerja hasil kegiatan baik administratif maupun kegiatan teknis.

C. Keadaan Umum UPT

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Tehnis Karantina Pertanian, tanggal 3 April 2008, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang yang merupakan UPT Teknis Badan Karantina Pertanian, dengan struktur/bagan organisasi sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang sesuai SK No. 4042/Kpts/KP.330/12/2010

KEPALA BALAI Drh. Dwi Agus Sudaryanto

NIP. 196008281991021002

KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA

Sarwo Sikam, SP NIP. 196903221998031002 KEPALA SEKSI KARANTINA HEWAN Drh. Yulius U. Hunggar NIP. 196507101994031001 KEPALA SEKSI KARANTINA TUMBUHAN

Yulia Dwi Kristanti, SP

NIP. 197507262006042020

KEPALA SEKSI PENGAWASAN & PENINDAKAN

Ir. Abdul Munip

NIP. 196110131991031002

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

STRUKTUR ORGANISASI

(4)

Pada bulan Agustus 2017 terjadi pergantian Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Kepala Seksi Karantina Hewan dan Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan dengan SK Mutasi No. 430/KPts/KP.230/7/2017 Tanggal 21 Juli 2017, dengan struktur/bagan organisasi sebagai berikut :

KEPALA BALAI Drh. Nur Hartanto,MM.

NIP. 196705201995031001

KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA

Sarwo Sikam, SP

NIP. 196903221998031002

KEPALA SEKSI KARANTINA HEWAN Drh. I Wayan Arya Susena

NIP. 196702101999031001

KEPALA SEKSI KARANTINA TUMBUHAN

Yulia Dwi Kristanti, SP

NIP. 197507262006042020

KEPALA SEKSI PENGAWASAN & PENINDAKAN

Drh. Benny Aprissa S P

NIP. 198104182009011005

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

STRUKTUR ORGANISASI

(5)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mempunyai wilayah kerja yang tersebar di Propinsi Nusa Tenggara Timur kecuali Pulau Flores dan pulau - pulau disekitarnya. Adapun Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang meliputi : 1. Bandar Udara :

Bandar Udara El Tari Kota Kupang

Bandar Udara Tambolaka Kab. Sumba Barat Daya

Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Kab. Sumba Timur Bandar Udara Mali di Kabupaten Alor

2. Pelabuhan Laut

Pelabuhan Laut Tenau Kota Kupang

Pelabuhan Laut Umbu Haramburu Kapita Kab. Sumba Timur Pelabuhan Laut Wini Kab. Kefamenanu

Pelabuhan Laut Sabu - Seba

Pelabuhan Laut Atapupu Kab. Belu

Pelabuhan Laut Waikelo Kab. Sumba Barat Daya Pelabuhan Laut Baa Kab. Rote

Pelabuhan Laut Kalabahi Kab. Alor

3. Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kab. Kupang

4. Pos Perbatasan : Mota’ain, Metamasin, Napan, Wini 5. Kantor Pos Kupang

(6)

Wilayah Kerja BKP Kelas 1

Kupang meliputi :

WILKER TENAU 1 WILKER BOLOK 2 WILKER ELTARI 3 WILKER MOTA’AIN WILKER WINI WILKER ATAPUPU WILKER METAMASIN WILKER NAPAN 4 5 687 WILKER SABU WILKER ROTE WILKER WAINGAPU WILKER WAIKELO WILKER ALOR 13 11 12 10 9

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang

Kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki dan tenaga pegawai yang ada. Adapun sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki berupa : Bangunan gedung kantor BKP Kelas I Kupang 1 unit, bangunan kantor di wilker 13 unit, gedung laboratorium 4 unit, screen house 2 unit, Incenerator 4 unit dan Instalasi Karantina Hewan 17 unit, Rumah Dinas 5 unit, . Sedangkan jumlah pegawai yang melaksanakan kegiatan sebanyak 91 orang pegawai yang dibantu oleh 25 orang tenaga harian lepas.

Pada Tahun Anggaran 2017 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mendapatkan alokasi dana dalam DIPA nomor : 018.12.2.238205/2017 tanggal 7 Nopember 2016 Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp. 11.538.247.000,- (Sebelas Milyar Lima Ratus

(7)

Tiga Puluh Delapan Juta Dua Ratus Empat Puluh Tujuh Ribu Rupiah).

TUGAS POKOK

Balai karantina Peranian Kelas I Kupang dalam penyelenggaraan karantina mempunyai tugas pokok :

a. Melakukan kegiatan Operasional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan.

b. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

FUNGSI

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang menyelenggarakan fungsi 8P :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.

b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan

Karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK maupun OPTK. d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK maupun OPTK.

e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

f. Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Operasional Karantina Hewan dan Tumbuhan.

g. Pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

(8)

i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati.

(9)

A. KEUANGAN DIPA 2017

DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Tahun 2017 berjumlah : Rp. 11.538.247.000,- (Sebelas Milyar Lima Ratus Tiga Puluh Delapan Juta Dua Ratus Empat Puluh Tujuh Ribu Rupiah) sedangkan realisasi sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp. 11.240.615.706,- (Sebelas Milyar Dua Ratus Empat Puluh Juta Enam Ratus Lima Belas Ribu Tujuh Ratus Enam Rupiah).

DIPA sebesar Rp. 11.538.247.000,- (Sebelas Milyar Lima Ratus Tiga Puluh Delapan Juta Dua Ratus Empat Puluh Tujuh Ribu Rupiah) dioperasionalkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Belanja

Tabel 1. Realisasi Pelaksanaan DIPA TA. 2016

No Uraian Anggaran Realisasi Keterangan Sisa Anggaran 1 2 3 BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL 5.941.767.000 4.446.580.000 1.149.900.000 5.916.549.517 4.269.553.689 1.054.512.500 25.217.483 177.026.311 95.387.500 JUMLAH BELANJA 11.538.247.000 11.240.615.706 297.631.294

Sedangkan pendapatan negara tahun 2017 dari target Rp. 1.270.000.000,-(Satu Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah). Realisasi diatas target yaitu Rp. 1.809.627.045,-(Satu Milyar Delapan Ratus Sembilan Juta Enam Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Empat Puluh Lima Rupiah) atau (142.49 %) sesuai rincian dibawah ini :

(10)

Penerimaan Negara Bukan Pajak

Pada Tahun 2017 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mendapatkan target PNBP sebesar Rp. 1.270.000.000,-(Satu Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah) sedangkan realisasi yang tercapai sebesar Rp. 1.713.662.956,-(Satu Milyar Tujuh Ratus Tiga Belas Juta Enam Ratus Enam Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Rupiah).

Penerimaan ini sebagian besar berasal dari pendapatan imbalan jasa karantina dan sebagian kecil dari penerimaan sewa rumah dinas dan pendapatan anggaran lainnya. Perbandingan penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada daftar berikut:

Tabel 2. Target dan Realisasi PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang

NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % 1 2013 671.591.000 759.742.151 113.13 2 2014 620.000.000 675.850.639 121.04 3 2015 740.000.000 913.146.903 123.39 4 2016 672.247.338 1.122.722.360 167.75 5 2017 1.270.000.000 1.713.662.956 228.30

(11)

Tabel 3. Penerimaan PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang

DATA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TAHUN : 2017

NO BULAN JUMLAH PENERIMAAN (Rp)

1 Januari 43.809.800,- 2 Pebruari 45.269.343,- 3 Maret 163.258.080,- 4 April 122.152.482,- 5 Mei 202.643.189,- 6 Juni 130.433.445,- 7 Juli 184.004.923,- 8 Agustus 248.702.110,- 9 September 136.670.390,- 10 Oktober 197.391.337,- 11 Nopember 120.330.894,- 12 Desember 118.996.963,- Jumlah 1.713.662.956,-

(12)

Gambar 3: Grafik Perbandingan Target dan Realisasi PNBP Tahun 2013 – 2017

(13)

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA 1. Kepegawaian

Sampai dengan bulan Desember 2017 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang baru memiliki personil sebanyak 116 orang terdiri dari :

 91 orang PNS

 25 orang tenaga kontrak (Tenaga Harian Lepas)

Dari 116 orang ini tersebar di kantor Balai dan di Wilker Lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

Uraian selanjutnya lihat pada daftar lampiran 1 – 6

1. Data Pegawai UPT. BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 1)

2. Realisasi Mutasi Alih Tugas Pegawai dari dan ke BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 2)

3. Rekapitulasi Kenaikan Gaji Berkala BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 3)

4. Daftar Pegawai Cuti BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 4)

5. Rekapitulasi Kenaikan Pangkat BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 5)

6. Daftar Nama Tenaga Harian Lepas (THL) pada BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 6)

7. Data Pegawai Pensiun BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 7)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang merupakan salah satu UPT Pusat Badan Karantina yang mempunyai kegiatan administrasi (Ketata Usahaan) untuk menunjang kegiatan teknis.

(14)

C. PERLENGKAPAN (SARANA DAN PRASARANA)

Pengelolaan Barang Negara di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dilakukan oleh UAKBP dengan Nomor : 018.12.24.238205 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

Barang-barang yang dikelola oleh BKP Kelas I Kupang terdiri dari Barang bergerak dan barang tidak bergerak.

 Barang tidak bergerak terdiri dari : tanah dan bangunan

 Barang bergerak terdiri dari : kendaraan, peralatan lab, kelengkapan sarana gedung, persediaan obat, media, ATK, serta bahan sosialisasi.

Pada tahun 2017 terdapat pengadaan :

NO NAMA BARANG JUMLAH (UNIT)

1 P.C unit 4 2 Printer 16 3 Laptop 2 4 Scanner 1 5 A.C Split 7 6 Wireless 1 7 Sepeda Motor 2

8 Meja Kerja Kayu 19

9 Meja Kerja Besi/Metal 51

10 Kursi Besi/Metal 88

11 Meja Makan Besi 1

12 Tempat Tidur Besi 3

13 Nakas 2

14 Lemari Kayu 2

15 Kursi Dorong 1

16 LCD Proyektor 1

(15)

Dalam pelaksanaan kegiatan operasional Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dilaksanakan oleh Seksi Karantina Hewan, Seksi Karantina Tumbuhan dan Seksi Pengawasan dan Penindakan. Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas dan fungsi perihal pembinaan pelayanan teknis operasional tindak karantina hewan, melaksanakan pengelolaan data informasi dan dokumentasi serta pelaporan, pengelolaan laboratorium. Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas dan fungsi perihal pembinaan pelayanan teknis operasional tindak karantina tumbuhan, melaksanakan pengelolaan data informasi dan dokumentasi serta pelaporan, pengelolaan laboratorium. Seksi Pengawasan dan Penindakan memiliki tugas melaksanakan pengawasan dan penindakan pelanggaran Peraturan Perundang - Undangan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, penyiapan koordinasi penyelenggaraan fungsi PPNS Karantina Hewan dan Tumbuhan.

A. KARANTINA HEWAN

Kegiatan bidang pelayanan operasional tindak karantina hewan pada tahun 2017 hampir sama tetapi penekanannya terletak pada upaya peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat. Upaya peningkatan pelayanan dilakukan terus menerus sehingga mampu menghadirkan pelayanan yang prima (efektif, efisien dan profesional). Karena tujuan utama yang harus dicapai adalah memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasa dalam upaya pencegahan masuk dan keluar serta menyebarnya penyakit hewan karantina yang dibawa melalui media pembawa

(16)

Adapun kegiatan yang dikerjakan oleh Seksi Karantina Hewan tahun 2017 yaitu :

a. Meningkatkan pelaksanaan operasional tindakan karantina hewan berupa pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan terhadap media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK).

b. Meningkatkan konsolidasi, kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dilingkungan bandara, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan lintas batas antar negara lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang

c. Meningkatkan pengawasan terhadap keamanan pangan produk hewan (BAH, HBAH) untuk memberi jaminan keamanan dan kesehatan kepada konsumen.

d. Pemantauan daerah sebar HPHK ke beberapa kabupaten lingkup Propinsi NTT khususnya lingkup Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

Pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan hewan terhadap lalulintas media pembawa hama dan penyakit hewan karantina serta keamanan produk hewan (BAH, HBAH) melalui bandara, pelabuhan laut, fery dan lintas batas antar negara lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mencakup pengawasan terhadap lalulintas Impor, ekspor, domestik masuk dan keluar terhadap hewan dan produk hewan (Bahan Asal Hewan dan Hasil bahan Asal Hewan) dan benda lain. Jumlah tabel frekuensi untuk kegiatan Impor, Ekspor, Domestik keluar dan Domestik Masuk tahun 2017 mengalami peningkatan dibanding tahun 2016

(17)

Gambar 5: Grafik Perbandingan total Frekuensi kegiatan Operasional Karantina Hewan dari tahun 2016 – 2017

Gambar 6: Grafik Perbandingan Total Volume Kegiatan Operasional Karantina Hewan dari tahun 2016 – 2017

(18)

Kegiatan yang dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Seksi Karantina Hewan antara lain :

1. Impor

Frekuensi kegiatan transportasi yang melalui Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang umumnya melalui entry dan exit point yang menyebar dibeberapa batas darat diperbatasan antar Negara RI – RDTL, seperti Mota’ain, Napan, Metamasin dan lain – lain. Frekuensi dan volume impor BAH, HBAH tahun 2017 yang melalui batas darat antar negara tersebut tidak mengalami peningkatan, sedangkan komoditas hewan seperti kerbau dan babi yang mengalami peningkatan di tahun 2017 (Data terlampir).

2. Ekspor

Frekuensi kegiatan ekspor yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melalui wilayah kerja yang menyebar di tapal batas darat RI – RDTL tahun 2017 mengalami peningkatan dibanding tahun 2016. Dari segi volume semua media pembawa HPHK juga mengalami peningkatan.

Data Ekspor Hewan, BAH, HBAH tahun 2017 (Data terlampir).

3. Domestik Masuk

Frekuensi kegiatan domestik masuk yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melalui wilayah kerja yang menyebar dibeberapa pelabuhan laut dan bandara pada tahun 2017 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016. Dari segi volume media pembawa HPHK juga mengalami kenaikan di tahun 2017.

Data Domestik Masuk Hewan, BAH, HBAH tahun 2017 (Data terlampir).

(19)

4. Domestik Keluar

Frekuensi dan volume kegiatan domestik keluar yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melalui pelabuhan laut dan bandara di wilayah kerja tahun 2017 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016. (Data terlampir).

5. Kegiatan Pemantauan Karantina Hewan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melaksanakan kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2017 sesuai DIPA Tahun 2017. Dasar hukum pelaksanaan pemantauan HPHK berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian; serta Keputusan Kepala Badan karantina Pertanian Nomor. 1531/Kpts/KR.110/K/10/2016 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2017.

Pemantauan dilaksanakan secara tidak langsung dengan meminta informasi data dari dinas setempat dan institusi yang berperan dalam penyelenggaraan survelensi dan pemetaan status penyakit. Data yang diambil berupa data status dan situasi HPHK serta data potensi akselerasi komoditi perdagangan hewan dan produk hewan di masing-masing wilayah. Data Informasi Status dan Situasi HPHK meliputi Data Gejala Klinis (GK), Data Penelitian, Data Uji Lab Pasif dan Data Hasil Surveilans. Dari data tersebut dianalisis HPHK dan

(20)

Pemantauan HPHK berbasis data sekunder dilakukan di Kabupaten dan Kota di wilayah Nusa Tenggara Timur khususnya Wilayah Kerja BKP Kelas I Kupang. Pemantauan HPHK di Pulau Sumba meliputi Kab. Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Pemantauan di Pulau Timor meliputi Kab. Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. Pemantauan juga dilakukan di Pulau Rote, Pulau Sabu dan Pulau Alor. Data HPHK juga dihimpun dari FKH Udayana, FKH Undana dan BBVet Denpasar.

Tujuan Pemantauan HPHK tahun 2017 memperoleh informasi status dan situasi HPHK pada suatu area di wilayah Negara RI, menyusun basis data status dan situasi HPHK, memformulasikan matriks penguatan sistem dan operasional Karantina Hewan dan Keamanan hayati hewani, menyusun peta HPHK dan menyusun peta potensi akselerasi komoditi perdagangan hewan dan produk hewan. Berdasarkan Data Gejala Klinis, Data Penelitian dan Data Surveilance ditemukan 7 Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan II di wilayah BKP Kelas I Kupang tahun 2017 yaitu Hog Cholera, Septichaemia Epizootica (SE), Scabies, Avian Influenza, Theileriosis, Surra, dan Fowl Cholera. Hasil Pemantauan tersebut diseminarkan dalam seminar regional Bali- Nusatenggara dan dalam workshop Nasional. Selanjutnya Data hasil Pemantauan HPHK Tahun 2017 tersebut akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan tindakan karantina bagi media pembawa yang dilalulintaskan.

Jenis komoditi strategis hewan di wilayah BKP Kelas I Kupang adalah Sapi Potong ras bali populasi terbanyak di Pulau Timor, sapi potong ras sumba ongole dan Kuda Pacu Sandlewood populasi terbanyak di Pulau Sumba.

(21)

Hasil analisi data Pemantauan HPHK tahun 2017 Wilayah Kerja BKP Kelas I Kupang disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Data Status dan Situasi HPHK di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang berdasarkan gejala klinis

Sumber data : Dinas Peternakan dan Dinas yang membidangi kesehatan hewan pada 12 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2016

Tabel 2. Data Status dan Situasi HPHK di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang berdasarkan Uji Lab Pasif

Sumber data :Dinas Peternakan dan Dinas yang membidangi kesehatan hewan pada 12 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2016 dan BBVet Denpasar.

No Jenis HPHK Jenis Hewan

Gejala Klinis

Kabupaten/Kota

1 Bruselosis Sapi 41 Belu 2 Scabies Anjing, Sapi,

Kambing, Babi

1305 Malaka, Belu, Kota Kupang, Alor, SBD, Sumba Tengah, Sumba Timur

3 Surra Sapi, Kuda, Kerbau

78 SBD, Sumba Tengah

4 SE Sapi,Kerbau 220 Belu, Alor, SBD, Sumba Tengah, Sumba Timur

5 Hog Cholera Babi 523 Kota Kupang, Alor, SBD, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Timur

6 Fowl Cholera Ayam 8 Malaka

No Jenis HPHK

Jenis Hewan

Uji Lab Pasif Metode Uji

Lab Penguji Kabupaten /Kota

(+) (-)

1 Bruselosis Sapi 13 287 RBT UPT Veteriner Disprop NTT

Kab. Kupang

2 SE Sapi,

Kerbau 50 0 ELISA (Sero +) UPT Disprop NTT Veteriner Alor 3 Hog Cholera Babi Babi 8 2 137 0 ELISA (Sero +) PCR UPT Veteriner Disprop NTT Uji Magang di BBVet Denpasar Alor Sumba Barat

(22)

Tabel 3. Data Status dan Situasi HPHK di Provinsi NTT berdasarkan hasil Surveylance

Sumber data : Dinas Peternakan dan Dinas yang membidangi kesehatan hewan pada 12 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2016 dan BBVet Denpasar

6. Pengujian Laboratorium

Uji laboratorium tahun 2017 berupa pemeriksaan RBT pada serum darah sapi, uji organoleptik pada telur ayam konsumsi. Pengujian Laboratorium 2017 :

a. TPC : 182 sampel dengan hasil pencemaran mikroba<1 x 106 CFU/g BMCM.

b. RBT : 11.521 sampel hasil positif 68 sampel

c. Organoleptik : 4690 sampel dengan hasil uji bersih, utuh, normal seluruhnya.

d. Ulas darah : 579 sampel dengan hasil negatif Trypanosoma

sp

No Jenis

HPHK Jenis Hewan Surveylance Metode (+) (-) Uji Lab Penguji Kabupaten/Kota

1 Bruselosis Sapi 8 2 127 218 1 1 19 10 4 185 48 2873 7220 53 999 1074 621 241

RBT UPT Vet Kupang UPT Vet Kupang Disnak Belu Disnak Belu UPT Vet Kupang Disnak TTU UPT Vet Kupang UPT Vet Kupang UPT Vet Kupang

Malaka Belu Belu Belu TTU TTU Kab. Kupang Kota Kupang Sabu Raijua 2 Theileriosis Sapi 5 0 BBVet Denpasar TTU

3 Surra Mamali a Mamali a Kerbau Mamali a Sapi 14 67 20 63 5 11 40 6 35 -

ELISA UPT Vet Kupang UPT Vet Kupang UPT Vet Kupang UPT Vet Kupang UPT Vet Kupang

SBD Sumba Tngh Sumba Barat Sumba Timr TTU 4 Hog

(23)

B. KARANTINA TUMBUHAN

Seksi Karantina Tumbuhan merupakan bagian dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah kerja operasionalnya meliputi pelabuhan-pelabuhan pemasukan dan pengeluaran yang berada di propinsi Nusa Tenggara Timur. Selain pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan bandar udara juga termasuk pos-pos perbatasan dengan negara Timor Leste yang dahulunya merupakan salah satu propinsi di Indonesia. Banyaknya wilayah kerja yang seharusnya dijaga oleh petugas karantina dibanding dengan jumlah personil yang ada, belumlah mencukupi. Ini merupakan suatu kendala operasional yang dihadapi. Karakteristik Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri atas pulau-pulau yang tersebar di propinsi ini berimbas pada banyaknya pelabuhan-pelabuhan pemasukan dan pengeluaran baru seiring dengan meningkatnya lalu lintas laut, udara maupun daerah lintas batas. Peningkatan arus lalu lintas komoditas tumbuhan tersebut akan membawa dampak pada tugas pokok dan fungsi karantina, dikarenakan terjadinya peningkatan resiko terbawanya atau tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan bersama dengan pemasukan bibit tanaman dan hasil tanaman yang dimasukan ke wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Mengingat banyaknya pelabuhan-pelabuhan yang semestinya harus dijaga tetapi oleh karena keterbatasan tenaga, maka baru beberapa pelabuhan saja yang sudah terisi petugas sesuai dengan jumlah personil, situasi dan kondisi setempat.

Penyelenggaraan kegiatan operasional Seksi Karantina Tumbuhan hingga saat ini sudah dilaksanakan di : Pelabuhan Tenau-Kupang, Pelabuhan penyeberangan Bolok, Bandar udara

(24)

Pelabuhan Laut Kalabahi-Alor, Pelabuhan Laut Atapupu, Pelabuhan Laut Waikelo, Bandar Udara Tambolaka (Sumba Barat Daya) dan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain, metamasin dan Wini. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Atapupu ini dirintis bersamaan dengan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain mulai TA.2004. Mengingat potensi yang cukup besar dengan peningkatan arus lalu lintas komoditas pertanian, wilayah kerja ini telah dibuka untuk meliput pelabuhan Atapupu, Wini serta pos perbatasan. Dengan demikian permasalahan dan pelayanan perkarantinaan di daerah perbatasan dapat diselesaikan relatif lebih dekat. Secara umum terdapat tiga jenis kelompok kegiatan pelayanan tindak karantina yang dilakukan di Seksi Karantina Tumbuhan yakni kegiatan Karantina Tumbuhan Luar Negeri (KTLN) Impor, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman (komoditas pertanian) atau media pembawa lainnya yang dimasukkan ke propinsi NTT dari negara lain; Sertifikasi Kesehatan Tumbuhan Ekspor, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman atau media pembawa lainnya yang dikeluarkan dari propinsi ini ke luar negeri (ekspor) dalam rangka penerbitan Surat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate); serta Karantina Tumbuhan Dalam Negeri (KTDN) / Domestik, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman (komoditas pertanian) atau media pembawa lainnya yang diantar pulaukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Tindakan karantina dimaksud dalam kegiatan pelayanan tersebut diatas meliputi tindakan 8P : Pemeriksaan, Pengasingan Dan Pengamatan,

Penahanan, Penolakan, Perlakuan, Pemusnahan Dan

(25)

1. Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan a. Pemasukan Luar Negeri ( Impor )

Kegiatan Sertifikasi Karantina Tumbuhan pemasukan dari luar negeri banyak didominasi pemasukan beras dari Vietnam melalui pelabuhan Tenau-Kupang dan media pembawa (kemiri, kopra, kopi, mete dan asam) melalui pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Volume kegiatan impor tahun 2017 sebanyak 17.123.617 kg dengan frekuensi sebanyak 321 kali, mengalami peningkatan jumlah kegiatan import di tahun 2015. Pada Tahun 2017 ada pemasukan Beras impor yang melaui Pelabuhan Tenau Kupang (data terlampir)

Tabel 1. Data Frekuensi dan Volume Kegiatan Impor Media Pembawa OPT/OPTK Tahun 2017

No. Media Pembawa Frekuensi Volume

1 Kemiri 77 560.134

2 Kopra 67 581.810

3 Kopi 131 963.923

4 Gembili 6 31.380

5

6 Mede Biji Kunyit 2 1 9.860 900

7 Asam 7 81.061

Jumlah 291 2.229.068

b. Pengeluaran / Ekspor

Kegiatan operasional karantina tumbuhan ekspor mempunyai frekuensi yang belum begitu besar, mengingat akses pasar yang langsung keluar negeri masih terbatas, kecuali dengan

(26)

ekspor melalui tempat pengeluaran Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain yang meliputi komoditas bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, kedelai, kentang, kacang tanah, jintan, dan lada. Kegiatan operasional ekspor komoditas tumbuhan pada tahun 2017 jumlah volumenya adalah 537.169 kg, dengan frekuensi masing-masing 459 kali. Komoditi yang banyak di ekspor ke Timor Leste adalah bawang putih, bawang merah, kedelai dan kentang.Bila dibandingkan dengan kegiatan yang sama dengan tahun 2016, kegiatan tahun 2017 mengalami peningkatan volume mencapai ± 28 %. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah komoditi yang di ekspor ke Negara Timor Leste seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, kentang, kedelai dan meubel jati. Kegiatan operasional karantina tumbuhan menjadi tantangan tersendiri di wilayah Nusa Tenggara Timur ini mengingat banyaknya pulau-pulau yang tersebar. Banyaknya pulau yang tersebar dibandingkan dengan personil yang ada belumlah memadai. Dengan sumber daya manusia yang terbatas tersebut kegiatan operasional harus tetap berjalan sambil menunggu proses penambahan personil.. Berikut grafik yang menggambarkan volume hasil kegiatan operasional secara keseluruhan (data terlampir).

(27)

Gambar 7. Grafik Perbandingan total Frekuensi kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan dari tahun 2016 – 2017

Gambar 8. Grafik Perbandingan total Volume kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan dari tahun 2016 – 2017

(28)

c. Domestik Masuk.

Kegiatan operasional domestik masuk TA - 2017 di wilayah Nusa Tenggara Timur yang melalui pelabuhan - pelabuhan pemasukan dengan jumlah komoditas tumbuhan seluruhnya sebanyak 71.264.559 Kg, 17.991 Btg dengan frekuensi kegiatan 7.379 kali. Jenis yang dimasukkan dari hasil tanaman meliputi Beras, Buah-buahan segar seperti Apel, Salak, Rambutan, Anggur, dan sebagainya serta sayur-sayuran seperti Kentang, Bawang Merah, Bawang Putih dan lain sebagainya. Untuk bibit/benih tanaman terdiri atas benih jagung, benih padi, bibit kakao, dan bibit durian. Daerah asal komoditas yang dimasukkan ke wilayah NTT umumnya berasal dari Jawa Timur, Sulsel, Bali, NTB, Jawa Barat, Jawa Tengah. Kegiatan Operasional Domestik Masuk mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan tahun 2016 (data terlampir).

d. Domestik Keluar

Kegiatan operasional domestik keluar melalui pelabuhan - pelabuhan pengeluaran di wilayah Nusa Tenggaara Timur TA – 2017 Volume sebanyak 238.829.104 Kg, dengan frekuensi 2.903 kali,dibandingkan tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 25%. Media pembawa yang dilalu lintaskan antara lain: Asam, Kemiri, Kopra, Mete, Kakao, Kopi ,Kacang tanah dan lain sebaginya dan bibit tanaman ubi kayu, kemiri, bibit jati, coklat, bibi buah-buahan, benih padi, kedelai, jeruk, tanaman hias, jenis-jenis komoditas hasil tanaman seperti Kentang, cabai, kacang tanah, Pinang, Jahe, juga hasil perkebunan seperti Kopra, Kopi, Mete, Kakao, dan lain sebagainya dengan tujuan Jawa timur, Sulsel, Ambon, dll.

(29)

Kegiatan penunjang operasional merupakan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung secara langsung maupun tidak langsung pelaksanaan tindakan karantina di pelabuhan. Kegiatan penunjang operasional yang secara langsung mendukung pelaksanaan tindakan karantina adalah kegiatan operasional laboratorium, sedang kegiatan penunjang yang tidak secara langsung mendukung pelaksanaan tindakan karantina adalah sosialisasi tentang karantina tumbuhan (data terlampir).

2. Kegiatan Intersepsi

Pelaksanaan fungsi laboratorium sangat menunjang kegiatan operasional. Hasil-hasil determinasi maupun identifikasi yang dilakukan akan memperkuat validitas sertifikasi yang dikeluarkan karantina. Selama tahun 2016 hasil-hasil pelaksanaan determinasi atau identifikasi yang dilaksanakan hanya meliputi identifikasi hama yang terbawa oleh komoditas beras yang di lalu lintaskan antar area. OPT-OPT yang berhasil diidentifikasi umumnya masih tergolong dalam OPT yang bersifat kosmopolitan, seperti Tribolium

castaneum, Oryzaephilus surinamensis, Sitophilus oryzae,.

untuk cendawan hasil identifikasinya antara lain Aspergillus

flavus, Aspergillus niger, Cercospora, Kikuchii, Echinocloa Colonum. Hasil intersepsi Tahun 2017 tidak ditemukan OPTK

akan tetapi ditemukan OPTK A2 yaitu Peronospora shorgii pada tanaman Jagung

(30)

3 . Penggunaan Formulir

Jumlah penggunaan formulir seluruhnya berjumlah 7.364 set yang terdiri dari :

a. KT-11 ( Impor ) : - set b. KT-9 (Domestik Masuk) : 2.743 set c. KT-12 (Domestik Keluar) : 3.728 set d. KT-10 (Ekspor) : 893 set Jumlah keseluruhan ………… : 7.364 set

Formulir-formulir pendukung lainnya tidak termasuk dalam perincian diatas dan jumlahnya terlihat pada masing-masing kegiatan seperti halnya pemberitahuan pemasukan, surat tugas pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan, penahanan, pemusnahan, berita acara pemusnahan dan sebagainya.

4. Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan

Tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan merupakan satu rangkaian kegiatan, tindakan ini dikenakan pada bibit jeruk yang dimasukkan dari daerah lain ke wilayah propinsi NTT. Tindakan ini dilakukan untuk mengamankan SK Gubernur NTT No.52 Tahun 2002 yang merupakan penegasan SK Menteri Pertanian No.610/Kpts/TP.630/6/1989. Pengamanan ini harus diperketat untuk melindungi komoditas jeruk keprok SoE yang masih terbebas dari penyakit CVPD. Dalam pengawasan peredaran bibit jeruk ini telah dijalin kerjasama dengan UPTD PSBTPH Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTT untuk bersama-sama dalam pengawasan masuknya bibit jeruk ke wilayah NTT yang di lengkapi dengan sertifikat pemasukan, Selama tahun 2017 terdapat tindakan pemusnahan umbi kentang konsumsi sebanyak 14.200 ton pada bulan Desember.

(31)

5. Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK

Kegiatan Pemantaun OPTK/OPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Tahun 2017 dilaksanakan pada Bulan Juni sampai dengan Bulan Agustus 2075 di Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sasaran pemantauan daerah sebar OPT/OPTK tahun 2017 mengacu pada daftar OPTK sebagaimana terdapat pada lampiran permentan No. 93/Kpts/HK.060/12/2011. Selain itu OPTK khusus yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan pemantauan daerah sebar OPTK tahun anggaran 2017 adalah Peronospora Sorghii yang menyerang tanaman jagung dan Pantoea stewartii (OPTK A2), serta lalat Buah (bactrocera sp),

Hasil pemantauan opt/optk tahun 2017 adalah ditemukan peronossclerospora shorgii (A2) pada tanaman jagung untuk Kabupaten Kupang kecamatan kupang timur.

(32)

C. Pengawasan dan Penindakan Tindak Pidana Karantina

Kegiatan pengawasan Komoditi Karantina Pertanian melalui Impor, Ekspor, Domestik Masuk maupun Domestik Keluar terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada UPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang secara umum berlangsung dengan baik.

Bentuk Pengawasan Seksi Pengawasan dan Penindakan dalam Tahun 2017:

 Pengawasan melalui e-Qvet dan e-Plaq data dan informasi lalulintas Komoditi Karantina Pertanian dari UPT lain yang pemasukannya ke UPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dalam rangka Sinkronisasi Data melalui system tersebut dapat membantu Petugas Karantina Hewan dan Petugas Karantina Tumbuhan dalam melakukan Tindakan Karantina 8P.

 Pengawasan Petugas wasdak berlangsung di Pelabuhan Laut Tenau, Pelabuhan Penyeberangan Feri Bolok, Pelabuhan Udara Bandara El-Tari, juga dilakukan oleh Petugas Fungsional di Wilayah Kerja Karantina masing-masing.

 Kegiatan Patroli selain berlangsung pada Pelabuhan resmi juga berlangsung pada tempat yang belum ditetapkan sebagai tempat Pemasukan dan Pengeluaran resmi yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

 Kegiatan Pengawasan Insindentil yang sifatnya tidak rutin, berlangsung di area Pelabuhan Laut, Bandara Udara, Cargo Bandara, Gudang atau Depo milik Pengguna Jasa Karantina yang ditetapkan dengan SK. Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

(33)

A. Koordinasi/kerjasama dengan instansi terkait a) Koordinasi/Kerjasama dengan Instansi Terkait.

Sesuai Surat Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang No: 433/OT.160/L17.B/4/2017 tentang Tim Koordinasi Pengawasan Perkarantinaan Bersama Instansi Terkait tahun 2017; bentuk kerja sama pengawasan tersebut melibatkan 6 (enam) orang personil dari Unsur TNI dan Polri pada 5 Lokasi Pintu Perbatasan antar Negara (PLBN) yaitu Napan-TTU; Haumeniana-TTU; Wini-TTU; Motamasin Kabupaten Malaka; Motaain Kabupaten Belu. Adapun tugas Tim Koordinasi Pengawasan Perkarantinaan Bersama Instansi Terkait adalah Menegakan Peraturan tentang Perkarantinaan Hewan, Tumbuhan dan keamanan Hayati Hewani dan Nabati sebagaimana diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah serta Surat Keputusan Menteri yang mengatur tentang Karantina, dalam melaksanakan tugasnya Tim Koordinasi tetap berkoordinasi bersama Penanggung Jawab Wilayah Kerja Karantina Pertanian dan Petugas Karantina Lainnya diwilayah perbatasan antar negara RI/RDTL.

b) Koordinasi dan Pengawasan Di Wilayah Perbatasan RI/RDTL.

Seksi Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang tahun 2017 melakukan koordinasi dan pengawasan media pembawa HPHK dan OPTK di Wilayah Kerja Perbatasan RI-RDTL: 1. Sesuai Surat Tugas Nomor: 1269/TU.320/K17.B/09/2017

melakukan Koordinasi dan Pengawasan Lalulintas Media Pembawa HPHK dan OPTK di Wilayah Perbatasan RI-RDTL

(34)

DESA SUNKAEN Kabupaten Timor Tengah Utara; pada tanggal 22 September 2017.

2. Sesuai Surat Tugas Nomor: 1270/TU.320/K17.B/09/2017 melakukan Koordinasi dan Pengawasan Lalulintas Media Pembawa HPHK dan OPTK di Wilayah Perbatasan RI-RDTL DESA HAUMENIANA Kabupaten Timor Tengah Utara; pada tanggal 23 s/d 24 September 2017.

3. Sesuai Surat Tugas Nomor: 1271/TU.320/K17.B/09/2017 melakukan Koordinasi dan Pengawasan Lalulintas Media Pembawa HPHK dan OPTK di Wilayah Perbatasan RI-RDTL TURISKAIN Kabupaten Belu.

4. Sesuai Surat Tugas Nomor: 1272/TU.320/K17.B/09/2017 melakukan Koordinasi dan Pengawasan Lalulintas Media Pembawa HPHK dan OPTK di Wilayah Perbatasan RI-RDTL LAKTUTUS Kabupaten Belu.

c) Kegiatan Patroli dan Pengawasan Gudang Milik Pengguna Jasa, Tempat Yang Belum Ditetapkan.

Dalam rangka mencegah tindakan Pelanggaran Karantina oleh Pengguna Jasa Karantina maupun oleh masyarakat atau pelintas maka Seksi Wasdak melakukan Patroli dan Pengawasan di Gudang Pemilik Pengguna Jasa Karantina, Pelabuhan yang tidak resmi/atau pelabuhan yang belum ditetapkan dengan Keputusan Meteri dimana terhadap Kejadian atau Permasalahan yang ditemui menjadi data sumber untuk proses perbaikan dan pelaksanaan Tindak Karantina.

Secara umum dari kegiatan pengawasan yang berlangsung di temukan kejadian-kejadian atntara lain:

 Kontainer pakan ternak di bongkar di Gudang pemilik tetapi belum melaporkan kepada petugas Karantina.

(35)

 Komoditi seperti asam, Kemiri, Kopra yang sudah dimasukan dalam Kontainer dan siap di Tarik ke pelabuhan tetapi belum ada Informasi/Laporan kepada Petugas Karantina Tumbuhan.

 Bahan Asal Hewan seperti Kulit Sapi di masukan dalam Kontainer tetapi belum ada Laporan Pemerikasaan Petugas Karantina Hewan.

 Jumlah kontainer barang berupa beras yang dimasukan tidak sesuai dengan sertifikat dari daerah asal.

 Komoditi yang dilalulintaskan melalui container didapati tidak menyertai/tidak memiliki dokumen Karantina.

 Terdapat beberapa jenis komoditi dalam satu container tetapi pemilik hanya mengurus dokumen Karantina hanya 1(satu) jenis saja; contoh dalam container mereka muat asam, kemiri, kopra, kulit sapi tetapi yang di urus hanya dokumen asam.

Terhadap kejadian dan hal-hal tersebut diatas telah menjadi pembinaan kepada pengguna jasa Karantina melalui kegiatan patroli dan pengawasan Wasdak sehingga kedepan akan mengurangi Niat Pelanggaran Karantina

d) Kegiatan Penyelidikan dan Penyidikan

Penyelidikan dan penyidikan kepada pemilik bahan asal hewan PT. Hipermart Lippo Plaza dan PT. Hipermart Bundara PU terkait pemasukan daging kerbau asal Jakarta Selatan/Ex India sebanyak 120 Kg dimasukan ke Kupang NTT.

Daging kerbau sebanyak 120 Kg dilakukan Tindak Karantina Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan dimana Pelaksanaaan Pemusnahan Daging Kerbau berlangsung di Instalasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang pada tanggal 20 September 2017 Nomor Berita Acara Pemusnahan: 2017.1.004.01.00.8c.M. 000.001 dan 002 setelah dilakukan Tindak Karantina Hewan dimana Pemasukan Daging Kerbau milik PT. Hipermart tidak

(36)

1. Tidak dapat menyerahkan dokumen Karantina berupa Sertifikat sanitasi Produk Hewan (KH.10)

2. Setelah diberikan tenggang waktu untuk melengkapi dokumen yang dipersyaratkan pemilik tidak dapat memenuhinya

3. Hasil observasi dan pemeriksaan Laboratorium bahawa daging kerbau tersebut sudah tidak layak konsumsi.

Kesimpulan hasil BAP proses penyilidikan dan penyidikan kepada pemilik daging kerbau sebanyak 120 Kg Hipermart Lippo Plassa dan Hipermart Bundara PU An. SARI PRATOMO dan An. ARISUMAN DRYONO sebagai berikut:

 Belum cukup bukti adanya unsur kesengajaan melanggar pasal 30, 31 junto pasal 6a Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 1992.

 Secara prosedur Karantina, Pemilik telah melengkapi persyaratan Karantina

 Dilakukan pemeriksaan terhadap daging kerbau tersebut secara laboratoris sudah tidak layak untuk dijual/dikonsumsi.

 BAB VII pasal 28 Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang pembinaan (sudah diberi kesempatan untuk melengkapi dokumen persyaratan Karantina)

B. Apresiasi/Sosialisasi/Workshop/Seminar 1. Pelaksanaan Sosialisasi

Dalam tahun 2017 wasdak tidak mengkoordinir kegiatan Sosialisasi karena tidak tersedia anggaran/biaya kegiatan sosialisasi pada DIPA 2017.

2. Pengawasan dan Pemeriksaan terhadap Kapal YACHT peserta Sail.

Kegiatan dan pemeriksaan di Entry Point Pantai Kupang terhadap Peserta Sail Indonesia kepada 22 kapal asal berbagai

(37)

berlangsung di Pantai Kupang tanggal 01 s/d 05 Agustus 2017.

3. Kegiatan Pameran

Tahun 2017 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang tidak mengikuti kegiatan Pameran Pembangunan Karena tidak tersedia Anggaran/Dana dalam DIPA 2017.

4. Pawai Pembangunan/Pawai Kendaraan Hias HUT RI ke 72 Tahun 2017

Sesuai Surat Undangan Pemerintah Provinsi NTT, Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang turut serta dalam pawai kendaraan hias HUT RI Ke-72 tahun 2017 yang berlangsung pada tanggal 18 Agustus 2017.

5. Bimbangan Teknis Prosedur Penanganan Perkara

Sehubungan dengan Kegiatan Bimbingan Teknis Prosedur Penanganan Perkara Lingkup Kementerian Pertanian maka berdasarkan Surat Undangan Kepala Biro Hukum Kementerian Pertanian Nomor: B-743/TU.020/A3/ 10/2017 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang menugaskan 1 (satu) orang peserta wasdak DJIBRAEL LAGA NAWA, SE; Kegiatan berlangsung di Salak Tower Hotel, Jalan Salak No. 38-40 Bogor tanggal 19 s/d 21 Oktober 2017.

Berkaitan dengan kegiatan ini maka dalam Penanganan Perkara Perdata yang dialami Pemerintah RI, Kementerian Pertanian, Badan Karantina Pertanian, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang (Tergugat) berdasarkan Gugatan Perkara Perdata dari (Penggugat) THERESIA SUI NDUN obyek tanah Karantina seluas 27.419 m2 di Jalan Yos Sudarso Tenau

(38)

Kasasi/Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 16 Mei 2017, Nomor: 755.K/Pdt./2017 dengan amar putusan sebagai berikut:

a. “MENOLAK PERMOHONAN KASASI DARI PEMOHON KASASI THERESIA SUI NDUN”.

b. Menghukum Pemohon Kasasi/Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya Perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sejumlah Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah).

6. Pengawasan Perbatasan Antar Negara RI/RDTL

Dalam tahun 2017 Tim Wasdak melakukan kegiatan pengawasan di perbatasan antar negara RI/RDTL yang belum ditetapkan dengan Keputusan Menteri antara lain:

 Pada Perbatasan Haumeniana dan Sunkaen Kabupaten Timor Tengah Utara.

 Pada Perbatasan Turiskain dan Laktutus Kabupaten Belu.

7. Pengawasan di tempat yang telah ditetapkan

Dalam tahun 2017 melaksanakan sebanyak 48 kali kegiatan dari kegiatan ini secara umum sebagai berikut:

 Ditemukan daging kerbau asal India sebanyak 120 Kg tanpa disertai Sertifikat Karantina dari daerah asal.

 Ditemukan Pakan Ternak sebanyak 4 container dari Makasar tanpa disertai dokumen Karantina

 Ditemukan anjing ras dan anjing lokal dari Daerah tertular Rabies sebanyak 5 ekor

 Ditemukan unggas (Ayam Dewasa) dan burung berkicau dari Jawa Timur masuk tidak desertai Surat Karantina

(39)

 Ditemukan kentang 1(satu) kontainer masuk tidak desertai Dokumen Karantina dan kondisi tidak layak konsumsi/sudah busuk.

8. Pemusnahan

Tindakan Karantina Pemusnahan berlangsung sebanyak 11 (sebelas) kali; jenis Komoditi yang dimusnakan antara lain: Unggas, Anjing, Daging Kerbau. Kentang (Rekapitulasi Kegiatan Pemusnahan lihat Lampiran).

(40)

A. Permasalahan

Kegiatan 3M (Money, Man, Material) di Balai Karantina Pertanian Kelas I perlu ditingkatkan. Banyaknya entry/exit point yang menyebar di banyak pulau di Propinsi NTT (selain wilker Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende) tidak sebanding dengan anggaran, ketersediaan sarana prasarana maupun personal yang dimiliki saat ini beberapa wilayah kerja belum dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Demikian halnya anggaran operasional petugas belum sepenuhnya terakomodir. Banyak wilayah kerja belum memiliki pejabat fungsional dan bahkan adanya perangkapan tugas kebeberapa wilayah kerja. Dari aspek kualitas dan kuantitas SDM masih kurang.

B. Solusi

 Diperlukan peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasional.

 Alokasi anggaran sesuai kebutuhan melalui perencanaan yang efektif sehingga kebutuhan anggaran operasional dan lain-lainnya terakomodir hingga ke Wilayah Kerja.

 Sehubungan keterbatasan tenaga operasional perlu ditambah pengangkatan PNS baru dalam jumlah yang memadai terutama berbasis teknis untuk kebutuhan personal di wilayah kerja.

(41)

ADMINISTRASI

 Administrasi 3M untuk bagian personalia dan keuangan telah dilaksanakan dengan baik melalui SAI, SABMN dan SIMPEG.  Administrasi telah baik untuk Karantina Hewan maupun

Karantina Tumbuhan telah dilaksanakan sesuai petunjuk operasional dengan menggunakan blangko KT untuk komoditi tumbuhan dan blangko KH untuk komoditi hewan.

OPERASIONAL

1. Operasional Karantina untuk komoditas hewan dan produk hewan tahun 2017 bila dibandingkan tahun 2016 mengalami fluktuasi. Untuk ekspor dan impor mengalami peningkatan frekuensi dan volume hal ini disebabkan oleh kemajuan perdagangan antar negara.

2. Kegiatan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan selama TA. 2017 mengalami peningkatan volume dan frekuensi khususnya untuk kegiatan operasional domestik keluar dan masuk sedangkan untuk kegiatan impor mengalami peningkatan.

3. Pelaksanaan kegiatan operasional sudah mengikuti kegiatan operasional pelabuhan secara penuh. Pelaksanaan fungsi karantina perlu ditingkatkan sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia, terlebih dengan adanya pos – pos lintas batas dengan negara Timor Leste.

4. Penguatan laboratorium dan jaringan rujukan perlu dibangun untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Gambar

Gambar 1.   Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian  Kelas I Kupang sesuai SK No
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas  I Kupang
Tabel  2. Target dan Realisasi PNBP Balai Karantina  Pertanian  Kelas I Kupang
Tabel  3. Penerimaan PNBP Balai Karantina Pertanian     Kelas I Kupang
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENULIS TEKS NARASI (Penelitian Studi Kasus terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan.. Caringin Kabupaten Garut)

Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan

Retribusi parkir Kota Tasikmalaya memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk kelangsungan pembangunan daerah, karena retribusi parkir juga memiliki pengaruh bagi

Madrasah Aliyah Negeri Cilacap merupakan suatu lembaga yang formal dibawah naungan Kementerian Agama. Lembaga ini terletak di Jl. Kalisabuk, Kecamatan

Dukungan terhadap visi dan misi Presiden dan Kementerian Pertanian tersebut diwujudkan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Badan Karantina Pertanian melalui Program

 Pengawasan melalui i-Qfast data dan informasi lalu-lintas Komoditi Karantina Pertanian dari UPT lain yang pemasukannya ke Balai Karantina Pertanian Kelas I

51 Tahun 2015 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, dilakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk pemasukan media pembawa ke wilayah

Pada gambar 4.2 nampak bahwa kelembaban paling kecil terjadi pada jam 13.00 WIB, karena pada jam 12.00 WIB suhu udara didalam dan diluar ruang pengering mencapai harga