PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FIRM SIZE DAN LEVERAGE RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN
DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI INTERVENING VARIABLE STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
OLEH
AN SUCI AZZAHRA 147017172
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
VARIABLE STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH
AN SUCI AZZAHRA 147017172
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
JUDUL TESIS : PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE FIRM SIZE DAN LEVERAGE RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI INTERVENING VARIABLE STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
Nama Mahasiswa : An Suci Azzahra Nomor Pokok : 147017172 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komis Pembimbing,
(Dr.Erwin Abubakar,MBA,Ak,CA) (Dra.Tapi Anda Sari Lubis,M.Si,Ak,CA)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA) (Prof.Dr.Ramli,SE,MS)
Tanggal Lulus : 10 Februari 2017
Universitas Sumatera Utara
PANITIA PEGUJI TESIS
Ketua : Dr. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CA
Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, CA
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance, Firm Size dan Leverage Ratio dengan Manajemen Laba sebagai Intervening Variable Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, yang disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, 10 Februari 2017 Yang membuat pernyataan :
An Suci Azzahra
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh good corporate governance, firm size dan leverage ratio terhadap kinerja keuangan dengan manajemen laba sebagai intervening pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 - 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal. Populasi dalam penelitian 43 perusahaan, dengan sampel 34 perusahaan menggunakan metode purposive sampling, sehingga jumlah observasi 136 unit observasi. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen dan manajemen laba berpengaruh positif dan total aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Sedangkan dewan direksi, komite audit, kepemilikan institusional, total penjualan, debt to assets ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Komite audit, kepemilikan institusional dan debt to assets ratio berpengaruh negatif dan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan dewan direksi, total aset, total penjulan dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Manajemen Laba hanya dapat memediasi hubungan pada Firm Size dan Rasio Leverage dengan Kinerja Keuangan dan tidak dapat memediasi hubungan Good Corporate Governance dengan Kinerja Keuangan.
Kata kunci : proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage, manajemen laba, kinerja keuangan.
ii ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the influence of the mechanism of good corporate governance, firm size, and leverage on financial performance through the earnings management as intervening in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2015. This research is a causal research. The population in the study 43 companies, with a sample of 34 companies using purposive sampling method, so the observation amounted to 136 units of observation. The data were analyzed by using multiple linear regression analysis and path analysis. The results show that proportion of independent commissioner board and earnings management positive and total assets negative and significant effect on the financial performance. While the board of directors, audit committee, institutional ownership, total sales, debt to assets ratio and debt to equity ratio does not affect the financial performance. The audit committee, institutional ownership and debt to assets ratio are negative and proportion of independent board of commissioners a significant positive effect on earnings management. While the board of directors, total assets, total sales and debt to equity ratio has no effect on earnings management. Earnings Management could mediate Firm Size and Ratios Leverage on Performance Finance and cannot mediate the relationship of Good Corporate Governance on Financial Performance.
Keywords : proportion of independent board, board of directors, audit committee, institutional ownership, firm size, leverage, earnings management, financial performance.
Universitas Sumatera Utara
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance, Firm Size dan Leverage Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Manajemen Laba Sebagai Intervening Variable Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” guna memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pascasarjana Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, peneliti banyak memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, CA, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA, selaku Sekretaris Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang juga selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CA, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran selama penulisan tesis ini.
6. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan penulisan tesis ini.
7. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, CA, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan penulisan tesis ini.
iv
8. Seluruh dosen dan pegawai Program Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara atas segala bantuan dan pelayanan yang telah diberikan kepada peneliti selama menempuh studi.
9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa magister akuntansi tahun 2015, terkhusus buat saudari Rice, Zandhita Utami, Mie Mie, Helvy Okky Barus, Bhakti Helvi Rambe, Maya Syahlina, Tuti, Bina, Anita, Lusi, Kak Retno, Kak Emi, Kak Nurganda, Miftah Faridh Nasir, Benget, Pak Idil, Kak Yuli dan Ci Ester yang memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. Akan selalu merindukan canda tawa dan kelucuan kalian.
10. Ibunda tercinta Yuharleni, yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa, motivasi dan tenaganya sehingga penulis senantiasa dapat menyelesaikan pendidikan ini. Ayahanda, Abdul Wahab, yang telah memberikan banyak motivasi kepada penulis. Ivan Rizal , om yang telah mendukung dan memberi nasehat yang memotivasi penulis.
11. Seluruh informan terkhusus Prana Ugiana Gio, atas bantuan dan kerjasamanya yang hadir ketika menghadapi masa-masa sulit sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
12. Saudara dan saudari tercinta Wahyu, Aulia, Arif, Aras, Putri, Cia dan Vicka yang menjadi motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.
13. Ketua Yayasan H. Muhammad Nasir Mahmud, SE, MBA, Direktur Sudarsono, SE, MM, dan Staf-staf LP3M, atas pengertian dan dukungan kalian atas waktu dan kelonggaran dalam mengerjakan pekerjaan di LP3M.
14. Semua pihak yang telah memberikan masukan dan dorongan guna penyelesaian tesis ini.
Peneliti menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan peneliti semoga tesis ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga Allah Yang Maha Kuasa selalu menyertai kita semua. Amin.
Medan, 10 Februari 2017
Peneliti
An Suci Azzahra
Universitas Sumatera Utara
1. Nama Lengkap : An Suci Azzahra
2. Tempat/Tgl Lahir : Padang, 01 Oktober 1991
3. Alamat Rumah : Jl. Bajak II Kompleks Villa Gading Mas II Blok DD No 21, Sumatera Utara.
4. Agama : Islam 5. Jenis Kelamin : Perempuan 6. Status : Single 7. Nama Orangtua :
a. Ayah : H. Abdul Wahab b. Ibu : Yuherleni
PENDIDIKAN :
1. SD Pertiwi 2 Padang, tahun 1997 – 2003
2. SLTP Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Putri I tahun 2004 – 2006 3. SMU Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Putri I tahun 2007 – 2009 4. Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jurusan Akuntansi Yayasan Harapan
Medan tahun 2010 – 2014
5. Ahli Madya Politeknik Unggul LP3M Jurusan Komputerisasi Akuntansi Medan Tahun 2012 - 2014
PEKERJAAN :
Pegawai Swasta Bagian Staf KPS di Politeknik Unggul LP3M Kota Medan
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 14
1.3. Tujuan Penelitian ... 16
1.4. Manfaat Penelitian ... 17
1.5. Originalitas Penelitian ... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 23
2.1. Landasan Teori ... 23
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 23
2.2 Kinerja Keuangan ... 25
2.3 Manajemen Laba ... 26
2.3.1 Definisi Manajemen Laba ... 26
2.3.2 Motivasi Manajemen Laba ... 26
2.3.3 Pola Manajemen Laba ... 30
2.4 Good Corporate Governance ... 31
2.4.1 Prinsip-prinsip GCG ... 32
2.4.2 Tujuan Good Corporate Governance... 33
2.4.3 Mekanisme Good Corporate Governance ... 34
2.4.3.1 Proporsi Dewan Komisaris Independen ... 34
2.4.3.2 Dewan Direksi ... 37
2.4.3.3 Komite Audit ... 39
2.4.3.4 Kepemilikan Institusional ... 41
2.5 Firm Size ... 42
2.6 Leverage ... 44
2.7 Review Penelitian Terdahulu ... 45
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 54
3.1. Kerangka Konseptual ... 54
3.2. Hipotesis Penelitian ... 55
3.2.1. Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan 55 3.2.1.1. Komposisi Dewan Komisaris Independen dan Kinerja Keuangan ... 55
3.2.1.2. Dewan Direksi dan Kinerja Keuangan ... 56
3.2.1.3. Komite Audit dan Kinerja Keuangan ... 57
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.1. Total Aset dan Kinerja Keuangan ... 59
3.2.2.2. Total Penjualan dan Kinerja Keuangan ... 59
3.2.3. Leverage Ratio dan Kinerja Keuangan ... 60
3.2.3.1. Debt to Asset Ratio (DAR) dan Kinerja Keu- angan ... 60
3.2.3.2. Debt to Equity Ratio (DER) dan Kinerja Keu- angan ... 61
3.2.4. Good Corporate Governance dan Manajemen Laba 61 3.2.4.1. Komposisi Dewan Komisaris Independen – dan Manajemen Laba ... 61
3.2.4.2. Dewan Direksi dan Manajemen Laba ... 62
3.2.4.3. Komite Audit dan Manajemen Laba ... 63
3.2.4.4. Kepemilikan Institusional dan Manajemen Laba ... 64
3.2.5. Firm Size dan Manajemen Laba ... 65
3.2.6. Leverage Ratio dan Manajemen Laba ... 66
3.2.6.1. Debt to Asset Ratio (DAR) dan Manajemen Laba ... 67
3.2.6.2. Debt to Equity Ratio (DER) dan Manajemen Laba ... 67
3.2.7. Good Corporate Governance ke Kinerja Keuangan Melalui Manajemen Laba ... 68
3.2.8. Firm Size ke Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba ... 69
3.2.9. Leverage Ratio ke Kinerja Keuangan melalui Mana jemen Laba ... 70
BAB IV METODE PENELITIAN ... 71
4.1. Jenis Penelitian ... 71
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 71
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 72
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 73
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 73
4.5.1. Variabel Penelitian ... 73
4.5.2. Definisi Operasional Variabel ... 74
4.6. Model dan Teknik Analisi Data ... 81
4.6.1. Analisis Deskriptif ... 81
4.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 82
4.6.2.1. Uji Normalitas ... 82
4.6.2.2. Uji Multikolonieritas ... 83
4.6.2.3. Uji Autokorelasi ... 83
4.6.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 83
4.6.3. Uji Hipotesis ... 84
4.6.3.1. Uji Simultan (Uji F) ... 84
viii
4.6.3.3. Analisis Jalur ... 87
4.6.3.4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 88
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89
5.1. Deskriptif Data ... 89
5.2. Analisa Data ... 93
5.2.1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 93
5.2.1.1. Uji Normalitas ... 93
5.2.1.2. Uji Multikolonierietas ... 95
5.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 96
5.2.1.4. Uji Autokorelasi ... 98
5.2.2. Hasil Uji Simultan ... 99
5.2.3. Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 100
5.2.4. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 104
5.2.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 106
5.2.5.1. Pembahasan Hasil Pengujian Variabel Independen terhadap Dependen ... 106
5.2.5.2. Pembahasan Hasil Pengujian Variabel Independen terhadap Dependen ... 111
5.2.5.3. Pembahasan Hasil Pengujian Variabel Pemediasi ... 117
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 122
6.1. Kesimpulan ... 122
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 123
6.3. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 136
LAMPIRAN ... 130
Universitas Sumatera Utara
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian Replikasi dan Penelitian Sekarang ... 22
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 51
Tabel 4.1 Daftar Pengambilan Sampel... 72
Tabel 4.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 80
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif ... 90
Tabel 5.2 Uji Normalitas dengan Uji Kolmogovor-Smirnov ... 94
Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas ... 96
Tabel 5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 97
Tabel 5.5 Uji Autokorelasi ... 98
Tabel 5.6 Uji Simultan untuk Persamaan Substruktur I ... 99
Tabel 5.7 Uji Simultan untuk Persamaan Substruktur II... 99
Tabel 5.8 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Persamaan Substruktur I .. 100
Tabel 5.9 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Persamaan Substruktur II . 102 Tabel 5.10 Koefisien Determinasi untuk Persamaan Substruktur I ... 105
Tabel 5.11 Koefisien Determinasi untuk Persamaan Substruktur II ... 105
Tabel 5.12 Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung ... 118
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 53 Gambar 5.1 Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Histogram ... 94 Gambar 5.2 Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Normal P-Plot ... 95
Universitas Sumatera Utara
Nomor Judul Halaman
I Jadwal Penelitian ... 130
2 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Pertambangan ... 131
3 Data PDKI, DD, KA, KI, TA, TP, ROA dan DA Tahun 2012-2015 ... 132
4 HasilUji Statistik Deskriptif ... 135
5 Uji Normalitas dengan Uji Kolmogovor-Smirnov ... 135
6 Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Histogram ... 136
7 Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik Normal P-Plot ... 136
8 Uji Multikolinearitas... 137
9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 137
10 Hasil Uji Autokorelasi ... 137
11 Hasil Uji Simultan untuk Persamaan Substruktur I ... 138
12 Hasil Uji Simultan untuk Persamaan Substruktur II ... 138
13 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Persamaan Substruktur I ... 138
14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Persamaan Substruktur II ... 139
15 Hasil Uji Koefisien Determinasi untuk Persamaan Substruktur I ... 139
16 Hasil Uji Koefisien Determinasi untuk Persamaan Substruktur II ... 139
17 Hasil Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak langsung ... 140
i ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh good corporate governance, firm size dan leverage ratio terhadap kinerja keuangan dengan manajemen laba sebagai intervening pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 - 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal. Populasi dalam penelitian 43 perusahaan, dengan sampel 34 perusahaan menggunakan metode purposive sampling, sehingga jumlah observasi 136 unit observasi. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen dan manajemen laba berpengaruh positif dan total aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Sedangkan dewan direksi, komite audit, kepemilikan institusional, total penjualan, debt to assets ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Komite audit, kepemilikan institusional dan debt to assets ratio berpengaruh negatif dan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan dewan direksi, total aset, total penjulan dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Manajemen Laba hanya dapat memediasi hubungan pada Firm Size dan Rasio Leverage dengan Kinerja Keuangan dan tidak dapat memediasi hubungan Good Corporate Governance dengan Kinerja Keuangan.
Kata kunci : proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage, manajemen laba, kinerja keuangan.
Universitas Sumatera Utara
The objective of the research was to analyze the influence of the mechanism of good corporate governance, firm size, and leverage on financial performance through the earnings management as intervening in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2015. This research is a causal research. The population in the study 43 companies, with a sample of 34 companies using purposive sampling method, so the observation amounted to 136 units of observation. The data were analyzed by using multiple linear regression analysis and path analysis. The results show that proportion of independent commissioner board and earnings management positive and total assets negative and significant effect on the financial performance. While the board of directors, audit committee, institutional ownership, total sales, debt to assets ratio and debt to equity ratio does not affect the financial performance. The audit committee, institutional ownership and debt to assets ratio are negative and proportion of independent board of commissioners a significant positive effect on earnings management. While the board of directors, total assets, total sales and debt to equity ratio has no effect on earnings management. Earnings Management could mediate Firm Size and Ratios Leverage on Performance Finance and cannot mediate the relationship of Good Corporate Governance on Financial Performance.
Keywords : proportion of independent board, board of directors, audit committee, institutional ownership, firm size, leverage, earnings management, financial performance.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu memaksimalkan kekayaan dan mensejahterakan para pemiliknya / pemegang saham. Pemegang saham adalah pihak yang memiliki saham di perusahaan. Investasi dalam bentuk saham yang ditaruh di perusahaan menyebabkan para pemegang saham memiliki kepentingan terhadap keberlangsungan perusahaan, pencapaian kinerja dan profitabilitas perusahaan, dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik untuk bisa memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi tersebut menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan, dimana informasi mengenai kinerja keuangan digunakan untuk melihat apakah investor akan tetap mempertahankan investasinya tersebut atau mencari alternatif lain.
Selain itu informasi laba membantu pengguna laporan keuangan menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Karena laba yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu parameter untuk mengukur kinerja manajemen, sehingga mendorong pihak manajemen untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
perilaku yang menyimpang yaitu mengatur laba sesuai dengan keinginan manajemen.
Hubungan antara pemegang saham atau investor dan manajer dapat mengarah pada kondisi asimetri informasi karena manajer berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham. Berdasarkan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong manajer untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui pemegang saham.
Kondisi tersebut membuat manajer dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang di sajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. (Richardson, dalam Wardani dan Masodah, 2011 : 128).
Manajemen laba dalam Agustia adalah “The choice by a manager of accounting policies so as to achieve some specific objective”. Hal ini berarti manajemen laba merupakan keputusan dari manajer untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu yang dianggap bisa mencapai tujuan yang diinginkan, baik itu untuk meningkatkan laba atau mengurangi tingkat kerugian yang dilaporkan. (Scott, 2011 :423).
Agustia mengemukakan beberapa motivasi yang mendorong manajemen melakukan manajemen laba, antara lain adalah (1) Motivasi bonus, yaitu manajer akan berusaha mengatur laba bersih agar dapat memaksimalkan bonusnya; (2) Hipotesis perjanjian hutang (Debt Covenant Hypothesis), berkaitan dengan persyaratan perjanjian hutang yang harus dipenuhi, laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat
3
perjanjian hutang; (3) Meet Investors Earnings Expectations and Maintain Reputation, perusahaan yang melaporkan laba lebih besar daripada ekspektasi investor harga sahamnya akan mengalami peningkatan yang signifikan karena investor memprediksi perusahaan akan mempunyai masa depan yang lebih baik; (4) IPO (Initial Public Offering), manajer perusahaan yang akan go public termotivasi untuk melakukan manajemen laba sehingga laba yang dilaporkan menjadi tinggi dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan (Scott, 2011 : 426).
Corporate Governance pada dasarnya menyangkut masalah pengendalian perilaku para eksekutif puncak perusahaan untuk melindungi kepentingan pemilik perusahaan (pemegang saham). Masalah ini muncul karena adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelola perusahaan (Kusumawati dan Riyanto, 2005 : 248).
Dengan adanya sistem Corporate Governance para pemegang saham dan investor menjadi yakin akan memperoleh return atas investasinya, karena Corporate Governance dapat memberikan perlindungan efektif bagi para pemegang saham dan investor. Corporate Governance juga dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang yang kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien di sektor koporat. Dalam hal ini Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. (FCGI, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Isu corporate governance dilatarbelakangi oleh agency theory (teori keagenan) yang menyatakan bahwa permasalahan agency muncul ketika kepengurusan suatu perusanaan terpisah dari kepemilikannya. Masalah corporate governance sebenarnya muncul sejak perusahaan (dalam konteks korporat) pertama kali dibentuk. Istilah „governance‟ berasal dari bahasa latin gubernure yang berarti mengemudikan (to steer), yang mengimplikasikan bahwa corporate governance tidak hanya meliputi fungsi control namun juga fungsi direction (Sialaggan, 2006). Di Indonesia isu mengenai Corporate Governance mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Sejak saat itulah pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam praktik corporate governance. Dewan komisaris dan direksi yang berperan sebagai agen dalam suatu perusahaan diberi kewenangan untuk mengurus jalannya perusahaan dan mengambil keputusan atas nama pemilik. Dengan kewenangan yang dimiliki maka manajer mempunyai kemungkinan untuk tidak bertindak yang terbaik bagi kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (conflict of interest). Dengan kata lain, manajemen mempunyai kepentingan yang berbeda dengan kepentingan pemilik (Riyanto, 2003).
Mekanisme good corporate governance dapat meminimalisirkan perilaku manajer dalam melakukan manajemen laba. Mekanisme good corporate governance ditandai dengan adanya kepemilikan institusional. Menurut Agustia Kepemilikan institusional adalah bagian dari saham perusahaaan yang dimiliki oleh investor institusi, seperti perusahaan asuransi, institusi keuangan (bank, perusahaan keuangan, kredit), dana pensiun, investment
5
banking, dan perusahaan lainnya yang terkait dengan kategori tersebut (Yang et al., 2009). Kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang negatif terhadap praktik manajemen laba, semakin kecil persentase kepemilikan institusional maka semakin besar pula kecenderungan pihak manajer dalam mengambil kebijakan akuntansi tertentu untuk memanipulasi pelaporan laba (Widyastuti, 2009). Penelitian terkait dengan kepemilikan institusional di Indonesia juga banyak dilakukan. Agustia (2013) menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen, padahal kepemilikan institusional dianggap sophisticated investor yang tidak mudah ditipu/
dibohongi oleh tindakan manajer. Komite audit adalah pihak yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian untuk menciptakan keadilan, transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas. Keempat faktor inilah yang membuat laporan keuangan menjadi lebih berkualitas (Sulistyanto, 2008:156). Hasil penelitian Lin et al. (2006) dan Alves (2011) menyatakan bahwa komite audit di perusahaan terbukti berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba. Namun hasil penelitian itu berbeda dengan Alkdaei dan Hanefah (2012) yaitu bahwa besar kecilnya ukuran komite audit terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, mungkin dikarenakan terjadi karena tujuan perusahaan membentuk komite audit hanya sekedar untuk memenuhi peraturan Bapepam yang bersifat mandatory.
Universitas Sumatera Utara
Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan maka perusahaan memprioritaskan menerapkan good corporate governance. Tata kelola usaha yang baik atau good corporate governance membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara elemen dalam perusahaan (dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan akan menumbuhkan keyakinan pelanggan serta memperoleh kepercayaan dari pasar.
Kinerja keuangan merupakan gambaran mengenai keadaan keuangan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen (Sucipto, 2003:1). Informasi mengenai kinerja keuangan akan menjadi sangat penting bagi investor sebagai alat pengambilan keputusan berinvestasi.
Kinerja keuangan juga harus dapat mencerminkan informasi keberlangsungan perusahaan (going concern) serta tingkat pengembalian yang menjanjikan kepada seluruh stakeholder.
Semua organisasi atau pun perusahaan memiliki ukuran kinerja keuangan sebagai bagian dari kinerja manajemen, meskipun ada perdebatan relatif antara pendukung indikator keuangan dan non-keuangan untuk mencapai tujuan organisasi dalam mencari laba. Pendukung ukuran kinerja keuangan menyatakan bahwa mereka diperlukan karena tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham yang berkaitan dengan laba dan semua ini didorong oleh kinerja keuangan. Hal ini membuat pada pemimpin perusahaan sadar untuk mengelola perusahaan
7
dalam abad informasi dengan sistem ekonomi yang bebas dan terbuka menjadi lebih kompleks. Semakin kompleksnya aktivitas pengelolaan perusahaan maka akan meningkatkan kebutuhan praktik tata kelola usaha yang baik dan memastikan bahwa tata kelola manajemen berjalan dengan baik, akan tetapi dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggunjawaban manajemen untuk memperkirakan prospeknya dimasa depan, manajemen sering melakukan tindakan manipulasi terhadap laporan keuangan guna memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Diantara tindakan-tindakan tersebut ada yang selalu disebut dengan manajemen laba (earnings management).
Penelitian mengenai hubungan corporate governance dengan kinerja cukup banyak dilakukan para akademisi dan peneliti. Darmawati, dkk. (2005) meneliti hubungan antara corporate governance dan kinerja perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel corporate governance secara statistik signifikan mempengaruhi ROE namun tidak mempengaruhi Tobin‟s Q. Satu penelitian di Malaysia oleh Che Haat, et.al (2008) meneliti pengaruh corporate governance dan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dalam pengujian secara tidak langsung Che Haat, et.al (2008) menggunakan variabel disclosure dan timelines sebagai variabel mediator (intervening). Hasil penelitian GCG memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam mengelola perusahaan manajer mengemban dua jenis tanggung jawab yaitu tanggung jawab operasi dan tanggung jawab pendanaan (diukur dengan leverage ratio). Dalam tanggung jawab operasi manajer memikul tanggung jawab atas penggunaan aktiva-aktiva perusahaan seefektif mungkin dalam rangka menghasilkan laba bagi para pemilik atau pemengang saham.
Sedangkan tanggung jawab pendanaan, berkenaan dengan bagaimana seorang manajer dapat menghimpun dana yang dibutuhkan untuk menyediakan aktiva-aktiva yang akan digunakan dalam operasi perusahaan. Total aktiva yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu indikator untuk ukuran perusahaan dan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Dalam konteks ini, semua keputusan usaha dapat dikelempokan dalam tiga bidang pokok : (1) investasi sumber daya, (2) operasi usaha melalui penggunaan sumber daya, (3) kombinasi pembelanjaan yang tepat, yang menyediakan pendanaan bagi sumber daya ini. (Helfert, 1997:4).
Ukuran perusahaan merupakan faktor penting dalam menentukan kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang lebih besar memiliki beberapa keuntungan kompetitif, antara lain kekuatan pasar dimana perusahaan besar dapat menetapkan harga yang tinggi untuk produknya, adanya skala ekonomi yang berdampak pada penghematan biaya karena ukuran perusahaan yang besar menghasilkan daya tawar terhadap pemasok dan ketika produk dapat diproduksi secara massal, maka perusahaan besar dapat lebih efisien. Hal ini
9
akan berdampak pada peningkatan profitabilitas dari perusahaan (Verawati dan Juniarti, 2014 : 124).
Terdapat dua pandangan tentang bentuk ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Pandangan pertama, ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar (Jao dan Gagaring, 2011). Berdasarkan Nasution dan Setiawan, bahwasannya hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan sehingga dampak perusahaan tersebut melaporkannya dengan kondisi lebih akurat. Hal ini selaras dengan hasil penelitian dari Handayani dan Rachadi (2009) yang menyatakan bahwa perusahaan besar tidak lebih agresif dalam melakukan manajemen laba.
Pandangan kedua ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap manajemen laba. Siregar dan Utama (2005) menyatakan bahwa perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi lebih cenderung memilih metode akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.
Kebutuhan dana dalam sebuah perusahaan dapat dipenuhi melalui sumber dana eksternal maupun sumber dana internal. Memenuhi kebutuhan dana dari sumber dana eksternal berarti menambah jumlah hutang perusahaan yang sekaligus akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar pada waktu yang akan datang yaitu sebesar pokok hutang
Universitas Sumatera Utara
ditambah bunga. Salah satu pertimbangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana adalah keinginan dari pemilik modal sendiri (pemegang saham) untuk dapat tetap menguasai perusahaannya atau mempertahankan kontrol terhadap perusahaan. Memenuhi kebutuhan dana dengan hutang tidak akan mengurangi kekuasaan pemegang saham, sementara kalau pemenuhan kebutuhan dana melalui penerbitan saham baru akan mempengaruhi perimbangan kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan.
Investor dan kreditur merupakan kelompok penyedia dana bagi perusahaan dan sangat mengharapkan agar perusahaan selalu berada pada tingkat profitabilitas yang tinggi. Manajemen sebagai agen harus berusaha untuk merealisasikan harapan ini agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan keuangan karena dengan tingkat laba yang rendah akan mangakibatkan kinerja perusahaan berkurang.
Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar pos yang ada di antara laporan keuangan (Hery, 2015 : 161).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan yaitu Good Corporate Governance, Firm Size dan leverage ratio. Ada ketidak konsistenan dari hasil penelitian faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi
11
perusahaan. Peneliti melakukan penelitian ulang yang mana perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni penelitian ini menggunakan manajemen laba sebagai intervening variable.
Dalam berinvestasi, investor harus selektif dalam memilih tempat investasi. Salah satu alternatif untuk berinvestasi pada perusahaan sektor pertambangan, alasannya investasi di sektor ini tetap memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan maksimal, karena sektor pertambangan memegang kendali dalam sektor perekonomian, seperti bahan bakar minyak yang merupakan kebutuhan pokok. Dengan naiknya harga minyak mentah dunia, batubara sekarang menjadi sumber energi utama dunia. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan batubara dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Perusahaan sektor pertambangan merupakan jenis perusahaan yang memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka panjang, tinggi risiko dan adanya ketidakpastian yang tinggi sehingga pendanaan dari pihak investor sangat membantu dalam pengembangan usaha perusahaan.
Masalahnya kini, sepanjang tahun 2012-2015 laba sektor pertambangan terus mengalami penurunan, penurunan laba ini dapat diindikasikan sebagai menurunnya minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut karena dipandang memiliki kinerja perusahaan yang kurang baik.
Penurunan laba pada perusahaan sektor pertambangan dapat mencerminkan penurunan kinerja perusahaan di mata investor karena berkurangnya kepercayaan terhadap kinerja manajemen perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia praktik manajemen laba telah lama muncul, diantaranya adalah kasus yang terjadi pada PT. Kimia Farma, Tbk pada tahun 2001 dimana ditemukan adanya overstated penjualan dan persediaan pada beberapa unit dalam perusahaan tersebut sehingga membuat laba bersih yang dilaporkan menjadi lebih besar. Selain itu, ada juga pada PT. Ancora Mining Service (AMS) tahun 2011 dilaporkan Forum Masyarakat Peduli Keadilan (FMPK) ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementrian Keuangan atas dugaan manipulasi laporan keuangan. Ketua Bagian Investigasi FMPK, Mustopo, menjelaskan indikasi manipulasi itu terlihat dari adanya penghasilan sebesar Rp 34,9 miliyar namun tidak ada pergerakan investasi.
Selain itu, ditemukan bukti pembayaran bunga sebesar Rp 18 miliyar padahal AMS mengaku tidak memiliki hutang. FMPK juga menemukan bukti piutang senilai Rp 5,3 miliyar namun tidak ada kejelasan transaksinya (www.republika.co.id).
Indonesia Coruption Watch (ICW) melaporkan dugaan manipulasi pelaporan penjualan tiga perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie kepada Direktorat Jenderal Pajak. ICW menduga rekayasa pelaporan yang dilakukan PT. Bumi Resources Tbk, dan anak usaha yang menyebabkan kerugian negara sebesar US$ 620,49 juta. Hasil perhitungan ICW dengan menggunakan laporan penjualan Bumi selam 2003-2008 lebih rendah US$
1,06 miliyar dari yang sebenarnya. Akibatnya, selama itu pula, diperkirakan kerugian negara dari kekurangan penerimaan Dana Hasil Produksi Batubara (royalti) sebesar US$ 143,18 juta (www.tempo.com)
13
Berdasarkanpisu tersebut, dengan mengoptimalkan kinerja perusahaan merupakan salah satu cara untuk menarik minat investor agar berinvestasi kembali di perusahaan yang akan terlihat dari kenaikkan laba. Pemaksimalan kinerja perusahaan secara umum menunjukkan pemaksimalan laba (Harmono, 2011). Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Karena sektor pertambangan ini dapat memberikan keuntungan jangka panjang, sehingga lebih menguntungkan bagi investor maka laporan keuangan perusahaan pertambangan menjadi perhatian utama bagi investor. (The Indonesian mining megazine, 2008). Hasil survei Fraser institute juga menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang berpotensi menjadi pusat pertambangan berskala dunia.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan diatas serta motif penelitian terdahulu maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Good Corporate Governance, Firm Size dan Leverage Ratio terhadap Kinerja Keuangan dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
2. Apakah Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
3. Apakah Leverage Ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
4. Apakah good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
5. Apakah Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
15
6. Apakah Leverage Ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
7. Apakah good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan melalui manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
8. Apakah Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan berpengaruh terhadap kinerja keuangan melalui manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
9. Apakah Leverage Ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap kinerja keuangan melalui manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015 ?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Leverage Ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
17
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Leverage Ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan melalui manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan terhadap kinerja keuangan melalui manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
9. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Leverage Ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan melalui manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang ekonomi khususnya tentang pengaruh good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional, Firm Size dengan indikator
Universitas Sumatera Utara
total aktiva dan total penjualan serta Leverage ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan, serta pengaruh good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional, Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan serta Leverage ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kajian perusahaan tentang pengaruh pengaruh good corporate governance dengan indikator proporsi dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit dan kepemilikan institusional, Firm Size dengan indikator total aktiva dan total penjualan serta Leverage ratio dengan indikator Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap kinerja keuangan dengan manajemen laba sebagai intervening variable pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012 sampai 2015.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi penelitian lain yang meneliti hal yang sama.
4. Bagi manajemen perusahaan dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan sumbangan informasi untuk memperbaiki kinerja perusahaannya. Sedangkan bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal
19
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang pernah dilakukan oleh Agustia, (2013) yang meneliti ukuran komite audit, proporsi komite audit independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, leverage dan free cash flow terhadap manajemen laba (studi pada sektor tekstil di bursa efek indonesia). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada indikator pada variabel dependen, yaitu untuk indikator good corporate governance, yaitu dewan direksi. Dewan direksi juga merupakan penanggung jawab utama pada keberhasilan perusahaan secara jangka panjang. Terkait dalam teori agensi fungsi dewan direksi berpengaruh dalam proses pengaturan kinerja perusahaan sehingga dewan direksi mengetahui seluruh informasi baik dan buruknya yang ada dalam perusahaan. Informasi tersebut disebut asimetri informasi dimana terdapat informasi yang sangat berharga di dalamnya yang apabila tidak digunakan dengan baik akan merugikan perusahaan informasi tersebut biasanya telah diketahui atau di dapat terlebih dahulu oleh para dewan direksi untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Apabila jumlah dewan direksi di dalam suatu perusahaan banyak, maka yang terjadi adalah kurangnya komunikasi dan koordinasi dengan pihak manajemen sehingga menyebabkan corporate governance yang buruk, dan hal tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan yang berakibat manajemen laba akan semakin meningkat.
Berikutnya adalah ukuran perusahaan dan leverage ratio. Alasan peneliti menambahkan indikator tersebut dikarenakan hasil penelitian yang lain menyatakan bahwa indikator tersebut mempengaruhi kinerja keuangan dan
Universitas Sumatera Utara
praktik manajemen laba. Ukuran perusahaan menjadi perhatian bagi masyarakat dan investor dikarenakan perusahaan yang ukurannya besar lebih di perhatikan daripada perusahaan kecil, yang mana perusahaan besar menjadi lebih berhati-hati dalam melaporkan laporan keuangan, sehingga laporan keuangannya lebih akurat. Manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki kesempatan yang lebih kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan manajer di perusahaan kecil.
Tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan juga mempunyai hubungan dengan kineraja keuangan perusahaan, dimana tingkat hutang yang tinggi atau leverage ratio yang tinggi membebani perusahaan dalam pembayaran bunga, sehingga mengurangi laba perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang dilihat dari laba perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk earnings management sehingga perusahaan yang leveragenya tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan dengan menaikkan atau menurunkan laba periode masa datang ke perioda saat ini.
Kinerja perusahaan di monitoring dan di kontrol melalui good corporate governance. Good corporate governance memiliki kemampuan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, khususnya laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai laba. Tetapi angka laba yang dihasilkan di dalam laporan laba rugi dapat di atur dengan metode akuntansi yang ingin di gunakan manajemen menurut kepentingannya, sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan kinerja suatu perusahaan tersebut bagus. Dengan
21
adanya good corporate governance mampu mengurangi tindakan manipulasi laba oleh pihak manajer, sehingga kinerja yang di laporkan menunjukkan keadaan ekonomi yang sebenarnya suatu perusahaan (Jensen, 1993), oleh karena itu peneliti menambahkan indikator tersebut.
Berbeda dengan objek penelitian sebelumnya, objek pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015, adapun alasan peneliti memilih perusahaan pertambangan dikarenakan fenomena yang terjadi sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2015 dimana laba sektor pertambangan menunjukkan kinerja yang buruk dengan penurunan laba yang signifikan padahal pada tahun 2009 dan 2010 indeks harga saham sektor pertambangan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, dikarenakan perubahan indeks saham yang sangat drastis. Apakah Good corporate governance, Firm size dan lerverage ratio mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan tersebut atau tidak, maka dengan gambaran tersebut peneliti ingin meneliti apa saja variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan manajemen laba di dalam perusahaan sehingga menyebabkan laba perusahaan sektor pertambangan terus mengalami penurunan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Perbedaan Penelitian Replikasi dan Penelitian Sekarang
NO KETERANGAN PENELITIAN
REPLIKASI
PENELITIAN SEKARANG
1. Judul Pengaruh Faktor Good
Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba
Pengaruh Good Corporate Governance, Firm Size dan Leverage Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Manajemen Laba Sebagai Intervening Variable
2. Variabel Dependen
Manajemen Laba Kinerja Keuangan 3. Variabel
Independen
Komite Audit, Proporsi
Komite Audit
Independen, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial
Komposisi Dewan
Komisaris Independen, Dewan Direksi, Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Leverage Ratio
4. Variabel Intervening
Manajemen Laba
5. Model Penelitian Analisis Regresis Berganda
Analisis Regresis Berganda dan Analisis Jalur
6. Tahun Penelitian 2007 - 2011 2012 – 2015
7. Objek Penelitian Perusahaan Tekstil Perusahaan Pertambangan 8. Teknik
Pengambilan Sampel
Purposive Sampling (14 Perusahaan)
Purposive Sampling (34 Perusahaan)
Sumber : Perbedaan Penelitian Replikasi dan Penelitian Sekarang oleh Peneliti
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menggambarkan suatu titik temu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent) yang ada di dalam suatu perusahaan. Jensen dan Meckling (1976:308) menyatakan “hubungan keagenan sebagai kontrak di mana satu orang atau lebih (prinsipal (s)) terlibat orang lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan pendelegasian sebagian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Sementara Scott (2012:340) mendefinisikan teori agensi “Teori keagenan adalah cabang dari teori permainan yang mempelajari desain kontrak untuk memotivasi agen rasional untuk bertindak atas nama prinsipal ketika bunga agen akan dinyatakan bertentangan dengan orang-orang dari prinsipal”.
Pemisahan dalam teori keagenan menandakan principal tidak lagi terlibat dalam pengelolaan perusahaan karena telah dialihkan kepada agent.
Wewenang dan tanggung jawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama. Pihak principal hanya bertindak mempekerjakan agent untuk melakukan tugas demi kepentingan principal termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent dan juga mengawasi dengan memonitor kinerja perusahaan melalui laporan yang diberikan oleh agent. Dengan adanya pemisahan antara
Universitas Sumatera Utara
principal dan agent cenderung menimbulkan konflik keagenan yang didasarkan pada adanya perbedaan kepentingan.
Pihak principal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat sedangkan agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Sehingga perilaku oportunistik dari agent yaitu perilaku untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal akan muncul. Perilaku oportunistik didasari atas pengetahuan informasi yang lebih banyak seputar perusahaan dibandingkan principal sebagai dampak dari pengalihan pengelolan perusahaan kepada agent.
Hal tersebut memberikan keluasan bagi agent untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal. Penguasaan informasi yang lebih banyak oleh agent sering disalahgunakan untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitasnya dengan menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent.
Ketidakseimbangan penguasaan informasi yang diketahui antara principal dengan agent ini disebut asimetri informasi (information asymmetry).
25
2.2 Kinerja Keuangan
Jumingan (2006:240) mendefinisikan kinerja keuangan sebagai proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan yaitu review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan. Semua ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan rangsangan pada masing- masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien (Mulyadi, 2001:420).
Oleh karena itu dengan melihat kinerja perusahaan dapat diketahui apakah perusahaan telah mencapai target yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengukuran atas kinerja perusahaan diukur dengan kinerja keuangan. (Paramita, 2012)
Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa pengukuran yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu ROA (Return on Assets ) dan ROE ( Return on Equity).
Universitas Sumatera Utara
Prasinta (2012) menggunakan ROA, ROE dan Tobin‟s Q untuk menentukan ukuran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan dengan 31 sampel perusahaan memberikan hasil bahwa GCG berpengaruh terhadap ukuran kinerja keuangan yang diukur dengan ROE. Hal ini disebabkan karena indeks skor GCG yang tinggi membuat iklim kepercayaan stakeholders meningkat, dengan demikian modal menjadi tidak terlalu tinggi sehingga ROE cenderung meningkat. Semakin tinggi skor GCG maka akan semakin pula tingkat ketaatan sehingga menarik investor yang berakibat meningkatnya kinerja keuangan.
Return on Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba bersih dengan total aset perusahaan, untuk mengukur efektifitas penggunaan aset perusahaan. (Brigham dan Houston, 2006:115).
2.3 Manajemen Laba
2.3.1. Definisi Manajemen Laba
Manajemen laba bisa di acukan pada berbagai cara untuk mengutak-atik laba agar tampak hasil yang baik. Scott (2012:423) menerangkan manajemen laba
“Pilihan oleh manajer kebijakan akuntansi, atau tindakan yang mempengaruhi laba, sehingga mencapai beberapa spesifik tujuan laba”.
Sementara Schipper (1989:92) “Manajemen laba adalah manajemen pengungkapan dalam arti intervensi tujuan dalam proses pelaporan keuangan eksternal, dengan luasnya memperoleh beberapa keuntungan pribadi, sebagai
27
lawan hanya memfasilitasi operasi netral dari proses”. Manajemen laba akan membuat laba tidak sesuai dengan realitas ekonomi yang ada, sehingga kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba yang disajikan mungkin tidak mencerminkan realitas ekonomi, tetapi lebih karena keinginan manajemen untuk memperlihatkan sedemikian rupa sehingga kinerjanya dapat terlihat baik.
Menurut Belkaoui (2007:74) manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk mendapatkan tingkat laba yang diinginkan. Definisi lain dinyatakan oleh Sulistyanto (2008:6) bahwa manajemen laba sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi- informasi dalam laporan keuangan dengan suatu tujuan untuk mengelabuhi stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka disimpulkan bahwa manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh manajer yang mempunyai perilaku opportunistic dalam mengelola perusahaan dengan memanipulasi laba diperoleh selama periode berjalan.
2.3.2 Motivasi Manejemen Laba
Terdapat berbagai motivasi yang dapat melatarbelakangi manajer dalam melakukan praktik manajemen laba. Scott (2012:426-427) menemukan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba, yaitu:
Universitas Sumatera Utara