• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM BELT AND ROAD INITIATIVE DAN PENDALAMAN POLITIK HEGEMONI CHINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM BELT AND ROAD INITIATIVE DAN PENDALAMAN POLITIK HEGEMONI CHINA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB II

GAMBARAN UMUM BELT AND ROAD INITIATIVE DAN PENDALAMAN POLITIK HEGEMONI CHINA

Konektivitas adalah proyek yang telah lama diakui sebagai elemen integral dari perubahan politik dan ekonomi global serta merupakan cerminan dari realitas politik dan ekonomi baru, hal tersebut didasari oleh kebutuhan Negara yang harus didapatkan secara cepat dan efisien guna pembangunan suatu Negara. China lalu membaca hal tersebut sebagai peluang untuk menjalin hubungan dengan Negara atau kawasan lain dalam hal pemenuhan infrastruktur untuk konektifitas tersebut.

Sehingga China menggagas Belt and Road Initistive (BRI) yang merupakan proyek konektivitas kontemporer yang melibatkan komponen infrastruktur besar yang akan menghasilkan potensi besar mereka untuk mengubah kondisi geopolitik global.21

BRI yang digagas ini telah menarik perhatian yang signifikan dari negara- negara calon peserta seperti Indonesia, Pakistan dan Sri Lanka. Selain Negara berkembang BRI ini juga ternyata menarik perhatian negara - negara dengan kekuatan besar ekstra-regional dan regional seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, India dan Jepang. Negara-Negara tersebut ternyata mulai merenungkan implikasi politik dan ekonomi dari proyek yang digagas China ini untuk pertumbuhan ekonomi yang akan didapatkan oleh negaranya, misalnya geo-politik dan

21 The National Development and Reform Commission, Ministry of Foreign Affairs, dan Ministry of Commerce of the People's Republic of China, "Visions and Actions on Jointly Building Silk Road Economic Belt and Maritime Silk Road", Edisi Pertama 2015, http://en.ndrc.gov.cn/newsrelease/201503/t20150330_669367.html

(2)

27

geoekonomi ketertiban di kawasan, struktur kekuatan global, dan pola investasi, perdagangan dan pertukaran orang ke orang secara regional dan global.22

BRI merupakan suatu inisiatif yang berorientasi moral dan keuntungan bersama. Melalui inisitaif ini, China sebagai negara inisiator berharap adanya respon positif dari negara-negara lain yang ingin terlibat untuk sama-sama membangun konektivitas global melalui proyek BRI. BRI bertujuan untuk membangun dunia yang lebih multipolar tanpa ada satu kekuasaan ekonomi tertentu. Selain itu, BRI ingin mengangkat keanekaragaman budaya setiap negara dan meningkatkan kemajuan teknologi agar terciptanya perdagangan bebas secara global yang merata dan menunjang prinsip kerja sama saling menguntungkan23.

Tujuan moral yang diciptakan melalui proyek BRI ini akan mendorong arus ekonomi yang lebih terbuka melalui kerja sama – kerja sama antara negara. Selain itu, BRI juga ingin menciptakan integrasi pasar yang akan mempermudah negara- negara di sepanjang BRI untuk berkoordinasi dan menyamaratakan kebijakan ekonomi agar terciptanya kerja sama yang lebih luas. Kerja sama yang lebih luas ini akan meningkatkan standar yang lebih tinggi demi kemajuan negara China dan negara-negara mitra BRI. Maka dari itu, pada bab ini, penulis akan menjabarkan dasar landasan konseptual yang digunakan oleh penulis. Selain itu, penulis akan menjabarkan lebih rinci mengenai kerja sama yang dilakukan oleh China dengan

22 Jiang Shinxue, "Europe and China's One Belt One Road Initiative", Working Paper Series on European Studies, Institute of European Studies, Chinese Academy of Social Science Vol. 9, No. 2, 2015, hal. 1.

23 National Development and Reform Commission China, 2015, Vision and Actions on Jointly Building Silk Road Economic Belt and 21st-Century Maritime Silk Road, diakses pada https://en.ndrc.gov.cn/newsrelease_8232/201503/t20150330_1193900.html (6/11/2020,17:57)

(3)

28

Asia Tenggara melalui BRI terkhusus negara Malaysia sebagai salah satu mitra China di proyek BRI.

2.1 Paham Konfusianisme Sebagai Dasar Perilaku China

Republik Rakyat China (RRC) atau sering disebut China adalah negara yang mempunyai sejarah yang cukup lama dan panjang dibandingkan negara-negara lain24. Sejarah yang panjang ini menciptkan rasa solidaritas dan kecintaan terhadap negaranya sendiri. Para penduduk China lebih peduli terhadap sejarah China dari pada sejarah dari barat. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya intervensi budaya barat terhadap penduduk-penduduk China. Sejarah China yang telah ada semenjak zaman dinansti banyak diisi oleh cerita-cerita dan legenda yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat China. Cerita atau legenda yang ditulis oleh filsuf-filsuf China tidak terlepas dari pemikiran dari penulis cerita tersebut. Pemikiran- pemikiran itu pun dikenal dan diterapkan oleh masyarakat China melalui sikap atau perilaku. Salah satu pemikiran yang berkembang pesat pada saat itu adalah paham konfusius. Paham konfusius adalah paham yang menekankan pada tata cara hidup dan hubungan antara sesama manusia. Prinsip dasar dari konfusianisme ini pun dipakai oleh masyarakat China dalam dunia perpolitikan25.

Dalam ranah perpolitikan, konfusianisme mengatur filsafat politik yang ada dalam internal pemerintahan dan pemimpin China. Menurut Yang Chung-fang, terdapat hubungan historis antara kegiatan politik China pada sekarang ini dengan

24 History (ed), 2019, China: Timeline, diakses pada https://www.history.com/topics/china/china- timeline (6/11/2020,18:10)

25 Judith A. Berling, Confucianism, diakses pada https://asiasociety.org/education/confucianism (6/11/2020,18:24)

(4)

29

kerajaan-kerajaan di masa lampau. Hal itu dipengaruhi oleh konfusianisme yang menjadi nilai dasar dalam menjalin hubungan politik. Konfusianisme beranggapan bahwa individu sebagai bagian penting dalam mencapai tujuan kelompok. Pasca penyatuan negara-negara kecil oleh dinasti Qing, sehingga muncul istilah xiaowo (kepentingan pribadi) dan dawo (kepentingan kelompok) sebagai bentuk modifikasi konsep-konsep konfusianisme dengan konsep-konsep legalisme. Untuk mendukung dua konsep kunci interaksi sosial tersebut, dalam konfusianisme juga dikembangkan lima nilai yaitu ren (kebajikan), li (kesopanan; adat istiadat), yi (kemasuk-akalan), Zhong (loyalitas), dan shu (empati).26

Konfusianisme adalah paham atau ajaran yang tidak hanya menekankan pada ritual sosial tetapi juga dalam hal kemanusian. Ciri kamanusiaan secara harfiah diartikan sebagai hubungan dua pribadi atau sesama manusia. Hal ini berarti konfusianisme memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Kepentingan bersama dapat terwujud dengan adanya etika dan sopan santun yang didasari oleh rasa kebaikan. Rasa kebaikan ini terbentuk dari adanya bentuk nilai moral utama yaitu bakti kepada orang tua, tugas-tugas leluhur, kesetiaan dan kebajikan. Prinsi-prinsip inilah yang merupakan bagian paling penting demi terwujudnya kepentingan bersama.

Konfusianisme didukung oleh budaya China yang menjungjung tinggi kesalehan27. Bentuk kesalehan ini dapat dilihat dalam hubungan berkeluarga

26 Yan Xuetong. Ruanshili de kexin shi zhengzhi shili. Huuanqiu Shibao. 22 Mei 2007; Lu Gang.

Wenhua shili ruoo rang zhongguo shi fen. Huanqiu Shibao

27 Yu Xintian. “The Role of Soft Power in China’s Foreign Strategy”. Guoji Wenti Yanjiu

(5)

30

masyarakat China. Sebuah keluarga dapat dikatakan sempurna jika hubungan kekeluargaan dilandasi rasa kasih sayang, kepatuhan, pola asuh yang baik orang tua kepada anaknya dan pengabdiaan anak kepada orang tuanya. Hal ini berarti, kesalehan tersebut dapat terwujud dengan adanya hubungan timbal balik yang baik antara kedua pihak. Namun, dalam perkembangan dan implementasinya, hal ini tidak selalu berjalan sempurna. Paham konfusianisme dibenturkan dengan paham atau aliran lainnya yang bertentangan satu sama lain. Paham-paham yang menyebar di China tidak dapat menyebar di semua lini zaman. Paham-paham tersebut akan digantikan seiring perkembangan iklim politik China. Dari hal ini, banyak bermunculan nilai-nilai tradisional yang secara tidak langsung memiliki nilai yang kuat dan makna yang luas karena keberagaman paham-paham yang menyebar di China.

Selain itu juga, pengaruh pandangan konfusius yang kuat di dalam kehidupan masyarakat China inilah yang menjadikan China menerapkan sistem sosialis total yang ditetapkan oleh Mao Zedong. Namun paham ini berjalan timpang dikarenankan pengaruh paham konfusius yang memiliki beberapa aliran yang berbeda dan bertolak belakang antara satu dan lainnya. Perbedaan aliran ini kemudian lambat laut diperbaiki pada zaman Deng Xiaoping melalui semangat pembaharuannya. Deng dengan inisiatif yang kuat merubah tatanan sistem politik ekonomi China ke arah yang lebih terbuka dan lebih kapitalis. Perubahan yang dilakukan oleh Deng menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.

China di bawah kepemimpinan Deng menggaungkan China sebagai negara sentral atau disebut dengan 中国 (zhōngguó).

(6)

31

Sistem politik dan ekonomi yang dibawah oleh Deng termotivasi dari Marxisme dan Liberalisme sebagai ajaran barat. Namun, Deng tidak serta merta mengambil nilai-nilai barat tersebut melainkan mengelaborasi nilai barat dengan konfusius sebagai ajaran atau prinsip dasar masyarakat China. Hal ini kemudian menciptakan sistem politik dan ekonomi yang berkarakteristik China. Inilah yang membuat sistem sosialis yang dianut oleh China adalah sistem yang unik karena tetap mengedepakan nilai-nilai kemanusiaan dan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi28.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa China menggunakan aliran barat dalam tatanan perekonomian China. Ekonomi China menganut prinsip kapitalisme. Namun dalam prakteknya, prinsip ekonomi China tetap berlandaskan pada nilai-nilai tradisionalisme konfusius. Prinsip ini tidak berlandaskan persamaan tetapi diatur secara hierarki yang mengedepankan urutan atau jenjang. Sebagai contoh, dalam aturan hierarki, kekaisaran China menjalankan peran penting sebagai hegemon atau pemegang kekuasaan yang mengatur negara-negara kecil disekitar kekasiaran. Tidak hanya itu, peran kekaisaran sebagai unsur tertinggi pun mengatur hubungan dengan negara tetangga namun dalam implementasinya kekaisaran ini hanya bersifat pragmatis. Hal ini mencakup perlakuan tidak menyenangkan seperti pemaksaan dan penyuapan secara terang-terangan.

Hubungan hierarki ini pun terjadi pada era Mao Zedong. Pemikiran Mao dalam perpolitikan mengambil peran yang cukup signifikan dan menyebar luas di

28 Sri Harmini & Nusyirwan, 2004, Konsep Revolusi Budaya Menurut Mao Zedong, Jurnal Filsafat, hlmn 63 diakses pada https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31340/18933 (6/11/2020,20:28)

(7)

32

kalangan pemerintahan. Semua lini pemerintahan harus patuh dan tunduk kepada peraturan Mao secara menyeluruh. Kepatuhan ini pun merambat ke cara berperilaku China di dunia internasional khususnya Asia Tenggara. Hal ini terjadi ketika hubungan antara China dan Malaysia renggang pada tahun 1960an. Kerengganan ini terjadi karena China mengalihkan pembelian karet dari Kuala Lumpur ke negara-negara yang menjual lebih mahal tetapi berkualitas rendah. Bukan hanya Malaysia, pada tahun 1980-an, China memasok minyak ke Filipina untuk menghargai inisiatif Presiden Marcos dalam menormalisasi hubungan China dengan negaranya. Pasokan minyak yang diberikan oleh China dalam harga rendah jauh dibawah harga pasar dunia. Dari contoh ini, dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan perekonomian, China tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip konfusianisme. Prinsip-prinsip konfusius ini akan berdampak pada perilaku ataupun pemgambilan kebijakan China di dunia internasional29.

Konfusianime memiliki beberapa karakteristik yaitu, pertama adalah 关系 Guānxì secara harfiah dapat diartikan menjadi hubungan. Hubungan dalam paham Guanxi ini adalah bahwa kedudukan seseorang dalam hubungan sosialnya adalah sesuatu yang sangat penting. Pada mulanya, konsep ini berasal pada tatanan hubungan keluarga. Namun seiring berjalannya waktu maka konsep ini mengalami pelebaran makna yaitu mencakup hubungan pertemanan, mantan teman, relasi dan orang yang memiliki kesamaan.

29 Yao, Xinzhong. An Introduction to Confucianism. Cambridge: Cambridge University Press. 2000.

(8)

33

Kedua, 面子 miànzi atau yang berarti gengsi. Konsep yang dianut oleh China ini tidak jauh berbeda dengan konsep kedaulatan atau gengsi yang di anut oleh barat. Miànzi menekankan pada posisi seseorang dalam hubungan sosial atau jaringan sosial. Hal inilah yang kemudiaan menjadikan konsep ini sangat penting dalam tolak ukur nilai sosial masyarakat China. Selain itu, konsep ini berbicara mengatur kekayaan, kecerdasan, penampilan, keahliahan, dan kedudukan. Konsep ini akan sangan berdampak positif terhadap tata cara kehidupan masyarakat China.

Sebaliknya, jika seseorang kehilangan konsep miànzi ini akan mengakibatkan ingkar janji, sifat amarah, dan perilaku tidak pantas lainnya. Dalam implementasinya, konsep miànzi sering dilakukan pada proses negosiasi yaitu pemberian pujian yang tidak berlebihan kepada lawan bicara sebagai pengakuan sosial. Pujian yang berlebihan akan memperlihatkan simbol negatif seperti ketidaktulusan dalam hubungan kedua negara30.

Konsep ini juga tidak terlepas dari dasar periku masyarakat China yang mengedepankan moralitas di mana kesuksesan nilai moralitas yang dianut dapat dilihat dari sifat kebajikan (仁 ren) masyarakat China. Konsep ren atau kebajikan dalam paham konfusius berartikan cinta manusia. Cinta manusia berarti adanya hubungan timbal balik dua pihak seperti, perbuatan baik anak kepada orang tua, kasih sayang kepada saudara ataupun kerabat, berbuat baik kepada sesama tanpa melihat status sosial dari orang tersebut, dan lainnya. Hubungan-hubungan ini

30 Aris Teon, 2017, The Concept of Face in Chinese Culture and the Difference Between Mianzi and Lian, diakses pada https://china-journal.org/2017/02/25/the-concept-of-face-in-chinese-culture- and-the-difference-between-mianzi-and-lian/ (6/11/2020,21:36)

(9)

34

memperlihatkan penghormatan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat China terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Sebagai contoh, hubungan ini dapat diterapkan pada proses negosiasi antara China dengan negara lain. China beranggapa bahwa dalam negosiasi pentingnya memperlakukan negara lain dengan baik agar China memperoleh hal yang sama. Memperlakuan negara lain dengan baik berarti China tengah membangun hubungan kepercayaan antara kedua negara.

Ketiga, 裙带关系 qúndàiguānxì atau yang berarti adanya relasi kekeluarga yang kuat pada masyarakat China. Masyarakat China selalu beranggapan bahwa keluarga adalah hal utama dan sangat penting dalam struktur sosial. Keluarga merupakan bagian paling mendasar dan utama dalam membentuk kepribadiaan dan perilaku masyarakat China yang tertanam hingga sekarang. Sebagai contoh bahwa keluaga memiliki peran penting dapat dilihat dari peneltian Gordon Redding yang berbicara mengenai Spirit of China Capitalism31. Pada tulisan ini, Redding menjabarkan bahwa perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh China mengedepakna prinsip dan ikatan kekeluargaan. Hal ini kemudian menambah warna baru dari dunia kapitalisme global. Menurut penulis ini adalah konsep unik yang ditawarkan oleh China di dunia internasional. Kesuksesan perusahaan- perusahaan China tidak terlepas dari hubungan kekeluargaan yang di jaga dengan baik oleh masyarakat China. Konsep inilah yang kemudiaan jarang di temui pada persepsi barat yang mengedepakan egoism dan kekuasaan. Prinsip-prinsip kekeluargaan yang terus dianut oleh China sampai sekarang ini merupakan

31 Gordon Redding, 1995, The Spirit of Chinese Capitalism, Germany: De Gruyter

(10)

35

penghargaan kepada leluhur dan menjadi warisan konfusius yang masih melekat di kehidupan masyarakat China.

Kempat, 社会等级 shèhuì děngjí atau berarti hirarki sosial. Karakteristik ini mengatur lima jenis relasi dalam kehidupan berbangsa masyarakat China. Lima jenis relasi tersebut adalah hubungan pemimpin dan yang dipimpin, hubungan suami dan istri, hubungan antara orang tua dan anak, hubungan kakak beradik dan terakhir adalah hubungan pertemenan. Hubungan-hubungan ini terjadi secara hierarki yang berdampak pada sifat kesalehan dan kepatuhan demi terwujudnya hubungan baik antara kedua pihak. Secara lebih rinci, mereka yang dipimpin yaitu istri, anak, dan adik dalam hubungan ini diharapkan mematuhi dan mengabdi kepada sang pemimpin agar terwujudnya perhatian dari pemimpinnya. Hubungan hierarki ini jika dijalankan sesuai jalurnya akan menghasilkan keharmonisan sosial antar masyarakat China. Menurut paham konfusius, status sosial tidak dapat disepelekan dalam hubungan sosial. Usia dan pangkat seseorang adalah hal yang penting demi tewujudnya keharmonisan antara pemimpin dan yang dipimpin.

Terakhir, 令和谈判 ling hé tán pàn atau dalam bahasa Indonesia berarti kepercayaan dan perundingan. Karakteristik ini sudah lama dipraktekan dalam kehidupan masyarakat China. Mereka selalu menjunjung tinggi kerjasama dan saling percaya, nilai ini yang kemudian menjadi standar dalam keluarga masyarakat China. Konsep kepercayaan satu sama lain kemudian digunakan China dalam melakukan negosiasi. Pada proses negosiasi, dengan menggunakan karakteristik ini, China menjungjung saling percaya antara negara satu dengan yang lainnya.

(11)

36

Rasa saling percaya ini kemudiaan akan membentuk hubungan yang panjang antara China dengan negara-negara lain yang kemudiaan membuka banyak peluang baru yang dapat dijalankan oleh China dengan mitranya.

Berdasarkan karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa China sebagai negara inisiator dalam proyek BRI dapat memberikan hubungan yang saling menguntungkan antar kedua pihak diliat dari nilai-nilai yang dianut oleh China.

Yang paling utama dari karakteristik ini adalah rasa nasionalisme yang dianut oleh masyarakat China. Rasa nasionalisme ini akan menjadi modal utama China dalam menjalakan hubungan kerja sama di dunia internasional. Negara-negara sepanjang jalur BRI akan diyakinkan oleh China karena prinsip konfusius yang terus melekat hingga sekarang. Prinsip-prinsip ini akan menjadi landasan China dalam bekerja sama melalui BRI agar menciptakan kerja sama yang netral, transparat dan keuntungan bersama32.

Dari ke lima karakteristik di atas ada hal menarik yang penulis dapat gunakan untuk menjelaskan penelitian yang akan ditulis. Hal tersebut adalah bagaimana China menjadi penguasa yang adil, bijaksana dan tentunya memiliki nilai dan moral yang tinggi sehingga membuat masyarakat menjadi percaya kepada pemimpinnya tanpa harus menggunakan kekerasan. Paham konfusius lebih mengajarkan pada nilai yang lebih menekankan pada moralitas antar manusia tanpa harus saling menjatuhkan satu sama lain.

32 Drs. Mohamad Asruchin, M. A “Konfusianisme: Sumber Peradaban China”

https://china.uai.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Konfusianisme-Sumber-Peradaban-China.pdf

(12)

37

2.2 Human Authority dalam Politik Hegemoni China

Berdasarkan karakteristik dan nilai yang dimiliki China di atas membuat penulis tertarik dalam menggunakan value tersebut untuk menganalisa isu yang diangkat oleh penulis. Hal itu lah yang membuat penulis dalam penelitian ini mencoba melihat isu tersebut dengan menggunakan pendekatan China. Salah satu pendekatan China yang digunakan peneliti adalah teori hegemoni politik yang digunakan berasal dari pemikiran China kuno pada masa kerajaan pre-Qin.

Asumsi dasar dari teori ini adalah strategi China melalui Belt and Road Initiative ini bukan untuk kepentingan tunggal negaranya untuk menjadi hegemon.

Namun, mempunyai tujuan utama yaitu menunjukkan sikap tanggung jawabnya sebagai negara besar untuk saling membantu, melindungi, serta mengayomi negara- negara disekitarnya. Teori ini juga mengkategorikan tingkat hierarki dalam bernegara.33 Tatanan ini akan menjadi acuan negara dalam berperilaku di dunia internasional. Sebuah negara berdikari yang memiliki sumber daya mumpuni memiliki kewajiban moral untuk membantu negara miskin atau tertinggal. Sikap ini merupakan bentuk tanggung jawab negara maju terhadap negara terbekalang.

Hubungan ini tentunya bertujuan agar tatanan dunia internasional berjalan seimbang dan terciptanya stabilitas antar negara-negara.

Sebagai negara yang mempunyai sumber daya melimpah memiliki kewajiban untuk membantu negara lain dalam bantuan ekonomi. Hal inilah yang

33 Qin Yaqing, 2012, Culture and global thought: Chinese international theory in the making,

diakses pada

https://www.cidob.org/en/articulos/revista_cidob_d_afers_internacionals/100/culture_and_global_

thought_chinese_international_theory_in_the_making (7/11/2020,10:22)

(13)

38

menjadi dasar China dalam berperilaku di dunia Internasional. Tatanan hierarki ini membuat China sebagai negara maju memiliki kewajiban moral untuk membantu negara-negara yang membutuhkan. Bantuan dari China diharapkan dapat mengembangkan secara negara ataupun kawasan. Untuk membahas tatanan hierarkis, penulis membagi dalam tiga aspek kekuasaan internasional yaitu otoritas manusia, hegemoni dan tirani. Hal ini akan dijabarkan pada grafik berikut:

Gambar. 2.1 Piramida Kekuasaan Intenasional34

Otoritas pertama adalah otoritas manusiawi. Istilah ini digunakan oleh para pemikir China untuk menjelaskan kedudukan tertinggi dalam membedakan tingkat kekuasaan. Hal tersebut dikarenakan, otoritas manusiawi ini mempunyai tujuan akhir bahwa suatu negara harus mengambil hati masyarakatnya dengan cara-cara

34 Pada grafik ini, bentuk segita yang dipaparkan tentu memiliki arti tersendiri. Posisi paling puncak dalam segita ini berarti hanya sedikit orang yang memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembangkan tugas. Sedangkan posisi di tengah berarti orang mampu mengembangkan tugas namun disertai dengan aturan atau proses-proses yang ada. Terakhir, posisi paling bawa menandakan bahwa banyak orang yang mengemban tugas tersebut jika dibandingkan dari dua posisi sebelumnya..

Human Autority

Hegemony

Tiranny

(14)

39

yang lebih humanis tanpa ada paksaan baik dengan kekuatan militer atau lainnya.

Hal ini tentu bertujuan untuk meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dan rakyat agar terciptanya stabilitas dalam suatu negara. Rakyat memiliki otoritas penuh dalam suatu negara di mana para pemimpin harus melayani dengan baik rakyat.

Otoritas yang kedua adalah hegemoni. Dalam pelaksanaan otoritas kedua ini, para pemimpin China masih menggunakan hard power. Cara yang dipakai pemimpin China bertujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakatnya.

Berbeda dengan persepsi barat tentang hard power yang menekankan pada hubungan transaksional, pemimpin China menggunakan cara ini untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi dengan tujuan baik demi masyarakatnya.

Kekuasaan tersebut akan digunakan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Selain itu, otoritas hegemoni ini bertujuan untuk mengkukuhkan nama China di dunia internasional sebagai negara maju yang bertanggung jawab.

Otoritas terakhir adalah tirani. Berbeda dari dua otoritas di atas, cara pemimpin China menjalankan otoritas ini adalah dengan cara penyalahgunaan kekuasaan.

Para pemimpin China memperoleh kekuasaan dengan cara menindas dengan menggunakan kekuatan militer atau military force35.

Dari ke tiga otoritas atau tingkatan di atas, penulis akan menggunakan otoritas manusiawi atau human authority sebagai tolak ukur dalam menganalisa kasus tersebut. Otoritas manusiawi sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya

35Yan Xuetong, 2011, Ancient Chinese Thought, Modern Chinese Power, United Kingdom:

Princeton University Press, hlmn 35

(15)

40

berbicara mengenai perilaku pemimpin atau sebuah negara dalam mengayomi rakyatnya. Para pemimpin tentu menggunakan cara-cara persuasif yang adil dan penuh kebajikan demi terwujudnya stabilitas negara. Perilaku adil dan penuh kebajikan ini tentunya didasari oleh moralitas pemimpin di mana paham konfusius mengajarkan hal yang serupa. Perilaku yang telah diterapkan oleh para pemimpin ini akan mempermudah jalan mereka untuk mendapatkan kekuasaan. Berbeda dengan barat, kekuasaan yang didapat oleh pemimpin China dilandasi oleh rasa kepercayaan dan tanpa paksaan dari masyarakat China sendiri36.

Hal inilah yang kemudiaan akan membedakan pandangan China terhadap hegemoni. China mempunyai persepsi sendiri dalam hal ini. Hegemoni yang ingin dicapai bukan untuk kekuasaan tunggal tetapi tujuan akhir dari otoritas manusia adalah pelayanan yang merata serta adil bagi seluruh manusia di muka bumi ini.

Hal inilah yang kemudiaan akan berdampak pada etika politik China di dunia internasional di mana China menjunjung tinggi sikap keadilan yang sudah tertanama di setip pemimpin China.

Konsep-konsep tersebutlah yang kemudian digunakan oleh China untuk menentukan arah politik luar negerinya, yang kemudian dalam penerapan bernegara China dalam kerjasamanya dengan berbagai negara menerapkan diluncurkan konsep peacefull coexistence. Konsep ini sudah ada dan hadir ditengah masyarakat China sejak lama dan telah dipraktekan sejak zaman dinasti-dinasti China. Dalam konsep ini terdapat lima konsep atau dasar yang harus diterapkan dalam proses

36….., 2016, The Sage & the Mandate of Heaven, diakses pada http://donlehmanjr.com/China/china%20chapters/china%20book2/china37.htm (7/11/2020,13:39)

(16)

41

bernegara oleh China yaitu mengenai peacefull coexistence sebagai penetuan kebijakan yang telah lama dipraktekan.37 Lima prinsip tersebut antara lain adalah (1) mutual respect for each other’s territorial integrity and sovereignty, (2) mutual non-aggression, (3) Mutual non-interference in each other's internal affairs, (4) Equality and cooperation for mutual benefit, and (5) Peaceful co-existence.38

Kelima pilar yang telah disebutkan tersebut adalah landasan yang dipakai oleh China dalam menjalankan kegiatan berpolitik. China memasukan unsur-unsur ini dalam kerja sama – kerja sama China dengan negara lain agar terwujudnya kesepahaman bersama antar kedua negara. Kerja sama yang dilakukan oleh China dengan negara lain tentu tidak terlepas dari upaya China untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Maka dari itu, menurut penulis, kerja sama antara negara merupakan cara yang lebih efektif dari pada hubungan yang bersifat menekan seperti keseimbangan kekuatan melalui militer. Hubungan kerja sama ini tentu akan membawa saling kepercayaan dan sama-sama mempelajari karakteristik masing- masing negara agar terwujudnya kesepahaman bersama. Hal tersebut sudah dilakukan sebenarnya oleh China dan mencapai keberhasilan dalam hal reformasi ekonomi China terutama dalam peningkatan ekonomi yang sangat pesat pada masa itu, menggunakan Jalur sutra tersebut China banyak melakukan kerjasama yang

37 Ankit Panda, 2014, Reflecting on China’s Five Principles, 60 Years Later - Sixty years later, what are China’s “five principles” worth?, diakses pada https://thediplomat.com/2014/06/reflecting-on- chinas-five-principles-60-years-later/ (7/11/2020,13:47)

38 China's Initiiation of the Five Principles of Peaceful Co-Existence, Ministry of Foreeign Affairs

of the People’s Republic of China, diakses dalam

http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/ziliao_/3604_665547/t18053.shtml

(17)

42

besar dengan Negara-negara lain antar kawasan. Keberhasilan itu yang coba untuk diulangi oleh Xi Jinping dalam membangkitkan jalur tersebut melalu BRI.

2.3 Kejayaan Jalur Sutra China Kuno

Konsep Jalur sultra yang dikenal sebagai jalur perdagangan internasional yang sangat terkenal dari China ini pada masanya memiliki eksistensi yang tinggi sehingga membuat China menjadi lancer dalam proses ekonominya dikarenakan jalur tersebut yang sangat eksis digunakan oleh Negara-negara guna melakukan perdagagan. Jalur Sutra ini kemudian memiliki peran sentral yang sangat besar pada masa itu bukan hanya karena dalam bidang perdagangan namun juga dalam sektor budaya, agama, dan ilmu pengetahuan karena telah mempertemukan para pedagang dari berbagai macam suka dan bangsa. Penamaan jalur sutra didasari oleh perkembangan perdagangan pada saat itu. Komoditas terbesar yang diperdagangkan pada saat itu adalah sutra sehingga, China memutuskan untuk menamai jalur itu dengan nama jalur sutra (Silk Road). Keberadaan Jalur Sutra tentu sangat penting karna telah memberikan dampak yang sangat besar bagi sejarah peradaban dan perkembangan perdagangan internasional.39

Meskipun keberadaan Jalur Sutra dianggap penting, namun pentingnya keberadaan Jalur Sutra sendiri baru dirasakan China pada abad ke-2 SM. Hal ini berawal ketika China diserang oleh bangsa nomaden Xiongnu, akhirnya Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han Barat mengutus Zhang Qian sebagai duta untuk mengajak kerja sama raja negeri Yuezhi melawan bangsa Xiongnu. Tapi, dalam proses

39 Emmy Sasipornkarn, 2019, Ambisi Cina Mendominasi Asia Tenggara, diakses pada https://www.dw.com/id/ambisi-cina-mendominasi-asia-tenggara/a-51788438 (7/11/2020,14:02)

(18)

43

menuju daerah Yuenzhi, dia di tangkap dan di penjara oleh Xiongnu, berkat kelicikannya ia berhasil kabur secara diam-diam dari tahanan. Semangat yang ditanamkan oleh Zhang Qian tidak perna padam dan akhirnya Zhang pun melanjutkan perjalannya ke kawasan Asia Tengah. Sembari meneruskan perjalannya, Zhang pun menulis catatan-catatan penting tentang negara-negara yang telah dilaluinya.

Sehabis melakukan pengembaraan ke daerah tersebut, ia akhirnya balik lagi ke China. Ia menceritakan tentang apa yang ia dapatkan dan alami selama perjalanana kepada Kaisar Han Wudi. Cerita-cerita yang disampaikan oleh Zhang kepada kaisar menuntun Zhang kepada tugas eksplorasi baru ke kawasan-kawasan lain. Kali ini, Zhang ditugaskan ke kawasan barat dan kemudiaan melanjutkan perjalanan ke Asia Tengah, Asia Barat dan sampai ke Mediterania. Perjalanan yang panjang ini tidak ditempu Zhang dengan tangan kosong melainkan membawa sutra sebagai hadiah kepada kepala negara masing-masing kawasan. Hadiah yang dibawa Zhang bukanlah hadiah sembarangan. Tetapi hadiah yang dibawahkan Zhang merupakan bahan yang sangat berharga bagi negara-negara yang telah dilalui Zhang. Dari perjalanan pengembaraan Zhang inilah kemudiaan menjadi cikal bakal terciptanya jalur sutra yang kita telah kenal sebagai BRI di era sekarang40.

Banyaknya permintaan sutra oleh bangsa romawi yang akhirnya mendorong China untuk lebih meperhatikan jalur tersebut. Dalam perkembangannya, Jalur Sutra tidak hanya digunakan sebagai jalur perdanagan oleh

40 Wibowo. (2007). Belajar Dari China. Jakarta: Kompas, 11-12.

(19)

44

para saudagar, namun juga para penjelajah dan diplomat. China telah mengalami masa globalisasi pada waktu itu. Hal ini ditandai dengan adaya hubungan dagang antara China dengan bangsa romawi. Adanya tekad yang besar antara negara tersebut untuk menjalin kerja sama bahkan dalam keadaan sarana transportasi yang masih cukup sulit menandakan betapa berharaganya kain sutra China ini.2Seiring dengan berjalannya waktu, Jalur Sutra juga digunakan sebagai jalur untuk mengangkut barang-barang komoditi bernilai tinggi lainnya seperti emas maupun rempah-rempa.

Jalur Sutra utama memiliki dua jalur bercabang, yaitu Jalur Sutra utara dan Jalur Sutra selatan. Jalur Sutra selatan, berawal dari Dunhuang, Gansu di China kemudia mengarah ke barat melewati kawasan kaki gunung Kunlun hingga sampai ke Xianjiang, China bagian barat laut hingga ke Afghanistan bagian timur, Semenanjung Arab, Iran, dan sampai ke Italia. Kemudian bagian utara, berawal dari kawasan Yamen, Dunhuan, kemudian menuju ke selatan melewati kaki gunung Tianshan. Kemudia setelah melewati kawasan Chongling hingga sampai ke kawasan Rusia di kawasan Asia Tengah, selanjutnya jalur ini berbelok menuju kearah barat daya dan bertemu kembali dengan Jalur Sutra bagian selatan tadi.

Berdasarkan penjelasan di atas yang menjelaskan mengenai kejayaan yang sempat dialami oleh China pada masa itu membuat China mencoba mengulagi kejayaan tersebut dengan mencetuskan sebuah inisiatif baru yang merupakan keberlanjutan dari jalur sultra yang pernah di inplementasi oleh China sebelumnya.

China merasa bahwa untuk memajukan dunia menuju tatanan yang lebih baik diperlukan konektivitas yang baik dan saling berhubungan antara satu Negara

(20)

45

dengan Negara lainnya hal itu untuk memudahkan proses perdagangan, transfer ilmu, dan pergerakan manusia. Dengan asumsi asumsi tersebutlah muncul Belt and Road Initiative sebagai insiatif baru dalam pencampaian tatanan dunia yang lebih baik tadi.

2.4 Kebijakan Belt and Road Initiative (BRI)

BRI adalah inisiasi strategi diplomasi China dengan pemanfaatan jalur transportasi dunia sebagai jalur perdagangan yang tersebar di kawasan Eurasia.

Selain itu BRI juga merupakan strategi ekonomi jangka panjang China guna membangun ekonomi global yang lebih berkeadilan dan dapat dirasakan oleh semua Negara. Adapun visi BRI adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan perwujudan modernisasi China di tahun 2024 dengan meningkatkan intensitas perdagangan dengan penyediaan fasilitas infrastruktur, baik darat maupun laut yang memadai diseluruh kawasan yang ditargetkan. Berdasarkan tujuan dan visi dari BRI tersebut menjadi harapan besar bukan hanya untuk China tapi Negara-negara mitra dalam proyek ini. Negara-negara yang bergabung dalam kemitraan ini tergolong dalam negara berkembang. Hal tersebut dikarenakan China berusaha untuk mempersempit kesenjangan antara negara kaya dan miskin dengan membantu negara-negara yang sedang berkembang dalam pembangunan baik secara fisik melalui infrastruktur maupun pembangunan bukan fisik yaitu melalu pengembangan sumber daya manusia di negara tersebut. Dalam upaya mempersempit kesenjangan tersebut, melalui BRI China akan membantu negara- negara berkembang untuk meningkatkan transportasi, produksi energi, dan juga perdagangan

(21)

46

Guna pembangunan tersebut baik fisk dan bukan fisik maka China mengelontorkan pembiyaan proyek yang cukup berani dikarenakan anggaran yang dikeluarkan begitu besar diperkirakan akan mencapai $100 miliar per tahun. Untuk menjaga keamanan dari modal investasi tersebut dan tetap terkontrol maka China kemudian mendirikan New Development Bank (2013), Asian Infrastructure Investment Bank (2014), Silk Road Fund (2015), sebagai instrumen pembiyaan proyek selain itu juga proyek ini menggunakan mekanisme pendanaan lainnya yaitu melalui perjanjian bilateral maupun multilateral.41 Hal tersebut dilakukan China guna menjamin dan memastikan bahwa proyek tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga bebas dari persoalan yang tidak diharapkan seperti korupsi, dan penyelewengan lainnya.

BRI mempunyai lima area kerja sama yang dibuat untuk memahami sistem dari BRI itu sendiri. Pertama, peningkatan koordinasi antar kebijakan. Area kerja sama ini menekankan pada penyatuan sistem koordinasi antara China dengan negara-negara mitra BRI. Penyatuan sistem ini bertujuan untuk kesepahaman bersama agar berhasilnya BRI di negara penerima. Kedua, peningkatan konektivitas antara China dengan negara mitra. Area kerja sama ini dinilai penting merujuk dari tujuan awal BRI yang diinisiasi oleh China. Peningkatan konektivitas bertujuan untuk meminimalisir jangka waktu arus perdagangan dan mengintegrasikan pasar di negara-negara sepanjang jalur sutra BRI. Peningkatan konektivitas dilakukan

41 Kementrian Perdagangan Indonesia, ASEAN China Free Trade Area, Diakses dalam http://www.kemendag.go.id/files/2012/12/21/asean-china-free-trade-id0-143452.pdf diakses pada 28 oktober 2018

(22)

47

dengan cara memperbaiki misslink pada rute transportasi yang ada seperti pelabuhan, jalur kereta api, udara dan telekomunikasi42

Ketiga, area kerja sama dalam peningkatan perdagangan. Peningkatan Perdangaan melalui BRI ini diharapkan dapat memfasilitasi perdagangan dan investasi tanpa hambatan apa pun. Tahapan ini diambil untuk bagaimana menyederhanakan prose perdangan dan investasi yang selama ini terlalu berbelit- belit. Pernyerdehanaan ini bertujuan untuk memangkas segala hambatan yang terjadi selama proses kerja sama. Selain itu, hal ini akan menurunkan biaya yang cukup signifikan pada saat proses perdagangan dan invesitas. Peningkatan perdagangan ini juga akan mendorong integrasi antara China dengan negara mitra.

Keempat, integrasi keuangan. Proyek kerja sama BRI China dengan negara lain tentu membutuhkan modal besar agar proyek tersebut berjalan lancar. Maka dari itu, area kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama keuangan demi mengurangi kesenjangan antar kedua negara. AIIB yang dipromosikan oleh China ini dilandasi dengan tujuan untuk memperluas penggunaan satu mata uang dan juga tidak terpaku pada mata uang barat. Selain itu, instrument keuangan ini bertujuan untuk memperdalam kerja sama keuangan agar terhindar dari resiko keuangan antar kedua negara43. Terakhir, People to People atau peningkatan hubungan antar budaya. Dengan adanya BRI diharapkan dapat meningkatkan

42 Belt and Road Initiative Hongkong, 2017, A new platform for cross-region cooperation, diakses pada

https://www.beltandroad.gov.hk/overview.html#:~:text=A%20new%20platform%20for%20cross- region%20cooperation%20%E2%80%9CBelt%20and,co-

operation%20cover%20countries%20across%20Asia%2C%20Europe%20and%20Africa.

(7/11/2020, 14:51)

43 Ibid

(23)

48

pertukaran budaya antara kedua negara untuk menciptakan keharmonsan dan keberagaman. Dan juga untu mendorong peradaban yang berbeda tersebut untuk dapat menjadi pembelajaran antar satu sama lain dan berkembang bersama, Dengan adanya penyatuan budaya ini akan terwujud rasa saling percaya, menciptakan pedamaian, dan persahabatan kedua negara. Karena tanpa hal ini, BRI yang dijalankan di suatu negara akan terhambat oleh ketidakpercayaan rakyat kepada para pemimpin ataupun negara lain44.

Untuk menjalankan area kerja sama utama tersebut terdapat dua komponen utama yang mendukung pengimplementasian BRI, yaitu transportasi darat dan laut.

Transportasi darat disokong oleh Sabuk Jalur Sutra Ekonomi (Silk Road Economic Belt). Pada jalur yang dihubungkan secara darat ini, negara-negara yang terhubung adalah negara-negara yang memiliki kedekatan geografis dengan China seperti Rusia, Eropa Timur, Eropa Tengan dan Asia Tengah. Negara-negara ini adalah negara yang akan menjadi basis dari konsep dasar Jalur sutra ekonomi.45 Negara- negara yang akan dilalui oleh jalur ini juga dalam sejarahnnya pernah dilalui oleh jalut sutra sebelumnya hal ini juga yang akan mempermudah proses pembangunan jalur.

Sedangkan, jika berbicara mengenai jalur laut, jalur ini disebut dengan Maritime Silk Road (MSR). Jalur sutra maritim ini adalah jalur yang mengandalkan laut untuk menjalankan proses perdagangan dan pertukaran budaya antara pesisir tenggara China dengan negara-negara lainnya. Jalur ini menghubungkan China

44 Ibid

45 Xu Rui, 2013, Speech by Chinese President Xi Jinping to Indonesian Parliament, diakses pada http://www.asean-china-center.org/english/2013-10/03/c_133062675.htm# (7/11/2020,15:13)

(24)

49

dengan negara-negara di Eropa melalui Laut China Selatan. Pada jalur ini, terdapat dua jalur utama yaitu Jalur Sutra Laut China Timur dan Jalur Sutra Laut China Selatan46. Melalui jalur ini, bahan baku seperti sutra, teh, kuningan dan besi merupakan empat bahan baku utama yang di ekspor China ke negara-negara lain47.

Dengan adanya proyek Belt and Road Initiative ini telah menjadi pondasi bagi pemimpin China, Xi Jinping, dalam membuat kebijakan luar negeri sejak dia menjadi kepala Partai Komunis pada tahun 201348. Xi yang juga sebagai presiden China mengaungkan pembangunan BRI ini secara merata baik domestik maupun internasional. Dalam rana domestik, Xi menyerukan sinergitas para pemerintahan daerah agar mengembangkan BRI dan menyesuaikan dengan kapasitas daerah masing-masing. Keseriusan dari China sendiri terlihat dari anggaran yang telah di investasikan beberapa tahun terakhir. China telah menginvestasikan ratusan miliar dolar, dan telah meminta untuk mengerahkan hingga $5 triliun berupa proyek energi, transportasi, dan pelabuhan dalam kemitraan dengan sejumlah negara selama lima tahun ke depan guna meningkatkan interkonektivitas ekonomi dan memfasilitasi pembangunan yang merata disetiap 60 negara mitra. Perseberan Negara mitra BRI baik jalur laut dan darat sebagai berikut49:

46 Kelly, 2018, The Maritime Silk Road, diakses pada

https://www.chinahighlights.com/travelguide/maritime-silk-road.htm (7/11/2020,15:22)

47BDO Singapura, 2015, Publication: One Belt One Road Report 2015, diakses pada https://www.bdo.com.sg/en-gb/insights/advisory/one-belt-one-road-report-2015 (7/11/2020,15:27)

48The State Council of the People’s Republic of China. “Full text: Action plan Belt and Road

Initiative”. Tersedia

http://english.gov.cn/archive/publications/2015/02content_281475080249035.htm

49https://www.asiagreen.com/en/news-insights/the-belt-and-road-initiative-and-the-rising- importance-of-china-s-western-cities

(25)

50

Gambar 2.2 Peta Persebaran Proyek BRI di Dunia

Sumber: Asia Insight – China Belt and Road Initiative Map50

Inisiatif BRI merupakan visi ekonomi ambisius mengenai keterbukaan dan kerja sama antar negara di sepanjang jalur Belt and Road. China menghimbau negara-negara untuk bekerja sama dan bergerak menuju tujuan untuk saling menguntungkan dan memberikan keamanan bersama (National Development and Reform Commission, Ministry of Foreign Affairs, and Ministry of Commerce of the People’s Republic of China, 2015). Isi kebijakan BRI menyebutkan bahwa Cina dan negara-negara di sepanjang jalur BRI perlu memperbaiki infrastruktur kawasan ini, meningkatkan fasilitas perdagangan dan investasi, membangun jaringan area perdagangan bebas yang memenuhi standar tinggi, menjaga hubungan ekonomi

50 Asia Green Real Estate, 2018, The Belt-and-Road initiative and the rising importance of China’s Western cities, diakses pada https://www.asiagreen.com/en/news-insights/the-belt-and-road- initiative-and-the-rising-importance-of-china-s-western-cities (31/12/2020,13:43)

(26)

51

lebih dekat, memperdalam kepercayaan politik, meningkatkan pertukaran budaya, mendorong peradaban yang berbeda untuk belajar dengan satu sama lain dan berkembang bersama, serta mempromosikan saling pengertian, perdamaian dan persahabatan di antara orang-orang dari semua negara. BRI dengan kata lain mewakili perluasan, peningkatan, kombinasi, dan beberapa hal yang merupakan realisasi dari beberapa inisiatif penting di China.

Dalam mengimplementasi inisiatif ini China mengelontorkan anggaran yang besar untuk membuat proyek ini dapat melintasi 3 benua yaitu Asia, Eropa dan Afrika yang mana ke 3 benua ini merupakan penghasil ¾ sumber energi dengan target 4.4 miliar populasi di 67 negara sehingga mewakili 63% dari total populasi global.

Tabel 2.1 Negara peserta Belt and Road Initiative51

No Kawasan Negara

1 Asia Tenggara Brunei Darussalam, Filipina,

IndonesiaKamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam

2 Asia Tengah Afganistan, Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan/Turkmenia, Uzbekistan, Armenia, Azerbaijan

3 Asia Timur Korea Selatan, Mongolia, China

51 HKTDC Research, 2018, Data and Profiles - Market Profiles - Mainland China, diakses pada https://research.hktdc.com/en/data-and-profiles/market-profiles/mainland-china (7/11/2020,15:33)

(27)

52

4 Asia Selatan Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Lanka

5 Eropa Austria, Ceko, Hongaria, Polandia, Rumania, Slovenia, Slowakia, Albania, Bulgaria, Kroasia, Serbia, Yunani, Belarus, Georgia, Lituania, Moldova, Ukraina, Bosnia dan Herzegovina, Makedonia, Montenegro, Estonia, Latvia, Rusia

6 Timur Tengah Arab Saudi, Bahrain, Irak, Iran, Israel, Kuwait, Lebanon, Oman, Palestina, Qatar, Suriah, Turki, Uni Emirat Arab, Yaman, Yordania, Mesir, Libya, Maroko, Sudan

7 Amerika

Selatan,Tengah dan Utara

Bolivia, Guyana, Trinidad dan Tobago, Uruguay, Dominika, Panama, Antigua dan Barbuda

8 Afrika Etiopia, Kenya, Madagaskar, Somalia, Rwanda, Ghana, Nigeria, Senegal, Afrika Selatan

9 Eusenia Niue, Papua Nugini, Selandia Baru, Timor Leste

Gambar

Gambar 2.2 Peta Persebaran Proyek BRI di Dunia
Tabel 2.1 Negara peserta Belt and Road Initiative 51

Referensi

Dokumen terkait

Pasca-Griffith, pluralisme hukum tidak lagi dipandang sebagai pendekatan yang dapat secara tegas memisahkan satu ketertiban hukum dengan ketertiban hukum lain karena, sebagaimana

Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Petani Pemilik Terhadap Kehidupan Rumah Tangganya (Studi Kasus di Subak Lange, di Kawasan Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar

Pemerintah, Swasta dan Masyarakat sudah semestinya sama-sama menanamkan kesadaran bahwa pariwisata sudah menjadi kebutuhan yang harus dipersiapkan bagi pemenuhan hak

Norma norma yang terbentuk dalam kehidupan masyarakat berperan serta dalam proses ekonomi, aspek kepercayaan mendasari terciptanya sebuah sistem ekonomi yang

Compilers Compilers Lexical  analyzer Syntactic  analyzer Type checker Code  optimizer Code  generator Source  program JULIO ‐ ILMU KOMPUTER IPB Computer Input Output Machine 

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik personal dan karakteristik pekerjaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen

Ketika diaktivasi dalam tanggap pada kedaruratan, pengkaji radiologi akan mengevaluasi bahaya radiologi atau resiko yang berhubungan dengan hilangnya atau penemuan sumber atau

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa work-life balance berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan