742 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GANJIL SDN 2
SEPUNGGUR Mansyur1
Guru SDN 2 Sepunggur Email : [email protected]
Abstrak
Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimanakah Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Semester Ganjil SDN 2 Sepunggur? Sedangkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penerapan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas VI Semester Ganjil SDN 2 Sepunggur.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (metode demonstrasi) sebanyak dua Siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN 2 Sepunggur. Data yang diperoleh berupa hasil tes tertulis dan tes praktik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas VI SDN 2 Sepunggur dapat meningkat melalui penerapan metode pembelajaran metode demonstrasi. Hal ini dapat dilihat bahwa pada Siklus I, dari 12 siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (50,00%) dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (50,00%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (91,66%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (8,34%). Dari Siklus I ke Siklus II ada peningkatan hasil belajar sebesar 41,66%. Dengan demikian, pada Siklus II hasil belajar dikatakan TUNTAS.
Keyword: Metode Demonstrasi, Hasil Belajar
743 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
PENDAHULUAN
Mata pelajaran agama Islam adalah mata pelajaran wajib di setiap sekolah umum dan madrasah Indonesia. Dan Pendidikan Agama Islam ini adalah termasuk di dalamnya. Sebenarnya, melalui mata pelajaran agama islam, sangat diharapkan siswa memiliki karakter yang benar-benar seharusnya dimiliki oleh seseorang yang beragama karena esensi dari mempelajari ilmu keagamaan adalah sikap.
Belajar merupakan suatu proses perubahan siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan yang dilakukan oleh guru untuk dapat memberikan pengajaran dan didikan secara teratur, sistematis, terarah dan terencana. (Djamarah dan Zain, 2002:46).
Guru adalah merupakan salah satu kunci untuk membuka pintu perubahan. Dalam bidang keagamaan, yaitu guru agama, dituntut untuk lebih mengarahkan anak bangsa agar memiliki keunggulan dalam aspek moral, keimanan, ketaqwaan, dan disiplin.
Selain itu juga, salah satu faktor yang ada di luar siswa adalah guru profesional yang mampu mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan capaian yang lebik baik (Surawan : 2020).
Dalam pemnggunaan metode pembelajaran harus bervariasi sehingga siswa tidak bosan dalam pembelajaran.
Penggunaan metode dalam pembelajaran juga tidak boleh monoton.
Dalam proses pembelajaran kadang dijumpai guru yang tidak mengindahkan metode pembelajaran dalam pelaksanaannya.
Guru yang mengetahui dan memahami aneka ragam metode pengajaran akan menjadikan siswa antusias dan aktif ketika belajar. Selain itu, “guru juga sebagai pendidik, yang tidak hanya berperan sebagai pengajar yang transfer of knowledge, tetapi juga pendidik yang transfer of values.” (Saipul Annur, 2008:99)
Dalam penulisan ini, tujuan penelitian yang dikaji ini memang dalam ranah kognitif atau yang biasa disebut hasil belajar.
METODE
1. Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode dapat diartikan sebagai “jalan yang dipilih untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.”
(Ahmadi, dkk, 2011:85).
Model pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Valid, yaitu model pembelajaran berhubungan dengan rasional teoritik dan memiliki konsistensi internal.
744 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
b. Praktis, apa yang dikembangkan memang benar – benar diterapkan.
c. Efektif, yaitu model pembelajaran harus memberi hasil sesuai dengan yang diharapkan (Ahmadi, 2011:86).
Dengan demikian, metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Metode yang tepat dapat senantiasa mentransfer ilmu kepada peserta didik yang memiliki perbedaan antara individu satu dengan individu lainnya. Serta dengan metode juga dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.
2. Konsep Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Terlepas dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru.
Walau dalam metode demonstrasi siswa haya sekedar memperhatikan.
Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. (Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran Agama Islam (2009 hal.49).
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan meragakan dan memeprtunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru selama proses pebelajaran berlangsung.
Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya dalam materi pai tata cara tayamum, tata cara sholat baik fardu, sunnah, dan sebagainya (Miftahul Huda 2013 hal. 233 ) b. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi antara lain:
1) Mulailah demonstrasi denagn kegiatan-kegiatan yang merangsang
745 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
peserta didik untuk berfikir, misalnya melaui pertanyaan- pertayaan yang mengandung teka teki sehingga mendorong peserta didik untuk tertarik memperhatikan demonstrai.
2) Ciptakan suasana yag menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
3) Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan seluruh reaksi peserta didik.
4) Berikan kesempatan pada pesertabdidik untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yag dilihat dari proses demonstrai itu.
Berikutnya adalah cara mengakhiri kegatan pembelajaran dengan menggunaka metode demonstrasi adalah denagn memberika tugas- tugas tertentu yag ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran, hal ini untuk meyakinkan apakah peserta didik memahami proses demonstrai atau tidak. Selain memberikan tugas yag relevan, ada baiknya guru dan peserta didik melaukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selajutnya. (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008 hal.16-18)
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar dikelas. Keuntungan yang diperoleh ialah : dengan demonstrasi perhatian siswa lebih terpusatka pada pelajaran yag sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit.
Sehingga yang diterima oleh siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Jadi dengan metode demonstrasi itu siswa dapat berpartisi pasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembagkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan pada metode ini. Adapun kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1) Kelebihan Metode Demonstrasi
- Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga menghindari verbalisme ( pemahama secara kata-kata atau kaimat )
- Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari Proses pengajaran lebih menarik
- Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori denga kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
2) Kekurangan Metode Demonstrasi
- Metode ini memerluka keterampila guru secara khusus, karena
746 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
tapa ditunjuang denga hal itu pelasanaan demonstrasi tidak aka efektif
- Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu tersedia denga baik
- Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yag mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, 2010 hal 90- 91 ) Sehingga dalam melakukan metode demonstrasi ini kita perlu mengkombinasikan dengan metode lain sehingga dapat saing melengkapi. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan pembelajaran kepada siswa dengan memperagakan atau menunjukkan secara langsung dengan menggunaka alat bantu yang sebenarnya atau tiruan, biasanya metode demonstrasi diikuti dengan eksperimen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan Metode Demonstrasi, hasil belajar siswa serta pemahaman terhadap materi pembelajaran masih kurang maksimal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu ≥ 70 hanya sebesar
50 % lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
Sedangkan hasil observasi pada siklus II, dapat diketahui bahwa hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang tinggi yaitu 11 siswa (91,66%) sudah berhasil sesuai dengan KKM bahkan ada yang di atas KKM, hanya 1 siswa yang belum berhasil dari 12 siswa di SDN 2 Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa telah tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai di atas KKM lebih besar dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
2. Pembahasan Penelitian a. Pembahasan Siklus I
747 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Hasil penelitian pembelajaran pada siklus I, untuk peningkatan hasil belajar kelas VI SDN 2 Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Ajaran 2021/2022 masih belum sepenuhnya dipahami anak. Beberapa hal yang menyebabkan ini antara lain:
1) Siswa kurang termotivasi untuk belajar
2) Metode yang diterapkan guru masih belum bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran di kelas.
3) Hasil akhir siklus pembelajaran ke I ini semakin meningkat dibanding sebelum siklus, dari rata-rata 68,33 menjadi (50,00 %).
Namun, secara klasikal belum tuntas.
b. Pembahasan Siklus II
Hasil penelitian pembelajaran pada siklus II, untuk peningkatan hasil belajar kelas VI SDN 2 Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Ajaran 2021/2022 . Pada siklus II ini data yang diperoleh yaitu:
1) Interaksi antar guru dan siswa juga sering terjadi karena guru memperhatikan dan menghargai ide atau pendapat siswa.
2) Hasil akhir siklus pembelajaran ke II ini semakin meningkat dibanding siklus I, dari rata-rata 50,00% menjadi 91,66%. Dengan demikian, secara klasikal hasil belajar dinilai tuntas.
Adapun perbandingan antara kedua Siklus di atas, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan II
c. A
ntusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena pembelajaran dengan Metode Demonstrasi lebih terarah.
KESIMPULAN
Dari Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti dapat diambil kesimpulan bahwa: Hasil belajar kelas VI SDN 2 Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Ajaran 2021/2022 dapat meningkat melalui penerapan metode pembelajaran Demonstrasi. Hal ini dapat dilihat bahwa pada Siklus I, dari 12 siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (50,00%) dan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa (50,00%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (91,66%) dan yang belum
Kategori Siklus I/Prosentase Siklus II/Prosesentase
Tuntas 6 50,00% 11 91,66%
Belum Tuntas 6 50,00% 1 8,34%
748 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
tuntas sebanyak 1 siswa (8,34%). Dari Siklus I ke Siklus II ada peningkatan hasil belajar sebesar 41,66%. Dengan demikian, pada Siklus II hasil belajar dikatakan TUNTAS.
REFERENSI
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran Agama Islam ( Bandung:PT Refika Aditama, 2009) hal.49 Ahmadi, Iif Khoiru, dkk, 2011, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi
Pustaka
Annur, Saipul, 2008, Profesionalitas Guru Agama Islam: Wacana Pengembangan Guru, dalam Jurnal Ta’dib, Vol. XIII. No. 1, Juni 2008 Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajara dan Pemilihannya,
(Jakarta: Diknas, 2008 ), hl.16- 18
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rosdakarya
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2013 ) hal 233
Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi".
Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010 ) hal 90- 91.
749 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
750 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
751 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam