Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SD NEGERI 6 JAJANGKIT TAHUN
2021
Fitri
Email : [email protected]
ABSTRAK Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Pada kenyataannya, dalam belajar guru menggunakan metode klasik yaitu ceramah, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan prestasi belajar kurang memuaskan, oleh karena itu perlu dilakukan penggunaan metode yang lain untuk meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri 6 Jajangkit Tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri 6 Jajangkit Tahun 2021.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode demonstrasi dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi yang sedang dipelajari sehingga proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam. Penelitian ini merupakan PTK dengan 2 siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan di SD Negeri 6 Jajangkit). Subyek penelitian ini sebanyak 5 siswa.
Hipotesis yang diajukan adalah jika metode demonstrasi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri 6 Jajangkit Tahun 2021. Indikator keberhasilan 75% dengan KKM sebesar 75. Teknik pengumpulan data dengan observasi.teknik analisis data dengan rumus untuk mengetahui nilai rata-rata dan presentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prestasi belajar pada siklus I sebesar 40% atau 3 siswa dengan KKM 75, siklus II sebesar 80% atau 4 siswa dengan KKM 75.
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 40% dengan KKM 75
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan.
Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak. Penyampaian proses pembelajarannya dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman baru berdasar pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama, menantang dan menyenangkan (Sabiq, 2006:47).
Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.
Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan pencapaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dinilai masih monoton. Hal ini terlihat pada pemilihan metode, alat peraga maupun model pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta didik masih rendah (Surawan, 2020: 167).
Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar bahkan mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru (Roestiyah, 1995:83).
Materi wudhu tidak mungkin hanya dengan ceramah menyebabkan siswa kurang memahami materi tersebut, maka dipilih model yang bervariasi seperti metode demonstrasi, diharapkan dengan metode demonstrasi peserta didik dapat memahami sekaligus mempraktikkannya secara langsung.
Dengan metode menggunakan demonstrasi peserta didik akan merasa tertantang lagi untuk mencoba atau mempraktikkan sehingga mereka akan lebih bersungguh- sungguh dan serius dalam mengikuti pembelajaran sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan prestasi belajar itu sendiri.
Kondisi peserta didik di SD Negeri 6 Jajangkit kelas dua sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang masih rendah. Dahulu menggunakan metode
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
klasik yaitu metode ceramah. Selama proses pembelajaran 10% siswa dari 5 anak bermain sendiri, 30% siswa mengantuk, 30% siswa kurang memperhatikan dan 30%
siswa kurang aktif. Berdasarkan fenomena tersebut, penggunaan metode ceramah perlu dilakukan variasi dengan menggunakan metode lain antara lain dengan metode demonstrasi. Dalam kompetensi dasar tentang praktik wudhu ini peneliti sengaja menggunakan dua kriteria keberhasilan yaitu berhasil baik dan belum berhasil. Pengambilan kebijakan seperti ini didasarkan alasan bahwa kemampuan praktik wudhu merupakan kunci utama untuk ibadah selanjutnya yaitu sholat, baik sholat wajib maupun sunat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi ini antara lain; alokasi waktu yang sedikit, fasilitas paraktik wudhu yang kurang, penyampaian pembelajaran yang kurang variatif, metode pembelajaran yang kurang inovatif.
Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran materi wudhu dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar.
LANDASAN TEORITIS Pengertian Belajar
Menurut Tohirin (2008:151) “Prestasi Belajar diperoleh dari apa yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar”. Prestasi belajar berkaitan dengan nilai yang diberikan guru untuk mengetahui hasil akhir dalam waktu tertentu. Prestasi belajar juga merupakan pengukuran kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan.
Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan, khususnya pengajaran (Arifin, 1990:3)
Model Pembelajaran Demonstrasi
Metode adalah cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (di ilmu pengetahuan dsb) (Poerwadarminta, 2006: 767). Maksudnya yaitu suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa.
Demonstrasi adalah Tindakan bersama berupa peragaan dsb untuk menyatakan proses (Poerwadarminta, 2006:278). Maksudnya adalah siswa
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
mengikuti pelajaran dengan cara mempraktikan materi yang disampaikan guru untuk mencapai materi yang diajarkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah- langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2006:13).
Setting dan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 6 Jajangkit selama empat (3) bulan mulai bulan Juli sampai bulan September 2008.
Subyek penelitian adalah siswa kelas II SDN 6 Jajangkit tahun pelajaran 2020-20021 sebanyak 5 orang siswa, seorang guru sebagai pengamat.
Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes dan non tes . Teknik tes meliputi ulangan pada akhir siklus I dan akhir siklus II dan non tes meliputi observasi aktivitas siswa, observasi terhadap pembelajaran guru serta angket tanggapan siswa terhadap pembelajara guru. Sebagai tolok ukur penelitian ini , apabila rata- rata nilai ulangan harian siswa dalam kelas mencapai diatas KKM. Indikator keberhasilan (tolok ukur) penelitian tindakan kelas ini adalah : Indikator keberhasilan (tolok ukur) penelitian tindakan kelas ini adalah : Apabila sekurang- kurangnya 85% siswa memperoleh nilai minimal 75 dengan rentang nilai 0 sampai dengan 100. b). Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, yaitu apabila skor aktivitas siswa minimal mencapai 75%.
Prosedur Penelitian ini terdiri atas empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu 1).
perencanaan, 2). Tindakan3). pengamatan,4). refleksi.(Arikunto,2006:74).
A. Proses Tindakan Siklus I Perencanaan.
Dalam perencanaan yang perlu disiapkan meliputi: Silabus , Rencana Pembelajaran, Sistem Penilaian dan Instrumen Penilaian.
Pelaksanaan Tindakan.
Pada tahap awal siswa diberi penjelasan singkat tentang tugas yang harus diselesaikan dengan cara diskusi kelompok yang terdiri 2 atau 3 anak. Pada kegiatan ini belum menggunakan model pembelajaran Demostrasi.
Observasi
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan,peneliti/pengamat (teman sejawat) mengamati kecermatan dan aktifitas siwa dalam diskusi kelompok dengan membuat catatan lapangan yang dapat digunakan pada saat refleksi.
Refleksi.
Pada akhir siklus diadakan refleksi dengan cara pemberian tes tertulis pada siswa. Hasil tes dan observasi aktifitas siswa dijadikan dasar perbaikan dan perubahan pada siklus II. Kekurangan pada siklus I diupayakan untuk diperbaiki dan hal-hal yang baik dipertahankan dan ditingkatkan pada siklus berikutnya.
B. Proses Tindakan Siklus II Perencanaan’
Dalam perencanaan yang perlu disiapkan meliputi: Silabus , Rencana Pembelajaran, Sistem Penilaian dan Instrumen Penilaian.
Pelaksanaan Tindakan.
Pada tahap awal siswa diberi penjelasan singkat tentang tugas yang harus diselesaikan dengan cara diskusi kelompok yang terdiri 6 atau 7 anak. Pada kegiatan ini telah menggunakan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya.
Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan,peneliti/pengamat (teman sejawat) mengamati kecermatan dan aktifitas siwa dalam diskusi kelompok dengan membuat catatan lapangan yang dapat digunakan pada saat refleksi.
Refleksi.
Pada akhir siklus diadakan refleksi dengan cara pemberian tes tertulis pada siswa.
Hasil tes dan observasi aktifitas siswa dijadikan dasar pengolahan data.
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi Siklus I a.Perencanaan
- Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam pembelajaran.
- Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu. Gambar cara berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat mempraktekkan rukun wudhu.
- Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam pembelajaran praktek wudhu.
b.Pelaksanaan
- Guru mengajak siswa untuk membaca doa berwudhu secara bersama-sama.
Tujuannya agar siswa dapat memusatkan perhatian
- Guru membagi menjadi 2 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang dan 2 orang diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan rukun wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan rukun wudhu tersebut.
Observasi
Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti. Hal-hal yang diamati yakni:
1) Lembar observasi kegiatan guru
Tabel 4.1.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus I
No. Aspek yang dinilai Penilaian
`1 2 3 4
1 Pemberian motivasi belajar √
2 Kejelasan Dan sistematika √ penyampaian
materi
3 Pengelolaan pembelajaran √
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
4 Kejelasan suara √
5 Penguasaan bahan √
1 : Kurang 2 : Cukup 3: baik/tinggi
4: sagat baik/sangat tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 1 (kurang/rendah) yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa, memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pemberian motivasi belajar dan kejelasan suara.
Pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas masih buruk dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai kurang dan perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya
Tabel 4.2.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I (Rukun Wudhu)
No. Nama Niat Membasuh Membasuh Mengusap Membasuh Tertib Jumlah muka Kedua kepala kedua kaki
Tangan serta ruas sampai
siku jari
20 15 15 20 15 15 100
1. Agus 15 12 13 18 10 15 83
Setiawan
2.
Anisa
Wulan 15 13 12 16 11 10 77
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
3
Dina
Saputri 7 7 7 11 7 7 46
4 Faujiah 7 8 8 9 8 8 48
5 Ahmad 9 10 12 10 13 13 67
Ridho
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 3 siswa atau 60% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 2 siswa atau 40% dari semua siswa kelas II. Pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan rukun wudhu masih rendah, maka perlu dilakuakn perbaikan pada siklus berikutnya.
Tabel 4.3.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa No. Nilai Jumlah Presentase Keterangan
1. < 75 3 60% Tidak Tuntas
2. ≥ 75 2 40% Tuntas
Total 32 100%
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
2. Deskripsi Siklus II
Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4
1 Pemberian motivasi belajar √
2 Kejelasan dan
Sistematik
a √
penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √
4 Kejelasan suara √
5 Penguasaan bahan √
6 Tuntutan
pencapaian/ketercapa
ian √
kompetensi siswa
7
Memberikan
evaluasi √
8 Ketepatan strategi pembelajaran √
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pengelolaan pembelajaran. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi, kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian, memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran.
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 4 (sangat baik/sangat tinggi) yaitu pemberian motivasi belajar.
Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai baik
2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun dan sunah wudhu.
Tabel 4.10.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II (Rukun Wudhu)
No. Nama Niat Membasuh Membasuh Mengusap Membasuh Tertib Jumlah Muka kedua kepala kedua kaki
tangan serta ruas sampai
siku jari
20 15 15 20 15 15 100
1. Agus 14 10 11 11 14 12 72
Setiawan
2.
Anisa
Wulan 15 13 13 16 11 12 80
3
Dina
Saputri 17 13 12 13 12 12 79
4 Faujiah 17 13 13 17 13 13 86
5 Ahmad 12 13 12 17 13 13 80
Ridho
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
3) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun
4) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun dan sunah wudhu.
Tabel 4.10.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II (Rukun Wudhu)
No. Nama Niat Membasuh Membasuh Mengusap Membasuh Tertib Jumlah Muka kedua kepala kedua kaki
tangan serta ruas sampai
siku jari
20 15 15 20 15 15 100
1. Agus 14 10 11 11 14 12 72
Setiawan
2.
Anisa
Wulan 15 13 13 16 11 12 80
3
Dina
Saputri 17 13 12 13 12 12 79
4 Faujiah 17 13 13 17 13 13 86
5 Ahmad 12 13 12 17 13 13 80
Ridho
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
PENUTUP
Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melaui implementasi metode demonstrasi dengan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN 6 Jajangkit tahun pelajaran 2020- 2021
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.
1). Guru di SDn 6 Jajangkit sebaiknya menggunakan model pembelajaran Demostrasi
2).Hasil penelitian ini hendaknya digunakan untuk refleksi bagi guru, Kepala Sekolah dan orang tua siswa. 3). Guru harus pandai dalam memilih model pembelajaranyang sesuai 4). Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
REFERENSI
Arifin, Zaenal. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Bandung: PT.
Alma‟arif.
Burhanudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palamgka Raya
Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Poerwardarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Edisi III Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Rifa‟i, NH. 2002. Bimbingan Ibadah. Jombang: Lintas Media
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sabiq. 2006. Fiqh Sunah. Jakarta: Pundi Aksara.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta.
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Surawan. 2020. Dinamika Dalam Belajar: Sebuah Kajian Psikologi Penelitian. Yogyakarta:
K-Media.
Syah, Muhaibin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya