• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. drg. Suardi Pembina Utama Muda NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. drg. Suardi Pembina Utama Muda NIP"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Swasta dan masyarakat. Mengingat kompleksnya pembangunan dibidang kesehatan, maka diperlukan penyusunan kebijakan dan program pembangunan kesehatan yang lebih sesuai, melalui perencanaan strategis pembangunan kesehatan yang dapat mengakomodir dan mengantisipasi segala bentuk perubahan-perubahan yang terjadi untuk memujudkan tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Untuk mendukung upaya kesehatan masayarkat maka dibutuhkan perencanaan yang terarah dan terukur dan berkelanjutan dalam bentuk dokumen Rencana Strategis untuk periode lima tahun ke depan (2019 – 2024). Harapan dari disusunnya dokumen ini adalah agar dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Rote Ndao untuk jangka waktu 5 tahun mendatang (2019 – 2024).

Tiada gading yang tak retak, demikian juga kami menyadari bahwa dalam penyusunan Renstra ini masih terdapat kekurangan sehingga dengan berjalannya waktu kami tetap berharap adanya masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan dokumen ini.

Pada kesempatan ini tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Tim Verifikasi Renstra Bapelitbang Kabupaten Rote Ndao, pihak internal Dinas Kesehatan maupun berbagai pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung sehingga Dokumen Rencana Strategis ini dapat diterbitkan. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati setiap jerih lelah kita.

Ba’a, Desember 2019 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao

drg. Suardi Pembina Utama Muda NIP. 19630723 200012 1 002

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...

Daftar Isi ...

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistimatika Penulisan

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

2.1.1 Tugas Pokok 2.1.2 Fungsi

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah / Dinas Kesehatan 2.2.1 Sumber Daya Manusia

2.2.2 Asset / Modal

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah 2.3.1 Mortalitas

2.3.2 Morbiditas 2.3.3 Status Gizi

2.3.4 Pelayanan Umum Bidang Kesehatan 2.3.4.1 Rasio Posyandu Terhadap balita

2.3.4.2 Rasio Puskesmas dan Pustu Terhadap Penduduk 2.3.4.3 Rasio RS terhadap penduduk

2.3.4.4 Rasio Puskesmas terhadap Kecamatan 2.3.4.5 Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

2.3.4.6 Rasio Tenaga Medis, Bidan dan Perawat per satuan penduduk

2.3.4.7 Cakupan Komplikasi kebidanan Ditangani

2.3.4.8 Cakupan Persalinan Ditolongg Tenaga Kesehatan 2.3.4.9 Cakupan Kunjungan Ibu hamil ( K4)

2.3.4.10 Cakupan Kunjungan Bayi 2.3.4.11 Cakupan desa UCI

2.3.4.12 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 2.3.4.13 Succes Rate TB BTA Positif

2.3.4.14 Incidence Rate Demam Berdarah 2.3.4.15 Angka Kesakitan Malaria

2.3.4.16 Cakupan KB Aktif 2.3.4.17 Gambaran Kinerja RSUD 2.3.5 Capaian RENSTRA sebelumnya

(4)

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah 2.4.1 Tantangan

2.4.2 Peluang

BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarakan Tugas dan Fungsi

3.1.1 Sub sistem Upaya Kesehatan 3.1.2 Sub Sistem pembiayaan Kesehatan

3.1.3 Sub sistem Sumber Daya Manusia Kesehatan 3.1.4 Sub Sistem sediaan Farmasi, Alkes dan Makanan

3.1.5 Sub Sistem Manajemen, informasi dan Regulasi Kesehatan 3.1.6 Sub Sistem Pemberdayaan Masyarakat

3.1.7 Sub Sistem penelitian dan pengembangan Kesehatan

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan RENSTRA Dinkes Provinsi NTT 3.3.1 Telaah Renstra Kementrian Kesehatan

3.3.2 Telaah Renstra Provinsi NTT

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.4.1 Tingkat Global 3.4.2 Tingkat Nasional 3.4.3 Tingkat Lokal 3.5 Penentuan Isu Strategis

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi

4.1.1 Visi 4.1.2 Misi

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

BAB VIII : PENUTUP

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat ; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu ; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Sebuah negara yang sehat tercermin dari masyarakat yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.

Pembangunan kesehatan yang berkesinambungan baik oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten maupun oleh masyarakat termasuk swasta perlu diselenggarakan demi tercapainya derajat kesehatan tersebut.

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan, namun demikian derajat kesehatan di Indonesia khususnya di Kabupaten Rote Ndao masih belum sesuai dengan target yang diharapkan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya kualitas kesehatan penduduk yang antara lain ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi, anak balita, dan ibu maternal, tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang, masih tingginya kematian akibat beberapa penyakit menular, kecenderungan semakin meningkatnya penyakit tidak menular, belum memadainya (jumlah, mutu, penyebaran, komposisi dan kualitas) tenaga kesehatan, terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan serta belum optimalnya alokasi pembiayaan di sektor kesehatan.

Mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan penyusunan perencanaan pembangunan baik dalam jangka panjang, menengah maupun tahunan dalam Dokumen Perencanaaan Strategis ( Renstra ). Penyusunan Renstra ini dilaksanakan bertolak dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pasal 7 ayat (1) tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan pasal 25 ayat (2) dan (3) menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan gambaran visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat

(6)

daerah dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan bersifat indikatif.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao Tahun 2009-2014 merupakan hasil analisis isu strategis yang dijabarkan dalam sasaran, program, dan kegiatan yang dirinci pertahun selama 5 (Lima) tahun oleh karena itu Renstra merupakan pedoman yang penting dalam penyusunan Rencana kerja ( Renja ), pelaksanaan kegiatan, dan monitoring serta evaluasi Dinas Kesehatan untuk periode tahun 2019- 2024.

Adapun Rencana strategis (RENSTRA) ini disusun dengan menelaah RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN maupun RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI NTT, RT/RW serta KLHS untuk merumuskan isu – isu strategis serta strategi dan kebijakan yang strategis untuk pembangunan kesehatan periode 5 tahun mendatang dan penyusunannya melibatkan semua pengelola program baik di tingkat Dinas Kesehatan maupun Puskesmas untuk melaksanakan perencanaan partisipatif menyusun Dokumen RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao 2019 – 2024.

(7)

Bagan Alur Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten/Kota

PENYUSUNAN RPJMD

Persiapan Penyusunan Renstra-SKPD

Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan

Isu-isu strategis berdasarkan

tusi

Perumusan Strategi dan kebijakan

Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan

indikatif berdasarkan rencana program

prioritas RPJMD

Pengolahan data dan informasi

Perumusan visi dan misi SKPD

Perumusan Tujuan

Perumusan sasaran

Rancangan Renstra-SKPD

 Pendahuluan

 Gambaran pelayanan SKPD

 isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi

 visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan

 rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

 indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Perumusan indikator kinerja

SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD

SPM

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota

SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD dilampiri dengan indikator keluaran program dan PAGU

per SKPD

Penelaahan RTRW

Verifikasi Rancangan Renstra SKPD dgn

Rancangan Awal RPJMD

Rancangan Renstra-SKPD Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian

Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda

sesuai Tidak sesuai

Penyusunan Rancangan

RPJMD

Pelaksanaan Musrenbang

RPJMD

Perumusan Rancangan Akhir RPJMD

Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD

Penetapan Renstra-

SKPD

RENSTRA- SKPD Penyesuaian

Rancangan Renstra-SKPD

berdasarkan hasil verifikasi

PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN

Verifikasi Rancangan Akhir Renstra

SKPD

Rancangan Akhir Renstra

SKPD

sesuai

Tidak sesuai PERDA ttg

RPJMD

Penelaahan KLHS

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota Renstra-KL dan Renstra

SKPD Prov

(8)

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao didasarkan pada landasan hukum sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Rote Ndao di Provinsi Nusa Tenggara Timur;

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025

5. Undang – Undang Nmor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang – Undang;

7. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;

(9)

12. Peraturan presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Peraturan menteri dalam negeri nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah serta Tat Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rote Ndao tahun 2005 – 2025;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013 – 2033;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rote Ndao;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 19 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2009 Nomor 019 Seri E Nomor 002, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 090);

(10)

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 Maksud

Rencana Strategis SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao disusun dengan maksud untuk menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang kesehatan untuk periode tahun 2019 – 2024.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao adalah untuk :

1. Sinkronisasi tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Kesehatan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2019 – 2024;

2. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan pembangunan sesuai tugas, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab masing - masing dalam upaya mewujudkan visi, misi, dan program kepala daerah.

3. Menyediakan bahan serta pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Tahunan Dinas Kesehatan dalam kurun waktu tahun 2019 – 2024.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika Penulisan Renstra ini sesuai dengan Lampiran IV Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistimatika Penulisan

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah 2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

(11)

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu Strategis

BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

BAB VIII : PENUTUP

(12)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROTE NDAO

2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR SKPD DINAS KESEHATAN 2.1.1. TUGAS POKOK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rote Ndao Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rote Ndao ditetapkan bahwa tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao adalah

”Membantu Bupati Dalam Melaksanakan Urusan pemerintahan dan Tugas Pembantuan di bidang Kesehatan”

2.1.2. FUNGSI

Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Merumuskan Kebijakan bidang kesehatan 2. Pelaksanaan Kebijakan bidang kesehatan

3. Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan bidang kesehatan 4. Pelaksanaan Administrasi dinas di bidang kesehatan; dan

5. Pelaksanaan Fungsi lain yang diberikan oleh Bupati dan amanat peraturan perundang - undangan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

Berdasarkan Peraturan Bupati Rote Ndao Nomor : 24 Tahun 2017, Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Dinas Daerah rumusan Tupoksi Kepala Dinas Kesehatan dan perangkatnya adalah sebagai berikut :

I. KEPALA DINAS

(1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menentukan pelaksanaan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Dinas Kesehatan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Dinas Kesehatan;

b. pengoordinasian kebijakan di Sekretariat, Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dan Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;

(13)

c. pelaksanaan pengendalian, pengawasan dan evaluasi kegiatan di Sekretariat, Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dan Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;

d. pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.

II. SEKRETARIAT

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyelenggaraan administrasi Program, Informasi dan Humas, Keuangan, Kepegawaian dan Umum, serta memberikan pelayanan fungsional kepada semua unsur di lingkungan Dinas Kesehatan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi :

a. perencanaan operasional Sekretariat berdasarkan rencana program Dinas Kesehatan;

b. pelaksanaan kebijakan operasional Sekretariat;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Sekretariat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2.1 Sub Bagian Program, Informasi dan Humas

(1) Sub Bagian Program, Informasi dan Humas mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyelenggaraan administrasi program, informasi dan humas, memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Program, Informasi dan Humas mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Sub Bagian Program, Informasi dan Humas berdasarkan rencana operasional Sekretariat;

b. pelaksanaan kegiatan di Sub Bagian Program, Informasi dan Humas;

(14)

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Sub Bagian Program, Informasi dan Humas sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2.2 Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum

(1) Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyelenggaraan administrasi pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum, memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum berdasarkan rencana operasional Sekretariat;

b. pelaksanaan kegiatan di Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan urusan penatausahaan, surat menyurat, rumah tangga dinas, kepegawaian dan pelayanan administrasi kepada pimpinan;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

III. BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok membuat rencana operasional di Bidang Kesehatan Masyarakat, membagi tugas, memberi petunjuk, mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di Seksi

(15)

Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi :

a. perencanaan operasional di Bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan rencana program Dinas Kesehatan;

b. pelaksanaan kebijakan operasional di Bidang Kesehatan Masyarakat;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.1 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi kesehatan Keluarga dan Gizi, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi berdasarkan rencana operasional Bidang Kesehatan Masyarakat;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.2 Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat,

(16)

membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan rencana operasional Bidang Kesehatan Masyarakat;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3.3 Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga

Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga berdasarkan rencana operasional Bidang Kesehatan Masyarakat;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

(17)

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

IV. BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas pokok membuat rencana operasional di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membagi tugas, memberi petunjuk, mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi :

a. perencanaan operasional di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berdasarkan rencana program Dinas Kesehatan;

b. pelaksanaan kebijakan operasional di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4.1 Seksi Surveilens dan Imunisasi

Seksi Surveilens dan Imunisasi mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Surveilens dan Imunisasi mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi berdasarkan rencana operasional Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Surveilens dan Imunisasi;

(18)

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Surveilens dan Imunisasi, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4.2 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular berdasarkan rencana operasional Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

4.3 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

(19)

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa berdasarkan rencana operasional Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

V. BIDANG PELAYANAN DAN SUMBER DAYA KESEHATAN

Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok membuat rencana operasional di Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, membagi tugas, memberi petunjuk, mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan, Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi :

a. perencanaan operasional di Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan berdasarkan rencana program Dinas Kesehatan;

b. pelaksanaan kebijakan operasional di Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pengarahan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

(20)

4.4 Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan berdasarkan rencana operasional Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Pelayanan Kesehatan;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Pelayanan Kesehatan, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4.5 Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) berdasarkan rencana operasional Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

(21)

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4.6 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas pokok membuat rencana kegiatan di Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan, membagi tugas, memberi petunjuk, membimbing dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan serta mengoordinasikan, mengevaluasi dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan di Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan berdasarkan rencana operasional Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;

b. pelaksanaan kegiatan di Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2.1.3. STRUKTUR ORGANISASI

Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao dipimpin oleh Kepala Dinas dibantu oleh bagian Sekretariat, dan 3 bidang yaitu (1) Bidang Kesehatan Masyarakat (2) Bidang Pelayanan Kesehatan, (3) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta 12 UPT yaitu 12 Puskesmas.

- Sekretaris membawahi 2 Sub Bagian yaitu Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum, serta Sub Bagian Program, Informasi dan Humas.

- Bidang Kesehatan Masyarakat membawahi 3 Seksi yaitu Seksi Kesehatan keluarga dan Gizi, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, Seksi Kesehatan Lingkungan.

(22)

- Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, membawahi 3 seksi yaitu Seksi Survailans dan Imunisasi, Pengendalian Penyakit Tidak Me

- nular dan Kesehatan Jiwa, Seksi pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.

- Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu Seksi Pelayanan Kesehatan, Seksi Kefarmasian Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Secara lengkap terlihat pada bagan berikut:

(23)

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROTE NDAO

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao

2.2. SUMBER DAYA DINAS KESEHATAN

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan membutuhkan keberadaan sumber daya yang menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut. Beberapa sumber daya utama yang

Kepala Dinas ( drg. S u a r d i )

Sub Bagian Program, Informasi dan Humas ( Norma N. Manafe, S.KM)

Bid. Kesehatan Masyarakat ( dr. Nelly F. Riwu )

Bid. Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan ( Selfiana CH. Daepani, SE ) Bid. Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit ( Eden Iskandar Bell )

Seksi Survailans dan Imunisasi ( Sonya A.A. Sinlae, S.KM )

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

( Pellany S.N. Tauk, S.KM )

Seksi Pelayanan Kesehatan (Sepriyani A. Amalo, S.KM)

Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga ( Yasinta Sumiyati,S.Si.Aptt) Seksi Kesehatan Keluarga dan

Gizi ( Oktovina P. Polin, -)

Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

( Merlyana R. Haning, S.KM )

UPTD ( RSUD dan Puskesmas )

Kelompok Jabatan Fungsional Sekretaris

(Bertha Bessie, STP, M.Ec.Dev.)

Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga ( Yeni Aminah, S.KM )

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa

( Luisa M. Haning, S.KM ) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan (Henoch Adu, S.KM) Sub Bagian Keuangan Dan

Umum (Junitha R. Wakidjo,SE)

(24)

dibutuhkan Dinas Kesehatan diantaranya sumber daya manusia, asset/modal serta unit usaha yang masih proporsional.

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao masih terbatas jumlahnya. Gambaran kondisi Sumber Daya Manusia berdasarkan pangkat golongan dan tingkat pendidikan dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

DATA JUMLAH PEGAWAI DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROTE NDAO BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN PENDIDIKAN

BULAN DESEMBER 2020

No Unit Kerja GOL IV GOL III GOL II

Jumah

S2 S1 D S2 S1 D SMA D SMA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 DINAS KESEHATAN 2 3 0 0 35 6 2 7 55

3 Pusk. Eahun 0 0 0 0 2 8 12 1 23

4 Pusk. Sotimori 0 0 0 0 3 10 7 0 20

5 Pusk. Sonimanu 0 0 0 0 2 13 11 1 28

6 Pusk. Korbafo 0 0 0 0 1 11 1 6 1 19

7 Pusk. Feapopi 0 0 0 1 4 17 11 1 34

8 Pusk. Oele 0 0 0 0 3 8 5 1 18

9 Pusk. Baa 1 1 0 0 10 22 1 18 0 53

10 Pusk. Busalangga 0 0 0 0 6 17 1 16 1 40

11 Pusk. Oelaba 0 0 0 0 8 13 20 1 42

12 Pusk. Batutua 0 0 0 0 4 11 6 1 22

13 Pusk. Delha 0 1 0 0 2 3 11 1 17

14 Pusk. Ndao 0 0 0 0 2 10 15 0 28

Total 3 5 0 1 82 149 3 140 16 399

Sumber : Sub Bag. Kepegawaian Dinkes, 2020

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah pegawai lebih banyak berada di golongan III sejumlah 149 orang (58,89%) berturut turut golongan II sejumlah 159 orang ( 39,84 %) dan Golongan IV sejumlah 8 orang ( 2.00 %) tidak ada pegawai di golongan I. Jumlah SDM yang ada pada jajaran Dinas Kesehatan kabupaten Rote Ndao adalah 399 orang PNS dengan persentase pendidikan yang terbesar berturut turut yaitu Diploma sebanyak 289 orang ( 72,43 % ), S1 sebanyak 68 orang ( 21.80%), dan sebanyak SLTA 19 orang (4,76%).

(25)

isu kesetaraan gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Secara umum adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan ruang tempat dimana manusia beraktivitas.

Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao menunjukan adanya fakta peran perempuan yang begitu signifikan dimana hampir sebahagian besar atau sebesar 75.64 % pegawai yang ada berjenis kelamin perempuan, secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Kabupaten Rote Ndao Tahun 2020

No. Uraian Indikator Total Pegawai

JENIS KELAMIN

Laki – Laki Perempuan Jumlah % Jumlah %

1 Dinas Kesehatan 55 16

29.09 39 70.91

2 Puskesmas Eahun 23 8

34.78 15 65.22

3 Puskesmas Sotimori 20 4

20.00 16 80.00

4 Puskesmas Korbafo 28 6

21.43 22 78.57

5 Puskesmas Sonimanu 19 9

47.37 10 52.63

6 Puskesmas Feapopi 34 7

20.59 27 79.41

7 Puskesmas Baa 18 4

22.22 14 77.78

8 Puskesmas Oele 53 4

7.55 49

92.45

9 Puskesmas Busalangga 40 8

20.00 32 80.00

10 Puskesmas Oelaba 22 6

27.27 16 72.73

11 Puskesmas Batutua 42 12

28.57 30 71.43

12 Puskesmas Delha 17 4

23.53 13 76.47

13 Puskesmas Ndao 28 4

14.29 24 85.71

JUMLAH 399 92 24.36 307 75.64

(26)

Berdasarkan table diatas tergambarkan bahwa jumlah Pegawai di Dinkes Kabupaten Rote Ndao pada Tahun 2020 dalah sebanyak 399 orang dengan total yang berjenis kelamin perempuanadalah 307 orang (75.64% ) dan Laki-laki 92 rang ( 24.36 %).

2.2.2 Asset/modal

Aset yang dimiliki Dinas Kesehatan Kab. Rote Ndao yang terdiri dari tanah, mesin dan peralatan,gedung dan bangunan, jalan, irigarasi dan jaringan serta aset tetap lainnya.

Rincian jenis dan total nilai aset yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Asset Dinas Kesehatan Menurut Jenisnya Tahun 2017 - 2018

No Jenis Asset

Nilai asset (Rp.)

Tahun 2017 Tahun 2018

1 Tanah 2.326.729.500 2.326.729.500

2 Mesin dan Peralatan 78.695.482.557 92.574.774.265

3 Gedung dan Bangunan 135.301.057.844 151.560.612.975,43 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.274.694.657,15 6.114.222.607,15

5 Aset Tetap Lainnya 233.000 233.000

Total 221.598.197.558,58 252.576.572.347,58

Sumber: Laporan Asset, Dinkes Kab. Rote Ndao

Adapun total asset dinas Kesehatan selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan pada 4 jenis asset, sedangkan asset tanah tidak mengalami peningkatan.

Keberadaan Puskesmas merupakan tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya, berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kecerdasan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang opetimal, untuk mencapai upaya tersebut puskesmas harus didukung dengan tempat pelayanan yang memadai dan terstandar sesuai Permenkes 75 tahun 2014, merujuk pada maksud tersebut di kabupaten Rote Ndao sejak tahun 2012 sampai tahun 2018 telah merampungkan pembangunan baru serta renovasi pada 12 puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Rote Ndao, sehingga bangunan fisik Puskesmas dalam kondisi sangat baik dan sesuai standar untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat.

Selain Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan pada skop wilayah kecamatan, Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Polindes juga dibutuhkan sebagai penopang

(27)

pelayanan kesehatan di wilayah desa. Keberadaan Fasilitas pendukung ini belum sepenuhnya dimanfaatkan karena keterbatasan tenaga. Jika dilihat dari segi fisik maka kondisi fisik bangunan Pustu sebahagian besar rusak berat, namun terkendala pada anggaran Pemda yang terbatas sehingga usulan renovasi belum diakomodir.

Secara rinci asset kendaraan yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan dapat ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3

Asset Kendaraan Roda 2, Roda 4 dan Pusling laut Tahun 2018

Selain asset gedung dan kendaraan dinas, SKPD Dinas Kesehatan juga memiliki asset berupa Obat, Alat Kesehatan dan Perbekalan kesehatan namun data tersebut No UNIT

JENIS KENDARAAN

Keterangan Roda

Dua

Roda Empat Ambulan

ce

Pusling Operasio nal 1 DINAS

KESEHATAN

57 1 2 2 Termasuk

yang rusak 2 PUSKESMAS

EAHUN

18 1 1 0 Termasuk

yang rusak 3 PUSKESMAS

SOTIMORI

10 1 1 0 Termasuk

yang rusak 4 PUSKESMAS

KORBAFO

9 0 2 0 Termasuk

yang rusak 5 PUSKESMAS

SONIMANU

14 0 2 0 Termasuk

yang rusak 6 PUSKESMAS

FEAPOPI

9 0 2 0 Termasuk

yang rusak 7 PUSKESMAS

OELE

11 0 2 0 Termasuk

yang rusak 8 PUSKESMAS

BA’A 26 0 2 0 Termasuk

yang rusak 9 PUSKESMAS

BUSALANGGA

21 0 2 0 Termasuk

yang rusak 10 PUSKESMAS

BATUTUA

24 0 2 0 Termasuk

yang rusak 11 PUSKESMAS

DELHA

9 0 2 0 Termasuk

yang rusak 11 PUSKESMAS

OELABA

10 0 2 0 Termasuk

yang rusak 12 PUSKESMAS

NDAO

3 0 1 0 Termasuk

yang rusak Jumlah 221 5 23 2 -

(28)

tidak dapat ditampilkan secara rinci dalam dokumen Renstra ini mengingat data asset tersebut sangat banyak, namun demikian secara garis besar dapat

Tabel 2.4

Gambaran Ketersediaan Obat, Alkes dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2018

No Nama Puskesmas

Ketersediaan Asset

Ket

Obat Alkes Perbekalan

Kesehatan Kedokteran

Umum

Kedokteran Gigi

1 Puskesmas Eahun

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket

Rincian asset tergambar kan secara lebih jelas pada lampiran LAKIP ( laporan Asset Dinas Kesehatan Tahun 2018 ) 2 Puskesmas

Sotimori

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 3 Puskesmas

Korbafo

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 4 Puskesmas

Sonimanu

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 5 Puskesmas

Feapopi

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 6 Puskesmas

Ba’a 292

jenis

1 paket 1 paket 1 paket 7 Puskesmas

Oele

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 8 Puskesmas

Busalangga

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 9 Puskesmas

Oelaba

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 10 Puskesmas

Batutua

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 11 Puskesmas

Delha

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket 12 Puskesmas

Ndao

292 jenis

1 paket 1 paket 1 paket

2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Tujuan pembangunan kesehatan adalah memelihara kesehatan masyarakat agar masyarakat dapat hidup lebih lama dan produktif, untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maka dilakukan pengukuran terhadap Usia Harapan Hidup (UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

(29)

Gambar 2.2

Grafik Umur Harapan Hidup Masyarakat di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013 - 2017

Umur Harapan Hidup (UHH) dipengaruhi oleh Derajat kesehatan masyarakat.

Faktor-faktor, hal tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Untuk menilai derajat kesehatan tersebut digunakan beberapa indicator diantaranya yaitu Mortalitas (kematian), Morbiditas (kesakitan) dan Status Gizi.

2.3.1 Mortalitas (Kematian)

Angka kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan indikator utama yang selalu digunakan dalam mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan. Capian Kabupaten Rote Ndao dapat dilihat pada tabel berikut :

62.67

62.86 62.86

63.13

63.41

62.2 62.4 62.6 62.8 63 63.2 63.4 63.6

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Umur Harapan Hidup Kab. Rote Ndao

Tahun 2013 - 2017

(30)

Gambar 2.3

Grafik Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 kelahiran Hidup Di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 – 2018

Jumlah kasus kematian ibu dapat dijelaskan bahwa selama periode 5 tahun (2014 – 2018) kasus kematian ibu sempat bergerak naik pada 3 tahun awal (2014-2016) lalu menurun signifikan pada 2016 dan kembali meningkat di tahun2018. Menurut arget renstra yaitu menurunkan kasus kematian di tahun 2018 menjadi 4 kasus saat ini sudah tercapai yaitu hanya 4 kasus kematian ibu, walaupun demikian harus tetap ditingkatkan kualitas pelayanan untuk menekan angka kematian serendah mungkin.

Selain AKI, AKB juga masih merupakan masalah Nasional maupun regional Daerah dimana kasus kematian bayi juga masih merupakan masalah klasik yang menjadi salah satu permasalahan utama dalam bidang kesehatan, Angka kematian bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Semakin tinggi AKB di suatu wilayah dapat diartikan bahwa status kesehatan di wilayah tersebut masih relatif rendah.

Kematian bayi pada umumnya disebabkan karena gizi buruk, asfiksia, aspirasi, diare, malaria, observasi febris, ikterus, syok haemoragik, kejang demam, berat badan lahir rendah (BBLR) dan infeksi adapun grafik AKB dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

206

299

376

126

189

0 50 100 150 200 250 300 350 400

2014 2015 2016 2017 2018

(31)

Gambar 2.4

Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup di Kabupaten rote Ndao, Tahun 2014 – 2018

Kematian balita merupakan jumlah kematian balita 0-5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. Kematian balita disebabkan karena Diare, ISPA (Infeksi Pernapasan Saluran Atas), hipokalemi, lakalantas, suspek nefrotuk sindrom dan status gizi, gambaran AKBA 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik sebagai berikut

Gambar 2.5

Grafik Angka Kematian Bayi (AKBA) Per 1000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 – 2018

17.5 18 18.5 19 19.5 20 20.5 21 21.5

2014 2015 2016 2017 2018

19

20 20.5

19

21.2

32

28

31

28 28

26 28 30 32 34

2014 2015 2016 2017 2018

AKBA

(32)

Kematian balita merupakan jumlah kematian balita usia 0 - 5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. Kematian balita disebabkan karena Diare, ISPA (Infeksi Pernapasan Saluran Atas), hipokalemi, lakalantas, suspek nefrotuk sindrom dan status gizibalita mengalami fluktuatif dari tahun 2014 sampai dengan 2018 dimana untuk kasus kematian bayi dan balita pada keadaan 2014 yaitu 79 Kasus dan di tahun terakhir renstra (2018) sebanyak 51 kasus, AKBA di tahun 2018 meningkat 154.55% dari target yaitu 33 kasus.

2.3.2 Morbiditas (Kesakitan)

Morbiditas menunjukkan ada tidaknya keluhan kesehatan yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah, mengurus rumah tangga maupun aktifitas lainnya. Keluhan yang dimaksud mengindikasikan adanya jenis penyakit tertentu yang dirasakan penduduk. Persentase penduduk yang mangalami keluhan kesehatan yaitu mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminal atau hal lain.

Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan fluktuatif dari tahun 2013 sampai 2017. Dimana pada tahun 2013 sebesar 23,33% terus meningkat sampai tahun 2016 sebesar 37.99% dan turun menjadi 33.76 % di tahun 2017, ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nasional tahun 2017 sebesar 28,62%. Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan tingkat Kabupaten Rote Ndao tahun 2013-2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 5

Persentase Penduduk KabupatenRote Ndao yang Mengalami Keluhan Kesehatan Tahun 2013-2017

Uraian Indikator 2013 2014 2015 2016 2017

% Penduduk Mengalami Gangguan Kesehatan

23,23 30,16 34,14 37,99 33,76

Sumber : BPS Provinsi NTT tahun 2018

(33)

Adanya keluhan kesehatan menyebabkan terganggunya aktifitas masyaraka dalam bekerja, dimana kejadian kesakitan penyakit pada penduduk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dalam bekerja hingga akhirnya mengakibatkan produktifitas yang rendah. Rata-rata lama terganggunya kegiatan karena sakit masyarakat di Kabupaten Rote Ndao menunjukan penurunan dalam tiga tahun terakhir. Dimana pada tahun 2015 sebesar 5,32 hari lalu turun menjadi 4,55 hari di tahun 2016 dan kembali naik menjadi 4,59 hari, meskipun demikian masih lebih rendah dari rata2 provinsi NTT yaitu 5,22 hari pada tahun 2017. Rata-rata lama terganggunya kegiatan karena sakit di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 2. 6

Rata-rata lama hari terganggunya kegiatan karena sakit di Kabupaten Rote Ndao

Tahun 2015-2017

Uraian Indikator 2015 2016 2017

Rata-rata lama hari terganggunya kegiatan karena sakit

5,32 4,55 4,59

Sumber : BPS Provinsi NTT tahun 2018

Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap satu malam atau lebih di suatu unit pelayanan kesehatan. Lamanya rawat inap menunjukan tingkat keparahan penyakit yang diderita penduduk. Rata-rata lama rawat inap penduduk Kabupaten Rote Ndao tahun 2013 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 7

Rata-rata Lama Rawat Inap Penduduk yang sakit di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013-2017

Uraian Indikator

2013

2014 2015 2016 2017 Rata-rata Lama Rawat Inap

Penduduk Yang Sakit di Kabupaten Rote Ndao

3,65 5,45 4,65 5,16 6,28

Sumber : BPS Provinsi NTT tahun 2018

(34)

2.3.3 Status Gizi Balita

Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan kesehatan.

Keadaan status gizi balita di Kabupaten Rote Ndao dipantau dan dilaporkan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dari hasil penimbangan balita setiap bulan di Posyandu. Skrining pertama dilakukan di Posyandu dengan membandingkan berat badan dengan umur melalui kegiatan penimbangan.

Jumlah kasus gizi buruk merupakan indikator yang sensitive dalam menilai derajat kesehatan masayarakat, adapaun jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Rote Ndao selama kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

(35)

Tabel 2.8

Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk Per Puskesmas Tahun 2013 – 2017

Unit Jumlah Kasus Balita Gizi buruk

2013 2014 2015 2016 2017

Eahun

4 0 39 31

7 Sotimori

3 2 26 5

2 Korbafo

0 1 0 1

1 Sonimanu

2 1 7 3

- Feapopi

4 3 12 7

3

Ba'a 1 1 0 15

4

Oele 2 2 9 4 1

Busalangga

6 0 8 9

2 Oelaba

8 5 17 2

- Batutua

3 3 21 6

3 Delha

0 1 6 4

1

Ndao 4 1 1 3

- Total ( Dinas Kesehatan )

37 20 90

90

24

Untuk melihat trend kasus gizi buruk di Kabupaten Rote Ndao selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini

(36)

Gambar 2.6

Jumlah Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013-2017

Dari Gambar diatas terlihat bahwa kasus gizi buruk telah mengalami penurunan walaupun belum mencapai target yang diharapkan.

2.3.4 Pelayanan Umum Bidang Kesehatan 2.3.4.1 Rasio Posyandu Terhadap Balita

Tren jumlah posyandu dalam kurun waktu 2014 hingga tahun 2018 tidak Mengalami peningkatan, dimana dari tahun 2014 hingga 2018 berjumlah 374, semua posyandu beroperasi secara aktif setiap bulannya namun indikator yang dikategorikan

‘posyandu aktif’ adalah posyandu yang sudah berstatus ‘Purnama dan Mandiri’ sehingga jumlah Posyandu Aktif itu sendiri masih rendah meskipun jumlahnya cenderung meningkat, dimana pada tahun 2018 persentase posyandu aktif baru mencapai 50 unit atau sebesar 13,37 % dari keseluruhan posyandu.

Tabel 2. 9

Jumlah Balita, Jumlah Posyandu dan Rasio Posyandu terhadap Balita di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 -2018

No Uraian Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 1 Jumlah Balita 13.866 13.379 13.830 14.070 12.547

2 Jumlah Posyandu 374 374 374 374 374

3 Rasio Posyandu Terhadap Balita

1 : 37 1 : 36 1 : 37 1 : 38 1 : 33

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Rote Ndao 0

20 40 60 80 100

2013 2014 2015 2016 2017

37

20

90 90

24

(37)

2.3.4.2 Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu terhadap Penduduk

Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang ada di Kabupaten Rote Ndao dari Tahun 2014 – 2018 Jumlahnya tidak mengalami peningkatan Yaitu Puskesmas sebanyak 12 unit dan Pustu sebanyak 85 unit. Puskesmas ada di setiap kecamatan bahkan ada 2 kecamatan yang masing-masing memiliki 2 puskesmas yaitu kecamatan Rote Barat Laut dan Kecamatan Pantai Baru. Walaupun sudah memenuhi rasio ideal yaitu sebesar 1 : 16.000 penduduk namun masih perlu peningkatan jumlah puskesmas mengingat kabupaten Rote Ndao merupakan Daerah kepulauan dengan kondisi topografi dan geografi wilayah yang sulit serta memiliki tingkat kepadatan penduduk dan penyebaran/distribusi yang tidak merata.

Tabel 2. 10

Jumlah Penduduk, Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu terhadap Penduduk Kabupaten Rote

Ndao Tahun 2013-2017

No Uraian Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 1 Jumlah Penduduk 127.911 131.351 147.778 153.792 159.614

2 Jumlah Puskesmas 12 12 12 12 12

3 Rasio Puskesmas per jumlah penduduk

1 : 10659

1:10945 1 : 12.314 1: 12.816 1:

13.301

4 Jumlah Puskesmas Pembantu 85 85 85 85 85

5 Rasio Puskesmas Pembantu 1 : 1505

1 :1545 1: 1739 1: 1809 1: 1878

Sumber : BPS (NTT dalam angka 2013-2017)

2.3.4.3 Rasio RS terhadap Penduduk

Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Rote Ndao tahun 2014 sampai 2018 adalah sejumlah 1 unit. Rasio RS terhadap penduduk pada tahun 2018 sebesar 1 : 159.614 atau satu RS melayani 159.614 penduduk. Kebutuhan RS didasarkan pada ketersediaan tempat tidur dimana idealnya 1 Tempat Tidur RS melayani 1.000 penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit adalah 48 tempat tidur, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2018 sebanyak 159.614 maka rasio tempat tidur terhadap penduduk adalah sebesar 1 : 3.325. jika dibandingkan dengan kondisi ideal maka pemenuhan tempat tidur RS di Kabupaten Rote Ndao masih kurang.

Referensi

Dokumen terkait

Jika tekanan dihilangkan pada masa sebelum titik kritis maka sirkulasi pada jaringan akan pulih kembali, karena kulit mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentolerasi

Pengukuran debit air yang akan dilakukan adalah dengan menam- pung jumlah aliran yang keluar dari pipa sehingga akan diketahui jumlah air yang ke- luar tiap detiknya, kedua

Bir Bir van vana a ve veya ya ve venti ntil l ya yardı rdımı mı ile ile ya yağ ğ te tekra krar r yağ depo yağ deposun suna a ak akma ması sı sağlanarak,

Google Apps for Education (GAFE) sejak 12 Agustus 2014. Melalui aplikasi ini maka memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih

Dengan terhasilnya buku ini, penulis berharap agar penyalahtafsiran tentang buruh kanak-kanak khususnya buruh kanak-kanak asing dapat diperbetulkan dengan memahami

Dalam penelitian ini, peneliti atau petugas yang telah dilatih akan mewawancarai dan melakukan pememeriksaan fisik terhadap anak Bapak/Ibu/Saudara terutama menanyakan

Variabel memiliki riwayat ulserasi pada kaki terbukti memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian kaki diabetic (p=0,001) dan merupakan faktor risiko terjadinya

(1) Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan, perumusan, penyusunan,