• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP TERHADAP KEMANDIRIAN WARGA BINAAN SOSIAL DI UPT PELAYANAN SOSIAL ANAK TANJUNG MORAWA 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP TERHADAP KEMANDIRIAN WARGA BINAAN SOSIAL DI UPT PELAYANAN SOSIAL ANAK TANJUNG MORAWA 2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP TERHADAP

KEMANDIRIAN WARGA BINAAN SOSIAL DI UNIT

PELAKSANA TEKHNIS PELAYANAN SOSIAL

ANAK REMAJA TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

OLEH :

FRISKA DEWI R GULTOM

NIM: 109171008

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pelatihan Kecakapan Hidup Terhadap Kemandirian Warga Binaan

Sosial Di Unit Pelayanan Tekhnis Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung

Morawa” .

Oleh karena itu skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana. Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha

semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia

biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik

penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa

mungkin menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tanpa beberapa kerabat yang memberi berbagai

masukan yang bermanfaat bagi penulis dalam penulisan skripsi ini, mungkin

skripsi ini tidak dapat terselaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapakan

terima kasih kepada kerabat-kerabat saya yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan

skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada

(4)

ABSTRAK

Friska Dewi R Gultom. NIM. 109171008 : Pengaruh Pelatihan Kecakapan Hidup Terhadap Kemandirian Warga Binaan Sosial di UPT. Pelayanan Sosial Anak Tanjung Morawa. 2013.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu banyaknya masyarakta yang tidak dapat merasakan pendidikan formal mengakibatkan mereka kurang memiliki bekal untuk menjalani kehidupan mereka. Masalah tersebut disebabkan beberapa faktor salah satunya masalah ekonomi. Dengan adanya program pelatihan kecakapan hidup diharapkan masyarakat mendapatkan bekal kehidupan dan penghidupan dimasa depan serta dapat membentuk sifat mandiri dalam diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kecakapan hidup terhadap kemandirian warga binaan sosial di UPT.PSAR Tanjung Morawa.

Program pelatihan kecakapan hidup menurut Anwar (2006)adalah “program pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis dan memberikan potensi ekonomi di masyarakat”. Kemandirian menurut Dariyo (2002) adalah “sifat yang tidak bergnatung pada orang lain, ia akan berusaha menyelesaikan masalah dalam hidupnya sendiri”.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan assosiatif. Populasi penelitian ini adalah 56 orang sedangkan sampel penelitian ini adalah 30 orang. Alat pengumpul data yaitu dokumentasi dan angket serta tehnik analisis data menggunakan rumus regeresi linier sederhana, uji determinasi dan uji hipotesis.

Dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi Y = 12,77 + 0,579 x, pengaruh kegiatan kecakapan hidup terhadap kemandirian warga binaan sosial sebesa 40,4 %, selanjutnya hasil perhitungan hipotesis diperoleh

t

hitung >

t

tabel yaitu

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Pengertian Kecakapan Hidup ... 9

1.2 Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup... 10

1.3 Prinsip Pendidikan Kecakapan Hidup... 11

1.4 Jenis – jenis Kecakapan Hidup ... 12

1.5 Ciri Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup... 14

(6)

2. Program Keterampilan Salon Kecantikan di UPT. Pelayanan

Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa ... 15

3. Kemandirian ... 20

3.1 Pengertian Kemandirian ... 20

3.2 Aspek –aspek Kemandirian ... 22

3.3 Ciri-ciri Kemandirian ... 23

3.4 Tingkatan Kemandirian ... 24

3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian ... 25

4 Warga Binaan Sosial ... 26

B. Kerangka Konseptual ... 28

C. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Operasional Variabel Penelitian ... 31

D. Alat Pengumpulan Data ... 32

E. Tehnik Analisis Data ... 36

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 46

C. Analisis Data penelitian ... 51

D. Pembahasan hasil Penelitian... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

(7)

B. Saran ... 56

(8)

DATAR TABEL

Tabel

1. Paradigma Penelitian ... 29

2. Kisi-kisi Angket ... 33

3. Waktu Penelitian... 39

4. Distribusi Freskuensi Variabel X ... 46

5. Kategori Kegiatan Kecakapan Hidup ... 48

6. Distribusi Freskuensi Variabel Y ... 49

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Uji Coba Angket Kegiatan Kecakapan Hidup ... 59

2. Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Variable X ... 61

3. Uji Coba Angket Kemandirian ... 66

4. Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Variable Y ... 68

5. Sebaran Angket Kegiatan Kecakapan Hidup... 73

6. Sebaran Angket Kemandirian ... 74

7. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 75

8. Data Induk Penelitian ... 79

9. Perhitungan Persamaan Regresi Linier ... 80

10. Perhitungan Determinasi ... 82

11. Perhitungan Hipotesis ... 83

12. Angket ... 84

13. Tabel Nilai r Product Moment ... 91

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan hal yang

terpenting dalam kehidupan kita. Pendidikan dilakukan untuk merubah sikap dan

perilaku manusia kearah yang lebih baik, perubahan itu dimaksudkan untuk

menguasai ilmu pengetahuan, menambah kecakapan dan ketermpilan serta

merubah sikap dan perilaku dari yang negatif menjadi positif, ini berarti bahwa

setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam

pendidikan.

Namun kenyataan masih banyak masyarakat yang belum mendapat

pelayanan pendidikan, ataupun tidak dapat melanjutkan pendidikan dikarenakan

berbagai faktor, merujuk pada data Kementerian Pendidikan Nasional pada 2008,

setiap tahunnya 1,5 juta remaja tidak dapat melanjutkan sekolah. Hal tersebut

disebabkan beberapa hal, yang terbesar adalah karena alasan ekonomi.

Menurutnya, 54 persen dari 1,5 juta remaja tersebut terpaksa berhenti sekolah

karena tidak memiliki biaya.

Sedangkan berdasarkan data BKKBN, menyebut jumlah anak-anak putus

sekolah tahun 2009 meningkat pesat dibandingkan jumlahnya pada 1996. Pada

1996, terdapat 1,7 juta siswa putus sekolah, sedangkan pada 2009, mencapai 11,7

juta siswa. Pada tahun 2010 angka putus sekolah di indonesia mencapai

13.685.324 siswa dengan usia sekolah 7-15 tahun. Jumlah total angka putus

(11)

2

sekolah tersebut sekitar 627.947 siswa putus sekolah berada di provinsi Sumatera

Utara.

Lemahnya ekonomi keluarga membuat anak tidak dapat merasakan

pendidikan formal, Padahal pendidikan merupakan kunci dari pembangunan dan

pembentukan calon pemimpin masa depan yang berkualitas yang diharap mampu

menghadapi tantangan-tantangan era globalisasi.

Oleh sebab itu Pemerintah membuka program pendidikan yang dapat

membantu warga masyarakat untuk mendapat pelayanan pendidikan, yang dapat

kita liat dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, dijelaskan bahwa didalam sistem pendidikan nasional Indonesia

terdapat tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, non formal, dan

pendidikan informal. Didalam undang-undang tersebut, memberikan pengakuan

terhadap penyelenggaraan program pendidikan non formal sebagai bagian dari

sistem pendidikan nasional yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni mendorong terciptanya insan

Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Penyelenggaraan program pendidikan

nonformal lebih mengedepankan prinsip demokratis dan fleksibilitas yang

memberikan kesempatan dan kebebasan bagi masyarakat untuk menentukan

kegiatan belajar yang diyakini sebagai kebutuhan belajar yang sangat diperlukan,

baik dalam rangka peningkatan kualifikasi pendidikan maupun untuk menemukan

solusi terhadap masalah tertentu melalui pendidikan yang relevan.

Dalam Undang–undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 disebutkan

(12)

3

pendidikan seperti pendidikan kecakapan hidup (life skills), pendidikan anak usia

dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan

kesetaraan, pendidikan keaksaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik.

Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai bagian dari pendidikan non

formal diharapkan mampu membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan

keterampilan sebagai bekal unutuk menghadapi tantangan yang dinamis dan

kompetitif demi kesejahteraan, kesuksesan dan kemajuan bagi hidupnya kelak.

Program pendidikan kecakapan hidup dapat berupa kursus dan pelatihan,

karena kursus dan pelatihan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang

mencakup; kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi akademik, dan

kompetensi profesional/vocational, dan juga memberikan kesempatan belajar bagi

peserta didik agar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menumbuh

kembangkan sikap mental kreatif, inovatif, bertanggung jawab serta berani

menanggung resiko yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja atau berwirausaha

dalam upaya peningkatan kualitas hidupnya.

Salah satu sasaran atau peserta didik dari program pendidikan kecakapan

hidup (life skills) ini adalah remaja putus sekolah. Depdiknas (2006)

mengungkapkan bahwa pendidikan kecakapan hidup (life skills) yang

dikembangkan melalui jalur pendidikan nonformal memusatkan perhatian kepada

warga masyarakat usia produktif putus sekolah tidak bekerja karena tidak

memiliki keterampilan, dan warga masyarakat lainnya yang tergolong miskin.

(13)

4

permasalahan putus sekolah yaitu “Dinas Sosial”. Dinas Sosial memiliki beberapa

Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) yang tugasnya adalah menjadi tempat pembinaan

dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pembinaan tersebut

dilakukan dengan cara pelatihan keterampilan dan memberikan bimbingan.

Salah satu unit pelayan tekhnis yang dimaksud adalah Unit Pelaksana

Tekhnis (UPT). Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa yang

melayani warga masyarakat Sumatera Utara khususnya remaja putus sekolah.

Sasaran pelayanan UPT. PSAR ini adalah anak putus sekolah yang berusian

15-21 tahun yang belum menikah, diutamakan bagi anak sekolah tingkat SLTP tidak

bekerja, menganggur, anak yang mempunyai masalah sosial seperti anak yang

berasal dari keluarga ekonomi lemah, dan keterlantanran dibidang pendidikan.

Tujuan umum dari UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa ini

yaitu: a) Mempersiapkan dan membantu anak putus sekolah terlantar dengan

memberikan kesempatan dan kemudahan agar dapat mengembangkan potensi dan

kemauannya baik jasmani, rohani, dan sosialnya. b) Menumbuhkan dan

meningkatkan keterampilan kerja dalam rangka memberikan bekal untuk

kehidupan dan penghidupan masa depan. Tujuan khususnya adalah a) Membina

remaja agar mampu melakukan peran sosialnya secara aktif di masyarakat dan

lingkungannya. b) Mempersiapkan remaja sebagai manusia yang mempunyai

ahlak mulia sesuai dengan nilai-nilai agama, adat istiadat, hukum dan pancasila. c)

Anak remaja bisa mempunyai keterampilan yang dapat diterima di pasaran kerja.

d) Mempersiapkan remaja untuk mendapatkan penghasilan yang layak dan hidup

(14)

5

Program pelatihan keterampilan yang ada di UPT . PSAR Tanjung Morawa

terdiri dari Keterampilan Salon Kecantikan, Keterampilan Menjahit,

Keterampilan Bordir dan Keterampilan Otomotif. Dengan adanya program

pelatihan keterampilan yang diberikan dapat membentuk kembali sikap dan

perilaku remaja putus sekolah sesuai dengan nilai dan norma masyarakat dan juga

mengupayakan agar mereka menyiapkan masa depan dengan kreatifitas yang

mereka miliki dari pelatihan keterampilan. Dalam hal ini, pemeberian program

pembelajaran kecakapan hidup tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan dan

keterampilan saja, tetapi program ini diharapkan mampu membentuk sikap

mandiri warga binaan sosial (remaja putus sekolah) apabila warga binaan sosial

tersebut kembali ketengah-tengah masyarakat.

Kemandirian yang dimaksud dalam hal ini yaitu apabila warga binaan

sosial (remaja putus sekolah) telah menghabiskan masa pelatihannya dan kembali

kelingkungan masyarakat, warga binaan sosial tersebut dapat mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka dapatkan dari UPT.

Pelayananan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa kedalam lingkungan

masyarakat dan mereka dapat menghasilkan penghasilan sendiri sehingga mereka

mampu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari tanpa tergantung dari orantua.

Dari hasil obeservasi peneliti di UPT. Pelayananan Sosial Anak Remaja

Tanjung Morawa terdapat beberapa masalah seperti warga binaan sosial kurang

mampu mengatasi masalah yang dihadapi, warga binaan sosial kurang mampu

memenuhi kebutuhan sendiri, warga binaan sosial kurang mampu untuk

(15)

6

diri, warga binaan sosial yang kurang memanfaatkan pelaksanaan program life

skills yang dikarenakan pemilihan keterampilan yang ingin diikuti oleh warga

binaan sosial kurang sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki, tutor

kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya dalam melaksanakan program

kegiatan life skills, dan kurangnya waktu dalam pelaksanaan program life skills

tersebut, sehingga warga binaan sosial kurang menguasai keterampilannya.

Yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaiman pengaruh

dalam mengikuti kegiatan kecakapan hidup terhadap kemandirian warga binaan

sosial. Untuk itu bedasarkan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti

melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi berjudul “Pengaruh

Pelatihan Kecakapan Hidup Terhadap Kemandirian Warga Binaan Sosial

Di UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalahnya

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup di UPT PSAR belum

maksimal.

2. Warga binaan sosial kurang memiliki rasa percaya diri.

3. Warga binaan sosial kurang mampu mengatasi berbagai masalah yang

dihadapi.

(16)

7

5. Masih banyak WBS yang kurang maksimal memanfaatkan pelatihan

kecakapan hidup di UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR)

Tajung Morawa.

6. Pemilihan keterampilan kurang sesuai dengan bakat dan minat yang

dimiliki warga binaan sosial.

7. Kurangnya tanggung jawab tutor terhadap tugasnya dalam

melaksanakan pelatihan kecakapan hidup.

8. Waktu pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup cukup singkat.

9. Masih terdapat warga binaan sosial yang kurang mampu untuk

berinterasksi dengan orang lain.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan peneliti dalam penelitian dan untuk menghindari

meluasnya permasalahan, maka penulis membatasi masalah yang akan dikaji yaitu

“Pengaruh Pelatihan Kecakapan Hidup (Keterampilan Salon Kecantikan)

terhadap Kemandirian Warga Binaan Sosial di UPT. Pelayanan Sosial Anak

Remaja Tanjung Morawa ?”.

1.4 Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka yang menjadi

(17)

8

1. Seberapa baik pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup (keterampilan

salon kecantikan) di UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung

Morawa?

2. Seberapa besar kemandiriaan warga binaan sosial di UPT. Pelayana Sosial

Anak Remaja (PSAR) Tajung Morawa?

3. Seberapa besar pengaruh pelatihan kecakapan hidup (keterampilan salon

kecantikan) terhadap kemandirian warga binaan sosial di UPT. Pelayana

Sosial Anak Remaja (PSAR) Tajung Morawa?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa baik pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup

(keterampilan salon kecantikan) di UPT. Pelayana Sosial Anak Remaja

(PSAR) Tajung Morawa.

2. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kemandiriaan warga binaan sosial

di UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tajung Morawa

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihankecakapan hidup

(keterampilan salon kecantikan ) terhadap kemandirian warga binaan sosial

di UPT. Pelayana Sosial Anak Remaja (PSAR) Tajung Morawa.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

(18)

9

Sebagai bahan masukan bagi UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja

untuk lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan program kecakapan hidup

(life skills) khususnya keterampilan salon Kecantikan.

2. Manfaat teoritis

a. Sebagai bahan masukan bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

dalam meningkatkan program kecakapan hidup (life skills) serta

pengembangan bagi penelitian-penelitian yang lebih lanjut.

b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain yan ingin mendalami program

(19)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelatihan kecakapan hidup yang dilaksanakan di UPT. PSAR Tanjung

Morawa adalah baik dengan skor rata-rata 50,7 yang berada pada rentang

skor 50 – 56 dengan skala maksial 64 yaitu sebanyak 23 responden (76,7 %)

2. kemandirian warga binaan sosial di UPT. PSAR Tanjung Morawa adalah

kategori cukup dengan skor rata-rata = 42 yang berada pada rentang 37-42

dengan skala maksimal 56 yaitu sebanyak 16 responden (53,33%)

3. Persamaan Regresi yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu Y = 12,77 +

0,579x, Kemudian melalui uji determinasi diperoleh besarnya kontribusi

pelatihan kecakapan hidup (keterampilan salon kecantikan) di UPT. PSAR

Tanjung Morawa sebesar 40,4 %, selanjutnya tingkat keberartian (hipotesis)

Antar Pelatihan kecakapan hidup dengan kemandirian warga binaan sosial di

UPT.PSAR Tanjung Morawa pada taraf 95% atau α = 0,05 dengan dk = 30-2

diperoleh thitung > ttabel

yaitu

2,33 > 1,701, dengan demikian disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan kecakapan hidup

dengan kemandirian warga binaan sosial di UPT. PSAR Tanjung Morawa.

(20)

57

B. Saran

Beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan pelaksanaan

penelitian ini antara lain:

1. Diharapkan kiranya pihak UPT. PSAR Tanjung Morawa baik pimpinan,

pegawai dan tutor agar dapat memperbaiki pelaksanaan pelatihan

kecakapan hidup dalam meningkatkan kemandirian warga binaan sosial

agar lebih baik dimasa yang akan datang khususnya pada keterampilan

salon kecantikan.

2. Untuk hal kemandirian, warga binaan sosial hendaknya lebih

bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pelatihan, agar nantinya mereka

mampu menguasai keterampilan yang mereka tekuni dengan baik sehingga

mereka mampu membekali hidup mereka dengan keterampilan yang

(21)

58

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta

Arikunto. Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Aswita, Effi. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Dariyo. 2002. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia

Dirjen Pendidikan Luar Sekolah.2006. Dana Bantuan Khusus (DBK) Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan Non Formal (PKH-PNF). Medan: Departemen Pendidikan Nasional

Dirjen PLS dan Pemuda.2004. Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skills) Pendidikan Non Formal. Medan: Departement Pendidikan Nasional

Fakultas Ilmu Pendidikan.2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Negeri Medan

Hamalik, Oemar. (2001). Pengembangan Sumber Daya Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan. Jakarta: Bumi Aksara

Igustin. 2001. Statistika. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mustofa. 2009. Pendidikan Non Formal. Bandung: Alfabeta

Nugroho. 1995. Rumus-rumus Statistika Serta Penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sarwono. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

(22)

59

Internet

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196009261985 031UYU_WAHYUDIN/Definisi,_tujuan_Pendidikan_lifeskill_.pdf

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0351_046042_chapter5.pdf

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pls_0606669_chapter.pdf oleh

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07410025-ratih-puspita-dewi.ps

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_060018_cahyani_ani. pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21911/3/Chapter%20II.pdf oleh Universitas Sumatera Utara

http://tugasavan.blogspot.com/2010/10/kemandirian.html

http://wa2cantique.blogspot.com/2009/03/kemandirian.html

Skripsi

Mindoria Habeahan. 2011. Implementasi Pelatihan Keterampilan Menjahit Untuk Meningkatkan Kreatifitas Remaja di UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa. Medan

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Pada aplikasi ini, pemakai dihadapkan kepada suatu tampilan interaktif yang disertai objek-objek pendukung seperti teks, gambar, suara, dan animasi agar pemakai dapat lebih

Hendro Gunawan, MA

Dengan memasukkan URL (Uniform Resource Locator) yang berfungsi sebagai locator untuk mewakili alamat dari situs yang ingin kita kunjungi, user dapat melakukan koneksi ke situs

Hendro Gunawan, MA

Website atau Homepage merupakan media terdepan untuk memasuki dunia E-commerce dan memperkenalkan informasi produk yang dijual kepada dunia internasional. Pemesanan On-line pada

Hendro Gunawan, MA

Berdasarkan analisis neraca air di suatu wilayah, maka kita dapat menduga waktu tanam tanaman jagung yang sesuai untuk menjamin ketersediaan kebutuhan airnya dari

1). Mencari aktivitas antibakteri terbaik dari kitosan dan kombinasinya dengan kalium sorbat, natrium benzoat dan ekstrak Solanum sp. Mengetahui daya awet bandeng presto