PERBEDAAN LATIHAN MENGGUNAKAN TALI DENGAN
INSTRUKSI BERSUARA TERHADAP KEMAMPUAN
LARI SPRINT SISWA TUNANETRA SLB A
KARYA MURNI MEDAN JOHOR
TAHUN AJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai
Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH :
AKBAR AJIE NASUTION
NIM. 6 0 8 3 10 0 13
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Baru Kusadari Sepenuhnya Bahwa Dibalik Kewajiban Muliamu
Tersirat Bakti Yang Harus Kuwujudkan Yang Tak Pernah Dapat Membalas
Perjuangan dan Pengorbanan Hidupmu Untuk Mengungkapkan
terima kasihku,..
Hari ini dan Selama-Lamanya.
Skripsi ini kupersembahkan kepada orang-orang yang kucintai :
Ayahandaku : (Almh) M. Amin Nasution
Ibundaku : Suretna
Kakanda : Rezqi Dhani Nasution S.Pd
dan Adik-Adik Q Tersayang : Nitia Isra Nasution & Fadli Mubaroq Nasution
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas
segala Rahmat dan Karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dengan judul “ Perbedaan Latihan
Menggunakan Tali Dengan Instruksi Bersuara Terhadap Kemampuan Lari Sprint
Siswa Tunanetra SLB A Karya Murni Medan Johor Tahun Ajaran 2012/2013.
Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr Ibnu Hajar M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay M.Kes, selaku Dekan FIK UNIMED
3. Bapak Drs. Suharjo M.Pd, selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED
4. Bapak Drs. Mesnan M.Kes, Selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED
5. Bapak Dr. Budi Valianto M.Pd, selaku Pembantu Dekan III FIK UNIMED
6. Bapak Dr. Tarsyad Nugraha M.Kes, selaku Ketua Jurusan PJKR FIK
UNIMED
7. Bapak Drs. Hady Suyono, M.Pd, selaku Pembimbing Skripsi sekaligus
penasehat akademik saya yang telah banyak meluangkan waktu serta
kesempatan yang begitu banyak bagi penulis
8. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes selaku Sekretaris Jurusan PJKR FIK
UNIMED
vi
10. Bapak/Ibu Dosen FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu
penyelesaian skripsi ini.
11. Terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah SLB A Karya Murni Medan johor
yang telah memberikan izin, kemudahan dan fasilitas kepada penulis dalam
melakukan penelitian disekolah tersebut. Bapak Ramlan Tarigan S.Pd selaku
Guru PENJAS, serta Bapak/Ibu Dewan Guru dan Staf Tata Usaha yang telah
banyak membantu selama melakukan penelitian.
12. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
sedalam dalamnya kepada Ayahanda tercinta Almh. M. AMIN NASUTION,
dan Ibunda tercinta SURETNA, Terlebih juga penulis mengucapkan
terimakasih kepada keluarga INJAR KASIH yang dengan sepenuh hati
memberikan kasih sayang, Doa, motivasi serta dorongan moral maupun
materi dan juga semangat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. doa dan
dukungan, kalian adalah inspirasi dan semangat hidup saya.
13. Kepada Kakanda Rezqi Dhani Nasution S.Pd beserta suami dan Kedua adik
yang saya sayangi Nitia Isra Nasution dan Fadli Mubarok Nasution terlebih
kepada Mayumi Ramadhani S.Pd yang juga memberikan semangat, kasih
sayang dan dorongan moral kepada penulis.
14. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih banyak terkhusus kepada
keluarga Bapak SURIPTO beserta keluarga dan Bapak INDRA KASIH S.Pd,
M.Or beserta keluarga, atas semangat, motivasi, waktu, serta perhatiannya
vii
15. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Meliya Ningrum
S.Si atas dukungannya selama penyelesaian skripsi ini, dan juga terima kasih
kepada sahabat saya Didi Yudha Pranata S.Pd rekan-rekan mahasiswa FIK
UNIMED khusunya PJS 08 serta seluruh teman-teman dan semua pihak yang
tak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
16. Adik-adik para siswa SLB A Karya Murni Medan Johor T.A 2012/2013”
Anisa, Putri, Badiaman dan Balei” yang telah bersedia meluangkan waktunya
dalam pelaksanaan penelitian.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi
isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Akhirnya, semoga segala
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi berkat dan kebaikan yang
diterima oleh Allah SWT. Selanjutnya semoga skripsi ini bermanfaat tulisan ini
dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
pendidikan jasmani di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.
Amin.
Medan, Maret 2013 Penulis,
ABSTRAK
AKBAR AJIE NASUTION. Perbedaan latihan Menggunakan Tali Dengan Instruksi Bersuara Terhadap Kemampuan Lari Sprint Siswa Tunanetra SLB A Karya Murni Medan Johor Tahun Ajaran 2012/2013.
Pembimbing : HADY SUYONO. Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan latihan lari bagi anak penyandang tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor Tahun Ajaran 2012/2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pengambilan data pre test dan post test. Jumlah sampel yang diperoleh dengan teknik total sampling adalah 4 orang. Selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok dengan teknik matching pairing yaitu kelompok Latihan lari menggunakan media tali dan kelompok Latihan lari yang menggunakan instruksi bersuara, penelitian ini dilakukan selama 2 minggu.
Instrumen untuk mengukur kecepatan lari 30 meter adalah menggunakan start berdiri, pada saat berlari tangan sampel terikat dengan tangan orang yang memandu sampel saat berlari, waktu yang dibutuhkan untuk berlari dengan jarak 30 meter dicatat dalam satuan detik. Hasil analisis data yang menggunakan uji- t menunjukkan peningkatan yang nyata terhadap kemampuan lari 30 meter akibat dari pengaruh latihan lari menggunakan tali bagi
anak penyandang tuna netra di SLB A Karya Murni Medan Johor (thitung 7,06 > ttabel 6,31),
maupun akibat pengaruh latihan lari menggunakan insruksi bersuara bagi anak penyandang
tuna netra di SLB A Karya Murni Medan Johor (thitung 14,5 > ttabel 6,31) Kemudian dari
analisis statistik ditemukan bahwa latihan lari yang menggunakan instruksi bersuara tidak ada bedanya dengan latihan lari yang menggunakan tali dalam meningkatkan kemampuan lari 30
meter bagi anak penyandang tuna netra di SLB A Karya Murni Medan Johor (thitung 0,034< t
tabel 2,92) Maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat diterima kebenarannya. Maka
ix
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian... 8
BAB II: LANDASAN TEORITIS ... 9
A. Kajian Teroritis ... 9
1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 9
2. Hakekat Tunanetra ... 11
ix
1. Lokasi Penelitian ... 41
2. Waktu Penelitian ... 41
B. Populasi dan Sampel ... 41
1. Populasi ... 41
2. Sampel ... 41
C. Metode Penelitian ... 42
D. Desain Penelitian ... 42
E. Instrument Penelitian ... 44
F. Teknik analisis Data ... 47
G. Hipotesis ... 49
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Hasil Penelitian ... 50
B.Pembahasan Hasil Penelitian... 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 56
B.Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Pre Test dan Post Test Group Design……….. 43
2. Deskripsi Hasil Penelitian……… 61
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Posisi Bersdia dalam lari sprint……….. 32
2. Posisi Siap dalam lari sprint……… 33
3. Posisi Ya dalam lari sprint……….. 34
4. Tahapan lari sprint……….. 34
5. Posisi saat memasuki garis Finish……….. 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Program Latihan lari Sprint………. 59
2. Susunan Kepanitiaan Penelitian……….. 60
3. Tabel Data Mentah Hasil Lari Sprint Pre Test ……… 61
4. Uji Normalitas Pada Pre Test……….. 62
5. Uji Normalitas Pada Post tes……….. 63
6. Pengolahan Data Hasil Penelitian……….. 64
7. Pengolahan Data Kecepatan Lari Menggunakan Tali……… 65
8. Pengolahan Data Kecepatan Lari Menggunakan Instruksi Bersuara..…… 66
9. Penghitungan Uji – t Tali……… 67
10.Penghitungan Uji –t Instruksi Bersuara………. 68
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan
Mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan.
Pengertian ini merupakan cukup simple dan sederhana, akan tetapi bila pengertian
ini ditelaah lebih mendasar, maka akan terlihat lebih rumit dan begitu
kompleksnya proses yang di tuntut dalam pengelolaan pelajaran itu sendiri. Hal
tersebut bisa di pahami karena mengarahkan peserta didik menuju perubahan dan
merupakan suatu pekerjaan yang cukup berat. Pekerjaan ini membutuhkan suatu
perencanaan yang mantap, berkesinambungan serta cara penerapan pada peserta
didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang signifikan
Aktivitas tubuh merupakan dasar untuk mencapai tingkat kesegaran
jasmani. Baik buruknya tingkat kesegaran seseorang ditentukan oleh aktif
gerakan-2
gerakan, tubuh akan terbiasa bekerja sesuai fungsinya, sehingga dapat
meningkatkan nilai kesegaran jasmani. Dengan meningkatnya nilai kesegaran
tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kwalitas hidup sehari-hari dan mampu
memenuhi tuntutan fisik tertentu dalam menyelesaikan segala aktivitas dengan
baik.
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha dasar yang menumbuh
kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong
dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Fuad ihsan ( 2005 : 11 ) menyatakan :
“ pendidikan berfungsi membantu secara sada perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik, dalam pengembangan dirinya yaitu pengembangan pribadi,
pengembangan warga negara pengembangan budaya, pengembangan bangsa.
Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur,
penyandang cacat (luar biasa) merupakan bagian masyarakat Indonesia yang juga
memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan peran yang sama. Menurut hasil
simposium Pendidikan Luar Biasa di Yogyakarta bulan Juli tahun 1974, “yang
dimaksud dengan anak luar biasa ialah anak yang keadaan dan pertumbuhannya
demikian menyimpang dari yang dianggap normal dari segi pisik, mental, sosial
dan emosinya. Keadaan pisik yang demikian menyimpang dari yang dianggap
normal, seperti matanya buta.”
Kegiatan olahraga merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia. Sekarang ini olahraga merupakan kebutuhan yang
3
melalui kegiatan olaharga. Salah satu manfaat dari kegiatan olahraga yaitu
diperoleh kebugaran jasmani yang baik. Dengan kebugaran jasmani yang baik
akan sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Kegiatan olahraga tidak hanya diperuntukkan orang normal,
tetapi anak yang berkebutuhan khusus (cacat) juga membutuhkan kegiatan
olahraga. Namun pada kenyataannya masih banyak anggapan bahwa, anak
berkebutuhan khusus tidak mungkin dapat melakukan kegiatan olahraga. Masih
banyak masyarakat di Indonesia menganggap bahwa kecacatan dipandang secara
negatif. Anak yang berkebutuhan khusus dianggap tidak mampu melakukan
kegiatan apa-apa termasuk berolahraga. Hal ini sering dijumpai dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, anak yang membutuhkan pelayanan khusus
sering tidak diikutsertakan dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.
Hal ini seperti dikemukakan Beltasar Tarigan (1999/2000: 11) bahwa:
Pengalaman menunjukkan bahwa para guru penjas umumnya memberikan
dispensasi kepada siswa yang memiliki kondisi fisik, organis dan fungsional
untuk tidak ikut serta dalam pembelajaran penjas. Dispensasi tersebut didasarkan
pada rasa kasihan terhadap anak yang lemah atau cacat. Masih ada pandangan
masyarakat bahwa anak cacat tidak etis diikutsertakan dalam penjas karena
kemampuannya berbeda dengan anak-anak normal.
Kalau kita membedakan anak luar biasa dari anak-anak normal, bukan
maksudnya untuk memisahkan dari pergaulan hidup di masyarakat. Melainkan
untuk merencanakan usaha pelayanan dan pendidikan secara khusus agar
4
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, masyarakat sekitarnya dan cakap
berpartisipai terhadap pembangunan anak.
Akibat dari keadaan dan perkembangan yang demikian menyimpang dari
status normal, menyebabkan kemampuannya menjadi jauh berbeda dengan
anak-anak biasa, baik mengenai prestasi belajar maupun prestasi kerja/kondisi fisiknya.
Selanjutnya perbedaan ini dapat menimbulkan perbedaan harga diri dan
penghargaan sosial, sehingga akhirnya dapat menimbulkan perbedaan
kepribadian. Perbedaan itu merupakan kekurangan yang melekat pada anak-anak
luar biasa yang harus kita pecahkan dengan segala macam usaha kegiatan yang
lebih memadai dengan kelainannya.
Pada masa lalu dan bahkan sekarang banyak sekolah negeri individu yang
memiliki penglihatan terbatas kurang dan bahkan tidak mendapatkan perhatian
dalam program pendidikan jasmani yang baik. Individu yang memiliki
keterbatasan pengelihatan ini cenderung tidak perlu mengikuti aktivitas jasmani.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan membuka sekolah khusus
untuk tunanetra, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB) A Karya Murni Medan Johor.
Sekolah ini dikhususkan bagi anak-anak cacat khususnya anak tunanetra.
Dari pengamatan peneliti selama melakukan observasi pada hari senin
tanggal 29 oktober 2012, di SLB A Karya Murni Medan Johor, Banyak factor
yang membuat mereka aktif dari keterbatasan yang mereka miliki rasa penasaran
itu muncul, dalam halnya berjalan, meraba, bergandengan, dengan mengikuti
suara, tongkat bahkan lari lari kecil, mereka hanya membutuhkan felling. Begitu
5
memberikan pelajaran sesuai buku penjas anak normal tetapi dengan dasar dasar
khusus pelajaran anak tunanetra. Makanya peneliti ingin membuat program
latihan untuk anak tunanetra dengan konsep pembelajaran menggunakan media
yang sesuai untuk lari sprint.
Dan yang terpenting untuk menunjang aktifitas anak dalam melakukan
pogram latihan dalam proses pembelajaran harus memiliki sarana dan prasarana
yang melebihi anak normal pada umumnya, dimana di SLB karya murni medan
johor fasilitas yang mendukung hanya lapangan rumput berukuran 40 x 25 meter
,karena untk menunjang proses pembelajaran yang layak untuk ABK khususunya
anak tunanetra dengan memfasilitasi kegiatan tersebut.
Selain sarana dan fasilitas yang mendukung bagi anak tunanetra untuk
memberikan pembelajaran yang epektif harus menggunakan suatu pendekatan
media pembelajaran yang layak bagi anak penyandang tunanetra. Salah satu
pendekatan yang bisa diberikan adalah pendekatan menggunakan program latihan
yang sesuai tersebut. Dari masalah di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “PERBEDAAN LATIHAN MENGGUNAKAN TALI
DENGAN INSTRUKSI BERSUARA TERHADAP KEMAMPUAN LARI
SPRINT SISWA TUNANETRA DI SLB A KARYA MURNI MEDAN JOHOR
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dikemukakan
beberapa identifikasi masalah, antara lain: Bagaimana pelaksanaan standar
kompetensi dan kompetensi dasar anak tuna netera di SLB A Karya Murni Medan
Johor?, Bagaimana metode Latihan yang tepat untuk siswa tuna netra? latihan
yang bagaimana yang cocok untuk siswa tunanetra dalam meningkatkan
kecepatan lari sprint 30 meter? Apakah latihan lari menggunakan tali
mempengaruhi kecepatan lari 30 meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya
Murni Medan Johor T.A 2012/2013? Apakah latihan menggunakan instruksi
bersuara mempengaruhi kecepatan lari 30 meter bagi siswa tunanetra di SLB A
Karya Murni Medan Johor T.A 2012/2013? Manakah yang lebih besar
pengaruhnya antara latihan lari menggunakan tali dengan latihan menggunakan
instruksi bersuara bagi siswa tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor T.A
2012/2013?
C. Pembatasan Masalah
Melihat dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian
ini dibatasi Untuk melihat pengaruh latihan lari sprint menggunakan tali dan
latihan menggunakan instruksi bersuara bagi siswa tunanetra di SLB A Karya
Murni Medan Johor T.A 2012/2013 dalam hal ini lari yang dimaksud adalah lari
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti
adalah:
1. Apakah latihan menggunakan tali berpengaruh terhadap kemampuan lari
sprint 30 meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor
T.A 2012/2013?
2. Apakah latihan lari menggunakan instruksi bersuara berpengaruh terhadap
kemampuan lari sprint 30 meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya
Murni Medan Johor T.A 2012/2013?
3. Apakah latihan menggunakan tali lebih baik dari pada latihan
menggunakan instruksi bersuara terhadap kemampuan lari sprint 30 meter
bagi siswa tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor T.A 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh latihan menggunakan tali terhadap kemampuan lari sprint 30
meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor T.A
2012/2013.
2. Pengaruh latihan menggunakan instruksi bersuara terhadap kemampuan
lari 30 meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor
8
3. Manakah yang lebih besar pengaruhnya antara latihan menggunakan tali
dengan latihan menggunakan instruksi bersuara terhadap kemampuan lari
sprint 30 meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor
T.A 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang olahraga. Maka adapun manfaat yang di harapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang studi
pendidikan jasmani dan untuk anak SLB.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Penjas khusus di SLB dalam usaha
meningkatkan kecepatan lari yang juga akan meningkatkan kesegaran
jasmaninya.
3. Sebagai bahan masukan bagi guru penjas di SLB untuk dapat menerapkan
bentuk metode pendekatan yang lebih tepat bagi anak luar biasa khususnya
tunanetra.
4. Bagi para mahasiswa calon guru Penjas agar mulai memikirkan metode
pendekatan dan olahraga yang tepat bagi penyandang tunanetra.
5. Untuk menambah atau memperluas wawasan penulis dalam bidang
olahraga dan kesehatan yang berkaitan dengan kecepatan lari sprint
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang
pengaruh latihan lari bagi anak tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor
Tahun Ajaran 2012/2013, dapat disimpulkan bahwa:
1. Latihan menggunakan tali berpengaruh terhadap kemampuan lari sprint 30
meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya Murni Medan Johor T.A
2012/2013.
2. Latihan menggunakan instruksi bersuara berpengaruh terhadap
kemampuan lari sprint 30 meter bagi siswa tunanetra di SLB A Karya
Murni Medan Johor T.A 2012/2013.
3. Latihan menggunakan tali tidak ada perbedaan pengaruh dengan latihan
menggunakan instruksi bersuara terhadap kemampuan lari sprint 30 meter
51
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tentang
pengaruh Latihan lari bagi anak penyandang tunanetra di SLB A Karya Murni
Medan Johor Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Informasi bagi guru pendidikan jasmani, khusus tunanetra memperlakukan
siswa penderita tunanetra total agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses
belajar pendidikan jasmani sehingga pertumbuhan dan perkembangan
fisiknya berjalan baik.
2. Bagi guru pendidikan jasmani khusus tunanetra agar menerapkan latihan
latihan lari yang sesuai dengan menggunakan tali dan instruksi bersuara
untuk meningkatkan kecepatan lari 30 meter
3. Kepada para pembaca yang berminat dengan penelitian ini, dan ingin
mengembangkan penelitian ini dianjurkan untuk mengadakan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Agung Sunarno. 2006. Psikologi Olahraga Bagi Penyandang Cacat Ketunaan. Kementrian Negera Pemuda dan Olahraga.
Arma Abdoellah. 1996. Pendidikan Jasmani Adaptif. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Benny Subadiman, dkk. 2008. Pendidikan Jasmani Adaptif. Medan. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Beltasar Tarigan. 2000. Penjas Adaptif. Depdikbud. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Dr. Mujono Abdurrahman, dkk 2007. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta
Drs, Agus Mukholid, Mpd. 2007. Penjas . Jakarta. PT. Yudistira.
Drs, Yoyok Bahagia, Mpd. Pembelajaran Atletik. Jakarta.
Fuad Ihsan, 2005. Dasar – Dasar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Gerry A.Carr. 2003. Atletik untuk sekolah. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Mangara, Rapolo 2002 Pengaruh Metode Latihan Lari Cepat Akselarasi Dan Metode Latihan Lari Cepat Rollow Terhadap Kemampuan Lari 200 Meter Siswa Putera Kelas II SMU Negeri I Porsea T.A. 2001/2002. Skripsi FIK UNIMED
Rusli, dkk 2000. Strategi Belajar mengajar Penjas. Depdikbud : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Srijono dkk, 1992. Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D-II
Tim Abadi Guru 2007. Penjas Orkes. Semarang Penerbit Erlangga
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1977. Tentang Penyandang Cacat
Yayasan pembinaan olahraga cacat (YPOC) Indonesia 1990. Mengenal Cacat Dari Segi Rehabilitasi dan Olahraga.
Pendidikan Jasmani Adaptif Website Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
http://www.dfpbl.or.id/profile.php?id=63,21/http://www.dieplb.or.id/profeile.php? id=43
http://bamperxii.blogspot.com/2008/II/Pengertian-tunanetra.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran.html
http://id.scribd.com/doc/94247388/jurnal-tunanetra http://www.docstoc.com/docs/25321269/lari-sprint http://fnpinky.wordpress.com/2012/01/08/Adaptif-tuna-netra