• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sdm (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sdm (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh : Fatrias Ratna Sari

G 000 090 203

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas SDM (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013

Peran kepala sekolah adalah peran yang sangat strategis, karena kepala sekolah memimpin staf guru maupun karyawan. Selain itu kepala sekolah harus menerapkan manajemen yang baik kepada siswa yang menjadi tanggung jawabnya. Supaya sumber daya manusia sekolah yang terdiri dari guru-guru dan para karyawan dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Dalam rangka meningkatkan prestasi sekolah, maka kepala sekolah dituntut untuk dapat mengelola dan mengatur mereka dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas intelektual maupun peningkatan skill.

Tujuan penelitian peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten yaitu untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam meningkatkan SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2012/2013. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2012/2013 dan apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan karyawan. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis SWOT.

Hasil dari penelitian ini adalah peran kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Klaten terbukti sangat efektif dan profesional dengan tipe kepemimpinan demokratisnya. Pembinaan terhadap guru seperti mengikutsertakan guru workshop, diklat, seminar, MGMP, sertifikasi, mengadakan pengajian tarjih dan memberikan dorongan untuk melanjutkan S2. Sedangkan pembinaan terhadap karyawan seperti pelatihan ketrampilan komputer, perpustakaan dan bahasa Inggris, menerapkan disiplin kerja dan waktu, mengadakan piket, mengadakan pengajian tarjih. Faktor pendukungnya yaitu sarana dan prasarana lengkap, letak sekolah yang strategis, gurunya rata-rata sudah S1 dan karyawan sudah berkompetensi sesuai dengan bidangnya, dan kepala sekolah selalu menerapkan supervisi terhadap kinerja bawahannya. Adapun faktor penghambatnya adalah antusiasme masyarakat masih kurang, masih ada 2 guru yang belum S1, ketrampilan karyawan dalam hal ilmu teknologi dan keterlambatan siswa dalam membayar SPP.

(5)

PENDAHULUAN

Sebagai penyelenggara pendidikan formal, sekolah mempunyai tanggung jawab besar terhadap berlangsungnya proses pendidikan, maka produk dari sebuah sekolah harus berupa lulusan yang memiliki kompetensi yang unggul. Oleh sebab itu, diperlukan kepala-kepala sekolah profesional yang mampu membentuk manajemen sekolah yang baik/efektif agar dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terarah dan bertahap. Pemimpin sekolah tersebut biasa disebut dengan kepala sekolah.

Komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu kepala sekolah. Seperti diungkapkan Supriyadi (dalam Mulyasa, 2007: 24-25) bahwa:

“Erat hubungannya antara mutu sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim

budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Dalam pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pemeliharaan sarana dan prasarana”.

(6)

3

yang memuaskan. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Mulyasa, 2007: 126). Davis, G.A dan Thomas, M.A (1989) menyatakan bahwa: “Kepala sekolah yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu memimpin sekolah, 2) memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, 3) mempunyai ketrampilan sosial, 4) profesional dan kompeten dalam bidang tugasnya” (dalam Wahyudi, 2009: 63).

Dalam lembaga pendidikan sekolah terdapat beberapa manajemen komponen-komponen sekolah. Manajemen tersebut meliputi manajemen kurikulum, manajemen personalia, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana, manajemen sistem informasi sekolah, dan manajemen

supervisi pendidikan (TIM FKIP UMS, 2004: 86-87). Dari beberapa manajemen tersebut kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengaturnya. Di sinilah peran serta profesionalisme kepala sekolah akan dibuktikan dalam mewujudkan visi, misi serta meningkatkan mutu pendidikan di lembaga sekolah tersebut. Keberhasilan suatu sekolah terletak pada kemampuan pimpinan sekolah dalam mengelola manajemen personalianya. Manajemen personalia ini juga disebut manajemen tenaga kependidikan. Dalam manajemen personalia terdapat Sumber Daya Manusia (SDM) seperti guru dan karyawan yang ada dalam sekolah.

(7)

Pemberdayaan sumber daya sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah, karena itu kepala sekolah harus dapat menemukan faktor-faktor penghambat dan selanjutnya mencari solusi secara tepat untuk mengatasi hambatan yang muncul. Upaya agar mampu mengatasi berbagai masalah yang terjadi di sekolah, maka kepala sekolah sebagai pemimpin sebagai PEMASSLEC yaitu

personnal, educator, manager,

administrator, supervisor, social,

leader, entrepreneur, and climator

(Usman, 2010: 277). Apabila hal ini terwujud, maka kepala sekolah dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah sangat menentukan arah keberhasilan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus profesional dalam meningkatkan mutu SDM dalam pendidikan. Dapat dikatakan bahwa apabila pimpinan sekolahnya baik, maka baik pula sekolah tersebut,

begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM ini sangat diutamakan. Karena keberhasilan suatu sekolah terletak pada kemampuan pimpinan sekolah dalam mengelola SDM yang ada dalam sekolah termasuk pemberdayaan masyarakat sekitarnya. SDM yang harus ditingkatkan adalah seperti keprofesionalisme guru dan karyawan, baik secara kognitif, afektif dan psikomotor agar dapat menjalankan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien disertai dengan meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan.

SMP Muhammadiyah 1 Klaten termasuk salah satu sekolah swasta dengan terakreditasi A. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi yang terdapat di SMP Muhammadiyah 1 Klaten mencakup kurikulum pendidikan, output, kualitas guru, minat orang tua, bangunan gedung serta fasilitas yang ada di sekolah tersebut yang dikategorikan berkualitas. SMP Muhammadiyah 1 Klaten mempunyai kelebihan dalam

(8)

5

Tenaga pengajar yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Klaten merupakan tenaga yang cukup berkualitas, hal ini dapat dilihat bahwa guru yang ada rata-rata lulusan S1.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka menjadi alasan bagi penulis untuk meneliti bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten sehingga sekolah tersebut menjadi salah satu sekolah yang maju dan menjadi sekolah favorit di Klaten. Penulis tertarik untuk meneliti sekolah tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Kualitas SDM di SMP

Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013”.

LANDASAN TEORI

A. Peran Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu kepala dan sekolah. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kepala

adalah pemimpin, ketua

(kantor, pekerjaan, perkumpulan, dsb) (Depdiknas, 2005: 545). Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (Depdiknas, 2005: 1013). Jadi kepala sekolah adalah pemimpin dari sebuah lembaga yang digunakan untuk proses belajar mengajar.

2. Peran Kepala Sekolah

Dalam bukunya, Usman (2010, 277-278) berpendapat bahwa agar dapat mengatasi berbagai masalah yang terjadi di sekolah, maka kepala sekolah memiliki tugas sebagai PEMASSLEC yaitu personnal,

educator, manager,

administrator, supervisor,

social, leader, entrepreneur,

and climator. Apabila hal ini

terwujud, maka kepala sekolah dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.

Sebagai Personnal,

(9)

integritas kepribadian dan akhlak mulia, pengembangan budaya, keteladanan keinginan yang kuat dalam pengembangan diri, keterbukaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, kendali diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan, bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Sebagai Educator,

kepala sekolah berperan merencanakan, melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat.

Sebagai Manajer,

kepala sekolah harus melaksanakan perencanaan program sekolah, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

Sebagai Administrator, kepala sekolah harus mampu mengelola ketatausahaan

sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah.

Sebagai Supervisor,

kepala sekolah harus merencanakan supervisi, melaksanakan supervisi, dan menindaklanjuti hasil supervisi untuk meningkatkan profesionalisme guru.

Sebagai Social, kepala sekolah harus bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan memiliki kepekaan (empati) sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Sebagai Leader, kepala sekolah harus mampu memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.

(10)

7

Sebagai Climator,

kepala sekolah harus mampu menciptakan iklim sekolah yang kondusif (Usman, 2010: 277-278).

3. Teori Kepemimpinan

Teori tentang kepemimpinan memang terus berkembang seiiring dengan perkembangan zaman. Teori-teori tersebut pada umumnya menunjukkan perbedaan karena setiap peneliti mempunyai pandangan yang berbeda dengan peneliti lainnya. Teori-teori yang membahas kepemimpinan secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam teori, yaitu: teori sifat, teori perilaku, dan teori situasional (TIM FKIP UMS, 2004: 79).

4. Tipe Kepemimpinan

Secara umum tipe-tipe kepemimpinan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: Tipe kepemimpinan Otoriter, laissez

faire, dan Demokratis.

5. Kompetensi Kepala Sekolah Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 13 Tahun 2007 (dalam Wahyudi, 2009: 29-32) tentang Standar Kepala Sekolah atau Madrasah, bahwa kepala sekolah harus memiliki standar kompetensi sebagai berikut ini: Kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.

6. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja tenaga kependidikan (guru dan karyawan) dan kualitas sekolah, kepala sekolah yang profesional seperti disarankan Sellis (dalam Mulyasa, 2007: 86) harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

(11)

peserta didik yang ada di sekolah.

b. Mempunyai komitmen yang jelas pada proses peningkatan kualitas. c. Mengkomunikasikan pesan

yang berkaitan dengan kualitas.

d. Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan kebijakan lembaga atau sekolah.

e. Menyakinkan terhadap para pelanggan (peserta didik, orang tua, dan masyarakat) bahwa terdapat “channel” cocok untuk menyampaikan harapan dan keinginannya.

f. Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan.

g. Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa dilandasi bukti yang kuat.

h. Pemimpin melakukan inovasi terhadap sekolah.

i. Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab yang jelas.

j. Mengembangkan

komitmen untuk menghilangkan setiap penghalang. baik yang bersifat organisasional maupun budaya.

k. Membangun tim kerja yang efektif.

l. Mengembangkan

mekanisme yang cocok untuk melakukan monitoring dan evaluasi.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas SDM a. Meskipun di antara para

(12)

9

kepemimpinannya. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi nya. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah (Purwanto, 2008: 59-61): keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh pimpinan dalam menjalankan

kepemimpinannya, jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya, sifat-sifat kepribadian pemimpin, sifat-sifat kepribadian pengikut atau sekelompok yang dipimpinnya, sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin.

B. Kualitas Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi (Depdiknas,

2005: 1102). Komariah dan Cepi (2005: 4) menjelaskan bahwa input sumber daya meliputi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Sumber daya manusia sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya. Sedangkan sumber daya lainnya meliputi uang, peralatan, perlengkapan, bahan, bangunan, dan sebagainya. 2. Fungsi Manajemen SDM

Menurut Edwin B. Flippo (1996: 5) fungsi manajemen sumber daya manusia seperti halnya fungsi manajemen umum, yaitu:

a. Fungsi Manajerial meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian

(Organizing), Pengarahan (Directing), Pengendalian (Controlling).

(13)

Pengembangan (development), Kompensasi (compensation), Pengintegrasian

(integration),

Pemeliharaan

(maintenance), Pemutusan

Hubungan Tenaga Kerja (separation).

3. Peran Kepala Sekolah dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM

Upaya untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan ancaman terhadap paradigma baru kepala sekolah profesional harus menerapkan cara antara lain (Mulyasa, 2007: 77): pembinaan kemampuan profesional tenaga kependidikan, revitalisasi MGMP dan MKKS di sekolah, peningkatan disiplin, pembentukan kelompok diskusi profesi, dan peningkatan

layanan perpustakaan dan penambahan koleksi.

Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di sekolah antara lain: pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward), dan persepsi.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research) karena didasarkan pada

data-data yang terkumpul dari lapangan secara langsung. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu data yang terkumpul dijelaskan dengan kata-kata atau kalimat, gambar dan bukan dengan angka (Moleong, 2004: 11).

(14)

11

data primer dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru dan karyawan di SMP Muhammadiyah 1 Klaten. Sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dan dokumentasi atau wawancara. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data-data tertulis seperti data-data guru tetap, karyawan dan siswa, struktur organisasi, daftar inventaris dan lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk mencari data tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM. b. Observasi adalah cara

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi ini digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan

kondisi sekolah, sarana prasarana, kegiatan-kegiatan guru, karyawan dan siswa, dll. c. Metode Dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hak-hak atau variabel yang dapat berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Yaitu untuk melengkapi data wawancara dan observasi.

4. Analisis Data

(15)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Peran Kepala sekolah dalam Meningkatkan Kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten. a. Pembinaan terhadap guru

meliputi: Memberikan pembinaan dan pengarahan untuk membuat program tahunan, program semester, silabus dan RPP; Mengikutsertakan guru dalam kegiatan MGMP sekolah lain,

workshop, diklat, seminar,

sertifikasi, dan pengajian tarjih; Memotivasi guru untuk S2; Mengadakan pelatihan informasi teknologi, bahasa Inggris, dan olahraga (senam); Menerapkan disiplin kerja, disiplin waktu dan piket; Memberikan dukungan bagi guru tidak tetap untuk dapat dijadikan guru tetap yayasan dan guru tetap yayasan untuk dapat menjadi pegawai negeri sipil; Memberikan penghargaan bagi guru berprestasi.

b. Pembinaan terhadap karyawan meliputi: Memberikan

pembinaan dan pengarahan untuk membuat laporan hasil kerja; Mengadakan pelatihan ketrampilan, menerapkan disiplin kerja, disiplin waktu, dan piket; memberikan dukungan bagi karyawan tidak tetap untuk dapat dijadikan karyawan tetap yayasan; Memberikan penghargaan bagi karyawan berprestasi; Mengikutsertakan dalam pengajian tarjih; Selalu menanyakan keperluan

insidentil yang diperlukan oleh

karyawan guna untuk memenuhi prasarana sekolah dan proses akreditasi.

(16)

13

hubungan dengan masyarakat sekitar sekolah terjalin harmonis, memiliki SDM yang mempunyai semangat bekerja untuk mewujudkan visi dan misi yang akan diraih sekolah, kepala sekolah menerapkan program kelas reguler dan kelas Bilingual, kepala sekolah memberikan bantuan berupa SPP, menciptakan rasa kekeluargaan dan rasa nyaman di sekolah, dan kepala sekolah selalu menerapkan sifat disiplin waktu dan disiplin kerja.

3. Faktor-faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten meliputi: antusiasme masyarakat masih kurang sehingga siswa masih sedikit, ekstra pembelajaran bagi siswa yang nilainya masih kurang baik, kejuaraan dalam bidang IPTEK masih rendah, masih ada 2 guru yang belum S1, sering terjadi keterlambatan siswa dalam membayar SPP sekolah, dan ketrampilan karyawan dalam hal IT (Ilmu Teknologi) masih kurang

khususnya dalam bidang komputerisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aan, Komariah dan Triatna, Cepi. 2005. Visionary Leadership:

Menuju Sekolah Efektif.

Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2005. Kamus besar Bahasa Indonesia . Jakarta:

Balai Pustaka

. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

E, Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala

Sekolah Profesional.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi

Dan Motivasi Dasar

Peningkatan Produktivitas.

Jakarta: Bumi Aksara

Husaini, Usman. 2010. Manajemen

Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta:

(17)

Kunandar. 2010. Guru Profesional

“Implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru”. Jakarta:

Rajawali Pers

Nawawi, Hadari. 2001. Perencanaan

SDM Untuk Organisasi

Profit Yang Kompetitif.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

.

Kepemimpinan Menurut

Islam. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

. 2003.

Kepemimpinan Mengefektifkan

Organisasi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Ngalim, Purwanto. 2008. Admintrasi

Dan Supervisi Pendidikan.

Bandung: PT. Rosdakarya

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini mencakup pemahaman mengenai berbagai aspek kependidikan dan pemberian berbagai bentuk layanan bimbingan yang dapat diberikan oleh seorang guru pembimbing,

Jam Prime Time adalah waktu penayangan paling baik , yaitu pada jam 19.30 21.00 yang dimana pemirsa televisi dapat menyaksikan program acara pada jam tersebut Tetapi

[r]

Luas lahan tambak di Kecamatan Karang Tengah mengalami Perubahan luas dari tahun 1999 sampai tahun 2009 yaitu mengalami peningkatan sebesar 554,70 Ha.. Wedung merupakan Kecamatan

Hari Wujoso, Sp.F, MM selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di

 Site ini berada dekat dengan Monumen Jogja Kembali, yang merupakan suatu tempat pendidikan dan rekreasi.  Kawasan tersebut merupakan kawasan yang

jumlah tenaga kerja secara optimal pada bagian finishing untuk mencapai1.

In Boztepe (2012) which has proven the influence of environmental awareness, green products, green prices, and green promotion of significant purchasing decisions