• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR PADA ANAK Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Kereta Bernomor Pada Anak Kelompok A Di TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR PADA ANAK Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Kereta Bernomor Pada Anak Kelompok A Di TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR PADA ANAK

KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 16 NGRINGO JATEN

KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Sarjana S1

Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh :

RINA SETYANINGSIH

A520100084

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR PADA ANAK

KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 16 NGRINGO JATEN

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014

RINA SETYANINGSIH

A520100084

ABSTRAK

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PE RMAI NAN KE RETA BERNOMOR PADA ANAK

KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 16 NGRINGO JATEN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2013/2014

Rina Setyaningsih, A520100084, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2014, 88 Halaman.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok A TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karangayar Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas, melalui empat kegiatan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengembangan kemampuan berhitung permulaan anak TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014 dari prasiklus memperoleh prosentase 29%, siklus 1 pertemuan pertama 33%, siklus 1 pertemuan kedua 48%, siklus II pertemuan pertama 61% dan siklus II pertemuan kedua 82%. Kesimpulan bahwa melalui permainan kereta bernomor di TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar sudah dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Dalam siklus II yaitu mendapat prosentase 82% sedangkan target yang ditentukan 80%.

(4)

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jengjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Maimunah Hasan, 2011:15).

Kemampuan kognitif yang memungkinkan pembentukan pengertian, berkembang dalam empat tahap, yaitu sensori motor (0-24 bulan), tahap pra-operasional (24 bulan- 7 tahun), tahap pra-operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (dimulai usia 11 tahun). Tahap-tahap ini merupakan pola perkembangan kognitif yang berkesinambungan, yang akan dilalui oleh semua orang. Oleh karena itu, perkembangan kognitif seseorang dapat diramalkan (Trianto, M.Pd., 2011:16).

Pengembangan ini bertujuan mengembangkan berpikir anak untuk mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematiknya, dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti (Trianto, M.Pd. 2011:125).

(5)

dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa yanh terjadi di sekitarnya, memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan (Depdiknas, 2007:1-2).

Oleh karena itu, penulis tertarik dengan judul ini : “Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Kereta Bernomor Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/ 2014”.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah 16 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah 16 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Penentuan tempat penelitian ini karena mempertimbangkan kemudahan kerja sama antara peneliti, pihak sekolah dan objek yang diteliti serta penghematan waktu dan biaya karena lokasi penelitian ini merupakan tempat peneliti mengajar. Alasan lain pemilihan sekolah ini sebagai lokasi peneitian adalah sekolah belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis.

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian pada akhir semester satu dan awal semester dua yaitu pada bulan November 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Waktu ini meliputi persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, analisis data dan penyusunan laporan.

(6)

a. Observasi

Sumiati Patmonodewo (1998) mengemukakan, observasi adalah cara pengumpulan data dan penilaian yang pengisiannya berdasarkan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak (Ali Nugraha, dkk., 2009:8.20). Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan berlangung. Selain menyampaikan materi pembelajaran juga meneliti perilaku anak selama proses pembelajaran. Adapun aspek yang diobservasi adalah partisipasi anak dalam pembelajaran, antusias anak dalam pembelajaran berhitung melalui permainan kereta bernomor, respon atau sikap anak dalam pembelajaran, dan keberanian anak dalam mencoba melakukan permainan kereta bernomor.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah pertemuan tatap muka antara dua atau lebih dimana pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh informasi dari responden atau lebih (Luluk Asmawati, dkk.,2011:12.14). Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk menggali informasi tentang pengembangan berhitung permulaan anak.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penghimpunan, pemberian keterangan tentang sesuatu perihal yang terkandung dalam rekaman-rekaman yang dicari, dikutip, disadur, dikarang dari perpustakaan, arsip, museum dan tempat-tempat lain (Luluk Asmawati, dkk.,2011:12.17). Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama anak TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar, serta foto proses tindakan penelitian.

(7)

Analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Analisis data dari hasil observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran, hal ini digunakan untuk melakukan refleksi agar peneliti dapat menentukan tindakan yang akan diambil pada siklus berikutnya.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus pertama dan siklus kedua. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan berhitung permulaan anak kelompok A TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan kemampuan berhitung permulaan anak rendah maka peneliti berusaha meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak dengan permainan kereta bernomor.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, yaitu pada tahap persiapan. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk merencanakan tindakan adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan permainan dan sumber bermain

Antara media dan metode pembelajaran dalam penelitian ini saling berkaitan, fleksibel, dan tidak lupa dari tujuan penelitian yaitu untuk pengembangan kemampuan berhitung permulaan anak.

b. Mempersiapkan waktu pembelajaran

Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dalam pembelajaran untuk pengembangan kemampuan berhitung permulaan anak melalui permainan kereta bernomor direncanakan selama ± 45 menit.

c. Menyusun rencana pembelajaran

(8)

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilakukan berdasarkan perencanaan. Dalam penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan dan siklus kedua terdiri dari 2 pertemuan. Pelaksanaan tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Sering kali dijumpai kendala saat pelaksanaan tindakan, oleh karena itu rencana tindakan bersifat fleksibel, dan siap diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha kearah kebaikan. Adapun proses pelaksanaan tindakan tersebut meliputi :

a. Peneliti mengarahkan anak supaya tertarik dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Peneliti bernyanyi bersama anak dan melakukan percakapan dengan anak.

b. Peneliti menjelaskan aturan-aturan yang harus disepakati sebelum mulai permainan.

c. Pada kegiatan awal, apersepsi tentang kegiatan yang akan dilakukan.

d. Peneliti menunjukkan alat dan bahan yang digunakan dalam permainan kereta bernomor. Kemudian peneliti menjelaskan langkah-langkah permainannya. Selama proses permainan kereta bernomor peneliti melakukan observasi kepada anak.

e. Pada kegiatan akhir, peneliti melakukan review tentang kegiatan yang telah dilakukan dengan permainan kereta bernomor.

3. Pengamatan dan Observasi

(9)

4. Refleksi

Refleksi dalam PTK sebagai upaya untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi ini mencakup tentang analisis, sintesis, dan penilaian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dari dialog awal peneliti dengan kepala sekolah dan anaisis data kemampuan berhitung permulaan anak TK Aisyiyah 16 Ngringo pada kondisi pra-siklus, maka dapat diambil kesimpulakn bahwa, terjadi kendala dalam pembelajaran berhitung permulaan. Rata-rata kemampuan berhitung anak sejumlah 13 anak didik baru mencapai sekitar 29% saja.

Pelaksanaan penelitian dari siklus I dan siklus II dilaksanakan pada bulan Februari 2014 dapat diketahui beberapa keberhasilanya. Keberhasilannya tersebut antara lain yaitu sebagai motivasi dalam mengikuti proses belajar bagi anak. Sebelum diadakan tindakan penelitian pada anak masih banyak yang belum bisa berhitung. Data yang diperoleh menjadi suatu masalah yang harus diatasi agar kemampuan berhitung pada anak dapat meningkat lebih baik. Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan di dalam kelas dan hasilnya kurang maksimal karena tempat yang kurang luas sehingga anak kurang bebas dalam permainan. Pelaksanaan dalam siklus II dalam pertemuan pertama masih dilakukan didalam kelas dan pertemuan kedua dilakukan diluar kelas tujuannya agar anak dapat bermain dengan bebas karena tempat yang luas sehingga kemampuan berhitung permulaan dapat meningkat lebih baik.

(10)

Kesimpulan dari prasiklus yaitu 29%. Pada siklus I dipertemuan pertama meningkat menjadi 33% dan pertemuan kedua meningkat 48%. Pada siklus II yaitu pertemuan pertama meningkat menjadi 61% dan pertemuan kedua siklus yang terakhir meningkat menjadi 82%.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui 2 siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan. Siklus I pada bulan Februari hari senin 24 Februari 2014 sebagai pertemuan pertama, dan hari selasa 25 Februari 2014 untuk pertemuan kedua. Siklis II dilaksanakan pada bulan Februari 2014. Pertemuan pertama hari rabu 26 Februari 2014 dan pertemuan kedua hari kamis 27 Februari 2014. Waktu yang dibutuhkan tiga puluh menit. Delapan menit untuk pembukaan, penjelasan materi dan persiapan/ penataan alat, lima belas menit kegiatan inti yaitu permainan kereta bernomor dan penilaian tujuh menit.

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan pada hari rabu 26 Februari 2014 di kelompok A. Perencanaan dibuat oleh peneliti kemudian disepakati bersama dalam waktu 30 menit.

Hasil observasi terhadap kemampuan berhitung permulaan pada pra siklus memperoleh 29%. Setelah dilakukan siklus pertama pada pertemuan I memperoleh prosentase 33% dan pertemuan ke dua memperoleh prosentase 48%. Sedangkan target yang ingin di capai 80%. Dari pra-siklus ke siklus I prosentase sudah naik, dan artinya sudah ada peningkatan walaupun hanya beberapa persen sehingga perlu dilakukan lagi siklus ke II.

Setelah dilakukan siklus pertama pada pertemuan I memperoleh prosentase 33% dan pertemuan ke dua memperoleh prosentase 48%. Pada siklus kedua pertemuan I memperoleh prosentase 61% dan pertemuan II memperoleh prosentase 82%. Sedangkan target yang ingin di capai 80%. Setelah dilakukan tindakan memperoleh prosentase 82% berarti melebihi target yang ditentukan yaitu 80%.

(11)

Bagi siswa yaitu anak dapat belajar berhitung permulaan dengan mudah dan menyenangkan. Bagi sekolah sebagai peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok A, serta sebagai media dan metode di sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil observasi dan analisa di atas dapat dilakukan analisa dan refreksi sebagai berikut: Kemampuan berhitung permulaan anak kelompok A sudah ada peningkatan, anak mulai bersemangat dalam belajar berhitung karena alat peraga yang digunakan menarik dan beda dari yang dipakai guru setiap hari dalam proses belajar sehingga anak merasa senang dan tertarik untuk melakukan permainan kereta bernomor.

Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan bahwa permainan kereta bernomor dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok A TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyarr Tahun Ajaran 2013-2014.

Kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu: kemampuan berhitung permulaan anak TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar dapat meningkat. Pada pra siklus mendapat prosentase 29% setelah tindakan siklus I pada pertemuan pertama meningkat 33% berarti ada peningkatan 4%, dan pada pertemuan kedua meningkat 48% berarti meningkat 15%. Jadi pra siklus ke siklus I ada peningkatan 19%.

Sedangkan tindakan pada siklus II di pertemuan pertama kemampuan berhitung permulaan meningkat 61% berarti meningkat 13%. Selanjutnya pada pertemuan kedua meningkat 82% berarti ada peningkatan 21%. Sehingga total peningkatan dari pra siklus sampai siklus II meningkat sebesar 53%.

Secara umum permainan kereta beromor dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak TK Aisyiyah 16 Ngringo Jaten Karanganyar mulai dari angka 1-10.

(12)

kelompok A di TK Aisyiyah 16 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asmawati, Luluk, dkk. 2011. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan: Reverensi.

Hasan, Maimunah. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press.

Nugraha, Ali, dkk. 2009. Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”, ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id. commit

dengan mutu produk dan pelayanan, dimana besarnya pengaruh ( adjusted R square ) 0,096 (9,6%), yang artinya mutu produk dan pelayanan mempengaruhi hasil kepuasan pelanggan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pendekatan Kuadrat Terkecil Parsial Kekar untuk Penanganan Pencilan pada Data Kalibrasi adalah karya saya dengan arahan dari

Karya Indah Banyuwangi yang telah dibuat merupakan salah satu alternatif yang efektif untuk meningkatkan pelayanan kepada satuan unit kerja, sehingga diharapkan akan

Penelitian ini dibagi dalam 4 tahap kegiatan, yaitu percobaan proses batch untuk memperoleh hubungan pengaruh variabel proses terhadap pertumbuhan sel dan produksi

Alat permainan edukatif (APE) didapatkan dengan cara membelinya dari produsen alat-alat permainan anak tetapi hal ini tentu saja akan menumbuhkan budaya konsumtif dan akan

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah ini telah diperiksa/divalidasi dan hasilnya telah memenuhi kaidah ilmiah, norma akademik dan norma hukum