• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE 2010-2012

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

MARIAM RUSTIADI NIM : B200100157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2010-2012

MARIAM RUSTIADI NIM : B200100157

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perbankan sysriah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan dan menganalisisis kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari ICMD dan wibside. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariat dan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010 -2012, perusahaan perbankan dipilih dengan menggunakan purposive sa mpling, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka didapatkan sampel 10 perusahaan perbankan syariah dan 30 perusahaan perbankan konvensional. Variabel yang digunakan yaitu rasio keuangan yang meliputi Capital Adequacy Ratio (mewakili rasio permodalan), Non Performing Loan (mewakili rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset dan Return on Equity (mewakili rasio rentabilitas), Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional (mewakili rasio efisiensi), dan Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas). Analisis data yang digunakan menggunakan uji statistik independent samplet-test.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara keseluruhan dilihat dari kinerja yang diwakili oleh rata-rata rasio yang ada maka terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, dan secara umum perbankan syariah mempunyai kinerja dilihar dari rasio tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan rasio pada perbankan konvensional.

Kata kunci : Rasio keuangan, perbankan syariah, perbankan konvensional, kinerja.

PENDAHULUAN

(4)

strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berdasarkan asas demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2004 : 25).

Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha: (1) Bank yang melakukan usaha secara konvensional, dan (2) Bank yang melakukan usaha secara syariah.

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan dalam Islam (Ananto, 2013).

Kemunculan bank dengan prinsip syariah, tentu saja memicu persaingan antar bank. Keadaan tersebut menuntut manajemen bank untuk ekstra keras dalam meningkatkan kinerjanya. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan

perubahan tersebut. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian, yaitu: (1) capital, (2) assets, (3) management, (4) earnings, dan (5) liquidity

(5)

yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan perbankan sysriah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan dan menganalisisis kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.

TINJAUAN PUSTAKA A. Perbankan

a. Pengertian Bank

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.

Berdasarkan UU No.7 ntahun 1992 tentang perbankan menyebutkan:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.

Sedangkan pengertian Bank berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 yang menyempurnakan UU No. 7 tahun1992, adalah

“Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak” ( Kasmir 2002 : 23 ).

b. Fungsi Bank

Fungsi bank terdiri dari : a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak

akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.

(6)

Kegiatan perekonomian masyarakat disektor moneter dan disektor rill tidak dapat dipisahkan. Sektor rill tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian disektor rill. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah untuk kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

c. Agent of services

Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan (Budisantoso dan Triandaru, 2006: 9).

B. Bank Konvensional

Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.

Keuntungan dari selisih bunga di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank mengalami kerugian dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negatif spread.

C. Bank Syari’ah

Berdasarkan Undang – Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan, pengertian bank syariah itu sendiri adalah bank umum

(7)

untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah. Muhammad (2002 : 227 ) mengemukakan bahwa bank syariah sama halnya dengan bank konvensional dalam kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat.

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rubitoh (2003), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama 1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA (profitabilitas), CAR (rasio

kecukupan modal), LDR (rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga), FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen, sedang bank konvensional hanya lima persen.

Umar Hamdhan (2006), penelitian tentang ”Analisis Komparatif Resiko Keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional dan BPR Syariah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat resiko bisnis BPR konvensional dan BPR syariah. Analisis yang digunakan dengan analisis-analisis rasio keuangan dan analisis diskriminan keuangan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa : (1) Secara umum rasio-rasio likuiditas BPR Syariah “F” relatif lebih baik dibanding BPR Konvensional “S”. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) kedua BPR ketentuan minimum BI (8%).

CAR pada BPR Konvensional “S” tahun 2003 sebesar 23,95% dan BPR Syariah “F” sebesar

37,92%, angka tersebut ternyata rasio solvabilitas BPR Syariah relatif lebih baik dibandingkan dengan rasio solvabilitas BPR Konvensional “S. Laba bersih terhadap pendapat operasi (NPM) cukup baik, di mana pada BPR Konvensional sebesar 39,73% dan pada BPR Syariah sebesar 35,37% pada tahun 2003.. Perbandingan tingkat resiko keuangan berdasarkan hasil analisis diskriminan (Z-score) menunjukkan kedua BPR berada pada posisi “gray”. Namun nilai Z BPR Syariah “F” relatif lebih tinggi dibanding BPR Konvensional “S”, yang berarti resiko BPR “F” relatif lebih rendah dibanding BPR Konvensional “S”.

(8)

ini digunakan perbandingan antar-temporal dan pendekatan antar bank. Dalam mengevaluasi kinerja bank, penelitian ini menggunakan rasio akuntansi yaitu rasio profitabilitas (ROA, ROE, PER, ROD), rasio likuiditas (CDR, CR, CAR), rasiko dan rasio solvabilitas (DER, DTAR, EM, LDR), dan efisiensi rasio (AU, OE). Data yang digunakan data sekunder dari 2 bank syariah dan 8 bank konvensional. hasil pengujian menunjukkan Tidak ada perbedaan yang signifikan antara bank syari’ah dan bank konvensional baik sebelum maupun sesudah fatwa.

Abustan (2009), penelitian tentang : ”Analisa perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional”. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah berdasarkan Laporan Publikasi Keuangan Bank Selama periode Juni 2002-Maret 2008 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. Berdasarkan dari kriteria sampel yang telah ditentukan, diperoleh dua kelompok sampel penelitian, yaitu 2 Bank umum syariah yang diwakili oleh Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri dan 6 Bank umum konvensional yang diwakili oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Bank Mizuho Indonesia, BPD Sumatera Utara, BPD Kalimantan Timur, BPD DKI Jakarta dan BPD Daerah Aceh. Hasil dari analisa diketahui bahwa selama periode Juni 2002-Maret 2008 secara keseluruhan perbankan syariah memiliki kinerja (CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR) lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional. Terlihat juga bahwa t hitung untuk 50 “Kinerja” dengan Equal variance assumed adalah 3.718, dengan probabilitas 0.000. Oleh karena 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerja perbankan syariah dan perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu perbankan syariah menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan perbankan konvensional.

Dalam industri perbankan, alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah bank dengan menggunakan proksi rasio keuangan, yaitu himpunan indikator yang berunsurkan variabel-variabel Capital, Assets Quality, Management, Eearning dan Liquidity.

Proksi rasio keuangan tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan sebuah bank, tapi sering pula sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank.

(9)

dibandingkan dengan perbankan konvensional. Untuk menguji apakah masing-masing proksi rasio keuangan berbeda signifikan untuk periode tahun 2008 - 2012 dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat perbedaan kinerja keuanagan Bank Sayriah dengan Bank Konvensional berdasarkan Capital Adequeency Ratio (CAR).

H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Non Performing Loan (NPL).

H3 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

berdasarkan Return On Asset (ROA).

H4 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Return On Equity (ROE).

H5 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkanBiaya Operasional Pendapata Operasional (BOPO).

H6 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR).

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang menekankan terhadap pengujian pada teori-teori dengan cara melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan menggunakan angka dan melakukan suatu analisis data dengan menggunakan suatu prosedur statistik.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung yaitu melalui media

perantara atau data yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro dan Bambang Supomo, 2010: 147).

(10)

1. Neraca Keuangan dari tahun 2010- 2012. 2. Laporan Rugi Laba dari tahun 2010- 2012

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dicatat dan dikumpulkan dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2010 - 2012 dan www.idx.co.id. Selain itu untuk melengkapi landasan teori dan pemecahan masalah secara hipotesis dilakukan dengan cara membaca literatur yang berhubungan dengan penelitian ini melalui studi kepustakaan.

D. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang diawali dengan menghitung variabel-variabel yang digunakan. Variabel-variabel tersebut yaitu rasio keuangan yang meliputi Capital Adequency Ratio (CAR),Non Performing Loan (NPL)Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

E. Metode Analisis Data

Data yang sudah siap untuk diolah akan dilakukan pengujian statistik berikut ini : 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif di dalam penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah untuk dipahami serta diinterpretasikan. Analisis deskriptif digunakan untuk dapat mengetahui nilai mean, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi (Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2010: 170). Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan dan menghitung angka rasio keuangan mengenai CAR (Capital Adequency

Ratio), Non Performing Loan (NPL ), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR), pada perusahaan perbankan yaitu Bank Syariah dan Bank Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2012.

2. Analisis Statistik

Langkah-langkah dalam analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini antara

lain:

(11)

Objek yang digunakan dalam penelitian ini ada dua perusahaan perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional.

b. Menghitung variabel-variabel yang digunakan dalam perbandingan kinerja keuangan bank yang meliputi:

1) Rasio permodalan, yang diwakili oleh variabel rasio CAR (Capital Adequacy

Ratio)

CAR = Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

2) Rasio kualitas aktiva produktif, yang diwakili oleh NPL (Non Performing Loan).

NPL = Total Kredit Bermasalah/Total Seluruh Kredit

3) Rasio Rentabilitas, yang diwakili oleh variabel rasio ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity)

ROA = Laba Bersih/Total Aktiva ROE = Laba Bersih/Modal Sendir

4) Rasio Efisiesi, yang diwakili oleh variabel rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)

BOPO = Total Biaya Operasional/ Total Pendapatan Operasional

5) Rasio Likuiditas, yang diwakili oleh variabel rasio LDR (Loan to Deposit Ratio). LDR = Total Kredit yang Diberikan/Dana Pihak Ketiga

Setelah memasukkan rasio-rasio tersebut kedalam piranti lunak SPSS untuk selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik independent sample t-test. Untuk memberikan interpretasi terhadap hasil uji t dapat dijelaskan bahwa dengan melihat nilai t

hitung dan nilai probabilitas (), apabila  value > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan sebaliknya apabila value ≤ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan tingkat signifikansi 0,05

(5%) (Ghozali, 2009: 89).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(12)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa rasio permodalan yang diproksi oleh rasio CAR, perbankan syariah mempunyai rata-rata (mean) sebesar 22,21% lebih besar jika dibandingkan dengan mean rasio CAR pada bank konvensional sebesar 0,89%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010-2012, perbankan syariah memiliki CAR lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional, karena semakin tinggi nilai CAR maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik CAR adalah 8%, maka perbankan konvensional berada pada kondisi kurang ideal karena nilai CAR di bawah ketentuan BI, sehingga

dalam hal ini terdapat perbedaan yang signifikan rasio dilihat dari CAR antara perbankan syariah dan perbankan konvensional, dan bank syariah lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional dilihat dari CAR.

Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai thit sebesar 13,433 yang mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,000, oleh karena nilai probabilitas (0,000) nilainya lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima kebenarannya sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari rasio CAR.. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Abustan (2009) yang meneliti tentang nalisa perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa selama periode Juni 2002-Maret 2008 secara keseluruhan perbankan syariah memiliki kinerja (CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR) lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional. Terlihat juga bahwa t hitung untuk 50 “Kinerja” dengan Equal variance assumed adalah 3.718, dengan probabilitas 0.000. Oleh karena 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerja perbankan syariah dan perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu perbankan syariah menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan perbankan konvensional.

2. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Non

Performing Loan (NPL).

Hasil deskripsi data terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mea n)

(13)

karema semakin tinggi nilai NPL maka semakin buruk kualitasnya. Walaupun begitu, kualitas NPL pada bank konvensional berada pada kondisi yang kurang ideal jika dilihat dari ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah di bawah 5%. Berdasarkan uji t-test diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 sehingga H2 diterima kebenarannya, hal ini berarti terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari rasio NPL. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ari Setyaningsih dan Setyaningsih Sri Utami (2013), yang meneliti tentang analisis perbandingan

kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional, hasil penelitian menyebutkan bahwa rasio NPL pada PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk lebih baik dari PT Bank BRI Tbk, dan terdapat perbedaan signifikan rasio NPL antara bank syariah muamalat Indonesia denngan PT. Bank BRI Tbk.

3. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Return On Asset (ROA).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio ROA sebesar 1,29% lebih kecil jika dibandingkan dengan mean rasio ROA pada bank konvensional sebesar 1,33%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010-2012, perbankan konvensional memiliki nilai ROA lebih tinggi dibanding dengan perbankan konvensional, hal ini berarti perbankan konvensional memiliki nilai rasio yang semakin baik dibandingkan bank syariah, karema semakin tinggi nilai ROA maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik ROA adalah 1,5%, maka perbankan syariah masih berada pada kondisi ideal karena nilai ROA masih berada di bawah ketentuan BI.

Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai probabilitas sebesar 0,903, oleh karena nilai probabilitas (0,903) nilainya lebih besar dari 0,05 maka H3 ditolak kebenarannya sehingga dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah

dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari rasio ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Candra Puspita Ningtyas, Darminto dan Achmad

(14)

Mandiri, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara kedua bank tersebut.

4. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Return

On Equity (ROE).

Hasil analisis deskriptif diketahui bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio ROE sebesar 12,02% lebih kecil jika dibandingkan dengan mea n rasio ROE pada bank konvensional sebesar 12,54%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010 -2012, perbankan konvensional memiliki nilai ROE lebih tinggi dibanding dengan perbank an

konvensional, hal ini berarti perbankan konvensional memiliki nilai rasio yang semakin baik dibandingkan bank syariah, karema semakin tinggi nilai ROE maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik ROE adalah 12%, maka perbankan syariah masih berada pada kondisi ideal karena nilai ROE masih berada di sekitar ketentuan BI yaitu 12%.

Berdasarkan uji t-test diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0,832, oleh karena nilai probabilitas (0,832) nilainya lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari rasio ROE. Menurut Rusdin (2008), bahwa Return On Equity (ROE) mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara ROE terhadap harga saham, artinya bahwa modal yang ditanam oleh pemegang saham sesudah dipotong kewajiban kepada kreditur kurang mampu menunjukkan tingkat keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri yang dihasilkan perusahaan perbankan yang go publik di BEI.

5. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkanBiaya

Operasional Pendapata Operasional (BOPO).

Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata

(15)

semakin buruk kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik BOP O adalah 92%, maka perbankan syariah masih berada pada kondisi ideal karena nilai BOP O masih berada di sekitar ketentuan BI yaitu 92%.

Hal ini diperkuat oleh hasil uji t diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0,000, oleh karena nilai probabilitas (0,000) nilainya lebih kecil dari 0,05 maka H5 diterima kebenarannya sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari rasio BOPO. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Raditya Dwi Ananto (2013) yang menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dibandingkan dengan Bank UOB Buana dilihat dari rasio keuangan bank yang meliputi CAR, NPL, PPAP, NPM, ROA, BOPO, dan LDR. Hasil penelitian menyebutkan bahwa rasio BOPO mempunyai perbedaan yang signifikan antara kedua bank tersebut dan rasio BOPO yang digunakan sebagai dasar penghitungan nilai total rasio diketahui bahwa Bank UOB Buana memiliki kinerja yang lebih baik daripada Bank Syariah Mandiri.

6. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Hasil deskripsi data terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mea n) rasio LDR sebesar 87,22% lebih besar jika dibandingkan dengan mean rasio LDR pada bank konvensional sebesar 8,79%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010 -2012, perbankan konvensional memiliki nilai LDR lebih rendah jika dibanding dengan perbankan syariah, hal ini berarti perbankan syariah memiliki nilai rasio yang semakin baik dibandingkan bank konvensional, karena semakin tinggi nilai LDR maka semakin baik kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik LDR adalah antara 85-110%, maka perbankan konvensional berada pada kondisi yang kurang ideal karena nilai LDR masih berada di bawah ketentuan BI yaitu

85-110%.

Hasil uji t diketahui nilai probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari

(16)

yang menyimpulkan bahwa selama periode Juni 2002-Maret 2008 perbankan konvensional memiliki LDR lebih baik dibanding dengan perbankan syariah, karena semakin tinggi nilai

LDR maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik LDR adalah 85-119%, maka perbankan syariah masih berada pada kondisi ideal karena memiliki nilai CAR diatas ketentuan BI.

KESIMPULAN

1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan secara signifikan dilihat dari rasio CAR antara

perbankan syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,000), sehingga H1 diterima

kebenarannya dan diketahui bahwa rasio CAR lebih baik pada perbankan syariah yaitu sebesar 22,213%, sedangkan CAR pada bank konvensional sebesar 0,889%.

2. Terdapat perbedaan kinerja keuangan secara signifikan dilihat dari rasio NPL antara

perbankan syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,000) sehingga H2 diterima

kebenarannya, dan dilihat dari rasio NPL lebih baik pada perbankan konvensional yaitu sebesar 15,155%, sedangkan NPL pada bank syariah sebesar 3,051%.

3. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan secara signifikan dilihat dari rasio ROA antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,903) sehingga H3 ditolak

kebenarannya, dilihat dari rasio ROA lebih baik pada perbankan syariah yaitu sebesar 1,326%, sedangkan ROA pada bank konvensional sebesar 1,293%.

4. Tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan dilihat dari rasio ROE antara perbankan

syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,832) sehingga H4 ditolak kebenarannya, dan

dilihat dari rasio ROE lebih baik pada perbankan konvensional yaitu sebesar 12,538%, sedangkan ROE pada bank syariah sebesar 12,022%..

5. Terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,000) sehingga H5 diterima kebenarannya, dan dilihat dari rasio BOPO

lebih baik pada perbankan syariah yaitu sebesar 93,431%, sedangkan BOPO pada bank konvensional sebesar 19,632%.

6. Terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan

konvensional  = 0,000) sehingga H6 diterima kebenarannya, dan dilihat dari rasio LDR

(17)

SARAN

Diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indoensia selain perusahaan perbankan syariah dan konvensional, misalnya perusahaan manufaktur, lembaga perbankan konvensional agar dapat diketahui tingkat kesehatan atau dapat mendeteksi adanya kebangkrutan suatu perusahaan atau lembaga perbankan tersebut, di samping itu juga tidak terbatas pada peirode pengamatan

DAFTAR PUSTAKA

Abustan. 2009. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Publikasi.

Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas, Winny. 2005. Analisis Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan perioda 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7, No. 2, ISSN 1411 – 0288.

Ananto, Raditya Dwi. 2013. Analisas Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensioanal (Bank Syariah Mandiri dengan Bank UOB buana Periode 2007-2011).

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Ari, Kuncara Widagdo, dan Siti Rochmah Ika. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Surakarta: UNS.

Booklet Perbankan Indonesia. Vol. 4, Maret 2007.

Booklet Perbankan Indonesia. 2009.

Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Candra Puspita Ningtyas, Darminto dan Husaini. 2013. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan Analisis Rasio Keuangan. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Brawijaya.

Dahlia, Andi. 2012. Analisis Pebandingan Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dengan PT. Bank Muamalat Indonesia. Skripsi (tidak dipublikasikan). Makassar: Universitas Hassanudin.

Damayanti, Ria Tuzi. 2013. Analisis Perbandingan Knerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional. Skripsi. Bogor: IPB.

(18)

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2010. Metodologi Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persadas.

Kusumo, Yunanto Adi. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 (dengan Pendekatan PBI No.9/PBI/2002-2007). Vol. 2, No. 1

Lukman, Dendawijaya. 2003, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Merentek, Kartika Citra Claudia. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Antara Bank Negara Indonesia (BNI) Dan Bank Mandiri Menggunakan Metode CAMEL. Jurnal EMBA 645 Vol.1 No. 3 Juni 2013, Hal. 645-652.

Merkuswati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Peruahaan.Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, Nomor 1 Tahun 2007.

Mufidha Miranti dan Sadalia. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Umum Devisa Nasional di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan”, Vol.6 (11), pp 111-124.

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Peraturan BI. 2010. Penilaian Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah No. 9/1/PBI/2007.

Ruth, Maulina dan Riadi Armas. 2011. Analisis Rasio CAMEL Bank-Bank Umum Swasta Nasional Periode 2005-2009. Pakbis Jurnal, Vol.3, November 2011: 569-578.

Sahara, Ratna dan Nunung Nurul Hidayah. 2007. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia Periode 1992-1998 Dan 1999-2006. Simposium Nasional Akuntansi. Makassar.

Setyaningsih, Ari dan Setyaningsih Sri Utami. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 13, No. 1, April 100 2013: 100 – 115.

Subaweh, Imam. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Preiode 2003-2007. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: alfabeta.

Suripto. 2013. Implimentasi Sistem Bunga dan Bagi Hasil terhadap Kinerja Keuangan Perbankan, Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111.

(19)

Yulia Nurul Aini dan Darmayanti. 2013. Analisis Kinerja Keuangan BCA dibandingkan dengan Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Publikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan melalui kumpulan puisi Lalu Aku karya Radhar Panca Dahana, maka kerangka berpikir adalah sebagai berikut: (1)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul : “ ANALISIS DESKRIPTIF INDUSTRI BATU ALAM (Studi Pada Pengusaha Batu Alam di

Translating means changing an original text into different language and words, but without leaving the other elements like cultural aspects in the source text.. Which means the

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain. Program

The Motivation of Yukiko Makioka’s Family in Finding a Husband for Yukiko as Seen in Junichiro Tanizaki’s The Makioka Sisters. Yogyakarta: Department of Language and Arts Education,

Dalam : Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi keempat, Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai strategi pembangunan sumber daya manusia haruslah dipandang sebagai titik sentral serta strategis mengingat bahwa beberapa studi