• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN DI PUSKESMAS KLATEN UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN DI PUSKESMAS KLATEN UTARA"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI

IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI

KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN

DI PUSKESMAS KLATEN UTARA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA MINAT UTAMA PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN

Oleh :

YUDA YULIA KRISTIARINI

S 450809032

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

xiii

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI

IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI

KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN

DI PUSKESMAS KLATEN UTARA

oleh :

YUDA YULIA KRISTIARINI NIM.S540809032 Telah disetujui Tim Penguji

Pada tanggal ...

Ketua : Prof.DR.Dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKes ……….. …

Sekretaris : DR. Nunuk Suryani ,MPd ………...

Anggota :1. Prof.DR.Dr.Ambar Mudigdo,Sp.PA(K) ... ...

2. Dr. Isdaryanto.MARS ...

Mengetahui

Ketua Program Studi Prof.DR.Dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKes ... Magister Kedokteran NIP.194803131976101001

Keluarga

(3)

commit to user

MOTTO

Bukan karena hidup bahagia lalu “ kamu tersenyum” tapi karena kamu tersenyum maka “ hidup jadi bahagia “...

Bukan semua orang bersahabat lalu “ Kamu tersenyum” tapi karena kamu tersenyum maka ” semua orang jadi bersabat”...

Bukan karena pekerjaan menyenangkan lalu “ kamu tersenyum ‘ tapi karena kamu tersenyum maka pekerjaan terasa menyenangkan.

Bukan dunia yang membuat “ kamu tersenyum “ ,tapi senyumanmulah yang membuat dunia jadi tersenyum.

(4)

commit to user

xiii

KATA PENGANTAR

Karunia dan kasih hanya milik Tuhan YME yang telah memberikan kasih dan karunia Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis yang bejudul ”Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Motivas Ibu Peserta Keluarga Berencana Dengan Persepsi Kesuburan Setelah Melahirkan di Puskesmas Klaten Utara Tahun 2010”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Megister Program Studi Kedokteran Keluarga.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyelesakan tesis ini, diantaranya kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

kesempatan mengikuti program Magister di Program Pasca Sarjana Universitas sebelas Maret.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret surakarta,

Prof.Drs.Suranto,M.Sc.Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program magister di program pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta

.

3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof.DR.dr. Didik Tamtomo,PAK,MM,M.Kes yang telah meberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(5)

commit to user

penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Pembimbing tesis I, Prof .DR.dr. Ambar Mudigdo,Sp,PA (K) yang telah membimbing penulis secara tulus, sehingga sangat memperlancar proses penulisan usulan teses ini. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada penulis, agar penulis dapat lulus sesuai dengan waktu yang tersedia. 6. Pembimbing tesis II, Dr. Isdaryanto , MARS. Yang telah membimbing penulis

dengan tulus sehingga sangat memperlancar proses penulisan usulan tesis ini. dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada penulis, agar dapat lulus sesuai dengan waktu yang tersedia.

7. Semua dosen di Program Studi Magister Kedokteran keluarga, PPS UNS, terimakasih atas bekal ilmu yang telah diberikan semoga menjadi bagian dan amal baiknya yang senantiasa di berkati Tuhan .

8. Suamiku Tercinta Dr. Mintono, Sp.B Finacs, dan anak-anakku yang selalu memberi dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS.

9 Semua pihak yang telah mendukung hingga terselesainya usulan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu masukan ,kritik, dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tesis

ini. Surakarta, Desember 2010

(6)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL………..………. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING… ..… ……….. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... MOTTO... KATA PENGANTAR……… ……….…... DAFTAR ISI………. DAFTAR GAMBAR……… DAFTAR TABEL………. DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK………..………. ABSTRACT……….. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang………

B. Rumusan Masalah………..

C. Tujuan penelitian……….... D. Manfaat Penelitian……… BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

(7)

commit to user

3. Motivasi... 4. Persepsi kesuburan setelah melahirkan………. 5. Kontrasepsi Post Partum……….. B. Penelitian yang relevan………... C. Kerangka Teori penelitian…..………..

D. Hipotesis………

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……….. B. Lokasi Penelitian……….. C. Pengambilan sample Penelitian………

D. Besar Sampel………

E. Definisi Operasional………. F. Instrumen Penelitian……… G. Uji Validitas dan Reliabilitas………... H. Cara Analisa data……….

I. Uji Hipotesis……….

J. Etika Penelitian……….

K. Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas ………. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian... B. Karakteristik Responden... C. Hasi Penelitian ... D. Pembahasan ...

(8)

commit to user

xiii

E. KETERBATASAN PENELITIAN ... BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….

B. Implikasi……….

C. Saran………..

DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN

66

(9)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian...

(10)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1: Hasil uji validitas kuesioner Tingkat Pengetahuan ibu

peserta keluarga Berencana di wilayah Puskesmas

Klaten Utara... .. Tabel 3.2: Hasil uji validitas kuesioner motivasi ibu peserta

Keluarga Berencana di wilayah puskesmas

Klaten Utara... Tabel 3.3: Hasil uji validitas persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara... Tabel 4.1: Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan... Tabel 4.2: Distribusi frekuensi Motivasi... Tabel 4.3: Distibusi persepsi kesuburan setelah melahirkan. ... Tabel 4.4: Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dengan persepsi

Kesuburan setelah melahirkan... Tabel 4.5: Distribusi frekuensi motivasi dengan persepsi kesuburan

setelah melahirkan... Tabel 4.6: Uji Normalitas... Tabel 4.7: Hasil analisa data regresi linear berganda ...

44

45

46 49 49 50

50

(11)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden... Lampiran 2 : Halaman Informed Consent ... Lampiran 3 : Kisi-kisi Kuesioner... Lampiran 4 : Kuesioner Karakteristik Responden... Lampiran 5 : Kuesioner Pengetahuan Ibu ...

Lampiran 6 : Kuesioner Motivasi Ibu Peserta KB... Lampiran 7 : Kuesioner Persepsi Kesuburan setelah

Melahirkan... Lampiran 8 : Jadwal Penelitian……….. Lampiran 9 : Hasil Rekapitulasi Data Tingkat Pengetahuan ……….. Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas tingkat

Pengetahuan……… Lampiran 11 : Hasil Rekapitulasi Data Motivasi ibu peserta KB……… Lampiran 12 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi Ibu

Peserta KB……….. Lampiran 13 : Hasil Rekapitulasi Data Persepsi kesuburan setelah Melahirkan ……….. Lampiran 14 : Hasil uji Validitas dan Reliabilitas Persepsi

Kesuburan Setelah Melahirkan……… Lampiran 15 : Rekapitulasi hasil data kuesioner tingkat pengetahuan …. Lampiran 16 : Rekapitulasi hasil data kuesioner motivasi ibu.

(12)

commit to user

xiii

peserta Keluarga Berencana………... Lampiran 17 : Rekapitulasi hasil data kuesioner persepsi kesuburan

setelah melahirkan ………. Lampiran 18 :.Pengolahan Data Uji Normalitas... Lampiran 19 : Pengolahan Data uji linieritas persepsi * pengetahuan ... Lampiran 20 : Pengolahan Data uji linearitas persepsi * motivasi... Lampiran 21 : Pengolahan data uji Regresi... Lampiran 22 : Hasil pengolahan Data Frekuensi... Lampiran 23 : Hasil Pengolahan data Crosstab... Lampiran 24 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ... Lampiran 25 : Surat Penelitian ... Lampiran 26 : Lembar Konsultasi...

92

(13)

commit to user

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana nasional BPS : Bidan Praktek Swasta

KB : Keluarga Berencana

SDKI :Standart derajat kesehatan Indonesia WHO : World Health Organisation

(14)

commit to user

xiii ABSTRACT

YUDA YULIA KRISTIARINI. Relationship Between Knowledge and motivation level of family planning with maternal Participants perception Fertility after Childbirth In Klaten Health Center North.. Thesis. Surakarta : Graduate Program Sebelas Maret University Surakarta, 2010.

The purpose of this study is to investigate the relationship: a) the level of maternal knowledge of participants of Family Planning (FP) by the perception of fertility after childbirth in the area of Public Health Center North Klaten. b). Motivation participant mothers Family Planning (FP) by the perception of fertility after childbirth in the Health Center of North Klaten. c). Knowledge level of participants Mother And Motivation Family Planning (FP) by the perception of fertility after Childbirth in the Northern Territory health center Klaten in 2010. Design research is observation with cross sectional research design (cross sectional) and using a quantitative approach. Its population is 617 people and poith are 100 peple with a sample of 80 people were taken by simple random sampling. Data collected by questionnaire, and the results of research are stated with a par with the scale interval and can be continued Regression double then Correlation double.

Based on the results: mother's level of knowledge and motivation of family planning participants' perceptions significantly affect the fertility of women after delivery (multiple regression) got value Sig = 0.000 <alpha 0.05, then Ho is rejected. This is due to motivation will arise when they are based with the level of knowledge about the perception of fertility after childbirth are more familiar so that it will strengthen the mother to become a new family planning participants. Conclusion: There is a significant correlation between the level of knowledge and motivation of family planning with maternal participant perceptions of fertility after childbirth.

(15)

commit to user

ABSTRAK

YUDA YULIA KRISTIARINI. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Motivasi ibu Peserta Keluarga Berencana dengan persepsi Kesuburan setelah Melahirkan Di Puskesmas Klaten Utara . Tesis. Surakarta : Program pasca sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta , 2010.

Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan :a) Tingkat pengetahuan ibu peserta Keluarga Berencana(KB) dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara .b). Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana (KB) dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara . c). Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu peserta Keluarga Berencana (KB) dengan persepsi kesuburan setelah Melahirkan di Wilayah Puskesmas Klaten Utara tahun 2010.

Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah observasi dengan rancangan penelitian potong lintang ( Cross sectional analytic ) dan menggunakan pendekatan kuantitatif .Populasinya adalah 617 orang dengan sasaran 100 orang sample 80 orang diambil secara simpel random sampling/ Acak sederhana . Data dikumpulkan dengan lembar kuesioner , serta hasil penelitian dinyatakan dengan skala interval dan rasio dengan Korelasi ganda dapat dilanjut Regresi ganda . Hasil : Penelitian didapatkan tingkat pengetahuan dan Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana berpengaruh secara significan terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan ( Regresi ganda ) didapatkan nilai Sig = 0,000< alpha 0,05 , maka Ho ditolak . Hal ini disebabkan motivasi akan timbul apabila didasari dengan tingkat pengetahuan tentang persepsi kesuburan setelah melahirkan lebih paham sehingga akan memantapkan ibu untuk menjadi peserta KB baru.

Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan .

(16)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di Indonesia masih terdapat 8 % kehamilan dengan resiko tinggi karena jarak kehamilan kurang dari 24 bulan. Jarak kehamilan tersebut dapat menyebabkan terjadinya resiko mortalitas anak sebesar 2,2 kali dibandingkan dengan jarak kehamilan lebih dari 24 bulan ( BKKBN,et al 2003). Analisa data dari SDKI 2002-2003 menegaskan bahwa semakin dekat jarak kelahiran maka resiko mortalitas anak akan semakin meningkat. Di Kecamatan Klaten Utara sasaran ibu nifas tahun 2009 ada 617 orang, tahun 2008 ada 586 orang, tahun 2007 ada 553 orang. Pengalaman yang berkaitan dengan kelahiran, terutama kelahiran yang mengalami komplikasi, menyebabkan ibu postpartum lebih membutuhkan cara atau alat untuk mencegah kehamilan. Kehamilan yang terjadi pada periode postpartum merupakan kehamilan yang beresiko tinggi, karena memiliki jarak yang dekat dengan kehamilan sebelumnya (SDKI,2003).

WHO (2005) menganjurkan jarak kehamilan adalah minimal 2-3 tahun. Berbagai penelitian diatas juga menunjukkan bahwa jarak minimal 2 tahun sangat bermanfaat terhadap status kesehatan ibu dan anak serta kelangsungan hidup anak. Menurut Wilopo (2004) jarak kelahiran optimal juga dapat meningkatkan derajat hidup anak dengan tercukupinya pangan, sandang, papan, perumahan, dan pendidikan. Pencegahan kehamilan setelah melahirkan dapat di peroleh melalui 2 cara, yaitu sexual abstinence dan belum kembalinya kesuburan setelah melahirkan. Data SDKI menunjukkan bahwa sebagian sexual abstinence hanya

(17)

berlangsung sampai 2 bulan setelah melahirkan (BPS et al.2003). Selanjutnya belum kembalinya kesuburan setelah melahirkan merupakan faktor yang sangat penting dalam melanjutkan keberhasilan perlindungan terjadinya kehamilan setelah melahirkan merupakan proses fertilitas yang sulit dipahami. Masih banyak wanita yang tidak memahami proses fertilitas pada periode postpartum (Evans,2005). Rendahnya pemahaman tersebut membuat ibu postpartum menganggap bahwa hubungan sexual tidak beresiko hamil apabila menstruasi belum datang. Melihat data diatas sangat bermanfaat bagi ibu postpartum segera mamakai kontrasepsi secepatnya untuk mencapai jarak kehamilan yang ideal (aross et al 1989). Menyatakan inisiasi pemakaian kontrasepsi secepat mungkin telah melahirkan masih diperdebatkan sebagai pilihan yang tepat. (Sarwono,2003).

Berdasarkan uraian diatas keputusan untuk mulai memakai kontrasepsi pada periode postpartum merupakan perilaku yang harus dipertimbangkan berdasarkan faktor tertentu. Dimana alasan ibu yang mau menerima kontrasepsi karena adanya keinginan tidak ingin memiliki anak lagi dan puas terhadap metode yang sebelumnya, sedang alasan yang menolak karena faktor suami dan keinginan menunda pemakaian kontrasepsi sampai periode postpartum berakhir (Romeo Gutierrez et al,2003).

Sedang motivasi ibu menggunakan kontrasepsi dipengaruhi oleh jumlah anak ideal yang diinginkan, pengetahuan tentang tentang kesuburan pada periode

postpartum, niat dan kesadaran untuk menggunakan metode kontrasepsi

(18)

commit to user

3

(19)

pemberian makanan pendamping ASI adalah berkurangnya durasi dan frekuensi menyusui sehingga akan memperpendek aminorea. Dengan memahami MAL responden akan berfikir bahwa praktek menyusui tidak dapat dilakukan sesuai kriteria MAL maka kesuburan akan datang lebih cepat. Berdasarkan pemahaman pemakaian kontrasepsi MAL maka pemakaian kontrasepsi postpartum lebih baik dan segera dapat dilakukan. Karena pemahaman mengenai kembalinya masa subur dengan memberikan informasi tentang MAL sangat berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi postpartum (BKKBN,2010).

(20)

commit to user

5

B.Rumusan Masalah

Persepsi ibu postpartum mengenai kesuburan dalam pemakaian kontrasepsi adalah keputusan dan tindakan dalam menentukan waktu kapan memulai pemakaian kontrasepsi dan jenis kontrasepsi. Keputusan tersebut hendaknya didasarkan pada kondisi kesuburan ibu postpartum. Pertimbangan tersebut dapat dilakukan bila ibu postpartum memahami dengan baik mengenai konsep kesuburan setelah melahirkan dan adanya pengetahuan dan motivasi dari ibu sendiri tentang KB.

Sesuai dengan uraian diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini antara lain:

1.Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ?

2.Adakah hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ?

3.Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ?

C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan umum

Mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara.

(21)

2. Tujuan Khusus

a.Untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara

b.Untuk mengetahui adakah hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara.

D.Manfaat Penelitian 1 . Manfaat Teoritis

Diharapkan Sebagai masukan dalam bidang pelayanan maupun pendidikan dalam mengembangkan konsep yang berkaitan dengan pelayanan KB setelah melahirkan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat : Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam menentukan keputusan yang berkaitan dengan KB postpartum ( setelah melahirkan ) sesuai dengan keadaan dirinya.

(22)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Tingkat Pengetahuan a.Pengertian

Pengetahuan adalah Suatu informasi dapat menambah pengetahuan yang dapat merubah sikap. Dimana sikap seseorang dapat terlihat dari perilaku cara mengubah ketidaktahuan serta sikap dan perilaku itu antara lain melalui pendidikan (Suryaningrat ,2005). Informasi yang representative dan eskalatif pada hakekatnya adalah edukasi. Suatu proses belajar informal yang sangat efektif untuk mengubah sikap dan perilaku khususnya dalam alat kontrasepsi. b.Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu :

1).Tahu (know)

(23)

KB saat mereka memahami bahwa post partum untuk 2 bulan pertama merupakan saat yang tepat untuk menjadi akseptor KB karena belum kembali subur.

2).Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Ibu akseptor KB baru setelah mendapat penyuluhan atau konseling tentang KB diharapkan mampu untuk mengetahui kegunaan KB bagi dirinya serta manfaat dan efek samping serta cara kerja jenis kontrasepsi yang dipakainya.

3).Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riel (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Ibu akseptor KB mampu sebagai pengguna jenis KB yang di anggap cocok bagi diri dan pasangannya.

4).Analisis (analysis)

(24)

commit to user

9

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. Ibu setelah melahirkan mampu dan mengerti alasan kapan mereka yang tepat untuk menjadi akseptor KB setelah mereka memahami makna kesuburan selah melahirkan sehingga akan menimbulkan suatu kesadaran yang meningkatkan suatu motivasi tinggi untuk menjadi peserta KB.

5). Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Ibu peserta KB tersebut diharapkan mampu untuk menyusun atau dan memahami fungsi daripada KB sehingga dapat menceritakan kembali urutan cara dan fungsi sebagai akseptor KB.

6). Evaluasi (evaluation).

(25)

KB yang tepat yaitu 2 bulan pertama setelah melahirkan karena belum ada proses ovulasi (BPS,2003).

2. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

(26)

commit to user

11

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan (to move). Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal dan berawal dari motif maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.

Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar karena dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu (koeswara,1989) yang dikutip di Dimyati dan Mudjiono (2002:80). Motivasi adalah proses proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan - kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan pada tujuan tertentu (michell,1982,dalam winardi J,2001).

Motivasi dapat dibedakan 2 jenis yaitu : 1).Motivasi Primer

(27)

2).Motivasi sekunder

Disebut juga motivasi sosial merupakan perkembangan dari motif primer, adalah motivasi yang dipelajari berkembang karena belajar dan pengalaman. Motivasi sekunder digolong - golongkan menjadi keinginan - keinginan untuk memperoleh pengalaman baru, untuk mendapat respons, memperoleh pengakuan, dan memperoleh rasa aman. Perilaku motif sekunder dipengaruhi oleh sikap dan emosi (Nana Syaodin S, 2003 ; Dimyati dan mujiono, 2002).

Menurut Abraham Maslow dalam Nana Syaodin S (2003) membagi keseluruhan motif yang mendorong perbuatan individu menjadi 5 kategori yang membentuk suatu hierarki atau tangga motif dari yang terendah sampai tertinggi, yaitu :

a).Motif fisiologi yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah, seperti kebutuhan akan makan, minum, bernafas, bergerak dan lain-lain.

b).Motif pengamanan yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari gangguan, baik gangguan alam, binatang, iklim maupun penilaian manusia.

c).Motif persaudaraan atau kasih sayang yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang, persaudaraan baik dengan jenis kelamin sama maupun berbeda.

(28)

commit to user

13

e).Motif aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa dari kelahirannya dan kodratnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualisasikan atau dinyatakan dalam berbagai bentuk, sifat, kemampuan dan kecakapan nyata. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang terhadap suatu aktivitas akan memperlihatkan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

3. Persepsi kesuburan setelah melahirkan a. Persepsi

(29)

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi berarti memberi makna pada stimulus sensori (Atkinson dan Hilgard,1991).

Dalam kajian psikologi yang disebut persepsi sosial yang bermakna pandangan seseorang terhadap orang lain. Dalam hal ini terdpat 3 domensi yang membentuk persepsi seseorang yaitu pengetahuan tentang pribadi orang lain, harapan kepada orang tersebut dan evaluasi yang berisi kesimpulan tentang pribadi tersebut (cahoun dan Acocella, 1990). Persepsi kesuburan setelah melahirkan meliputi aspek pengetahuan tentang kesuburan melahirkan, harapan dan manfaat yang diinginkan, resiko dan evaluasi yang berasil disimpulkan memiliki 4 aspek yaitu :

1).Hal yang diamati dari suatu stimulus bervariasi tergantung dari pola menyeluruh dimana stimulus yang bersangkutan menjadi bagiannya . 2). Persepsi bervariasi antar individu dan antar waktu .

3).Persepsi bervariasi tergantung pada arah atau fokus dari panca indera yang menerimanya.

4).Persepsi cenderung berkembang kearah tertentu dan kecenderungan tersebut pada umumnya akan menetap .

(30)

commit to user

15

suatu obyek yang sama dapat berbeda dengan persepsi yang dimiliki orang lain, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan perhatian, pengalaman, dan kondisi fisik panca indera pada masing masing individu (Sarafino ,1994).

b. Kesuburan setelah melahirkan

Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi kelenjar hypothalamus anterior dan sekresi gonadrophin. Meskipun merupakan suatu proses yang kompleks tetapi konsep mengenai penekanan ovulasi dan siklus menstruasi melalui aktivitas pemberian ASI sudah dipahami. Frekuansi menyusu yang menghasil prolaktin berhubungan erat dengan perubahan sekresi LH dan aminorea. Secara klinis pengukuran kesuburan dilakukan saat kembalinya menstruasi setelah melahirkan dan tergantung pada durasi dan frekuansi menyusui (Egbuonu et al, 2005). Kesuburan setelah melahirkan merupakan fungsi fisiologis ketika aktivitas menyusui tidak mampu lagi menekan datangnya ovulasi. Fenomena penurunan prevalensi pemberian ASI esklusif akan menyebabkan kesuburan setelah melhirkan datang lebih cepat. Penurunan ekologi menyusu menyebabkan rata rata jarak kelahiran yang semula 2 tahun menjadi 1 tahun. Karena meliputi ekologi sebagai berikut: Bayi hanya diberikan ASI 6 bulan pertama, ASI diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi siang dan malam hari, pengenalan makanan terbatas berangsur angsur setelah usia 6 bulan, dan dilanjutkan makanan utama diatas 1 tahun atau lebih (Jakcson, 1998).

(31)

datangnya kembali kesuburan yang tertekan oleh aktivitas menyusui. Rangsangan pada puting oleh isapan bayi menghasilkan 3 respon: Pelepasan hormon oksitosin dan kelenjar posterior untuk melepaskan ASI kepada bayi, melepaskan hormon prolaktin yang sangat diperlukan untuk memproduksi ASI sebagai makanan bayi, dan penekanan sekresi gonadhotropin yang akan menekan aktivitas ovarium (Mcneilly,1996).

4. Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum) a. Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum)

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma sebagai awal terjadinya kehamilan. Berdasarkan definisi tersebut pemakaian kontrasepsi ditujukan untuk mencegah terjadinya pertemuan antara sperma dan sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi dalam mencegah kehamilan memiliki dua cara kerja yaitu kontrasepsi sederhana dan kontrasepsi modern. Kontrasepsi sederhana meliputi senggama terputus, pantang berkala, kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, vagina tablet. Kontrasepsi modern meliputi pil, IUD, suntikan, implant, dan sterilisasi baik pada wanita atau pria.

Postpartum diasumsikan sebagai waktu beristirahat, peningkatan gizi bagi ibu dan bayinya, perlindungan dari penyakit dan berhubungan dengan kondisi yang selalu higienis serta peningkatan asupan gizi pada ibu

postpartum bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI (Winikoff dan

(32)

commit to user

17

Kontrasepsi postpartum merupakan inisiasi atau penggunaan metode keluarga berencana pada 4 minggu pertama setelah melahirkan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan terutama dalam waktu 1-2 tahun setelah melahirkan. Hal ini terutama disebabkan bahwa kehamilan berikutnya dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi serta mengurangi kualitas pemberian ASI (Bulut dan turan,1995).

b. Metode Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum)

Pertimbangan pemilihan metode kontrasepsi dapat dibedakan bagi ibu yang menyusui atau tidak menyusui. Bagi ibu yang tidak menyusui ovulasi pertama terjadi rata rata 45 hari setelah melahirkan, sehingga kontrasepsi perlu dipertimbangkan mulai sekitar 4 minggu postpartum meskipun masih bersifat sementara. Pemilihan metode bagi wanita yang tidak menyusui relatif lebih leluasa sesuai dengan pilihan metode yang tersedia dan diinginkan (Kennedy ,1996).

(33)

menjarangkan atau pengaturan kelahiran atau membatasi jumlah anak yang diinginkan (Wilopo,2006). Untuk tujuan, mengatur kehamilan, kontrasepsi yang diperlukan memerlukan reversibilitas dan efektifitas tinggi serta dapat diatur jangka waktu pemakaiannya. Sedang untuk tujuan mengakhiri kehamilannya maka hanya efektifitas tinggi yang diperlukan antara lain dengan metode Kontap.

Sedangkan pertimbangan pemilihan jenis kontrasepsi bagi ibu menyusui terdiri dari 3 tingkatan menurut minimalitas pengaruh terhadap pemberian ASI. Pemilihan yang baik apabila kontrasepsi yang digunakan tidak memberikan efek negatif pada pemberian ASI. Dimana ke 3 jenis kontrasepsi tersebut antar lain :

1). Metode non Hormonal

Metode ini merupakan metode yang paling direkomendasikan karena sama sekali tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI. Penggunaannya didasarkan pada tingkat penerimaan klien KB dengan memperhatikan kontra indikasi klien yang bersangkutan terhadap suatu jenis kontrasepsi. Kontrasepsi non hormonal meliputi:

a). MOW

(34)

commit to user

19

efektivitas akan menurun menjadi 2 kehamilan per 100 atau 18-19 kehamilan per 1000 (WHO et al ,2007).

Menurut saifuddin (2003) wanita yang dapat memilih kontrasepsi MOW adalah:

(1).Telah memiliki anak lebih dari 2 dan keluarga besar telah sesuai dengan yang dikehendaki.

(2). Usia lebih dari 26 tahun.

(3). Apabila hamil kembali akan menimbulkan resiko penyakit yang serius. (4). Memahami kelebihan dan kelemahan metode ini beserta prosedurnya. (5). Persetujuan secara sukarela dengan persetujuan suami.

Cara kerja metode kontrasepsi ini adalah menghambat perjalanan ovum agar tidak dapat dibuahi oleh seperma. Keuntungan metode ini adalah permanen dan efektif dan tidak ada efek samping jangka panjang, tidak mempengaruhi pemberian ASI, tidak mengganggu hubungan seksual dan mempengaruhi resiko kanker ovarium. Sedang keterbatasan metode ini adalah ada kemungkinan penyesalan karena bersifat permanen, harus dilakukan petugas terlatih terhadap resiko komplikasi meskipun kecil namun akan mengingat jika dilakukan anestesi umum, serta rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.

b). IUD ( Intra Uterus Device).

(35)

kemampuan spermatozoa untuk masuk ke kavum uteri. Tetapi juga IUD mempunyai angka kegagalan dalam mencegah terjadinya kehamilan yaitu kurang dari 1 kehamilan per 100 perempuan dalam satu tahun pertama (Saifuddin, 2003).

Keuntungan kontrasepsi ini bagi ibu postpartum adalah tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI dan dapat segera dipasang setelah melahirkan selama masih kurang dari 48 jam. Pemasangan IUD juga dilakukan pada waktu lebih dari 4 minggu setelah melahirkan dengan memastikan ibu postpartum tidak dalam keadaan hamil. Bagi ibu yang masih aminorhoe dapat dipasang kapan saja, sedang bagi ibu yang sudah mendapatkan menstruasi IUD dapat dipasang dalam 12 hari pertama siklus menstruasi dan tidak diperlukan perlindungan tambahan. Keuntungan IUD yang lain adalah ekonomis,efektivitas tinggi, metode penggunaan jangka panjang tidak mempengaruhi hubungan seksualitas dan kesuburan segera kembali bila IUD dilepas.

2) Metode hormonal yang mengandung progesteron saja .

Metode hormonal memiliki cara kerja menghambat sekresi gonadotropin melalui efeknya pada pusat hipofisis dan hipotalamus. Hormon ini yang menekan sekresi hormon LH (luteinizing hormone) dan selanjutnya mencegah terjadinya ovulasi ( Speroff dan darney,2001) meliputi:

a) Pil progestin.

(36)

commit to user

21

gonadotropin dan melemahkan sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami tranformasi lebih awal sehingga menghambat penetrasi sperma dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Efektivitas cara ini cukup tinggi apabila digunakan setiap hari secara tepat waktu dan konsistenbagi ibu yang menyusui kehamilan yang terjadi 1 per 100 wanita yang menggunakan pil ini dalam 1 tahun.

Kontrasepsi ini dapat digunakan oleh ibu postpartum yang menyusui karena tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Bagi ibu postpartum yang menyusui, maka pil progestin dapat digunakan kapan saja pada masa 6 minggu sampai 6 bulan apabila belum menstruasi. Apabila menstruasi telah kembali maka pil progestin dapat dimulai pada hari ke 5 pertama siklus menstruasi dan tidak perlu tambahan kontrasepsi lain.

Bagi ibu yang tidak menyusui, pil progestin direkomendasikan mulai digunakan pada masa kurang dari 21 hari setelah melahirkan tanpa diperlukan perlindungan tambahan. Pil progestin dapat digunakan kapan saja dengan memastikan tidak hamil, tetapi apabila digunakan sesudah hari ke-5 siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 2 hari berikutnya ( Wilopo,2008).

b) Suntikan progestin

(37)

menjadi tipis dan atrofi serta menghambat trasportasi gamet oleh tuba (Saifudin ,2003). Kontrasepsi ini cukup efektif apabila dilakukan tepat waktu dimana kehamilan yang terjadi 1 dari 100 wanita (3 per 100 wanita) dalam 1 tahun. Keuntungan kontrasepsi ini tidak berpengaruh terhadap ASI sehingga dapat dengan aman digunakan oleh ibu yang menyusui. Maka suntikan progestin dapat digunakan kapan saja pada masa 6 minggu sampai 6 bulan setelah melahirkan apabila menstruasi belum kembali. Sedang mentruasi sudah kembali maka pil progestin dapat dimulai digunakan pada 7 hari pertama menstruasi dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Suntikan ini dapat digunakan kapan saja dengan memastikan tidak hamil, tetapi apabila digunakan sesudah 7 hari siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 7 hari berikutnya (Wilopo , 2008).

(38)

commit to user

23

c) Implant

Merupakan alat kontrasepsi yang berupa batang silastik dan dipasang di bawah kulit pada lengan atas. Implant merupakan jenis alat kontrasepsi yang mengandung progestin sehingga dapat dipakai oleh ibu menyusui wanita (Affandi et al,2007; Saifudin ,2003). Keuntungan lain implant adalah perlindungan jangka panjang, kesuburan segera kembali setelah dilepas, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mengganggu hubungan seksual .

Cara kerja implant adalah mengentalkan lendir serviks, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi. Sekarang hanya tersedia indoplant terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun (Saifudin ,2003). Bagi ibu yang tidak menyusui indoplant direkomendasikan mulai digunakan pada masa kurang dari 21 hari setelah melahirkan tanpa diperlukan perlindungan kontrasepsi tambahan. Apabila digunakanlebih dari 21 hari setelah melahirkan dan menstruasi belum kembali maka harus dipastikan tidak hamil, dan diperlukan pantang senggama atau perlindungan kontrasepsi tambahan selama 7 hari berikutnya (Wilopo , 2008).

3).Kontrasepsi yang mengandung hormon Kombinasi progestin dan estrogen Metode hormonal yang mengandung estrogen tidak direkomendasikan

bagi ibu yang menyusui karena akan mempengaruhi berkurangnya produk ASI dan komposisi ASI, Kontrasepsi ini terdiri dari 2 macam:

(39)

Pil kombinasi merupakan kontrasepsi yang berisi dosis rendah hormon progestin dan hormon estrogen. Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis antara lain :

(1).Monosik adalah pil tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7 tablettanpa hormon aktif.

(2).Bifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progesteron ( E/p) dengan dosis yang berbeda, dengan 7tablet tanpa hormon aktif.

[image:39.612.136.510.214.460.2]

(3).Trifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progesteron dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Cara kerja pil kombinasi ini adalah menekan ovulasi mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit silalui sperma dan mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur akan terganggu pula .efektifitas kontrasepsi ini cukup tinggi apabial dilakukan secara tepat waktu setiap hari, yaitu 1 kehamilan per 1000 pengguna dalam tahun pertama penggunaan (Saifudin,2003).

b). Suntikan kombinasi

(40)

commit to user

25

waktu dan konsisten, yaitu 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin,2003).

Cara kerja suntikan kombinasi adalah menekan ovulasi mengentalkan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Kontrasepsi ini tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui tetapi bila kontrasepsi lain tidak tersedia suntikan dapat digunakan untuk ibu postpartum setelam melahirkan lebih dari 6 bulan. Apabila menstruasi belum kembali maka suntikan kombinasi dapat dilakukan kapan saja setelah dipastikan tidak hamil. Dan diperlukan pantang senggama atau kontrasepsi tambahan selama 7 hari berikutnya. Apabila menstruasi telah kembali maka pil kombinasi dapat mulai digunakan pada 7 hari pertama siklus menstruasi dan tidak diperlukan perlukan kontrasepsi tambahan. Dan dapat digunakan kapan saja setelah dipastikan tidak hamil ,tetapi apabila digunakan sesudah 7 hari siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 7 hari berikutnya (Wilopo.2008).

c. Landasan Teori

(41)

dalam perubahan tingkah laku adalah persepsi, motivasi dan emosi (Sarwono,1998). Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi kelenjar hypothalamus - anterior dan sekresi

gonadhotrophin sehingga terjadi ovulasi. Resiko akan terjadi bila ibu

postpartum tidak dilindungi kontrasepsi sudah aktif secara seksual. Kembalinya mentruasi merupakan tanda yang jelas bagi ibu postpartum bahwa dirinya telah kembali subur, tetapi ovulasi tidak selalu ditandai dengan datangnya mentruasi.

B. Penelitian yang Relevan.

1.Penelitian yang relevan dari Rini Prasetyaningsih dengan judul : ” Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cara Menyusui Dengan Praktek Menyusui Ibu Post Partum Primipara di Rumah Sakit PKU Muhammadyah delanggu” Tahun 2007.Hasil penelitian menunjukkan Sikap tentang cara menyusui ibu post partum Primipara ,dari uji F hitung variabel pengetahuan dan praktek = 4.049 dengan tingkat signifikan 0.000, F hitung dari hubungan variabel sikap dengan praktek sebesar 2.825 dengan tingkat signifikan 0.012 dari hubungan variabel sikap dan pengetahuan sebesar 2.958 dengan tingkat signifikan 0.011. Berdasarkan statistik disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan an cukup kuat antara pengetahuan tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu postpartum primipara.

(42)

commit to user

27

(43)

C. Kerangka teori Penelitian

: Yang tidak dieliti

: Yang di Teliti Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian. Ibu/ wanita setelah melahirkan ( Postpartum)

Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana

Faktor luar yang berpengaruh : Umur ibu , status ekonomi, Pendidikan, Dukungan Suami , Paritas.

Tingkat pengetahuan : KB, Kegunaan, efek samping, cara kerja

Persepsi kesuburan setelah melahirkan

Tempat pelayanan Keluarga Berencana

Ibu setelah melahirkan yang berada di wilayah puskesmas Klaten Utara

(44)

commit to user

29

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang keluarga berencana yang dikuatkan ibu terhadap pemahaman kesuburan setelah melahirkan diharapkan akan lebih memantapkan ibu untuk menjadi akseptor keluarga berencana secara dini. Meskipun juga dipengaruhi oleh faktor luar.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dengan adanya pemahaman yang kuat tentang kesuburan setelah melahirkan bahwa paling aman dalam memutuskan untuk mengikuti keluarga berencana dimana saat masa nifas tidak didapatkan suatu proses reproduksi yang aktif serta tidak terdapat penyakit yang konta indikasi terhadap pemilihan salah satu jenis KB maka akan meningkatkan motivasi seorang ibu untuk segera menjadi akseptor KB. Meskipun tidak lepas dipengaruhi oleh faktor luar.

(45)

D. Hipotesis

1. Ada hubungan positip antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan.

2. Ada hubungan positip antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan

(46)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan

penelitian potong lintang (cross sectional analytic) dan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Rancangan ini merupakan penelitian yang melakukan

pengukuran variabel bebas dan variabel terikat secara bersamaan dalam satu

waktu selama penelitian. Berdasarkan rancangan studi tersebut maka akan

mengamati Hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu berKB

sehubungan dengan persepsi kesuburan ibu postpartum (setelah melahirkan).

[image:46.612.82.557.211.641.2]

Alur penelitian akan terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Skema studi cross sectional (Murti ,2003). Ibu setelah melahirkan di wilayah

Puskesmas Klaten Utara N =100

Tingkat pengetahuan ibu dan motivasi ibu

peserta KB (+)

Ibu menikah usia 15-40 th, memiliki anak usia 0-6 bulan, tinggal di Puskesmas

Klaten Utara. Bersedia menjadi responden

N = 78

Tingkat pengetahuan dan motivasi ibu

peserta KB (-)

(47)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Klaten Utara, Kecamatan

Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pertimbangannya dimana wilayah tersebut

sudah ada basis data yang lengkap dan dari segi sosial budaya dalam

masyarakat sudah terbangun mengenahi tingkat pengetahuan dan motivasi.

1. Subyek penelitian

a. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu setelah melahirkan

(post partum) di wilayah Puskesmas Klaten utara Kabupaten Klaten

dengan rentang waktu maksimal 6 bulan setelah melahirkan. Pada

tahun 2009 populasi 617 orang dengan sasaran 100 0rang.

b. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah ibu postpartum yang kriteria

inklusi dan ekslusi sebagai berikut :

1) Kriteria inklusi :

(a) Ibu menikah usia 20 – 40 tahun.

(b)Memiliki anak usia 0- 6 bulan.

(c) Berdomisili di wilayah puskesmas Klaten Utara.

(d)Bersedia menjadi responden.

2) Kriteria Eklusi :

(48)

commit to user

33

C. Pengambilan Sampel Penelitian

Sampel penelitian akan diambil secara acak sederhana (simple random

sampling) dari data kelahiran di posyandu maupun di Bidan Praktek Swasta,

rentang waktu kelahiran adalah maksimal 6 bulan dari kelahiran hingga saat

penelitian dilakukan. Penelusuran sampel akan dilakukan di wilayah

Puskesmas Klaten Utara yang masuk kategari perkotaan. Dipilih sebagai

dasar penentuan sampel karena selain tersedia data kelahiran juga

pemakaian alat kontrasepsi.

D. Besar sampel

Pengambilan sampel dalam menentukan sampel dari populasi

tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael untuk tingkat

kesalahan 1%, 5 %, 10%. Rumus yang dipakai untuk menghitung sampel

dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah:

λ² = dengan dk =1, taraf kesalahan bisa 1%,5%,10%

P= Q=0,5 d= 0,05 S = Jumlah sampel

Bila populasi kami ambil 100 (N: 100) besar sample nya ada 78 dengan taraf

kesalahan 5%. ( Sugiyono, 2010:131)

λ². N. P. Q S =

(49)

E. Definisi Operasional

Adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasional yang

dapat diuji secara khusus. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah variabel terikat, variabel bebas.

1. Variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan

motivasi ibu peserta KB yang definisinya sebagai tindakan atau

keputusan ibu untuk ikut program KB berkaitan dengan pemakaian alat

untuk mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 6 bulan

pertama setelah melahirkan. Hasil pengukuran dikategorikan menjadi

data interval itu tingkat pengetahuan ibu dan motivasi ibu tinggi atau

rendah.

2. Varibel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi kesuburan setelah

melahirkan (postpartum) yaitu suatu pandangan tentang kembalinya

kesuburan ibu setelah melahirkan.

Pengukuran akan dilakukan dari aspek pengertian manfaat, resiko, dan

kesimpulan mengenahi kesuburan setelah melahirkan. Persepsi

dikatakan tidak baik apabila tidak dapat menjawab pertanyaan

mengenahi pengertian, manfaat, resiko, dan kesimpulan dengan baik.

Hasil Pengukuran dikategorikan menjadi data nominal.

3. Metode penelitian dengan menggunakan angket kuesioner.

(50)

commit to user

35

a. Uji korelasi product moment untuk mengetahui ada hubungan positip dan

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi kesuburan setelah

melahirkan .

b.Uji korelasi product moment untuk mengetahui ada hubungan positip dan

signifikan antara motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi

kesuburan setelah melahirkan .

c.Uji korelasi ganda untuk mengetahui ada hubungan positip dan signifikan

antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana

dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan .

5. Faktor lain.

Faktor luar yang dapat mempengaruhi dalam penelitian ini meliputi : umur

ibu, paritas, akses kontrasepsi status ekonomi, pendidikan, dukungan

suami.

a.Umur Ibu

Umur ibu merupakan jumlah tahun sampai dengan ulang tahun terakhir

ibu pada saat penelitian dilakukan. Data dikategorikan menjadi data

nominal yaitu umur < 25 tahun, umur 25 – 34 tahun, dan umur > 34

tahun (Becker dan ahmad, 2001).

b.Pendidikan

Pendidikan merupakan tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil

diselesaikan ibu. Data dikategorikan menjadi data nominal tinggi dan

rendah dan berdasarkan program wajib belajar 9 tahun (BPS et

al, 2003). Pendidikan dikatakan tinggi apabila berhasil tamat SMA atau

(51)

c. Paritas

Paritas merupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan sampai

dengan waktu penelitian dilakukan, baik hidup atau mati. Data

dikategorikan menjadi data nominal yaitu ≤ 2 dan paritas >2

(BPS et al, 2003).

d. Status Ekonomi

Status ekonomi merupakan tingkat kesejahteraan keluarga dimana

ibu postpartum tinggal.pengukuran akan terlihat dasar kepemilikan

barang berharga dalam keluarga dengan mengelompokkan atau

tingkatan sosio – ekonomi dari terendah ke tinggi (Ariawan, 2006).

e. Akses Kontrasepsi

Akses kontrasepsi merupakan kemampuan untuk menjangkau tempat

pelayanan kontrasepsi dan mendapatkan pelayanan kontrasepsi.

Pengukuran dilakukan berdasarkan mengenai jarak tempat pelayanan

dan biaya pelayanan. Hasil penelitian akan dikategorikan menjadi

data nominal akses tinggi dan rendah. Akses kontrasepsi tinggi

apabila jarak pelayanan dekat dan biaya murah sedang akses

kontrasepsi rendah apabila jarak palayanan kontrasepsi jauh dan

biaya mahal.

f. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah suatu dukungan yang baik terhadap istri

dalam membuat keputusan atau tindakan yang berkaitan dengan KB

(52)

commit to user

37

tentang kontrasepsi, persetujuan dan keterlibatan suami. Hasil

dikategorikan menjadi data nominal yaitu mendukung dan tidak

mendukung. Dikatakan mendukung apabila suami ikut andil dalam

menentukan pilihan dan persetujuan dalam pelayanan kontrasepsi.

Dikatan tidak mendukung apabila suami tidak terlibat dalam

pemilihan jenis kontrasepsi serta tidak memberikan persetujuan

dalam pelayanan kontrasepsi

F. Intrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner yaitu pertanyaan terstruktur untuk mendapatkan data primer

dari responden. Kuesioner disusun dengan melakukan modifikasi

pertanyaan yang berasal dari survei demografi dan kesehatan Indonesia

(BPS et al, 2003). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono, 2010).

Variabel variabel penelitian yang dibutuhkan antara lain :

1. Data umum responden/identitas responden.mengenai 7 pertanyaan

yaitu No RM .nama, umur, alamat, pendidikan, dan paritas. Data ini

merupakan data umum yang tidak dinilai dan diukur

2. Alat ukur Tingkat Pengetahuan Ibu peserta ber KB dengan

menggunakan kuesioner, instrumen yang digunakan dengan

menggunakan jawaban :

Benar diberi skor : 1

(53)

3. Alat ukur Motivasi Ibu ber KB dengan menggunakan kuesioner

dimana instrumen yang digunakan dengan skala likert dengan

menggunakan jawaban :

Sangat Setuju = SS diberi skor : 5

Setuju = S diberi skor: 4

Ragu ragu = RG diberi skor: 3

Tidak Setuju = TS diberi skor: 2

Sangat tidak setuju = STS diberi skor: 1

4. Alat ukur Persepsi Kesuburan setelah melahirkan meliputi 20

pertanyaan. Data yang diperlukan berupa data interval dikotomi

dengan jawaban benar dan salah.

Setuju diberi skor : 1

Tidak Setuju diberi skor : 0

G. Uji validitas dan Reliabilitas

Sebelum digunakan kuesioner dilakukan pengujiaan validitas dan

reliabilitas untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan dalam

penelitian.

1. Validitas

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

dalam mengukur suatu data (Ancok, 1987). Menyatakan bahwa

validitas adalah indeks yang menunjukkan kemampuan suatu alat

ukur (Kuesioner) sehingga dapat mengukur variabel yang akan

diukur. Validitas suatu instrumen akan dilakukan dengan cara

(54)

commit to user

39

(1979) menyatakan “tehnik Korelasi untuk menentukan validitas

item ini sampai sekarang merupakan tehnik yang paling banyak

digunakan. Item yang mempunyai korelasi positip dengan kriterium

serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut

mempunyai validitas tinggi pula. Syarat minimum yang dianggap

memenuhi adalah r = 0,3. Jika korelasi antara butir dengan skor total

kurang dari 0,3 dianggap tidak valid ( sugiono, 2010:134).Dengan

menggunakan Pearson product Moment:

(

)(

)

=

2 2

y

x

xy

r

xy

ryx1 = korelasi product moment antara x1 dengan y

ryx2 = korelasi product moment antara x2 dengan y

Keterangan:

r : koefisien korelasi antara skor item dengan skor total.

∑X : Jumlah skor item. ∑Y: Jumlah skor total .

(Sugiono,2010: 183)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih (Ancok, 1987). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

kemampuan dan kepercayaan suatu alat ukur. Hal ini dengan tehnik

belah dua yang dianalisa dengan rumus Spearman Brown atau dapat

(55)

dibelah menjadi dua kelompok genap dan kelompok ganjil.tiap

kelompok disusun sendiri serta skor butir dijumlah yang

menghasilkan skor total sehingga dikorelasikan. Kuesioner

dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan

selalu konsisten apabila diulang. Untuk menguji consisten internal

antar item peryataan dengan batas nilai lebih besar dari 0,60

( Anzwar S,2009: 185). Dan rumus korelasi tersebut :

Dimana : ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan

kedua. (Sugiono , 2010:131)

H. Cara Analisis Data

1.Pengolahan Data dengan menggunakan langkah sebagai berikut :

a.Editing /Edit data.

Data yang sudah ada dikoreksi kelengkapannya. Apabila ditemukan

kesalahan maka dilakukan konfirmasi ke lapangan untuk memperoleh data

yang benar.

b.Coding /Pemberian kode.

Data diklasifikasikan menurut masing masing kategori setiap kategori

jawaban yang berbeda diberi kode yang berbeda untuk memudahkan

pengolahan data.

c.Entry /memasukkan data

r

i

=

2.r
(56)

commit to user

41

d.Clearing /pengecekan.

Pengecekan data yang sudah dimasukkan guna memastikan bahwa data

telah bersih dari kesalahan.

2.Setelah data dinyatakan lengkap maka selanjutnya dilakukan analisa dengan

tahapan sebagai berikut dilanjutkan dengan uji koefisien Kontingensi

a.Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi

kesuburan setelah melahirkan.

Ditinjau dari hubungan : Korelasi

Ditinjau dari skala data : Tingkat pengetahuan interval, persepsi kesuburan

setelah melahirkan nominal

Uji : Korelasi Product Moment

b.Hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan

setelah melahirkan.

Ditinjau dari Hubungan : Korelasi

Ditinjau dari skala data : motivasi nominal, persepsi kesuburan setelah

melahirkan interval.

Uji: Korelasi product moment

c.Hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu pserta KB dengan

persepsi kesuburan setelah melahirkan .

Ditinjau dari hubungan : Korelasi

Ditinjau dari skala data :Tingkat pengetahuan interval dan motivasi

nominal, persepsi kesuburan setelah melahirkan interval

Uji : Korelasi ganda, parsial dilanjut regresi ganda .

(57)

I.Uji Hepotesis.

1.Rumusan untuk menguji 2 variabel menggunakan produk moment:

menggunakan Pearson product Moment :

(

)(

)

=

2 2

y

x

xy

r

xy

ryx1 = korelasi product moment antara x1 dengan y

ryx2 = korelasi product moment antara x2 dengan y

Keterangan:

r : koefisien korelasi antara skor item dengan skor total.

∑X : Jumlah skor item. ∑Y: Jumlah skor total (Sugiono,2010: 183)

2.Rumusan korelasi product moment ganda

Rumus ini digunakan untuk menguji hipotesa dengan 3 variabel :

2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1

1

2

x x x x yx yx yx yx

r

r

r

r

r

r

x

Ryx

+

=

Keterangan :

Ryx1x2 : Korelasi antara variabel X1, dengan X2 secara

bersama-sama dengan variabel Y

ryx1 : Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y

ryx2 : Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

rx1x2 : Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

(58)

commit to user

43

(

1

)

/

(

1

)

/

2 2

=

k

n

R

k

R

F

h Keterangan :

R : Koefisien korelasi ganda

k : Jumlah variabel independen

n : Jumlah anggota sampel

Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda, dengan rumus :

Keterangan :

Y` : Nilai yang diprediksikan

a : Konstanta atau bila harga X = 0

b : Koefisien regresi

X : Nilai variabel independent (Sugiono, 2010:191)

4.Apabila akan sekaligus menghitung persamaan regresi maka rumus yang

digunakan adalah :

( )( )

( )

{

2

2

}

{

2

( )

2

}

i

i

i

i

i

i

i

i

xy

y

y

n

x

x

n

y

x

y

x

n

r

=

Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor) dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Y` : Nilai yang diprediksikan

a : Konstanta atau bila harga X = 0

b : Koefisien regresi

X : Nilai variabel independen

Y` = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

(59)

J . Etika Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memberikan Informed choice dan informed

consent. Respoden diberikan informasi mengenai tujuan, manfaat dan cara

penelitian. Serta responden diberi lembaran persetujuan menjadi responden

dalam penelitian ini yang bersedia diberi lembar persetujuan yang

ditandatangani .

K. Hasil uji Validitas dan Reliabelitas

1. Hasil uji validitas dan reliabelitas pada tingkat pengetahuan

a) Validitas Item Pertanyaan Pengetahuan

Tabel 3.1 Hasil uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan tentang

persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah puskesmas Klaten Utara

[image:59.612.146.512.212.691.2]

tahun 2010.

Tabel 3.1 Validitas Item Pertanyaan Pengetahuan

No

Item Total correlation

sbg r hitung

r table Keputusan

1 P1 .567 0.444 Valid

2 P2 .914 0.444 Valid

3 P3 .567 0.444 Valid

4 P4 .772 0.444 Valid

5 P5 .914 0.444 Valid

6 P6 .634 0.444 Valid

7 P7 .914 0.444 Valid

8 P8 .545 0.444 Valid

9 P9 .613 0.444 Valid

10 P10 .732 0.444 Valid

11 P11 .772 0.444 Valid

12 P12 .467 0.444 Valid

13 P13 .588 0.444 Valid

14 P14 .634 0.444 Valid

(60)

commit to user

45

Berdasarkan Tabel 3.1 diatas diketahui dari 15 pertanyaan didapat semua

item memiliki r hitung lebih dari 0,444 sehingga dapat dikatakan semua item

tingkat pengetahuan ibu peserta KB tentang persepsi kesuburan setelah

melahirkan valid. Dengan melihat hasil corelasi reliabititasnya terdapat corelasi

sebesar 0,891.

b). Uji validitas dan reliabilitas motivasi ibu peserta KB

Tabel 3.2. Hasil uji validitas kuesioneir motivasi ibu peserta KB di wilayah

Puskesmas Klaten Utara Tahhun 2010.

Tabel 3.2 Validitas Item Pertanyaan Motivasi

No ITEM Total correlation sbg r hitung

R tabel Keputusan

1 M1 .783 0.444 Valid

2 M2 .586 0.444 Valid

3 M3 .777 0.444 Valid

4 M4 .520 0.444 Valid

5 M5 .576 0.444 Valid

6 M6 .460 0.444 Valid

7 M7 .610 0.444 Valid

8 M8 .457 0.444 Valid

9 M9 .498 0.444 Valid

10 M10 .620 0.444 Valid

11 M11 .557 0.444 Valid

12 M12 .660 0.444 Valid

13 M13 .471 0.444 Valid

14 M14 .631 0.444 Valid

15 M15 .551 0.444 Valid

Berdasarkan hasil analisa table 3.2 dari 15 pertanyaan motivasi di

(61)

semua item motivasi valid .Hasil corelasi reliabilitas variabel ini terdapat

0,775.

[image:61.612.151.513.211.578.2]

c). Validitas dan reliabilitas persepsi kesuburan setelah melahirkan.

Tabel 3,3. Hasil uji validitas kuesioneir persepsi kessuburan setelah

melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara Tahhun 2010.

Table 3.3 Validitas Item Pernyataan Variabel Persepsi

No item Total correlation sbg r hitung

r tabel Keputusan

1 K1 .492 0.444 Valid

2 K2 .515 0.444 Valid

3 K3 .460 0.444 Valid

4 K4 .581 0.444 Valid

5 K5 .581 0.444 Valid

6 K6 .460 0.444 Valid

7 K7 .566 0.444 Valid

8 K8 .568 0.444 Valid

9 K9 .468 0.444 Valid

10 K10 .548 0.444 Valid

11 K11 .908 0.444 Valid

12 K12 .923 0.444 Valid

13 K13 .720 0.444 Valid

14 K14 .508 0.444 Valid

15 K15 .845 0.444 Valid

16 K16 .908 0,444 Valid

17 K17 .772 0,444 Valid

18 K18 .681 0,444 Valid

19 K19 .850 0,444 Valid

20 K20 .468 0,444 Valid

Berdasarkan hasil analisa table 3.3 dari 20 pertanyaan persepsi di

ketahui r hitung lebih besar daru r table 0,444 maka dapat dikatakan bahwa

semua item motivasi valid . Hasil corelasi variabel ini menunjukkan hasil

(62)

commit to user

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian.

Adapun wilayah Puskesmas Klaten Utara terdiri dari 8 desa binaan antara

lain desa Gergunung, Jebugan, Jonggrangan. Belang Wetan, Ketandan, Sekarsuli,

Bareng Lor, Karang anom. Desa yang terdapat Poliklinik Kesehatan Desa ( PKD)

antara lain : Sekarsuli, gergunung, Belang Wetan, Jonggrangan, Ketandan. Serta

memiliki 1 Puskesmas Pembantu di Jebugan. Serta terdapat BPS 3 unit, RB 3

serta rumah sakit 1. Dimana terdapat posyandu sejumlah 48 dengan kader 215

orang kader.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Klaten Utara, Kecamatan

Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pertimbangannya dimana wilayah tersebut sudah

ada basis data yang lengkap dan dari segi sosial budaya dalam masyarakat sudah

terbangun mengenahi tingkat pengetahuan dan motivasi. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu setelah melahirkan (postpartum) di wilayah

Puskesmas Klaten utara Kabupaten Klaten dengan rentang waktu maksimal 6

bulan setelah melahirkan. Sedangkan berdasarkan rumus sampel yang diambil

sebanyak 80 responden.

B. Karakteristik Responden

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan

penelitian potong lintang (cross sectional analytic) dan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Rancangan ini merupakan penelitian yang melakukan pengukuran

(64)

commit to user

48

penelitian. Sampel penelitian akan diambil secara acak sederhana (simple random

sampling) dari data kelahiran di posyandu maupun di Bidan Praktek Swasta,

rentang waktu kelahiran adalah maksimal 6 bulan dari kelahiran hingga saat

penelitian dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenahi hasil penelitian yang

meliputi 3 variabel : tingkat pengetahuan ibu tentang peserta KB, motivasi ibu

peserta kb serta persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dimana di wilayah

Puskesmas Klaten Utara ada sekitar 617 orang sebagai ibu setelah melahirkan

dalam setahun, tetapi sasaran dalam penelitian hanya diambil 100 sampel dimana

20 untuk uji validitas dan 80 sebagai sampel penelitian. Data dapat diperoleh

dengan menggunakan penyebaran kuesioner yang dibagikan kemudian dilakukan

pengolahan data. Data yang sudah di peroleh maka dilakukan pengolahan dengan

spss 16, serta perlu juga adanya pembahasan yang didukung adanya distribusi

responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu, motivasi ibu peserta KB,

persepasi kesuburan setelah melahirkan.

C. Hasil Penelitian

Untuk analisis data dalam rangka pembuktian terhadap hipotesis dan

masalah yang diteliti dengan menggunakan program SPSS 16, maka digunakan

analsis univariat dan analisis bivariat. Adapun data yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner, berikut ini beberapa penjelasan mengenai kedua analisis

tersebut.

Tujuan analisa univariat ini untuk mendeskripsikan keterkaitan antara

variabel independen dengan variabel dependen berdasarkan fenomena

(65)

variabel yang diteliti, yaitu mengetahui gambaran distribusi tingkat pengetahuan,

motivasi dan persepsi kesuburan.

1.UJI HIPOTESIS. Analisis univariat

a. Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pengetahuan . Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan.

Kategori Frekuensi Persentase

Tinggi 46 57,50

Rendah 34 42,50

TOTAL 80 100,0

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden

mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46 responden dengan

persentase 57,50 %.

b. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi . Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi.

Kategori Frekuensi Persentase

Tinggi 43 53,80

Rendah 37 46,20

TOTAL 80 100,0

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden

mempunyai motivasi tinggi sebanyak 43 responden dengan persentase

53,80 %.

(66)

commit to user

50

c. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi kesuburan setelah melahirkan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi kesuburan setelah melahirkan

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 46 57,50

Tidak Baik 34 43,50

TOTAL 80 100,0

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden

mempunyai persepsi baik sebanyak 46 responden dengan persentase

57,50 %.

d.Distribusi Frekuensi tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Kesuburan

Setelah melahirkan

Tabel 4.4 Distribus Frekuensi tingkat Pengetahuan dengan Persepsi

Kesuburan ibu setelah melahirkan.

Persepsi

Total Tidak Baik Baik

Tingkat Pengetahuan Rendah Jumlah 24 10 34 % Total 30.0% 12.5% 42.5%

Tinggi Jumlah

Gambar

Gambar  3.1 Rancangan Penelitian ......................................................
Tabel 3.2: Hasil uji validitas kuesioner motivasi ibu peserta
tablet tanpa hormon aktif. Cara kerja pil kombinasi ini adalah menekan
Gambar 3.1 Skema studi cross sectional (Murti ,2003).
+6

Referensi

Dokumen terkait

(2) Satuan Tugas Polisi Pamong Praja Kecamatan dipimpin oleh seorang Kasatgas Pol PP Kecamatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

Tahun Anggaran 2014, dengan ini kami mengundang Perusahaan Saudara untuk dapat mendownload dan mengupload Dokumen pemilihan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam

Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif diantaranya Teams Games Tournament (TGT) dan Numbered Heads Together (NHT). TGT adalah pembelajaran kooperatif

Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk tipe perairan selat, model prediksi pasang surut NaoTide memberikan keakuratan lebih baik dengan persentase error sebesar

Proses bongkar muat di Terminal Petikemas Semarang terdapat masalah yang timbul diantaranya adalah kekurangan, kerusakan dan kehilangan dalam petikemas, mitigasi untuk

Persiapan Shoting dan pengambilan View masjid dalam acara Safari Ramadhan di masjid Syuhada’ Produser: Dimas Al Kausar Atlantis Kameramen: Arifudin Kameramen insert:

Tương tự, khi chính sách tài chính không đổi, chính sách tiền tệ nới lỏng được thực hiện thì thu nhập tăng lên do đường LM dịch song song sang phía phải, còn

Inilah hal yang BPS Kabupaten Lebong rencanakan untuk dapat terwujud di tahun 2019.Dalam Renstra BPS Kabupaten Lebong tahun 2015-2019, setiap tujuan strategis