commit to user
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI
IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI
KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN
DI PUSKESMAS KLATEN UTARA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA MINAT UTAMA PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN
Oleh :
YUDA YULIA KRISTIARINI
S 450809032
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
xiii
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI
IBU PESERTA KELUARGA BERENCANA DENGAN PERSEPSI
KESUBURAN SETELAH MELAHIRKAN
DI PUSKESMAS KLATEN UTARA
oleh :
YUDA YULIA KRISTIARINI NIM.S540809032 Telah disetujui Tim Penguji
Pada tanggal ...
Ketua : Prof.DR.Dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKes ……….. …
Sekretaris : DR. Nunuk Suryani ,MPd ………...
Anggota :1. Prof.DR.Dr.Ambar Mudigdo,Sp.PA(K) ... ...
2. Dr. Isdaryanto.MARS ...
Mengetahui
Ketua Program Studi Prof.DR.Dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKes ... Magister Kedokteran NIP.194803131976101001
Keluarga
commit to user
MOTTOBukan karena hidup bahagia lalu “ kamu tersenyum” tapi karena kamu tersenyum maka “ hidup jadi bahagia “...
Bukan semua orang bersahabat lalu “ Kamu tersenyum” tapi karena kamu tersenyum maka ” semua orang jadi bersabat”...
Bukan karena pekerjaan menyenangkan lalu “ kamu tersenyum ‘ tapi karena kamu tersenyum maka pekerjaan terasa menyenangkan.
Bukan dunia yang membuat “ kamu tersenyum “ ,tapi senyumanmulah yang membuat dunia jadi tersenyum.
commit to user
xiii
KATA PENGANTAR
Karunia dan kasih hanya milik Tuhan YME yang telah memberikan kasih dan karunia Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis yang bejudul ”Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Motivas Ibu Peserta Keluarga Berencana Dengan Persepsi Kesuburan Setelah Melahirkan di Puskesmas Klaten Utara Tahun 2010”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Megister Program Studi Kedokteran Keluarga.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyelesakan tesis ini, diantaranya kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
kesempatan mengikuti program Magister di Program Pasca Sarjana Universitas sebelas Maret.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret surakarta,
Prof.Drs.Suranto,M.Sc.Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program magister di program pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta
.
3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof.DR.dr. Didik Tamtomo,PAK,MM,M.Kes yang telah meberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Pembimbing tesis I, Prof .DR.dr. Ambar Mudigdo,Sp,PA (K) yang telah membimbing penulis secara tulus, sehingga sangat memperlancar proses penulisan usulan teses ini. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada penulis, agar penulis dapat lulus sesuai dengan waktu yang tersedia. 6. Pembimbing tesis II, Dr. Isdaryanto , MARS. Yang telah membimbing penulis
dengan tulus sehingga sangat memperlancar proses penulisan usulan tesis ini. dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada penulis, agar dapat lulus sesuai dengan waktu yang tersedia.
7. Semua dosen di Program Studi Magister Kedokteran keluarga, PPS UNS, terimakasih atas bekal ilmu yang telah diberikan semoga menjadi bagian dan amal baiknya yang senantiasa di berkati Tuhan .
8. Suamiku Tercinta Dr. Mintono, Sp.B Finacs, dan anak-anakku yang selalu memberi dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS.
9 Semua pihak yang telah mendukung hingga terselesainya usulan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu masukan ,kritik, dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tesis
ini. Surakarta, Desember 2010
commit to user
xiii DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………..………. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING… ..… ……….. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... MOTTO... KATA PENGANTAR……… ……….…... DAFTAR ISI………. DAFTAR GAMBAR……… DAFTAR TABEL………. DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK………..………. ABSTRACT……….. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………
B. Rumusan Masalah………..
C. Tujuan penelitian……….... D. Manfaat Penelitian……… BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
commit to user
3. Motivasi... 4. Persepsi kesuburan setelah melahirkan………. 5. Kontrasepsi Post Partum……….. B. Penelitian yang relevan………... C. Kerangka Teori penelitian…..………..
D. Hipotesis………
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……….. B. Lokasi Penelitian……….. C. Pengambilan sample Penelitian………
D. Besar Sampel………
E. Definisi Operasional………. F. Instrumen Penelitian……… G. Uji Validitas dan Reliabilitas………... H. Cara Analisa data……….
I. Uji Hipotesis……….
J. Etika Penelitian……….
K. Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas ………. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian... B. Karakteristik Responden... C. Hasi Penelitian ... D. Pembahasan ...
commit to user
xiii
E. KETERBATASAN PENELITIAN ... BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……….
B. Implikasi……….
C. Saran………..
DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN
66
commit to user
DAFTAR GAMBARHalaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian...
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1: Hasil uji validitas kuesioner Tingkat Pengetahuan ibu
peserta keluarga Berencana di wilayah Puskesmas
Klaten Utara... .. Tabel 3.2: Hasil uji validitas kuesioner motivasi ibu peserta
Keluarga Berencana di wilayah puskesmas
Klaten Utara... Tabel 3.3: Hasil uji validitas persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara... Tabel 4.1: Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan... Tabel 4.2: Distribusi frekuensi Motivasi... Tabel 4.3: Distibusi persepsi kesuburan setelah melahirkan. ... Tabel 4.4: Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dengan persepsi
Kesuburan setelah melahirkan... Tabel 4.5: Distribusi frekuensi motivasi dengan persepsi kesuburan
setelah melahirkan... Tabel 4.6: Uji Normalitas... Tabel 4.7: Hasil analisa data regresi linear berganda ...
44
45
46 49 49 50
50
commit to user
DAFTAR LAMPIRANHalaman Lampiran 1 : Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden... Lampiran 2 : Halaman Informed Consent ... Lampiran 3 : Kisi-kisi Kuesioner... Lampiran 4 : Kuesioner Karakteristik Responden... Lampiran 5 : Kuesioner Pengetahuan Ibu ...
Lampiran 6 : Kuesioner Motivasi Ibu Peserta KB... Lampiran 7 : Kuesioner Persepsi Kesuburan setelah
Melahirkan... Lampiran 8 : Jadwal Penelitian……….. Lampiran 9 : Hasil Rekapitulasi Data Tingkat Pengetahuan ……….. Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas tingkat
Pengetahuan……… Lampiran 11 : Hasil Rekapitulasi Data Motivasi ibu peserta KB……… Lampiran 12 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi Ibu
Peserta KB……….. Lampiran 13 : Hasil Rekapitulasi Data Persepsi kesuburan setelah Melahirkan ……….. Lampiran 14 : Hasil uji Validitas dan Reliabilitas Persepsi
Kesuburan Setelah Melahirkan……… Lampiran 15 : Rekapitulasi hasil data kuesioner tingkat pengetahuan …. Lampiran 16 : Rekapitulasi hasil data kuesioner motivasi ibu.
commit to user
xiii
peserta Keluarga Berencana………... Lampiran 17 : Rekapitulasi hasil data kuesioner persepsi kesuburan
setelah melahirkan ………. Lampiran 18 :.Pengolahan Data Uji Normalitas... Lampiran 19 : Pengolahan Data uji linieritas persepsi * pengetahuan ... Lampiran 20 : Pengolahan Data uji linearitas persepsi * motivasi... Lampiran 21 : Pengolahan data uji Regresi... Lampiran 22 : Hasil pengolahan Data Frekuensi... Lampiran 23 : Hasil Pengolahan data Crosstab... Lampiran 24 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ... Lampiran 25 : Surat Penelitian ... Lampiran 26 : Lembar Konsultasi...
92
commit to user
DAFTAR SINGKATANBKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana nasional BPS : Bidan Praktek Swasta
KB : Keluarga Berencana
SDKI :Standart derajat kesehatan Indonesia WHO : World Health Organisation
commit to user
xiii ABSTRACT
YUDA YULIA KRISTIARINI. Relationship Between Knowledge and motivation level of family planning with maternal Participants perception Fertility after Childbirth In Klaten Health Center North.. Thesis. Surakarta : Graduate Program Sebelas Maret University Surakarta, 2010.
The purpose of this study is to investigate the relationship: a) the level of maternal knowledge of participants of Family Planning (FP) by the perception of fertility after childbirth in the area of Public Health Center North Klaten. b). Motivation participant mothers Family Planning (FP) by the perception of fertility after childbirth in the Health Center of North Klaten. c). Knowledge level of participants Mother And Motivation Family Planning (FP) by the perception of fertility after Childbirth in the Northern Territory health center Klaten in 2010. Design research is observation with cross sectional research design (cross sectional) and using a quantitative approach. Its population is 617 people and poith are 100 peple with a sample of 80 people were taken by simple random sampling. Data collected by questionnaire, and the results of research are stated with a par with the scale interval and can be continued Regression double then Correlation double.
Based on the results: mother's level of knowledge and motivation of family planning participants' perceptions significantly affect the fertility of women after delivery (multiple regression) got value Sig = 0.000 <alpha 0.05, then Ho is rejected. This is due to motivation will arise when they are based with the level of knowledge about the perception of fertility after childbirth are more familiar so that it will strengthen the mother to become a new family planning participants. Conclusion: There is a significant correlation between the level of knowledge and motivation of family planning with maternal participant perceptions of fertility after childbirth.
commit to user
ABSTRAKYUDA YULIA KRISTIARINI. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Motivasi ibu Peserta Keluarga Berencana dengan persepsi Kesuburan setelah Melahirkan Di Puskesmas Klaten Utara . Tesis. Surakarta : Program pasca sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta , 2010.
Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan :a) Tingkat pengetahuan ibu peserta Keluarga Berencana(KB) dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara .b). Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana (KB) dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara . c). Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu peserta Keluarga Berencana (KB) dengan persepsi kesuburan setelah Melahirkan di Wilayah Puskesmas Klaten Utara tahun 2010.
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah observasi dengan rancangan penelitian potong lintang ( Cross sectional analytic ) dan menggunakan pendekatan kuantitatif .Populasinya adalah 617 orang dengan sasaran 100 orang sample 80 orang diambil secara simpel random sampling/ Acak sederhana . Data dikumpulkan dengan lembar kuesioner , serta hasil penelitian dinyatakan dengan skala interval dan rasio dengan Korelasi ganda dapat dilanjut Regresi ganda . Hasil : Penelitian didapatkan tingkat pengetahuan dan Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana berpengaruh secara significan terhadap persepsi kesuburan ibu setelah melahirkan ( Regresi ganda ) didapatkan nilai Sig = 0,000< alpha 0,05 , maka Ho ditolak . Hal ini disebabkan motivasi akan timbul apabila didasari dengan tingkat pengetahuan tentang persepsi kesuburan setelah melahirkan lebih paham sehingga akan memantapkan ibu untuk menjadi peserta KB baru.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan .
commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangDi Indonesia masih terdapat 8 % kehamilan dengan resiko tinggi karena jarak kehamilan kurang dari 24 bulan. Jarak kehamilan tersebut dapat menyebabkan terjadinya resiko mortalitas anak sebesar 2,2 kali dibandingkan dengan jarak kehamilan lebih dari 24 bulan ( BKKBN,et al 2003). Analisa data dari SDKI 2002-2003 menegaskan bahwa semakin dekat jarak kelahiran maka resiko mortalitas anak akan semakin meningkat. Di Kecamatan Klaten Utara sasaran ibu nifas tahun 2009 ada 617 orang, tahun 2008 ada 586 orang, tahun 2007 ada 553 orang. Pengalaman yang berkaitan dengan kelahiran, terutama kelahiran yang mengalami komplikasi, menyebabkan ibu postpartum lebih membutuhkan cara atau alat untuk mencegah kehamilan. Kehamilan yang terjadi pada periode postpartum merupakan kehamilan yang beresiko tinggi, karena memiliki jarak yang dekat dengan kehamilan sebelumnya (SDKI,2003).
WHO (2005) menganjurkan jarak kehamilan adalah minimal 2-3 tahun. Berbagai penelitian diatas juga menunjukkan bahwa jarak minimal 2 tahun sangat bermanfaat terhadap status kesehatan ibu dan anak serta kelangsungan hidup anak. Menurut Wilopo (2004) jarak kelahiran optimal juga dapat meningkatkan derajat hidup anak dengan tercukupinya pangan, sandang, papan, perumahan, dan pendidikan. Pencegahan kehamilan setelah melahirkan dapat di peroleh melalui 2 cara, yaitu sexual abstinence dan belum kembalinya kesuburan setelah melahirkan. Data SDKI menunjukkan bahwa sebagian sexual abstinence hanya
berlangsung sampai 2 bulan setelah melahirkan (BPS et al.2003). Selanjutnya belum kembalinya kesuburan setelah melahirkan merupakan faktor yang sangat penting dalam melanjutkan keberhasilan perlindungan terjadinya kehamilan setelah melahirkan merupakan proses fertilitas yang sulit dipahami. Masih banyak wanita yang tidak memahami proses fertilitas pada periode postpartum (Evans,2005). Rendahnya pemahaman tersebut membuat ibu postpartum menganggap bahwa hubungan sexual tidak beresiko hamil apabila menstruasi belum datang. Melihat data diatas sangat bermanfaat bagi ibu postpartum segera mamakai kontrasepsi secepatnya untuk mencapai jarak kehamilan yang ideal (aross et al 1989). Menyatakan inisiasi pemakaian kontrasepsi secepat mungkin telah melahirkan masih diperdebatkan sebagai pilihan yang tepat. (Sarwono,2003).
Berdasarkan uraian diatas keputusan untuk mulai memakai kontrasepsi pada periode postpartum merupakan perilaku yang harus dipertimbangkan berdasarkan faktor tertentu. Dimana alasan ibu yang mau menerima kontrasepsi karena adanya keinginan tidak ingin memiliki anak lagi dan puas terhadap metode yang sebelumnya, sedang alasan yang menolak karena faktor suami dan keinginan menunda pemakaian kontrasepsi sampai periode postpartum berakhir (Romeo Gutierrez et al,2003).
Sedang motivasi ibu menggunakan kontrasepsi dipengaruhi oleh jumlah anak ideal yang diinginkan, pengetahuan tentang tentang kesuburan pada periode
postpartum, niat dan kesadaran untuk menggunakan metode kontrasepsi
commit to user
3
pemberian makanan pendamping ASI adalah berkurangnya durasi dan frekuensi menyusui sehingga akan memperpendek aminorea. Dengan memahami MAL responden akan berfikir bahwa praktek menyusui tidak dapat dilakukan sesuai kriteria MAL maka kesuburan akan datang lebih cepat. Berdasarkan pemahaman pemakaian kontrasepsi MAL maka pemakaian kontrasepsi postpartum lebih baik dan segera dapat dilakukan. Karena pemahaman mengenai kembalinya masa subur dengan memberikan informasi tentang MAL sangat berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi postpartum (BKKBN,2010).
commit to user
5
B.Rumusan Masalah
Persepsi ibu postpartum mengenai kesuburan dalam pemakaian kontrasepsi adalah keputusan dan tindakan dalam menentukan waktu kapan memulai pemakaian kontrasepsi dan jenis kontrasepsi. Keputusan tersebut hendaknya didasarkan pada kondisi kesuburan ibu postpartum. Pertimbangan tersebut dapat dilakukan bila ibu postpartum memahami dengan baik mengenai konsep kesuburan setelah melahirkan dan adanya pengetahuan dan motivasi dari ibu sendiri tentang KB.
Sesuai dengan uraian diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini antara lain:
1.Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ?
2.Adakah hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ?
3.Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan ?
C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan umum
Mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara.
2. Tujuan Khusus
a.Untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara
b.Untuk mengetahui adakah hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten utara.
D.Manfaat Penelitian 1 . Manfaat Teoritis
Diharapkan Sebagai masukan dalam bidang pelayanan maupun pendidikan dalam mengembangkan konsep yang berkaitan dengan pelayanan KB setelah melahirkan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat : Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam menentukan keputusan yang berkaitan dengan KB postpartum ( setelah melahirkan ) sesuai dengan keadaan dirinya.
commit to user
BAB IITINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Tingkat Pengetahuan a.Pengertian
Pengetahuan adalah Suatu informasi dapat menambah pengetahuan yang dapat merubah sikap. Dimana sikap seseorang dapat terlihat dari perilaku cara mengubah ketidaktahuan serta sikap dan perilaku itu antara lain melalui pendidikan (Suryaningrat ,2005). Informasi yang representative dan eskalatif pada hakekatnya adalah edukasi. Suatu proses belajar informal yang sangat efektif untuk mengubah sikap dan perilaku khususnya dalam alat kontrasepsi. b.Tingkatan pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu :
1).Tahu (know)
KB saat mereka memahami bahwa post partum untuk 2 bulan pertama merupakan saat yang tepat untuk menjadi akseptor KB karena belum kembali subur.
2).Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Ibu akseptor KB baru setelah mendapat penyuluhan atau konseling tentang KB diharapkan mampu untuk mengetahui kegunaan KB bagi dirinya serta manfaat dan efek samping serta cara kerja jenis kontrasepsi yang dipakainya.
3).Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riel (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Ibu akseptor KB mampu sebagai pengguna jenis KB yang di anggap cocok bagi diri dan pasangannya.
4).Analisis (analysis)
commit to user
9
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. Ibu setelah melahirkan mampu dan mengerti alasan kapan mereka yang tepat untuk menjadi akseptor KB setelah mereka memahami makna kesuburan selah melahirkan sehingga akan menimbulkan suatu kesadaran yang meningkatkan suatu motivasi tinggi untuk menjadi peserta KB.
5). Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Ibu peserta KB tersebut diharapkan mampu untuk menyusun atau dan memahami fungsi daripada KB sehingga dapat menceritakan kembali urutan cara dan fungsi sebagai akseptor KB.
6). Evaluasi (evaluation).
KB yang tepat yaitu 2 bulan pertama setelah melahirkan karena belum ada proses ovulasi (BPS,2003).
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
commit to user
11
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan (to move). Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal dan berawal dari motif maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.
Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar karena dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu (koeswara,1989) yang dikutip di Dimyati dan Mudjiono (2002:80). Motivasi adalah proses proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan - kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan pada tujuan tertentu (michell,1982,dalam winardi J,2001).
Motivasi dapat dibedakan 2 jenis yaitu : 1).Motivasi Primer
2).Motivasi sekunder
Disebut juga motivasi sosial merupakan perkembangan dari motif primer, adalah motivasi yang dipelajari berkembang karena belajar dan pengalaman. Motivasi sekunder digolong - golongkan menjadi keinginan - keinginan untuk memperoleh pengalaman baru, untuk mendapat respons, memperoleh pengakuan, dan memperoleh rasa aman. Perilaku motif sekunder dipengaruhi oleh sikap dan emosi (Nana Syaodin S, 2003 ; Dimyati dan mujiono, 2002).
Menurut Abraham Maslow dalam Nana Syaodin S (2003) membagi keseluruhan motif yang mendorong perbuatan individu menjadi 5 kategori yang membentuk suatu hierarki atau tangga motif dari yang terendah sampai tertinggi, yaitu :
a).Motif fisiologi yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah, seperti kebutuhan akan makan, minum, bernafas, bergerak dan lain-lain.
b).Motif pengamanan yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari gangguan, baik gangguan alam, binatang, iklim maupun penilaian manusia.
c).Motif persaudaraan atau kasih sayang yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang, persaudaraan baik dengan jenis kelamin sama maupun berbeda.
commit to user
13
e).Motif aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa dari kelahirannya dan kodratnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualisasikan atau dinyatakan dalam berbagai bentuk, sifat, kemampuan dan kecakapan nyata. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang terhadap suatu aktivitas akan memperlihatkan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
3. Persepsi kesuburan setelah melahirkan a. Persepsi
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi berarti memberi makna pada stimulus sensori (Atkinson dan Hilgard,1991).
Dalam kajian psikologi yang disebut persepsi sosial yang bermakna pandangan seseorang terhadap orang lain. Dalam hal ini terdpat 3 domensi yang membentuk persepsi seseorang yaitu pengetahuan tentang pribadi orang lain, harapan kepada orang tersebut dan evaluasi yang berisi kesimpulan tentang pribadi tersebut (cahoun dan Acocella, 1990). Persepsi kesuburan setelah melahirkan meliputi aspek pengetahuan tentang kesuburan melahirkan, harapan dan manfaat yang diinginkan, resiko dan evaluasi yang berasil disimpulkan memiliki 4 aspek yaitu :
1).Hal yang diamati dari suatu stimulus bervariasi tergantung dari pola menyeluruh dimana stimulus yang bersangkutan menjadi bagiannya . 2). Persepsi bervariasi antar individu dan antar waktu .
3).Persepsi bervariasi tergantung pada arah atau fokus dari panca indera yang menerimanya.
4).Persepsi cenderung berkembang kearah tertentu dan kecenderungan tersebut pada umumnya akan menetap .
commit to user
15
suatu obyek yang sama dapat berbeda dengan persepsi yang dimiliki orang lain, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan perhatian, pengalaman, dan kondisi fisik panca indera pada masing masing individu (Sarafino ,1994).
b. Kesuburan setelah melahirkan
Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi kelenjar hypothalamus anterior dan sekresi gonadrophin. Meskipun merupakan suatu proses yang kompleks tetapi konsep mengenai penekanan ovulasi dan siklus menstruasi melalui aktivitas pemberian ASI sudah dipahami. Frekuansi menyusu yang menghasil prolaktin berhubungan erat dengan perubahan sekresi LH dan aminorea. Secara klinis pengukuran kesuburan dilakukan saat kembalinya menstruasi setelah melahirkan dan tergantung pada durasi dan frekuansi menyusui (Egbuonu et al, 2005). Kesuburan setelah melahirkan merupakan fungsi fisiologis ketika aktivitas menyusui tidak mampu lagi menekan datangnya ovulasi. Fenomena penurunan prevalensi pemberian ASI esklusif akan menyebabkan kesuburan setelah melhirkan datang lebih cepat. Penurunan ekologi menyusu menyebabkan rata rata jarak kelahiran yang semula 2 tahun menjadi 1 tahun. Karena meliputi ekologi sebagai berikut: Bayi hanya diberikan ASI 6 bulan pertama, ASI diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi siang dan malam hari, pengenalan makanan terbatas berangsur angsur setelah usia 6 bulan, dan dilanjutkan makanan utama diatas 1 tahun atau lebih (Jakcson, 1998).
datangnya kembali kesuburan yang tertekan oleh aktivitas menyusui. Rangsangan pada puting oleh isapan bayi menghasilkan 3 respon: Pelepasan hormon oksitosin dan kelenjar posterior untuk melepaskan ASI kepada bayi, melepaskan hormon prolaktin yang sangat diperlukan untuk memproduksi ASI sebagai makanan bayi, dan penekanan sekresi gonadhotropin yang akan menekan aktivitas ovarium (Mcneilly,1996).
4. Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum) a. Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum)
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma sebagai awal terjadinya kehamilan. Berdasarkan definisi tersebut pemakaian kontrasepsi ditujukan untuk mencegah terjadinya pertemuan antara sperma dan sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi dalam mencegah kehamilan memiliki dua cara kerja yaitu kontrasepsi sederhana dan kontrasepsi modern. Kontrasepsi sederhana meliputi senggama terputus, pantang berkala, kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, vagina tablet. Kontrasepsi modern meliputi pil, IUD, suntikan, implant, dan sterilisasi baik pada wanita atau pria.
Postpartum diasumsikan sebagai waktu beristirahat, peningkatan gizi bagi ibu dan bayinya, perlindungan dari penyakit dan berhubungan dengan kondisi yang selalu higienis serta peningkatan asupan gizi pada ibu
postpartum bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI (Winikoff dan
commit to user
17
Kontrasepsi postpartum merupakan inisiasi atau penggunaan metode keluarga berencana pada 4 minggu pertama setelah melahirkan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan terutama dalam waktu 1-2 tahun setelah melahirkan. Hal ini terutama disebabkan bahwa kehamilan berikutnya dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi serta mengurangi kualitas pemberian ASI (Bulut dan turan,1995).
b. Metode Kontrasepsi setelah melahirkan ( Postpartum)
Pertimbangan pemilihan metode kontrasepsi dapat dibedakan bagi ibu yang menyusui atau tidak menyusui. Bagi ibu yang tidak menyusui ovulasi pertama terjadi rata rata 45 hari setelah melahirkan, sehingga kontrasepsi perlu dipertimbangkan mulai sekitar 4 minggu postpartum meskipun masih bersifat sementara. Pemilihan metode bagi wanita yang tidak menyusui relatif lebih leluasa sesuai dengan pilihan metode yang tersedia dan diinginkan (Kennedy ,1996).
menjarangkan atau pengaturan kelahiran atau membatasi jumlah anak yang diinginkan (Wilopo,2006). Untuk tujuan, mengatur kehamilan, kontrasepsi yang diperlukan memerlukan reversibilitas dan efektifitas tinggi serta dapat diatur jangka waktu pemakaiannya. Sedang untuk tujuan mengakhiri kehamilannya maka hanya efektifitas tinggi yang diperlukan antara lain dengan metode Kontap.
Sedangkan pertimbangan pemilihan jenis kontrasepsi bagi ibu menyusui terdiri dari 3 tingkatan menurut minimalitas pengaruh terhadap pemberian ASI. Pemilihan yang baik apabila kontrasepsi yang digunakan tidak memberikan efek negatif pada pemberian ASI. Dimana ke 3 jenis kontrasepsi tersebut antar lain :
1). Metode non Hormonal
Metode ini merupakan metode yang paling direkomendasikan karena sama sekali tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI. Penggunaannya didasarkan pada tingkat penerimaan klien KB dengan memperhatikan kontra indikasi klien yang bersangkutan terhadap suatu jenis kontrasepsi. Kontrasepsi non hormonal meliputi:
a). MOW
commit to user
19
efektivitas akan menurun menjadi 2 kehamilan per 100 atau 18-19 kehamilan per 1000 (WHO et al ,2007).
Menurut saifuddin (2003) wanita yang dapat memilih kontrasepsi MOW adalah:
(1).Telah memiliki anak lebih dari 2 dan keluarga besar telah sesuai dengan yang dikehendaki.
(2). Usia lebih dari 26 tahun.
(3). Apabila hamil kembali akan menimbulkan resiko penyakit yang serius. (4). Memahami kelebihan dan kelemahan metode ini beserta prosedurnya. (5). Persetujuan secara sukarela dengan persetujuan suami.
Cara kerja metode kontrasepsi ini adalah menghambat perjalanan ovum agar tidak dapat dibuahi oleh seperma. Keuntungan metode ini adalah permanen dan efektif dan tidak ada efek samping jangka panjang, tidak mempengaruhi pemberian ASI, tidak mengganggu hubungan seksual dan mempengaruhi resiko kanker ovarium. Sedang keterbatasan metode ini adalah ada kemungkinan penyesalan karena bersifat permanen, harus dilakukan petugas terlatih terhadap resiko komplikasi meskipun kecil namun akan mengingat jika dilakukan anestesi umum, serta rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
b). IUD ( Intra Uterus Device).
kemampuan spermatozoa untuk masuk ke kavum uteri. Tetapi juga IUD mempunyai angka kegagalan dalam mencegah terjadinya kehamilan yaitu kurang dari 1 kehamilan per 100 perempuan dalam satu tahun pertama (Saifuddin, 2003).
Keuntungan kontrasepsi ini bagi ibu postpartum adalah tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI dan dapat segera dipasang setelah melahirkan selama masih kurang dari 48 jam. Pemasangan IUD juga dilakukan pada waktu lebih dari 4 minggu setelah melahirkan dengan memastikan ibu postpartum tidak dalam keadaan hamil. Bagi ibu yang masih aminorhoe dapat dipasang kapan saja, sedang bagi ibu yang sudah mendapatkan menstruasi IUD dapat dipasang dalam 12 hari pertama siklus menstruasi dan tidak diperlukan perlindungan tambahan. Keuntungan IUD yang lain adalah ekonomis,efektivitas tinggi, metode penggunaan jangka panjang tidak mempengaruhi hubungan seksualitas dan kesuburan segera kembali bila IUD dilepas.
2) Metode hormonal yang mengandung progesteron saja .
Metode hormonal memiliki cara kerja menghambat sekresi gonadotropin melalui efeknya pada pusat hipofisis dan hipotalamus. Hormon ini yang menekan sekresi hormon LH (luteinizing hormone) dan selanjutnya mencegah terjadinya ovulasi ( Speroff dan darney,2001) meliputi:
a) Pil progestin.
commit to user
21
gonadotropin dan melemahkan sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami tranformasi lebih awal sehingga menghambat penetrasi sperma dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Efektivitas cara ini cukup tinggi apabila digunakan setiap hari secara tepat waktu dan konsistenbagi ibu yang menyusui kehamilan yang terjadi 1 per 100 wanita yang menggunakan pil ini dalam 1 tahun.
Kontrasepsi ini dapat digunakan oleh ibu postpartum yang menyusui karena tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Bagi ibu postpartum yang menyusui, maka pil progestin dapat digunakan kapan saja pada masa 6 minggu sampai 6 bulan apabila belum menstruasi. Apabila menstruasi telah kembali maka pil progestin dapat dimulai pada hari ke 5 pertama siklus menstruasi dan tidak perlu tambahan kontrasepsi lain.
Bagi ibu yang tidak menyusui, pil progestin direkomendasikan mulai digunakan pada masa kurang dari 21 hari setelah melahirkan tanpa diperlukan perlindungan tambahan. Pil progestin dapat digunakan kapan saja dengan memastikan tidak hamil, tetapi apabila digunakan sesudah hari ke-5 siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 2 hari berikutnya ( Wilopo,2008).
b) Suntikan progestin
menjadi tipis dan atrofi serta menghambat trasportasi gamet oleh tuba (Saifudin ,2003). Kontrasepsi ini cukup efektif apabila dilakukan tepat waktu dimana kehamilan yang terjadi 1 dari 100 wanita (3 per 100 wanita) dalam 1 tahun. Keuntungan kontrasepsi ini tidak berpengaruh terhadap ASI sehingga dapat dengan aman digunakan oleh ibu yang menyusui. Maka suntikan progestin dapat digunakan kapan saja pada masa 6 minggu sampai 6 bulan setelah melahirkan apabila menstruasi belum kembali. Sedang mentruasi sudah kembali maka pil progestin dapat dimulai digunakan pada 7 hari pertama menstruasi dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Suntikan ini dapat digunakan kapan saja dengan memastikan tidak hamil, tetapi apabila digunakan sesudah 7 hari siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 7 hari berikutnya (Wilopo , 2008).
commit to user
23
c) Implant
Merupakan alat kontrasepsi yang berupa batang silastik dan dipasang di bawah kulit pada lengan atas. Implant merupakan jenis alat kontrasepsi yang mengandung progestin sehingga dapat dipakai oleh ibu menyusui wanita (Affandi et al,2007; Saifudin ,2003). Keuntungan lain implant adalah perlindungan jangka panjang, kesuburan segera kembali setelah dilepas, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mengganggu hubungan seksual .
Cara kerja implant adalah mengentalkan lendir serviks, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi. Sekarang hanya tersedia indoplant terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun (Saifudin ,2003). Bagi ibu yang tidak menyusui indoplant direkomendasikan mulai digunakan pada masa kurang dari 21 hari setelah melahirkan tanpa diperlukan perlindungan kontrasepsi tambahan. Apabila digunakanlebih dari 21 hari setelah melahirkan dan menstruasi belum kembali maka harus dipastikan tidak hamil, dan diperlukan pantang senggama atau perlindungan kontrasepsi tambahan selama 7 hari berikutnya (Wilopo , 2008).
3).Kontrasepsi yang mengandung hormon Kombinasi progestin dan estrogen Metode hormonal yang mengandung estrogen tidak direkomendasikan
bagi ibu yang menyusui karena akan mempengaruhi berkurangnya produk ASI dan komposisi ASI, Kontrasepsi ini terdiri dari 2 macam:
Pil kombinasi merupakan kontrasepsi yang berisi dosis rendah hormon progestin dan hormon estrogen. Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis antara lain :
(1).Monosik adalah pil tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7 tablettanpa hormon aktif.
(2).Bifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progesteron ( E/p) dengan dosis yang berbeda, dengan 7tablet tanpa hormon aktif.
[image:39.612.136.510.214.460.2](3).Trifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progesteron dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Cara kerja pil kombinasi ini adalah menekan ovulasi mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit silalui sperma dan mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur akan terganggu pula .efektifitas kontrasepsi ini cukup tinggi apabial dilakukan secara tepat waktu setiap hari, yaitu 1 kehamilan per 1000 pengguna dalam tahun pertama penggunaan (Saifudin,2003).
b). Suntikan kombinasi
commit to user
25
waktu dan konsisten, yaitu 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin,2003).
Cara kerja suntikan kombinasi adalah menekan ovulasi mengentalkan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Kontrasepsi ini tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui tetapi bila kontrasepsi lain tidak tersedia suntikan dapat digunakan untuk ibu postpartum setelam melahirkan lebih dari 6 bulan. Apabila menstruasi belum kembali maka suntikan kombinasi dapat dilakukan kapan saja setelah dipastikan tidak hamil. Dan diperlukan pantang senggama atau kontrasepsi tambahan selama 7 hari berikutnya. Apabila menstruasi telah kembali maka pil kombinasi dapat mulai digunakan pada 7 hari pertama siklus menstruasi dan tidak diperlukan perlukan kontrasepsi tambahan. Dan dapat digunakan kapan saja setelah dipastikan tidak hamil ,tetapi apabila digunakan sesudah 7 hari siklus menstruasi maka harus pantang senggama atau memakai perlindungan dengan kontrasepsi tambahan untuk 7 hari berikutnya (Wilopo.2008).
c. Landasan Teori
dalam perubahan tingkah laku adalah persepsi, motivasi dan emosi (Sarwono,1998). Kesuburan setelah melahirkan merupakan kembalinya keseimbangan antara fungsi kelenjar hypothalamus - anterior dan sekresi
gonadhotrophin sehingga terjadi ovulasi. Resiko akan terjadi bila ibu
postpartum tidak dilindungi kontrasepsi sudah aktif secara seksual. Kembalinya mentruasi merupakan tanda yang jelas bagi ibu postpartum bahwa dirinya telah kembali subur, tetapi ovulasi tidak selalu ditandai dengan datangnya mentruasi.
B. Penelitian yang Relevan.
1.Penelitian yang relevan dari Rini Prasetyaningsih dengan judul : ” Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cara Menyusui Dengan Praktek Menyusui Ibu Post Partum Primipara di Rumah Sakit PKU Muhammadyah delanggu” Tahun 2007.Hasil penelitian menunjukkan Sikap tentang cara menyusui ibu post partum Primipara ,dari uji F hitung variabel pengetahuan dan praktek = 4.049 dengan tingkat signifikan 0.000, F hitung dari hubungan variabel sikap dengan praktek sebesar 2.825 dengan tingkat signifikan 0.012 dari hubungan variabel sikap dan pengetahuan sebesar 2.958 dengan tingkat signifikan 0.011. Berdasarkan statistik disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan an cukup kuat antara pengetahuan tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu postpartum primipara.
commit to user
27
C. Kerangka teori Penelitian
: Yang tidak dieliti
: Yang di Teliti Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian. Ibu/ wanita setelah melahirkan ( Postpartum)
Motivasi ibu peserta Keluarga Berencana
Faktor luar yang berpengaruh : Umur ibu , status ekonomi, Pendidikan, Dukungan Suami , Paritas.
Tingkat pengetahuan : KB, Kegunaan, efek samping, cara kerja
Persepsi kesuburan setelah melahirkan
Tempat pelayanan Keluarga Berencana
Ibu setelah melahirkan yang berada di wilayah puskesmas Klaten Utara
commit to user
29
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang keluarga berencana yang dikuatkan ibu terhadap pemahaman kesuburan setelah melahirkan diharapkan akan lebih memantapkan ibu untuk menjadi akseptor keluarga berencana secara dini. Meskipun juga dipengaruhi oleh faktor luar.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dengan adanya pemahaman yang kuat tentang kesuburan setelah melahirkan bahwa paling aman dalam memutuskan untuk mengikuti keluarga berencana dimana saat masa nifas tidak didapatkan suatu proses reproduksi yang aktif serta tidak terdapat penyakit yang konta indikasi terhadap pemilihan salah satu jenis KB maka akan meningkatkan motivasi seorang ibu untuk segera menjadi akseptor KB. Meskipun tidak lepas dipengaruhi oleh faktor luar.
D. Hipotesis
1. Ada hubungan positip antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan.
2. Ada hubungan positip antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
penelitian potong lintang (cross sectional analytic) dan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Rancangan ini merupakan penelitian yang melakukan
pengukuran variabel bebas dan variabel terikat secara bersamaan dalam satu
waktu selama penelitian. Berdasarkan rancangan studi tersebut maka akan
mengamati Hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu berKB
sehubungan dengan persepsi kesuburan ibu postpartum (setelah melahirkan).
[image:46.612.82.557.211.641.2]Alur penelitian akan terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Skema studi cross sectional (Murti ,2003). Ibu setelah melahirkan di wilayah
Puskesmas Klaten Utara N =100
Tingkat pengetahuan ibu dan motivasi ibu
peserta KB (+)
Ibu menikah usia 15-40 th, memiliki anak usia 0-6 bulan, tinggal di Puskesmas
Klaten Utara. Bersedia menjadi responden
N = 78
Tingkat pengetahuan dan motivasi ibu
peserta KB (-)
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Klaten Utara, Kecamatan
Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pertimbangannya dimana wilayah tersebut
sudah ada basis data yang lengkap dan dari segi sosial budaya dalam
masyarakat sudah terbangun mengenahi tingkat pengetahuan dan motivasi.
1. Subyek penelitian
a. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu setelah melahirkan
(post partum) di wilayah Puskesmas Klaten utara Kabupaten Klaten
dengan rentang waktu maksimal 6 bulan setelah melahirkan. Pada
tahun 2009 populasi 617 orang dengan sasaran 100 0rang.
b. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah ibu postpartum yang kriteria
inklusi dan ekslusi sebagai berikut :
1) Kriteria inklusi :
(a) Ibu menikah usia 20 – 40 tahun.
(b)Memiliki anak usia 0- 6 bulan.
(c) Berdomisili di wilayah puskesmas Klaten Utara.
(d)Bersedia menjadi responden.
2) Kriteria Eklusi :
commit to user
33
C. Pengambilan Sampel Penelitian
Sampel penelitian akan diambil secara acak sederhana (simple random
sampling) dari data kelahiran di posyandu maupun di Bidan Praktek Swasta,
rentang waktu kelahiran adalah maksimal 6 bulan dari kelahiran hingga saat
penelitian dilakukan. Penelusuran sampel akan dilakukan di wilayah
Puskesmas Klaten Utara yang masuk kategari perkotaan. Dipilih sebagai
dasar penentuan sampel karena selain tersedia data kelahiran juga
pemakaian alat kontrasepsi.
D. Besar sampel
Pengambilan sampel dalam menentukan sampel dari populasi
tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael untuk tingkat
kesalahan 1%, 5 %, 10%. Rumus yang dipakai untuk menghitung sampel
dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah:
λ² = dengan dk =1, taraf kesalahan bisa 1%,5%,10%
P= Q=0,5 d= 0,05 S = Jumlah sampel
Bila populasi kami ambil 100 (N: 100) besar sample nya ada 78 dengan taraf
kesalahan 5%. ( Sugiyono, 2010:131)
λ². N. P. Q S =
E. Definisi Operasional
Adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasional yang
dapat diuji secara khusus. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah variabel terikat, variabel bebas.
1. Variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan
motivasi ibu peserta KB yang definisinya sebagai tindakan atau
keputusan ibu untuk ikut program KB berkaitan dengan pemakaian alat
untuk mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 6 bulan
pertama setelah melahirkan. Hasil pengukuran dikategorikan menjadi
data interval itu tingkat pengetahuan ibu dan motivasi ibu tinggi atau
rendah.
2. Varibel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi kesuburan setelah
melahirkan (postpartum) yaitu suatu pandangan tentang kembalinya
kesuburan ibu setelah melahirkan.
Pengukuran akan dilakukan dari aspek pengertian manfaat, resiko, dan
kesimpulan mengenahi kesuburan setelah melahirkan. Persepsi
dikatakan tidak baik apabila tidak dapat menjawab pertanyaan
mengenahi pengertian, manfaat, resiko, dan kesimpulan dengan baik.
Hasil Pengukuran dikategorikan menjadi data nominal.
3. Metode penelitian dengan menggunakan angket kuesioner.
commit to user
35
a. Uji korelasi product moment untuk mengetahui ada hubungan positip dan
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi kesuburan setelah
melahirkan .
b.Uji korelasi product moment untuk mengetahui ada hubungan positip dan
signifikan antara motivasi ibu peserta keluarga berencana dengan persepsi
kesuburan setelah melahirkan .
c.Uji korelasi ganda untuk mengetahui ada hubungan positip dan signifikan
antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu peserta keluarga berencana
dengan persepsi kesuburan setelah melahirkan .
5. Faktor lain.
Faktor luar yang dapat mempengaruhi dalam penelitian ini meliputi : umur
ibu, paritas, akses kontrasepsi status ekonomi, pendidikan, dukungan
suami.
a.Umur Ibu
Umur ibu merupakan jumlah tahun sampai dengan ulang tahun terakhir
ibu pada saat penelitian dilakukan. Data dikategorikan menjadi data
nominal yaitu umur < 25 tahun, umur 25 – 34 tahun, dan umur > 34
tahun (Becker dan ahmad, 2001).
b.Pendidikan
Pendidikan merupakan tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil
diselesaikan ibu. Data dikategorikan menjadi data nominal tinggi dan
rendah dan berdasarkan program wajib belajar 9 tahun (BPS et
al, 2003). Pendidikan dikatakan tinggi apabila berhasil tamat SMA atau
c. Paritas
Paritas merupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan sampai
dengan waktu penelitian dilakukan, baik hidup atau mati. Data
dikategorikan menjadi data nominal yaitu ≤ 2 dan paritas >2
(BPS et al, 2003).
d. Status Ekonomi
Status ekonomi merupakan tingkat kesejahteraan keluarga dimana
ibu postpartum tinggal.pengukuran akan terlihat dasar kepemilikan
barang berharga dalam keluarga dengan mengelompokkan atau
tingkatan sosio – ekonomi dari terendah ke tinggi (Ariawan, 2006).
e. Akses Kontrasepsi
Akses kontrasepsi merupakan kemampuan untuk menjangkau tempat
pelayanan kontrasepsi dan mendapatkan pelayanan kontrasepsi.
Pengukuran dilakukan berdasarkan mengenai jarak tempat pelayanan
dan biaya pelayanan. Hasil penelitian akan dikategorikan menjadi
data nominal akses tinggi dan rendah. Akses kontrasepsi tinggi
apabila jarak pelayanan dekat dan biaya murah sedang akses
kontrasepsi rendah apabila jarak palayanan kontrasepsi jauh dan
biaya mahal.
f. Dukungan Suami
Dukungan suami adalah suatu dukungan yang baik terhadap istri
dalam membuat keputusan atau tindakan yang berkaitan dengan KB
commit to user
37
tentang kontrasepsi, persetujuan dan keterlibatan suami. Hasil
dikategorikan menjadi data nominal yaitu mendukung dan tidak
mendukung. Dikatakan mendukung apabila suami ikut andil dalam
menentukan pilihan dan persetujuan dalam pelayanan kontrasepsi.
Dikatan tidak mendukung apabila suami tidak terlibat dalam
pemilihan jenis kontrasepsi serta tidak memberikan persetujuan
dalam pelayanan kontrasepsi
F. Intrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner yaitu pertanyaan terstruktur untuk mendapatkan data primer
dari responden. Kuesioner disusun dengan melakukan modifikasi
pertanyaan yang berasal dari survei demografi dan kesehatan Indonesia
(BPS et al, 2003). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono, 2010).
Variabel variabel penelitian yang dibutuhkan antara lain :
1. Data umum responden/identitas responden.mengenai 7 pertanyaan
yaitu No RM .nama, umur, alamat, pendidikan, dan paritas. Data ini
merupakan data umum yang tidak dinilai dan diukur
2. Alat ukur Tingkat Pengetahuan Ibu peserta ber KB dengan
menggunakan kuesioner, instrumen yang digunakan dengan
menggunakan jawaban :
Benar diberi skor : 1
3. Alat ukur Motivasi Ibu ber KB dengan menggunakan kuesioner
dimana instrumen yang digunakan dengan skala likert dengan
menggunakan jawaban :
Sangat Setuju = SS diberi skor : 5
Setuju = S diberi skor: 4
Ragu ragu = RG diberi skor: 3
Tidak Setuju = TS diberi skor: 2
Sangat tidak setuju = STS diberi skor: 1
4. Alat ukur Persepsi Kesuburan setelah melahirkan meliputi 20
pertanyaan. Data yang diperlukan berupa data interval dikotomi
dengan jawaban benar dan salah.
Setuju diberi skor : 1
Tidak Setuju diberi skor : 0
G. Uji validitas dan Reliabilitas
Sebelum digunakan kuesioner dilakukan pengujiaan validitas dan
reliabilitas untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan dalam
penelitian.
1. Validitas
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
dalam mengukur suatu data (Ancok, 1987). Menyatakan bahwa
validitas adalah indeks yang menunjukkan kemampuan suatu alat
ukur (Kuesioner) sehingga dapat mengukur variabel yang akan
diukur. Validitas suatu instrumen akan dilakukan dengan cara
commit to user
39
(1979) menyatakan “tehnik Korelasi untuk menentukan validitas
item ini sampai sekarang merupakan tehnik yang paling banyak
digunakan. Item yang mempunyai korelasi positip dengan kriterium
serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai validitas tinggi pula. Syarat minimum yang dianggap
memenuhi adalah r = 0,3. Jika korelasi antara butir dengan skor total
kurang dari 0,3 dianggap tidak valid ( sugiono, 2010:134).Dengan
menggunakan Pearson product Moment:
(
∑
)(
∑
)
∑
=
2 2
y
x
xy
r
xyryx1 = korelasi product moment antara x1 dengan y
ryx2 = korelasi product moment antara x2 dengan y
Keterangan:
r : koefisien korelasi antara skor item dengan skor total.
∑X : Jumlah skor item. ∑Y: Jumlah skor total .
(Sugiono,2010: 183)
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih (Ancok, 1987). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
kemampuan dan kepercayaan suatu alat ukur. Hal ini dengan tehnik
belah dua yang dianalisa dengan rumus Spearman Brown atau dapat
dibelah menjadi dua kelompok genap dan kelompok ganjil.tiap
kelompok disusun sendiri serta skor butir dijumlah yang
menghasilkan skor total sehingga dikorelasikan. Kuesioner
dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan
selalu konsisten apabila diulang. Untuk menguji consisten internal
antar item peryataan dengan batas nilai lebih besar dari 0,60
( Anzwar S,2009: 185). Dan rumus korelasi tersebut :
Dimana : ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua. (Sugiono , 2010:131)
H. Cara Analisis Data
1.Pengolahan Data dengan menggunakan langkah sebagai berikut :
a.Editing /Edit data.
Data yang sudah ada dikoreksi kelengkapannya. Apabila ditemukan
kesalahan maka dilakukan konfirmasi ke lapangan untuk memperoleh data
yang benar.
b.Coding /Pemberian kode.
Data diklasifikasikan menurut masing masing kategori setiap kategori
jawaban yang berbeda diberi kode yang berbeda untuk memudahkan
pengolahan data.
c.Entry /memasukkan data
r
i=
2.rcommit to user
41
d.Clearing /pengecekan.
Pengecekan data yang sudah dimasukkan guna memastikan bahwa data
telah bersih dari kesalahan.
2.Setelah data dinyatakan lengkap maka selanjutnya dilakukan analisa dengan
tahapan sebagai berikut dilanjutkan dengan uji koefisien Kontingensi
a.Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu peserta KB dengan persepsi
kesuburan setelah melahirkan.
Ditinjau dari hubungan : Korelasi
Ditinjau dari skala data : Tingkat pengetahuan interval, persepsi kesuburan
setelah melahirkan nominal
Uji : Korelasi Product Moment
b.Hubungan antara motivasi ibu peserta KB dengan persepsi kesuburan
setelah melahirkan.
Ditinjau dari Hubungan : Korelasi
Ditinjau dari skala data : motivasi nominal, persepsi kesuburan setelah
melahirkan interval.
Uji: Korelasi product moment
c.Hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi ibu pserta KB dengan
persepsi kesuburan setelah melahirkan .
Ditinjau dari hubungan : Korelasi
Ditinjau dari skala data :Tingkat pengetahuan interval dan motivasi
nominal, persepsi kesuburan setelah melahirkan interval
Uji : Korelasi ganda, parsial dilanjut regresi ganda .
I.Uji Hepotesis.
1.Rumusan untuk menguji 2 variabel menggunakan produk moment:
menggunakan Pearson product Moment :
(
∑
)(
∑
)
∑
=
2 2y
x
xy
r
xyryx1 = korelasi product moment antara x1 dengan y
ryx2 = korelasi product moment antara x2 dengan y
Keterangan:
r : koefisien korelasi antara skor item dengan skor total.
∑X : Jumlah skor item. ∑Y: Jumlah skor total (Sugiono,2010: 183)
2.Rumusan korelasi product moment ganda
Rumus ini digunakan untuk menguji hipotesa dengan 3 variabel :
2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1
1
2
x x x x yx yx yx yxr
r
r
r
r
r
x
Ryx
−
−
+
=
Keterangan :
Ryx1x2 : Korelasi antara variabel X1, dengan X2 secara
bersama-sama dengan variabel Y
ryx1 : Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2 : Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2 : Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
commit to user
43
(
1
)
/
(
1
)
/
2 2−
−
−
=
k
n
R
k
R
F
h Keterangan :R : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah variabel independen
n : Jumlah anggota sampel
Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda, dengan rumus :
Keterangan :
Y` : Nilai yang diprediksikan
a : Konstanta atau bila harga X = 0
b : Koefisien regresi
X : Nilai variabel independent (Sugiono, 2010:191)
4.Apabila akan sekaligus menghitung persamaan regresi maka rumus yang
digunakan adalah :
( )( )
( )
{
2
2
}
{
2
( )
2
}
i
i
i
i
i
i
i
i
xy
y
y
n
x
x
n
y
x
y
x
n
r
∑
−
∑
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
=
Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Y` : Nilai yang diprediksikan
a : Konstanta atau bila harga X = 0
b : Koefisien regresi
X : Nilai variabel independen
Y` = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
J . Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memberikan Informed choice dan informed
consent. Respoden diberikan informasi mengenai tujuan, manfaat dan cara
penelitian. Serta responden diberi lembaran persetujuan menjadi responden
dalam penelitian ini yang bersedia diberi lembar persetujuan yang
ditandatangani .
K. Hasil uji Validitas dan Reliabelitas
1. Hasil uji validitas dan reliabelitas pada tingkat pengetahuan
a) Validitas Item Pertanyaan Pengetahuan
Tabel 3.1 Hasil uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan tentang
persepsi kesuburan setelah melahirkan di wilayah puskesmas Klaten Utara
[image:59.612.146.512.212.691.2]tahun 2010.
Tabel 3.1 Validitas Item Pertanyaan Pengetahuan
No
Item Total correlationsbg r hitung
r table Keputusan
1 P1 .567 0.444 Valid
2 P2 .914 0.444 Valid
3 P3 .567 0.444 Valid
4 P4 .772 0.444 Valid
5 P5 .914 0.444 Valid
6 P6 .634 0.444 Valid
7 P7 .914 0.444 Valid
8 P8 .545 0.444 Valid
9 P9 .613 0.444 Valid
10 P10 .732 0.444 Valid
11 P11 .772 0.444 Valid
12 P12 .467 0.444 Valid
13 P13 .588 0.444 Valid
14 P14 .634 0.444 Valid
commit to user
45
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas diketahui dari 15 pertanyaan didapat semua
item memiliki r hitung lebih dari 0,444 sehingga dapat dikatakan semua item
tingkat pengetahuan ibu peserta KB tentang persepsi kesuburan setelah
melahirkan valid. Dengan melihat hasil corelasi reliabititasnya terdapat corelasi
sebesar 0,891.
b). Uji validitas dan reliabilitas motivasi ibu peserta KB
Tabel 3.2. Hasil uji validitas kuesioneir motivasi ibu peserta KB di wilayah
Puskesmas Klaten Utara Tahhun 2010.
Tabel 3.2 Validitas Item Pertanyaan Motivasi
No ITEM Total correlation sbg r hitung
R tabel Keputusan
1 M1 .783 0.444 Valid
2 M2 .586 0.444 Valid
3 M3 .777 0.444 Valid
4 M4 .520 0.444 Valid
5 M5 .576 0.444 Valid
6 M6 .460 0.444 Valid
7 M7 .610 0.444 Valid
8 M8 .457 0.444 Valid
9 M9 .498 0.444 Valid
10 M10 .620 0.444 Valid
11 M11 .557 0.444 Valid
12 M12 .660 0.444 Valid
13 M13 .471 0.444 Valid
14 M14 .631 0.444 Valid
15 M15 .551 0.444 Valid
Berdasarkan hasil analisa table 3.2 dari 15 pertanyaan motivasi di
semua item motivasi valid .Hasil corelasi reliabilitas variabel ini terdapat
0,775.
[image:61.612.151.513.211.578.2]c). Validitas dan reliabilitas persepsi kesuburan setelah melahirkan.
Tabel 3,3. Hasil uji validitas kuesioneir persepsi kessuburan setelah
melahirkan di wilayah Puskesmas Klaten Utara Tahhun 2010.
Table 3.3 Validitas Item Pernyataan Variabel Persepsi
No item Total correlation sbg r hitung
r tabel Keputusan
1 K1 .492 0.444 Valid
2 K2 .515 0.444 Valid
3 K3 .460 0.444 Valid
4 K4 .581 0.444 Valid
5 K5 .581 0.444 Valid
6 K6 .460 0.444 Valid
7 K7 .566 0.444 Valid
8 K8 .568 0.444 Valid
9 K9 .468 0.444 Valid
10 K10 .548 0.444 Valid
11 K11 .908 0.444 Valid
12 K12 .923 0.444 Valid
13 K13 .720 0.444 Valid
14 K14 .508 0.444 Valid
15 K15 .845 0.444 Valid
16 K16 .908 0,444 Valid
17 K17 .772 0,444 Valid
18 K18 .681 0,444 Valid
19 K19 .850 0,444 Valid
20 K20 .468 0,444 Valid
Berdasarkan hasil analisa table 3.3 dari 20 pertanyaan persepsi di
ketahui r hitung lebih besar daru r table 0,444 maka dapat dikatakan bahwa
semua item motivasi valid . Hasil corelasi variabel ini menunjukkan hasil
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian.
Adapun wilayah Puskesmas Klaten Utara terdiri dari 8 desa binaan antara
lain desa Gergunung, Jebugan, Jonggrangan. Belang Wetan, Ketandan, Sekarsuli,
Bareng Lor, Karang anom. Desa yang terdapat Poliklinik Kesehatan Desa ( PKD)
antara lain : Sekarsuli, gergunung, Belang Wetan, Jonggrangan, Ketandan. Serta
memiliki 1 Puskesmas Pembantu di Jebugan. Serta terdapat BPS 3 unit, RB 3
serta rumah sakit 1. Dimana terdapat posyandu sejumlah 48 dengan kader 215
orang kader.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Klaten Utara, Kecamatan
Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Pertimbangannya dimana wilayah tersebut sudah
ada basis data yang lengkap dan dari segi sosial budaya dalam masyarakat sudah
terbangun mengenahi tingkat pengetahuan dan motivasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu setelah melahirkan (postpartum) di wilayah
Puskesmas Klaten utara Kabupaten Klaten dengan rentang waktu maksimal 6
bulan setelah melahirkan. Sedangkan berdasarkan rumus sampel yang diambil
sebanyak 80 responden.
B. Karakteristik Responden
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
penelitian potong lintang (cross sectional analytic) dan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Rancangan ini merupakan penelitian yang melakukan pengukuran
commit to user
48
penelitian. Sampel penelitian akan diambil secara acak sederhana (simple random
sampling) dari data kelahiran di posyandu maupun di Bidan Praktek Swasta,
rentang waktu kelahiran adalah maksimal 6 bulan dari kelahiran hingga saat
penelitian dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenahi hasil penelitian yang
meliputi 3 variabel : tingkat pengetahuan ibu tentang peserta KB, motivasi ibu
peserta kb serta persepsi kesuburan setelah melahirkan. Dimana di wilayah
Puskesmas Klaten Utara ada sekitar 617 orang sebagai ibu setelah melahirkan
dalam setahun, tetapi sasaran dalam penelitian hanya diambil 100 sampel dimana
20 untuk uji validitas dan 80 sebagai sampel penelitian. Data dapat diperoleh
dengan menggunakan penyebaran kuesioner yang dibagikan kemudian dilakukan
pengolahan data. Data yang sudah di peroleh maka dilakukan pengolahan dengan
spss 16, serta perlu juga adanya pembahasan yang didukung adanya distribusi
responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu, motivasi ibu peserta KB,
persepasi kesuburan setelah melahirkan.
C. Hasil Penelitian
Untuk analisis data dalam rangka pembuktian terhadap hipotesis dan
masalah yang diteliti dengan menggunakan program SPSS 16, maka digunakan
analsis univariat dan analisis bivariat. Adapun data yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner, berikut ini beberapa penjelasan mengenai kedua analisis
tersebut.
Tujuan analisa univariat ini untuk mendeskripsikan keterkaitan antara
variabel independen dengan variabel dependen berdasarkan fenomena
variabel yang diteliti, yaitu mengetahui gambaran distribusi tingkat pengetahuan,
motivasi dan persepsi kesuburan.
1.UJI HIPOTESIS. Analisis univariat
a. Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pengetahuan . Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan.
Kategori Frekuensi Persentase
Tinggi 46 57,50
Rendah 34 42,50
TOTAL 80 100,0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden
mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46 responden dengan
persentase 57,50 %.
b. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi . Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi.
Kategori Frekuensi Persentase
Tinggi 43 53,80
Rendah 37 46,20
TOTAL 80 100,0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden
mempunyai motivasi tinggi sebanyak 43 responden dengan persentase
53,80 %.
commit to user
50
c. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi kesuburan setelah melahirkan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi kesuburan setelah melahirkan
Kategori Frekuensi Persentase
Baik 46 57,50
Tidak Baik 34 43,50
TOTAL 80 100,0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden
mempunyai persepsi baik sebanyak 46 responden dengan persentase
57,50 %.
d.Distribusi Frekuensi tingkat Pengetahuan dengan Persepsi Kesuburan
Setelah melahirkan
Tabel 4.4 Distribus Frekuensi tingkat Pengetahuan dengan Persepsi
Kesuburan ibu setelah melahirkan.
Persepsi
Total Tidak Baik Baik
Tingkat Pengetahuan Rendah Jumlah 24 10 34 % Total 30.0% 12.5% 42.5%
Tinggi Jumlah