Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 584
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SDN 2 PULAU KUU
LIA DANIA
Email [email protected]
ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar dikarenakan sebagian dari guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, sehingga diperlukan strategi atau cara ataupun model pembelajaran yang dapat merangsang siswa berfikir, aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI khususnya pada materi Ikhlas Beramal melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada peserta didik SDN 2 Pulau Kuu. Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas, dengan pelaksanaannya dalam siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini yang diteliti adalah siswa kelas V sebanyak 11 orang siswa di SDN 2 Pulau Kuu semester genap tahun pelajaran 2021/2022.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model problem based learning pada mata pelajaran PAI materi Ikhlas Beramal dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Pulau Kuu. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata pada hasil test, dimana dimana hasil pretest pada pra siklus yaitu 51,82 mengalami peningkatan pada saat post test siklus I menjadi 66,36 dengan presentase nilai ketuntasan yang semula 54,55% meningkat menjadi 90,91% setelah diadakan 2 kali pertemuan. Dengan demikian penerapan model problem based learning dianggap berhasil dalam
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 585
meningkatkan hasil belajar siswa karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75% dan rata-rata hasil belajar peserta didik telah mencapai KKM mata pelajaran tersebut yaitu 70.
Kata Kunci : Hasil belajar, Problem Based Learning
PENDAHULUAN
Hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru merupakan pengantar sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 586
Belajar adalah suatu proses yang dialami individu untuk menghasilkan perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, sikap, perilaku dan tingkah laku menjadi lebih baik. Menurut Poerwadarminta dalam M.Fahru(2018:28), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Sedangkan menurut Kunandar dalam M.Fahru (2018:28) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian hasil belajar sangat erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956,yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif adalah ranah pengetahuan, afektif yaitu ranah sikap, perasaan, dan emosi sedangkan psikomotor adalah ranah keterampilan.
Ketiga ranah tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, penjelasan masing-masing ranah tersebut dalam Teuku(2017:5) sebagai berikut : 1) ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental(otak). Menurut Bloom, segala aktivitas yang menyangkut otak adalah ranah kognitif. Dalam ranah kognitif memiliki enam jenjang mulai yang terendah sampai tertinggi, dimulai dari pengetahuan/hafalan/ ingatan(knowledge), pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian (evaluation); 2) ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif ini oleh Karthworhl(1974) dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci yaitu menerima atau memperhatikan, menanggapi, menilai atau menghargai,
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 587
mengatur atau mengorganisasikan, karakterisasi dengan satu nilai atau kelompok nilai;
3) ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila siswa telah menunjukan perilaku yang sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif.
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Menurut Sudji Munadi (2021 : 3) penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrument tes maupun yang non tes. Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer (saling melengkapi) untuk memperoleh data, sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian tersebut bisa berupa tes kinerja, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan, jurnal, wawancara, inventori, penilaian diri dan penilaian antar teman.
Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan, siswa kurang bergairah dalam belajar yang memberi efek pada rendahnya hasil belajar dikarenakan sebagian dari guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, sehingga kurang merangsang siswa untuk mau berfikir dan menelaah lebih dalam pada materi pelajaran. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya yaitu dengan memilih strategi atau cara ataupun model pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang siswa untuk bisa berfikir mendalam dan aktif dalam pembelajaran. Dengan proses pembelajaran yang menarik
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 588
bagi siswa akan membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya dan akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.
Guru harus bisa merancang pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan juga merangsang kemampuan berfikir siswa yaitu dengan memilih model pembelajaran yang tepat yang sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran problem based learning.
Menurut Herminarto Sofyan (2017: 49) Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru.
Sedangkan menurut Syamsidah (2018 : 9) model Problem Based Learning model pembelajaran yang didalamnya melibatkan sasaran didik untuk berusaha memecahkan masalah dengan beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu untuk mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Adapun kelebihan dari model pembelajaran Problem Based Learning (Agus Sutisna, 2019: 94) adalah a) mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif, b) meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, c) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, d) membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru, e) mampu mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri, f) mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapkan penyelididkan masalah yang telah ia lakukan, g) kan tercipta pembelajaran yang bermakna. Selain itu ada juga kekurangan pada model pembelajaan ini yaitu : a) kurangnya waktu pembelajaran,
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 589
karena siswa terkadang memerlukan waktu yang banyak untuk menghadapi permasalahan yang diberikan, sementara waktu pelaksanaannya harus sesuai dengan beban kurikulum, b) siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama didaerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya, c) pembelajaran tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama didaerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nurul Istifadah, yang berjudul : “Penerapan Model Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI (penelitian Tindakan Kelas di SDN Sungai Raja 1)”, menyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dengan adanya penerapan model pembelajaran problem based learning. (Nurul Istifadah, 2021 : 9)
Berdasarkan adanya penelitian tersebut, peneliti pun mencoba untuk melakukakn penelitian dalam penerapan model tersebut dalam hasil belajar peserta didik di SDN 2 Pulau Kuu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dimana berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada peserta didik kelas V SDN 2 Pulau Kuu, hasil belajar PAI khususnya pada materi Ikhlas Beramal masih terdapat beberapa peserta didik yang masih sulit untuk memahaminya, hal ini terbukti dengan rendahnya rata- rata nilai pada materi tersebut, sehingga perlu adanya model pembelajaran yang tepat agar dapat memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan masalah tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas V DI SDN 2 Pulau Kuu”, dengan rumusan masalah
“Bagaimana peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas V mata pelajaran PAI tentang Ikhlas Beramal di SDN 2 Pulau
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 590
Kuu?” . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas V mata pelajaran PAI tentang Ikhlas Beramal di SDN 2 Pulau Kuu.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan dan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam M.Fahru(2018: 32), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Pulau Kuu yang berlokasi di Desa Muara Uya Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong, dengan subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V SDN 2 Pulau Kuu pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Ikhlas Beramal. Teknik pengumpulan data meliputi tes tertulis berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (post test), observasi yaitu kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 591
pembelajaran Problem Based Learning. Data-data yang diperoleh nantinya akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu: data yang didapatkan berasal dari tes hasil belajar siswa untuk mencari nilai rata-rata siswa pada setiap siklus dan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada nilai hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul, lalu membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di SDN 2 Pulau Kuu).
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
a. Nilai rata-rata = ∑semua nilai siswa ∑ siswa
b. Ketuntasan belajar
Terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan kelas.
Ketuntasan individu adalah apabila siswa telah tuntas belajar mencapai nilai 70.
Ketuntasan kelas adalah apabila tuntas belajar dikelas tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75%. Persentase ketuntasan belajar = ∑ siswa yang tuntas x 100%
∑ siswa
HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 20 Mei 2022, dan untuk siklus II pada hari Sabtu 11 Juni 2022. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 11 orang. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I, yang disusun dengan langkah- langkah pembelajaran yang meliputi : kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Langkah-langkah pembelajaran untuk siklus I dan II dengan model pembelajaran problem based learning yaitu sebagai berikut : menyampaikan tujuan
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 592
pembelajaran, memotivasi siswa dan melaksanakan pre test, menyajikan informasi berupa video pembelajaran dan PPT, mengorientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa dengan membentuk kelompok untuk berdiskusi, membimbing siswa penyelidikan, dengan mengumpulkan informasi dan berdiskusi, mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi dengan mempresentasikan didepan kelas, menganalisis dan evaluasi masalah, siswa menyimpulkan point-point penting dalam kegiatan pembelajaran, evaluasi dengan mengerjakan soal post tes, dan terakhir melakukan refleksi dan Penguatan Pendidikan Karakter. Berikut ini diagram hasil pembelajaran pada siklus I :
Berdasarkan tabel diatas, pada siklus I masih belum menunjukan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran tentang ikhlas beramal dengan model pembelajaran Problem based learning masih kurang maksimal. Penelitian pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning untuk mengetahui pengaruhnya pada hasil belajar siswa. Pada siklus I hasil post test nilai tertinggi 75 dan terendah 60. Nilai 75 hanya 1 (satu) siswa, nilai 70 diperoleh 4(empat) siswa, nilai 65 diperoleh 1(satu) siswa dan nilai 60 diperoleh 4(empat) siswa, sehingga siswa yang tuntas nilainya 6 (enam) siswa dan masih ada 5(lima) siswa yang belum tuntas.
0 2 4 6 8
0-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
pretest posttest
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 593
Berdasarkan data ini maka diperoleh ketuntasan kelas baru mencapai 54,55% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%.
Adapun pada siklus II penelitian tindakan kelas pada siklus II dilakukan karena pada siklus I belum menunjukan hasil yang kurang memuaskan, bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran tentang ikhlas beramal dengan model pembelajaran problem based learning masih kurang maksimal. Siklus II dilakukan dengan perangkat pembelajaran yang sama dengan siklus I. Berikut ini diagram hasil pembelajaran pada siklus II :
Berdasarkan tabel diatas, pada siklus II sudah menunjukan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran tentang ikhlas beramal dengan model Problem based learning sudah cukup maksimal. Hal ini ditunjukan dengan diperolehnya nilai tuntas sebanyak 10 siswa, dan hanya satu siswa yang belum tuntas nilainya. Pada siklus II hasil post test nilai tertinggi 90 dan terendah 65. Nilai 90 diperoleh 3(tiga) siswa, nilai 85 diperoleh 1(satu) siswa, nilai 80 diperoleh 3(tiga) siswa, nilai 75 diperoleh 3(tiga) siswa, dan nilai 65 diperoleh 1(satu)siswa, sehingga siswa yang tuntas nilainya 10 (sepuluh) siswa dan masih ada 1 (satu) siswa yang belum tuntas. Kelebihan pada siklus II yaitu : a) Adanya peningkatan hasil nilai belajar siswa yang sangat signifikan dari pelaksanaan siklus I; b) Siswa sudah sangat
0 2 4 6 8
51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100
pretest posttest
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 594
aktif dan berperan dalam diskusi kelompok dan pembelajaran keseluruhan; c) Siswa sangat antusias dengan model pembelajaran Problem based learning. Namun secara keseluruhan hasil penelitian pada siklus II menunjukan peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa dengan model pembelajaran problem based learning.
Berdasarkan data-data tersebut diatas pada siklus II sudah menunjukan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran tentang ikhlas beramal dengan model Problem based learning sudah cukup maksimal.
Hasil penelitian pada siklus II menunjukan secara klasikal ketuntasan belajar siswa memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥ 70 yaitu sebesar 90,91%, lebih besar dari prosentase ketuntansan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%.
Penelitian pembelajaran pada siklus II, untuk meningkatkan hasil belajar materi Ikhlas Beramal di kelas V SDN 2 Pulau Kuu tahun pelajaran 2021/2022 hampir sepenuhnya dipahami oleh siswa. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah sebagai berikut : adanya antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena pembelajaran dengan model problem based learning lebih terarah, adanya interaksi siswa dan guru menunjukan peningkatan dengan guru membimbing/mengarahkan siswa dalam memecahkan masalah saat berdiskusi, dan juga interaksi siswa dengan siswa menunjukan peningkatan yang signifikan saat mereka berdiskusi dalam kelompoknya. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II diperoleh data hasil belajar keseluruhan sebagai berikut : nilai rata-rata untuk siklus I yaitu 66,36 dan untuk siklus II sebesar 80,45. Sementara untuk prosentase ketuntasan nilai pada siklus I 54,55% dan untuk siklus II sebesar 90,91%. Berdasarkan data tersebut maka hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 595
Penjelasan diatas menunjukan bahwa penerapan pembelajaran model problem based learning dalam pembelajaran PAI pada materi Ikhlas Beramal dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V di SDN 2 Pulau Kuu. Dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung, aktif, mandiri, kreatif, dan berfikir kritis selama pembelajaran dan juga pembentukan suatu konsep yang nyata dan sistematis.
Hal ini sesuai dengan pendapat Agus Sutisna (2019: 35) bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar menagajar. Selain itu ditegaskan juga oleh Syamsidah (2018 : 9) bahwa model Problem Based Learning model pembelajaran yang didalamnya melibatkan sasaran didik untuk berusaha memecahkan masalah dengan beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu untuk mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah.
KESIMPULAN
Penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ikhlas beramal adalah pembelajaran dengan tahapan pelaksanaan pembelajaran mengikuti sintak pembelajaran problem based learning.
Pembelajaran problem based learning diawali dengan : 1) tes awal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar yang dimiliki siswa, 2) pembelajaran pada kegiatan awal, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, pembentukan kelompok dan
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 596
mempertegas materi yang akan dipelajari, 3) kegiatan inti, menerapkan model problem based learning, yaitu mengorientasi siswa pada masalah, kemudian mengorganisasi
siswa setelah itu membimbing siswa penyelidikan, dengan mengumpulkan informasi dan berdiskusi, mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi dengan mempresentasikan didepan kelas, 4) kegiatan akhir, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran, kemudian berlanjut dengan tes akhir pada tiap siklus. Setiap kelompok mendapat reward/penghargaan berdasarkan kiteria nilai yang diperoleh. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih semangat dalam belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh aktifitas belajar siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan rata–rata dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 14,09. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I ketuntasan belajar siswa belum tercapai yaitu sebesar 54,55% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90, 91% dengan peningkatan ketuntasan 36,36%, dan hanya ada satu siswa yang belum tuntas belajar. Dengan demikian pada siklus II telah mencapai target awal bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas V SDN 2 Pulau Kuu.
DAFTAR PUSTAKA
Fahru, Muh. Rosyid. 2018. Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Jember.
Musya’Adah, Umi. 2018. Jurnal Peran Penting PAI di Sekolah Dasar, Surabaya : STAI Taruna.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0 597
Nurul, Istifadah. 2021. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI, Palangka Raya : IAIN Palangka Raya.
Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Bab I , pasal 2, ayat (1)
Sofyan, Herminarto, dkk. 2017. Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : UNY Press.
Sutisna, Agus. 2019. Metode Pembelajaran di Era Milenial. Bandung : Manggu Makmur Tanjung Lestari.
Syamsidah, dkk. 2018. Buku Model Problem Based Learning (PBL) Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan. Sleman : Deepublish.
Zakiyyah, Daradjat, 2005. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.