• Tidak ada hasil yang ditemukan

Automatic Control System Using Arduino UNO and Web-Based Monitoring For Watering Chili Plants

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Automatic Control System Using Arduino UNO and Web-Based Monitoring For Watering Chili Plants"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

510

JITE, 5 (2) January 2022 ISSN 2549-6247 (Print) ISSN 2549-6255 (Online)

JITE (Journal of Informatics and Telecommunication Engineering)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jite DOI : 10.31289/jite.v5i2.5495

Received: 06 July 2021 Accepted: 19 January 2022 Published: 26 January 2022

Automatic Control System Using Arduino UNO and Web-Based Monitoring For Watering Chili Plants

Rizal Tjut Adek1), Muhammad Fikry1), Helmi Naluri1), & Risawandi1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Indonesia

*Coresponding Email: [email protected] Abstrak

Merawat tanaman cabai selain pemupukan adalah penyiraman yang tepat. Penyiraman terkadang dilakukan kurang teratur dalam hal ini adalah ketepatan waktu selain itu suhu dan kelembaban tanah kurang diperhatikan oleh pemelihara tanaman cabai. Apalagi jika pemelihara tanaman cabai memiliki kesibukan lain, maka penyiraman tanaman akan semakin tidak teratur, membuat hasil produksi tanaman cabai tidak akan maksimal bahkan tanaman cabai bisa mati. Dengan memanfaatkan arduino dan beberapa sensor pendukung, kita dapat menentukan waktu penyiraman yang tepat. Pada penelitian ini data di ambil dari sensor, seperti sensor kelembaban tanah, sensor kelembaban udara, sensor suhu dan sensor ultrasonik yang kemudian data tersebut akan dikirimkan ke website untuk dapat di ditampikan ke pengguna. Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena- fenomena lingkungan lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur kelembaban tanah, kelembaban udara, suhu sebagai penentu waktu penyiraman yang tepat untuk tanaman cabai serta memudahkan para petani dalam melakukan monitoring dan penyiraman tanaman cabai. Hal ini dibuktikan dalam metode pengujian Blackbox pada rancangan system, dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa system ini sudah berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan yang di harapkan.

Kata Kunci: Tanaman, Cabai, Penyiraman, Sensor, Arduino Abstract

Caring for chili plants in addition to fertilization is proper watering. Watering is sometimes done less regularly in this case is the timeliness other than that the temperature and soil moisture are not paid attention to by the chili plant keepers. Moreover, if the chili plant keeper has other activities, then the watering of the plants will be more irregular, making the production of chili plants not optimal and even chili plants can die. By utilizing Arduino and several supporting sensors, we can determine the right watering time. In this research, data is taken from sensors, such as soil moisture sensors, air humidity sensors, temperature sensors and ultrasonic sensors which then the data will be sent to the website to be displayed to the user. Sensors are devices used to detect changes in physical quantities such as pressure, force, electrical quantities, light, motion, humidity, temperature, speed and other environmental phenomena. The purpose of this study was to measure soil moisture, air humidity, temperature as a determinant of the right watering time for chili plants and make it easier for farmers to monitor and water chili plants. This is evidenced in the Blackbox testing method on the system design, from the test results it is known that this system has been running well and is in accordance with what is expected.

Keywords: Chili, Sprinkling, Sensor, Arduino.

How to Cite: Adek, R. T., Fikry, M., Naluri, H., & Risawandi. (2022). Automatic Control System Using Arduino UNO and Web-Based Monitoring For Watering Chili Plants. JITE (Journal of Informatics and Telecommunication Engineering), 5(2), 510-519.

I. PENDAHULUAN

Proses penyiraman tanaman merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang tanaman, sehingga perlu dilakukan monitoring dalam proses penyiraman untuk menjaga agar penyiraman berjalan dengan optimal. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan

(2)

511

monitoring penyiraman tanaman, diantaranya adalah kelembaban tanah dan suhu udara (Yudono, et al., 2014).

Cabai merupakan tanaman yang bisa tumbuh dengan baik dimusim kemarau dimana tidak banyak air yang menggenang dan tidak terlalu lembab udaranya sehingga tanaman cabai tersebut tidak busuk. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada tempratur udara 180 - 300 C dan kelembaban tanah yang dibutuhkan berkisar antara 60% - 80%, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh (Suhendri, et al., 2015).

Merawat tanaman cabai selain pemupukan adalah penyiraman yang tepat. Penyiraman terkadang dilakukan kurang teratur dalam hal ini adalah ketepatan waktu, selain itu suhu dan kelembaban tanah kurang diperhatikan oleh pemelihara tanaman cabai. Apalagi jika pemelihara tanaman cabai memiliki kesibukan lain, maka penyiraman tanaman akan semakin tidak teratur, membuat hasil produksi tanaman cabai tidak akan maksimal bahkan tanaman cabai bisa mati.

Salah satu metode penyiraman tanaman manual yang sering dilakukan adalah menyiram air melalui selang air kemudian ujung selang dipasangkan alat pemutar air yang berguna memutarkan air sehingga bisa menjangkau banyak tanaman. Namun cara ini juga kurang efektif, karena kita tidak bisa mengetahui banyak air yang tersiram, Akibatnya jika terlalu banyak air yang tersiram maka kelembaban dalam tanah pun akan semakin tinggi, Padahal semakin tinggi kelembaban tanah maka cabai akan membusuk.

Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini khususnya di bidang Internet of Things, maka system aplikasi berbasis web yang menggunakan framework Codeigniter dan mikrokontroller Arduino, serta di padukan dengan sensor-sensor yang dapat di integrasikan dengan arduino ini di bangun, untuk dapat memudahkan para petani dalam melakukan penyiraman dan di harapkan dapat meminimalisir penggunaan air yang berlebihan, selain itu petani juga dapat memonitoring cabai dengan lebih mudah dan teratur.

II. STUDI PUSTAKA A. Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (Integrated Circuit) yang dapat menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal output sesuai dengan program yang diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari sensor yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output ditujukan kepada aktuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi secara sederhana mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat/produk yang mempu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (Oktareza, 2014).

B. Arduino

Arduino adalah sebuah pengendali mikro singleboard yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform dan dirancang untuk memudahkan pengguna elektronik dalam berbagai bidang. Arduino juga sebagai platform yang merupakan kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) dari Physical computing yang merupakan konsep untuk memahami hubungan antara software dan hardware yang sifatnya interaktif yaitu dapat menerima rangsangan dari lingkungan yang bersifat alamiah antara analog dengan dunia digital dan merespon balik (Kafiar, et al., 2018).

C. Sensor

Sensor adalah transduser yang berfungsi untuk mengolah variasi gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik. Sensor sendiri adalah komponen penting pada berbagai peralatan. Sensor juga berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi dan juga untuk mengetahui magnitude. Sensor sendiri sering digunakan dalam proses pendeteksi untuk proses pengukuran. Sensor yang sering digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya atau sinar, sensor suhu, serta sensor tekanan (Rianti, 2017).

DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibr yang sangat akurat. Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, dengan

(3)

512

sepsifikasi: Supply Voltage: +5 V, Temperature range: 0-50 °C error of ± 2 °C, Humidity: 20-90% RH ± 5%

RH error, dengan sesifikasi digital interfacing system (Septiani, 2017).

Sensor kelembaban tanah jenis YL-69 merupakan sensor kelembaban yang mendeteksi kelembaban tanah. Satu set sensor kelembaban tipe YL-69 terdiri dari YL-69 sebagai probe sensor dan YL-39 sebagai modul pengkondisian sinyal. Sensor kelembaban tipe YL-69 terdapat sebuah modul yang didalamnya terdapat IC LM393 yang berfungsi untuk proses pembanding offset renda yang lebih rendah dari 5mV yang stabil dan presisi (Lutfiyana, et al., 2017).

Sensor Ultrasonik adalah sensor pembaca jarak pada suatu objek yang dipantulkan. Sensor ultrasonik memiliki gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz (Rohmanu & Widiyanto, 2018).

D. Modul

Modul ESP8266 merupakan Smart on Chip (SoC) Wi-Fi yang didesain berukuran minimalis dan hanya menggunakan sedikit rangkaian eksternal. Chip tersebut dapat berkomunikasi melalui infrastruktur wifi menggunakan protokol IPv4, TCP/IP, dan HTTP. Prosesor yang digunakan adalah seri Tensilica L106 diamond dengan kecepatan 32-bit dan memiliki on-chip SRAM. Blok diagram ESP8266 dapat dilihat pada gambar 2, di dalam chip tersebut memiliki Wi-Fi radio, CPU, memory, flash, dan peripheral interface. Oleh karena itu, chip ini memiliki kemampuan untuk digunakan secara sendiri (standalone) atau menjadi access point untuk mikrokontroler (Artanto, 2018).

Modul relay pada dasarnya adalah saklar (switch) yang menyambungkan atau memutus kontak tegangan sambung secara mekanik jika diberi tegangan listrik maka relay akan bekerja dan relay akan langsung menutup (terhubung), jika relay tidak mendapatkan tegangan maka relay tidak dapat beroperasi (terputus). Karena relay bersifat normali close (NC) dan normali (NO) (Cahyono, 2018).

RTC (Real Time Clock) merupakan chip IC yang mempunyai fungsi menghitung waktu yang dimulai dari detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan, hingga tahun dengan akurat. Untuk menjaga atau menyimpan data waktu yang telah di-ON-kan pada modul terdapat sumber catu daya sendiri yaitu baterai jam kancing, serta keakuratan data waktu yang ditampilkan digunakan osilator kristal eksternal (Suryanto, 2019).

E. Evaluasi Kinerja Sistem

Pengujian software sangat penting dilakukan karena setiap orang membuat kesalahan pada saat pembuatan software. Kesalahan pada masing-masing software akan berbeda pada masing-masing software, Maka dari itu perlu dilakukan pengujian software untuk melakukan verifikasi dan validasi bahwa program dibuat sama dengan kebutuhan dari perusahanan. Apabila tidak sama dengan kebutuhan dari perusahaan, maka perlu dilakukan evaluasi agar dapat dilakukan perbaikan pada software tersebut pengujian yang akan digunakan adalah Blackbox agar kualitas software lebih baik (Ningrum, et al., 2019).

Pengujian perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program untuk mengetahui apakah fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Metode Blackbox Testing merupakan salah satu metode yang mudah digunakan karena hanya memerlukan batas bawah dan batas atas dari data yang di harapkan, Estimasi banyaknya data uji dapat dihitung melalui banyaknya field data entri yang akan diuji, aturan entri yang harus dipenuhi serta kasus batas atas dan batas bawah yang memenuhi. Dan dengan metode ini dapat diketahui jika fungsionalitas masih dapat menerima masukan data yang tidak diharapkan maka menyebabkan data yang disimpan kurang valid (Cholifah, et al., 2018).

F. Framework Codeigniter

CodeIgniter adalah sebuah web application framework yang bersifat open source digunakan untuk membangun aplikasi PHP dinamis. Tujuan utama pengembangan CodeIgniter adalah untuk membantu developer untuk mengerjakan aplikasi lebih cepat dari pada menulis semua code dari awal. CodeIgniter menyediakan berbagai macam library yang dapat mempermudah dalam pengembangan (Abidillah, 2018).

CodeIgniter adalah sebuah framework bahasa pemograman PHP. CodeIgniter menawarkan kemudahan serta standarisasi dalam proses mengambangkan website dan aplikasi berbasis web. Dengan CodeIgniter proses pengembangan website menjadi lebih cepat dan terstandar. CodeIgniter juga telah menyediakan library dan helper yang berguna dan mempermudah proses development. Meski telah disediakan beragam komponen dan library, pengembang juga dapat membuat komponen atau library sendiri. (Wahana Komputer, 2014).

(4)

513

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang di gunakan adalah data-data yang didapatkan dari hasil sensor kelembaban tanah, suhu dan waktu, data yang berbentuk analog dan digital dari hasil sensor tersebut selanjutnya akan di proses oleh arduino sebagai parameter penentu kapan tanaman akan disiram.

B. Alur Kerja Sistem

Gambar 1 Alur Kerja Sistem Penyiraman Keterangan gambar:

1. Memulai sistem.

2.Mendapatkan nilai dari sensor kelembaban tanah, suhu udara, dan ketinggian air dari penampungan menggunkaan sensor jarak(ultrasonik) dan juga waktu saat ini menggunkaan modul RTC (Real Time Clock).

3. Membandingkan waktu saat ini, yang di dapatkan dari modul RTC (Real Time Clock) dengan waktu yang telah ditentukan oleh pengguna sebelumnya, jika sama, maka proses dilanjutkan, jika tidak maka system akan menyimpan data sensor ke database dan mengirimkan notifikasi “Saat ini bukan waktu penyiraman” ke website.

4. Membandingkan nilai sensor jarak (Ultrasonik), jika nilai sensor ultrasonik kurang dari 15 cm maka proses dilanjutkan dan jika tidak maka, system akan menyimpan data sensor ke database dan mengirimkan notifikasi “Air penampungan tidak cukup” ke website.

5. Sistem akan melakukan penyiraman tanaman cabai.

(5)

514

6. Menyimpan data yang di dapatkan dari sensor dan modul ke database website dan juga sistem akan mengirimkan notifikasi “Penyiraman berhasil” ke website.

7. Sistem akan menampilkan data dari database.

8. Jika pengguna ingin melakukan penyiraman manual, tanpa menunggu waktu siram yang telah di tentukan sebelumnya pada sistem, maka pengguna dapat mengklik tombol siram pada website, dengan cara itu, sistem akan mengulangi proses lagi ke nomor 4, jika tidak maka, proses dilanjutkan ke nomor 9.

9. Proses selesai.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Basis Pengetahuan

Untuk menentukan waktu penyiraman secara otomatis diperlukan data data yang di dapatkan dari sensor seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Keterangan Nilai Sensor Nama

Sensor

Nilai Ketarangan

Kelembaban Tanah YL-69

0 - 1023 Data sensor ini berupa data digital berkisar dari angka 0 sampai 1023, yang mana semakin tinggi nilai sensor maka semakin kering kondisi tanah

yang di baca oleh sensor Kelembaban

Udara (DHT 11)

0 – 100 % Dan

Nilai berupa suhu dalam satuan Celcius

Sensor ini akan menghasilkan dua jenis data, yaitu:

Data berupa persentase kelembaban udara Data berupa suhu dalam satuan Celcius

Ultrasonik HC- SR04

0 - 25000 Sensor ini akan menghasilkan nilai 0 sampai 250000

1. Sensor kelembaban tanah YL-69

Nilai yang didapatkan dari sensor ini akan dibagi kedalam 4 kondisi, Sebagai berikut:

0 - 404,6 : Tanah Terlalu Basah 404,6 - 850 : Tanah Lembab 850 – 950 : Tanah Kering 950 - 1023 : Tanah Terlalu Kering

Untuk mendapatkan nilai kelembaban tanah dalam bentuk persentase (%) dapat menggunakan rumus:

𝐾𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ

1023

𝑥 100

(1)

2. Sensor HC-SR04

Nilai yang di hasilkan oleh sensor HC-SR04 berupa gelombang ultrasonic, data nilai tersebut perlu di conversi kedalam satuan jarak untuk dapat digunakan oleh system dalam mengukur jumlah air pada penampang, Berdasarkan dataset dari Sensor Ultrasonic HC-SR04, untuk mendapatkan nilai dalam satuan centimeter (CM) kita dapat menggunkan rumus:

(𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎𝑙 / 2)

58.2 (2)

(6)

515 3. Sensor DHT-11

Untuk sensor DHT-11 tidak perlu di konversi lagi karena keluaran (satuan) dari sensor ini langsung dapat di gunakan.

1. Data kelembaban udara berupa presentase 2. Data suhu udara berupa satuan celcius

Setelah semua data sensor didapatkan selanjutnya data tersebut akan di kirimkan ke web-server menggunakan modul esp8266 dan metode request yang di gunakan adalah GET.

http://nama-domain.com/back/get_sensor_data/

nilai_kelembaban_tanah/nilai_persentase_kelembaban_tanah/nilai_jarak(cm)/nilai_kelembaban_udara/nil ai_suhu(celcius).

http://192.168.137.1/back/get_sensor_data/750/73.31/13.05/75/28

Lalu data disimpan ke database untuk selanjutnya ditampilkan ke interface website pengguna.

B. Implementasi dan Pengujian Sistem

Saat pengguna membuka aplikasi, terdapat 2 cara untuk melakukan penyiraman, yakni dengan cara melakukan penyiraman berdasarkan waktu yang di tentukan oleh pengguna dan penyiraman langsung.

Gambar 6. Pengatuan waktu siram

Jika pengguna ingin melakukan penyiraman pada waktu tertentu, maka pengguna dapat mengklik tombol “atur waktu siram” pada halaman monitoring, selanjutya system akan menampilkan jendela pop up yang dapat di gunakan untuk mengatur waktu kapan alat akan melakukan penyiraman, dan jika pengaturan waktu berhasil maka akan muncul notifikasi “Jadwal siram berhasil diperbaharui” yang berarti alat siap melakukan penyiraman pada waktu yang ditentukan, hal ini dilakukan dengan tujuan agar penyiraman dapat dilakukan dengan teratur.

(7)

516

Gambar 7. Pengguna melakukan penyiraman langsung.

Penyirman secara langsung di gunakan jika pengguna ingin menyiraman tanaman dengan mengabaikan waktu yang telah di tentukan sebelumnya, yang berarti saat itu juga alat akan melakukan penyiraman, penyiraman dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengklik tombol “siram sekarang” pada halaman monitoring, maka system akan mengirimkan perintah tersebut ke Arduino melalui modul ESP8266 berupa data numerik, yang selanjutnya Arduino akan menerima data tersebut dan memberikan tegangan listrik ke modul relay yang akan menghidupkan pompa air dan pompa akan menyiram tanaman cabai.

Gambar 9. Saat alat melakukan penyiraman

Saat alat menerima perintah penyiraman baik penyiraman yang di lakukan secara langsung (siram sekarang) maupun penyiraman saat waktu yang di tentukan telah tiba (atur waktu sekarang) maka alat akan melakukan penyiraman.

Hasil pengujian system menggunakan pengujian kotak hitam (Blackbox testing) sebanyak 10 kali pengujian, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah fungsionalitas sistem dan alat sudah sesuai dengan yang diharapkan pengguna. Setelah di lakukan pengujian sebanyak 4 kali percobaan penyiraman dengan beberapa skenario, maka kesimpulan yang di dapatkan terilihat pada table 3 berikut:

(8)

517

Tabel 2. Hasil Uji Coba Sistem

Deskripsi Skenario Pengujian Kesimpulan

Pengujian Ke-1

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada waktu

08:17 WIB dan jarak air ke sensor adalah 8 cm, kelembaban tanah 57%, kelembaban udara 87% dan

suhu 27 derajat celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Perintah akan segera di laksanakan”, dan alat melakukan penyiraman

(Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada waktu

08:24 WIB dan jarak air ke sensor adalah 17 cm, kelembaban tanah 51%, kelembaban udara 87% dan

suhu 27 derajat celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Jumlah air di penampungan tinggal sedikit”, dan alat tidak

melakukan penyiraman (Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada waktu

08:33 WIB dan jarak air ke sensor adalah 10 cm, kelembaban tanah 31%, kelembaban udara 87% dan

suhu 28 derajat celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Tanah masih terlalu basah”, dan alat tidak melakukan

penyiraman (Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 08:47 WIB. Pada waktu tersebut kondisi jarak air ke sensor

adalah 10 cm, kelembaban tanah 63%, kelembaban udara 89% dan suhu 28 derajat celcius.

Alat melakukan penyiraman pada waktu yang di tentukan

(Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 09:11 WIB.

Pada waktu tersebut kondisi jarak air ke sensor adalah 18 cm, kelembaban tanah 49%, kelembaban udara 87%

dan suhu 29 derajat celcius.

Sistem menampilkan pesan

“Jumlah air di penampungan tinggal sedikit” dan Alat tidak

melakukan penyiraman pada waktu yang di tentukan

(Sesuai).

Pengujian Ke-2

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada waktu

09:17 WIB dan jarak air ke sensor adalah 10 cm, kelembaban tanah 53%, kelembaban udara 89% dan

suhu 29 derajat celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Perintah akan segera di laksanakan”, dan alat melakukan penyiraman

(Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada waktu

09:25 WIB dan jarak air ke sensor adalah 17 cm, kelembaban tanah 43%, kelembaban udara 89% dan

suhu 29 derajat celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Jumlah air di penampungan tinggal sedikit”, dan alat tidak

melakukan penyiraman (Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada waktu

09:33 WIB dan jarak air ke sensor adalah 7 cm, kelembaban tanah 27%, kelembaban udara 89% dan

suhu 28 derajat celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Tanah masih terlalu basah”, dan alat tidak melakukan

penyiraman (Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 09:47 WIB. Pada waktu tersebut kondisi jarak air ke sensor

adalah 13 cm, kelembaban tanah 63%, kelembaban udara 89% dan suhu 29 derajat celcius.

Alat melakukan penyiraman pada waktu yang di tentukan

(Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 10:04 WIB. Pada waktu tersebut kondisi jarak air ke sensor

adalah 19 cm, kelembaban tanah 73%, kelembaban udara 88% dan suhu 31 derajat celcius.

Sistem menampilkan pesan

“Jumlah air di penampungan tinggal sedikit” dan Alat tidak

melakukan penyiraman pada waktu yang di tentukan

(Sesuai).

Pengujian Ke-3

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada waktu

10:23 WIB dan jarak air ke sensor adalah 8 cm,

Sistem menampilkan notifikasi

“Perintah akan segera di laksanakan”, dan alat

(9)

518

kelembaban tanah 41%, kelembaban udara 87% dan suhu 27 derajat celcius.

melakukan penyiraman (Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada 10:31 WIB dan jarak air ke sensor adalah 18 cm, kelembaban tanah 32%, kelembaban udara 89% dan suhu 29 derajat

celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Jumlah air di penampungan tinggal sedikit”, dan alat tidak

melakukan penyiraman (Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada 10:44

WIB dan jarak air ke sensor adalah 8 cm, kelembaban tanah 26%, kelembaban udara 89% dan suhu 28 derajat

celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Tanah masih terlalu basah”, dan alat tidak melakukan

penyiraman (Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 11:03 WIB dan jarak air ke sensor adalah 13 cm, kelembaban tanah 87%, kelembaban udara 91% dan suhu 31 derajat celcius.

Alat melakukan penyiraman pada waktu yang di tentukan

(Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 11:13 WIB.

Pada waktu tersebut kondisi jarak air ke sensor adalah 20 cm, kelembaban tanah 19%, kelembaban udara 91%

dan suhu 29 derajat celcius.

Alat tidak melakukan penyiraman pada waktu yang

di tentukan (Sesuai).

Pengujian Ke-4

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada 11:25 WIB dan jarak air ke sensor adalah 8 cm, kelembaban tanah 83%, kelembaban udara 93% dan suhu 31 derajat

celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Perintah akan segera di laksanakan”, dan alat melakukan penyiraman

(Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada 11:34 WIB dan jarak air ke sensor adalah 21 cm, kelembaban tanah 37%, kelembaban udara 92% dan suhu 30 derajat

celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Jumlah air di penampungan tinggal sedikit”, dan alat tidak

melakukan penyiraman (Sesuai).

Pengguna melakukan penyiraman secara lengsung dengan mengklik tombol “Siram Sekarang”. Pada 11:40

WIB dan jarak air ke sensor adalah 7 cm, kelembaban tanah 29%, kelembaban udara 92% dan suhu 31 derajat

celcius.

Sistem menampilkan notifikasi

“Tanah masih terlalu basah”, dan alat tidak melakukan

penyiraman (Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 11:52 WIB dan jarak air ke sensor adalah 7 cm, kelembaban tanah

67%, kelembaban udara, 92% dan suhu 31 derajat celcius.

Alat melakukan penyiraman pada waktu yang di tentukan

(Sesuai).

Pengguna mengatur waktu penyiraman pada 12:04 WIB.

Pada waktu tersebut kondisi jarak air ke sensor adalah 15 cm, kelembaban tanah 23%, kelembaban udara 91%

dan suhu 29 derajat celcius.

Alat tidak melakukan penyiraman pada waktu yang

di tentukan (Sesuai).

Secara keseluruhan, berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode kotak hitam (blackbox) testing yang bertujuan untuk melihat prilaku sistem monitoring dan control penyiraman tanaman cabai telah sesuai dengan yang diharapkan.

V. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan serta pengujian blackbox yang telah di lakukan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi penyiraman tanaman berbasis website ini sudah berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan yang di harapakan oleh pengguna. Sistem ini mampu melakukan penyiraman berdasarkan data-data yang di dapatkan dari sensor kelembaban tanah, udara dan jarak sebagai parameter penentu dalam melakukan penyiraman tanaman cabai. Serta sistem ini juga dapat melakukan monitoring dan mengontrol penyiraman berdasarkan waktu penyiraman yang di tentukan oleh pengguna, untuk mengatasi ketidakteraturan penyiraman yang sering menjadi masalah bagi para petani cabai.

(10)

519

DAFTAR PUSTAKA

Abidillah, M. N., (2018). Inplementasi Framework Codeigniter (CI) Pada Sistem Informasi Pemesanan Produk dan Peningkatan Media Promosi Pada CV Azharku Media. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK).

Artanto, H., (2018). Trainer Iot Berbasis Esp8266 Sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Komunikasi Data Dan Interface Di Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Uny. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Cahyono, I. Y., (2018). Pembuka Kap Dan Bagasi Mobil Menggunakan Smartphone Berbasis Bluetooth.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Cholifah, W. N., Ningsih, Y. & Sagita, S. M., 2018. Pengujian Blackbox Testing Pada Aplikasi Action & Strategy Berbasis Android Dengan Teknologi Phonegap. Jurnal String. (3).

Kafiar, E. Z., Allo, E. K. & Mamahit, D. J., (2018). Rancang Bangun Penyiram Tanaman Berbasis Arduino Uno Menggunakan Sensor Kelembaban YL-39 Dan YL-69. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 267-276.

Lutfiyana, Hudallah, N. & Suryanto, A., (2017). Rancang Bangun Alat Ukur Suhu Tanah, Kelembaban Tanah, dan Resistansi. Jurnal Teknik Elektro. 80-86.

Ningrum, F. C. et al., (2019). Pengujian Blackbox pada Aplikasi SIstem Seleksi Sales Terbaik Menggunakan Teknik Equivalence Partitions. Jurnal Informatika Universitas Pamulung. (4): 125-130.

Oktareza, Y., (2014). Prototype Portal Kereta Api Otomatis Menggunakan RFD. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

P., Yudono, P., Sunarmito, B. H. & Dewa, D. I., (2014). Pengaruh Karskter Agronomis dan Fisiologis terhadap Hasil pada Cabai Merah (Capsicum annuumL.). AGRO UPY. 1-13.

Rianti, M., (2017). Rancang Bangun Alat Ukur Intensitas Cahaya Dengan Menggunakan Sensor Bh1750 Berbasis Arduino. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Rohmanu, A. & Widiyanto, D., (2018). Sistem Sensor Jarak Aman Pada Mobil Berbasis Mikrokontroller Arduino Atmega328. Jurnal Informatika SIMANTIK. 7-14.

S., B. I. & T. R., (2015). Sistem Pengontrolan Kelembaban Tanah Pada Media Tanam Cabai Rawit Menggunakan Mikrokontroler Atmega16 Dengan Metode Pd (Proportional & Derivative). Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan. 45-56.

Septiani, B., (2017). Sistem Kendali Suhu Dan Kelembaban Secara Otomatis Pada Rumah Burung Walet.

Palembang: Politeknik Negeri Srwijaya.

Suryanto, M. J. D., (2019). Rancang Bangun Alat Pencatat Biaya Pemakaian Energi Listrik Pada Kamar Kos Menggunakan Modul Global System For Mobile Communications(Gsm) 800l Berbasis Arduino Uno.

Jurusan Teknik Elektro. (8): 47-55.

Wahana Komputer. (2014). Mudah Membuat Aplikasi SMS Gateway dengan CodeIgniter. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wahyuni, S., (2015). Rancang Bangun Perangkat Lunak Pada Semi Otomatis Alat Tenun Selendang Songket Palembang Berbasis Mikrokontroler Atmega 128. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

Referensi

Dokumen terkait

Liquid Crystal Display (LCD) pada sistem penyiraman tanaman secara otomatis ini digunakan untuk menampilkan data atau informasi yang telah diprogram pada

saat beban generator 9,72 watt dilakukan dengan memutar nilai resistansi pada fasa (R) yang terhubung sampai daya beban terendah yang kemudian kekurangan beban dari fasa R

Penyediaan informasi tentang penyakit kedelai masih bersifat manual sehingga tidak berfungsi secara maksimal dalam penyebaran informasi baik ke petani, penyuluh, dan

Penyediaan informasi tentang penyakit kedelai masih bersifat manual sehingga tidak berfungsi secara maksimal dalam penyebaran informasi baik ke petani, penyuluh, dan

FINAL GRADE /0 IoT Based Monitoring and Control System of Siam Banjar Orange Plants using Fuzzy Logic Control GRADEMARK REPORT GENERAL COMMENTS Instructor PAGE 1 PAGE 2 PAGE 3

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan perancangan sistem otomasi kualitas pakcoy hidroponik mini ini antara lain pipa PVC, sensor TDS meter, sensor pH meter, relay 4 channel,