ANALISIS KELAYAKAN USAHA MINUMAN BOBA PERSPEKTIF MANAJEMEN BISNIS SYARIAH DI DESA BATU MERAH ATAS
KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON
Disusun Oleh:
TRIADI MULYANTO 190107021
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2022
i
ii
iii
iv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Definisi Oprasional ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... A. Studi kelayalan bisnis ... 11
a. Pengertian studi kelayakan bisnis ... 11
b. Aspek dalam studi kelayakan bisnis ... 12
c. Aspek pemasaran ... 15
d. Aspek operasional ... 17
e. Tujuan studi kelayakan bisnis ... 20
f. Lembaga yang memerlukan studi kelayakan bisnis ... 22
g. Hak dan Kewajiban pelaku usaha/bisnis ... 23
h. Indikator ... 25
B. Manajemen Bisnis Syariah ... 26
1. Manajemen ... 26
2. Bisnis syariah ... 29
3. Prinsip dalam bisnis syariah ... 31
C. Penelitian terdahulu ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... A. Metode Penelitian... 38
B. Sumber Data ... 38
C. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 39
D. Informan ... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 40
F. Teknik Analisis Data ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kemajuan dalam dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat berpotensi. Ada banyak jenis bisnis yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari. Kewirausahaan juga dapat dilihat sebagai peluang untuk meningkatkan kekayaan, dan siapa pun dapat berbisnis.
Di dunia sekarang ini, peluang bisnis di bidang-bidang seperti pakaian jadi, mainan, teknologi, dan minuman berpotensi untuk berkembang. Masing-masing bidang ini menghadirkan peluang bisnis. tinggal seseorang apakah bisa mengidentifikasi peluang dari berbagai jenis macam kegiatan ekonomi sehari- hari.Melakukan investasi bisnis sama halnya dengan membuka jalan menuju keberhasilan kecil. Perdagangan termasuk operasi antar negara dan negara. sejumlah jenis usaha baik yang dilakukan di dalam maupun antar bangsa, di luar negeri dan di masyarakat meyakinkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satunya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat ekonomi.
Sejauh mana masyarakat menerima tambahan pendapatan sebagai akibat dari kegiatan ekonomi selama periode waktu tertentu ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi. Ekspansi ekonomi Indonesia secara signifikan dibantu oleh usaha kecil dan menengah (UKM), yang sekarang disebut sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). UKM dapat membantu pertumbuhan ekonomi selain menciptakan lapangan kerja baru.1
Komponen terpenting dalam menopang perekonomian setiap bangsa adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dinamika sistem ekonomi Indonesia telah lama didorong oleh usaha kecil dan menengah. UMKM mampu bertahan selama krisis ekonomi karena bisnis dunia nyata mereka tidak terpengaruh secara signifikan oleh sektor keuangan. Banyak unit kerja baru yang diciptakan melalui usaha kecil dan menengah (UKM) yang mempekerjakan tenaga kerja sebagai hasil dari dukungan UKM terhadap program pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dan menurunkan angka pengangguran. yang dapat menopang pendapatan keluarga. Jika dibandingkan dengan bisnis berkapasitas besar, UKM juga memiliki banyak fleksibilitas. Apakah pelaku usaha melihat dan mempertimbangkan kelangsungan usaha dengan melihat perkembangan UMKM yang semakin meluas.
Salah satu pertimbangan dalam memutuskan menerima atau menolak suatu ide usaha yang diajukan adalah studi kelayakan, yang juga biasa disebut dengan studi kelayakan. Dalam penilaian ini, kemungkinan ide bisnis yang diimplementasikan akan menghasilkan manfaat sosial dan ekonomi adalah definisi kelayakan. Dari sudut pandang ekonomi, ide bisnis tidak selalu layak, seperti halnya dari perspektif manfaat sosial. Hal itu disesuaikan dengan evaluasi yang dilakukan..2
1 Husein Umar, Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 36
2 Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, edisi revisi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hlm.
2
Analisis terintegrasi diperlukan karena studi kelayakan mengevaluasi seluruh perusahaan dan memperhitungkan segala sesuatu mulai dari teknis hingga pasar, pemasaran, keuangan, manajemen, hukum, dan keuntungan proyek. Menurut penelitian, masih ada alasan mengapa bisnis gagal. Hal ini disebabkan banyaknya risiko dan hambatan yang mungkin timbul setelah pelaksanaan proyek untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Studi kelayakan diperlukan untuk menghindari kegagalan ini. Karena memulai bisnis dapat menghadirkan sejumlah tantangan dan risiko yang harus diatasi sebelum kita dapat mencapai tujuan yang dapat dilakukan.
Untuk menjauh dari kekecewaan ini, studi yang masuk akal sangat penting. Tujuan melakukan studi kelayakan bisnis adalah untuk menemukan cara untuk mengurangi risiko dan kegagalan di masa depan..3
Untuk menunjukkan apakah suatu bisnis layak atau tidak, standar nilai tertentu dapat dilihat dari perspektif yang berbeda. pertimbangan untuk menentukan kelayakan harus didasarkan pada semua aspek yang akan dinilai. Aspek yang akan dinilai dalam studi kelayakan usaha meliputi aspek produksi dan pemasaran.4
Aspek teknis produksi, khususnya aspek pengembangan proyek yang akan direncanakan berdasarkan faktor-faktor seperti lokasi, area produksi, proses, teknologi (mesin dan peralatan), dan kondisi lingkungan terkait proses produksi.5
3 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, edisi ke-2,(Jakarta: Kencana Prenada Median Grupe, 2003), hlm. 1
4 Kasmir dan Jafkar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 7
5 Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 113
Dalam Islam, mendorong pengikutnya untuk memproduksi dan ikut dalam kegiatan ekonomi dalam semua bentuk yaitu pertanian, peternakan, berburu, industri, perdagangan, dll. Islam melihat prinsip sedekah dan kegiatan yang menciptakan barang maupun jasa yang bermanfaat bagi orang maupun memperindah hidup mereka dan membuat mereka lebih makmur dan lebih sejahtera.6
Menurut Islam, menjalankan bisnis serupa dengan perilaku manusia—
memuaskan kebutuhan tanpa akhir dalam berbagai kendala.Untuk memenuhi kebutuhannya berdasarkan nilai yang terkandung dalam Islam7. masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan keluarga, salah satunya adalah berbisnis.
Jika ibadah bisnis digunakan untuk membuat bekal untuk masa depan, itu dianggap ibadah dalam Islam. Selain itu, Islam melarang menghambur-hamburkan harta untuk keuntungan haram atau nafsu. Ini juga mengamanatkan agar semua Muslim mengelola kekayaan mereka dengan benar. Orang-orang juga didorong untuk mempraktekkan manajemen yang efektif dalam bisnis..8
Selain itu, studi kelayakan bisnis berguna untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan Anda bersaing dengan pesaing, kemungkinan bersaing dengan mereka, dan kemungkinan pertumbuhan bisnis di masa depan dari berbagai perspektif. kesialan bagi pelakunya.
6 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012), hlm. 6
7Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, II, (Pekanbaru: Suska Press, 2010), hlm.2
8 Muhammad Quraish Shihab, Bisnis Dengan Allah, (Jakarta: Lentera Hati, 2008), hlm. 18
Untuk menentukan apakah layak untuk mengoperasikan atau mempertahankan bisnis di lokasi tertentu, studi kelayakan diperlukan. Karena pengusaha tidak ingin bisnis mereka ada untuk waktu yang lama, studi semacam itu menawarkan wawasan kepada investor, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya tentang kelangsungan bisnis di masa depan. yang singkat. Studi semacam ini membantu menentukan apakah perusahaan akan melanjutkan atau berhenti di situ.
Studi kelayakan bisnis adalah survei yang digunakan pengusaha untuk menentukan seberapa besar prospek bisnis mereka. Studi Kelayakan: Kelayakan Bisnis Proyek Ini Penting untuk melihat kelayakan bisnis dari sudut pandang ekonomi, tetapi sebagai seorang Muslim, saya harus melihat kelayakan bisnis dari sudut pandang Islam.
Tentu saja, terlepas dari halal atau tidaknya perusahaan tersebut. Nilai dan prinsip Islam tidak boleh dihilangkan oleh bisnis yang terutama mencari keuntungan maksimal.
Menilai suatu bisni bisa dilihat dari segi kelayakan bisnis tersebut dilaksanakan. Pada dasarnya Boba hanyalah sebuah toping sebuah minuman yang terbuat dari tepung tapioka yang dibentuk bola-bola kecil kemudian di rebus dengan gula merah, dan untuk saat ini minuman boba sangat berkembang pesat. Namun apakah bisnis minuman boba tersebut mampu bertahan dan mengikuti perkembangan zaman serta memberi peluang kepada pembisnis kedepannya, ataukah hanya sebagai bisnis musiman Teori ekonomi menyarankan studi kelayakan sebagai langkah atau upaya untuk menentukan apakah suatu transaksi layak dilakukan.
mengembangkan atau melanjutkan. Maka karnaa itu, penulis memilih untuk meneliti
studi kelayakan bisnis pada usaha bisnis minuman boba di Desa Batu Merah Atas, Kecamatan Sirimau, kota Ambon. dengan judul: Analisis Kelayakan Usaha Pada Minuman Boba Prespektif Manajemen Bisnis Syariah Di Desa Batu Merah Atas Kecamatan Sirimau Kota Ambon
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan ini hanya mencakup kepada studi kelayakan bisnis yang ditinjau dari perspektif manajemen bisnis syariah, untuk usaha minuman Boba yang diteliti terbatas pada 8 Usaha minuman Boba yang ada di Desa Batu Merah Atas.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini didasarkan pada uraian latar belakang tersebut di atas.yaitu :
1. Bagaimana kelayakan bisnis Usaha Minuman Boba di Desa Batu Merah Atas?
2. Bagaimana perspektif manajemen bisnis syariah pada minuman Boba di Desa Batu Merah Atas?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai beriikut:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan kelayakan bisnis pada Minuman Boba di Desa Batu Merah Atas.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang perspektif manajemen bisnis Syariah pada bisnis minuman boba di Desa Batu Merah Atas.
E. Definisi Oprasional 1. Kelayakan Usaha
Dalam melakukan usaha ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
a. sebuah. Motivasi di balik koherensi bisnis, mitra: Pemilik bisnis, pemodal atau investor, masyarakat, dan pemerintah b. Kebutuhan untuk mengenal aspek kelangsungan bisnis, seperti
orang, produksi, pemasaran, teknik, keuangan, komoditas, kesempatan kerja, manajemen, lingkungan, masyarakat, ekonomi, dan politik
Studi kelayakan dari suatu usulan proyek atau ide bisnis untuk menentukan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat dikelola dan dikembangkan sesuai dengan tujuannya. 9.
9 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, Jilid I, Yogyakarta: YP. Fakultas Psikologi UGM, 1982, hlm. 75.
Dapat disimpulkan bahawa manaajemen syariah adalah seperangkat kegiatan manajemen dalam berbagai bentuk jual beli yang tidak dibatasi oleh tingkat kepemilikan barang dan jasa, tetapi oleh bagaimana mereka diperoleh dan digunakan. Dengan kata lain, jangan memperoleh kekayaan dan menggunakannya dengan cara yang dilarang Allah.. Sebenarnya, transaksi di bawah hukum syariah tidak boleh dikecualikan dari hukum syariah, dan perbedaan harus dibuat antara halal dan haram, haram, atau benar dan batil..
2. Manajemen bisnis syariah
Dalam bukunya Ihya Ulumudin, Al-Ghazali menjelaskan bahwa istilah
“Khuluq” (etika) mengacu pada sifat jiwa yang berlangsung selamanya dan perbuatan itu timbul seketika tanpa perlu dipikirkan. Oleh karena itu, dalam hukum Islam, etika bisnis adalah moralitas menjalankan bisnis seseorang sesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga seseorang dapat memiliki keyakinan dalam bisnisnya dan tidak khawatir tentangnya. 10.
Manajemen Bisnis Syariah adalah penggunaan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadist untuk mengelola unit, organisasi, atau proses yang membimbing kelompok. Untuk membuat atau menciptakan produk yang menghasilkan pendapatan 11.
10 Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah, hlm.171.
11 Kuat Ismanto, Manajemen Syariah Implementasi TQM Dalam Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm.5
3. minuman boba ( bubble drink.)
Boba yaitu topping pada minuman yang terbuat dari tepung tapioka.
Cara mengolahnya sangat simpel yaitu dengan cara campur tepung dengan gula merah serta air panas.12 Bubble drink biasa disajikan dengan kondisi dingin dengan topping yaitu Bubble yang mengendap pada bagian dasar gelas.
12 Palupi Intan, https://www.briliofood.net/foodpedia/sering-dianggap-sama-ini-perbedaan- boba-dan-bubble-tea-210506d.html (Diakses pada Kamis 28 Juli 2022)
11 BAB II KAJIAN TEORI
A. Studi Kelayakan Bisnis
1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis di bangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, yang menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan13.
Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.14 Selain itu juga menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi, dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek perilaku konsumen, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia dan organisasi, dimana semua itu digunakan untuk dasar penelitian
13 Umar, Husein, Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif., Edisi ke-2, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 3
14 Husnan, Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek., Edisi ke-4 (Yogyakarta: UPP. AMP YKPN, 2000),hlm. 6
studi kelayakan bisnis dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda atau dapat dijalankan15.
2. Aspek Dalam Studi Kelayakan Usaha a) Aspek Pemasaran
Analisis aspek pemasaran akan dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran, yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran16. alat-alat bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4 unsur, yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi17.
b) Aspek Teknis dan Produksi
Aspek taknis produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan dari proyek yang direncanakan, baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi, proses produksi, penggunaan teknologi (mesin/peralatan), maupun keadaan lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi18. c) Aspek Manajemen dan SDM
Perencanaan tenaga kerja merupakan suatu cara untuk menetapkan keperluan mengenai tenaga kerja suatu periode tertentu. Perencanaan ini
15 Sunyoto Danang, Studi Kelayakan Bisnis (Cet. 1; Yogyakarta: Buku Seru, 2014), hlm. 2
16 Emawati, “analisis kelayakan finansial industri tahu”,skripsi (jakarta: Fak. Sains dan teknologi UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hlm. 31
17 Kasmir, Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2003), hlm. 16
18 Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 113
dimaksudkan agar perusahaan dapat terhindar dari kelangkaan SDM pada saat dibutuhkan maupun kelebihan SDM pada saat kurang. Aspek SDM mencakup produktivitas dari suatu tenaga kerja yang secara umum, mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yanng digunakan (input). Produktivitas memiliki 2 dimensi, yaitu19.
1. Suatu efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
2. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
d) Aspek Hukum
Aspek ini mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan, jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya).20
e) Aspek Sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar- besarnya, namun perusahaan tidak dapat hidup sendirian. Perusahaan hidup
19 Umar, Husein.Op.Cit, hlm. 164
20 Husnan, Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek, hlm. 20
bersama-sama dengan komponen lain dalam satu tatanan kehidupan yang kompleks. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial, sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial21.
Bisnis hendaknya memiliki manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima oleh masyarakat, seperti:
1. Membuka lapangan kerja baru
Maksudnya dengan dibukanya proyek bisnis akan menarik masyarakat sekitar untuk turut membuka lapangan kerja baru.
2. Melaksanakan alih teknologi
Dilakukannya alih teknologi kepada pekerja dengan berbagai cara pelatihan terprogram dengan baik, maka diharapkan tidak hanya meningkatkan skill pekerja tetapi juga sikap mental tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
3. Meningkatkan mutu hidup
4. Adanya proyek bisnis turut serta mengurangi angka pengangguran, sehingga dapat meningkatkan mutu hidup mereka.
f) Aspek Dampak Lingkungan
Aspek lingkungan adalah suatu pengkajian yang dikenal sebagai analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan suatu mekanisme untuk mencapai kelesatriaan lingkungan, aspek lingkungan meliputi limbah
21 Umar, Husein, Op.Cit .hlm. 252
yang dihasilkan proses produksi. AMDAL hasil studi memengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Aspek ini harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri.
Manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan aktifitas yang makin lama makin mengubah lingkungan22.
g) Aspek Finansial
Aspek finansial merupakan aspek kunci dari suatu studi kelayakan, karena sekalipun aspek lain tergolong layak, jika studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi. Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus23.
22 Kasmir, Jakfar, Op.Cit..., hlm. 17
23 Haming, M, Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi: proyek dan bisnis, (Jakarta:
PPM, 2003), hlm. 90
3. Aspek Pemasaran a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu, pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang atau jasa kepada konsumen di pasar.
Penciptaan produk ini didasarkan kepada kebutuhan dan keinginan pasar.
Akan sangat berisiko ketika penciptaan produk tidak didasarkan kepada keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsumen yang menginginkan dan membutuhkan produk adalah perseorangan (individu) atau kelompok (industri)24.
Dalam kegiatan bisnis, pemasaran merupakan suatu fungsi yang secara langsung menentukan penjualan (sales) dan kegiatan yang mempunyai cakupan yang luas karena selain mencakup bagian internal juga mencakup bagian eksternal perusahaan. Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui kreativitas, penawaran dan pertukaran nilai produk dengan yang lain.25
24 Kasmir, Jakfar, Op.Cit. hlm. 47
25 Karnudu, F., & Mossy, F. I. (2016). Strategi Marketing Mix Ikan Cakalang Asar (Studi Terhadap Pedagang Ikan Asar Di Kota Ambon).
b. Proposisi Nilai Produk atau Jasa di Pasar
Kita perlu menentukan proposisi nilai (value proposition) produk atau jasa pesaing kita dipasar.
a) Segmentasi
Kita perlu menentukan dengan jelas segmentasi di pasar, segmen seperti apa yang ada dan yang akan kita masuki. Andaikan kita memasuki pasar produk pakaian anak kecil, dalam ini ada beberapa segmen, salah satu contoh adalah kualitas pakaian yang menjadi target segmen kita. Ada segmen pakaian kelas mahal, kelas menengah dan kelas bawah. Dalam masing-masing kelas segmen
bisa kita pecahkan lagi jenis pakaian yang kita mau masuki.
Misalnya ditetapkan bahwa kita ingin memasuki segmen pakaian anak yang harganya kelas menengah dan kualitas menengah, setelah itu perlu ditentukan pakaian apa yang akan kita masuki, apakah pakaian kaos, pakaian seragam dan lainnya
b) Pasar Target
Target pasar yang menjadi sasaran harus jelas, kepada siapa produk kita mau dijual, seperti apa kegunaan untuk konsumennya.
4. Aspek Operasional a. Teknis Produksi
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga nilai barang tersebut bertambah. Penentuan kombinasi faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi sangatlah penting, agar proses produksi yang dihasilkan dapat efisien dan hasil produksi yang didapat dapat menjadi optimal. Teori produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. produksi merupakan aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa bahan baku.26
1) Lokasi Usaha
Analisis lokasi usaha ini merupakan unsur utama yang mendapat sorotan, karena itu adalah tempat di mana produksi itu akan berlangsung.
Kesalahan dalam memilih lokasi banyak membawa implikasi negatif dari proses secara keseluruhan. Misalnya suatu produk/jasa yang layaknya diproduksi dekat dengan pusat sumber bahan baku, tetapi didirikan justru dekat dengan pasar, akibatnya jelas bahwa proses produksi akan terbebani biaya angkut yang tinggi.27
Penentuan lokasi perusahaan memegang peranan yang sangat penting.
Lokasi yang tepat akan memunculkan daya saing dalam bidang-bidang
26 Fahmi Irham, Manajemen Produksi dan Operasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 16
27 Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis (teori dan pembuatan proposal kelayakan), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011), hlm. 122
kedekatan dengan pasar sasaran, kedekatan dengan sediaan tenaga kerja trampil, kemudahan dan kemurahan transportasi dan distribusi, ketersediaan bahan baku dan bahan pembantu, ketersediaan bahan bakar, listrik dan air, kemudahan dan kemurahan pengelolaan limbah industri, kemudahan perijinan serta penerimaan masyarakat, dan bahkan adanya insentif pajak28.
2) Bahan Baku
Dalam produksi, aset terpenting adalah persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang setengah jadi, suku cadang maupun persediaan barang jadi. Keputusan mengenai dari mana, kapan dan berapa pemesanan serta penyimpanan memerlukan dukungan sistem logistik yang memadai.
Administrasi dan sistem 3) Teknologi
Dalam pengadaan pemilihan mesin dan peralatan produksi, faktor aliran proses yang digambarkan dalam bagan alir proses akan sangat membantu proses pengambilan keputusan. Jika perlu, pada setiap kegiatan produksi ditentukan alternatif metode dan perlatan yang akan digunakan.
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan alternatif metode dan peralatan yang memiliki kelebihan ekonomis untuk kemudian dipilih yang terbaik29.
28 Wahyono, Sentot Imam, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 155
29 Wahyono, Sentot Imam, Ibid hlm. 310
Salah satu dampak perkembangan teknologi digital ini adalah perubahan aktivitas ekonomi. Bahkan satu dekade terakhir ini sebuah fenomena telah terjadi dan merevolusi hampir semua sendi-sendi kehidupan30
4) Proses Produksi
Berproduksi dalam Islam merupakan ibadah, sebagai seorang muslim berproduksi sama artinya dengan mengaktualisasikan keberadaan hidayah Allah yang telah diberikan kepada manusia. Hidayah Allah bagi seorang muslim berfungsi untuk mengatur bagaimana ia mengelola produksi untuk sebuah kebaikan dan apapun yang Allah berikan kepada manusia merupakan sarana yang menyadarkan fungsinya sebagai khalifah. Yaitu untuk kesjahteraan hidup manusia. Dan dalam hal produksi pengusaha harus menghindarkan praktik yang mengandung unsur rijsun atau haram, riba, pasar gelap, dan spekulasi31.
Produksi merupakan satu proses yang panjang dan keterkaitan yang tinggi antar bagian, mulai dari prediksi penjualan, pencarian bahan baku, pemesanan bahan baku, hingga pemesanan bahan penunjang. Jika salah
30Hamizar, A., & Ambon, E. I. I. (2010). Pergeseran Perilaku Konsumen Dalam Minat Beli Ulang Berdasar Produk Website (Analisis Perubahan Model Bisnis Terhadap Pilihan Konsumen). European Journal Of Marketing, 44(6).
31 Hasan, Ali, Manajemen Bisnis Syari‟ah (Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 137
satu bahanya tidak tersedia sesuai dengan jadwalnya, maka keseluruhan proses produksi akan terganggu32.
Merancang proses produksi secara fisik yang mencakup seleksi tipe proses, pemilihan teknologi, analisis aliran proses, penentuan fasilitas dan layout, serta penanganan bahan, keputusan proses merupakan cara pembuatan produk atau penyampaian jasa33.
Hal penting dalam proses produksi yang perlu diperhatikan adalah memilih metode dan mesin produksi yang digunakan serta metode dan peralatan material handling. Selain itu, perlu pula membuat keputusan mengenai layout, kebutuhan persediaan, dan kebutuhan tenaga kerja.
Faktor-faktor tersebut berpengaruh tehadap biaya investasi dan biaya produksi34.
5. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Tujuan dalam studi kelayakan bisnis terdapat 5 tujuan suatu usaha atau bisnis yang dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu35.
a. Menghindari risiko kerugian
Untuk mengatasi risiko kerugian dimasa yang akan datang, karena di masa yang akan datang ada semacam kondisi ketidak pastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa
32 Suwinto Johan, Studi Kelayakan Pengembangan..., hlm. 105
33 Wahyono, Sentot Imam, Op.Cit. hlm. 151
34 Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis..., hlm. 310
35 Kasmir, Studi kelayakan Bisnis Edisi Revisi, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2016), hlm. 12
dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan risiko yang tidak kita inginkan baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu tertentu.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
d. Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau bisnis sesuai dengan rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun pelaksanaan pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
e. Memudahkan Pengendalian
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika terjadi sesuatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehigga akan dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan usaha akan tercapai.
6. Lembaga yang Memerlukan Studi Kelakayakan Bisnis
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan:36 a. Pemilik usaha
Para pemilik usaha sagat berkepentingan terhadap hasil dan analisis studi kelayakan yang telah dibuat, hal ini sidebabkan para pemilik tidak mau jika sampai dana yang ditanamkan akan mengalami kerugian. Oleh sebab itu, hasil
36 Kasmir, Studi kelayakan Bisnis, hlm. 14
studi kelayakan yang sudah dibuat benar-benar dipelajari oleh para pemilik, apakah akan memberikan keuntunga atau tidak.
b. Kreditur
Jika uang tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, maka pihak merekapun sangat berkepentingan terhadap hasil stuudi kelayakan yang sudah dibuat. Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau sampai kreditnya atau pinjamannya akan macet, akibat usaha atau bisnis tersebut sebenarnya tidak layak untuk dijalankan.
c. Pemerintah
Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah bisnis yang akan dijalankan akan memberikan manfaat baik bagi perekonomian secara umum.
d. Masyarakat Luas
Bagi masyarakat luas dengan adanya bisnis, terutama bagi masyarakat sekitarnya akan memberikan manfaat seperti teredia lapangan kerja.
Kemudian manfaat lain adalah terbukanya wilayah tersebut dari ketertutupan (terisolasi).
e. Manajemen
Hasil studi kelayakan merupakan ukuran kinerja bagi pihak-pihak manajeman perusahaan utnuk menjalankan tugasnya. Kinerja ini dapat dilihat dari hasil yang sudah dicapai sehingga usaha prestasi kerja pihak manajemen yang menjalankan usaha.
7. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha/Bisnis
Hak dan kewajiban pelaku usaha atau bisnis tertuang dalam pasal 6 dan pasal 7 37.
a. Pasal 6 Hak pelaku usaha
1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
2) Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.
3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
b. Pasal 7 Kewajiban Pelaku Usaha
1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya
2) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
37 Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.16
4) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketberlaku.
5) Memberi kentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat atau yang diperdagangkan/
6) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
8. indikator
Variabel Indikator Ukuran
Studi kelayakan bisnis
Aspek pasar Peluang sasaran pesaing, strategi persaingan ukuran pasar dan pertumbuhan pasar
Aspek teknis teknologi  Jenis dan jumlah produksi
 Bangunan Mesin dan peralatan
 Proses produksi
 Bahan baku Aspek keuangan  Modal
 Pendapatan
 Keuntungan
Aspek amdal  SDM
 Lingkungan
Aspek hukum Legalitas
B. Manajemen Bisnis Syariah 1. Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa management dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi. Sealanjutnya definisi manajemen berkembang lebih lengkap. Lauren A. Aply seperti yang di kutip Tanthowi menerjemahkan sebagai “ The art of getting done though people” atau seni dalam menyelesaikan pekerjaaan melalui orang lain. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen sering diartikan sebaga ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan
Proses paling sederhana di dalam manajemen itu sendiri terdiri atas sub – sub proses yang diturutkan dan diamankan dengan P.O.A.C ( Planning, Organizing, Actuating dan Controling). Masing – masing sub – sub proses di dalam manajemen sangat komplek, artinya masing-masing proses saling berkaitan satu dengan yang lainya. Dan pada umumnya unsur-unsur yang dikelola terdiri atas 6 M( Man, Material, Method, Machine, dan Moment ) bahkan ada sebagian ahli pemasaran memasukan unsur marketing, sehingga menjadi 7 M.
a. fungsi manajemen
Secara umum, fungsi dari manajemen dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manajemen di dalam hal untuk mencapai tujuannya. Funsi darimanajemen juga di kenal dengan istilah POAC, apa saja yang termasuk kedalam kelompok POAC ini adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan ( planning )
Perencanaa adalah salah satu fungsi yang digunakan untuk merencanakan segala sesuatu dengan sebaik mungkin dalam upaya untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut akan berjalan dengan lancar apabila kita memiliki gambaran mengenai hal apa saja yang akan digunakan atau dijalani, oleh sebab itu hal ini harus melibatkan perencanaan.
2) Pengorganisasian ( Organizing)
Setelah kita melakukan sebuah perencanaa dengan matang, maka hal berikutnya yang akankita lakukan adalah pengorganisasian. Sebab pengorganisaisan ini sangat penting untuk dilakukan agar memper mudah manajer melakukan sebuah pengawasan yang lebih efektif38.
38Silalahi Marto, dkk, “ Dasar-dasar Manajemen Dan Bisnis”, ( Yayasan KitaMenulis:2020), hlm 4
3) Pengarahan (Actuacting)
Fungsi dari manajemen yang ketiga adalah pengarahan, pengarahan ini sngat penting dilakukan agar segala sesuatu yang sudah direncanakan dapatberjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
Seorang manajer akan melakukan pengarahan kepada setiap kariawannya. Apabila dalam perusahaan tersebut sedang mengelami sesuatu permasalahan atau apa yang sedang dikerjakan sesuai dengan yang sudah direncanakan
4) Pengawasan (Controling)
Fungsi yang terakhir dari manajemen adalah melakukan pengawasan.
Dari serangkaian rencana atau pekerjaan yang sudah dilaksanakan, maka hal ini sangat memerlukan yang namanya pengawasan. Manajer akan secara aktif melakukan pengawasan terhadap sumber daya yang telah diorganisasiakan sebelumnya dan memastikan apa yang dikerjakan itu sesuai dengan apa yang sudah direncanakan atau tidak.
b. prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situuasi yang terus menerus mengalami perubahan. Menurur Henry Fayol, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari39.
39 Fitri suyuthi,nurmadhani,dkk”dasar – dasar manajemen”,(yayasan kita menulis :2020) hlm 7
1) pembagian kerja ( devision of work)
2) wewenang dan tanggung jawab ( aunthority and responsibility) 3) disipli (discipline)
4) kesatuan perintah (unity of command) 5) kesatuan pengarahan (unity of derection)
6) mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interest to the general interests)
7) pembayaran upah yang adil (remuneration) 8) pemusatan(centralisation)
9) hirarki (hierarchy) 10) tata tertib (order) 11) keadilan(equity)
12) stabilitas kondisi karyawan ( stability of tenure of personnel) 13) inisiatif (inisiative)
14) semangat kesatuan ( erspirits de corps) 2. Bisnis Syariah
Secara etimologi atau bahasa, syariah adalah jalan ke tempat pengairan, atau jalan yang harus diikuti, atau tempat lalu air sungai. Pengertian syariah menurut pakar hukum islam adalah” segala titah Allah yang berhubungan tingkah laku manusia di luar yang mengenai akhlak” Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa syariah adalah ketentuan-ketentuan Allah yang wajb dipatuhi baik terkait
denganmasalah aqidah ( tauhid), ibadah ( hubungan kepada Allah) danmuamalah ( hubungan sesama manusia)40.
Muhamad syafi’I Antonio mengatakan bahwa syariah mempunyai keunikan tersendiri. Syariah tidak saja komperhensif, tetapi juga universal. Universal bermakna bahwa syariah dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia. Keuniversalan ini terutama pada bidang sosial (ekonomi) yang tidak membeda-bedakan antara kalangan muslim dan nonomuslim. Dengan mengacu pada pengertian tersebut, Hermawan kartajaya dan Syakir Sula memberi pengertian bahwa bisnis syariah adalah bisnis yang santun, penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing.
Sedangkan pengertian bisnis menurut beberapa para ahli dapat di tampilkan dalam pembahasan berikut: menurut Chwee dalam marhari, “ business is than simply a system that product goods and services to satisfy the needs of our society” bisnis adalah suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia). Bisnis dimaksudkan disini adalah semua usaha untuk memproduksi barang dan jasa. Tujuannya hanya semata untuk memnuhi kebutuhan dan kepuasan manusia.
Dapat disimpulkan bahawa manajemen bisnis syariah adalah “serangkaian pengelolaoan dalam aktivitas jual beli dalam berbagai bentuknya yang tidak di batasi jumlah kepemilikan harta baik barang atau jasa, tetapi dibatasi cara
40 Adi Suarno,Suparjo, dkk, “Manajemen Bisnis Syariah” (Indramyu: CV.Adanu Abimata 2021). Hlm 4
memperoleh dan menggunakannya. Artinya, dalam mendapatkan harta dan menggunakan tidak boleh dengan cara-cara yang diharamkan Allah. Tegasnya, berbisnis menurut ketentuan syariah tidak boleh bebas dari kentuan syariat dan harus dibedakan antara halal dan dan haram atau haram atau yang hak dan yang batil tidak boleh dicampur adukan sesuai firman Allah dalam surah Al- Baqarah
َﻥﻮُﻤَﻠۡﻌَﺗ ۡﻢُﺘﻧَﺃ َﻭ ﱠﻖَﺤۡﻟٱ ْﺍﻮُﻤُﺘ ۡﻜَﺗ َﻭ ِﻞِﻄَٰﺒۡﻟﭑِﺑ ﱠﻖَﺤۡﻟٱ ْﺍﻮُﺴِﺒۡﻠَﺗ َﻻ َﻭ .
) ٤٢ (
Artinya: “
Dan janganlah kamu campur adukan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”
Berdasarkan ayat di atas, maka bisnis menurut ketentuan syariah tidak boleh bersifat liberalisasi atau bebas, tetapi harus mengikuti norma halal, haram bahkan yang syubhat lebih baik dijauhi dari pada dilakukan. Orang islam yang tidak memperharikan ketentuan – ketentuan tersebut, maka keuntungan yang diperolehnya tidak mendapat ridho Allah, sesungguhnya tidak akan membawa keselamatan. Bahkan mungkin hartanya akan membawa kesengsaraan dalam hidupnya.untuk membuktikan secara ilmiah kalau harta yang di peroleh secara haram akan membawa Mala petaka memang sulit.
3. Prinsip Dalam Bisnis Syariah
Bagi pelaku bisnis muslim mendapatkan harta yang halal dan berkah dalam berbisnis adalah harapan utama. Karena manusia hanya akan memperoleh kebahagian dan kesejahtraan dunia dan akhirat dengan harta yang halal dan berkah. Namun pelaku bisnis harus mengikuti aturan prinsip etika bisnis Islam agar memper oleh keberkahan, dimana prinsip etika tersebut antara lain sebagai berikut
a. Prinsip Kesatuan
Kesatuan disini merupakan kesatuan sebagai mana terefleksikan dalam konsep tauhid, yang memadukan keseluruhan aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, soasial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konssistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini, Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula, etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal atau pun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam41.
41 Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan(Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2013), hlm. 271
b. Prinsip Kebolehan
Konsep halal dan haram tentunya menjadi aspek yang sangatdiperhatikan dalam bisnis syariah dimana segala barang harus terjamin kehalalannya dan dan cara mendapatkan barang haruslahsesuai dengan kaidah syariah42.
c. Prinsip Keadilan
Ajaran Islam bertujuan untuk menciptakan sikap manusiayang seimbang dan adil dalam hubungan antara kelompok denganindividu, dan dengan lingkungan. Oleh karenanya keseimbangan, kebersamaan, kemoderatan merupakan prinsip etis mendasar yangharus diterapkan pada aktivitas bisnis43. Dalam pengelolaan bisnis syariah, adil yang dimaksud berupa adil dalam melakukan pelayanankepada pembeli
d. Prinsip Kehendak Bebas
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak ada batasan pendapat bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecendrungan manusia untuk terus-menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tidak terbatas44.
42 Ramdhanu, Penerapan Prinsip Syariah Dalam Manajemen Hotel (Studi KomparatifPada G Hotel Syariah dan Hotel Bandara Syariah), hlm. 31.
43 Ramdhanu, Ibid, hlm 32
44 Herdiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, hlm. 272
e. Prinsip Pertanggung Jawaban
Islam mengajarkan bahwa seluruh tindakan manusia akan dipertanggung jawabkan dihari akhir. Agar memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, termasuk dalam hal ini adalah kegiatan bisnis45.
f. Prinsip Kebenaran, Kebajikan dan Kejujuran
Kebenaran adalah perbuatan yang dianjurkan dan tidak dilarang dalam aturan Islam. Dalam konteks bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang benar, yang meliputi proses akad (transaksi), proses mencari/memperoleh komoditas maupun dalam proses upaya mencapai/menetapkan margin.46 Dalam kelayakan bisnis syariah, kebenaran dan kejujuran harus diterapkan dalam bidang pemasaran, dimana pemasaran yang dilakukan harus jujur tanpa adanya unsur penipuan.
g. Prinsip Kebermanfaatan
Prinsip kebermanfaatan pada kegiatan bisnis tentunyaberkaitan dengan objek transaksi bisnis. Objek tersebut tidak hanya berlabel halal tapi harus ada manfaatnya bagi pengguna. Perihal ini ada kaitanya dengan penggunaan objek transaksi. Objek dikatakan mencapai kriteria halal apabila dipergunakan pada hal-hal yang bermanfaat dan tidak menimbulkan mudharat.
45 Herdiana, Abdurrahman Ibid, hlm 271
46 Herdiana Abdurrahman, hlm. 274
C. Penelitian Terdahulu
Pertama yang dilakukan oleh: Eka Trisnawati yang berjudul Analisis kelayakan usaha pedagang kaki lima dalam mengurangi risiko kerugian dalam perspektif ekonomi islam dipasar bangil kabupaten pasuruan. Tujuan diadakan penelitian ini yaitu untuk menganalisis danmelihat kelayakan usaha pedagang kaki lima dalam aspek pemasaran, aspek produksi, dan aspek hukum. Dan untuk mengetahui strategi pengembangan usaha para pedagang kaki limadi pasar Bangil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis fenomena yang terjadi dilapangan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang kaki lima telah memenuhi aspek kelayakan usaha secara islam dari segi non-finansial. Dalam aspek nonfinansial menunjukkan bahwa kelayakan usaha pedagang kaki lima dalam pemasaran, produksi,dan hukum dikatakan layak untuk dilangsungkan. Aspek pemasaran pedagang kaki lima dikatakan layak dan dapat diterima oleh masyarakat serta sesuai dengan pemasaran dalam islam seperti jujur, sopan, ramah, dan beretika dengan baik.
Aspek produksi dikatakan layak karena mereka mampu menjalankan kegiatan produksinya berjalan dengan baik. Dalam menjalankan usahanya47.
Kesamaan dengan penelitian ini yaaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif perbedaanya pada fokus penelitianya.
47 Eka Trisnawati, Analisis kelayakan usaha pedagang kaki lima dalam mengurangi risiko kerugian dalam perspektif ekonomi islam dipasar bangil kabupaten pasuruan.(IAIN TULUNG AGUNG 2021)
Kedua penelitian yang dilakukan oleh: Rahayu widiyawati dengan judul Analisis kelayakan usaha produk gula merah pada ukm karang randu di Kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara dalam perspektif syariah Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Menghambat Usaha Pengolahan Gula Merah Pada UKM Di Desa Karang Randu Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Serta untuk mengetahui aspek-aspek kelayakan usaha gula merah di Desa Karang randu Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research. pendekatan kualitatif untuk menggambarkan fakta-fakta berdasarkan kerangka berfikir atau cara pandang, sumber dataprimer dan sekunder. Serta menggunakan metode wawancara.
observasi.
Hasil produksi gula merah di UKM Karangrandu Di Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara layak untuk di jalankan karena dapat memperbaiki taraf hidup perckonomian masyarakat sehaga pengrajin gula merah. Sedangkan faktor-faktor yang menghamhat usaha pengolahan gula merah pada UKM Karangrandu yaitu, Bahanbaku. penurunan kapasitas produksi. Perubahan rendaman tebu, dan penurunan harga jual48.
Ketiga penelitian yang di lakukan Oleh: Yunita Yanti dengan judul Analisis kelayakan bisnis dari aspek pasar dan pemasaran serta finansial pada pengembangan usaha PT. Pratama abadi gemilang pekanbaru menurut ekonomi islam Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui layak atau tidaknya pengembangan bisnis kerupuk
48 Rahayu widiyawati, Analisis kelayakan usaha produk gula merah pada ukm karang randu di kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara dalam perspektif syariah (STAIN KUDUS 2017)
Senna dan Nixxa pada PT. Pratama Abadi Gemilang .Untuk mengetahui tinjauan ekonomi syariah tentang aspek pasar danpemasaran serta finansial dalam studi kelayakan bisnis. Metodologi Jenis penelitian ini merupakan field research yang bersifat kualitatif dengan pendekatan penelitian teoritis-praktis. Adapun sumber data penelitian inia dalah Area Sales Supervisor (ASS) dan karyawan PT. Pratama Abadi Gemilang serta situs resmi PT. Titani Food. Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan adalah ohservasi, wawancara, dokumentasi, dan penelusuran refrensi Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari aspek pasar dan pemasaran masih ada beberapa kota diluar kota Pekanbaru yang berpeluang meningkatkan jumlah pemasaran produk Senna Nixxa. Dari aspek finansial menunjukkan bahwa nilai NPV di angka 970.906.212 >0.nilai analisa BCR di angka 1.396>1,NetB/C diangka 1,941>1.1RR 64.18%>15% dan PP 1 tahun + 0.163 bulan x12bulan, yang mana kescluruhan hasil perhitungan diata menunjukkan bahwa ekspansi ini layak untuk dijalankan. Dan ditinjaudari perspektif ekonomi syari'ah unsur dari pengambangan usaha ini harus dilakukan secara bersungguh-sungguh, disiplin dan dengan etoskerja yang tinggi sehingga menjadi nilai ibadah bagisetiap ummatyang melaksanakannya49.
Keempat penelitian yang dilakukan oleh Riandy Fibri Cristianto, dengan judul Analisis kelayakan usaha emping mlinjo dalam perspektif produksi Islam. (Studi
49Yunita Yanti, Analisis kelayakan bisnis dari aspek pasar dan pemasaran serta finansial pada pengembanganusaha pt.Pratama abadi gemilang pekan baru menurut ekonomi islam( UIN SUKA RIAU 2019 )
pada Usaha Emping Mlinjo Koh Johan dan NIbu Musrifah) Tujuan dari penelitian ini Apakah usaha emping mlinjo telah dinyatakan layak ketika ditinjau herdasarkan produksi islam.Serta untuk mengetahui apakah usaha emping mlinjo ini layak atau tidak untuk dilanjutkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research )dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Sumber data dalam penelitian ini berupa datap rimer dan data sekunder yang diperolehmelalui wawancara langsung kepada pemilik pada usaha emping mlinjo Koh Johan dan Ibu Musrifah,dan sumber- sumber lain yang menunjang penelitian
Hasil Pengolahan data dapat diketahui bahwa dari analisis semua aspek kelayakan bisnis, dari anlisis semua aspek kelayakan adanya kelemahan atau kendala pada usaha emping mlinjo Koh Johan dan
Ibu Musrifah yaitu pada aspek keuangan dan aspek teknik danteknologi (produksi). Dilihat dari semua aspek kelayakan ada 3aspek yang berbeda pada usaha emping mlinjo Koh Johan dan lbu Musrifah yaitu aspek pasar dan pemasaran di bagian segmentasi pasar, aspek sumber daya manusia dengan perbedaan pada sistem kerja dan upah buruh, dan aspek teknik dan teknologi (produksi) perbedaan pada penentuan layout Ditinjau dari produksi islam usaha emping mlinjo imi ditemukan beberapahal yang tidak sesuai dengan produksi islam. Diantaranya adalah Perbedaan Tujuan pendirian usaha cmping mlinjo dari kedua pengusaha dari segi produksi dalam islam. Belum terwujudnya keadilan berproduksi dalam konsep sumber daya
manusia. Belum sepenuhnya mengaplikasikan/ menjalankan nilai-nilai islam dalam pruduksi emping mlinjo yang dijalankan koh johan50.
50Riandy Fibri Cristianto, Analisis kelayakan usaha emping mlinjo dalam perspektif produksi Islam Studi pada Usaha Emping Mlinjo Koh Johan danNIbu Musrifah,(UIN WALISONGO 2018)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Permasalahan yang akan dikaji oleh penulis merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, penulis memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas
B. Sumber Data a. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dari sumber utama.
Informasi ini tidak dapat diakses dalam struktur yang teratur atau dalam dokumen. Data ini harus dicari melalui sumber atau respondem khusus, baik individu
tertentu yang menjadi objek penelitian maupun individu digunakan sebagai metode untuk mendapatkan data atau informan51.
51 Jonatan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan Spss 1, (Yogyakarta : Andi, 2006), hlm. 8.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dikumpulkan oleh para ilmuwan itu sendiri misalnya dari departemen faktual, majalah, makalah, atau distribusi yang berbeda. Informasi tambahan dalam penyelidikan ini adalah data diambil di gambaran umum mengenai Analisis manajemen bisnis syariah pada bisnis minuman boba di Desa Batu Merah atas.
C. Waktu Dan Lokasi Penelitian 1. Waktu
Penelitian dilakukan setelah seminar Proposal dilaksanakan 2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan pada penjual minuman boba yang menjalankan usaha bisnisnya pada wilayah desa batu merah atas .
D. Informan
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Penjual Boba di Desa Batu Merah Atas Kecamatan Sirimau, sebanyak 8 penjual minuman Boba yang sudah mengeluti bisnis selama 3 bulan terakhir sebagai narasumber. Teknik yang digunakan dalam penelitian informan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. 52
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini penulis memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, gabungan atau triangulasi53.
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi non partisipan54.
2. Wawancara
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancarasemi-terstruktur, dan wawancara mendalam
52 Bashar Khaerul,Dimawati, “Upaya Penegakan Hukum Terhadap Tindak Kecurangan Pemilu Serentak Tahun 2019 Di Kelurahan Pandang Kota Makassar.(Jurnal Universitas Muhammadiyah Makassar) Hlm. 4
53 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Bandung CV.Alfabeta: hlm. 225
54 Sugiyono, “ IbId hlm.225
(in-depth interview)55. Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi
3. Dokumentasi
Dokumen menurut merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu Dokumen yang digunakan penulis disini berupa foto, gambar, serta data-data mengenai manajemen risiko system pembayaran transaksi online pada toko online. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumentasi ini56.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain57.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.
55 Sulistyo Basuki. ” Metode Penelitian.” (Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia,) hlm.173
56 Sugiyono, “OP,Cit hlm. 240
57 Moleong, Lexy J. “OP,Cit, hlm, .248
Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian denga melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang di pandang tepat dan untuk menentukan focus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.
2) Reduksi data, yaitu sebagai proses di lapangan, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan wilayah penelitian.
3) Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.
4) Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, penulis harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat58.
58 Miles, Dkk. “Analisis Data Kualitatif,. Buku sumber tentang metode-metode baru”, (Jakarta: Universitas Indonesia Pres, 2007), hlm. 15
47
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Gymnasiar dan Hermawan Kertajaya, Berbisnis Dengan Hati Cet. I, (Jakarta:Mark Plus Dan Co, 2004
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami Cet, I, (Jakarta: Grafindo Persada, 2012),
Amiruddin, Dasar-Dasar Ekonomi Islam Cet 1, (Gowa: Alauddin University Press, 2014),
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, II, (Pekanbaru: Suska Press, 2010)
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Semarang:
PT. Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994) Muhammad Quraish Shihab, Bisnis Dengan Allah, (Jakarta: Lentera Hati, 2008)
Emawati, “analisis kelayakan finansial industri tahu”,Skripsi (jakarta: Fak. Sains dan teknologi UIN Syarif Hidayah Tullah, 2007
Fahmi Irham, Manajemen Produksi dan Operasi, (Bandung: Alfabeta, 2014)
Hamizar, A., & Ambon, E. I. I. (2010). Pergeseran Perilaku Konsumen Dalam Minat Beli Ulang Berdasar Produk Website (Analisis Perubahan Model Bisnis Terhadap Pilihan Konsumen). European Journal Of Marketing, 44(6).
Hasan, Ali, Manajemen Bisnis Syari‟ah (Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Husein Umar, Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003)
Husnan, Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek., Edisi ke-4 (Yogyakarta: UPP. AMP YKPN, 2000)Sunyoto Danang, Studi Kelayakan Bisnis (Cet. 1; Yogyakarta:
Buku Seru, 2014)
Haming, M, Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi: proyek dan bisnis, (Jakarta: PPM, 2003)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah, diakses pada 30 Juli 2022
IKAPI, Bisnis Mikro Kecil dan Menengah, (Semarang: CV. Duta Nusindo, 2010)
Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis Dalam Islam Cet. I, (Jakarta: Fajar Interpretama Mandiri, 2013)
Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis (teori dan pembuatan proposal kelayakan), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Jonatan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan Spss 1, (Yogyakarta : Andi, 2006)
Karnudu, F., & Mossy, F. I. (2016). Strategi Marketing Mix Ikan Cakalang Asar (Studi Terhadap Pedagang Ikan Asar Di Kota Ambon).
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, edisi ke-2,(Jakarta: Kencana Prenada Median Grupe, 2003)
Kasmir dan Jafkar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012)
Kasmir, Studi kelayakan Bisnis Edisi Revisi, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2016 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012)
Miles, Dkk. “Analisis Data Kualitatif,. Buku sumber tentang metode-metode baru”, (Jakarta: Universitas Indonesia Pres, 2007)
Sugiyono,“Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Bandung CV.AlfabetaSulistyo Basuki.” Metode Penelitian.” (Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia,)
Shihab, Al-Lubab Makna,Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-surah Al-Qur‟an, (Tangerang: Lentera Hati, 2012)
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009
Uhanis, Manajemen Kewirausahaan Islam (Cet. I; Makassar: Alauddin University press,2014
Umar, Husein, Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif., Edisi ke-2, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003)
Wahyono, Sentot Imam, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),M. Quraish Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, edisi revisi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2009)