• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

I. Pendahuluan

Bab Pendahuluan karya Tri Haryono ini memberikan latar belakang pentingnya perencanaan infrastruktur jalan raya di Blitar, Jawa Timur, khususnya ruas jalan Blitar-Srengat. Pertumbuhan pesat kota Blitar dan peningkatan volume kendaraan telah menyebabkan kemacetan. Tugas akhir ini berfokus pada perencanaan perkerasan lentur menggunakan metode AASHTO, meliputi perencanaan badan jalan, drainase, dan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan, kenyamanan, dan daya tahan jalan. Permasalahan yang diangkat meliputi perhitungan tebal perkerasan, perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal, serta penentuan dimensi drainase yang tepat. Tujuan penelitian mencakup perhitungan tebal perkerasan dengan metode AASHTO, perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal yang aman dan nyaman, serta perencanaan dimensi saluran drainase sesuai SNI 03-3424-1994. Batasan masalah mencakup pengecualian perhitungan biaya, galian dan timbunan, kestabilan lereng, tembok penahan, dan konstruksi jembatan. Secara pedagogis, bab ini memperkenalkan konteks dan relevansi praktis perencanaan jalan raya serta memaparkan pendekatan penelitian yang digunakan. Mahasiswa diajak memahami pentingnya perencanaan yang komprehensif dan terintegrasi dalam konteks pembangunan infrastruktur.

II. Tinjauan Pustaka

Bab Tinjauan Pustaka memberikan landasan teoritis untuk penelitian. Bagian 2.1 membahas geometrik jalan raya, termasuk klasifikasi fungsi jalan (arteri, kolektor, lokal), volume lalu lintas rencana (VLLR) dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP), dan klasifikasi kondisi medan (datar, bukit, gunung). Bagian 2.2 menjelaskan perencanaan tebal perkerasan lentur dengan metode AASHTO, mencakup persamaan dasar, perhitungan lalu lintas (termasuk faktor ekivalen beban gandar dan pertumbuhan lalu lintas), faktor drainase, dan indeks tebal perkerasan (ITP). Bagian 2.3 menjabarkan alinyemen horisontal, meliputi tiga bentuk tikungan (full circle, spiral-circle-spiral, spiral-spiral), dengan rumus dan ilustrasi masing-masing. Bagian 2.4 menjelaskan perhitungan jarak pandang henti dan mendahului. Bagian 2.5 membahas alinyemen vertikal, meliputi lengkung cembung dan cekung, dengan rumus perhitungan dan ilustrasi. Akhirnya, bagian 2.6 menjelaskan perencanaan drainase, mencakup perhitungan debit aliran, dimensi saluran drainase, dan kemiringan selokan. Dari sudut pandang pendidikan, bab ini memperkenalkan berbagai teori dan prinsip rekayasa jalan raya, melatih mahasiswa untuk mengaplikasikan rumus dan persamaan, serta memahami interaksi berbagai faktor dalam perencanaan jalan.

2.1 Tinjauan Umum

Sub bab ini menjelaskan fungsi geometri jalan raya, klasifikasi jalan berdasarkan fungsi, volume lalu lintas, dan kondisi medan. Hal ini membantu mahasiswa memahami karakteristik dasar perancangan jalan raya dan bagaimana faktor-faktor ini saling berkaitan. Relevansi akademiknya terletak pada pemahaman prinsip-prinsip dasar perencanaan jalan yang berkelanjutan dan efisien.

2.2 Tebal Perkerasan

Sub bab ini mendalam pada metode AASHTO untuk menentukan ketebalan perkerasan lentur. Mahasiswa belajar bagaimana menghitung lalu lintas, menentukan pengaruh drainase, dan menggunakan persamaan untuk menghitung ITP. Aspek pedagogisnya menekankan pada kemampuan analisis numerik dan pemahaman konsep mekanistik-empirik dalam rekayasa jalan raya.

2.3 Alinyemen Horisontal

Bagian ini membahas berbagai jenis tikungan dan perhitungannya. Mahasiswa berlatih menghitung parameter geometrik tikungan, memahami trade-off antara kenyamanan dan keamanan, serta mengaplikasikan rumus-rumus yang relevan. Dari sudut pandang akademik, ini melatih mahasiswa untuk melakukan analisis geometri dan perencanaan spasial yang presisi.

2.4 Jarak Pandang

Sub bab ini menjelaskan pentingnya jarak pandang dalam keamanan jalan raya. Mahasiswa diajarkan menghitung jarak pandang henti dan menyiap, memahami implikasinya terhadap desain geometrik jalan, dan menganalisis bagaimana faktor-faktor seperti kecepatan dan kondisi jalan mempengaruhi jarak pandang yang dibutuhkan. Hal ini meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam analisis keselamatan jalan.

2.5 Alinyemen Vertikal

Sub bab ini membahas desain vertikal jalan, meliputi lengkung cembung dan cekung, dengan penekanan pada perhitungan dan pertimbangan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Mahasiswa belajar bagaimana menentukan panjang lengkung yang optimal untuk berbagai kondisi. Nilai akademiknya adalah kemampuan menganalisis dan mendesain profil memanjang jalan yang optimal.

2.6 Perencanaan Drainase

Sub bab ini menjelaskan pentingnya sistem drainase dalam menjaga umur layanan jalan. Mahasiswa belajar menghitung debit aliran, menentukan dimensi saluran drainase, dan memahami bagaimana kondisi hidrologi dan topografi mempengaruhi desain drainase. Relevansi pedagogisnya menekankan pentingnya perencanaan sistem infrastruktur yang terpadu dan berkelanjutan.

III. Metodologi Penelitian

Bab Metodologi Penelitian menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Tri Haryono dalam penelitiannya. Bagian 3.1 memaparkan dasar-dasar perencanaan yang digunakan. Bagian 3.2 menjelaskan proses pengambilan data yang relevan. Bagian 3.3 menjelaskan metode analisis data yang dipilih. Bagian 3.4 menggambarkan alur metodologi perencanaan secara keseluruhan. Dari sudut pandang pendidikan tinggi, bab ini mengajarkan mahasiswa pentingnya metodologi penelitian yang sistematis, bagaimana merancang penelitian yang terstruktur, serta memilih metode analisis yang sesuai dengan objek penelitian. Hal ini penting untuk menjamin validitas dan reliabilitas hasil penelitian.

IV. Analisa Perhitungan

Bab Analisa Perhitungan menyajikan hasil perhitungan dan analisis data berdasarkan metodologi yang telah dijelaskan. Bagian 4.1 membahas perencanaan dan perhitungan konstruksi perkerasan, termasuk perhitungan tebal perkerasan dengan rincian lapisan. Bagian 4.2 menampilkan perhitungan alinyemen horisontal untuk tiga jenis tikungan (full circle, spiral-circle-spiral, spiral-spiral). Bagian 4.3 menunjukan perhitungan pelebaran tikungan. Bagian 4.4 menjelaskan perhitungan jarak pandang henti dan mendahului. Bagian 4.5 berisi perhitungan alinyemen vertikal, meliputi lengkung cembung dan cekung. Bagian 4.6 memaparkan perhitungan drainase jalan raya, termasuk perhitungan bangunan terjun. Bagian 4.7 menjelaskan perhitungan gorong-gorong. Secara pedagogis, bab ini melatih mahasiswa untuk mengaplikasikan teori dan prinsip yang dipelajari dalam bab sebelumnya ke dalam kasus studi nyata. Mahasiswa diajak untuk menganalisis hasil perhitungan, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan yang relevan.

V. Kesimpulan dan Saran

Bab Kesimpulan dan Saran merangkum temuan utama penelitian dan memberikan saran untuk pengembangan lebih lanjut. Bagian 5.1 menyimpulkan hasil perencanaan perkerasan lentur, alinyemen horisontal dan vertikal, serta perencanaan drainase. Bagian 5.2 memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan praktis. Secara akademis, bab ini penting untuk mengintegrasikan seluruh bab sebelumnya dan menyajikan hasil penelitian secara ringkas dan jelas. Dari perspektif pedagogis, ini melatih mahasiswa untuk menyimpulkan temuan, memberikan rekomendasi yang berdasar, dan menyampaikan hasil penelitian dengan cara yang efektif dan sistematis.

Gambar

Gambar 2.1. Tebal Lapisan Perkerasan
Gambar 2.2. Bentuk tikungan busur lingkaran sederhana
Gambar 2.3. Bentuk tikungan spiral-circle-spiral
Gambar 2.4. Bentuk tikungan spiral-spiral
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan perencanaan perkerasan lentur yang dikerjakan dengan metode konstruksi bertahap, maka di dapat lajur untuk ruas jalan Durenan-Bandung- Besuki sebanyak 2 lajur

Dalam Laporan Akhir ini penulis mengambil judul “ perencanaan desain geometrik dan tebal perkerasan lentur pada ruas jalan ngob-ngob kabupaten empat lawang STA 10+000-15+000

Dalam laporan akhir ini penulis mengambil judul “ Perencanaan Geometrik Dan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Muara Beliti – Tebing Tinggi STA 09+750 – STA 15+000

Setelah melakukan analisis perancangan tebal lapis perkerasan lentur jalan dengan menggunakan metode empirik (AASHTO 1993) dan mekanistik-empirik (KENPAVE), pada

Pada perencanaan perkerasan lentur di ruas Jalan Agen Polisi II Peril ini menggunakan perkerasan lentur metode analisa komponen Bina Marga dengan umur rencana

Pada tugas akhir ini dilakukan perbandingan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku terhadap beban operasional lalu lintas pada ruas jalan Kalianak STA 0+000 – 5+350

Dari hasil perhitungan perencanaan perkerasan lentur yang dikerjakan dengan metode konstruksi bertahap, maka di dapat lajur untuk ruas jalan Durenan-Bandung- Besuki sebanyak 2 lajur

Berdasarkan hasil analisa tebal perkerasan lentur ruas jalan Km. 35 – Pulang Pisau dengan metode Analisa Komponen, AASHTO dan AUSTROADS didapat beberapa kesimpulan yaitu: 1.