• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Feed Back Proses Dasar Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kasus Feed Back Proses Dasar Komunikasi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Kasus "Feed-Back", Proses Dasar Komunikasi yang Terlupakan (Kritik mendasar dalam Sidang Komprehensif Studi Komunikasi)

Oleh: Putrawan Yuliandri

Dalam beberapa kesempatan di waktu yang lalu. Alkisah, beberapa teman rekan sejawat mahasiswa undergraduated di perguruan tinggi tempat saya belajar, banyak mengeluhkan tentang kesiapan untuk menempuh sidang komprehensif (untuk kemudian ditulis kompre). Sidang yang digadang-gadang sebagai tonggak untuk melahirkan para sarjana strata satu yang ahli dalam bidang keilmuan komunikasi, malah membuat "kepusingan ilmiah" para rekan sejawat saya.

Beberapa faktor yang dapat saya identifikasi dan saya susun secara runut berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa rekan yang sudah mengikuti sidang kompre adalah:

1. "Tebak-tebak buah Manggis", ungkapan ini cocok untuk menggambarkan kasus sidang kompre. Banyak diantara rekan sejawat tidak tahu harus belajar materi apa? Karena lingkup studi komunikasi yang luas dan holistik tidak mungkin dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu 1 minggu sebelum sidang. Sehingga, kebanyakan

rekan hanya belajar seadanya, sekedarnya, dan cenderung hanya menebak-nebak materi apa yang akan keluar nanti pada saat sidang kompre.

(2)

3. Gugatan penguji sidang kompre terhadap "Kitab Sakti". Rekan sejawat saya menceritakan pengalaman ketika mengikuti sidang kompre, ia menceritakan,

"Waktu gue masuk kedalam ruang sidang bersama dengan tiga rekan lainnya, pada tahap awal sebelum pertanyaan-pertanyaan diajukan oleh Penguji Sidang, Dewan Penguji sidang mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan pertanyaan sidang berdasarkan "Kitab Sakti". Mereka akan bertanya diluar itu, sontak rekan-rekan yang belajar "kitab sakti", yang kebetulan berada satu ruangan sama gue, kebingungan dan galau, takut materi yang sudah dipelajari tidak keluar sama sekali."

dalam kasus ini saya melihat, bahwa penguji sidang telah menggugat "kitab sakti" sebagai warisan turun-temurun dari angkatan-angkatan terdahulu sebagai bahan bacaan yang menyesatkan.

4. Pertanyaan di luar dugaan. Penguji ternyata melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak diduga sama sekali dalam benak rekan sejawat. Banyak pertanyaan malah seputar aspek mendasar tentang komunikasi. Seperti apa definisi pesan, feedback, komunikator, noise dan hal-hal seputar itu.

Oleh karena itu, saya ingin menuliskan sekaligus men-transfer informasi dan pemahaman saya mengenai satu kasus yang sering muncul dalam pertanyaan-pertanyaan seputar sidang kompre yaitu, mengenai definsi feedback beserta penjelasan jenis-jenis Feedback. Pemilihan kasus feedback ini dirasa unik, karena sudah dalam tiga gelombang sidang kompre pertanyaan mengenai feedback selalu muncul.

Jika merunut pada kajian filosofis dalam tradisi komunikasi, feedback berada dalam tradisi cybernetics (cybernetik). Tradisi ini menganggap bahwa komunikasi dapat dipahami sebagai sebuah sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau variabel

yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain, bagian-bagian sistem tersebut memiliki kontrol dalam menciptakan keseimbangan dan perubahan dalam sebuah sistem (Littlejohn & Foss, 2008:39). Definisi feedback dalam tradisi ini dapat dipahami sebagai

... as information a person (or machine) receives and interprets that allows him or her to determine whether his or her action (such a message) had the desired effect to achieve a goal, such as inform a receiver. (Heath & Bryant, 2000: 75)

Hampir sama dengan definisi diatas, Mulyana (2007: 153) menjelaskan bahwa feedback adalah penafsiran tanda-tanda dari lingkungan dimana proses komunikasi itu

(3)

menjelaskan konsep decoding (penyandian-balik) sebagai satu rangkaian kesinambungan dari proses komunikasi yang di dalamnya meliputi feedback. Jelas kiranya bagi kita, bahwa feedback adalah sebuah interpretasi dari tanda-tanda yang

dikirimkan komunikator kepada komunikan, untuk kemudian dikirim balik kepada komunikan, dan mengehndaki sebuah proses yang interaktif.

Lebih lanjut, untuk mengetahui lebih dalam mengenai jenis-jenis feedback saya akan merujuk pada Katherine Miller dalam bukunya Organizational Communication: Approaches and Process. Miller (2006) menjelaskan bahwa

serangkaian proses dalam sebuah sistem yang salah satunya adalah feedback. Miller (2006, 63-64) membagi feedback dalam beberap kategori (jenis) antara lain;

1. Negative feedback, corrective feedback, or deviation-reducing feedback. Feedback jenis ini membantu kelangsungan sebuah sistem, untuk menjaga kestabilan sistem dan mengkoreksi jika ada sistem yang salah dan mengembalikan lagi ke dalam sebuah sistem. Misalnya, ketika seseorang berbelanja di suatu department store, karena melihat standing banner yang bertuliskan "50 % off" boleh jadi seseorang itu menyangka bahwa keseluruhan barang yang dijual diskon 50%, tapi ternayata bukan keseluruhan items yang dipotong 50% hanya sebagian barang saja. Pengetahuan itu diterima ketika seorang staff dalam bidang penjualan menginformasikan bahwa promo diskon Up to 50%.

2. Positive, growth, or deviation-amplifying feedback. Feedback jenis ini dapat mengubah keseluruhan sistem sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan sebuah sistem. Misalnya, ketika maraknya aktivitas-aktivitas bersepeda ke kantor (bike to work) di Kota Bandung akibat kemacetan berlalu-lintas menggunakan

kendaraan bermotor. Pemerintah Kota Bandung dapat merespon animo dari masyarakat yang menggunakan sepeda untuk kekantor dengan membuat sebuah sistem baru tentang pengadaan infrastruktur jalan sepeda di jalan-jalan tertentu. Sehingga kemacetan lalu lintas dapat dikurangi. Dengan adanya jalur sepeda, keseluruhan sistem transportasi di Kota Bandung mengalami perubahan kebijakan dan undang-undang dan tata tertib berlalu lintas.

(4)

Semoga tulisan ini sekiranya dapat membantu rekan-rekan sejwat semua, khususnya membantu saya. Tulisan ini juga menjadi tilikan buat saya, sebagai bahan bacaan

untuk mempersiapkan sidang kompre. Selamat siang, dan tetap berjuang dalam studi komunikasi lanjut.

Daftar Pustaka

Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss. 2008. Theories of Human Communication, Ninth Edition. Belmont USA: Thomson Wadsworth.

Heath, Robert L & Jennings Bryant. 2000. Human Communication Theory and Research: Concepts,Contexts, and Challenges. New jersey: Lawrence

Erlbaum Associates, Inc., Publisher.

Miller, Katherine. 2006. Organizational Communication: Approaches and Process. Boston: Wadsworth Cengage Learning.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

melakukan ekspansi usaha melalui skema kredit. Dampak

Kebijakan otonomi daerah yang berimplikasi pada munculnya konsep desentralisasi di bidang pendidikan sejak beberapa tahun terakhir semakin memberikan legitimasi kuat

(1) Subbagrenmin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf a bertugas menyusun perencanaan program kerja dan anggaran, manajemen Sarpras, personel, dan kinerja,

Demikian surat undangan ini dibuat sebagai bukti untuk mengikuti Tahapan Tes.. Diharapkan untuk hadir tepat waktu sesuai dengan

Cara kedua ini dilakukan, karena dari hasil verifikasi terhadap 20 (dua puluh) anggota PPK penyelenggara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Tahun

3.1 semen portland semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling

Laporan Pengiriman POSM dari gudang kapuk Ke Area – Surat Jalan PLNK Kapuk Laporan untuk melihat pengiriman dari gudang kapuk ke Gudang Area yang sudah dibuatkan surat jalan