• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DILAKUKAN OLEH PELAKU TERHADAP MANTAN KEKASIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DILAKUKAN OLEH PELAKU TERHADAP MANTAN KEKASIH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DILAKUKAN OLEH PELAKU

TERHADAP MANTAN KEKASIH

(Jurnal)

Oleh

SEFTI OCTAVIANI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DILAKUKAN OLEH PELAKU

TERHADAP MANTAN KEKASIH

Oleh

Sefti Octaviani, Eko Raharjo, Firganefi (Email: sefti_octaviani@yahoo.com)

Kejahatan pada saat ini banyak melibatkan generasi muda atau remaja yang menjadi pelaku. Kejahatan yang sedang terjadi adalah kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih. (2) Bagaimanakah upaya penanggulangan kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan masalah melalui pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris dengan data primer dan data sekunder dimana masing-masing data diperoleh dari penelitian kepustakaan dan di lapangan. Data penelitian dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan: (1) Faktor-faktor penyebab pelaku melakukan kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih bersumber dari faktor internal yaitu faktor usia, faktor daya emosional, faktor pendidikan, faktor psikologis dan faktor eksternal yaitu faktor agama, faktor tontonan atau bacaan. (2) Upaya penanggulangan yang dilakukan terhadap kejahatan pembunuhan berencana dilakukan secara preventif dan represif. Pihak Kepolisian mengadakan penyuluhan tentang jenis tindak pidana atau kejahatan berikut sanksinya, serta menegakkan hukum secara tegas dan sesuai peraturan agar membuat efek jera bagi pelaku.

(3)

ABSTRACT

CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF PREMEDITATED MURDER CRIMES COMMITTED BY PERPETRATOR TO FORMER LOVER

by

Sefti Octaviani, Eko Raharjo, Firganefi (Email: sefti_octaviani@yahoo.com)

Crime at this time is to much involvingyoung people or teenagers which become perpetrator. A crime that happened is a crime of premeditated murder committed by perpetrator to former lover. The problems in this study are: (1) What are the factors that cause crime of premeditated murder committed by perpetrator to former lover. (2) How the preventive effort to the repetition crime of premeditated murder committed by perpetrator to former lover. This research was conducted using problem approach through normative juridical approach and empirical jurisdiction with primary and secondary data, in which each of the data was obtained from the research literature of library and research of field. Data analysed by descriptive- qualitative. Based on the results of research and discussion, it could be concluded that: (1) Factors that cause the offender committed the crime of premeditated murder to former lover sourced from internal factors are age, emotional power, educational, psychological and external factors are religious, and spectacle or reading. (2) The efforts to overcome the repetition of the crime by premeditated murder could be performed in preventive and repressive. The action police conduct education on the type of criminal actinclude the sanctions, as well as enforcing the law strictly and according to the rules in order to create a deterrent effect by perpetrator.

(4)

I. PENDAHULUAN

Evolusi budaya atau adat yang dilangsir sebagai proses modernisasi, merupakan perubahan yang umum terjadi pada sebuah negara, dan Indonesia merupakan negara berkembang yang dalam proses modernisasinya secara tidak langsung akan membuat perubahan dalam berbagai hal, antara lain adat, budaya, dan pola pikir masyarakat. Proses ini menimbulkan efek atau dampak yang akan menghasilkan dua respon yang bersifat positif dan negatif.

Dampak negatif yang menarik perhatian masyarakat adalah terjadinya kriminalitas atau kejahatan yang melibatkan generasi muda sebagai pelaku, seperti kejahatan yang terjadi yaitu kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh remaja, kerabat dekat, teman dekat atau dapat disebut mantan kekasih dan yang banyak menjadi korban adalah wanita.

Ibukota Jakarta dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan pertama tahun ini, angka pembunuhan terhadap wanita terus meningkat. Data yang dihimpun Ind

Police Watch (IPW) mengungkapkan

dari Januari hingga Maret 2014, ada 17 (tujuh berlas) wanita dibunuh di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Dari 17 (tujuh belas) kasus pembunuhan terhadap wanita itu 14 (empat belas) diantaranya dilakukan oleh orang dekat korban, yaitu suami, pacar, mantan kekasih, tetangga atau kerabat dekat.1

1

http://cahayareformasi.com/berita/2014/ipw -dalam-3-bulan-17-perempuan-dibunuh-di- jakarta/ diakses pada tanggal 11 Agustus 2014, pada pukul 17.00 Wib.

Faktor pemicu terjadinya kejahatan pembunuhan tersebut adalah konflik sosio-emosional, karena seseorang merasa kecewa, sakit hati atau dendam pada orang lain. Secara ekstrim pelampiasan rasa kecewa, sakit hati, dendam atau amarah dilampiaskan dengan cara membunuh. Hal ini yang sedang banyak terjadi pada kasus-kasus pembunuhan di masyarakat.2

Upaya penanggulangan atau mengatasi agar seseorang tidak melakukan kejahatan diperlukan pembinaan dan pendidikan moral, pendidikan norma agama dan bermasyarakat. Sehingga untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan agama atau bertentangan dengan undang-undang akan jauh dari pikirannya untuk melakukan perbuatan tersebut.3

Kejahatan pembunuhan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Buku Kedua Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa. Kejahatan pembunuhan berencana diatur dalam Pasal 340 KUHP, disebutkan sebagai berikut: “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dipidana karena pembunuhan dengan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.”

2 Agus Dariyo, Mengapa Seseorang Mau

Menjadi Pembunuh,

http://jurnalpsikologi.inisby.ac.id diakses pada tanggal 11 Agustus 2014, pada pukul 18.30 Wib.

3

(5)

2

Pembunuhan berencana terdiri dari pembunuhan dalam arti Pasal 338 ditambah dengan adanya unsur dengan rencana terlebih dahulu. Lebih berat ancaman pidana pada pembunuhan berencana, jika dibandingkan dengan pembunuhan dalam Pasal 338 maupun Pasal 339, diletakkan pada adanya unsur dengan sengaja terlebih dahulu.4

Beberapa kasus pembunuhan berencana yang telah terjadi pada saat ini adalah sebagai berikut:

1. Pasangan kekasih Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (19), mengaku membunuh Ade Sara Angelina Suroto(19), mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), rekan mereka. Sara merupakan mantan kekasih Hafitd. Motif kedua pelaku menghabisi Sara, masing-masing berbeda.Motif Hafitd ingin menghabisi Sara lantaran sakit hati karena korban tak ingin lagi bertemu dengannya. Sementara motif Assyifa, karena cemburu. Kabid Humas Polda Metro Jaya,

2. Serang (AntaraBanten) - Kepolisian Resort Serang (Polres Serang) mengungkap kasus pembunuhan seorang gadis Dewi(16) yang mayatnya ditemukan warga di Lapangan Bola, Desa Tembong Pule, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Sabtu (25/5).

Dewi diduga menjadi korban pembunuhan mantan pacarnya ES (20) Warga Ciomas, Kabupaten Serang, karena motif cemburu dan kesal dengan korban karena sering berkomunikasi dengan lelaki lain."Korban dibunuh pelaku pada Jumat malam (24/5) sekitar pukul 23.00 waktu setempat, terdapat lima luka tusukan benda tajam di tubuh pelaku, satu tusukan di leher, satu tusukan di dada dan tiga tusukan di perut. Dengan demikian, tersangka bisa dijerat dengan Pasal 340 junto Pasal 399 KUHP, karena diduga melakukan pembunuhan berencana yang disertai tindak kekerasan dengan ancaman

6 Kombes Rikwanto di Mapolda

Metro Jaya, Jumat (7/3/2014) mengatakankedua pelaku dijerat Pasal 340 KUHP Tentang Pembunuhan Berencana. "Dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau maksimal hukuman mati".5

4 Adam Chazawi. Kejahatan Terhadap

Tubuh dan Nyawa. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada. 2010. hlm. 80.

5 Sanusi, Pasangan Kekasih Pembunuh Ade

Sara Terancam Hukuman Mati,

http://www.tribunnews.com/metropolitan/20 14/03/07/pasangan-kekasih-pembunuh-ade- sara-terancam-hukuman-mati diakses pada tanggal 11 Agustus 2014, pada pukul 22.05 Wib.

hukuman 20 tahun penjara.

3. Liputan6.com, Pemalang - Lety Kurniawati, gadis remaja warga Desa Loning, Kecamatan Petarukan, Pemalang. Jawa Tengah. Meregang nyawa dengan tragis di tangan mantan kekasihnya sendiri. Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (28/5/2014), korban tewas dengan sejumlah luka di beberapa bagian

6 Mulyana, Polres Serang Ungkap Pelaku

Pembunuh Seorang Gadis,

(6)

1) Apakah faktor yang menyebabkan terjadinya tubuhnya dan bekas cekikan di

leher korban. Tersangka Danu mengakui perbuatan yang dilakukannya atas dasar sakit hati dan cemburu.7

4. Way Tuba, kec. Gunung Labuhan, kab. Way Kanan Lampung Utara pada hari Selasa tanggal 5 Agustus 2014. Seorang wanita ditangkap polisi karena dituduh sebagai dalang dari pembunuhan terhadap mantan kekasihnya. Tersangka diduga yang tersulut api cemburu meminta bantuan seorang pria untuk menghabisi nyawa korban Jalaludin. Jalaludin sendiri merupakan mantan selingkuhan Was.Kepada polisi, Was mengaku sakit hati, karena saat pacaran dulu, korban mengaku masih bujang. Padahal sudah memiliki tiga anak. Para pelaku terancam hukuman seumur hidup.8

5. TRIBUNNEWS.COM Kisah cinta berujung maut kembali terjadi. Aksi bunuh mantan pacar terjadi di Kota Metro, Provinsi Lampung. Dengan alasan klasik, sakit hati, satu nyawa dipaksa melayang. Firda Okta Primayanti (18), siswi SMK Gajah Mada yang harus tewas di tangan sang mantan, Ambar Priyoko (20). Korban ditemukan warga dengan kondisi

7 Andri Wiranuari, Gadis Pemalang Tewas

Dicekik Mantan Pacar,

http://news.liputan6.com/read/2055414/gadi s-pemalang-tewas-dicekik-mantan-pacar diakses pada tanggal 12 Agustus 2014, pada pukul 09.58 Wib.

8

Aris Susanto,

http://tv.liputan6.com/read/2086789/wanita- otaki-pembunuhan-mantan-pacar diakses pada tanggal 4 November 2014, pada pukul 17.00 Wib.

tragis di area Bumi Perkemahan Bantul, Jumat (14/3/2014). Adapun motifnya diduga karena sakit hati dan cemburu.9

Pembunuhan berencana tersebut dilakukan oleh mantan kekasih, yang menjadi pelaku dan korban adalah seseorang yang pernah memiliki hubungan dekat, akan tetapi atas dasar sakit hati, dendam atau cemburu pelaku secara ekstrim melampiaskannya dengan cara membunuh.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Analisis Kriminologis Kejahatan Pembunuhan Berencana Yang Dilakukan Oleh Pelaku Terhadap Mantan Kekasih”.

Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah:

kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih?

2) Bagaimanakah upaya penanggulangan kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih?

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis

normatif dan yuridis

empiris.Pendekatan yuridis normatif

9 Hendra Gunawan, Cemburu Ambar Habisi

Mantan Pacar.

(7)

4

adalah pendekatan penelitian kepustakaan yang memperoleh data sekunder yang meliputi buku-buku literatur, peraturan perundang- undangan, dokumen-dokumen resmi dan lain-lain.Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang digunakan untuk memperoleh data primer yang meliputi hasil penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara kepada para narasumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

II. PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Pembunuhan Berencana Yang Dilakukan Oleh Pelaku Terhadap Mantan Kekasih

Kejahatan merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi, pada saat ini kejahatan sudah sering terjadi di masyarakat. Kejahatan dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Kejahatan pula dapat dilakukan dengan unsur tidak sengaja maupun secara sengaja yaitu direncanakan terlebih dahulu, seperti hal nya pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih.

Teori-teori yang menyebutkan tentang faktor-faktor penyebab kejahatan sangat banyak ditemukan, dimana pendapat satu sama lainnya saling berbeda. Tetapi diantara teori tersebut terdapat unsur-unsur yang

Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Abdul Syani10, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat pada individu. Faktor- faktor internal penyebab terjadinya kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih yaitu faktor usia, faktor daya emosional, faktor psikologis.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat dari luar diri individu, seperti faktor agama, faktor tontonan atau bacaan serta faktor keluarga dan lingkungan.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Sigit Dwi Handoko11, faktor- faktor penyebab terhadap kasus kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh para pelaku yaitu daya emosional yang ditimbulkan dari perasaan sakit hati dan cemburu. Faktor tontonan yang memotivasi khusunya pada pelaku Ambar dalam melakukan pembunuhan berencana tersebut.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Erna Dewi12 menyatakan secara prinsip menunjukkan

persamaan-persamaan sehingga jika digolongkan dari persamaan dan perbedaan tersebut akan ditarik secara garis besar faktor-faktor yang sangat menentukan terhadap timbulnya suatu kejahatan.

10

Abdul Syani.Sosiologis Kriminalitas. Bandung.Remaja Karya.1987. hlm. 44. 11

Berdasarkan hasil wawancara dengan Penyidik di Polresta Merto, Sigit Dwi Handoko, pada hari Senin tanggal 6 Oktober 2014, pada pukul 09.00 Wib.

12

(8)

faktor penyebab suatu kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih yaitu faktor psikologi berdasarkan masalah pribadi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kejahatan. Faktor agama yang rendah sehingga memiliki dampak bagi pelaku untuk melakukan suatu kejahatan dengan mudah. Faktor keluarga dan lingkungan juga mempengaruhi seseorang dalam melakukan kejahatan, karena keluarga dan lingkungan yang buruk akan memberikan dampak yang buruk bagi perilaku seeorang.

Selanjutnya berdasarkan wawancara penulis dengan Suharisman13, berpendapat bahwa faktor utama pelaku melakukan kejahatan pembunuhan berencana adalah keyakinan serta pengetahuan agama yang rendah akan membuat pelaku kehilangan patokan maupun pedoman didalam menjalankan kehidupannya. Faktor film dan tontonan merupakan faktor lain yang memberikan ruang munculnya niat dari pelaku untuk melakukan kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih.

Penulis sependapat dengan teori Abdul Syani dan pendapat para narasumber mengenai faktor yang menyebabkan pelaku melakukan kejahatan pembunuhan berencana dikarenakan faktor internal dan faktor eksternal.

pada hari Selasa tanggal 21 Oktober 2014, pada pukul 10.35 Wib.

13 Berdasarkan hasil wawancara dengan

Pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Metro, Suharisman, pada hari Sabtu tanggal 18 Oktober 2014, pada pukul 09.30 Wib.

Penulis juga berpendapat lain bahwa perbuatan para pelaku melakukan kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih bersumber atau berkaitan dengan teori anomi, dimana pada kasus tersebut para pelaku kehilangan akan keteraturan sosial yang diakibatkan hilangnya patokan-patokan, nilai-nilai atau norma-norma hukum didalam

kehidupannya sehingga

mengakibatkan pelaku untuk melakukan kejahatan.

Faktor psikologis juga menurut penulis dapat mempengaruhi pelaku untuk melakukan suatu kejahatan pembunuhan berencana, karena berdasarkan masalah-masalah pribadi dan tekanan-tekanan yang mendorong pelaku untuk melakukan kejahatan, seperti hal nya pada pelaku Ambar, Hafidts, Danu, Eli Suherli, serta Was, mereka melakukan kejahatan pembunuhan berencana atas dasar sakit hati, cemburu yang berasal dari masalah pribadi.

B. Upaya Penanggulangan Kejahatan Pembunuhan Berencana yang Dilakukan oleh Pelaku terhadap Mantan Kekasih Upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu lewat jalur “penal” (hukum pidana) dan lewat jalur “nonpenal” (bukan/ di luar hukum pidana). Menurut G. P Hoefnagels upaya penanggulangan kejahatan dapat di tempuh dengan:

a. Penerapan hukum pidana

(criminal law aplication);

b. Pencegahan tanpa pidana

(prevention without punisment);

(9)

6

Sarana non-penal yaitu dengan upaya preventif dengan melakukan pencegahan sebelum kejahatan itu terjadi. Salah satu jalur “non-penal” untuk mengatasi masalah-masalah sosial yaitu dengan jalur kebijakan sosial (social policy). Kebijakan sosial pada dasarnya adalah kebijakan atau upaya-upaya rasional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Upaya non-penal dapat digali dari sumber lain yang juga mempunyai potensi efek-preventif, misalnya media pers/ media massa, pemanfaatan kemajuan teknologi (dikenal dengan istilah “techno-

prevention”) dan pemanfaatan

potensi efek-preventif dari aparat penegak hukum.14

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Erna Dewi15 mengenai upaya penanggulangan kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih, yaitu:

1. Peningkatan pengetahuan agama pada setiap individu sangat diperlukan agar terhindar oleh perbuatan yang menyimpang dari norma agama maupun peraturan.

2. Pemerintah dapat menyaring atau menyeleksi tontonan, berita yang pantas dan layak untuk

ditayangkan, karena ada kemungkinan dari tayangan di televisi yang memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan melawan hukum.

3. Keluarga dapat menanamkan nilai-nilai moral dan agama kepada seluruh anggotanya serta mengontrol prilaku sosial yang berkembang dimasyarakat.

Sigit Dwi Handoko16menyatakan beberapa upaya pencegahan yang dilakukan oleh pihak kepolisian sebelum terjadinya kejahatan dengan mengadakan sosialisasi atau penyuluhan mengenai jenis tindak pidana maupun kejahatan serta sanksi dan pelaksanaan penegakan hukumnya kepada masyarakat, SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Serta melakukan upaya represif dengan penegakkan hukum secara tegas apabila telah terjadi suatu kejahatan tersebut.

Penulis sependapat dengan Sigit Dwi Handoko mengenai upaya non-penal yang telah dilakukan oleh unit Bimas dengan mengadakan sosialisasi atau penyuluhan tentang aturan hukum dan sanksi apabila melakukan suatu kejahatan di berbagai kalangan masyarakat dan sekolah-sekolah yang ada di Kota Metro dengan tujuan agar mengetahui dan timbul kesadaran hukum didalam diri masyarakat dan pelajar sehingga dapat berfikir untuk tidak akan melakukan suatu kejahatan karena sanksi yang akan diperoleh.

14Ibid. hlm. 44. 15

Berdasarkan hasil wawancara dengan Akademisi Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung, Erna Dewi, pada hari Selasa tanggal 21 Oktober 2014, pada pukul 10.35 Wib.

16

(10)

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,Majelis Hakim Absoro 2. Sarana Penal

Sarana penal merupakan sarana atau upaya yang bersifat represif yaitu dilakukan setelahkejahatan itu terjadi dengan menggunakan hukum pidana, berupa penegakan hukum dengan menjatuhkan hukuman dan bertujuan untuk efek jera agar tidak terjadinya kembali kejahatan tersebut dan memasyarakatkan pelaku agar diterima kembali didalam masyarakat dengan sejahtera. Dasar dalam penerapan sarana ini adalah pasal 10 KUHP.

Upaya penal terkait kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Hafidt dan Assyifa, pada hari Selasa (9/12/2014) di

membacakan putusan menyatakan bahwa terdakwa Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani telah terbukti secara sah dan meyakinkan. Menjatuhkan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun.

Upaya penal juga telah dilakukan pada kasus kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Eli Suherli terhadap Dewi. ES telah ditangkap pihak kepolisian pada hari Selasa (27/5/2014), Kasat Reskrim Polres Serang AKP Rensa Aktadivia mengatakan, pihaknya terus mengembangkan kasus pembunuhan Dewi. Untuk itu tersangka dijerat dengan Pasal 340 juncto 339, pembunuhan berencana yang disertai tindak kekerasan dengan hukuman 20 tahun penjara. "Tersangka juga dijerat pasal Undang-undang Perlindungan Anak, karena korban masih di bawah umur”.

Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Danu terhadap Lety sudah sampai ke proses persidangan. Rabu (1/10/2014) di ruang sidang Utama Pengadilan Negeri Pemalang digelar kembali dengan agenda pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum. Pembacaan tuntutan tersebut, JPU menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan pengakuan terdakwa, maka unsur “Barang siapa” dalam pasal 338 KUHP sudah terpenuhi dan terbukti secara hukum. JPU menuntut terdakwa Danu Prasetyo Ardhynata bin Supardi dengan hukuman penjara 13 tahun dipotong masa tahanan dan membayar biaya perkara sidang sebesar Rp. 2.000,-.

Upaya penal yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan wawancara penulis dengan Sigit Dwi Handoko terkait kasus Ambar Priyoko yaitu pihak kepolisian memberikan surat perintah penangkapan kepada Ambar, kemudian memproses kasus tersebut dengan pencarian barang bukti dan melaksanakan acara rekonstruksi ulang. Setelah berkas dinyatakan lengkap dan cukup atau P21, pihak Polresta Metro melimpahkan perkara kepada Kejaksaan Negeri Metro untuk ditindak lanjuti.17

Riswan Herafiansyah yaitu Hakim yang telah penulis wawancarai pada saat penelitian di Pengadilan Negeri Klas IB Metro, menjatuhkan hukuman kepada Ambar Priyoko yaitu 20 (dua puluh) tahun penjara pada hari Selasa (8/7/2014) dengan

17

(11)

8

dasar pertimbangan hakim yaitu pertimbangan yuridis yakni:

a. Mempertimbangkan perbuatan terdakwa bahwa telah memenuhi unsur-unsur suatu kejahatan pembunuhan berencana sesuai dengan surat dakwaan yang diajukan oleh Jaksa penuntut umum;

b. Pertimbangan pada fakta-fakta dalam persidangan sesuai dengan pasal 184 KUHAP yaitu tentang alat-alat bukti, bahwa Jaksa Penuntut Umum telah mampu membuktikan dengan mengajukan bukti-bukti seperti keterangan saksi, keterangan terdakwa serta barang bukti yang berkenaan dengan kasus pembunuhan berencana tersebut.18

Penulis berpendapat mengenai putusan hakim dalam memvonis hukuman 20 (dua puluh) tahun penjara kepada pelaku Ambar Priyoko sudah menimbulkan efek jera bagi pelaku, karena berdasarkan wawancara penulis dengan pelaku Ambar, ia menyesali akan perbuatannya dan menyatakan tidak akan mengulangi untuk melakukan suatu kejahatan kembali karena pelaku telah menyadari bahwa perbuatannya tersebut telah melanggar hukum.

Penulis juga melakukan penelitian pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Metro dengan Kasi Binadik mengenai upaya yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pidana. Menurut Suharisman upaya yang

Pemasyarakatan Metro ini dengan

memberikan pembinaan,

keterampilan yang bertujuan pada saat narapidana kembali lagi dilingkungan masyarakat diterima dengan baik, menjadi pribadi yang bermanfaat, berguna dan dapat bersosialisasi kembali dengan masyarakat.

Pembinaan yang dilakukan khususnya kepada narapidana Ambar priyoko selain pembinaan keterampilan, diberikan pembinaan rohani dan jasmani. Pembinaan rohani berupa bimbingan keagamaan untuk memperdalam keyakinan supaya mengetahui mana perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan mana perbuatan yang diperbolehkan, dengan harapan agar tidak mengulangi kejahatan atau tindak pidana dikemudian hari. Pembinaan jasmani dengan berolahraga setiap pagi untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak menimbulkan stress selama menjalani masa hukuman di dalam lapas. 19

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan para narasumber, penulis menganalisa bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penanggulangan kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih terkait kasus yang terjadi di Kota Metro yaitu yang dilakukan oleh pelaku Ambar Priyoko sudah cukup baik. Penulis sependapat dengan apa yang telah dilakukan pihak lapas untuk memberikan pembinaan berupa keterampilan, pembinaan agama dan dilakukan di Lembaga

19

Berdasarkan hasil wawancara dengan 18

Berdasarkan hasil wawancara dengan Hakim di Pengadilan Negeri Klas IB Metro, pada hari Senin tanggal 6 Oktober 2014, pada pukul 11.15. Wib.

(12)

pembinaan jasmani, karena bertujuan sangat baik untuk menyadarkan narapidana bahwa perbuatannya tersebut salah dan memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidupnya agar diterima kembali oleh masyarakat.

Pendapat penulis selanjutnya mengenai upaya-upaya lain yang dapat dilakukan untuk pencegahan agar tidak terulangnya kembali kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih yaitu dengan adanya kerjasama antara masyarakat dan aparat penegak hukum. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mengupayakan pencegahan dengan melakukan pengawasan dan melaporkan setiap semua kejahatan khususnya kejahatan pembunuhan berencana.

III. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis dapat ditarik simpulan bahwa:

1) Faktor penyebab terjadinya kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih yaitu faktorinternalyang timbul dari dalam diri pelaku seperti faktor usia, faktor daya emosional, faktor psikologis dan faktor eksternal yaitu dari luar diri pelaku seperti faktor agama, faktor tontonan atau bacaan serta faktor keluarga dan lingkungan. Sebab kejahatan selain faktor internal dan eksternal juga dapat dikategorikan berdasarkan teori anomi, pelaku tidak memperdulikan norma-norma hukum sehingga melakukan kejahatan pembunuhan berencana.

2) Upaya penanggulangan kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh pelaku terhadap mantan kekasih, yaitu:

a. Pihak kepolisian melakukan upaya preventif yaitu upaya pencegahan dengan mengadakan sosialisasi atau

penyuluhan hukum

mengenai jenis tindak pidana atau kejahatan serta akibat- akibat hukum yang akan timbul jika melakukan kejahatan khususnya kejahatan pembunuhan

berencana kepada

masyarakat dan sekolah- sekolah.Serta melakukan upaya represif apabila telah terjadi kejahatan pembunuhan berencana dengan menegakkan hukum secara tegas dan sesuai peraturan agar membuat efek jera kepada pelaku.

b. Pihak lembaga pemasyarakatan melakukan

pembinaan kepada

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA A. Literatur

Arief, BardaNawawi.2008. Bunga Rampai Kebijakan Hukum

Pidana. Jakarta. Kencana.

Chazawi, Adami. 2010.Kejahatan

Terhadap Tubuh Dan

Nyawa. Jakarta: Rajawali

Pers.

Syani, Abdul. 1987.Sosiologi

Kriminalitas. Bandung:

Remaja Karya.

B. Sumber Hukum Tim Redaksi. 2010. Kitab

Undang- Undang Hukum Pidana

(KUHP). Jakarta: Sinar Grafika.

Tim Redaksi. 2010. Kitab Undang- Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP).

Jakarta: Sinar Grafika.

Pasal 340 kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana

A. Website:

Dariyo, Agus, Mengapa

Seseorang Mau Menjadi

Pembunuh.

http://jurnalpsikologi.inisby. a c.id

Gunawan, Hendra, Cemburu Ambar

Habisi Mantan

Pacar.

http://www.tribunnews.com Mulyana, Polres Serang

Ungkap Pelaku Pembunuh

Seorang Gadis.

http://banten.antaranews.co m

Wiranuari, Andri,Gadis Pemalang Tewas Dicekik Mantan Pacar

Sanusi, Pasangan Kekasih Pembunuh Ade Sara Terancam Hukuman

Mati.

http://www.tribunnews.com

http://cahayareformasi.com

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak di bawah umur melakukan tindak pidana pembunuhan, pertimbangan hakim dalam menerapkan sanksi

Menurut penulis berdasarkan hasil wawancara diatas, penulis sependapat bahwasanya faktor penyebab tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap anak

Perkara terhadap Ari Purnomo dalam tindak pidana pembunuhan berencana disertai pemerkosaan terhadap anak telah diputuskan oleh Majelis Hakim Pengadilan

Menurut penulis berdasarkan hasil wawancara diatas, penulis sependapat bahwasanya faktor penyebab tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap anak

sesuai Pasal 362 KUHP. Adapun pembinaan yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan menurut Bapak Faisal, salah seorang Pembina warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas

Menurut Hakim Rika Mona Pandegirot S.H.M.H 5 yaitu faktor emosi anak yang belum stabil sangat mempengaruhi anak bisa sampai melakukan kejahatan karena

Perbuatan terdakwa tidak menurut Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru tidak memenuhi unsur Pasal 56 KUHP sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum di dalam

54 Berdasarkan wawancara (22 Januari 2014) dengan Bripka Herman Yoseph selaku banit Sat Reskrim di Polres Banggai, beliau mengatakan bahwa pelaku kejahatan khususnya