• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMPENSASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMPENSASI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPENSASI

Disusun oleh :

1. LATIEF HANANTO FANI: 1526000742 2. MUHAMMAD NASIR : 1526000743 3. IDA ROSADAH : 1526000749

4. SARJOKO : 1526000750

PROGRAM MANAJEMEN KEBIJAKAN PUBLIK

KELAS KERJASAMA KEMHAN – STIA LAN JAKARTA

2016

(2)

1.1 Latar Belakang

Hak sebagai karyawan yaitu imbalan atau kompensasi setelah mereka menjalankan kewajiban. Secaradefinisi kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam suatu organisasi.Masalah kompensasi merupakan suatu yang sangat kompleks, namun paling penting bagi karyawan maupun organisasi itu sendiri.

Untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitasnya, salah satu upaya yang ditempuh organisasi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan.Dengancara memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan.

Kompensasi sangat penting karena sebagai salah satu indikator kepuasan dalam bekerja sulit ditaksir, karena pandangan-pandangan karyawan mengenai uang atau imbalan langsung nampaknya sangat subjektif dan barang kali merupakan sesuatu yang sangat khas dalam industri.Tetapi pada dasarnya dugaan adanya ketidakadilan dalam memberikan upah maupun gaji merupakan sumber ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang pada akhirnya bisa menimbulkan perselisihan dan semangat rendah dari karyawan itu sendiri. Karena itu sangat penting untuk suatu perusahaan menentukan sistem manajemen kompensasi seperti apa yang akan berlaku di perusahaannya.

1.2 Rumusan Masalah

Pembuatan makalah tentang kompensasi dibuat beberapa rumusan masalah. Pembuatan rumusan masalah ini dimaksudkan agar penyusunan makalah ini lebih sistematik. Berikut beberapa rumusan masalah makalah ini:

1. Bagaimana program-program kompensasi yang berubah-ubah konsisten dengan perubahan strategis yang terjadi dalam organisasi.

(3)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Kompensasi

Kompensasi menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung, yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Tantangan yang dihadapi manajemen adalah menciptakan kondisi untuk memotivasi karyawan agar memberikan kinerja yang maksimal demi kemajuan perusahaan. Menurut Mondy (2005) kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan. Menurut UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003, kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

Secara umum, kompensasi adalah suatu extrinsic yang diterima oleh karyawan dalam bentuk upah atau gaji, insentif atau bonus, dan beberapa tunjangan (benefit).

Extrinsic reward adalah imbalan yang dikontrol dan didistribusikan secara langsung oleh organisasi dan sifatnya berwujud. Upah atau gaji pokok adalah pembayaran yang diterima karyawan secara bulanan, mingguan atau setiap jam sebagai hasil dari pekerjaan mereka. Insentif merupakan imbalan yang ditambahkan terhadap upah atau gaji dan biasanya berkaitan secara langsung dengan prestasi kerja.

Upah merupakan imbalan, pembayaran untuk pelayanan yang telah diberikan oleh pegawai. Sangat banyak bentuk-bentuk pembayaran upah, baik yang berupa uang maupun yang bukan berupa uang (nonfinancial). Pembayaran upah biasanya dalam bentuk konsep pembayaran yang berarti luas daripada meupakan ide-ide gaji dan upah yang secara normal berupa keuangan tetapi tidak suatu dimensi yang nonofinancial.

(4)

pertimbangan untuk menentukan kompensasi pegawai. Tingkat besar kecilnya kompensasi pegawai sangat berkaitan berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat jabatan, dan masa kerja pegawai.

Kompensasi yang diberikan kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta hasil kerja. Perusahaan yang menentukan tingkat upah dangan mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan memungkinkan pegawai bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja pegawai banyak dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal kehidupan pegawai dan kelurganya.

2.2 Macam-macam Kompensasi Pegawai

Tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah sebagai ikatan kerjasama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemetintah. Kompensasi finansial langsung terdiri dari bayaran yang diterima seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi, dan bonus. Kompensasi finansial tidak langsung (tunjangan) meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. Kompensasi jenis ini meliputi beragam imbalan yang biasanya diterima secara tidak langsung oleh karyawan. Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik tempat orang tersebut bekerja. Aspek kompensasi nonfinasial tersebut mencakup faktor-faktor psikologis dan fisik dalam lingkungan kerja perusahaan.

(5)

Sumber: Mondy (2005)

Gambar 2.1Bentuk-Bentuk Kompensasi

(6)

Sumber: Mondy (2005)

Gambar 2.2Faktor-faktor yang menentukan kompensasi

2.4 Organisasi Sebagai Penentu Kompensasi Finansial

(7)

Salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan besarnya kompensasi adalah organisasi dimana tenaga kerja bekerja. Menurut Mondy (2005), faktor penentu kompensasi yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri adalah kebijakan kompensasi, tingkatan organisasi, politik organisasi, dan kemampuan untuk membayar dari organisasi itu sendiri.

1. Kebijakan Kompensasi. Kebijakan kompensasi memeberikan panduan umum untuk mengambil keputusan mengenai kompensasi. Sebagian karyawan mungkin memersepsikan kompensasi perusahaan mereka telah adil dan tidak memihak, namun sebagian lainnya mungkin memiliki pendapat yang berbeda. Akibat dari persepsi-persepsi tersebut bisa berpengaruh pada persepsi karyawan.

2. Politik Organisasi

Politik organisasi berhubungan dengan level organisasi. Level organisasi di mana keputusan kompensasi yang diambil juga dapat mempengaruhi bayaran. Manajemen level atas sering kali mengambil keputusan-keputusan tersebut untuk memastikan konsisten.

3. Survei kompensasi, analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, dan tenaga kerja terkait dalam penentuan gaji pokok. Pertimbangan politis dapat mempengaruhi faktor-faktor ini dengan cara berikut:

a. Manajer bisa membuat perusahaan mereka muncul untuk menjadi pay leader dengan mengadakan survei kepada organisasi-organisasi pay follower.

b. Sebuah pilihan perusahaan mengenai faktor kompensasi untuk rencana evaluasi pekerjaan dapat memanipulasi nilai pekerjaan tertentu.

c. Manajer kadang-kadang sengaja mendistorsi peringkat penilaian kinerja.

4. Kemampuan untuk Membayar

(8)

2.5 Pekerja Sebagai Penentu Kompensasi Finansial

Ada banyak faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan besarnya kompensasi yang berasal dari diri pekerja itu sendiri. Secara garis besar, menurut Mondy (2005), ada tujuh faktor, yaitu: senitoritas, pengalaman, keanggotaan organisasi, potensi, kekuatan politik, dan keberuntungan.

1. Kinerja: Tingkat kinerja ini biasanya ditentukan melalui penilaian kinerja. Tujuan dari gaji berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan produktivitas. 2. Senioritas :Senioritas adalah lamanya seorang karyawan bekerja di

perusahaan, divisi, departemen, atau pekerjaan. Meskipun manajemen umumnya memilih kinerja sebagai dasar utama untuk perubahan kompensasi, serikat pekerja cenderung lebih memilih senioritas. Mereka percaya bahwa penggunaan senioritas memberikan dasar obyektif dan adil untuk kenaikan gaji.

3. Pengalaman :Orang-orang yang mengungkapkan kebanggaan pada pengalaman manajerial mereka selama bertahun-tahun dapat dibenarkan dalam pembelaan mereka, jika pengalaman mereka tersebut telah menguntungkan.

4. Keanggotaan dalam Organisasi :Karyawan menerima kompensasi yang lebih tinggi hanya karena mereka sudah lebih lama menjadi anggota dari organisasi. Tujuan imbalan didasarkan pada keanggotaan organisasi adalah untuk menjaga tingkat stabilitas yang tinggi di dunia kerja dan untuk menghargai kesetiaannya.

(9)

6. Pengaruh Politik :Untuk berbagai tingkat dalam bisnis, pemerintahan atau bukan, organisasi nirlaba atau politik dapat mempengaruhi keputusan pembayaran dan promosi yang berbeda-beda.

(10)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ringkasan Kasus

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan nasional salah satu indikatornya adalah tersedianya Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas, bermoral baik, netral dalam memberikan pelayanan dan didukung dengan integritas yang tinggi, sehingga tujuan dari pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, demokratis yang dilandasi kesetiaan dan ketaatan pada pancasila dan UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Untuk mewujudkan kelancaran tugas-tugasnya maka PNS perlu didukung dengan hak-hak yang memadai, hak-hak inilah yang pada dasarnya adalah merupakan kompensasi yang diberikan atas kinerja yang dihasilkan.

1. Gaji/imbalan jasa

Dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang kepegawaian Nomor 43 tahun 1999 disebutkan yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara yang Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangang yang beralku.

Untuk selanjutnya Pasal 7 menyatakan “setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji/imbalan jasa yang layak sesuai dengan tanggung jawabnya”.Gaji/imbalan jasa kepada Pegawai Negeri sebagaimana tersebut pada angka 1 diatas ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Gaji yang diberikan kepada pegawai negeri sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja sesorang. Sistem penggajian yang berlaku saat ini terdiri dari 3 (tiga) system, yaitu;

1. Sistem skala tunggal

(11)

2. Sistem skala ganda

Dimaksudkan bahwa yang menentukan besarnya pemberian gaji yang bukan saja didasarkan pada pangkat, tetapi juga didasarkan pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan.

3. System skala gabungan

Penggajian dengan sistem skala gabungan dimaksudkan bahwa pemberian gaji yang diberikan didasarkan pada perpaduan antara pemberian gaji dengan sistem skala tunggal dan sistem skala ganda. Dalam sistem gabungan gaji pokok ditentukan sama bagi pegawai negeri yang berpangkat sama, disamping itu diberikan tunjangan kepada pegawai negeri yang memikul tanggung jawab yang berat, mencapai prestasi kerja yang tinggi atau melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan pemustaan perhatian dna penggerakan tenaga secara terus menerus.

KENAIKAN GAJI BERKALA DAN TUNJANGAN PNS 1. Kenaikan gaji berkala

Kepada PNS yang memenuhi syarat yang telah ditentukan diberikan kenaikan gaji berkala dnegan ketentuan:

a. PNS yang bersangkutan telah mencapai masa kerja yang dipersayaratkan dalam kenaikan gaji berkala (2 tahun sekali)

b. Nilai rata-rata DP3 serendah-rendahnya cukup.

Apabila PNS yang bersangkutan belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, nilai DP3 pada tahun berjalan rata-rata nilai yang diperolehnya sedang atau kurang maka kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama untuk satu tahun. Bagi PNS yang melakukan pelanggaran disiplin pegawai sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1980 dapat dijatuhi hukuman berupa penurunan gaji berkala paling lama untuk satu tahun. Kenaikan gaji berkala mempunyai arti penting bagi pegawai karena dengan kenaikan gaji berkala menambah penghasilan bagi yang bersangkutan dan diharapkan member kepuasan dan semangat kerja pegaawai.

2. Kenaikan gaji Istimewa

(12)

pertimbangan-perimbangan yang seksama,maka dikeluarkan surat keputusan pemberian kenaikan gaji istimewa yang dikeluarkan 2 bulan sebelum berlakunya kenaikan gaji istimewa tersebut. Kenaikan gaji istimewa hanya berlaku dalam pangkat dan jabatan yang dipangkunya.Apabila yang bersangkutan telah naik pangkat maka kenaikan gaji berkalanya ditetapkan seperti biasa.

3. Tunjangan-tunjangan PNS

Selain gaji pokok kepada PNS diberikan beberapa macam tunjanga, antara lain: a. Tunjangan keluarga, meliputi:

• Tunjangan suami/istri sebesar 10% dari gaji pokok. Apabila suami dan istri sma-sama bekerja sebagai PNS maka tunjangan suami/istri diberikan kepada yang memilki gaji pokok yang lebih besar.

• Tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok dengan ketentuan: 1) Diberikan kepada 2 (dua) orang anak termasuk anak angkat.

2) Anak dibawah 25 tahun belum menikah, belum mempunyai penghasilan sendiri dan masih menjadi tanggungan yang menerima gaji.

3) Tunjangan pangan dalam bentuk uang yang besarnya ditentukan dengan peraturan perundang-undangan.

4) Tunjangan jabatan yang terbagi dalam:

 Tunjangan jabatan structural yang diberikan kepada PNS yang menduduki

jabatan structural.

 Tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada PNS yang menduduki

jabatan fungsional.

 Tunjangan PPH, tunjangan khusus, tunjangan pedalaman, tunjangan

kemahalan dan lain-lain.

Disamping tunjangan-tunjangan sebagaimana tersebut diatas PNS juga memperoleh imbalan jasa berupa honorarium, uang lembur dan lain-lain terhadap aktivitas yang mereka lakukan diluar jam kerja atau dalam penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan kepadanya diluar tugas-tugas pokoknya.

(13)

Pasal 8 Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 menyebutkan bahwa “setiap Pegawai negeri Sipil berhak atas cuti”. Lebih lanjut dalam penjelasan Undang-undang yang sama dikatakan bahwa yang dimaksudkan dengan cuti adalah “ tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu”. Maksud diberikannya cuti bagi PNS adalah “dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani”. Untuk kelancaran pelaksanaan pemberian cuti bagi pegawai negeri, maka perlu diatur pemberian cuti tersebut, jenis cuti:

a. Cuti tahunan

Bagi PNS yang telah melaksanakan tugasnya selama 1 (satu) tahun secara terus menerus dapat mengajukan permohonan cuti tahunan diajukan secara tertulis.Cuti tahunan dapat diberikan selama 12 (dua belas) hari kerja secara terus menerus. Cuti tahunan ini dapat diperpanjang menjadi 14 (empat belas) hari kerja apabila tempat cuti dari PNS tersebut sulit transportasinya, perpanjangan cuti tersebut dapat diberikan bila PNS yang mengajukan cuti mengajukan izin penambahan cuti kepada pimpinan.

b. Cuti karena sakit

PNS yang sakit dapat memperoleh cuti sakit seama 2 (dua ) hari dengan memberikan informasi pada pimpinannya. PNS yang sakit lebih dari 3(tiga) hari disamping menginformasikan sakitnya pada pimpinan dengan melampirkan surat dari dokter. Bagi PNS wanita yang mengalami keguguran kandungannya dapat memeproleh sakit selama 1,5 bulan. Bagi PNS yang sakitnya lebih dari 15 hari yag bersangkutan harus melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk. Unutk PNS yang sakitnya sampai menahun (lebih dari 1 tahun) maka diadakan pengujian kepada PNS yang ditunjuk. Kesimpulan dari hasil pengujian ini mnyatakan bahwa:

• PNS yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya dengan memperoleh uang tunggu bila ada kemungkinan untuk sembuh.

• PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai, jika tidak ada kemungkinan untuk sembuh.

c. Cuti karena alasan penting

(14)

sementara, kemudian disampaikan kepada pejabat yang berwenang.Setelah menerima pemberitahuan pejabat yang berwenang segera memberikan keputusan cuti karena alasan penting pada PNS yang mengajukan cuti.

d. Cuti besar

PNS yang telah melaksanakan tugasnya selama 6 (enam) tahun terus menerus dapat mengajukan permohonan secra tertulis untuk mendapatkan izin cuti besar.Cuti besar ini dapat dilaksanakan selama 3(tiga) bulan apabila izin tertulis dari pejabat yang berwenang telah keluar.

e. Cuti bersalin

PNS wanita yang kandungannya sudah mencapai 5 bulan atau lebih dapat mengajukan cuti secara tertulis untuk mendapatkan cuti bersalin bagi persalinan pertama, kedua dan ketiga.Untuk persalinan keempat dan seterusnya dianggap cuti diluar tanggungan Negara.Cuti bersalin dapat dilaksanakan apabila izin tertulis dari pejabat yang berwenang telah keluar. Selama PNS wanita tersebut melaksankan cuti persalinan selama 3 (tiga) bulan (sebelum dan dua bulan sesudah persalinan) ia tetap memperoleh gaji.

f. Cuti diluar tanggungan negara

PNS yang telah bekerja selama 5 (lima ) tahun secara terus menerus yang memilki alasan sangat pribadi atau sangat mendesak dapat mengajukan dapat mengajukan cuti diluar tanggungan Negara. Cuti dapat diberikan oleh pejabat yang berwenang setelah memperoleh izin dari Badan kepegawaian Negara.

3. Kenaikan pangkat PNS

Kenaikan pangkat pada hakikatnya adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi dan pengabdian PNS terhadap Negara.

Sistem kenaikan pangkat a. Kenaikan pangkat regular

(15)

b. Kenaikan pangkat pilihan

Diberikan kepada PNS yang menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, menduduki jabatan tertentu yang pengenagkatannya ditetapkan oleh keputusan presiden, menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara, diangkat menajdi pejabat negara, memperoleh STTB atau ijazah, melaksanakan tugas belajar dan sebelemnya menduduki jabatan sgruktural atau fungsional tertentu, telah selesai dan telah lulus tugas belajar, dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu.

c. Kenaikan pangkat anumerta

PNS yang dinyatakan tewas diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi. Dalam ketentuan ini, yang dimaksud tewas adalah:

 Meninggal dunia dalam dank arena menjalankan tugas dan kewajibannya.

 Meninggal dunia dalam keadaan laian yang ada hubungannya dengan

dinasnya, shingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam karena menjalankan tugas dan kewajibannya.

 Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat jasmani

atau cacat rohani dalam dank arena menjalan tugasa dan kewajibannya.

 Meninggal dunia dalam menjalankan tugas karena perbuatan anasir yang

tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu.

d. Kenaikan pangkat pengabdian

Diberikan kepada PNS yang meninggal dunia atau akan diberhentkan dengan hormat karena telah mencapai batas usia pensiun. Kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi diberikan apabila, PNS telah memilki masa kerja sekurang-kurangnya 30, 20 atau 10 tahun secara terus menerus dan sekurang-sekurang-kurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat terakhir.

(16)

Pasal 33 Undang-undang Nomor 43 tahun 1999, menyatakan bahwa kepada PNS yang telah menunjukkan kesetiaan atau telah berjasa kepada Negara/ pemerintah atau telah menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, dapat diberikan penghargaan. Pemberian penghargaan tersebut sangat penting untuk mendorong dan meningkatkan prestasi kerja, untuk memupuk kesetiaan kepada negara dan pemerintah serta yang bersangkutan telah menunjukkan pelayanan prima kepada masyarakat yang dibuktikan dengan prestasi kerja yang luar biasa.Bentuk penghargaan yang diberikan oleh peemrintah, lembaga kemasyarakatan, instansi dan lain-lain kepada PNS yang telah berprestasi antara lain:

1. Bintang jasa

 Satya kencana karya satya sepuluh tahun terbuat dari perunggu diberikan

kepada PNS yang telah bekerja secara terus menerus tanpa cacat selama 10 tahun.

 Satya kencana karya satya dua puluh tahun terbuat dari perak diberikan

kepad PNS yang telah bekerja secara terus menerus tanpa cacat selama 20 tahun.

 Satya kencana karya satya tiga puluh tahun terbuat dari perak diberikan

kepad PNS yang telah bekerja secara terus menerus tanpa cacat selama 30 tahun

2. Piagam penghargaan, medali/piala, kenaikan gaji istimewa, barang (cincin, lambang korpri terbuat dari emas), uang, dll

BAB IV

SIMPULAN

Perbedaan kinerja sudah menjadi hal yang mutlak menjadi justifikasi yang diterima baik sebagai acuan pemberian gaji yang berbeda-beda.Prinsip gaji berdasarkan kinerja ini biasanya sangat kuat di antara orang-orang yang menganut etika kerja.Dalam tatanan sistem kompensasi pemerintah terhadap Pegawai Negeri, mungkin hal ini, tidak terlihat dengan jelas.Hanya terdapat daftar perolehan gaji sesuai golongan dan pangkat yang telah diatur sedemikian

(17)

kadang diabaikan. Diakui memang tidak keseluruhan Pegawai Negeri secara ideal menjalankan tugas sesuai dengan apa yang diharapkan organisasi. Namun, persentasi dari hal tersebut sangat kecil apabila dibandingkan dengan jumlah Pegawai Negeri yang masih bersedia melaksanakan tugas dengan baik dengan sistem kompensasi yang mungkin saat ini masih belum disesuaikan dengan indeks produktivitas yang dilaksankan oleh masing-masing individu pegawai.

BAB V

SARAN

Terdapat dua pertimbangan kunci dalam system kompensasi yang efektif.Pertama, sistem kompensasi haruslah tanggap terhadap situasi.Sistem haruslah sesuai dengan lingkungan dan mempertimbangkan tujuan-tujuan, sumber daya dan struktur organsiasi.Kedua, sistem kompensasi haruslah memotivasi pegawai.Sistem sebaiknya memuaskan kebutuhan-kebuthan mereka, memastikan perlakuan adil terhadap pegawai, dan memberikan imbalan terhadap kinerja.

Adapun efektivitas program kompensasi dapat ditingkatkan melalui tindakan sebagai berikut:

1. Memastikan keadilan eksternal dan internal.

2. Perhatian khusus haruslah diberikan kepada porsi insentif karena hal ini dapat digunakan untuk mengimbangi kinerja yang menonjol atau untuk mebedakan antara tingkat-tingkat kinerja yang berbeda.

3. Kepercayaan dan objektivitas. Karena kriteria kinerja sampai saat ini sulit untuk disusun, dipandang perlu untuk memilki tingkat kepercayaan yang tinggi antara atasan dan bawahan.

(18)

5. Pada dasarnya sistem penggajian PNS telah diatur sedemikian rupa untuk meningkatkan motivasi Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Namun, karena belum adanya pengukuran yang jelas atas kinerja yang dilakukan selama ini, menjadikan perolehan

kompenasi antara pegawai yang bisa dikatakan memilki kinerja tinggi dan rendah disamakan karena penggajian hanya berdasar atas golongan dan pangkat saja. Oleh karena itu, diharapkan upaya pemerintah untuk

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Veithzal, Rivai. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dra.Siti Al Fajar, M.Si., Drs.Tri Heru, M.Si., 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia: Sebagai Dasar Meraih Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: PenerbitUPP STIM YKPN.

Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi dan Manajemen PNS. Bandung: PenerbitRefika Aditama

Mathis, Robert L dan John H Jeckson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda.

Mondy, Wayne R. 2005. Human Resource Management. New Jersey: Person Education.

Gambar

Gambar 2.1Bentuk-Bentuk Kompensasi
Gambar 2.2Faktor-faktor yang menentukan kompensasi

Referensi

Dokumen terkait

Namun, fenomena yang sering terjadi dewasa ini adalah kurang efektifnya pegawai dalam bekerja karena tidak terlaksananya analisis jabatan pada bagian penempatan pegawai

(tunjangan): Semua imbalan finansial yang tidak Semua imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi langsung seperti cuti. termasuk dalam kompensasi langsung

Pengertian gaji dan upah Dessler (2006 : 189) dalam buku sumber daya manusia, mengatakan gaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai

 Pengembangan Karier (Career Development) → Tenaga Kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan Harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan Tanggung

terdapat dua tujuan yang ingin di capai yakni tujuan pembangunan dan pegawai. Menganalisis Pekerjaan, mengrekrutmen, serta menyeleksi calon pegawai di MTs Negeri

Para ahli diatas semakin menjelaskan bahwa insentif merupakan pemberian uang di luar gaji yang dilakukan oleh pemimpin organisasi sebagai pengakuan terhadap kinerja

Kompensasi terdiri dari pembayaran dan keuntungan (pay and benefit). Pembayaran disebut juga kompensasi langsung, yang selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu sistem gaji dan

KOMPENSASI = GAJI + UPAH +TUNJANGAN + IMBALAN INTRINSIK  PERBEDAAN GAJI,UPAH,INSENTIF  GAJI : imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,seperti