• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kota Di Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran Umum Kota Di Kendari"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Keadaan Geografi

4.1.1. Luas Wilayah

Wilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau

Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi

mengelilingi Teluk Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah kota Kendari

yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota

Kendari 267,37 Km2 atau 0,7 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam. Kecamatan

Baruga merupakan wilayah kecamatan yang paling luas (17,95%),

selanjutnya Kecamatan Abeli (16,40%), Kecamatan Puuwatu (14,86%),

Kecamatan Poasia (14,12%), Kecamatan Kambu (9,21%), Kecamatan

Mandonga (7,77%), Kecamatan Kendari Barat (7,15%), Kecamatan

Kendari (5,86%), Kecamatan Wua-Wua (4,17%), dan Kecamatan Kadia

(2,51%). Wilayah Kota Kendari dengan ibu kotanya Kendari dan

sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara

astronomis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara

3o 54‘ 30‘ ‘ - 4o3‘ 11‘‘ Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke

4

Bab

(2)

Timur diantara 122o 23‘ -122o 39‘ Bujur Timur.

Sepintas tentang posisi geografisnya, Kota Kendari memiliki

batas-batas

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe;

• Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Kendari ;

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan ;

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan.

Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 1995 yang disahkan pada tanggal 3 Agustus 1995

dengan status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Kendari menurut Kecamatan, 2013

No. Kecamatan Luas Wilayah(Km) Persentase(%)

1. Mandonga 20,77 7,77

10. Kendari Barat 19,11 7,15

Kota Kendari 267,37 100,00

Sumber : Kota Kendari dalam Angka, 2014

4.1.2. Tinggi Wilayah

Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah kota Kendari di atas

permukaan laut, kecamatan Mandonga merupakan wilayah tertinggi

(3)

wilayah Kecamatan Abeli dan Kendari Barat berada pada ketinggian 3

meter di atas permukaan laut

4.2. Keadaan Iklim

4.2.1. Suhu, kelembaban, dan curah hujan

Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari hanya

dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan

musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas

wilayahnya.

Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari tahun 2013 terjadi

166 hari hujan dengan curah hujan 2.619 mm.

Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Perbedaan

ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir

mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing

tempat dalam suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari

merupakan daerah bersuhu tropis.

Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, selama tahun 2013

rata-rata suhu udara maksimum 31,9 oC dan rata-rata-rata-rata suhu udara minimum

23,8oC. Tekanan udara rata-rata 1011,4 millibar dengan kelembaban

udara rata-rata 83,8 persen. Rata-rata Kecepatan angin selama tahun 2013

(4)

4.3. Wilayah Administrasi

Wilayah administrasi Kota Kendari terdiri atas 10 wilayah

Kecamatan, yaitu Kecamatan Mandonga, Kecamatan Baruga, Kecamatan

Puuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-Wua, Kecamatan Poasia,

Kecamatan Abeli, Kecamatan Kambu, Kecamatan Kendari dan

Kecamatan Kendari Barat berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kendari

Nomor 5 s/d 14 Tahun 2005 yang selanjutnya terbagi menjadi 64

kelurahan.

Secara terinci wilayah administrasi pemerintah Kecamatan

Mandonga dengan ibukotanya Wawombalata, terdiri dari 6 kelurahan;

wilayah administrasi pemerintah Kecamatan Baruga dengan ibukotanya

Watubangga, terdiri dari 4 kelurahan; Kecamatan Puuwatu dengan

ibukotanya Puuwatu terdiri dari 6 kelurahan; wilayah administrasi

Kecamatan Kadia dengan ibukotanya Kadia terdiri dari 5 kelurahan; wilayah

administrasi Kecamatan Wua-Wua dengan ibukotanya Anawai terdiri dari 4

kelurahan; pemerintah Kecamatan Poasia dengan ibukotanya

Rahandouna terdiri dari 4 kelurahan; wilayah administrasi pemerintah

Kecamatan Abeli dengan ibukotanya Anggalomelai terdiri dari 13

kelurahan; wilayah administrasi Kecamatan Kambu dengan ibukotanya

Padaleu terdiri dari 4 kelurahan; wilayah administrasi pemerintah

Kecamatan Kendari dengan ibukotanya Kandai terdiri dari 9 kelurahan;

dan wilayah administrasi Kecamatan Kendari Barat dengan ibukotanya

Punggaloba terdiri dari 9 kelurahan. Menyikapi tuntutan tetap tegaknya

(5)

Kendari dilaksanakan dengan bertumpu pada prinsip demokratis,

partisipatif, transparansi dan akuntabel dalam upaya mewujudkan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance).

4.4. Administrasi Pemerintahan

Kota Kendari dikepalai oleh seorang Walikota, dalam melaksanakan

tugasnya, selain didampingi oleh wakilnya, Walikota Kendari dibantu oleh

Sekretaris Wilayah Kota yang membawahi beberapa Asisten, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dan Inspektorat Wilayah

Daerah serta dibantu oleh berbagai instansi dinas/vertikal yang

masing-masing mempunyai lingkup tugas yang berbeda-beda. Di setiap

kecamatan dan kelurahan, Walikota Kendari mendudukkan masing-masing

seorang Camat dan seorang Lurah dalam upaya untuk membantu

kelancaran pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan sampai ke

bawah.

Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pendekatan pengelolaan

yang strategis antara permasalahan internal dan tantangan eksternal bagi

Kota Kendari, diperlukan suatu cara pandang bersama para pengelola

kebijaksanaan maupun pelaku pembangunan Kota (Stakeholders) bagi

masa depan Kota Kendari, dalam suatu Visi, Misi, Kebijaksanaan dan

Strategi (Vimistra) Pembangunan Kota Kendari.

Visi, misi, kebijakan dan program RPJM Daerah Kota Kendari

disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota dan

(6)

bentuk dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi, gambaran

umum daerah maupun kebijakan pengembangan pembangunan kota

serta mengacu pada RPJP Kota Kendari (Perda Nomor 10

Tahun 2001).

Untuk mencapai misi yang diemban, ditetapkan tujuan dan strategi

kebijakan dengan mempertajam fokus yang ingin dicapai dari

masing-masing misi yang didukung oleh aturan (melalui Perda), studi-studi,

perencanaan yang terpadu, sistim kelembagaan serta berbagai upaya agar

misi dapat tercapai secara maksimal.

4.5. Kependudukan

Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang

dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk telah

dilaksanakan sebanyak 6 kali sejak Indonesia merdeka yaitu pada tahun

1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010.

Metode pengumpulan data dalam sensus dilakukan dengan

wawancara antara petugas sensus dengan responden. Pencacahan

dilakukan terhadap seluruh penduduk yang berdomisili di seluruh wilayah

teritorial Indonesia termasuk warga negara asing kecuali anggota Korps

Diplomatik negara sahabat beserta keluarganya.

Bagi penduduk yang bertempat tinggal tetap, dicacah dimana mereka

biasa tinggal. Akan tetapi jika sedang bertugas ke luar wilayah lebih dari 6

bulan, tidak dicacah di tempat tinggalnya. Sebaliknya, seseorang atau

keluarga menempati suatu bangunan belum mencapai 6 bulan tetapi

(7)

Untuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah di tempat

dimana mereka ditemukan petugas sensus biasanya pada malam ‘Hari

Sensus’. Termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap adalah

tuna wisma, awak kapal berbendera Indonesia, penghuni perahu/ rumah

apung, masyarakat terpencil/terasing dan pengungsi.

4.5.1. Jumlah penduduk

Penduduk kota Kendari berdasarkan Sensus Penduduk 2000

berjumlah 205.240 jiwa. Ketika dilakukan Survei Penduduk Antar Sensus

(Supas) pada tahun 2005, diketahui jumlah penduduk kota Kendari

meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan hasil

Sensus Penduduk 2010 tercatat sebanyak 289.966 jiwa.

Tabel 4.2

Kepadatan Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan 2013

No. Kecamatan Luas

1 Mandonga 20,77 39.177 1.886

2 Baruga 48,00 20.981 437

3 Puuwatu 39,72 30.061 757

4 Kadia 6,71 42.515 6.336

5 Wua-wua 11,16 26.441 2.369

6 Poasia 37,74 27.058 717

7 Abeli 43,85 24.307 554

8 Kambu 24,63 29.395 1.193

9 Kendari 15,68 27.686 1.766

10 Kendari Barat 19,11 46.505 2.434

Kota Kendari 267,37 314.126 1.175

Sumber : Kota Kendari dalam Angka, 2014

Jumlah Penduduk Tahun 2013 adalah sebesar 314.126 jiwa.

(8)

tahun 2013, sebanyak 14,80 persen penduduk kota Kendari tinggal di

wilayah Kendari Barat, hanya 6,68 persen tinggal di Kecamatan Baruga, dan

selebihnya tersebar pada 8 kecamatan dengan persebaran yang bervariasi.

Di samping itu, dilakukan penghitungan kepadatan penduduk pada

masing-masing wilayah Kecamatan. Kepadatan penduduk adalah banyaknya

penduduk per km persegi. Kadia merupakan kecamatan dengan kepadatan

penduduk paling tinggi yaitu sebesar 6.336 jiwa per km2 sedangkan

Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling

rendah yaitu sebesar 437 jiwa per km2.

Tabel 4.3

Persebaran Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan, 2013

No. Kecamatan Penduduk % Persebaran

1. Mandonga 39.177 12,47

2. Baruga 20.981 6,68

3. Puuwatu 30.061 9,57

4. Kadia 42.515 13,53

5. Wua-wua 26.441 8,42

6. Poasia 27.058 8,61

7. Abeli 24.307 7,74

8. Kambu 29.395 9,36

9. Kendari 27.686 8,81

10. Kendari Barat 46.505 14,80

Kota Kendari 314.126 100,00

Sumber : Kota Kendari dalam Angka, 2014

Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di kota Kendari

(9)

kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan

banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.

Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100

perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kota Kendari sebesar

101,98 Atau dengan kata lain, terdapat 101,98 penduduk laki-laki untuk

tiap 100 penduduk perempuan.

Tabel 4.4

Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, 2013

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Mandonga 19.624 19.553 39.177

2. Baruga 10.541 10.440 20.981

3. Puuwatu 15.467 14.594 30.061

4. Kadia 21.175 21.340 42.515

5. Wua-wua 13.455 12.986 26.441

6. Poasia 13.801 13.257 27.058

7. Abeli 12.433 11.874 24.307

8. Kambu 14.856 14.539 29.395

9. Kendari 13.925 13.761 27.686

10. Kendari Barat 23.322 23.183 46.505

Kota Kendari 158.599 155.527 314.126

Sumber : Kota Kendari dalam Angka, 2014

4.5.2. Laju pertumbuhan penduduk

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang

menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka waktu

tertentu. Secara umum, laju pertumbuhan penduduk kota Kendari sebesar

(10)

Tabel 4.5

Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2013 menurut Kecamatan di Kota Kendari

1. Mandonga 38.021 39.177 3,040

2. Baruga 20.363 20.981 3,035

3. Puuwatu 29.175 30.061 3,037

4. Kadia 41.260 42.515 3,042

5. Wua-wua 25.661 26.441 3,040

6. Poasia 26.260 27.058 3,039

7. Abeli 23.591 24.307 3,035

8. Kambu 28.529 29.395 3,036

9. Kendari 26.870 27.686 3,037

10. Kendari Barat 45.132 46.505 3,042

Kota Kendari 304.861 314.126 3,039

Sumber : Kota Kendari dalam Angka, 2014

4.5.3. Ketenagakerjaan

Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan Kerja

Nasional (Sakernas). Survei ini dirancang khusus untuk mengumpulkan data

ketenagakerjaan Pada tahun 1994-2001, Sakernas dilaksanakan secara

tahunan yaitu pada setiap bulan Agustus. Pada tahun 2002-2004,

disamping Sakernas tahunan dilakukan pula Sakernas triwulanan. Hal itu

dimaksudkan untuk memantau indikator ketenagakerjaan secara dini di

Indonesia, yang mengacu pada KILM (the Key Indicators of the Labour

Market) yang direkomendasikan oleh ILO (International Labour

Organization). Sejak tahun 2005, pengumpulan data Sakernas dilaksanakan

(11)

II). Inflation factor yang digunakan dalam penghitungan angka hasil

Sakernas didasarkan pada total penduduk dirinci menurut kelompok umur,

kecamatan, dan daerah perkotaan dan pedesaan hasil penghitungan

penduduk.

Penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja dan

bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15

tahun ke atas. Dalam hal ini di Kota Kendari pada tahun 2013 terdapat

218.914 jiwa yang tergolong dalam penduduk usia kerja. Selanjutnya

penduduk usia kerja dikelompokkan ke dalam penduduk angkatan kerja

dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15

tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara

tidak bekerja dan pengangguran. Ada sejumlah 125.042 jiwa yang tergolong

penduduk angkatan kerja.

Dari sejumlah angkatan kerja tersebut, terdapat 113.107 jiwa yang

bekerja. Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan

dan lamanya bekerja paling sedikit selama satu jam secara terus menerus

dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang

membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi). Jumlah jam kerja

seluruhnya adalah jumlah jam kerja yang digunakan untuk bekerja (tidak

termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja digunakan untuk hal-hal

diluar pekerjaan). Adapun status pekerjaan adalah kedudukan seseorang

dalam unit usaha/ kegiatan dalam melakukan pekerjaan.

(12)

bekerja dimana seseorang bekerja. Klasifikasi lapangan usaha mengikuti

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dalam 1 digit. Dewasa

ini ketersediaan lapangan usaha sangat terbatas. Dalam dunia kerja

persaingan semakin kompetitif. Dari sejumlah angkatan kerja seperti yang

tercantum sebelumnya, masih terdapat 11.939 (9,55%) jiwa yang sedang

menganggur atau mencari pekerjaan.

4.6. Sosial

Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah

mengupayakan agar terciptanya kesejahteraan masyarakat dibidang sosial

yang lebih baik. Usaha tersebut antara lain meliputi kegiatan di Bidang

Pendidikan, Kesehatan, Keluarga Berencana, Agama, Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat serta Bidang Sosial lainnya.

4.6.1. Pendidikan

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dimulai dari

pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan yang dicatat adalah

pendidikan formal berdasar kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional,

termasuk pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren

dengan memakai kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional, seperti

Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah

Aliyah (MA). Pondok Pesantren/madrasah diniyah adalah sekolah yang

tidak memakai kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional.

A. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka Partisipasi Sekolah adalah proporsi dari seluruh penduduk

(13)

masih duduk di bangku sekolah. APS di kota Kendari tahun 2012

cenderung mengalami peningkatan kecuali pada kelompok umur 13-15

dan 19-24 tahun.

Salah satu cermin pemerataan akses pendidikan dasar, dapat dilihat

dari Angka Partisipasi Sekolah (APS). Dengan melihat APS usia SD pada

tahun 2012 yang mencapai 99,29, dapat dikatakan bahwa hampir

seluruh anak usia 7-12 tahun telah menikmati pendidikan dasar. Hal

tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

B. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Berbeda dengan APS, Angka Partisipasi Murni (APM) benar-benar

melihat persentase penduduk yang bersekolah pada suatu jenjang

pendidikan formal pada kelompok umur tertentu. Dengan kata lain,

diperuntukkan guna melihat penduduk yang sekolah tepat waktu sesuai

usianya. APM kota Kendari tahun 2012 pada tingkat SD meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan APM pada tingkat pendidikan

SMP dan SMU cenderung mengalami penurunan.

C. Sekolah, murid, guru, dan rasio murid-guru

Rasio murid terhadap guru adalah angka yang merupakan hasil

pembagian antara jumlah murid dengan guru. Rasio ini disamping

menggambarkan tingkat ketersediaan guru juga memperlihatkan beban

seorang guru dalam menangani anak didiknya. Pada tahun 2013/2014,

pada tingkat Sekolah Dasar terlihat bahwa beban guru lebih berat

dibandingkan dengan jenjang sekolah yang lebih tinggi. Rasio murid

(14)

SMP/sederajat terhadap guru sebesar 11,17, rasio murid SMA/sederajat

terhadap guru sebesar 10,30 dan rasio murid SMK terhadap guru sebesar

8,43.

Rasio murid terhadap sekolah adalah angka hasil pembagian antara

banyaknya murid dengan banyaknya sekolah. Rasio murid terhadap

sekolah disamping menyatakan tingkat efisiensi penggunaan/ pengelolaan

sekolah, juga menggambarkan kecukupan sarana pendidikan. Pada tahun

2013, rasio murid terhadap sekolah tingkat SD lebih kecil dibandingkan

dengan rasio murid terhadap sekolah tingkat SMP dan SMU yaitu

286,63. Dapat diartikan bahwa pendayagunaan sekolah SMP dan SMU di

bawah naungan Diknas cenderung lebih maksimal.

4.6.2. Sosial Lainnya

Pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa diarahkan untuk menciptakan keselarasan dan kerukunan

hubungan antara umat beragama, keharmonisan hubungan antara

manusia dengan manusia, manusia dengan penciptanya serta dengan

alam sekitarnya. Di samping itu, keamanan dan ketertiban merupakan

salah satu kebutuhan yang selalu didambakan oleh setiap masyarakat, baik

dalam kehidupan beragama maupun kehidupan bermasyarakat. Pada

tahun 2013, terdapat 30 anak-anak yang di kenakan perkara,

diserahkan kepada jaksa, dan dituntut hakim. Hal tersebut menurun

dibandingkan tahun sebelumnya. Akan tetapi hal ini tetap harus mendapat

perhatian dari pemerintah maupun masyarakat setempat, mengingat

(15)

Pembangunan di bidang sosial lainnya di Kota Kendari diarahkan

untuk terwujudnya kehidupan dan penghidupan sosial baik dari segi

material maupun spritual yang dalam hal ini utamanya mengatasi

masalah kesejahteraan sosial seperti kemiskinan, keterbelakangan,

keterlantaran, kerawanan, ketentraman sosial dan bencana alam. Bencana

alam adalah peristiwa alam yang menimbulkan kesengsaraan, kerusakan

alam dan lingkungan, serta mengakibatkan kerugian dan penderitaan pada

penduduk. Tidak termasuk bencana yang disebabkan karena hama

tanaman atau wabah. Bencana alam yang disajikan antara lain: banjir,

kebakaran, angin topan dan lainnya. Bencana kebakaran yang umumnya

terjadi akibat kelalaian manusia terjadi sebanyak 2 kasus pada tahun

2013, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8 kasus.

4.7. Pertanian

4.7.1. Tanaman Pangan

Data pokok tanaman pangan yang dikumpulkan adalah luas panen

dan produktivitas (hasil per hektar). Produksi tanaman pangan merupakan

hasil perkalian antara luas panen dengan produktivitas. Jenis data tanaman

pangan yang dikumpulkan mencakup padi dan palawija (jagung, kedelai,

kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar).

Pengumpulan data luas lahan sawah dilakukan setiap tahun tahun

oleh Mantri Pertanian/ Kepala Cabang Dinas Kecamatan (KCD) dengan

menggunakan formulir SP-Lahan. Data luas lahan sawah yang

(16)

kecamatan mencakup lahan yang diusahakan oleh rumah tangga,

perusahaan, dan lain-lain.

Pengumpulan data luas panen dilakukan setiap bulan oleh KCD

dan dilaporkan dengan formulir Statistik Pertanian (SP). Pengumpulan data

dilakukan dengan pendekatan area kecamatan di seluruh wilayah kota

Kendari.

Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui

Survei Ubinan dengan menggunakan pendekatan rumah tangga. Periode

pengumpulan data dilakukan setiap subround (empat bulanan) dengan

petugas lapangan adalah Koordinator Statistik Kecamatan/KSK dan KCD.

Pengumpulan data produktivitas dilakukan pada waktu panen petani.

Produksi padi kota Kendari mencakup padi sawah. Data produksi padi dan

palawija yang disajikan adalah dalam kualitas: gabah kering giling (padi),

pipilan kering (jagung), biji kering (kedelai dan kacang tanah), dan umbi

basah (ubi kayu dan ubi jalar).

4.7.2. Hortikultura

Data pokok tanaman hortikultura bersumber dari Survei Pertanian

Hortikultura (SPH). Metode yang digunakan dalam survey ini adalah

metode pencacahan lengkap terhadap seluruh kecamatan dan dilaporkan

secara rutin bulanan maupun triwulanan oleh KCD. Data yang dikumpulkan

dalam SPH mencakup: data tentang luas penanaman, luas panen (untuk

buah- buahan tahunan adalah banyaknya tanaman yang menghasilkan),

(17)

Luas panen adalah luas tanaman sayuran dan buah-buahan

yang dimbil hasilnya/ dipanen pada periode pelaporan. Luas panen untuk

tanaman sayuran adalah luas tanaman yang dipanen sekaligus atau

habis atau dibongkar dan luas tanaman yang berkali-kali (lebih dari satu

kali)/belum habis. Tanaman yang dipanen sekaligus atau habis atau

dibongkar adalah tanaman yang sehabis panen langsung

dibongkar/dicabut, terdiri dari bawang merah, bawang putih, bawang

daun, kentang, kol/kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel, lobak dan

kacang merah. Tanaman yang dipanen berkali-kali (lebih dari satu

kali/belum habis) adalah tanaman yang pemanenannya lebih dari satu kali

dan biasanya dibongkar apabila panenan terakhir sudah tidak memadai

lagi, terdiri dari: kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur,

tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, melon,

semangkadan blewah.

Produksi adalah hasil menurut bentuk produk dari setiap tanaman

sayuran dan buah-buahan yang diambil berdasarkan luas yang dipanen

pada bulan/ triwulan laporan.

4.7.3. Perkebunan

Penghitungn luas tanaman perkebunan besar adalah pada

keadaan akhir tahun dan tidak termasuk yang luasnya kurang dari 5

hektar. Bentuk produksi perkebunan adalah karet kering (karet), daun

kering (teh dan tembakau), biji kering (kopi dan coklat), kulit kering (kayu

manis dan kina), serat kering (rami), bunga kering (cengkeh), refined sugar

(18)

biji dan bunga (pala) serta minyak daun (sereh).

4.7.4. Kehutanan

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang berupa hutan, yang

ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan

keberadaannya sebagai hutan tetap. Hal ini untuk menjamin kepastian

hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas dan luas suatu

wilayah tertentu yang sudah ditunjuk menjadi kawasan hutan tetap.

Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah segala bentuk usaha yang

memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan kayu dengan tidak

merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok hutan. Kegiatan ini

hanya dapat dilaksanakan paa areal hutan yang memiliki potensi untuk

dilakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dan dapat

dilaksanakan setelah diperoleh izin usaha.

4.7.5. Peternakan

Data populasi ternak bersumber dari instansi daerah terkait. Data

jumlah pemotongan ternak merupakan hasil laporan pemotongan ternak

dari rumah potong hewan dan keurmaster yang dilaporkan secara

lengkap setiap triwulan.

4.7.6. Perikanan

Data statistik perikanan merupakan data sekunder yang bersumber

dari instansi daerah terkait. Statistik perikanan dibedakan atas data

perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap

(19)

perairan umum. Perikanan budidaya diklasifikasikan atas jenis budidaya

yaitu budidaya laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung, dan sawah.

4.8. Industri dan Energi

4.8.1. Industri Pengolahan

A. Perusahaan dan tenaga kerja industri

Pengumpulan data industri besar dan sedang dilakukan melalui

Survei Industri Besar dan Sedang yang dilaksanakan setiap tahun

secara lengkap. Survei ini mencakup semua perusahaan indiustri yang

mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih. Klasifikasi industri yang

digunakan dalam survei ini berdasar kepada Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia (KBLI).

Industri pengolahan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan

kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau

dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau

barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan

sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan

ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan .

Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan)

usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang

atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan

mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur

biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha

tersebut.

(20)

berdasarkan banyaknya pekerja, yaitu: Industri besar (100 orang pekerja

atau lebih), Industri sedang/menengah (20-99 pekerja), Industri kecil

(5-19 orang/pekerja), dan industri mikro (1-4 orang pekerja).

Pengeluaran untuk tenaga kerja merupakan imbalan atau

jasa-jasa yang telah dikorbankan oleh pekerja untuk pihak lain yang meliputi

upah/gaji, upah lembur, hadiah, bonus dan sejenisnya, iuran dana pensiun,

tunjangan sosial, tunjangan kecelakaan dan lainnya.

Dari hasil Survei Industri menunjukkan bahwa jumlah perusahaan

industri besar/sedang di Kota Kendari tahun 2013 adalah 28 perusahaan

dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.822 orang. Menurut status

pekerjaan mereka, terdapat sebanyak 923 orang atau 50,66 persen adalah

tenaga kerja produksi dan sebanyak 899 orang atau 49,34 persen adalah

tenaga kerja lainnya.

B. Investasi dan nilai produksi

Barang yang dihasilkan adalah barang yang dihasilkan dalam proses

produksi. Dalam menghasilkan barang, diperlukan modal tetap. Modal

tetap adalah modal kerja yang dapat digunakan lebih dari satu tahun.

Melalui kegiatan perusahaan diharapkan dapat diperoleh nilai

tambah. Nilai tambah adalah besarnya output dikurangi besarnya nilai input

(antara). Input atau biaya antara adalah biaya yang dikeluarkan dalam

proses industri yang berupa bahan baku/bahan penolong, jasa industri,

sewa gedung, dan biasa jasa non industri. Sedangkan output merupakan

nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri yang berupa

(21)

jual beli, pertambahan barang stok setengah jadi dan penerimaan lain.

Nilai output perusahaan industri besar/sedang tahun 2013 sebesar

Rp. 489,36 miliar sedangkan biaya inputnya sebesar Rp. 269,12 miliar.

4.8.2. Energi

Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah Perusahaan Umum Milik

Negara yang mempunyai aktivitas kegiatan pembangkitan, transmisi, dan

distribusi tenaga listrik. Dalam proses distribusi listrik, PLN menjual listrik

kepada rumah tangga maupun unit usaha. Jumlah listrik terjual adalah

banyaknya listrik yang disalurkan kepada para pelanggan.

Dengan sejumlah input diharapkan PLN mampu menghasilkan

listrik yang mencukupi serta dapat pula memberikan nilai tambah bagi

perusahaan. Biaya input merupakan pengeluaran yang digunakan untuk

pembelian bahan bakar dan pelumas tenaga listrik yang dibeli, alat-alat

tulis, onderdil, ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil alat produksi,

sewa gedung, dan mesin serta jasa lainnya. Sedangkan nilai output

merupakan nilai tenaga listrik yang dijual atau didistribusikan kepada para

pelanggan dan ditambah dengan pendapatan atau penerimaan dari

kegiatan jasa perusahaan.

Jumlah pelanggan listrik PLN di Kota Kendari tahun 2013 tercatat

sebanyak 86.613 pelanggan atau meningkat 12,88 persen dibandingkan

tahun sebelumnya. Sedangkan tenaga listrik yang terjual dan nilai

penjualannya masing-masing meningkat 15,71 persen dan 29,3 persen

dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis pelanggan listrik didominasi oleh

(22)

memberikan kontribusi terhadap penggunaan listrik di Kota Kendari lebih

besar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 56,08 persen.

Perusahaan Air Bersih adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas

dalam penampungan, penjernihan, dan penyaluran air baku atau air bersih

dari terminal air melalui saluran air, pipa atau mobil tangki (dalam satu

pengelolaan administrasi dengan kegiatan ekonomi) kepada rumah tangga,

perusahaan industri, atau pengguna komersial lainnya.

Konsep jumlah air bersih terjual, biaya input, maupun nilai output air

bersih sama dengan konsep pada listrik yang dipaparkan sebelumnya. Pada

tahun 2013, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari

menyerap tenaga kerja sebanyak 438 orang atau menurun sebesar 0,23

persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang terdiri dari 328 laki-laki

dan 110 orang perempuan. Volume air yang disalurkan selama tahun

2013 sebanyak 3.854.472 m³ atau meningkat 6,62 persen dibandingkan

tahun sebelumnya, dengan nilai penjualan sebesar 26,72 milyar rupiah.

4.9. Perdagangan

Kegiatan Perdagangan di Kota Kendari terdiri dari perdagangan

ekspor dan impor serta perdagangan antar pulau. Jenis barang yang

diperdagangkan meliputi berbagai komoditi dari hasil pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

4.9.1. Ekspor dan Impor

Sistem pencatatan statistik Ekspor dan Impor adalah “General Trade

dengan wilayah pencatatan meliputi seluruh wilayah kepabeanan Indonesia.

(23)

dan Cukai berdasarkan persetujuan muat/bongkar barang. Barang-barang

yang dikirim ke luar negeri untuk diolah dicatat sebagai ekspor, sedangkan

hasil olahan yang dikembalikan ke Indonesia dicatat sebagai impor.

Barang-barang luar negeri yang diolah di dalam negeri dicatat sebagai Barang-barang impor

meskipun barang olahan tersebut akan kembali ke luar negeri.

Kegiatan perdagangan antar pulau di Kota Kendari

memperdagangkan barang-barang yang berasal dari hasil bumi dan laut.

Hasil bumi meliputi barang-barang hasil tanaman pangan, perkebunan,

perikanan, peternakan, dan hasil hutan, sedangkan hasil laut meliputi ikan

dan hasil-hasil lainnya.

Nilai impor pada pelabuhan bongkar Kota Kendari pada tahun

2013, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai impor tahun

2012 yang mengalami pertumbuhan sebesar 474,79 persen. Sedangkan

ekspor terbesar adalah pada komoditas bijih logam, terak, dan abu

sebesar 18.016.844.740 Kg dengan nilai sebesar 438.668.253 US$.

4.9.2. Sarana Perdagangan

Kegiatan perdagangan ditunjang oleh sarana dan fasilitas

perdagangan. Semakin meningkat sarana perdagangan, mencerminkan

peningkatan kegiatan perekonomian. Sarana perdagangan dalam skala

besar biasanya memiliki badan hukum. Bila dilihat dari jumlah badan

hukum yang teregistrasi pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi Kota Kendari, terjadi penurunan sebesar 8,88 persen dibandingkan

tahun sebelumnya. Bila dilihat dari jenis badan hukumnya, badan hukum

(24)

signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu mencapai 8,92 persen.

Sementara itu badan usaha Perseroan Terbatas dan Persekutuan

Komanditer, masing-masing memiliki penurunan yang cukup signifikan juga

yaitu di atas 6 persen. Sedangkan usaha koperasi tumbuh sebesar 3,85

persen dibandingkan tahun sebelumnya.

4.10. Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata

4.10.1. Transportasi

Data panjang jalan negara, panjang jalan provinsi, dan panjang jalan

kota bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari. Jalan

merupakan prasarana yang dilalui angkutan darat dimana sangat

memegang peranan penting dalam memperlancar hubungan kegiatan

perekonomian baik antara satu kota dengan kota lainnya, ataupun

antara kota dengan desa serta antara desa dengan desa lainnya.

Kondisi jalan yang baik akan mempermudah mobilitas penduduk

dan memperlancar transportasi memindahkan barang dalam hubungan

kegiatan ekonomi dan sosial lainnya. Sebaliknya bilamana kondisi jalan

kurang baik maka penduduk akan mendapat kesulitan dalam hubungan

kegiatan ekonomi maupun aktifitas lainnya. Pada tahun 2013, untuk

panjang jalan kota Kendari, terdapat 46,67 persen dalam kondisi baik,

23,63 persen kondisi sedang, 24,55 persen dalam kondisi rusak, dan 5,16

persen lainnya dalam kondisi rusak berat.

Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

oleh peralatan teknik yang ada pada kendaraan tersebut, biasanya

(25)

Kendaraan bermotor yang dicatat adalah semua jenis kendaraan kecuali

kendaraan bermotor TNI/Polri.

Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang

dilengkapi dengan tempat duduk untuk sebanyak-banyaknya delapan

orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik dilengkapi

atau tidak dilengkapi bagasi.

Mobil bis adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan

tempat duduk untuk lebih dari delapan orang, tidak termasuk tempat duduk

untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.

Mobil truk adalah setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk

angkutan barang, selain mobil penumpang, mobil bis, dan kendaraan

bermotor roda dua

Sumber data transportasi berasal dari masing-masing instansi

terkait, dikumpulkan setiap bulan. Kunjungan kapal adalah kapal

yangdatang di pelabuhan baik untuk berlabuh di perairan maupun

bersandar di dermaga. Pada tahun 2013, di Kota Kendari terdapat

17.311 kendaraan bermotor yang telah diregistrasi oleh kepolisian daerah.

4.10.2. Komunikasi

Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan atau

penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat,

tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optic, radio atau

sistem elektromagnetik lainnya. Public Switched Telephone Network

(PSTN) adalah jaringan telepon tetap dengan kabel. PSTN secara umum

(26)

Produksi pulsa lokal adalah pulsa hasil pembicaraan antara para

pengguna berbayar dalam wilayah dengan kode area sama.

Pembangunan sektor Pos dan Giro diarahkan untuk memperlancar

pelayanan arus informasi ke seluruh penjuru tanah air. Kantor pos adalah

pemberi pelayanan pengiriman barang, uang, dsb, dari suatu tempat ke

tempat yang lain. Pengguna pelayanan biasanya diharuskan menempel

perangko yang cukup pada sampul surat, kartu pos, pos wesel warkat

pos, paket, dan sebagainya.

Pada tahun 2013, terjadi penurunan signifikan jumlah

barang-barang pos yang dikirim sebesar 21,18 persen dibandingkan tahun

sebelumnya. Namun jumlah barang- barang pos yang diterima mengalami

peningkatan sebesar 2.448,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

4.11. Gambaran Khusus Mengenai Pariwisata di Kota Kendari

Wisatawan mancanegara adalah setiap pengunjung yang

mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu

atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di

tempat yang dikunjungi dan lamanya kunjungan tersebut tidak lebih

dari satu tahun (12 bulan). Wisatawan (turis) secara umum yaitu setiap

pengunjung yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari

satu tahun di tempat yang dikunjungi, dengan maksud antara lain:

berlibur, rekreasi, olahraga, bisnis, menghadiri pertemuan, studi, dan

kunjungan dengan alasan kesehatan.

Perkembangan fasilitas akomodasi hotel dalam satu wilayah,

(27)

ekonomi secara luas. Ketersediaan fasilitas akomodasi hotel yang semakin

memadai, akan mendorong aktivitas sektor perdagangan, sektor angkutan,

kepariwisataan serta berbagai sektor ekonomi yang lain. Akomodasi

merupakan suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau

sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dan setiap orang

dapat menginap, makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya

dengan pembayaran.

Hotel berbintang yaitu hotel yang telah memenuhi persyaratan

yang telah ditentukan seperti persyaratan fisik, bentuk pelayanan yang

diberikan, kualifikasi tenaga kerja, jumlah kamar dan lainnya. Hotel

tidak berbintang yaitu hotel yang tidak memenuhi persyaratan yang

telah ditentukan.

Tingkat penghunian kamar hotel adalah persentase banyaknya

malam kamar yang dihuni terhadap banyaknya malam kamar yang

tersedia dikalikan 100 persen. Tingkat hunian kamar hotel bintang

pada tahun 2013 tertinggi pada bulan Juni (64,60%) dan terendah pada

bulan Agustus (42,23%) Rata-rata lamanya tamu menginap adalah hasil

bagi antara banyaknya malam tempat tidur yang terpakai dengan

banykanya tamu yang menginap di hotel dan akomodasi lainnya. Rata-rata

lama tamu menginap pada tahun 2013 di kota Kendari adalah 1-2 malam

(28)

4.12. Dinas Pengelola Pariwisata di Kota Kendari

4.12.1. Kedudukan

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif

berkedudukan sebagai Satuan Perangkat Daerah merupakan unsur

pelaksana tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab pemerintah

daerah di bidang Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif.

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh

seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepala Walikota melalui Sekretaris Daerah.

4.12.2. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan

Ekonomi Kreatif teridiri atas :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat yang terdiri dari :

1. Sub bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Perencanaan, Pelaporan dan Keuangan

c. Bidang Pemuda dan Olahraga yang terdiri dari :

1. Seksi Kepemudaan

2. Seksi Keolahragaan

d. Bidang Pariwisata yang terdiri dari :

1. Seksi Sarana dan Objek Daya Tarik Wisata

2. Seksi Promosi Wisata

(29)

2. Seksi Media,. Desain dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

f. Unit Pelaksana Teknis Daerah

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan struktur organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan

Ekonomi Kreatif lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kota Kendari

Sumber : Perwali Kota Kendari Nomor 64 Tahun 2013

(30)

4.12.3. Tugas Pokok Dan Fungsi

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif

mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan

kewenangan desentralisasi dibidang pemuda, olahraga, pariwisata dan

ekonomi kreatif.

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok tersebut maka Kepala Dinas

Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan

fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kepemudaan, olahraga,

pariwisata, dan ekonomi kreatif.

b. Pembinaan penyelenggaraan di bidang kegiatan kepemudaan,

olahraga, pariwisata, dan ekonomi kreatif

c. Pengendalian dan mengkoordinasikan kegiatan kepemudaan,

olahraga, pariwisata, dan ekonomi kreatif

d. Penetapan kebijakan dalam pengembangan, penerapan standarisasi,

pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata dan ekonomi

kreatif.

e. Pengembangan jaringan dan system informasi bidang kegiatan di

kepemudaan, olahraga, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

f. Pemberian rekomendasi perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum

g. Pembinaan UPTD dan tenaga fungsional lingkup Dinas Pemuda,

(31)

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan tugas dang fungsinya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

2. Bidang Pariwisata

Bidang Pariwisata mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas

melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang pariwisata. Bidang

Pariwisata dipimpin oelh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepala Kepala Dinas melalui Sekretaris.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Kepala Bidang Pariwisata

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengembangan sarana dan objek

daya tarik wisata, dan promosi wisata.

b. Pelaksanaan kebijakan teknis pengembangan sarana dan objek daya

tarik wisata, dan promosi wisata.

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dibidang produk

wisata, usaha pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan standarisasi

pariwisata.

d. Pelaksanaan kerja sama internasional pengembangan destinasi

pariwisata skala kabupaten, serta pemberian izin usaha pariwisata.

e. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata.

f. Penyelenggaraan promosi dibidang kepariwisataan.

g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

(32)

Selanjutnya dalam menjabarkan pelaksanaan tugas dan fungsi

Bidang Pariwisata memiliki dua Seksi yang masing-masing dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepala

Kepala Bidang Pariwisata, yang terdiri dari :

1. Seksi Sarana dan Objek Daya Tarik Wisata

2. Seksi Promosi

.Seksi Sarana dan Objek Daya Tarik Wisata mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang melaksanakan penjabaran kebijakan teknis

dibidang Sarana dan Objek Daya Tarik Wisata.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Seksi

Sarana dan Objek Daya Tarik Wisata menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengembangan sarana dan objek

daya tarik wisata.

b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengembangan sarana dan objek

daya tarik wisata.

c. Pelaksanaan kebijakan penyusunan norma, standar prosedur dan

criteria dibidang produk pariwisata, usaha pariwisata, pemberdayaan

masyarakat dan standarisasi pariwisata,

d. Pelaksanaan kerjasama bidang pengembangan sarana dan objek daya

tarik wisata.

e. Pengkoordinasian pelaksanaan rencana pembinaan dan rencana

kegiatan operasional urusan pemerintahan daerah bidang

pengembangan sarana dan objek daya tarik wisata. Terhadap

(33)

f. Melaksanakan verifikasi pemberian izin usaha pariwisata.

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata

h. Pelaksanaan pembuatan laporan pertanggung jawaban urusan

pemerintah bidang pengembangan sarana dan objek daya tarik wisata.

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

Seksi promosi wisata mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

melaksanakan penjabaran kebijakan teknis dibidang promosi wisata.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut maka Kepala

Seksi promosi wisata menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang penyelenggaraan promosi wisata.

b. Pelaksanaan kebijakan teknis penyelenggaraan promosi wisata.

c. Pelaksanaan pengembangan system informasi pemasaran pariwisata,

d. Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline

pariwisata skala kabupaten/kota.

e. Pengkoordinasian pelaksanaan rencana pembinaan dan rencana

kegiatan operasional urusan pemerintahan daerah bidang promosi

wisata terhadap satuan-satuan kerja yang terkait.

f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan bimbingan

penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang promosi

wisata

g. Pelaksanaan evaluasi dan pembuatan laporan pertanggungjawaban

(34)

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

3. Bidang Ekonomi Kreatif

Bidang Ekonomi Kreatif mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Dinas melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang Ekonomi

Kreatif. Bidang Ekonomi Kreatif dipimpin oelh seorang Kepala Bidang yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepala Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Kepala Bidang

Ekonomi Kreatif menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang ekonomi kreatif

berbasis seni dan budaya serta media, desain, dan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

b. Pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang ekonomi kreatif

berbasis seni dan budaya serta media, desain, dan ilmu pengetahuan

dan teknologi

c. Pemberian bimbingan teknis penyelenggaraan seni dan budaya serta

media, desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Pengembangan karya kreatifitas seni dan budaya serta media, desain,

dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

e. Penylenggaraan pameran ekonomi kreatif, festival seni, pesta budaya

dalam dan luar daerah

(35)

g. Kerjasama dan fasilitasi kegiatan ekonomi kreatif dengan perangkat

daerah terkait dan atau antar lembaga lainnya,

h. Pengkoordinasian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

ekonomi kreatif

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas,

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana uraian diatas maka

Bidang Ekonomi Kreatif dibantu membawahkan :

a. Seksi Seni dan Budaya

b. Seksi Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Seksi sebagaimana dimaksud diatas masing-masing dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepala

Kepala Bidang Ekonomi Keratif.

Seksi Seni dan Budaya mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

melaksanakan penjabaran kebijakan teknis ekonomi kretaif berbasis seni

dan budaya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Seksi

Seni dan Budaya menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya.

b. Pelaksanaan kebijakan teknis ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya

c. Pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan seni dan budaya

d. Pelaksanaan pengembangan karya kreatifitas industri perfilman, seni

(36)

e. Pelaksanaan pemasaran dan pameran ekonomi kreatif, festival seni

dan pesta budaya.

f. Pelaksanaan tata kelola dan kelembagaan ekonomi kreatif berbasis

seni dan budaya.

g. Kerja sama dan fasilitasi kegiatan seni dan budaya dengan perangkat

daerah terkait dan atau antar lembaga lainnya.

h. Melaksanakan evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan ekonomi

kreatif berbasis seni dan budaya.

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

Seksi Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

mempunyai tugas membantu Kepala Bidang melaksanakan penjabaran

kebijakan teknis ekonomi kretaif berbasis media, desain, dan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Kepala Seksi Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis ekonomi kreatif berbasis media, desain,

dan ilmu pengetahuan dan teknologi..

b. Pelaksanaan kebijakan teknis ekonomi kreatif berbasis media, desain,

dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan ekonomi kreatif

(37)

d. Pelaksanaan pengembangan karya kreatifitas industri media, desain

dan arsitektur.

e. Pelaksanaan pemasaran dan pameran ekonomi kreatif berbasis media,

desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi

f. Pelaksanaan tata kelola dan kelembagaan ekonomi kreatif berbasis

media, desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi

g. Kerja sama dan fasilitasi kegiatan ekonomi kreatif berbasis media,

desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan perangkat daerah

terkait dan atau antar lembaga lainnya.

h. Melaksanakan evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan ekonomi

kreatif berbasis media, desain, dan ilmu pengetahuan dan teknologi

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas..

4.12.4. Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala

Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan

Fungsional serta Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas wajib menerapkan

prinsip koordinasi, sinkronisasi dan integritas baik secara vertical maupun

horizontal sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala

Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional serta Kepala Unit Pelaksana

Teknis Dinas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan

Gambar

Tabel 4.1Luas Wilayah Kota Kendari menurut Kecamatan, 2013
Tabel 4.3Persebaran Penduduk Kota Kendari menurut
Tabel 4.5

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, Peran masjid dalam pengembangan pendidikan agama berwawasan multikultural di Masjid Raya Darussalam dan Masjid Islamic Center Samarinda Kalimantan Timur

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

panjang tanpa sokongan samping. Gelagar boks dapat dilihat pada Gambar 2.3.. Gelagar ini ada 2 macam yaitu hibrida dan nonhibrida. Gelagar hibrida dibuat dengan menggabungkan

Setelah terbentuk Analysis Services Project, lanjutkan dengan membuat Data Source, fungsi Data Source adalah sebagai sumber data yang akan digunakan untuk melakukan analisis

Menyatakan Pasal 15 beserta lampiran huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 itu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya, sepanjang tidak

Bahan yang digunakan adalah 65 ekor ikan Guppy (Poecilia reticulata), yang merupakan sebagai objek yang akan diamati, berukuran kecil dengan panjang ± 5 cm; air

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,