• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU LAHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU LAHIR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU

LAHIR NORMAL

LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL 1. DEFINISI

BBLN ”Bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan BBL 2500 – 4000 gram”.

(Asuhan Kesehatan anak dalam konteks keluarga, DepKes RI, 1993)

Asuhan Bayi Baru Lahir Normal ”Asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam

e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian menurun -120x/menit.

f. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x.menit, kemudian menurun kira-kira

40x/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix

caseosa.

h. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

i. Genetalia : ♀ : Labia mayora sudah menutupi labia minora.♂ : Testis sudah turun

j. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

k. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

l. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan

menggenggam.

m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna

hitam kecoklatan.

3. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR

Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari metabolisme asam lemak.

Perubahan Suhu Tubuh

Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu, akibatnya metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga.

Perubahan Pernafasan

Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari plasenta, setelah lahir melalui paru-paru bayi.Perubahan Sirkulasi

Dengan berkembangnya paru tekanan O2 meningkat CO2 menurun mengakibatkan

resistensi pembu;uh darah sehingga aliran darah meningkat, hal ini menyebabkan darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru puctus arterosus menutup.

(2)

Perubahan alat pencernaan, hati ginjal mulai berfungsi.

4. PENATALAKSANAAN

Segera setelah melahirkan bayi

a. sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan handuk diatas perut ibu.

b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah bayi.

Untuk mencegah jalan udaranya terhalang. c. Klem dipotong tali pusat.

- Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pengkal pusat

bayi.

- Mempertahankan tali pusat diantara kedua kklem sambil melindungi bayi dari gunting dengan

tangan kiri anda.

- Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Mengganti sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Memotong tali pusat dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi.

- Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada perdarahan, lakukan pengikatan ulang

yang lebih hanyat.

d. Jagalah agar bayi tetap hangat

- Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu.

- Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala yang telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

e. Kontak dini dengan ibu.

- Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan. - Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.

f. Pernafasan

Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit. g. Perawatan mata

Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia.

h. Pemeriksaan fisik bayi

Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.

Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan sarung tangan dan bertindak

lembut pada saat menangani bayi.

Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara

sistematis menuju jari kaki.

Menulis hasil pengamatan.

Pemeriksaan fisik bayi

Kepala : Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak, terdapat cephal hematoma. Telinga : Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.

: Tanda-tanda infeksi yakni Pus.

Hidung dan Mulut : Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.

: Ada pembengkakan/ tidak

: Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung, putingnya menonjol/ tidak/ Bahu, lengan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.

(3)

Jenis kelamin

♂ : Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung letak lubang ini. ♀ : Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.

Tungkai dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.

Punggung dan anus : Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/ tidak, ada anus/ tidak, berlubang/ tidak. : Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.

Sistem syaraf : Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan suara keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan. i. Identifikasi bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan.

- Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus tidak mudah melukai, tidak

mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

- Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi, ibunya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.

- Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor

identifikasi.

j. Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat rekam medis.

5. PERAWATAN LAIN-LAIN

a. Lakukan perawatan tali pusat.

b. Dalam waktu 24 jam berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.

c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, dan beri tahu orang tua agar merujuk bayi

untuk perawatan lebih lanjut. d. Ajarkan cara merawat bayi :

- Memberi ASI sesuai dengan kebutujan setiap 2-3 jam mulai dari hari pertama.

- Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengganti popok dan selimut

sesuai dengan keperluan.

- Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan sehat. - Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.

- Mengawasi masalah dan kesulitan pada bayi dan mintalah bantuan jika perlu. - Menjaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi.

- Mengukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit dan menyusu kurang baik.

6. TANDA-TANDA BAHAYA YANG HARUS DI WASPADAI PADA BBL

Pernafasan Sulit/ lebih dari 60 kali per menit.

Kehangatan Terlalu panas (> 38C/ terlalu dingin < 36C)

Warna Kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru/ pucat, memar.

Pemberian makan Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.

Infeksi Suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan/ nanah, bau busuk, pernafasan sulit.

Tinja/ kemih Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir/ darah

pada tinja.

Aktivitas Menggigil/ tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemah, mudah

mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus. DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono, Prawirohardjo. 2000. ilmu kebidanan. Jakarta: 2002.

2. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Depkes RI: 1993.

(4)

Laporan Pendahuluan BBL

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR I. PENGERTIAN BBL

a) BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat

badan 2500-4000 gram.(Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)

b) BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir dan dapat

hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik.(Asuhan Persalinan Normal, 2003) c) BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga

kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000) d) BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 – 4000 gram.(Depkes, RI 1998,

hal. 93)

II. CIRI – CIRI BBL NORMAL

1) Berat badan : 2500 – 4000 gram

2) Panjang badan : 48 – 52 cm

3) Lingkar dada : 30 – 35 cm

4) Lingkar kepala : 33 – 35 cm

5) Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit, kemudian menurun 120 – 140

x/menit.

6) Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit

7) Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks

caseosa.

8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas

10) Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup

11) Reflek – reflek pada bayi normal

12) Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium coklat

kehitaman.

III. PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL NORMAL

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :

1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

a. Perkembangan Paru-paru

(5)

sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.

2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.

3). Penimbunan karbondioksida (CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

4). Perubahan suhu

Keadaan dingin akan merangsang pernapasan. c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : 1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

d. Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2. Perubahan pada sistem peredaran darah

Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar : a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.

(6)

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.

Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan Sirkulasi Darah Fetus dan Bayi a. sirkulasi darah fetus

1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus :

a) Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar.

b) Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

c) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra.

d) Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens.

e) Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.

2) Sistem sirkulasi fetus

a)Vena umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior b)Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

(7)

d) Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi.

e) Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam ventriculus dexter.

f) Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit

g) Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior h) Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal

Perubahan pada saat lahir

1). Penghentian pasokan darah dari plasenta

2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru 3). Penutupan foramen ovale

4). Fibrosis

a). Vena umbilicalis b). Ductus venosus c). Arteriae hypogastrica d). Ductus arteriosus

3. Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih rendah. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.

4. Metabolisme Glukosa

(8)

kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :

a. melalui penggunaan ASI

b. melalui penggunaan cadangan glikogen

c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

5. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

6. Sistem kekebalan tubuh/ imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami: perlindungan oleh kulit membran mukosa,fungsijaringan saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus,perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing.

IV. KEADAAN YANG HARUS DIWASPADAI SELAMA BAYI DIRAWAT

a. Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik,

(9)

b. Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di tempat

yang lebih panas.

c. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan

turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan yang masuk belum cukup pada hari ke 4 berat badan naik lagi.

d. Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung dari

jenis susu yang diminumnya.

e. Air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.

f. Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus, syanosis /

perdarahan pada kulit.

g. Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue, nafas

cuping hidung, retraksi.

h. Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah muntahan untuk

mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan pemberian susu, alergi terhadap susu / gangguan saluran pernafasan.

V.PENATALAKSANAAN AWAL BBL NORMAL

1. Membersihkan Jalan Lahir

2. Memotong dan merawat tali pusat

3. Mempertahankan suhu tubuh

4. Memberikan Vitamin K1 dan profilaksis / Salep mata

5. Pencegahan infeksi dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan

sesudah memegang bayi.

(10)

Penanganan Gangguan Tidur

Technorati Tags: gangguan tidur,terapi gangguan tidur,penanganan gangguan tidur

Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

Tanpa menggunakan obat-obatan (terapi non farmakologi) dan menggunakan obat-obatan (terapi farmakologi)

Terapi non farmakologi

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan obat-obat-obatan dapat

memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain

1. terapi relaksasi

Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.

2. terapi tidur yang bersih,

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.

3. terapi pengaturan tidur,

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama

sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya

4. terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang

menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri

5.Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

(11)

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain :

1. Golongan obat hipnotik

2, Golongan obat antidepresan

3. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

4. Golongan obat antihistamin.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan hubungan antara bayi berat badan lahir ringan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir yang dilakukan penelitian pada 87 responden di Rumah

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 Minggu (Isti Maemunah, 2005) Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan lahir

Kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir?.  Asfiksia menyebabkan sekitar

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang BB &lt; 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram)..

Jenis persalinan tidak normal, ketuban pecah dini, anemia dan jarak kehamilan &lt; 2 tahun merupakan faktor resiko kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.. Kata kunci :

Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir adalah suatu anemia normositik normokromik pada bayi positif-Rh yang lahir dari ibu negatif –Rh yang sebelumnya

Continuity of care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan peladenan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta