• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN CIS DAN TRANS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBUATAN CIS DAN TRANS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN CIS DAN TRANS-KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT(III)

A. Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari pembuatan dan sifat-sifat

isomer cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III).

B. Landasan Teori

Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam

transisi dan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi

asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron.

Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam

transisi kekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H2O, NH3, CO, dan ion Cl- (Admon, 2009).

(2)

komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti

stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan di dalam lingkup valensi ang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat, yamh menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang dapat

membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat (Vogel, 1979).

Senyawa kompleks telah banyak dipelajari dan diteliti melalui suatu

tahapan-tahapan reaksi (mekanisme reaksi) dengan menggunakan ion-ion logam serta ligan yang berbeda-beda. Ligan memiliki kemampuan sebagai donor pasangan elektron sehingga dapat dibedakan atas ligan monodentat, bidentat,

tridentat dan polidentat.

Salah satu keistimewaan dari reaksi kompleks adalah reaksi pergantian

ligan melalui efek trans. Reaksi pergantian ligan ini terjadi dalam kompleks oktahedral dan segi empat. Ligan –ligan yang menyebabkan gugus yang letaknya

trans terhadapnya bersifat labil, dikatakan mempunyai efek trans yang kuat

(Rilyanti, et. al., 2008).

Bila enam ligan berkoordinasi dengan atom pusat, koordinasi oktahedral

(3)

dan untuk ligan khelat ∆-[M(A-A)3] dan Λ-[M(A-A)3] isomer optik, mungkin

terjadi. Struktur oktahedral menunjukkan distorsi tetragonal (D4h), rombik (D2h), trigonal (D3h) yang disebabkan efek elektronik atau sterik. Distorsi tetragonal [Cr(NH3)6]3+ oleh faktor elektronik adalah contoh khas efek Jahn-Teller.

Atom dengan koordinasi enam dapat berkoordinasi prisma trigonal. Walaupun koordinasi ini diamati di [Zr(CH3)6]2- atau [Re{S2C2(CF3)2}3], kompleks logam jarang berkoordinasi prisma trigonal karena koordinasi oktahedral secara sterik lebih natural. Walaupun demikian telah lama dikenal bahwa belerang di sekitar logam adalah prisma trigonal dalam padatan MoS2 dan WS2 ( Saito, 2009).

Ligan dapat dengan baik diklassifikasikan atas dasar banyaknya titik-lekat kepada ion logam. Begitulah, ligan-ligan sederhana, seperti ion-ion halida atau

(4)

pasanagan-elektron-menyendiri kepada logam. Namun, bila molekul atau ion ligan itu mempunyai dua

atom, yang masing-masing mempunyai satu pasangan elektron menyendiri, maka molekul itu mempunyai dua atom-penyumbang, dan adalah mungkin untuk membentuk dua ikatan-koordinasi dengan ion logam yang sama; ligan seperti ini

disebut bidentat dan sebagai contohnya dapatlah diperhatikan kompleks tris(etilenadiamina) kobalt(III), [Co(en)3]3+. Dalam kompleks oktahedral berkoordinat-6 (dari) kobalt(III), setiap molekul etilenadiamina bidentat terikat pada ion logam itu melalui pasangan elktron menyendiri dari kedua ataom nitrogennya. Ini menghasilkan terbentuknya tiga cincin beranggota-5, yang

(5)

C. Alat dan Bahan

1. Alat

 Gelas kimia 50 mL 2 buah dan 100 mL 1 buah

 Kaca arloji 2 buah

 Elektromantel

 Corong 2 buah

 Batang pengaduk

 Pipet tetes

 Neraca analitik

 Kertas saring 2. Bahan

 Asam oksalat (H2C2O4)

 Kalium dikromat (K2CrO4)

 Etanol

 Ammonia encer

(6)

D. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Isomer Cis-Kalium Dioksalatodiakuokromat(III)

0,1 gram kalium dikromat

- dimasukkan ke dalam gelas kimia - ditambahkan dengan 0,3 gram asam

oksalat

- dilarutkan dengan sedikit mungkin akuades dingin

kalium dikromat + asam oksalat + akuades dingin dalam gelas kimia

- ditutup dengan gelas arloji sementara reaksi berlangsung

- ditambahkan etanol

- diaduk sampai dihasilkan endapan - ditambahkan lagi etanol yang baru - disaring

kristal Filtrat

- di keringkan dengan pompa vakum - dites dengan larutan ammonia encer

(7)

2. Pembuatan Isomer Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat(III)

0,1 gram kalium dikromat

- dimasukkan ke dalam gelas kimia - ditambahkan dengan 0,3 gram asam

oksalat

- dilarutkan dengan sedikit mungkin akuades panas

kalium dikromat + asam oksalat + akuades panas dalam gelas

kimia

- ditutup dengan gelas arloji sementara reaksi berlangsung

- dites dengan larutan ammonia encer

(8)

E. Hasil Pengamatan

1) Pembuatan isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat Diketahui :

 Massa asam oksalat dihidrat = 0,3 gr

 BM asam oksalat = 90 g/mol

 Massa kalium kromat = 0,1 gram

 Berat kristal = 0 (tidak terbentuk kristal)

(9)

T : 0,00034 0,00102 0,00068

2) Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat

Diketahui :

 Berat kertas saring kosong = 1,17 gram

 Massa asam oksalat dihidrat = 0,3 gr

 BM asam oksalat = 90 g/mol

 Massa kalium kromat = 0,1 gram

 Berat kristal = 0 (tidak terbentuk kristal)

(10)

K2Cr2O7 → 2K+ + Cr2O7

2-0,00034 mol ≈ 2 x 2-0,00034 mol ≈ 2-0,00034 mol

 Mol H2C2O4 =

massa

Mr

=

0,3

g

90

g

/

mol

=

0

,

0033

mol

H2C2O4 → 2H+ + C2O4

2-0,0033 mol ≈ 2 x 2-0,0033 mol ≈ 2-0,0033 mol

Cr2O72- + 14H+ + 6e → 2Cr3+ + 7H2O x 1 C2O42- → 2CO2 + 2e x 3

Cr2O72- + 3 C2O42- + 14H+ → 2Cr3+ + 7H2O + 6CO2 M : 0,00034 0,0033

T : 0,00034 0,00102 0,00068

(11)

Cr3+ + 2 C2O42- + 2 H2O → [Cr(C2O4)2 (H2O)2] -M : 0,00068 0,00228

T : 0,00068 0,00136 0,00068

S : - 0,00092 0,00068

(12)

F. Pembahasan

Reaksi pengkompleksan dengan suatu ion logam, melibatkan penggantian satu molekul pelarut atau lebih yang terkoordinasi, dengan gugus-gugus

nukleofilik lain. Gugus-gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan:

M(H2O)n + L = M (H2O)(n-1) L + H2O

Disini ligan (L) dapat berupa sebuah molekul netral atau sebuah ion bermuatan, dengan penggantian molekul-molekul air berturut-turut selanjutnya

dapat terjadi, sampai terbentuk kompleks MLn; n adalah bilangan koordinasi dari

logam itu, dan menyatakan jumlah maksimum ligan monodentat yang dapat

terikat padanya. Salah satu keistimewaan dari reaksi kompleks adalah reaksi pergantian ligan melalui efek trans. Reaksi pergantian ligan ini terjadi dalam kompleks oktahedral dan segi empat. Ligan –ligan yang menyebabkan gugus

yang letaknya trans terhadapnya bersifat labil, dikatakan mempunyai efek trans

yang kuat.

Pada percobaan ini akan dilakukan pembuatan cis dan trans Kalium dioksalatodiakuokromat (III) dengan rumus molekul K[Cr(C2O4)2(H2O)2]. Kalium dioksalatodiakuokromat (III) adalah senyawa kompleks yang terbentuk antara

(13)

mengakibatkan gaya elektostatik colom. Pada ikatan ini ligan berfungsi sebagai

donor pasangan elektron.

Pada K[Cr(C2O4)2(H2O)2] bilangan koordinasinya adalah 6. Bilangan koordinasi merupakan bilangan yang menunjukkan jumlah ligan yang terikat pada

atom pusat dan dapat membentuk kompleks stabil dengan satu atom pusat yang dalam hal ini adalah 4 ligan oksalat dan 2 ligan air. Setiap bilangan koordinasi

menentukan bentuk geometri dari senyawa kompleks yang terbentuk. Bila enam ligan berkoordinasi dengan atom pusat, koordinasi oktahedral (Oh) yang paling stabil dan mayoritas kompleks memiliki struktur oktahedral. Khususnya, ada

sejumlah kompleks Cr3+ yang inert pada reaksi pertukaran ligan.

Pada tahap pertama pembuatan isomer cis dari senyawa kompleks kalium

dioksalatodiakuokromat (III) K[Cr(C2O4)2(H2O)2]. Isomer Cis adalah isomer geometri dimana 2 senyawa atau lebih terletak berdampingan. Pada pembuatan isomer cis dari senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III)

K[Cr(C2O4)2(H2O)2] yaitu dengan mereaksikan mereaksikan kalium kromat dan asam oksalat yang diteteskan dengan akuades dingin kemudian ditutup dengan

kaca arloji, reaksi yang berlangsung disertai dengan pelepasan uap air. Dengan reaksi :

K2Cr2O7 + 4H2C2O4 + 4H2O → 2K(Cr(C2O4)2(H2O)2 + 4H2

Pada saat penambahan etanol Endapan yang terbentuk pada pembuatan cis dari senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III)

(14)

direkristalisasi dengan etanol lagi. Pada pembuatan cis senyawa kompleks

dioksalatodiakuokromat (III) endapan yang diperoleh berwarna coklat kehitaman.

Setelah mendapatkan endapan hitam tersebut maka dilakukan pengujian

untuk mengetahui apakah senyawa yang dihasilkan merupakan senyawa cis kalium dioksalatodiaquokromat (III). Proses pengujiannya adalah dengan

menambahkan amoniak encer. Untuk endapan cis senyawa kompleks dioksalatodiakuokromat (III) ditetesi dengan amoniak encer akan berwarna hijua. Tapi pada percobaan ini pembuatan cis kalium dioksalatodiaquokromat (III)

endapan yang terbentuk tidak ada. Sehingga kristal yang terbentukpun tidak ada. Pada pengujian senyawa kompleks cis dioksalatodiaquokromat (III) menunjukan

hasil yang positif. Berikut adalah Struktur dari cis dioksalatodiakuokromat (III) yaitu :

Tahap kedua adalah pembuatan isomer trans dari senyawa kompleks

kalium dioksalatodiakuokromat (III) K[Cr(C2O4)2(H2O)2. Isomer trans dimana 2 senyawa atau lebih terletak bersebrangan. Pada pembuatan trans kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III) K[Cr(C2O4)2(H2O)2 tidak jauh berbeda dengan

(15)

pembuatan kompleks cis dioksalatodiakuokromat (III) K[Cr(C2O4)2(H2O)2. Pada

proses pembuatan cis senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III) ditambahkan air dingin sedangkan pada pembuatan trans senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III) ditambahkan air panas. Tetapi pada dasarnya pembuatan

kedua senyawa yang berbeda isomer ini adalah sama yaitu sama-sama mereaksikan kalium kromat dan asam oksalat serta ditambahkan aquades. Pada pembuatan trans

kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III) K[Cr(C2O4)2(H2O)2 juga tidak terbentuk endapan begitu juga dengan kristal. Pada pengujiann trans senyawa kompleks dioksalatodiakuokromat (III) ditetesi amoniak encer warna endapan harus

berwarna coklat . tapi untuk percobaan ini menghasilkan uji negatif. Berikut adalah Struktur dari trans dioksalatodiakuokromat (III) yaitu :

(16)

G. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dari percobaan ini maka dapat disimpulkan bahwa isomer cis dan trans dari senyawa kompleks dioksalatodiakuokromat (III) dapat dibedakan melalui uji dengan larutan amoniak encer, dimana isomer cis dari

senyawa kompleks dioksalatodiakuokromat (III) akan berwarna hijau bila ditetesi amoniak encer sedangkan isomer trans dari senyawa kompleks

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Adom Andy, 2009, Kimia Trasnsisi Periode Keempat, http://andykimia03.wordpress.com, Diakses Pada Tanggal 5 Mei 2010.

Firdaus Ikshan, 2009, Beberapa Hal Penting Mengenai Senyawa Kompleks, http://www.chem-is-try.org, Diakses Pada Tanggal 5 Mei 2010.

Rilyanti, et ,al., 2008. Sintesis Senyawa Kompleks cis-[Co(Bipi)2(CN)2] dan Uji

Interaksinya dengan Gas NO2 Menggunakan Metoda Spektrofotometri uv-vis

dan ir. Jurnal Senyawa Kompleks. 552-553.

Saito Taro, 2009, Bilangan Koordinasi Dan Struktur, http://www.chem-is-try.org, Diakses Pada Tanggal 5 Mei 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah bilangan koordinasi atau jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat baik pada kulit solvasi pertama maupun pada kulit solvasi kedua serta persentase kemungkinan

Berdasarkan analisis dengan mekanika bilangan koordinasi atau jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat baik pada kulit solvasi pertama maupun pada kulit solvasi

Berdasarkan analisis dengan mekanika bilangan koordinasi atau jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat baik pada kulit solvasi pertama maupun pada kulit solvasi

• Untuk ligan dan atom pusat yang sama, nilai Δ lebih tinggi untuk atom pusat dengan tingkat oksidasi yang lebih tinggi... Urutan nilai Δ untuk kompleks

Jumlah ligan atau bilangan koordinasi pada sistem solvasi ion Mn 2+ dengan atom oksigen dan hidrogen dalam molekul air dengan menggunakan mekanika molekul MM2bd

Ligan dari suatu ion kompleks dapat berupa molekul netral atau anion yang mempunyai pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan koordinasi dengan atom

Berdasarkan hasil pengamatan disimpulkan bahwa senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III) dapat dibuat dengan mereaksikan antara kalium dikromat dengan

Senyawa koordinasi merupakan senyawa yang tersusun atas atom pusat dan Senyawa koordinasi merupakan senyawa yang tersusun atas atom pusat dan ligan (sejumlah anion atau molekul